CIRI DAN KARAKTERISTIK ANAK REMAJA DEWAS

CIRI/KARAKTERISTIK ANAK/REMAJA DAN PEMUDA/DEWASA
Karakteristik Anak-Anak
11 Desember 2009
Arya Utama
Tinggalkan komentar
Go to comments
Pola asuh anak dalam keluarga sangat berpengaruh dalam segala aspek perkembangan anak
termasuk dalam beberapa kecerdasan anak, beberapa acuan sederhana kecakapan intrapersonal
yang dapat digunakan untuk mengukur kesiapan anak memasuki sekolah dasar menurut
Tembong (2006):
Anak sudah mampu mengurus diri sendiri, antara lain dalam hal buang air kecil dan buang air
besar.
Anak sudah mampu melaksanakan aktivitas-aktivitas tertentu dengan inisiatifnya sendiri,
misalnya bangun, mandi, dan makan tanpa harus disuruh-suruh atau di kejar-kejar untuk
melaksanakan urutan tugas-tugas tersebut agar tidak terlambat sekolah.
Anak sudah memiliki inisiatif sendiri untuk belajar dan segera

mengerjakan dan

menyelesaikan tugas-tugas tersebut.
Anak sudah memiliki kesadaran bahwa untuk dapat memahami dan mendalami suatu ilmu atau

kecakapan, harus belajar dengan benar.
Anak sudah mampu mengelola dan mengendalikan serta mengelola emosinya secara tepat guna
(appropriate) dan konstruktif, bukan secara destruktif (mengamuk, membanting, memukul,
berguling-guling dan sebagainya).
Beberapa aspek-aspek diatas mau tidak mau harus dimiliki oleh anak, guna kesuksesan
belajarnya. Menurut Tembong, melalui proses pembelajaran yang benar, baik di rumah, di
sekolah, maupun dilingkungan pengembangan lainnya, di akhir masa sekolah dasar, diharapkan
anak memiliki (2006:148):
Need of Achiement (keinginan untuk berprestasi) yang cukup tinggi. Keinginan yang muncul
dari dirinya sendiri atau kebutuhan menjadi lebih baik dari hasil sebelumnya.
Need of competences (kompetensi) Keinginan atau kebutuhan untuk mampu menguasai
berbagai macam kecakapan yang diperlukan dalam perkembangan berikutnya.
Kemampuan mengelola dan mengungkapkan emosi-emosi nya secara lebih dewasa

Kemampuan untuk menentukan pilihan atas stimulus yang positif dan konstruktif.
Adapun beberapa tolak ukur keberhasilan yang cukup penting dan mendasar

dalam

perkembangan kecakapan interpersonal (Tembong, 2006:152):

Anak-anak mampu menjalin kerja sama dan kesetiaan persahabatan yang positif dengan teman
sebaya.
Anak-anak mampu memaafkan kesalahan orang lain dan meminta maaf bila mereka bersalah.
Anak-anak mampu beradaptasi dengan lingkungan sosial atau pertemanan baru.
Anak mampu mengidentifikasi peranan penting dirinya, baik didalam lingkungan keluarga,
sekolah maupun di kalangan teman-teman sebayanya.
http://ilmupsikologi.wordpress.com/2009/12/11/karakteristik-anak-anak/

KARAKTERISTIK REMAJA
By: Melly Latifah
(Updated on March 2010)
Department of Family & Consumer Sciences
Faculty of Human Ecology
Bogor Agriculture University
Periode remaja adalah masa transisi dari periode anak-anak ke periode dewasa. Periode ini
dianggap sebagai masa-masa yang amat penting dalam kehidupan seseorang khususnya dalam
pembentukan kepribadian individu.
Kebanyakan ahli memandang masa remaja harus dibagi dalam dua periode karena terdapat ciriciri perilaku yang cukup banyak berbeda dalam kedua (sub) periode tersebut. Pembagian ini
biasanya menjadi: periode remaja awal (early adolescence), yaitu berkisar antara umur 13
sampai 17 tahun; dan periode remaja akhir, yaitu 17 sampai 18tahun (atau umur dewasa menurut

hukum yang berlaku di suatu negara).
Secara umum, periode remaja merupakan klimaks dari periode-periode perkembangan
sebelumnya. Dalam periode ini apa yang diperoleh dalam masa-masa sebelumnya diuji dan

