Penguatan kapasitas kelembagaan pos pelayanan terpadu dalam pelayanan sosial bagi lanjut usia: kasus di RW 10 Kelurahan Cempaka Baru, Jakarta Pusat

PENGUATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN
POS PELAYANAN TERPADU
DALAM PELAYANAN SOSIAL BAG1 LANJUT USIA
(Kasus di RW 10 Kelurahan Cempaka Baru, Jakarta Pusat)

EDY SANTOSO

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006

PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir "Penguatan Kapasitas
Kelembagaan Pos Pelayanan Terpadu Dalam Pelayanan Sosial Bagi Lanjut Usia:
Kasus di RW 10 Kelurahan Cempaka Baru Jakarta Pusat" adalah benar hasil
karya saya sendiri dan belurn pemah dipublikasikan. Semua sumber data dan
informasi yang digunakan telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalarn
Dafiar Pustaka tugas akhir ini.
Bogor, Nopember 2006


Edy Santoso
NRP. A 154050195

ABSTRAK

EDY SANTOSO, Penguatan Kapasitas Kelembagaan Pos Pelayanan Terpadu
Dalam Pelayanan Sosial Bagi Lanjut Usia. Dibimbing oleh DJUARA P. LUBIS
dan SOERYO ADIWIBOWO.
Bertambahnya jumlah lanjut usia di Indonesia disebabkan karena usia
harapan hidup terus meningkat. Jurnlah lanjut usia yang terus bertambah dari
waktu ke waktu berimplikasi timbulnya permasalahan sosial lanjut usia. Indikasi
permasalahan sosial lanjut usia antara lain pertama, banyaknya jumlah lanjut usia
terlantar Kedua, kecenderungan perubahan nilai pola kehidupan keluarga yang
mengarah pada bentuk keluarga kecil. Ketiga, akibat proses menjadi .tua
menimbulkan masalah baik fisik, mental maupun sosial psikologis.
Mengantisipasi permasalahan sosial lanjut usia yang semakin kompleks
menjadi tanggungjawab pemerintah dan masyarakat dalam mengatasinya. Upaya
yang dilakukan antara lain memberikan pelayanan sosial dalam pemenuhan
kebutuhan hidup lanjut usia. Pelayanan sosial dapat dilakukan melalui sistem

pelayanan di panti dan di luar panti. Tanggung jawab masyarakat di RW 10
Kelurahan Cempaka Baru Jakarta Pusat dalam mengatasi permasalahan sosial
lanjut usia yaitu dengan menyelenggarakan pelayanan melalui pos pelayanan
terpadu (posyandu).
Pelayanan sosial yang dilaksanakan posyandu temyata belurn memenuhi
kebutuhan lanjut usia. Berdasarkan latar belakang permasalahan maka tujuan
kajian ini adalah (1) Menganalisis kineja Posyandu dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. (2) Menganalisis kapasitas posyandu dalam kegiatan
pelayanan sosial bagi lanjut usia. (3) Menggali potensi yang ada di komunitas
dalam mendukung kegiatan pelayanan sosial lanjut usia. (4) Menyusun strategi
dan program peningkatan kapasitas posyandu dalam memberikan pelayanan sosial
bagi lanjut usia. Hasil analisis kajian diperoleh data dan informasi mengenai
penyebab kurang berkembangnya posyandu dalam pelayanan sosial bagi lanjut
usia yaitu rendahnya kapasitas posyandu, kwangnya dukungan dari masyarakat
serta belum adanya jaringan kerjasama dengan pihak terkait (stukeholder).
Berdasarkan analisis permasalahan, potensi dan kebutuhan maka disusun
rancangan strategi dan program peningkatan kapasitas posyandu dalam
meningkatkan pelayanan sosial bagi lanjut usia. Metode yang digunakan dalam
menyusun program pengembangan masyarakat adalah Participatory Rural
Appraisal (PRA), yaitu melibatkan unsur masyarakat dalam keseluruhan kegiatan,

meliputi penentuan prioritas masalah, penyusunan rancangan, dan pelaksanaan
kegiatan.
Dari hasil diskusi kelompok maka disusun rancangan program
peningkatan kapasitas posyandu dalam pelayanan sosial bagi lanjut usia berupa
program peningkatan pengetahuan dan motivasi pengurus, peningkatan dukungan
masyarakat, menjalin kerjasama dengan pihak terkait. Peningkatan pelayanan
sosial lanjut usia secara partisipatif dapat dilakukan dengan cara memberdayakan
masyarakat yaitu menguatkan kapasitas posyandu dengan menggali potensi di
komunitas seperti peranan keluarga dan para lanjut usia serta pengembangan
jejaring dengan stakeholders terkait.

ABSTRACT
EDY SANTOSO, Reinforcement of Capacities of Inwrought Service Post
Institute In Social Services For the old Age. Guided by DJUARA P. LUBlS And
SOERYO ADIWIBOWO.
Increasing of it amount the old age in Indonesia caused by life of
expectation somebody increasing. Sum up the old age non-stoped increase from
time to time have implication to incidence of social problems the old age. Social
problems indication the old age for example first, to the number of amount the old
age unemployed. Second, change tendency assess the pattern of family life

instructing at small family form. Third, effect of process to become old is problem
of physical, bouncing and also psychological social.
Anticipating social problems the old age which complex progressively
hence governmental responsibility and society to overcome it. Strive taken by
giving social services in requirement accomplishment live to the old age. Social
services for the old age can be done by through service system in Panti and
outside Panti. Society responsibility in RW 10 Chief Of Village Cempaka Baru of
Jakarta Pusat in overcoming social problems the old age that is by carrying out
social services executed by through inwrought service post ( Posyandu)
Social services given by Posyandu in the reality not yet earned to fulfill
the requirement felt by all the old age. Pursuant to the problems background hence
this study target is (1) Analysing performance Posyandu in the plan, execution
and evaluate. (2) Analysing capacities posyandu in activity of social services for
the old age. (3) Diging potency of exist in community in supporting activity of
social services the old age. (4) Compiling program the make-up of capacities
Posyandu in giving social services for the old age
Result of study analysis obtained by data and information of concerning
cause less expand it service Posyandu in executing activity of social services for
the old age. Less expand it social services for the old age caused by lowering of
capacities Posyandu in the case of knowledge, cooperation, motivate, medium

tools, membership and find source. Still the lack of family support, the old age as
potency in society and also not yet the existence of cooperation network with the
related parties.

