Analisis Hukum Terhadap Kebijakan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada PT. Bank Sumut

(1)

“ANALISIS HUKUM TERHADAP KEBIJAKAN

CORPORATE

SOCIAL RESPONSIBILITY

PADA PT. BANK SUMUT “

Oleh

PUTRI NESIA DAHLIUS NIM :127005006/HK

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

SOCIAL RESPONSIBILITY

PADA PT. BANK SUMUT.

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Magister Hukum dalam Program Studi Magister Ilmu Hukum pada

Fakultas Hukum Univrrsitas Sumatera Utara

PUTRI NESIA DAHLIUS

127005006

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

RESPONSIBILITY

PADA PT. BANK

SUMUT.

Nama Mahasiswa

: PUTRI NESIA DAHLIUS

Nomor Pokok

: 127005006

Program Studi

: Ilmu Hukum

Menyetujui :

Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Bismar Nasution, S.H. M. H.

Ketua

Prof. Dr. Suhaidi, S. H., M.H. Dr. Mahmul Siregar, S.H., M. Hum.

Anggota Anggota

Ketua Program Studi Ilmu Hukum

Prof. Dr. Suhaidi, S.H., M. H Prof. Dr. Runtung, S.H., M. Hum.


(4)

Tanggal 14 Januari 2015

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua

: Prof. Dr. Bismar Nasution, S.H., M. H.

Anggota

:

1.

Prof.

Dr.

Suhaidi, S. H, M. H

2. Dr. Mahmul Siregar, S.H., M. Hum

3. Prof. Dr. Sunarmi, S.H., Hum

4. Dr. Dedi Harianto., S. H., M. Hum.


(5)

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak ada terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak ada terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 14 Januari 2015

Penulis,

PUTRI NESIA DAHLIUS NIM. 127005006


(6)

Seiring perubahan kualitas hidup manusia, kesadaran masyarakat terhadap keberadaan suatu perusahaan di lingkungannya semakin meningkat. Perusahaan dituntut untuk tidak semata-mata mengejar keuntungan finansial, melainkan juga mengedepankan etika bisnis, terutama kepedulian dan kontribusinya terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Tanggung Jawab sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan untuk turut serta berperan dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan itu sendiri, komunitas lokal, maupun masyarakat pada umumnya. Konsep penerapan CSR di Indonesia di atur dalam peraturan perundang-undangan yaitu UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, UU No. 19 tahun 2003 tentang BUMN, UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan, Mineral Dan Batu Bara, PP No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas, dan Keputusan MK No. 53/PUU-XI/2008 tentang Pertimbangan Konstitusionalitas Norma Pengujian Pasal 74 UU PT.

Dalam penulisan tesis ini terdapat 3 (tiga) permasalahan yaitu : Bagaimanakah penerapan konsep Corporate Social Responsibility (CSR) dalam perundang-undangan di Indonesia, bagaimanakah kebijakan PT. Bank Sumut dalam pelaksanaan kewajiban Corporate Social Responsibility (CSR) nya, serta bagaimanakah independensi PT. Bank Sumut dalam pelaksanaan kebijakan CSR nya.

Penelitian yang dilakukan bersifat metode normatif empiris karena untuk mengetahui lebih dalam norna-norma hukum positif yang dapat di jadikan dasar lahirnya kewajiban CSR dan untuk melihat bagaimana perilaku masyarakat (Bank Sumut) dalam melaksanakan peraturan-peraturan hukum tentang CSR.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penerapan CSR di Indonesia sudah merupakan suatu kewajiban hukum. Karena CSR merupakan suatu kewajiban hukum bagi perseroan terbatas, maka CSR harus dianggarkan sebagai beban biaya perseroan. Namun untuk besarnya jumlah dana CSR tidak diatur dalam UU tersebut, hal ini sesuai dengan kemampuan perusahaan dengan memperhatikan azas kepatutan dan kewajaran.

Kebijakan PT. Bank Sumut dalam melaksanakan CSR nya mengacu kepada UU No. 40/2007 tentang PT, PP. No. 47/2012, Keputusan RUPS, dan Keputusan Direksi No. 240/Dir/Setdir/SK/2013 tentang Standar Operasional Prosedur CSR. Dimana Bank Sumut menggunakan model manajemen CSR dengan pola kemitraan, yang bekerja sama dengan pemerintah daerah. Dimana perencanaan dan pelaksanaan CSR di tentukan oleh pemerintah daerah. Bank Sumut dalam melaksanakan CSR nya menunggu usulan dari pemerintah daerah. Dalam hal menentukan sesuai atau tidaknya penyaluran dana CSR tersebut Bank Sumut telah mempunyai Standar operasional prosedur (SOP) dalam mekanisme pelaksanaan CSR nya. Dapat dikatakan dalam penyaluran dana CSR di Bank Sumut Pemkab/Pemko berperan aktif dan sepenuhnya menentukan penyaluran


(7)

Along with the change in the quality of human life, people’s awareness of the existence of a company in their surrounding is increasing. A company is expected not only to be profit oriented but also put forward business ethics, particularly care for and contribute to environment and to the people in its vicinity. Corporate Social Responsibility (CSR) is a commitment of a company to participate in the sustainable economic development in order to increase the quality of life and useful environment for the company itself, for the local community, and for the people as a whole. The consept of implementing CSR in Indonesia is regulated under Law No. 40/2007on Corporation, Law No. 25/2007 on Capital Investment, Law No. 19/2003on BUMN, Law No. 4/2009 on Mining, Mineral, and Coal, PP (Government Regulation) No. 47/2012 on Social and Environmental Responsibility on Corporation, the Decree of teh Supreme Court No. 53/PUU-XI/2008 on Constitutional Advisory of Audit Norm, under Article 74 of Law on Corporation

There were 3 (three) problems as follow : how about the implementation of the concept of CSR in legal provisions in Indonesia, how about the policy of PT. Bank Sumut in implementing it CSR, and how about the independence of PT. Bank Sumut in implementing its CSR policy.

The research used judical empirical method which was aimed to deeply find out positive legal norms which could be used as the basis for the birth of CSR and to find out public behavior(Bank Sumut) in implementing legal provisions on CSR.

The result of the research shoowed that the implementation of CSR in Indonesia is legally obligatory, especially for a corporation so that it is budgeted as the corporation’s expense. However, the amaount of the expense is not regulated in the law; it depends on the capacity of the company by considering reasonableness and fairness.