dibuktikan sehingga dalam periode selanjutnya individu telah mempunyai suatu pola pribadi
yang lebih mantap.
Pertumbuhan fisik dalam periode pubertas terus berlanjut sehingga mencapai kematangan pada
akhir periode remaja. Masalah-masalah sehubungan dengan perkembangan fisik pada periode
pubertas (malu, atau rendah diri, takut gemuk, pingin punya kumis dan lain-lain) masih
berlanjut, tetapi akhirnya mereda (Irwanto, dkk., 1989).
Ciri-ciri perilaku yang menonjol pada usia-usia ini terutama terlihat pada perilaku sosial. Dalam
masa-masa ini teman sebaya mempunyai arti yang amat penting. Mereka ikut dalam klub-klub,
klik-klik atau geng-geng sebaya yang perilaku dan nilai-nilai kolektifnya sangat mempengaruhi
perilaku serta nilai-nilai individu-individu yang menjadi anggotanya.
Inilah proses dimana individu membentuk pola perilaku dan nilai-nilai baru yang pada
gilirannya bisa menggantikan nilai-nilai serta pola perilaku yang dipelajarinya di rumah.
Remaja adalah seorang idealis, ia memandang dunianya seperti apa yang ia inginkan, bukan
sebagaimana adanya. Ia suka mimpi-mimpi yang sering membuatnya marah, cepat tersinggung
atau frustasi. Selain itu, oleh keluarga dan masyarakat ia dianggap sudah menginjak dewasa,
sehingga diberi tanggung jawab layaknya seorang yang sudah dewasa. Ia mulai memperhatikan

prestasi dalam segala hal, karena ini memberinya nilai tambah untuk kedudukan sosialnya di
antara teman sebaya maupun orang-orang dewasa.
Periode remaja adalah periode pemantapan identitas diri. Pengertiannya akan “siapa aku” yang
dipengaruhi oleh pandangan orang-orang sekitarnya serta pengalaman-pengalaman pribadinya
akan menentukan pola perilakunya sebagai orang dewasa.
Pemantapan identitas diri ini tidak selalu mulus, tetapi sering melalui proses yang panjang dan
bergejolak. Oleh karena itu, banyak ahli menamakan periode ini sebagai masa-masa storm and
stress.
Referensi :
Seifert, K.L. & Hoffnung, R.J. (1987). Child and Adolescent Development. Boston : Houghton
Mifflin Co.
http://www.tumbuh-kembang-anak.blogspot.com/2008/05/karakteristik-remaja.html

karakteristik remaja
Penulis : modis on Senin, 21 Januari 2013 | 01.45
Masa yang paling indah adalah masa remaja.
Masa yang paling menyedihkan adalah masa remaja.
Masa yang paling ingin dikenang adalah masa remaja.
Masa yang paling ingin dilupakan adalah masa remaja.
Remaja

Menurut Hurlock (1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks, dkk
(2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall (dalam Santrock,
2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan
para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja
sangat bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah remaja yang diperpanjang, dan
remaja yang diperpendek.
Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini sudah dikemukakan jauh
pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall.
Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu bahwa masa remaja merupakan masa badai dan
tekanan (storm and stress) sampai sekarang masih banyak dikutip orang.
Menurut Erickson masa remaja adalah masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas
diri. Gagasan Erickson ini dikuatkan oleh James Marcia yang menemukan bahwa ada empat
status identitas diri pada remaja yaitu identity diffusion/ confussion, moratorium, foreclosure,
dan identity achieved (Santrock, 2003, Papalia, dkk, 2001, Monks, dkk, 2000, Muss, 1988).
Karakteristik remaja yang sedang berproses untuk mencari identitas diri ini juga sering
menimbulkan masalah pada diri remaja.
Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai
permasalahan pada diri remaja, yaitu:
Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
Ketidakstabilan emosi.

Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.
Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan
orang tua.

Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
Senang bereksperimentasi.
Senang bereksplorasi.
Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.
Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahanperubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan
pencapaian (Fagan, 2006). Sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun
beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial.
Beberapa permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan dengan karakteristik
yang ada pada diri remaja. Berikut ini dirangkum beberapa permasalahan utama yang dialami
oleh remaja.
Permasalahan Fisik dan Kesehatan
Permasalahan akibat perubahan fisik banyak dirasakan oleh remaja awal ketika mereka
mengalami pubertas. Pada remaja yang sudah selesai masa pubertasnya (remaja tengah dan
akhir) permasalahan fisik yang terjadi berhubungan dengan ketidakpuasan/ keprihatinan mereka