Pursuant to problems analysis, potency and requirement is hence compiled
by a device program the make-up of capacities Posyandu in improving social
services for the old age. Method used in compiling program of society
development is Participatory Rural Appraisal (PRA) that is method of compilation
approach program by entangling society element in all activity, covering
determination of problem priority, device compilation, and activity execution.
From discussion result to identifying problem priority, requirement and
potency is hence compiled by a device program the make-up of capacities
Posyandu in development of social services for the old age in the form of program
of is make-up of knowledge and motivate the manager, make-up of society
support, braiding cooperation with the related parties. Execution program the
implementation in activity which its execution is adapted for a time which have
been compiled.

O Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2006
Hak cipta dilindungi

Dilurung mengutip dan memperbunyak tunpa izin tertulis duri
Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam
Bentuk apupun, baik cetak, fotocopi, mikrofilm, dun sebagainya

PENGUATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN
POS PELAYANAN TERPADU
DALAM PELAYANAN SOSIAL BAG1 LANJUT USIA
(Kasus di RW 10 Kelurahan Cernpaka Baru, Jakarta Pusat)

EDY SANTOSO

Tugas Akhir
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Profesional pada
Program Studi Pengembangan Masyarakat

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006


Judul Tugas Akhir
Nama
NRP

Penguatan Kapasitas Kelembagaan Pos Pelayanan
Terpadu dalam Pelayanan Sosial Bagi Lanjut Usia
: EDY SANTOSO
: A154050195
:

Disetujui
Komisi Pembimbing

Dr. IP. Soervo Adiwibowo, MS
&iZ30ta

Ketua

Diketahui


:kan Sekolah Pascasatjana

Ketua Program Studi
Pengembangan Masyarakat

A

$

Dr. 1
Y
h
f
l
G

Lubia, MS

--l__l.--


\- ' %-- ~- ~ -~.- ~ ~ ~ $ k hA.a i r i l
- -

7

Tanggal Ujian : 12 Desember 2006

--t

-.-

&.a"..

'

Tanggal Lulus :

(1 ; f


1-3 637

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
karunia-Nya

sehingga

tugas

akhir

dengan judul

Penguatan

Kapasitas

Kelembagaan Pos Pelayanan Terpadu dalarn Pelayanan Sosial Bagi Lanjut Usia di
RW 10 Kelurahan Cempaka Baru Jakarta Pusat berhasil diselesaikan. sebagai

salah satu syarat memperoleh gelar Magister Profesional Pengembangan
Masyarakat Sekolah Pascasajana Institut Pertanian Bogor.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ketua

Program Studi Pengembangan Masyarakat.

2. Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS selaku Anggota Komisi Pembimbing

3. Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS selaku Dekan Sekolah Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor.
4. Ir. Sanvititi S. Agung, MS selaku dosen penguji dari luar, serta kepada seluruh

dosen yang telah memberikan mata kuliah pada Program Studi Pengembangan
Masyarakat Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
5. Dr. Marjuki, M.Sc selaku Kepala Badan Pendidikan dan Penelitian

Departemen Sosial RI.
6. Dra. Neni Kusumawardhani, MS selaku Ketua Sekolah Tinggi Kesejahteraan

Sosial (STKS) Bandung.
7. Ananda Rifqi Fakhriatdy Ramadhan dan Rafi Geraldy Krisnugraha serta istri

tercinta dan seluruh keluarga yang telah memberi dukungan moril dan materil
kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan pascasarjana .
8. Rekan-rekan Angkatan I11 Program Studi Pengembangan Masyarakat Sekolah

Pascasarjana Institut Pertanian Bogor dan seluruh pihak yang telah
mendukung dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Akhirnya, hanya kepada Allah semua kebaikan penulis kembalikan untuk
mendapat ridho dan karunia-Nya.
Bogor,

Nopember 2006

Edy Santoso

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Selong pada tanggal 20 Maret 1971 sebagai anak ke
lima dari pasangan Moch. Inwar dan Baiq Suenah. Pada bulan Maret 2001,
penulis menikah dengan Maryati, S.Pd dan dikaruniai dua orang putra Rifqi
Fakhriatdy Ramadhan dan Rafi Geraldy Krisnugraha
Pendidikan yang ditempuh

oleh penulis yaitu SD Negeri 2 Tanjung

Karang Ampenan tarnat tahun 1984. SMP Negeri I Mataram tamat tahun 1987.
SMA Negeri Ampenan tarnat tahun 1990. Pada tahun 1993 penulis diterima di
Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS)

Bandung

dan menyelesaikan

pendidikan pada tahun 1997.
Pada tahun 1999 penulis diangkat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) dan ditugaskan di Dinas Kesejahteraan Sosial dan Pemberdayaan
Perempuan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Pada tahun 2005 penulis mendapat kesempatan untuk melanjutkan pendidikan
pascasarjana di Institut Pertanian Bogor pada Program Studi Pengembangan
Masyarakat yang disponsori oleh Departemen Sosial RI sebagai tugas belajar.

DAFTAR IS1
Halarnan
DAFTAR TABEL .......................................................................................

xi

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii
PENDAHULUAN
Latar Belakang ................................................................................
Rumusan Masalah ...........................................................................
..
Tujuan dan Kegunaan Kajian ..........................................................
TINJAUAN PUSTAKA

1

1
5
5
6

Permasalahan dan Kebutuhan Lanjut Usia .................................................
Kebijakan dan Program Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia ........................
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Sistem Panti ...............................................
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Sistem Luar Panti ........................................
Kelembagaan ..............................................................................................
Pengembangan Masyarakat ........................................................................
Kerangka Pemikiran ..................................................................................

6
9
12
13
15
17
20

METODOLOGI

22

Tempat dan Waktu .....................................................................................
Teknik Pengumpulan Data ..........................................................................
Teknik Analisa Data ..................................................................................
Metode Analisis Masalah ...........................................................................
Metode Penyusunan Program ...................................................................

22
23
25
25
26

PETA SOSIAL KOMUNITAS

27

Keadaan Wilayah ........................................................................................
Demografi dan Kependudukan .................................................................
Mata Pencaharian ........................................................................................
Struktur Komunitas .....................................................................................
Pelapisan Sosial ................................................................................
Jejaring Sosial dalam Komunitas .....................................................
Kelembagaan Sosial ....................................................................................