The policy of PT. Bank Sumut in implementing its CSR referred to Law No. 40/2007 on Corporation, PP No. 47.2012, the Decree of RUPS, and the Decree of the Director No. 240/Dir/Setdir/SK/2013 on the Operational Standard Procedure of CSR, in which Bank Sumut used CSR management with partnership pattern by collaborating with the local governmen that determined CSR planning and implementation. Bank Sumut only waits for the proposal from the local government to implement its CSR, and it has had its own SOP (operational standard procedure) in the mechanism of determining whether the fund is reasonable or not. In other words, Bank Sumut plays an active role in determining the distribution of the CSR fund although it has to follow its right corridor.


(8)

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Tesis ini berjudul “Analisis Hukum Terhadap Kebijakan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada PT. Bank Sumut”, yang disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan di Program Pascasarjana Univeristas Sumatera Utara Medan.

Dalam penyusunan tesis ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat para pembimbing Prof. Dr. Bismar Nasution, S.H., M.H., Prof. Dr. Suhaidi S.H., M.H., dan Dr. Mahmul Siregar S.H. M.Hum., yang ditengah-tengah kesibukannya masih tetap meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk, dan mendorong semangat penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

Penulis sampaikan juga penghargaan yang setulus-tulusnya kepada :

1. Rektor Universitas Sumatera Utara , Bapak Prof. Dr. Dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M. Sc (CTM)., Sp. A (K).

2. Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Bapak Prof. Dr. Runtung, S.H., M. Hum.


(9)

memberikan dukungan, doa, motivasi kepada penulis hingga dapat menyelesaikan tesis ini.

4. Drs. Dahlius Dahlan (Alm) Ayahanda tercinta yang saya yakin selalu mendoakan yang terbaik buat saya.

5. Ibu Prof. Dr. Sunarmi, S.H, M. Hum.,selaku anggota komisi penguji atas semua saran dan masukannya.

6. Bapak Dr. Dedy Harianto S. H. M. Hum., selaku anggota komisi penguji atas semua saran dan masukannya.

7. Bapak M. Yahya selaku Direktur Operasional PT. Bank Sumut yang telah memberikan dukungan, semangat, serta kemudahan bagi penulis dalam menjalani pendidikan Program Studi Magister Ilmu Hukum Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

8. Para Dosen yang telah memberikan ilmu dan pengarahan kepada penulis selama menuntut ilmu pengetahuan di Program Studi Magister Ilmu Hukum Sekolah Pascasarjana Univeristas Sumatera Utara.

9. Seluruh pegawai Program Studi Magister Ilmu Hukum Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, atas segala pelayanan dan dorongan kepada penulis.

10.Bapak Didi Duharsa selaku Pimpinan Corporate Secretary yang telah membantu dalam melakukan penelitian di PT. Bank Sumut.


(10)

yang senantiasan memberikan masukan, serta membantu penulis dalam pengumpulan data-data dalam menyelesaikan tesis ini.

12.Rekan-rekan PT. Bank Sumut yang membantu dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tesis ini.

13.Teman-teman kuliah Angkatan 2012 di Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Sumatera Utara dan semua pihak yang telah banyak memberikan masukan sehingga tesis ini dapat diselesaikan, penulis ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya.

Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan manfaat kepada semua pihak dan sekaligus menyampaikan permintaan maaf yang tulus jika seandainya terdapat kekeliruan, dan tak luput pula penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang bertujuan menyempurnakan tesis ini.

Medan, Desember 2014

Penulis,

PUTRI NESIA DAHLIUS


(11)

Nama : PUTRI NESIA DAHLIUS Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 26 Maret 1988

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Stella Raya Komp. Stella Residance Blok EE12

Pendidikan Formal : - Sekolah Dasar (SD) Kartika 1-I Medan (Lulus Tahun 2000)

- Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Medan (Lulus Tahun 2003)

- Sekolah Menengah Atas (SMA) Harapan 1 Medan (Lulus Tahun 2006)

- S-1 Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (Lulus Tahun 2010)

- Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara Program Studi Magister Ilmu Hukum (2012-2015)

Medan, Desember 2014 Penulis,

Putri Nesia Dahlius Nim. 127005006


(12)

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ……… iii

PERNYATAAN ……….. iv

ABSTRAKSI ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR... viii

RIWAYAT HIDUP ………... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ……… xv

DAFTAR GAMBAR ……… xvi

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Perumusan Masalah... 13

C. Tujuan Penelitian... 14

D. Manfaat Penelitian... 14

E. Keaslian Penelitian... 16

F. Kerangka Teori Dan Konsepsi... 18

G. Metode Penelitian... 32


(13)

A. Konsep CSR di Indonesia... 38 B. Pengaturan CSR dalam Perundang-Undangan di Indonesia..56 C. Manfaat Corporate Social Responcibility... 72 D. Hambatan Dalam Penerapan CSR... 81

BAB III : KEBIJAKAN PT. BANK SUMUT DALAM PELAKSANAAN KEWAJIBAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR).

A. Profil PT. Bank Sumut………..………... 87

B. Dasar Penerapan CSR pada PT. Bank Sumut ... 93

C. Pelaksanaan CSR PT. Bank Sumut... 100

BAB IV : INDEPENDENSI PT. BANK SUMUT DALAM PELAKSANAAN KEBIJAKAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR).

A. Mekanisme Pengalokasian Dana CSR PT. Bank Sumut... 114 B. Independensi Bank Sumut Dalam Penyaluran Dana CSR... 131 C. Peran Pemegang Saham Dalam Pelaksanaan CSR... 139


(14)

B. Saran ... 143

DAFTAR PUSTAKA ... 145


(15)

Tabel 1 : Alokasi Dana CSR PT. Bank Sumut Tahun Buku 2011.... ... 125

Tabel 2 : Alokasi Dana CSR PT. Bank Sumut Tahun Buku 2012... 127

Tabel 3 : Rekap Anggaran Dan CSR PT. Bank Sumut... 129


(16)

Gambar 1 : Model Manjemen Pengelolaan CSR Bank Sumut ... 101


(17)

Seiring perubahan kualitas hidup manusia, kesadaran masyarakat terhadap keberadaan suatu perusahaan di lingkungannya semakin meningkat. Perusahaan dituntut untuk tidak semata-mata mengejar keuntungan finansial, melainkan juga mengedepankan etika bisnis, terutama kepedulian dan kontribusinya terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Tanggung Jawab sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan untuk turut serta berperan dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan itu sendiri, komunitas lokal, maupun masyarakat pada umumnya. Konsep penerapan CSR di Indonesia di atur dalam peraturan perundang-undangan yaitu UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, UU No. 19 tahun 2003 tentang BUMN, UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan, Mineral Dan Batu Bara, PP No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas, dan Keputusan MK No. 53/PUU-XI/2008 tentang Pertimbangan Konstitusionalitas Norma Pengujian Pasal 74 UU PT.