terhadap keadaan fisik yang dimiliki yang biasanya tidak sesuai dengan fisik ideal yang
diinginkan. Mereka juga sering membandingkan fisiknya dengan fisik orang lain ataupun idolaidola mereka. Permasalahan fisik ini sering mengakibatkan mereka kurang percaya diri. Levine
& Smolak (2002) menyatakan bahwa 40-70% remaja perempuan merasakan ketidakpuasan pada
dua atau lebih dari bagian tubuhnya, khususnya pada bagian pinggul, pantat, perut dan paha.
Dalam sebuah penelitian survey pun ditemukan hampir 80% remaja ini mengalami
ketidakpuasan dengan kondisi fisiknya (Kostanski & Gullone, 1998). Ketidakpuasan akan diri
ini sangat erat kaitannya dengan distres emosi, pikiran yang berlebihan tentang penampilan,
depresi, rendahnya harga diri, onset merokok, dan perilaku makan yang maladaptiv (& Shaw,
2003; Stice & Whitenton, 2002). Lebih lanjut, ketidakpuasan akan body image ini dapat sebagai
pertanda awal munculnya gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia (Polivy & Herman,
1999; Thompson et al).
Dalam masalah kesehatan tidak banyak remaja yang mengalami sakit kronis. Problem yang
banyak terjadi adalah kurang tidur, gangguan makan, maupun penggunaan obat-obatan
terlarang. Beberapa kecelakaan, bahkan kematian pada remaja penyebab terbesar adalah
karakteristik mereka yang suka bereksperimentasi dan berskplorasi.
Permasalahan Alkohol dan Obat-Obatan Terlarang

Penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang akhir-akhir ini sudah sangat memprihatinkan.
Walaupun usaha untuk menghentikan sudah digalakkan tetapi kasus-kasus penggunaan narkoba
ini sepertinya tidak berkurang. Ada kekhasan mengapa remaja menggunakan narkoba/ napza

yang kemungkinan alasan mereka menggunakan berbeda dengan alasan yang terjadi pada orang
dewasa. Santrock (2003) menemukan beberapa alasan mengapa remaja mengkonsumsi narkoba
yaitu karena ingin tahu, untuk meningkatkan rasa percaya diri, solidaritas, adaptasi dengan
lingkungan, maupun untuk kompensasi.
Pengaruh sosial dan interpersonal: termasuk kurangnya kehangatan dari orang tua, supervisi,
kontrol dan dorongan. Penilaian negatif dari orang tua, ketegangan di rumah, perceraian dan
perpisahan orang tua.
Pengaruh budaya dan tata krama: memandang penggunaan alkohol dan obat-obatan sebagai
simbol penolakan atas standar konvensional, berorientasi pada tujuan jangka pendek dan
kepuasan hedonis, dll.
Pengaruh interpersonal: termasuk kepribadian yang temperamental, agresif, orang yang
memiliki lokus kontrol eksternal, rendahnya harga diri, kemampuan koping yang buruk, dll.
Cinta dan Hubungan Heteroseksual
Permasalahan Seksual
Hubungan Remaja dengan Kedua Orang Tua
Permasalahan Moral, Nilai, dan Agama
Lain halnya dengan pendapat Smith & Anderson (dalam Fagan,2006), menurutnya kebanyakan
remaja melakukan perilaku berisiko dianggap sebagai bagian dari proses perkembangan yang
normal. Perilaku berisiko yang paling sering dilakukan oleh remaja adalah penggunaan rokok,
alkohol dan narkoba (Rey, 2002). Tiga jenis pengaruh yang memungkinkan munculnya

penggunaan alkohol dan narkoba pada remaja:
Salah satu akibat dari berfungsinya hormon gonadotrofik yang diproduksi oleh kelenjar
hypothalamus adalah munculnya perasaan saling tertarik antara remaja pria dan wanita. Perasaan
tertarik ini bisa meningkat pada perasaan yang lebih tinggi yaitu cinta romantis (romantic love)
yaitu luapan hasrat kepada seseorang atau orang yang sering menyebutnya “jatuh cinta”.
Santrock (2003) mengatakan bahwa cinta romatis menandai kehidupan percintaan para remaja
dan juga merupakan hal yang penting bagi para siswa. Cinta romantis meliputi sekumpulan
emosi yang saling bercampur seperti rasa takut, marah, hasrat seksual, kesenangan dan rasa
cemburu. Tidak semua emosi ini positif. Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Bercheid
& Fei ditemukan bahwa cinta romantis merupakan salah satu penyebab seseorang mengalami
depresi dibandingkan dengan permasalahan dengan teman.