27
28
31
33
33
34

35

ANALISIS PELAYANAN SOSIAL BAG1 LANJUT USIA
Keadaan Umum Posyandu ..........................................................................
Kegiatan Posyandu .........................................................................
Pelayanan Bagi Lanjut Usia ......................................................................
Pemberian makanan tambahan bergizi .............................................
Kegiatan senarn jantung sehat ..........................................................
Kegiatan pengajian melalui kelompok majelis ta'lim ......................
Kegiatan bantuan sosial ....................................................................
Kondisi dan Permasalahan Lanjut Usia ..........................................
Tujuan Pelayanan Lanjut Usia .........................................................
Kapasitas Pengurus .....................................................................................
Pengetahuan .....................................................................................
Kerjasarna ........................................................................................
Motivasi ...........................................................................................
Kapasitas Lembaga .....................................................................................
Sarana dan Prasarana ........................................................................
Keanggotaan .....................................................................................
Sumber Dana ....................................................................................
Analisis Potensi ...........................................................................................
Nilai Keluarga ..................................................................................
Partisipasi Lanjut Usia .....................................................................
Program Pemerintah ........................................................................
Kinerja Posyandu Lanjut Usia ..................................................................
Perencanaan .....................................................................................
Pelaksanaan ......................................................................................
PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN
LANJUT USIA
Identifikasi Potensi. Permasalahan dan Kebutuhan ...................................
Identifikasi Potensi .........................................................................
Identifikasi Masalah .......................................................................
Identifikasi Kebutuhan ....................................................................
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ................................................
Kesimpulan ................................................................................................
Rekomendasi ...............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

...............................................................................

38

DAFTAR TABEL
Halaman

10

Jadual Rencana Pelaksanaan Kaj ian ...............................................

22

Kebutuhan data, sumber data dan cara pengumpulan data ...........

24

Jumlah penduduk RW 10 Kelurahan Cempaka Baru berdasarkan
umur dan jenis kelamin Tahun 2005 ..............................................

28

Jumlah penduduk RW 10 Kelurahan Cempaka Baru berdasarkan
pendidikan Tahun 2005 ..................................................................

30

Jumlah penduduk RW 10 Kelurahan Cempaka Baru berdasarkan
mata pencaharian ............................................................................

31

Kondisi kesehatan lanjut usia di RW 10 Kelurahan Cempaka
Baru Tahun 2005 ............................................................................

47

Jumlah lanjut usia di RW 10 Kelurahan Cempaka Baru
berdasarkan status pekerjaan Tahun 2005 ......................................

49

Matriks analisis tujuan kegiatan dalam meningkatkan pelayanan
kesejahteraan sosial lanjut usia .......................................................

74

Matriks analisis pihak terkait dalam peningkatan pelayanan
sosial bagi lanjut usia .....................................................................

76

Matriks rancangan program peningkatan kapasitas posyandu
dalam kegiatan pelayanan sosial bagi lanjut usia ...........................

78

DAFTAR GAMBAR

No

Halaman

1

Bagan kerangka pemikiran ............................................................

21

2

Piramida penduduk RW 10 ............................................................

29

3

Analisis pennasalahan dalam rangka peningkatan pelayanan
sosial bagi lanjut usia .....................................................................

72

4

Analisis tujuan dalam rangka peningkatan pelayanan sosial bagi
Ianjut usia ......................................................................................

73

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Populution ageing telah menjadi isu demografi yang sangat penting pada
masa modem sekarang ini. Populasi lanjut usia di Indonesia mengalami
peningkatan yang sangat cepat dan menduduki peringkat keempat setelah RRC,
India, dan Amerika. Pada tahun 1980 jurnlah lanjut usia sebanyak 11,4 juta jiwa
atau 7,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia dengan usia harapan hidup 55,3
tahun. Pada tahun 1990 jumlah lanjut usia bertambah menjadi 16 juta jiwa atau
8,7 persen dengan usia harapan hidup 6 1,12 tahun. Pada tahun 2000 jumlah lanjut
usia bertambah menjadi 22,2 juta jiwa atau 10 persen dari jumlah total penduduk
Indonesia dengan usia harapan hidup 65 sampai 70 tahun, dan diperkirakan pada
tahun 2020 jumlah lanjut usia akan mencapai 29,12 juta jiwa atau 11,09 persen
dari total jumlah penduduk Indonesia dengan usia harapan hidup mencapai 70
sampai 75 tahun ( Darmojo, dikutip oleh Nugroho, 1999).
Bertarnbahnya jumlah lanjut usia dari waktu ke waktu memberi dampak
pada kecenderungan berkembangnya permasalahan yang lebih kompleks karena
(a) Sistem pensiun atau tunjangan hari tua dan tunjangan kesehatan yang memadai
masih belum dipikirkan secara mendasar, sedangkan angka sakit dan angka
kemiskinan pada lanjut usia mengalami peningkatan. (b) Kecenderungan di
masyarakat yaitu pada saat ini setiap keluarga rata-rata memiliki dua anak. Para
lanjut usia akan dihadapkan pada kondisi di mana semua anak mereka harus
bekej a dan berkarier, sehingga dipertanyakan siapa yang dapat diharapkan ketika
para lanjut usia membutuhkan perawatan fisik maupun psikis ketika mereka
mengalami ketidakberdayaan. (c) Era globalisasi menuntut perkembangan pada
keluarga yang tadinya berintikan nilai tradisional atau keluarga guyub beralih dan
cenderung berkembang menjadi keluarga individual atau patembayan. Norma
masyarakat juga akan bergeser, mengarah pada kehidupan yang egosentris
(Hardywinoto dan Setiabudhi, 2005).
Secara m u m pelayanan sosial bagi lanjut usia sangat perlu dilakukan
karena, pertarna, masih besarnya jumlah lanjut usia yang berada di bawah garis
kemiskinan yaitu 15 persen termasuk lanjut usia terlantar dan 28,s persen lanjut

usia rawan terlantar. Kedua, melemahnya nilai kekerabatan sehingga anggota
keluarga yang berusia lanjut kurang diperhatikan, dihargai dan dihormati,
berhubung terjadi perkembangan perubahan nilai pola kehidupan keluarga yang
secara fisik Iebih mengarah pada bentuk keluarga kecil. Ketigu, masih rendahnya
kuantitas dan kualitas tenaga profesional pelayanan lanjut usia dan masih
terbatasnya sarana pelayanan dan fasilitas khusus bagi lanjut usia. Keempat,
belum membudaya dan melembaganya kegiatan pembinaan kesejahteraan lanjut
usia (Depsos RI, 2003).
Depsos RI (1998), menjelaskan pentingnya pelayanan sosial bagi lanjut
usia dilaksanakan yaitu, pertama, akibat proses menjadi tua mengakibatkan
permasalahan bai k secara fisik, mental maupun sosial psi kologis. Keduu,
berkurangnya integrasi sosial lanjut usia akibat produktivitas dan kegiatan
menuun. Hal ini berpengaruh negatif pada kondisi sosial psikologis lanjut usia
yang merasa tidak diperlukan lagi oleh masyarakat lingkungan sekitarnya. Ketiga,
rendahnya produktivitas k e j a lanjut usia menyebabkan mereka tidak dapat
mengisi lowongan kerja yang ada, dan terpaksa menganggur. Keempat;
banyaknya lanjut usia yang miskin, terlantar dan cacat, sehingga memerlukan
bantuan. Kelirna. berubahnya nilai sosial masyarakat yang mengarah kepada
tatanan masyarakat individualistik, sehingga lanjut usia kurang dihargai dan
dihormati serta mereka tersisih dari kehidupan masyarakat.
Nugroho (1999), menjelaskan permasalahan umum yang dihadapi oleh
lanjut usia yaitu :(I) secara individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan
berbagai masalah baik secara fisik-biologik, mental maupun sosial ekonomi.
Semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran kemampuan
fisik yang dapat mengakibatkan penurunan pada peranan-peranan sosialnya. Hal
ini mengakibatkan timbulnya gangguan di dalam mencukupi kebutuhan hidup,
sehingga dapat meningkatkan ketergantungan yang memerlukan bantuan orang
lain. (2) Lanjut usia tidak saja ditandai dengan kemunduran fisik, tetapi dapat pula
berpengaruh terhadap kondisi mental. Semakin lanjut usia seseorang, kesibukan
sosialnya akan semakin berkuang yang akan mengakibatkan berkurangnya
integrasi dengan l i n g k u n g q a . Hal ini rnemberikan dampak pada kebahagiaan
seseorang. (3) Adanya para lanjut usia yang masih mempunyai kemampuan untuk