Dalam penulisan tesis ini terdapat 3 (tiga) permasalahan yaitu : Bagaimanakah penerapan konsep Corporate Social Responsibility (CSR) dalam perundang-undangan di Indonesia, bagaimanakah kebijakan PT. Bank Sumut dalam pelaksanaan kewajiban Corporate Social Responsibility (CSR) nya, serta bagaimanakah independensi PT. Bank Sumut dalam pelaksanaan kebijakan CSR nya.

Penelitian yang dilakukan bersifat metode normatif empiris karena untuk mengetahui lebih dalam norna-norma hukum positif yang dapat di jadikan dasar lahirnya kewajiban CSR dan untuk melihat bagaimana perilaku masyarakat (Bank Sumut) dalam melaksanakan peraturan-peraturan hukum tentang CSR.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penerapan CSR di Indonesia sudah merupakan suatu kewajiban hukum. Karena CSR merupakan suatu kewajiban hukum bagi perseroan terbatas, maka CSR harus dianggarkan sebagai beban biaya perseroan. Namun untuk besarnya jumlah dana CSR tidak diatur dalam UU tersebut, hal ini sesuai dengan kemampuan perusahaan dengan memperhatikan azas kepatutan dan kewajaran.

Kebijakan PT. Bank Sumut dalam melaksanakan CSR nya mengacu kepada UU No. 40/2007 tentang PT, PP. No. 47/2012, Keputusan RUPS, dan Keputusan Direksi No. 240/Dir/Setdir/SK/2013 tentang Standar Operasional Prosedur CSR. Dimana Bank Sumut menggunakan model manajemen CSR dengan pola kemitraan, yang bekerja sama dengan pemerintah daerah. Dimana perencanaan dan pelaksanaan CSR di tentukan oleh pemerintah daerah. Bank Sumut dalam melaksanakan CSR nya menunggu usulan dari pemerintah daerah. Dalam hal menentukan sesuai atau tidaknya penyaluran dana CSR tersebut Bank Sumut telah mempunyai Standar operasional prosedur (SOP) dalam mekanisme pelaksanaan CSR nya. Dapat dikatakan dalam penyaluran dana CSR di Bank Sumut Pemkab/Pemko berperan aktif dan sepenuhnya menentukan penyaluran


(18)

Along with the change in the quality of human life, people’s awareness of the existence of a company in their surrounding is increasing. A company is expected not only to be profit oriented but also put forward business ethics, particularly care for and contribute to environment and to the people in its vicinity. Corporate Social Responsibility (CSR) is a commitment of a company to participate in the sustainable economic development in order to increase the quality of life and useful environment for the company itself, for the local community, and for the people as a whole. The consept of implementing CSR in Indonesia is regulated under Law No. 40/2007on Corporation, Law No. 25/2007 on Capital Investment, Law No. 19/2003on BUMN, Law No. 4/2009 on Mining, Mineral, and Coal, PP (Government Regulation) No. 47/2012 on Social and Environmental Responsibility on Corporation, the Decree of teh Supreme Court No. 53/PUU-XI/2008 on Constitutional Advisory of Audit Norm, under Article 74 of Law on Corporation

There were 3 (three) problems as follow : how about the implementation of the concept of CSR in legal provisions in Indonesia, how about the policy of PT. Bank Sumut in implementing it CSR, and how about the independence of PT. Bank Sumut in implementing its CSR policy.

The research used judical empirical method which was aimed to deeply find out positive legal norms which could be used as the basis for the birth of CSR and to find out public behavior(Bank Sumut) in implementing legal provisions on CSR.

The result of the research shoowed that the implementation of CSR in Indonesia is legally obligatory, especially for a corporation so that it is budgeted as the corporation’s expense. However, the amaount of the expense is not regulated in the law; it depends on the capacity of the company by considering reasonableness and fairness.

The policy of PT. Bank Sumut in implementing its CSR referred to Law No. 40/2007 on Corporation, PP No. 47.2012, the Decree of RUPS, and the Decree of the Director No. 240/Dir/Setdir/SK/2013 on the Operational Standard Procedure of CSR, in which Bank Sumut used CSR management with partnership pattern by collaborating with the local governmen that determined CSR planning and implementation. Bank Sumut only waits for the proposal from the local government to implement its CSR, and it has had its own SOP (operational standard procedure) in the mechanism of determining whether the fund is reasonable or not. In other words, Bank Sumut plays an active role in determining the distribution of the CSR fund although it has to follow its right corridor.


(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perubahan kualitas hidup manusia, kesadaran dan sikap kritis masyarakat terhadap keberadaan suatu perusahaan di lingkungannya semakin meningkat. Perusahaan dituntut untuk tidak semata-mata mengejar keuntungan finansial (profit oriented), melainkan juga mengedepankan etika bisnis, terutama kepedulian dan kontribusinya terhadap lingkungan dan masyarakat di sekitarnya.1

Diwajibkan atau tidak diwajibkan oleh pemerintah tanggung jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat di sekitarnya seharusnya merupakan komitmen yang lahir atas kesadaran sendiri bahwa perusahaan dan masyarakat semestinya bisa hidup berdampingan secara harmonis, bersama menikmati kesejahteraan dan bersama merasakan kenyamanan.