Tipe cinta yang lain adalah cinta kasih sayang (affectionate love) atau yang sering disebut cinta
kebersamaan yaitu saat muncul keinginan individu untuk memiliki individu lain secara dekat
dan mendalam, dan memberikan kasih sayang untuk orang tersebut. Cinta kasih sayang ini lebih
menandai masa percintaan orang dewasa daripada percintaan remaja.
Dengan telah matangnya organ-organ seksual pada remaja maka akan mengakibatkan
munculnya dorongan-dorongan seksual. Problem tentang seksual pada remaja adalah berkisar
masalah bagaimana mengendalikan dorongan seksual, konflik antara mana yang boleh dilakukan
dan mana yang tidak boleh dilakukan, adanya “ketidaknormalan” yang dialaminya berkaitan

dengan organ-organ reproduksinya, pelecehan seksual, homoseksual, kehamilan dan aborsi, dan
sebagainya (Santrock, 2003, Hurlock, 1991).
Diantara perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja yang dapat mempengaruhi
hubungan orang tua dengan remaja adalah : pubertas, penalaran logis yang berkembang,
pemikiran idealis yang meningkat, harapan yang tidak tercapai, perubahan di sekolah, teman
sebaya, persahabatan, pacaran, dan pergaulan menuju kebebasan.
Beberapa konflik yang biasa terjadi antara remaja dengan orang tua hanya berkisar masalah
kehidupan sehari-hari seperti jam pulang ke rumah, cara berpakaian, merapikan kamar tidur.
Konflik-konflik seperti ini jarang menimbulkan dilema utama dibandingkan dengan penggunaan
obat-obatan terlarang maupun kenakalan remaja.
Beberapa remaja juga mengeluhkan cara-cara orang tua memperlakukan mereka yang otoriter,
atau sikap-sikap orang tua yang terlalu kaku atau tidak memahami kepentingan remaja.
Akhir-akhir ini banyak orang tua maupun pendidik yang merasa khawatir bahwa anak-anak
mereka terutama remaja mengalami degradasi moral. Sementara remaja sendiri juga sering
dihadapkan pada dilema-dilema moral sehingga remaja merasa bingung terhadap keputusankeputusan moral yang harus diambilnya. Walaupun di dalam keluarga mereka sudah ditanamkan
nilai-nilai, tetapi remaja akan merasa bingung ketika menghadapi kenyataan ternyata nilai-nilai
tersebut sangat berbeda dengan nilai-nilai yang dihadapi bersama teman-temannya maupun di
lingkungan yang berbeda.
Pengawasan terhadap tingkah laku oleh orang dewasa sudah sulit dilakukan terhadap remaja
karena lingkungan remaja sudah sangat luas. Pengasahan terhadap hati nurani sebagai

pengendali internal perilaku remaja menjadi sangat penting agar remaja bisa mengendalikan
perilakunya sendiri ketika tidak ada orang tua maupun guru dan segera menyadari serta
memperbaiki diri ketika dia berbuat salah.
Dari beberapa bukti dan fakta tentang remaja, karakteristik dan permasalahan yang
menyertainya, semoga dapat menjadi wacana bagi orang tua untuk lebih memahami karakteristik

anak remaja mereka dan perubahan perilaku mereka. Perilaku mereka kini tentunya berbeda dari
masa kanak-kanak. Hal ini terkadang yang menjadi stressor tersendiri bagi orang tua. Oleh
karenanya, butuh tenaga dan kesabaran ekstra untuk benar-benar mempersiapkan remaja kita
kelak menghadapi masa dewasanya.
http://gayaremajaterkini.blogspot.com/2013/01/karakteristik-remaja.html

ORANG DEWASA

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ORANG DEWASA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai pemberi pelayanan keperawatan ,perawat memberikan pelayanan kesehatan semua
orang yang memiliki usia dan karakter yang berbeda sehingga dalam meraat kasus yang
samapun tindakan yang di berikan akan sangat berbeda karena setiap orang adalah unik,
sehingga seorang perawat dituntut untuk mengerti proses tumbuh kembang.
1.2 Rumusan Masalah
·

Apa definisi pertumbuhan dan perkembangan orang dewasa

·

Apa prinsip – prinsip tumbuh kembang

·

Apa faktor – faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang

·

Bagaimana tahap –tahap tumbuh kembang manusia dewasa muda,menengah,dan tua

·

Bagaimana teori – teori tumbuh kembang orang dewasa

BAB II
PEMBAHASAN
1.1 PERKEMBANGAN ORANG DEWASA
Karakteristik Perkembangan Orang Dewasa
1.

Perkembangan fungsi aspek-aspek fisik orang dewasa terus berjalan sesuai dengan jenis

pekerjaan, pendidikan dan latihan serta hobi-hobi aktivitas fisik. Usia dewasa merupakan usia
yang secara fisik sangat sehat, kuat, dan cekatan dengan tenaga yang cukup besar. Kekuatan dan
kesehatan ini sangat dipengaruhi oleh kemampuan ekonomi, kebiasaan hidup, kebiasaan makan,
dan pemeliharaan kesehatan.
2.