bekerja tetapi permasalahannya adalah bagaimana memhgsikan tenaga dan
kemampuan mereka tersebut di dalam situasi keterbatasan kesempatan kerja. (4)
Adanya lanjut usia &lam keadaan terlantar, selain tidak mempunyai bekal hidup
dan pekerjaan, mereka juga tidak mempunyai keluarga. (5) Pada masyarakat
tradisional, lanjut usia masih dihargai dan dihormati sehingga berguna bayi
masyarakat tetapi nilai-nilai

tersebut cenderung berkurang. (6) Lanjut usia

memerlukan tempat tinggal atau fasilitas penunahan yang khusus.
Mengantisipasi masalah lanjut usia yang semakin kompleks, maka perlu
ada upaya penanggulangan untuk mengatasi meluasnya permasalahan yaitu

meningkatkan peran serta masyarakat bekerja sama dengan pemerintah dalam
kegiatan pelayanan sosial bagi lanjut usia. Peran serta masyarakat selain sebagai
sebuah keharusan juga merupakan unsur yang menentukan serta menjadi
parameter pembangunan kesejahteraan sosial. Beberapa alasan mendasar yang
dapat dijadikan acuan betapa pentingnya peran serta masyarakat. Pertarnu; adanya
keterbatasan kemampuan pemerintah dalam memberikan pelayanan sosial
terhadap lanjut usia. Kedua, adanya pergeseran paradigma pembangunan dari
sentralistik menjadi desentralistik. Ketiga, adanya tuntutan untuk melaksanakan
otonomi daerah (Depsos RI. 2002).
Undang-undang Nomor 13 tahun 1998, menjelaskan bahwa masyarakat
mempunyai hak dan kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan dalam upaya
peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia. Peran serta masyarakat dapat
dilakukan secara perseorangan, keluarga, kelompok, masyarakat, organisasi
sosial, dan atau organisasi kemasyarakatan. Artinya keikutsertaan masyarakat
dalam kegiatan pelayanan sosial adalah cukup penting dalam mengatasi
permasalahan lanjut usia. Menurnbuh kembangkan peran serta masyarakat kearah
yang lebih konstruktif dan kondusif dalarn usaha kesejahteraan sosial sehingga
menjadi kekuatan yang dapat menopang dan lebih menggiatkan pelaksanaan
pelayanan sosial bagi lanjut usia.
Bentuk peran serta yang dilaksanakan oleh masyarakat antara lain kegiatan
pelayanan sosial melalui keluarga yaitu dengan memanfaatkan lingkungan
keluarga sebagai basis utarna dalarn mengatasi permasalahan lanjut usia, misalnya
lembaga pelayanan sosial lanjut usia "Pusaka" (Pusat santunan keluarga) yang ada

di tingkat kelurahan sebagai lembaga yang memberikan pelayanan kepada lanjut
usia kurang mampu secara ekonomi berupa bantuan stimulan paket usaha
produktif dan bantuan jaminan makan tetapi tidak ditarnpung di dalam Panti
Sosial Tresna Werdha. Lembaga lainnya yaitu "karang lansia" sebagai wadah bagi
para lanjut usia untuk berinteraksi sosial dengan sesamanya dan berbagai kegiatan
sosial lainnya dalam memenuhi kebutuhannya. Lembaga tersebut dibentuk oleh
para lanjut usia sebagai wadah perhimpunan para lanjut usia di wilayah RT/RW.

Dari hasil Praktek Lapangan I (pemetaan sosial) dan Praktek Lapangan I1
(evaluasi program pengembangan masyarakat), pengkaji tertarik untuk melakukan
penelitian tentang kegiatan pelayanan sosial lanjut usia yang dilaksanakan oleh
kelompok Posyandu di RW 10 Kelurahan Cempaka Baru Dilaksanakannya
kegiatan pelayanan bagi lanjut usia melalui Posyandu merupakan tindaklanjut dari
program kegiatan Posyandu yang semula hanya melayani balita.

Dari data jurnlah penduduk, tercatat jurnlah lanjut usia (berurnur di atas 60
tahun) sebanyak 156 orang sebagai sasaran pelayanan Posyandu. Kegiatan
pelayanan bagi lanjut usia disesuaikan dengan kondisi permasalahan lanjut usia di

RW 10. Berbagai permasalahan yang dihadapi lanjut usia antara lain berkaitan
dengan masalah kondisi fisik, ekonomi dan sosial psikologis. Kegiatan pelayanan
bagi lanjut usia yang telah dilaksanakan oleh Posyandu "Mawar Merah" antara
lain :1) Memberi makanan tambahan bergizi kepada lanjut usia miskin terlantar,

2) Kegiatan senarn jantung sehat, 3) Bantuan sosial berupa materi untuk lanjut
usia terlantar, 4) Pengajian dan ceramah agarna.
Mengatasi permasalahan Posyandu dalam pelayanan bagi lanjut usia maka
kapasitas lembaga perlu ditingkatkan. Potensi masyarakat yang dapat mendukung
kegiatan posyandu antara lain keluarga lanjut usia, dukungan program pemerintah
dan pihak swasta. Berdasarkan latar belakang masalah maka peneliti melakukan
kajian pengembangan masyarakat dengan judul

"Penguatan Kapasitas

Kelembagaan Pos Pelayanan Terpadu dalam Pelayanan Sosial Bagi Lanjut

Usia" dengan pertanyaan kajian adalah "Bagaimana meningkatkan kapasitas
kelembagaan pos pelayanan terpadu (Posyandu) dalam memberikan pelayanan
sosial bagi lanjut usia" di RW 10 Kelurahan Cempaka Baru.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan maka rumusan masalah kajian
ini adalah :
1. Bagaimana kinerja Posyandu dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

2. Bagaimana kapasitas Posyandu dalam melaksanakan kegiatan pelayanan
sosial bagi lanjut usia ?

3. Bagaimana potensi di masyarakat dalam memberi dukungan terhadap kegiatan
pelayanan sosial bagi lanjut usia?

4. Bagaimana menyusun program peningkatan kapasitas Posyandu dalam
pelayanan sosial bagi lanjut usia?
Tujuan dan Kegunaan Kajian
Tujuan Kajian
Tujuan kajian ini adalah :

1. Menganalisis kinerja Posyandu dalam aspek perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi.
.

Menganalisis kapasitas Posyandu dalam kegiatan pelayanan sosial bagi lanjut
usia.