Milton Friedman ekonom pemenang hadiah Nobel bersikap pesimis atas segala upaya menjadikan perusahaan sebagai alat tujuan sosial. Tujuan korporasi, menurutnya hanyalah menghasilkan keuntungan ekonomi bagi pemegang sahamnya.2

1 Bambang Radito & Melia Famiola. CSR. (Bandung: Rekayasa Sains. 2013). Hal. 1

2 K. Bertens, Pengantar Etika Bisnis (Yogyakarta: Kanisius, 2000),Hal 293

Milton Friedman (1912) adalah Professor Emeritus dari Universitas Chicago dan pemenang Nobel bagian Ekonomi pada tahun 1976. Ia adalah pelopor utama dari Neoliberalisme, aliran dalam ekonomi yang sedapat mungkin menerapkan pemikiran liberalisme klasik (Adam Smith) pada abad ke-20. Ia telah merumuskan pandangannya tentang tanggung jawab perusahaan dalam bukunya Capitalism and Freedom (1962), tetapi yang menjadi terkenal dalam konteks ini adalah tulisannya yang dimuat dalam


(20)

Jadi korporasi memberikan sebagian keuntungannya bagi masyarakat dan lingkungan, maka korporasi telah menyalahi kodratnya dimana korporasi hanya mencari keuntungan sebesar-besarnya demi kepentingan pemegang saham.

Friedman menyimpulkan bahwa doktrin tanggung jawab sosial dari bisnis merusak ekonomi pasar bebas. Doktrin ini juga bersifat ancaman terhadap masyarakat bebas dan demokratis. Kemudian Friedman dalam bukunya Capitalism and Freedom, menyatakan bahwa :

“Dalam masyarakat bebas terdapat hanya satu tanggung jawab sosial untuk bisnis, yakni memanfaatkan sumber daya alam dan melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang bertujuan meningkatkan keuntungannya, selama hal itu sebatas aturan-aturan main, artinya, melibatkan diri dalam kompetisi yang terbuka dan bebas tanpa penipuan dan kecurangan.”3

Bahkan Milton Friedman mengungkapkan bisnis dari bisnis adalah bisnis (The bussiness of bussiness is bussiness). Tanggung jawab sosial hanya pada individu dan tidak melekat pada perusahaan sebab tanggung jawab perusahaan adalah menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi pemegang saham.4

Perusahaan –perusahaan yang ada terlalu fokus kepada kegiatan ekonomi dan produksi yang mereka lakukan sehingga melupakan keadaan masyarakat di sekitar wilayah beroperasinya dan juga melupakan aspek-aspek kelestarian lingkungan. Padahal sebagaimana diamanatkan di dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada Pasal

New York Time Magazine, 13 September 1970, dengan judul The Social Responsibility of Business is to Increase its Profits.

3Ibid, Hal. 294

4 Sri Hartati Samhadi,“Etika Sosial Perusahaan Multinasional”, Harian Kompas, tanggal 4 Agustus 2007.


(21)

28H Ayat (1) yang berbunyi sebagai berikut “ setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.5

Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen ke IV yang berbunyi sebagai berikut :6

1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas dasar kekeluargaan.

2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkadung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. 4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokraksi

ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.

Jelaslah dalam Undang-Undang Dasar ini bahwa masyarakat memiliki hak atas lingkungan yang baik dan sehat sebagai bagian dari hak asasi manusia, yang merupakan hak yang paling mendasar yang dimiliki setiap orang. Lingkungan hidup yang baik dan sehat sangat berperan dalam kelangsungan hidup masyarakat. Dimana lingkungan yang baik dan sehat dapat menjadikan masyarakat bebas dari segala penyakit. Masyarakat juga berhak mendapatkan pendidikan lingkungan hidup, akses informasi, akses partisipasi dan akses keadilan dalam memenuhi hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat. Pendidikan yang diperoleh mengupayakan masyarakat

5

Pasal 28H Ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945 6 Pasal 33 UUD tahun 1945 Amandemekn Ke IV


(22)

lebih sadar akan lingkungan yang baik dan bersih serta dapat meningkatkan kualitas lingkungan hidup.

Corporate Sosial Responsibility (CSR) sebagai komitmen bisnis untuk

memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup komunitas setempat maupun masyarakat luas, dan bagi terciptanya iklim usaha/investasi yang kondusif dan keberlanjutan bisnis.

Substansi keberadaan prinsip CSR adalah dalam rangka memperkuat kemampuan perusahaan untuk beradaptasi dengan lingkungannya, komunitas dan pemangku kepentingan (stakeholders) yang terkait dengannya baik lokal, nasional, maupun global. Di dalam pengimplementasiannya diharapkan agar unsur-unsur perusahaan, pemerintah dan masyarakat saling berinteraksi dan mendukung supaya CSR dapat diwujudkan secara komprehensif sehingga dalam pengambilan keputusan, menjalankan keputusan dan pertanggungjawabannya dapat dilaksanakan bersama, CSR merupakan sebuah etika dalam dunia usaha dimana perusahaan wajib melakukan hal tersebut.7

CSR semakin mendapat perhatian dan pengakuan secara nasional dan global seiring dengan munculnya kesadaran bahwa CSR telah menjadi suatu kebutuhan bersama di kalangan dunia usaha, masyarakat dan pemerintah. Bagi perusahaan, CSR bermanfaat untuk memperoleh citra yang baik, kepercayaan, keamanan sosial, dan

7Alchoyr: “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan” www.theprworld.com/CSR-Indonesia di akses pada tanggal 25 April 2014.


(23)

keberlanjutan perusahaan. Sedangkan bagi masyarakat, CSR bermanfaat untuk memberikan perlindungan dan kesejahteraan. Bagi pemerintah sendiri, CSR bermanfaat untuk meringankan beban pembiayaan pembangunan dan mempercepat pencapaian kesejahteraan rakyat.

Di Indonesia, CSR telah diatur dalam Undang-Undang. Salah satunya, Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang mewajibkan implementasi CSR bagi perusahaan-perusahaan yang menggunakan dan/atau terkait dengan sumber daya alam. Sementara UU No 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dalam Pasal 15 ayat b menegaskan bahwa setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.