Kualitas kemampuan berpikir kelompok dewasa muda terus berkembang lebih meluas atau

komprehensif dan mendalam. Perkembangan ini tergantung pada pengetahuan dan informasi
yang dikuasai. Semakin tinggi dan luas ilmu pengetahuan, dan informasi yang dimiliki, semakin
tinggi kualitas kemampuan berpikir.
3.

Pada masa dewasa, berlangsung pengalaman moral. Melalui pengalaman moral, orang

dewasa mengubah pemikiran-pemikiran moral menjadi perbuatan moral.
4.

Bekerja untuk pengembangan karier merupakan tuntutan dan karakteristik utama dari masa

dewasa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang
1.Faktor genetik


faktor keturunan — masa konsepsi,



bersifat tetap atau tidak berubah sepanjang kehidupan,



menentukan beberapa karakteristik seperti jenis kelamin, ras, rambut, warna mata,

pertumbuhan fisik, sikap tubuh dan beberapa keunikan psikologis seperti temperamen,dan


Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara

positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.

2.Faktor eksternal / lingkungan


Mempengaruhi individu setiap hari mulai konsepsi sampai akhir hayatnya, dan sangat

menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan,


Faktor eksternal yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi

bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya.
a)

Keluarga

• Nilai, kepercayaan, adat istiadat, dan pola interaksi dan komunikasi.
• Fungsi : bertahan hidup, rasa aman, perkembangan emosi dan sosial, penjelasan mengenai
masyarakat dan dunia, dan membantu mempelajari peran dan perilaku.
b)

Kelompok teman sebaya

·

Lingkungan yang baru dan berbeda, memberi pola dan struktur yang berbeda dalam

interaksi dan komunikasi, dan memerlukan gaya perilaku yang berbeda.
·

Fungsi: belajar kesuksesan dan kegagalan, memvalidasi dan menantang pemikiran dan

perasaan, mendapatkan penerimaan, dukungan dan penolakan sebagai manusia unik yang
merupakan bagian dari keluarga; dan untuk mencapai tujuan kelompok dengan memenuhi
kebutuhan dan harapan.
c)

Pengalaman hidup

Pengalaman hidup dan proses pembelajaran membiarkan individu berkembang
dengan mengaplikasikan apa yang telah dipelajari.
Tahapan proses pembelajaran
– mengenali kebutuhan
– penguasaan ketrampilan
– menjalankan tugas
– integrasi ke dalam seluruh fungsi
– mengembangkan penampilan perilaku yang efektif.
d)

Kesehatan

·

Tingkat kesehatan respon individu terhadap lingkungan dan respon oranglain pada individu,

·

Kesehatan prenatal (sebelum bayi lahir) mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

dari fetal (janin),Nutrisi adekuat ,
·

Keseimbangan antara istirahat, tidur dan olahraga,

·

Kondisi sakit

— ketidakmampuan untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan
—tumbuh kembang terganggu,

e)

Lingkungan tempat tinggal : Musim, iklim, kehidupan sehari-hari dan status sosial

ekonomi
A.

Perbedaan individual Orang Dewasa

1.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan individual orang dewasa adalah faktor

lingkungan, pembawaan dan pengalaman.
2.

Unsur-unsur perbedaan individu yang disebabkan oleh perbedaan lingkungan dan

pembawaan adalah perbedaan dalam minat, kepribadian, dan kecakapan (kecerdasan).
3.

Penerimaan orang dewasa terhadap pengaruh lingkungan (pengalaman) ditentukan oleh:

·

Kekuatan daya pendukung The IQ dan daya kendali dari super ego serta

·

besarnya dorongan kompleks terdesak (Freud);

·

Cita-cita dan hasrat (Alfred Adler);

·

Kadar rasa harga diri (Kunkel);

·

Kesadaran pribadi dalam mempertahankan dan mengembangkan dirinya (Stern);

·

Pandangan subjektif terhadap partisipasinya dengan lingkungan (Rullo May);

·

Kemampuan membaca situasi atau kerangka berpikir (Lewin), serta

·

Hubungan sosial di masa lalu (Rotter & Sullivan).

·

Hubungan sosial di masa lalu (Rotter & Sullivan).