3. Menganalisis potensi di masyarakat yang mendukung kegiatan pelayanan
sosial bagi lanjut usia.
4. Menyusun program bersama masyarakat dalam meningkatkan pelayanan
sosial bagi lanjut usia.
Kegunaan Kajian

1) Memberi masukan kepada pengurus Posyandu dalam melaksanakan kegiatan
pelayanan sosial bagi lanjut usia .

2) Mensosialisasikan pentingnya kegiatan pelayanan sosial bagi lanjut usia
kepada rnasyarakat.

TINJAUAN PUSTAKA
Permasalahan dan Kebutuhan Lanjut Usia

Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Nations) mengklasifikasi
lanjut usia berdasarkan batasan kelompok umur yaitu usia pertengahan (middle
age) kelompok usia 45 sarnpai 59 tahun, lanjut usia (elderly) memiliki umur
antara 60 dan 74 tahun, lanjut usia tua (old) usia antara 75 dan 90 tahun, usia
sangat tua (very old) usia diatas 90 tahun. Undang-undang Nomor 13 tahun 1998
tentang kesejahteraan lanjut usia menyatakan pengertian lanjut usia adalah:
seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun (enam puluh) tahun ke atas.
Depsos RI (2003), mengidentifikasi pernasalahan yang dihadapi lanjut
usia antara lain :
1. Masalah kesehatan dan gizi bahwa secara alamiah lanjut usia akan

mengalarni penurunan kemampuan fisik akibat penyakit degeneratif,
sehingga hngsi-fungsi organ tubuhnya menurun.
2. Kesulitan atau ketiadaan perumahan bahwa banyak lanjut usia tidak

memiliki rumah sehingga tinggal bersama keluarga atau anak-anaknya.

3. Masalah emosional bahwa seiring dengan pertambahan usia dan karena
faktor perubahan fisik, mental dan sosial menjadi lebih sensitif.
4. Pandangan sebagian masyarakat yang salah terhadap lanjut usia yaitu

sebagian masyarakat menganggap lanjut usia sebagai orang yang lemah,
tidak berdaya dan tidak berguna.

5. Berkurang intensitas hubungan bahwa lanjut usia mengalarni penurunan
intensitas hubungan atau komunikasi dengan anggota keluarga dan teman
serta lingkungan sosialnya.

6. Masalah mental spiritual bahwa adanya rasa ketakutan atau kekhawatiran
menjalani sisa hidup.
7. Penghasilan bahwa dengan berakhirnya masa produktif pada Ianjut usia
menyebabkan penghasilan yang tidak memadai atau bahkan hilang
penghasilan.

8. Perlakukan salah dan tindak kekerasan bahwa beberapa lanjut usia
mengalami tindak kekerasan dan perlakukan yang salah dari keluarganya
sendiri maupun dari lingkungan.
Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar

yang sarna akan tetapi ada

kebutuhan yang khusus bagi setiap orang berdasarkan rentang usia kehidupannya,
adapun kebutuhan lanjut usia menurut Lowy (1 979), adalah :
1. Pendapatan yang memadai

2. Kesehatan fisik dan mental yang baik

3. Perurnahan dan lingkungan yang baik
4. Makanan yang bergizi

5. Relajar keterampilan yang baru
6. Peranan dan kegiatan-kegiatan sesudah berhenti bekerja
7. Sarana Transportasi

8. Pelayanan kesehatan
Depsos RI (2004), mengelompokan kebutuhan-kebutuhan lanjut usia
terdiri dari :
1. Kebutuhan fisik antara lain :
a. Rumah tempat tinggal yaitu membutuhkan tempat tinggal atau rumah
sesuai dengan kondisi fisiknya misal tidak banyak tangga lantai tidak
licin. tempat

tidur yang tidak terlalu tinggi

atau pendek

dan

memungkinkan lanjut usia bergerak lebih bebas dan nyaman.
b.

Kesehatan dan permakanan yang meliputi : pemeriksaaan kesehatan,
pemeliharaan kesehatan melalui oleh raga, makanan yang memenuhi
standar bagi lanjut usia

c.

Pakaian yaitu yang dapat melindungi dari perubahan cuaca dan sesuai
dengan kondisinya.

d. Alat-alat bantu seperti tongkat penyangga, kursi roda, alat bantu
pendengaran dan pengelihatan bagi lanjut usia yang sudah tidak potensial.

e. Pemakarnan yaitu pelayanan bagi lanjut usia yang meninggal untuk
dimakamkan secara layak sesuai dengan agama dan kepercayaan yang
diyakininya.

2. Kebutuhan psikis :
Berkaitan dengan masalah-masalah emosional diantaranya kebutuhan rasa
aman dan damai, kebutuhan berinteraksi dan mendapatkan dukungan dari
orang lain, berprestasi dan berekspresi serta memperoleh penerimaan dan
pengakuan.

3. Kebutuhan mental spiritual
Berkaitan dengan aspek keagamaan dan kepercayaan dalam kehidupan
termasuk persiapan dalam menghadapi kematian.

4. Kebutuhan ekonomi
Berkaitan dengan ketidakrnampuan dalam penghasilan baik yang dialami oleh
lanjut usia yang potensial ataupun lanjut usia yang tidak potensial, sehingga
perlu dibantu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya melalui pelatihan
keterampilan untuk memperoleh penghasilan, menyediakan pekerjaan penuhu
atau paruh waktu, memberikan bantuan keuanganl modal usaha.
Selanjutnya Lalenoh (1993), memberi pendapat mengenai kebutuhan
lanjut usia yaitu:

1. Kebutuhan-kebutuhan primer atau utarna, yaitu :
a. Kebutuhan biologis yang menyangkut kebutuhan akan makanan bergizi,
kebutuhan akan perumahan dan kebutuhan akan pakaian.
b. Kebutuhan ekonomi yang menyangkut kebutuhan akan pendapatan dan
penghasilan yang memadai.

c. Kebutuhan kesehatan meliputi kesehatan fisik, mental dan perawatan
kearnanan.
d. Kebutuhan Psikologis meliputi kebutuhan akan kasih sayang, tanggapan

dari orang lain, ketentraman, merasa berguna, memiliki jati diri dan status
yang jelas.
e. Kebutuhan sosial yaitu kebutuhan akan peranan dan hubungan dengan
orang lain terutama keluarga, teman sebaya, masyarakat dan organisasi
sosial.