Pendorong perkembangan CSR yang terjadi di Indonesia adalah pergeseran paradigma dunia usaha yang tidak hanya semata-mata untuk mencari keuntungan saja melainkan juga bersikap etis dan berperan dalam penciptaan investasi sosial. Di dalam Pasal 74 Undang-Undang Tentang Perseroan Terbatas menyebutkan bahwa :

“ Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya mengelolah dan memanfaatkan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Jika tidak dilakukan maka perseroan tersebut akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”. Kesadaran pentingnya melakukan CSR merupakan trend global seiring dengan semakin maraknya kepedulian mengutamakan pemangku kepentingan (stakeholders). Prinsip CSR ini juga tidak terlepas dengan prinsip Good Corporate


(24)

Governance (GCG) yang merupakan prinsip fairness, transparancy, dan accountability.8

Aturan yang lebih tegas sebenarnya juga sudah ada di dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dalam Pasal 15 huruf b disebutkan “setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan”.9 Jika tidak maka dapat dikenai sanksi mulai dari peringatan tertulis, pembatasan kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal atau pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal (Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal).10

Pengaturan CSR di dalam peraturan Perundang-Undangan Indonesia tersebut masih menciptakan kontroversi dan kritikan. Bagi kalangan pebisnis CSR dipandang sebagai suatu kegiatan sukarela sehingga tidak diperlukan pengaturan di dalam peraturan perundang-undangan. Menurut Ketua Umum Kadin, Mohammad S. Hidayat, CSR adalah “Kegiatan diluar kewajiban perusahaan yang umum dan sudah ditetapkan dalam perundang-undangan formal sehingga jika diatur akan bertentangan dengan prinsip kerelaan dan akan memberikan beban baru kepada dunia usaha.11”

8

Jamin Ginting, Hukum Perseroan Terbatas(UU No. 40 Tahun 2007). Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2007, Hal 94

9 Pasal 15 Huruf b Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal 10 Pasal 34 Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

11CSR, Kegiatan Sukarela yang Wajib diatur”. Dimuat dalam www.hukumonline.com, pada tanggal 1 maret 2008, diakses pada tanggal 22 Februari 2014.


(25)

Prakteknya penerapan CSR disesuaikan dengan kemampuan masing-masing perusahaan dan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu kegiatan CSR sangat beragam, hal ini bergantung pada proses interaksi sosial bersifat sukarela didasarkan pada dorongan moral dan biasanya melebihi dari hanya sekedar kewajiban memenuhi peraturan perundang-undangan. Perlu disadari banyak manfaat yang akan diperoleh perusahaan yang melakukan CSR antara lain dapat mempertahankan dan menaikkan reputasi dan brand image perusahaan sehingga muncul citra yang positif dari masyarakat. Upaya CSR mampu meningkatkan citra perusahaan dengan mempraktekkan karya ini yang sering disebut kinerja sosial perusahaan (corporat social performance). Perusahaan menyadari masih ada hal yang perlu diperhatikan dari pada memperoleh laba sebesar mungkin yakni mempunyai hubungan baik dengan masyarakat di sekitar tempat usaha dan masyarakat umum.12

Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan tidak hanya pada perusahaan industri yang menghasilkan dampak negatif pada lingkungan dan masyarakat, tetapi juga bagi sektor perbankan.13 Sektor perbankan diharapkan tidak hanya melaksanakan tugas-tugas utama perbankannya melainkan juga diminta untuk tetap memiliki kepedulian terhadap lingkungan (komunitas) sebagai wujud corporate social responsibility-nya.14

12 K. Bertens, Op.cit. hal. 301

13

DjogoTonny.”Tanggung Jawab Sosial Korporasi” dimuat dalam www.beritabumi.or.id tanggal 24 November 2005 04.01.

14

Corporate Social Respnsibility,dimuat dalam www.bi.go.id diakses pada tanggal 21 Februari 2014


(26)

Pentingnya menerapkan CSR pada perusahaan bank telah terbukti dari sejumlah penelitian yang menunjukkan bahwa pelaksanaan CSR pada bank-bank di beberapa negara sudah cukup banyak dilakukan. Berdasarkan studi empiris yang dilakukan oleh Branco (2006) pada sejumlah bank-bank di Portugis, diyakini bahwa corporate social responsibility merupakan alat yang sangat penting bagi perusahaan untuk berkomunikasi dengan stakeholders-nya. Hal ini sejalan dengan pernyataan McDonald and Rudle-Thiele (2008) yang mengatakan bahwa program-program CSR yang dilaksanakan hampir seluruh bank-bank ritel di dunia bertujuan untuk memperkuat reputasi bank dan hubungan dengan para stakeholder. Demikian juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Gianna Zappi (2007) pada industri perbankan di Italia dimana pandangan Italian Banking Association tentang CSR adalah sebagai manajemen strategi perusahaan yang berorientasi pada pemberian nilai bagi para stakeholder-nya. Selain itu, berdasarkan penelitian Sharma and Vredenburg (1998) diyakini bahwa penerapan CSR sangat penting bagi perkembangan dan kekompetitifan bisnis perusahaan. Oleh karena itu, pertimbangan-pertimbangan ini menunjukkan bahwa penerapan CSR sangat perlu dilakukan oleh bank meskipun tidak ada regulasi atau peraturan yang mewajibkan penerapan CSR.15

Menurut Bank Dunia, tanggung jawab sosial perusahaan terdiri dari beberapa komponen utama: perlindungan lingkungan, jaminan kerja, hak azasi manusia, interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan masyarakat, standar usaha, pasar,

15Andriyati M Sinaga. Pengaruh Elemen Good Corporate Governence (GCG) Terhadap

Pelaporan Corporate Sosial Responsibility (CSR) Pada Sektor Perbankan Di Indonesia


(27)

pengembangan ekonomi dan badan usaha, perlindungan kesehatan, kepemimpinan dan pendidikan, bantuan bencana kemanusiaan. Banyak perusahaan di dunia yang makin meyakini bahwa CSR adalah mutlak untuk membangun citra yang lebih baik dan kredibel, dan bahwa inisiatif - inisiatif CSR berwawasan sosial dan lingkungan akan berdampak positif bagi kinerja finansial dan menjamin sukses berkelanjutan bagi suatu perusahaan.16

Kepatuhan terhadap hukum adalah kewajiban ‘standar’ yang harus dipenuhi. Namun melakukan sesuatu yang beyond the law adalah lebih baik lagi. Saat ini salah satu kriteria penilaian masyarakat dan stakeholder (termasuk shareholder) terhadap suatu perusahaan adalah bagaimana komitmen perusahaan tersebut pada masyarakat dan lingkungan yang mendapat kepercayaan dan yang memiliki reputasi baik adalah perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat dan lingkungan. Jika menilik pada konsep asalnya maka sebenarnya perusahaan yang telah memperhatikan kepentingan dan mengusahakan kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya melalui pemberian upah dan tunjangan-tunjangan kesehatan dan lain-lain serta yang telah menjaga serta melestarikan lingkungan hidup dalam kegiatan-kegiatan operasional perusahaan sebenarnya telah melakukan CSR. Begitu juga dengan perusahaan-perusahaan yang memperhatikan dan mengutamakan kepentingan konsumen dengan memberikan produk yang terbaik dan aman telah juga melakukan