B. Prinsip-prinsip perkembangan
·

proses yang teratur, berurutan, rapi dan kontinyu, maturbasi, lingkungan dan faktor

genetik,
·

pola yang sama, konsisten dan kronologis, dapat diprediksi,

·

variasi waktu muncul (onset), lama, dan efek dari tiap tahapan tumbuh kembang,

·

mempunyai ciri khas,

·

seumur hidup dan meliputi seluruh aspek,,

·

hal yang unik, setiap individu cenderung mencapai potensi maksimum perkembangannya,

·

Tugas perkembangan,

·

perkembangan suatu aspek dapat dipercepat atau diperlambatn

·

perkembangan aspek-aspek tertentu berjalan sejajar atau berkorelasi dengan aspek

lainnya,
·

perkembangan terjadi dalam tempo yang berlainan.

2.2Tahap-tahap Perkembangan pada orang Dewasa muda,menengah dan tua
A. Dewasa muda (20-40 tahun)
>

Gaya hidup personal berkembang.

>

Membina hubungan dengan orang lain

>

Ada komitmen dan kompetensi

>

Membuat keputusan tentang karir, pernikahan dan peran sebagai orang tua

>

Individu berusaha mencapai dan menguasai dunia, kebiasaan berpikir rasional meningkat

>

Pengalaman pendidikan, pengalaman hidup dan kesempatan dalam pekerjaan meningkat.

>

Implikasi keperawatan: menerima gaya hidup yang mereka pilih, membantu dalam

penyesuaian diri, menerima komitmen dan kompetensi mereka, dukung perubahan yang penting
untuk kesehatan.

B. Dewasa menengah (40-65 tahun)
> Gaya hidup mulai berubah karena perubahan-perubahan yang lain, seperti anak meninggalkan
rumah
> anak-anaknya telah tumbuh dewasa dan mulai meninggalkan rumah
> dapat terjadi perubahan fisik seperti muncul rambut uban, garis lipatan pada
muka, dan lain-lain
> waktu untuk bersama lebih banyak
> Istri menopause, pria ingin merasakan kehidupan seks dengan cara menikah lagi
(dangerous age).
Implikasi keperawatan: bantu individu membuat perencanaan sebagai antisipasi terhadap
perubahan hidup, untuk menerima faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kesehatan dan
fokuskan perhatian individu pada kekuatan, bukan pada kelemahan.
C. Dewasa tua
a.

Young-old (tua-muda), 65-74 tahun : beradaptasi dengan masa pension (penurunan

penghasilan), beradaptasi dengan perubahan fisik, dapat berkembang penyakit kronik.Implikasi
keperawatan: bantu individu untuk menjaga aktivitas fisik dan sosialnya, mempertahankan
interaksi dengan kelompok sebayanya.
b.

Middle-old (tua-menengah), 75-84 tahun : diperlukan adaptasi terhadap penurunan

kecepatan dalam pergerakan, kemampuan sensori dan peningkatan ketergantungan terhadap
orang lain. Implikasi keperawatan: bantu individu untuk menghadapi kehilangan
(pendengaran,penglihatan, kematian orang tercinta).

c.

Old-old (tua-tua), 85 tahun keatas : terjadi peningkatan gangguan kesehatan fisik.

Implikasi keperawatan : bantu individu dalam perawatan diri dan mempertahankan kemampuan
mandirinya jika memungkinkan

2.3 Teori-teori Tumbuh Kmbang
A. Development task theory (Robert Havighurst)
1. Early Adulthood (dewasa muda)
·

Memilih pasangan

·

Belajar hidup bersama orang lain sebagai pasangan

·

Mulai berkeluarga

·

Membesarkan anak

·

Mengatur rumah tangga

·

Mulai bekerja

·

Mendapat tanggungjawab sebagai warga Negara

·

Menemukan kelompok sosial yang cocok

2. Middle-age (dewasa lanjut)
·

Mendapat tanggungjawab sosial dan sebagai warga Negara

·

Membangun dan mempertahankan standard ekonomi keluarga

·

Membimbing anak dan remaja untuk menjadi dewasa yang bertanggungjawab dan

Menyenangkan
·

Mengembangkan kegiatan-kegiatan di waktu luang

·

Membina hubungan dengan pasangannya sebagai individu

·

Mengalami dan menyesuaikan diri dengan beberapa perubahan fisik

·

Menyesuaikan diri dengan kehidupan sebagai orang tua yang bertambah tua

B. Teori perkembangan Psikososial (Erik H Erickson )
1. Intimasi vs isolasi (intimacy vs isolation)
– dewasa muda (18-25 sampai 45 tahun)
·

indikator positif : berhubungan intim dengan orang lain. Mempunyai komitmen dalam

bekerja dan berhubungan dengan orang lain.