Arah kebijakan yang dikemukakan oleh pemerintah ditujukan untuk

memenuhi berbagai kebutuhan bagi lanjut usia. Program yang telah dinunuskan
pemerintah tersebut akan berhasil apabila terjalin kerjasama antara pihak
pemerintah, masyarakat dan swasta yang peduli terhadap permasalahan sosial
yang dialarni oleh lanjut usia.
Dalam konteks Indonesia pendekatan kebijakan terhadap lanjut usia lebih
menekankan pada pendekatan yang terpadu antara perpaduan dukungan formal
dan informal melalui kombinasi dukungan keluarga, masyarakat, pemerintah
maupun kemandirian dari lanjut usia sendiri. Pengembangan dukungan secara
informal melalui dukungan keluarga dapat dilakukan dengan berbagai alternatif,
antara lain dengan rnernpcrkuat atau memelihara berbagai ikatan kekeluargaan
yaitu dengan cara mengakomodasi orang tua (lanjut usia) untuk tetap tinggal
bersama anak atau keluarganya, sehingga kebutuhan materil maupun spiritual
dapat terpenuhi, contohnya Pusaka (Pusat santunan keluarga). Pengembangan
dukungan informal melalui dukungan masyarakat dapat dilakukan dengan
pelibatan individu dan institusi yang berkembang di dalam masyarakat, seperti
pemberian bantuan dari individu atau pengusaha, keterlibatan kelembagaan
keagamaan, yayasan sosial dan organisasi kemasyarakatan dalam penyediaan
jarninan sosial, dll.
Pengembangan dukungan formal oleh pemerintah dapat dilakukan dengan
berbagai bentuk strategi dan program yaitu memberikan dukungan politis dan
operasional seperti membuat landasan hukum, peraturan dan pedoman yang jelas
terutarna dikaitkan dengan kebijakan dan program dalam upaya peningkatan
pelayanan kesehatan, pelayanan sosial dan peningkatan sistem perlindungan
jaminan sosial. Keterbatasan akan dukungan formal dan informal baik dari
pemerintah, masyarakat ataupun keluarga yang diberikan kepada lanjut usia, maka
kepada lanjut usia perlu adanya kemandirian terhadap dirinya, misalnya kesiapan
akan mental dan fisik, kebiasaan untuk berperilaku sehat, dan mempersiapkan diri
sejak dini untuk mengikuti program jarninan sosial seperti asuransi pensiun dan
jaminan hari tua.

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial lanjut
usia, seperti dikemukakan oleh Nugroho (1999), adalah :
1. Meningkatkan dan memperkuat peran keluarga dan masyarakat dalam
penyelenggaraan kegiatan pelayanan sosial bagi lanjut usia.

2. Meningkatkan koordinasi intra dan inter sektoral, antar berbagai
instansi pemerintah terkait di pusat dan daerah serta masyarakatl orsos
termasuk dunia usaha untuk mendukung penyelenggaraan pelayanan
sosial bagi lanjut usia.

3. Meningkatkan profesionalisme pelayanan sosial lanjut usia
4. Meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan sosial lanjut usia

5. Membangun dan mengembangkan sistem jaminan dan perlindungan
sosial bagi lanjut usia.

6. Mengembangkan dan memantapkan peran kelembagaan lanjut usia
untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
Pelayanan sosial bagi lanjut usia bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan sosial lanjut usia secara fisik, ekonomi, dan sosial psikologis.
Kondisi tersebut akan terwujud apabila ada upaya yang dilakukan terhadap
penanganan masalah lanjut usia seperti meningkatkan peran keluarga dalam
memelihara dan merawat lanjut usianya, tercipta kerja sama dan koordinasi antara
intra dan inter sektoral, peningkatan profesionalisme tenaga pelayanan.
Program peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia dapat dikembangkan
melalui : ( Depsos RI, 2003)
1. Program pelayanan

sosial

lanjut

usia

yaitu

proses bantuan

pertolongan, perlindungan, bimbingan, santunan dan perawatan.

2. Program Pemberdayaan lanjut usia yaitu proses kegiatan untuk
meningkatkan kesejahteraan sosial lanjut usia khususnya yang
potensial berupa usaha-usaha antara lain : pengembangan usaha
ekonomi produktif, pengembangan pusat-pusat pelayanan sosial lanjut

usia, pembentukan dan pengembangan organisasi pelayanan sosial
lanjut usia.

3. Program

peningkatan

partisipasi

keluarga

dan

masyarakat

dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran, tanggungjawab clan

peran serta keluarga dan masyarakat dalarn rangka melestarikan nilainilai sosial budaya yang menempatkan lanjut usia pada kedudukan
yang terhormat.
4. Program jaminan

dan

perlindungan

sosial lanjut usia yaitu

memberikan kemudahan pelayanan bagi lanjut usia tidak potensial
agar dapat mewujudkan dan menikmati taraf hidup yang wajar.

5. Program pengembangan kelembagaan lanjut usia yaitu seperangkat
pranata Iinstitusi sosial yang bergerak dibidang pelayanan sosial lanjut
usia dengan tujuan untuk memperkuat sistem pelayanan sosial lanjut
usia berbasis masyarakat, memantapkan mekanisme kerja sama dan
koordinasi antar lembaga pelayanan sosial lanjut usia, meningkatkan
jumlah lanjut usia yang dilayani melalui kelembagaanl masyarakat.