16 Artikel: Mengenai Pengaruh Corporate Sosial Responsibility Terhadap Ekonomi Indonesia (Sumber : Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia), diakses pada tanggal 22 februari 2014


(28)

CSR. Hal-hal tersebut di atas sebenarnya dapat dikategorikan sebagai pelaksanaan CSR dalam arti sempit atau dalam arti pelaksanaan CSR secara ‘minimum’ mengingat kegiatan-kegiatan tersebut adalah berhubungan langsung dengan pelaksanaan bisnisnya. Meski merupakan pelaksanaan CSR secara ‘minimum’. Aspek lain yang patut diperhatikan adalah aspek keberlanjutan atau ‘sustainability’ dari setiap kegiatan CSR. Sebagai contoh, banyak perusahaan yang melakukan kegiatan-kegiatan ‘charity’ seperti sumbangan sembako atau bantuan lainnya kepada masyarakat yang terkena musibah banjir dan meng-klaim-nya sebagai salah satu bentuk CSR Perusahaan. Padahal dalam konsep CSR sangat erat kaitannya dengan aspek ini (lihat juga definisi CSR dalam Pasal 1 (3) UU PT). Sehingga, kegiatan-kegiatan CSR Perusahaan haruslah dibuat dalam rencana jangka panjang dan yang memiliki efek jangka panjang bagi masyarakat atau lingkungan.17

Ide mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau yang dikenal dengan Corporate Social Responbility (CSR) kini semakin diterima secara luas. Kelompok yang mendukung wacana CSR berpendapat bahwa perusahaan tidak dapat dipisahkan dari para individu yang terlibat di dalamnya, yakni pemilik dan karyawannya. Namun mereka tidak boleh hanya memikirkan keuntungan finansialnya saja, melainkan pula harus memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap publik. CSR merupakan

17www.aniunpad.fileswordpress.com mengenai Corporate Social Responsibility: Konsep,


(29)

Kepedulian perusahaan yang didasari 3 prinsip dasar yang dikenal dengan istilah Triple Bottom Lines (3P)yaitu:18

1. Profit, perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang.

2. People, Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia. Beberapa perusahaan mengembangkan program CSR seperti pemberian beasiswa bagi pelajar sekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan, penguatan kapasitas ekonomi lokal, dan bahkan ada perusahaan yang merancang berbagai skema perlindungan sosial bagi warga setempat

3. Plannet, Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan berkelanjutan keragaman hayati. Beberapa program TJSP yan berpijak pada prinsip ini biasanya berupa penghijauan lingkungan hidup, penyediaan sarana air bersih, perbaikan permukiman, pengembangan pariwisata (ekoturisme) dll.

Ada empat pola CSR di Indonesia, yang pertama adalah :19

1. Keterlibatan Langsung yaitu Perusahaan menjalankan program CSR secara langsung dengan menyelengarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara.

2. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan, Perusahaan mendirikan yayasan sendiri dibawah perusahaan atau grupnya. Model ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan di perusahaan-perusahaan di negara maju.

3. Bermitra dengan pihak lain, Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan lembaga sosial atau organisasi pemerintah (Ornop), Instansi Pemerintah, Universitas atau media masa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.

4. Mendukung atau bergabung dalam suatu Konsorsium, perusahaan turut mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu.

18

Suriadi Agus. Implementasi CSR Di Indonesia disampaikan pada acara sosialisasi SOP CSR PT. Bank Sumut. kamis 14 Februari 2013.

19

Hikmat Harry. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. (Bandung: Humaniora Utama. 2006) Hal.31


(30)

PT. Bank Sumut mempunyai kebijakan mengenai CSR nya sendiri yang dalam manajemen pengelolaan CSR nya dengan menggunakan model kemitraan yaitu perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan pemerintah (Pemko/Pemkab) dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya, dimana sumber dana CSR nya dari laba bersih perusahaan yang jumlahnya diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan sisa dana CSR tahun sebelumnya. Besarnya alokasi dana CSR pada PT. Bank Sumut dibagi sesuai dengan persentase kepemilikan saham masing-masing kabupaten atau kota ditambah dengan pembagian komposisi dana CSR milik pemerintah provinsi Sumatera Utara yang dibagi rata keseluruh Kabupaten atau Kota sehingga Kabupaten atau Kota yang tidak memiliki saham di bank juga mendapatkan dana CSR. Peruntukan dana CSR bank difokuskan kepada program kesejahteraan masyarakat yang tidak ditampung dalam APBD dan APBN sebagai contoh dalam bidang pendidikan dan pelatihan yaitu pemberian beasiswa untuk pelajar dan mahasiswa, pelatihan keterampilan kerja dan kewirausahaan. Dalam bidang kesehatan yaitu pengadaan ambilance, pengobatan gratis untuk masyarakat kurang mampu, dll. Pola penerapan CSR pada PT. Bank Sumut menggunakan empat (4) program, antara lain :20

1. Community Development (Pemberdayaan Masyarakat)

Program yang mendorong peningkatan kemampuan atau keterampilan atau pengetahuan yang menumbuhkan kemandirian kelomok sasaran secara terencana dan berkelanjutan dengan melibatkan partisipasi aktif kelompok

20 SK Direksi PT. Bank Sumut No. 240/Dir/Setdir/SK/2013 tanggal 3 September 2013 Tentang CSR.


(31)

sasaran dalam pengambilan keputusan yang difasilitasi oleh tenaga pendamping, seperti: pemberdayaan ekonomi yaitu pendampingan kelompok tani, pemberdayaan kesehatan yaitu pos pelayanan terpadu (posyandu), pemberdayaan lingkungan yaitu percontohan desa wisata, dll.

2. Charity dan Philanthropy (kedermawanan sosial)

Program pemberian kontribusi dalam bentuk donasi (sejumlah bantuan dana tunai tertentu)atau barang berupa kegiatan amal atau kepedulian sosial seperti bantuan dana ke panti jompo, bantuan sembako untuk korban bencana alam. 3. Social Marketing (Kampanye Sosial)

Program pemberian kontribusi dalam bentuk jasa sosial berupa kampanye kesadaran publik, seperti kampanye go green, kampanye HIV Aids, dll.