·

Indikator negatif : menghindari suatu hubungan, komitmen gaya hidup atau karir

·

Individu mengembangkan kedekatan dan berbagi hubungan dengan orang lain, yang

mungkin termasuk pasangan seksual.
·

Ketidakpastian individu mengenai diri sendiri akan mempunyai kesulitan

mengembangkan keintiman.
·

Seseorang tidak bersedia atau tidak mampu berbagi mengenai diri sendiri, akan merasa

sendiri.
2. Generativitas vs stagnasi atau absorpsi diri
– dewasa tengah (45 – 65 tahun)
·

indikator positif : kreatifitas, produktivitas dan perhatian dengan orang lain

·

indikator negatif : perhatian terhadap diri sendiri, kurang merasa nyaman

·

Orang dewasa

— bimbingan untuk generasi selanjutnya, mengekspresikan kepedulian pada dunia di masa yang
akan datang
·

Absorpsi diri orang dewasa akan direnungkan dengan kesejahteraan pribadi dan

peningkatan materi
·

Perenungan diri sendiri mengarah pada stagnasi kehidupan.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi, perawat perlu mengaplikasikan beberapa teori perkembangan untuk memahami tumbuh
kembang pasien saat melakukan pengkajian maupun implementasi tindakan keperawatan.Tiaptiap individu berbeda dan tidak mudah untuk disamakan antara individu yang satu dengan yang
lain terhadap tugas-tugas perkembangannya. Dalam makalah ini kita dapat mengetahui Proses
tumbuh kembang pada orang dewasa muda,menengah dan tua serta bagaimana mengetahui teori
yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan manusia dewasa.

Saran
Jika ingin mengetahui lebih jelas lagi mengenai Tumbuh kembang pada orang dewasa
muda,menengah dan tua di sarankan untuk membaca di perpustakaan atau bertanya kepada
orang yang ahli dalam bidang ini.

DAFTAR PUSTAKA
Aliah B Purwakania Hasan,2006,Psikologi perkembangan Islam, Jakarta, Raja Gairifando
Persada.
Elizabhet B. Hurlock,1993,Psikologi Perkembangan,Jakarta,Erlangga.
Mulya Sumantri, Nana Syodih,2006,Perkembangan Peserta Didik,Jakarta,Universitas Terbuka.
Source: Materi kuliah Perkembangan Peserta Didik ,Pengampu: Sri Hartini.Publish By
Heins.14.
http://owrezain.blogspot.com/2011/12/karakteristik-perkembangan-orang-dewasa.html

Karakteristik Perkembangan Orang Dewasa
Usia dewasa di atas 20 tahun dikelompokkan sebagai usia dewasa, dan masih dibagi lagi
menjadi ; kelompok dewasa muda (usia 20-40 tahun), dewasa (usia 40- 65 tahun), dewasa lanjut
(usia 65 tahun keatas). Dalam Psikologi Perkembangan karakteristik anak usia sekolah
menengah disebut remaja atau adolesen. Pada usia dewasa muda perkembangan masih
berlangsung meski pada aspek-aspek tertentu sudah mengalami perkembangan yang lambat atau
malah berhenti.
Pada usia dewasa aspek jasmaniah mulai berjalan lamban, berhenti dan secara berangsurangsur menurun. Aspek-aspek psikis (intelektual-sosial-emosional-nilai) masih terus
berkembang, walaupun tidak dalam bentuk penambahan atau peningkatan kemampuan tetapi

berupa perluasan dan pematangan kualitas. Pada masa akhir masa dewasa muda (usia 40 tahun),
kekuatan aspek-aspek psikis secara berangsur-angsur mulai menurun dan penurunannya mulai
drastic pada akhir masa usia dewasa. Perkembangan pada usia dewasa antara lain perkembangan
fisik, intelektual, moral, karier.
A.

Perkembangan Fisik

Perkembanga fisik telah lengkap pada masa adolesen, pada masa dewasa muda perkembangan
tinggi badan bertambah sekitar 2-3 cm. sedangkan berat badan terus berjalan sesuai dengan
kebiasaan hidup misalnya ;makanan dan latihan.
Jenis pekerjaan, pendidikan dan latihan juga berpengaruh pada perkembangan fisik, sebagai
contoh seorang tentara yang rutin melakukan aktivitas fisik tentu akan berbadan lebih kekar dan
besar, begitu juga seorang yang berprofesi sebagai seorang seniman, maka ia akan memiliki
kelentukan dan kecekatan yang lebih jika dibanding orang yang bermata pencaharian lain. Pada
masa dewasa muda merupakan masa yang secara fisik kuat, sehat, cekatan dan tenaga yang
cukup besar. Pada masa ini adalah masa yang paling ideal untuk membina rumah tangga,
melahirkan dan membina keturunan.
B.