Pelayanan Sosial Lanjut Usia Sistem Panti
Pelayanan sosial bagi lanjut usia melalui panti (Panti Sosial Tresna
Werdha) baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta merupakan
sistem pelayanan sosial bagi lanjut usia yang dilaksanakan dengan menempatkan
lanjut usia tinggal di dalam panti. Jenis pelayanan melalui lembaga panti yaitu
berupa pengasramaan, jaminan hidup seperti makan dan pakaian, pemeliharaan
kesehatan, pengisian waktu luang dan rekreasi, bimbingan sosial, mental serta
agarna, sehingga mereka dapat menikrnati hari tuanya dengan meliputi
ketentraman lahir dan bathin (Depsos RI, 2002).
Tujuan peningkatan kesejahteraan lanjut usia melalui PSTW dimaksudkan
agar meluasnya penyediaan sarana, jasa serta pemberian kemudahan bagi
terselengaranya pelayanan kepada lanjut usia. Kegiatan pelayanan sosial yang
dilaksanakan di dalam panti adalah memberikan kesejahteraan bagi lanjut usia
dalam bentuk :
a. Memberikan penarnpungan dan jaminan makan dengan pengaturan menu
sesuai dengan kebutuhan gizi pada lanjut usia.

b. Melaksanakan

pemeliharaan

kesejahteraan

dan

kebersihan

dengan

mengadakan pemeriksaan kesehatan secara rutin, pengobatan bagi yang
menderita sakt serta memelihara lingkungan yang bersih dan teratur.
c. Bimbingan mental, keagamaan dan kemasyarakatan untuk meningkatkan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sena memupuk rasa tanggung
jawab terhadap din dan lingkungan.
d. Pengisian waktu luang dengan melaksanakan kegiatan yang bermanfaat.
Termasuk didalarnnya kegiatan yang bersifat rekreatif serta olah raga ringan
sesuai dengan kemampuan dan kemauan.
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Sistem Luar Panti

Sistem pelayanan sosial lanjut usia luar panti merupakan kegiatan
pelayanan sosial yang dilaksanakan oleh masyarakat baik perorangan, keluarga,
kelompok, lembagal organisasi sosial/yayasan. dunia usaha dan pemerintah untuk
memenuhi kebutuhan lanjut usia tetapi tidak menempatkan lanjut usia di dalam
asrama (Depsos RI, 2004).
Ada beberapa model pelayanan sosial lanjut usia sistem luar panti yang
dapat dikembangkan yaitu :
a. Pelayanan sosial di keluarga sendiri (home care service) yaitu bentuk
pelayanan sosial bagi lanjut usia yang dilakukan di rumah atau di dalam
keluarga sendiri. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk membantu
mengatasi permasalahan lanjut usia sekaligus memberi kesempatan kepada
lanjut usia untuk tetap tinggal dalam keluarga. Bantuan yang diberikan dapat
berupa pemberian makanan, bantuan aktifitas sehari-hari, bantuan kebersihan
dan perawatan kesehatan, pendampingan rekreasi, konseling dan rujukan.
Pelayanan diberikan secara kontinyu setiap hari, setiap minggu, setiap bulan,
sepanjang lanjut usia atau keluarganya membutuhkan. Pelayanan dapat
bersifat sukarela, dan atas dasar kemanusiaan dan keagamaan, dapat juga
bersifat komersilfbalasjasa.
b. Pelayanan sosial lanjut usia melalui keluarga pengganti foster care service)
yaitu pelayanan sosial bagi lanjut usia di luar keluarga sendiri atau lanjut usia

tinggal bersama keluarga pengganti karena keluarganya tidak dapat
memberikan pelayanan yang dibutuhkannya atau dalam kondisi terlantar.
Bantuan yang diberikan dapat berupa bantuan permakanan, bantuan aktifitas
sehari-hari. bantuan kebersihan dan perawatan kesehatan, pendarnpingan
rekreasi, konseling dan rujukan. Pelayanan diberikan secara kontinyu setiap
hari. setiap minggu, setiap bulan, sepanjang lanjut usia atau keluarganya
membutuhkan. Pelayanan dapat bersifat sukarela, dan atas dasar kemanusiaan
dan keagamaan, dapat juga bersi fat komersiI/balasjasa.
Kegiatan pelayanan lanjut usia yang dilaksanakan melalui posyandu
merupakan kegiatan pelayanan sosial sistem luar panti. Bentuk pelayanan yang
diberikan hanya berupa pelayanan langsung tetapi tidak menyediakan sarana
asrama untuk ternpat tinggal. Sedangkan model pelayanan yang digunakan adalah
pelayanan rnelalui keluarga sendiri dan keluarga pengganti disesuaikan dengan
kebutuhan permasalahan lanjut usia. Lembaga Posyandu sebagai wadah yang
berperan dalam rnenggerakan partisipasi masyarakat dalarn menyediakan
pelayanan sosial

bagi lanjut usia terhadap pemenuhan kebutuhan pelayanan

kesehatan fisik, ekonomi dan sosial psikologis.
Model pelayanan sosial bagi lanjut usia dengan sistern luar panti yang
sudah dikembangkan di masyarakat antara lain kegiatan pelayanan sosial bagi
lanjut usia yang dilaksanakan oleh suatu kelompok masyarakat dikenal dengan
narna "Pusaka" (pusat santunan keluarga). Pusaka adalah suatu lembaga
pelayanan bagi lanjut usia yang kegiatannya antara lain memberikan kebutuhan
makanan bagi lanjut usia miskin terlantar yang ada di lingkungan RTIRW.
Lembaga pusaka merupakan kegiatan yang dikembangkan oleh Depsos RI sebagai
suatu program untuk menggerakan masyarakat berpartisipasi dalarn kegiatan
usaha kesejahteraan sosial seperti pelayanan sosial bagi lanjut usia.
Program kegiatan lainnya yang berkaitan dengan pelayanan sosial bagi
lanjut usia sistem luar panti adalah dibentuknya "karang lansia" di RTIRW.
Lembaga ini merupakan perkumpulan bagi para lanjut usia untuk saling bertemu
muka dan mengadakan berbagai kegiatan yang dikernbangkan oleh para lanjut
usia tersebut. Tujuan kegiatan adalah menumbuhkan semangat dan rasa percaya
diri agar para lanjut usia menjadi bagian dari masyarakat.

Kelembagaan

Kelembagaan sosial merupakan terjemahan langsung dari istilah "social

institution", tetapi ada pula yang menggunakan istilah pranata sosial yang
menunjuk pada adanya unsur-unsur yang mengatur perilaku warga masyarakat.
Koentjaraningrat (1997) menyatakan bahwa kelembagaan sosial adalah suatu
sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk
memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.
Uphoff (1 993) juga menegaskan bahwa institutions, whether organizations

or not, are complexs of norms and behaviors that persist by serving collecrively
valued purposed. Sedangkan organisasi adalah strlicrures of recognized and
accepted roles. Meskipun kedua batasan tersebut berbeda, namun keduanya
merupakan suatu yang stabil, mantap dan berpola serta berfungsi untuk tujuantujuan tertentu dalam masyarakat.
Syahyuti (2003), menyatakan bahwa kelembagaan memiliki

dua

perspe kt i f :
1) Perspektif Kelembagaan, yaitu perspektif yang memandang kelembagaan
sebagai suatu konsepsi dan bukan sesuatu yang kongkrit; kelembagaan
sebagai kompleks peraturan, norma dan nilai.

