Analisis posisi dan peran lembaga serta pengembangan kelembagaan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung

ANALISIS POSlSl DAN PERAN LEMBAGA
SERTA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
Dl DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) ClLlWUNG

APlK KARYANA

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTlTUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2007

PERNYATAAN MENGENAI DlSERTASl DAN
SUMBER INFQRMASI

(

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa disertasi saya dengan judul
Analisis Posisi dan Peran Lembaga serta Pengembangan Kelembagaan di
Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung adalah benar-benar asli karya saya dengan
arahan komisi pembimbing dan bukan hasit jiplakan atau tiruan dari tulisan
siapapun serta belurn diajukan dalarn bentuk apapun kepada perguruan tinggi

rnanapun.

Bogor, Pebruari 2007

Apik Karyana
NIM.P23600002

*

b'

opp 0

~ u u h
* s s
""3
3a'a',,

*2


n n

ABSTRAK

1

3

s sccr A

S'T3SQ

.

2 8r a2 5g t
59 23 2 0g,. -.
'
$%=; "
C


APIK KARYANA. Analisis Posisi dan Peran Lembaga serta Pengembangan
Kelernbagaan Daerah Aliran Sun ai (DAS) Ciliwung. NAIK SINUKABAN sebagai
Ketua. HARlADl KARTODIMRD~O, dan HAD! S. PASARIBU, sebagai Anggota
Komisi Pembimbing.

f D * '

='.rrQcP

Daerah Aliran Sungai Ciliwung merupakan DAS prioritas yang memiliki nilai
qidrologis, ekonornis dan sosial yang sangat penting bagi kelangsungan kehidupan
gmasyarakat. Kondisi DAS Ciliwung saat ini masih buruk yang tercermin dari laju
oerosi dan sedimentasi yang tinggi dan fluktuasi debit antara musim hujan dan
8
~
:g 2's f '5 g zkemarau yang tinggi. Selain itu kerusakan DAS Ciliwung didrikan pula oleh
wccr EL;
penurunan kualitas air sungai, pengurangan penutupan vegetasi, dan rendahnya
(Q P E - z.
' apendapatan masyarakat.

Untuk mengatasi masalah tenebut pemerintah telah
o 2, a.
3 g f~
zrnelaksanakan berbagai program dan kegiatan yang terkait dengan pengelolaan
B
e
g
"
~ D A S .Narnun sampai saat ini kinerja pengelolaan DAS Ciliwung masih tergolong
c ?J=X
e 92
?rendah. Banyak aspek yang menyebabkan rendahnya kineja pengelolaan DAS
iil
stersebut, salah satu diantaranya adalah aspek ketembagaan. Aspek kelernbagaan
5
gyang diduga menjadi penyebab utama rendahnya kinerja pengelolaan DAS Ciliwung
g g$
,adalah
pembagian posisi dan peran lembaga pemerintah kurang sesuai, rendahnya
93

gg
%kapasitas Iernbaga pemerintah dalam mengatasi masalah pengelolaan DAS
5 G!n
Ciliwung serta koordinasi antar lembaga pernerintah tidak harrnonis.
%S
5'
Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis posisi dan peran lembaga
Q
3. 3
terlibat
dalam pengelolaan DAS Ciliwung, (2) menganalisis kapasitas lernbaga
E 9%
zyang terlibat dalam pengelolaan DAS Ciliwung, (3) menganalisis mekanisme
4 koordinasi antar lernbaga yang terlibat dalam pengelolaan DAS Ciliwung dan (4)
P
3s
$ 5?T
merancang bangun kelembagaan pengelolaan DAS Ciliwung. Metoda yang
n
digunakan untuk menganalisis posisi dan peran lembaga adalah ISM (inte~retative

2s
struciural modeling). Analisis mekanisme koordinasi dilakukan
dengan
K
menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dan untuk menilai
3a 3
?
kapasitas lernbaga digunakan elemen pernbelajaran organisasi (learning
organization) yang dianalisis dengan software SPSS (Statistical Package for Social
g
-.
4 L
Science).
-u
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat sernbilan lembaga pemerintah
yang terlibat secara langsung dalam pengelolaan DAS Ciliwung. Dari sembilan
w g
e.
lembaga ada empat lembaga yang memiliki posisi dan peran yang rnenentukan
r

m a l a m merumuskan dan rnelaksanakan kebijakan tata ruang dan program
c
Opengelolaan DAS yaitu Dinas Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor,
g.
aperum
Perhutani. Dinas Pellanian dan Kehutanan serta Balai Pengelolaan DAS
Q
s
Hasil analisis ISM, menunjukkan bahwa posisi lembaga yang
9
y
e
m
i
l
i
k
i
pengaruh
besar dalam pengelolaan DAS Ciliwng tidak sesuai dengan

E
mperannya
dalam
merurnuskan
dan melaksanakan kebijakan terkait pengelolaan
?
3pAS.
8
0
Analisis kapasitas lembaga menunjukkan bahwa lembaga-lembaga yang
F
gerlibat
dalarn pengelolaan DAS Ciliwung memiliki kapasitas yang tergolong cukup
7
Euntuk merumuskan dan rnelaksanakan kebijakan pemerintah yang terkait
-pengelolaan DAS sehingga perlu peningkatan kapasitas menjadj lebih baik. Untuk
Ql

2 i p 5Z:( P ,c
ST,


pJ ~ S
sg9 $ 3
a4
K
f~ Q

P

Q

.-I.

2

=

Q

R


.-I.

5

is

gymg

Y

; I;

z

x

c

8


b.