Perkembangan intelektual

Puncak perkembangan intelek telah tercapai pada masa adolesen. Kualitas kemampuan berfikir
kelompok dewasa muda masih terus berkembang, lebih meluas atau komprehensif dan
mendalam. Hal ini dipengaruhi antara lain ilmu pengetahuan dan informasi yang dikuasai. Masa
dewasa muda merupakan masa diperguruan tinggi (diploma, S1,S2,S3) berkenaan dengan
kemampuan intelektual , Cattel dan Horn membedakan dua macam kecerdasan yaitu fluid
intelligence dan crystallized intelligence, fluid intelligence meliputi proses memahami
hubungan, pembentukan konsep-konsep, nalar dan abstraksi, yang tidak banyak memdapatkan
pengaruh dari pendidikan dan kebudayaan. Sedangkan crystallized intelligence berkaitan dengan
penguasaan kecakapan-kecakapan khusus yang telah dipelajari dan tergantung pada latar
belakang budaya dan pendidikan.
Proses transisi menurut Schaine dibagi atas lima tahap berikut:
Tahap pemerolehan(akuisitive), yang berlangsung pada masa anak-anak dan remaja
1.

Tahap ini anak dan remaja telah menguasai pengetahuan dan keterampilan untuk

kepentingan kehidupan dalam masyarakat.

2.

Tahap penguasaan (achieving) yang terjadi pada masa 20 -30 an. Pada usia ini individu,

menggunakan pengetahuan dan keterampilan untuk mencapai keunggulan dan kemandirian.
3.

Tahap tanggung jawab ( Responsible) terjadi pada usia 30-60an. Pada tahap ini individu

menggunakan pengetahuan dan pemikirannya untuk memecahkan masalah-masalah kehidupan
dalam keluarga, masyarakat, dan pekerjaan.
4.

Tahap eksekutif berlangsung pada usia 30an atau 40an sampai awal 60an. Pada tahap ini

individu mempunyai tanggung jawab yang lebih luas, bukan hanya dalam keluarga tetapi juga
dalam masyarakat. Individu dituntut mengintegrasikan penguasaan pengetahuan dan
kemampuan berfikir dari berbagai tahap untuk memecahkan masalah.
5.

Tahap Reinntegrasi berlangsung pada usia 60 tahun keatas. Pada tahap ini orang dewasa

sudah tidak disebukkan oleh tugas dan tanggung jawab ataupun pekerjaan.
C.

Perkembangan moral

Menurut Kohlberg ada tiga tingkatan perkembangan moral kognotif, yaitu tahap prakonvensi,
tahap konvensi, dan pasca konvensi, dan Tahapan tertinggi yaitu pertimbangan nilai atas dasar
hukum dan peraturan tidak tertulis dan atas dasar kata hati. Telah dapat dicapai pada akhir masa
Adolesen atau awal dewasa muda. Pada masa dewasa pemikiran moral seolah-olah berhenti,
tenggelam dalam kesibukan pekerjaan dan kehidupan keluarga. Seorang ahli yang bernama
Sigmund Freud berpendapat perkembangan moral pada wanita lebih rendah dari pada pria.
Berikut ini tahap-tahap perkembangan moral pada wanita dewasa menutut Gilligan(1982):
1.

Tahap Orientasi terhadap keberadaan diri ( Orientation of individual survival)

2.

Tahap Kebaikan sebagai pengorbanan diri(Goodness as self sacrifice)

3.

Tahap Moralitas tidak berbuat kekerasan (The morality of non violence)

Secara garis besar pria dan wanita sama-sama memiliki nilai kepedulian tentang keadilan, tetapi
pria lebih banyak berfikir dan memiliki kepedulian.
D.

Perkembangan karier

Bekerja merupakan tuntutan dan karakteristik utama dari masa dewasa, orang bekerja bukan
hanya untuk mendapatkan nafkah tetapi juga untuk mengembangkan karier. Seperti halnya
sekolah yang berjenjang dari SD, SLTP, SLTA, Perguruan Tinggi (S1, S2, S3). Pada masa
dewasa merupakan masa yang begitu penting dan panjang untuk persiapan dan perkembangan
karier dalam hidupnya. Karier pria lebih menonjol dibandingkan dengan karier wanita, karena
wanita dianggap mengurusi rumah dan tugas kerumahtanggaan. Tetapi di era modern pandangan

seperti itu sudah mulai berkurang. Dewasa ini telah banyak jumlah wanita yang menjadi wanita
karier.
Posted by Rahmad blog
Labels: Modul Mahasiswa
http://bukupinta.blogspot.in/2012/05/perkembangan-orang-dewasa.html