Dikatakan bahwa

kelembagaan merupakan tata abstraksi yang lebih tinggi dari grup,
organisasi dan sistem sosial lainnya.
2) Perspektif Keorganisasian, yaitu persepektif yang memandang baik
kelembagaan maupun asosiasi sebagai bentuk organisasi sosial, yaitu
sebagai kelompok-kelompok. Kelembagaan bersifat lebih universal d m
penting, sedangkan asosiasi berjifat kurang penting d m bertujuan lebih
spesifik.
Selanjutnya menurut Syahyuti (2003), ada empat dimensi dalam
memahami suatu kelembagaan yaitu:
a. kondisi lingkungan eksternal yaitu kondisi politik dan pemerintahan,
Sosiokultural, teknologi, kondisi perekonomian, berbagai bentuk
kepentingan (stakeholder), infrastruktur, serta kebijakan terhadap
pengelolaan surnber daya alam.

b. Motivasi kelembagaan berkaitan dengan sejarah kelembagaan, misi
yang diemban, kultur yang menjadi pegangan dalam bersikap dan
berperilaku anggotanya, serta pola penghargaan yang dianut.
c. Kapasitas kelembagaan yaitu bagaimana kemampuan kelembagaan
untuk mencapai tujuan-tujuannya

sendiri. Ukuran kemampuan

berkaitan dengan strategi kepemimpinan, perencanaan program,
manajemen dan pelaksanaannya, alokasi surnberdaya yang dimiliki
dan hubungan dengan pihak luar yaitu individu-individu, mitrakerja,
kebijakan pemerintah dan donor pihak luar.
d. Kinerja kelembagaan meliputi keefektifan kelembagaan dalam
pencapaian

tujuan,

efisiensi

penggunaan

bahwa

faktor-faktor

sumber

daya

dan

keberlanjutan.
Menurut Israel

(1992),

yang mempengaruhi

keberhasilan atau kegagalan kelembagaan adalah :
a. Faktor-faktor eksogen : faktor-faktor yang mempengaruhi seluruh
negara, wilayah atau sektor untuk periode tertentu, misalnya banjir,
kekeringan peperangan, krisis ekonomi, perubahan-perubahan penting
dalam kebijakan ekonomi.
b. Kepemimpinan individu-individu yang menonjol
c. Manajemen yang baik mulai dari perencanaan,pengorganisasian,
pelaksanaan serta pengawasan
d. Komitmen
Menurut Nurdin (1 989), kelembagaan (institusi) merupakan wadah bagi
masyarakat untuk berpartisipasi. Masyarakat akan berpartisipasi manakala
organisasi tersebut sudah dikenal dan dapat memberikan manfaat langsung pada
masyarakat.

Pengembangan Masyarakat
Pengembangan masyarakat adalah suatu gerakan yang dirancang untuk
meningkatkan taraf hidup keseluruhan Masyarakat melalui partisipasi aktif. dan
jika

memungkinkan

berdasarkan pada

inisiatif masyarakat (Adi, 2001).

Karakteristik pengembangan masyarakat menurut Glen (1993) seperti dikutip oleh
Adi (2001), menjelaskan bahwa ada tiga unsur dasar yang menjadi ciri khas
pengembangan masyarakat yaitu :
1. Tujuan

dari

pengembangan

masyarakat

adalah

memampukan

masyarakat untuk mendefinisikan dan memenuhi kebutuhan mereka
atau dengan kata lain tujuan utama dari pengembangan masyarakat
adalah

mengembangkan

kemandirian

dan

memantapkan

rasa

kebersamaan sebagai suatu Masyarakat berdasarkan pada kebutuhan
yang dirasakan oleh masyarakat. Dalarn ha1 masalah pengurnpulan
dana untuk pelaksanaan kegiatan tidak selalu mengandalkan dana dari
sumber dana lokal saja, tetapi bagaimana masyarakat itu mampu
mendapatkan dana dari sumber lain.
2. Proses

pelaksanaannya

melibatkan

kreatifitas

dan

kejasama

masyarakat ataupun kelompok-kelompok dalam masyarakat tersebut.
Dalam ha1 ini kejasarna dan kreatifitas merupakan dasar dalam proses
pengembangan masyarakat. Konflik yang terjadi dalam Masyarakat
hams dianggap sebagai tantangan utama dalam meningkatkan
keterlibatan masyarakat.
3. Peran pengembang masyarakat lebih banyak difokuskan pada peran

sebagai pemercepat perubahan, pembangkit semangat dan pendidik.
Pengembangan masyarakat dapat dilakukan melalui beberapa tahapan
sebagai berikut : (Adi, 200 1)
a. Tahap persiapan yaitu tahap ini antara lain menyiapkan petugas
lapangan, penyiapan lapangan yang akan dijadikan sasaran.
b. Tahap penilaian yaitu dilakukan dengan mengidentifikasi masalah
(kebutuhan yang dirasakan) dan juga sumber daya yang dimiliki
masyarakat.

c. Tahap perencanaan alternatif kegiatan yaitu mengajak masyarakat
untuk berpikir tentang masalah yang mereka hadapi dan bagaimana
cara mengatasinya serta dapat menciptakan perencanaan kegiatan
yang dapat mereka lakukan dalarn mengatasi masalah.
d. Tahap pemformulasian rencana aksi yaitu mengajak masyarakat untuk
dapat merurnuskan dan menentukan program dan kegiatan apa yang
akan mereka lakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada, ha1 ini
terjadi jika ada beberapa alternatif kegiatan yang diciptakan oleh
masyarakat.
e. Tahap pelaksanaan (implementasi) kegiatan yaitu merupakan salah
satu tahap yang paling penting dalam pengembangan masyarakat.
karena sesuatu yang telah direncanakan oleh masyarakat dapat
menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan.

f. Tahap evaluasi yaitu dilakukan dengan melibatkan masyarakat untuk
mengukur sejauhrnana keberhasilan atau bahkan kegagaian yang
terjadi.
Selanjutnya menurut Batten dikutip oleh Adi (2001), menjelaskan
prasyarat suatu pengembangan masyarakat yang harus dipenuhi adalah :
1. Adanya sejurnlah orang yang tidak puas terhadap keadaan mereka dan
sepakat tentang apa sebenarnya yang menjadi kebutuhan khas mereka.

2. Orang-orang ini menyadari bahwa kebutuhan tersebut hanya akan
terpenuhi bila mereka mau berusaha untuk memenuhi kebutuhan diri
mereka sendiri.
3. Mereka memiliki atau dapat dihubungkan dengan surnberdaya yang

memadai untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini termasuk :
a. Mempunyai cukup pengetahuan yang dapat membantu mereka
mengambil keputusan yang