2

~~iliwun~- ita arum.

I

-.

b'

itu perlu pelatihan penerapan prinsip-prinsip pernbelajaran organisasi (learning
organization) secara rutin pada setiap lernbaga yang terlibat.
Berdasarkan analisa AH? koordinasi antar lembaga yang terfibat dalam
pengelolaan DAS C i l i n g belum harmonis. Ketidakhannonisan ini ditunjukkan oleh
rendahnya saling ketergantungan antar lembaga pada elemen tugas pokok (task),
elemen kegiatan (activity) dan elemen surnberdaya (resources). Dari ke tiga elemen,
koordinasi antar lembaga yang terlibat pengelolaan DAS hanya dalam taraf
pemanfaatan sumberdaya (resources).
Analisis terhadap tiga aspek kelernbagaan rnenunjukkan bahwa (1) masalah
kelembagaan di DAS Ciliwung bukan pada masalah lembaganya sebagai
organisasi, tetapi pada rnasalah kelembagaan yang menyangkut hubungan antar
lembaga; (2) lernbaga-lembaga pemerintah yang terfibat dalam pengelolaan DAS
B Ciliwung belum merniliki program dan kegiatan yang berorientasi pada pemecahan
rnasalah kelembagaan DAS; (3) kebijakan dan peran pemerintah pusat belum
berfungsi efektif untuk rnengatasi rnasalah yang terjadi di DAS Ciliwung.
Untuk rneningkatkan kinerja pengelolaan DAS Ciliwung perlu pemberdayaan
yang sungguh sungguh pada lembaga yang sudah ada dan pembentukan wadah
baru yang merniliki fungsi koordinasi dan kewewenangan dalam pengelolaan DAS
Ciliwung secara terintegrasi.

@
5

b.

Q

s

9
E

0
7

P

%

ca
7
-.

F

0
c
-

28

3

F

3

ABSTRACT
**

- L L

z8'gs

*

APlK KARYANA. Position Analysis of Ciliwung Watershed alon with its
Institution Role and Institutional Development, under the supenrision o Professor
NAlK SINUKABAN, and HARlADl KARTODIHARDJO and HAD1 S. PASARIBU
as members.

9

Q

s am A

SrrTSQ

2 %F gX us 4

g%c,3' ,p Zm. 7
Q

E

Ciliwung watershed is categorized to be a priority watershed in Indonesia
due to its hydrologic, economic, and social importance for people lifelihood. The
atershed condition so far is in critical stage indicated by high rate of soil erosion
s,Dsg5:
nd sedimentation and fluctuated discharge between two seasons, rainy to dry
g 9 3 5 n
3 -s 8a cz 9
,Iseason. These problems are characterized by decreasing water quality, dwinlling
$ 8 p 9;$ "the extent of vegetation cover, and low income of local community. Government
$3
23
$had implemented programs of activities related to watershed management to
S 9 E z g
overcome the problems, however those activities were not very effective yet.
g.
3
g.
-. 2
-Many
aspects influenced the low performance of watershed management among
o g,7.
3 g a
others is institutional aspect. The most institutional aspects which are considered
8
~ aZ
L$very importan to cause the low performance include incompatible role and
?position, low institutional capacity, and disharmonious coordination among
2
-. government institutions.
The objectives of this research are (Ito
) analyze position and role of
XT
5%
n
%institutionsinvolving in the management of Ciliwung watershed (2) to analyze the
g 85
$capacity of the institutions involving in the management, (3) to analyze the
5 3? fa8
9)
= mechanism of coordination among institutions involved in the management and
-n. 3
2
. g(4) to design strong and effective Ciliwung watershed management institution.
P
$2
gAnalysis of the position and role of the institutions was carried out by using
=
. z
X 8interpretative structural modeling (ISM) method. Coordination mechanism was
P 3s
3 analyzed using Analytical Hierarchy Process (AHP) approach and assessment of
institutions' capacity was carried out using learning organization method
i
a e$
employing SPSS (StatisticalPackage for Social Science) software.
This research showed that there are 9 (nine) government institutions
ze
directly
rnvolved in the management of Ciliwung watershed, where 4 (four) of
a
?
them have a very important role and position in formulating and implementing
spatial policies and programs on watershed management. The four institutions
-. g
4- L
are Dinas Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor, Perum
u g.
Perhutam, Dinas Pertanian dan Kehutanan serta Balai Pengelolaan DAS
g
Ciliwung-Citarum. ISM analysis showed that the position of these institutions was
e.
XT
not, correspond with their role in formulating and implementing government
0 pol~cieson watershed management
E
*
The assessment on instjtutions' capacity expressed that the institutions
3
'
-.
CQ
Q
0
~nvolvedIn watershed management have sufficient capacity. In order to increase
s
=n
their performance, learning organization principles should be applied routinely in
E
p e a c h involved institutions.
CQ
Based on anlytical hierarchy process (AHP) on institutional coordination,
7
-..
0 indicated that there were disharmonious coordination among institurions in
S managing Ciliwung watershed. The disharmony was shown by its low
Zj?=independency between institution at tasks, activities, and resource elements.
Among those elements, the disharmonious coordination is occuring mainly at
9)resource utilization.
Analysis on the three aspects of institution showed that (1) institutional
Cproblems in Ciliwung watershed was not in the institution as organization but
z m ~ a i non
l ~ the relation among institutions, (2) government institutions inyolved in

p
$g$e.
=exrs

9gxr~,

"

.-I.

z egg ei

CC

.-I.

8
2

fl

g

;c

x

"

8

5

I

5

-

c