Karakteristik Kegemukan pada Anak Sekolah dan Remaja di Medan dan Jakarta Selatan

KARAKTERISTIK KEGEMUKAN PADA ANAK SEKOLAH
DAN REMAJA DI MEDAN DAN JAKARTA SELATAN

RADITA DWISEPTIANI ADININGRUM

PROGRAM STUDI GIZI MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008

RINGKASAN
RADITA DWISEPTIANI ADININGRUM. Karakteristik Kegemukan pada Anak
Sekolah dan Remaja di Medan dan Jakarta Selatan. Di bawah bimbingan HADI
RIYADI.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mempelajari karakteristik
kegemukan pada anak sekolah dan remaja di Medan dan Jakarta Selatan.
Adapun tujuan khususnya adalah (1) mengidentifikasi karakteristik anak sekolah
dan remaja di Medan dan Jakarta Selatan (2) mengidentifikasi karakteristik sosial
ekonomi keluarga pada anak sekolah dan remaja (3) mempelajari persepsi anak
sekolah dan remaja tentang body image (4) mempelajari kebiasaan makan,
aktivitas fisik, dan gaya hidup anak sekolah dan remaja (5) menganalisis

hubungan antara karakteristik contoh, karaktersitik sosial ekonomi keluarga
contoh, persepsi tubuh, kebiasaan makan, aktivitas fisik, dan gaya hidup contoh
dengan kejadian overweight dan obesitas di Medan dan Jakarta Selatan (6)
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian overweight dan obesitas
pada anak sekolah dan remaja di Medan dan Jakarta Selatan.
Penelitian ini menggunakan disain cross sectional study. Jenis data
adalah data sekunder, yaitu data Penelitian Status Gizi Anak Sekolah dan
Remaja di 10 Kota Besar di Indonesia oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan
Gizi dan Makanan serta Direktorat Bina Gizi Masyarakat Departemen Kesehatan
RI tahun 2005. Penelitian dilakukan pada bulan November dan Desember 2005.
Jumlah populasi adalah 2849 contoh, terbagi menjadi 1430 contoh di Medan dan
1419 contoh di Jakarta Selatan. Data kemudian dihitung status gizinya
menggunakan standar WHO 2007, lalu diolah dan dianalisis menggunakan
Microsoft Excel 2007 dan SPSS versi 13.0 for windows. Data dianalisis secara
univariat menggunakan crosstabs dan distribusi frekuensi. Metode chi square
digunakan untuk mengetahui hubungan bivariat, sedangkan untuk hubungan
multivariat menggunakan multiple logistic regression.
Prevalensi contoh yang mengalami kegemukan di Medan adalah
sebanyak 3.1% dengan proporsi terbesar terdapat pada contoh laki-laki dan
pada tingkatan SMA, sedangkan di Jakarta Selatan sebanyak 7.1% dengan

proporsi terbesar pada contoh laki-laki dan pada tingkatan SD. Karakteristik
sosial ekonomi keluarga contoh yang mengalami kegemukan secara umum
adalah memiliki ibu berpendidikan SLTA, berasal dari keluarga besar (=4),
memiliki motor, tidak memiliki mobil, ayah berpendidikan SLTA di Medan dan
SLTP ke bawah di Jakarta Selatan, ibu tidak bekerja/tidak tetap di Medan dan
dagang/swasta/wiraswasta
di
Jakarta
Selatan,
ayah
bekerja
dagang/swasta/wiraswasta di Medan dan PNS/TNI/POLRI di Jakarta Selatan.
Secara umum contoh di Medan menganggap dirinya tidak gemuk,
sedangkan di Jakarta Selatan berpendapat dirinya gemuk. Secara umum
aktivitas fisik contoh yang berada di Medan maupun Jakarta Selatan masih
kurang, terutama pada kegiatan olahraga dan melakukan pekerjaan rumah
tangga, sementara kegiatan menonton TV yang menunjukkan sedentary life lebih
sering dilakukan.
Secara umum contoh yang mengalami kegemukan di Medan dan Jakarta
Selatan terbiasa sarapan dan makan malam bersama keluarga. Frekuensi

konsumsi fast food, soft drink, dan makanan berlemak pun tidak terlalu sering.
Contoh juga terbiasa ngemil dan menyukai makanan ringan sebagai jenis

camilan, menyukai jajan, serta tidak merokok dan tidak minum minuman
beralkohol.
Tidak ada hubungan yang signifikan (P>0.05) antara jenis kelamin contoh
dengan kejadian kegemukan di Medan, tetapi terdapat hubungan di Jakarta
Selatan. Terdapat hubungan yang signifikan (P