4. Community Voluntering (Kelompok Relawan)

Melibatkan karyawan perusahaan ataupun kelompok masyarakat sebagai relawan dalam program CSR ini seperti: kader kesehatan, sahabat alam,dll. Dalam hal realisasi program CSR dipertanggungjawabkan oleh Direksi pada RUPS.

Berdasarkan uraian-uraian diatas, Penulis tertarik untuk membahas tentang pengaturan Corporate Sosial Responsibility (CSR) sebagai suatu karya ilmiah dalam bentuk tesis dengan judul “Pelaksanaan Kebijakan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada PT. Bank Sumut terkait dengan penerapan CSR dalam perundang-undangan di Indonesia, kebijakan PT. Bank Sumut dalam melaksanakan CSR nya, dan indenpensi PT. Bank Sumut dalam pelaksanakan kebijakan CSR nya.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah penerapan konsep Corporate Social Responsibility (CSR) dalam perundang-undangan di Indonesia ?


(32)

2. Bagaimanakah kebijakan PT. Bank Sumut dalam pelaksanaan kewajiban Corporate Social Responsibility (CSR) ?

3. Bagaimanakah independensi PT. Bank Sumut dalam pelaksanaan kebijakan corporate social responsibility (CSR) ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian yang terdapat pada perumusan masalah di atas maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui penderivasian konsep Corporate Social Responsibility (CSR) dalam Perundang-Undangan di Indonesia.

2. Untuk mengetahui kebijakan PT. Bank Sumut dalam melaksanakan kewajiban Corporate Sosial Responsibility (CSR).

3. Untuk mengetahui independensi PT. Bank Sumut dalam pelaksanaan kebijakan Corporate Sosial Responsibility (CSR).

D. Manfaat Penelitian

Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis, yaitu :


(33)

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut bagi para akademi maupun masyarakat umum serta diharapkan dapat memberi manfaat guna menambah khasanah ilmu hukum secara umum dan hukum perusahaan secara khusus di Indonesia.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai pedoman dan masukan bagi pemerintah atau badan legislatif dalam menentukan kebijakan maupun regulasi dalam upaya pengembangan hukum nasional ke arah pengaturan tanggung jawab sosial perusahaan.

b. Sebagai informasi dan inspirasi bagi praktisi bisnis (para pelaku usaha,pemegang saham, dan komisaris) khususnya PT. Bank Sumut bahkan investor untuk memahami pengaturan tanggung jawab perusahaan serta melaksanakan sebagai kepedulian dan komitmen dalam pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan.

c. Sebagai bahan kajian bagi para akademisi yang dapat mengambil poin-poin atau modul-modul pembelajaran dari tesis ini dan diharapkan wacana tanggung jawab sosial perusahaan ini berkembang ke arah yang lebih baik.

d. Sebagai rujukan dan informasi bagi aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), masyarakat umum, dan pemangku kepentingan (satekholders) lainnya sehingga mampu bersikap sebagai informan, promotor sekaligus


(34)

pengontrol perkembangan implementasi tanggung jawab sosial perusahaan di Indonesia.

E. Keaslian Penelitian

Menurut data yang ada berdasarkan pemeriksaan dan hasil-hasil judul penelitian yang ada pada perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU) telah ada yang meneliti mengenai tanggung jawab sosial yaitu :

1. Edi Syahputra, Mahasiswa Pascasarjana Hukum dengan judul penelitian “ Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR)terhadap masyarakat lingkungan PTPN IV (Studi Pada Unit Kebun Dolok Ilir, Kabupaten Simalungun) tahun penulisan 2008.

2. Dwi Windarti, Mahasiswi Pascasarjana Hukum dengan judul Penelitian “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat ( Studi di PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam (Persero), Tbk, (PTBA))” tahun penulisan 2004.

3. Ika Safitri, Mahasiswa Pascasarjana hukum dengan judul penelitian “ Analisis Hukum Terhadap Pengaturan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas” tahun penulisan 2008.


(35)

Dari beberapa tesis sebelumya seperti contoh di atas berisikan mengenai pengaturan Corporate Social Responsibility (CSR) di lingkungan BUMN, Impelentasi Corporate Social responsibility terhadap masyarakat lingkungan PTPN IV unit Kebun Dolok Ilir di Kabupaten Simalungun dan dampak implementasi Corporate Social Resposibility yang ditulis oleh Edi Syahputra tahun 2008. Kemudian, dalam tesis yang ditulis oleh Ika Safitri mengenai konsep Corporate Social Responsibility (CSR) dalam etika bisnis dan perusahaan dan bagaimana peranan pemerintah, perusahaan dan masyarakat sebagai kemitraan tripartit dalam penerapan CSR berdasarkan UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Dan tesis yang di tulis oleh Dwi Wulandari mengenai pengaturan tanggung jawab sosial perusahaan PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam sebagai dasar hukum dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat serta penerapannya. Dalam tesis ini penulis membahas mengenai Analisis Hukum Terhadap kebijakan Corporate Sosial Responsibility Pada PT. Bank Sumut yang dimana permasalahan yang akan dijawab tentang bagaimana penerapan konsep CSR dalam perundang-undangan di Indonesia, bagaimana kebijakan PT. Bank Sumut dalam pelaksanaan kewajiban CSR nya, serta bagaimana pelaksanaan kebijakan penggunaan dana CSR pada PT. Bank Sumut. Sebagaimana yang kita tahu sebagai Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara yang merupakan perusahaan BUMD yang dalam penerapan CSR nya menggunakan sistem kemitraan dengan pemerintah sumatera utara dalam penyalurannya di masyarakat.


(36)

Penelitian ini dapat dipertanggung jawabkan memiliki keaslian dan sesuai dengan asas-asas keilmuan yang harus dijunjung tinggi yaitu jujur, rasional, objektif, serta terbuka. Hal ini merupakan implikasi etis dari proses menemukan kebenaran ilmiah sehingga dengan demikian penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah, kelimuan dan terbuka untuk kritisi yang sifatnya konstruktif (membangun).

F. Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka Teori

Teori menempati kedudukan yang penting dalam dunia ilmu sebagai sarana untuk merangkum serta memahami masalah secara lebih baik. Hal-hal yang semula tampak tersebar dan berdiri sendiri bisa disatukan dan ditunjukkan kaitannya satu sama lain secara bermakna. Teori memberikan penjelasan-penjelasan melalui cara mengorganisasikan dan mensistematisasikan masalah yang dibicarakan.21

Kerangka teori tesis ini menggunakan teori utilitas (utilitarisme) yang dipelopori Jeremy Bentham dan selanjutnya dikembangkan oleh John Stuart Mill. Jeremy Bentham dalam karya tulisnya “An introduction to Principles of Morals and Legislation”.22

21 Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, (Bandung: PT. Cistra Aditya Bakti,2000). Hal. 253.

22 Ian Saphiro, Asas dan Moral Dalam Politik, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Bekerjasama dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat Jakarta dan Freedom Institude, 2006)hal. 13. Jeremy Benthan (1748-1832) karyanya Introduction To The Principles Of Morals And Legislation, pertama kali


(37)

Bentham menjelaskan lebih jauh bahwa asas manfaat melandasi segala kegiatan berdasarkan sejauh mana tindakan itu meningkatkan atau mengurangi kebahagiaan kelompok itu; atau dengan kata lain meningkatkan atau melawan kebahagiaan itu.23

Utilitarisme disebut suatu teleologis (dari kata yunani telos = tujuan), sebab menurut teori ini kualitas etis suatu perbuatan diperoleh dengan dicapainya tujuan perbuatan. Perbuatan yang memang bermaksud baik tetapi tidak menghasilkan apa-apa menurut utilitarisme tidak pantas disebut baik.24

Teori Utilitas merupakan pengambilan keputusan etika dengan mempertimbangkan manfaat terbesar bagi banyak pihak sebagai hasil akhirnya (The Greatest Good For The Greatest Number) artinya bahwa hal yang benar didefinisikan sebagai hal yang memaksimalisasi apa yang baik atau meminimalisir apa yang berbahaya bagi kebanyakan orang. Semakin bermanfaat pada semakin banyak orang perbuatan itu semakin etis. Dasar moral dari perbuatan hukum ini bertahan paling lama dan relatif paling banyak digunakan. Utilitarianism (dari kata utilis berarti

diterbitkan pada tahun 1789 adalah karya klasik yang menjadi rujukan (locus classicus) tradisi Utilitarian. Utilitarisme berasal dari kata latin utilitis yang berarti “manfaat”. Dictum Bentham yang selalu dikenang, yakni bahwa mereka diharapkan mampu memaksimalkan kebahagiaan terbesar bagi sebanyak mungkin orang.

23Ibid, Hal 14.


(38)

manfaat) sering disebut juga aliran konsekuensialisme karena sangat berorientasi pada hasil perbuatan.25

Dipahami bahwa utilitarisme sangat menekankan pentingnya konsekuensi perbuatan dalam menilai baik buruknya. Kualitas moral suatu perbuatan baik buruknya tergantung pada konsekuensi atau akibat yang dibawakan olehnya. Jika suatu perbuatan mengakibatkan manfaat paling besar artinya paling memajukan kemakmuran, kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat maka perbuatan itu adalah baik. Sebaliknya jika perbuatan membawa lebih banyak kerugian dari pada manfaat perbuatan itu harus dinilai buruk. Konsekuensi perbuatan disini memang menentukan seluruh kualitas moralnya.26

Prinsip utilitarianisme dan tanggung jawab sosial perusahaan memiliki makna yang hampir sama dan hubungan yang erat. Dalam hal ini pengertian CSR Corporate Social Responsibility berkaitan dengan mekanisme pengaturan diri perusahaan yang terintegrasi dan berhubungan erat dengan segala aturan, tanggung jawab, norma, dan etika yang berlaku di lingkungan sekitar. Jadi dalam CSR, sebuah perusahaan dalam proses perjalanannya diharapkan tidak hanya mengutamakan segi keuntungan materi semata, namun juga memikirkan keadaan pihak-pihak lain yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan tersebut.

25 Erni R. Ernawan, Business Ethics : Etika Bisnis, (Bandung: CV. Alvabeta, 2007), Hal. 93. 26 Manuel G. Velazquez, Etika Bisnis : Konsep dan Kasus (Edisi ke-5), diterjemahkan oleh Ana Purwaningsih, Kurnianto, dan Totok Budi Santoso, (Yogyakarta : Penerbit Andi, 2005) Hal. 80.


(39)

John Stuart Mill melakukan revisi dan mengembangkan lebih lanjut teori ini dalam bukunya utilitarianisme yang diterbitkan pada tahun 1861 John Stuart Mill mengasumsikan bahwa pengejaran utilitas masyarakat adalah sasaran aktivitas moral individual. John Stuart Mill mempostulatkan suatu nilai tertinggi kebahagiaan yang mengijinkan kesenangan heterogen dalam berbagai bidang kehidupan. Ia menyatakan bahwa semua pilihan dapat dievaluasi dengan mereduksi kepentingan yang dipertaruhkan sehubungan dengan kontribusinya bagi kebahagiaan individual yang tahan lama. Teori ini dikenal dengan utilitarianisme eudaemonistik. Kriteria utilitas menurutnya harus mampu menunjukkan keadaan sejahtera individual yang lebih awet sebagai hasil yang diinginkan, yaitu kebahagiaan.27

Teori utilitarianisme mengatakan suatu adalah baik jika membawa manfaat, tetapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Dalam rangka pemikiran utilitarianisme kriteria untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah kebahagiaan terbesar dari jumlah orang terbesar. Perbuatan yang menagkibatkan paling banyak orang merasa senang dan puas adalah perbuatan yang baik. Melestarikan lingkungan hidup misalnya merupakan tanggung jawab moral individu atau korporasi? utilitarisme menjawab : karena hal itu membawa manfaat paling besar bagi umat manusia sebagai keseluruhan. Korporasi atau perusahaan tentu bisa meraih banyak manfaat dengan

27 Peter Pratley, Etika Bisnis (The Essence of Business Ethic), diterjemahkan oleh Gunawan Praseto, (Yogyakarta: Penerbit Andi bekerjasama dengan Simon &Schuster (Asia) Pte, Ltd, 1997), hal. 191-192.


(40)

menguras kekayaan alam melalui teknologi dan industri, hingga sumber daya alam risak atau habis sama sekali. Karena itu menurut utilitarisme upaya pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menjadi tanggung jawab moral individu dan perusahaan.28

Mudah dipahami bahwa utilitarisme sebagai teori etika sesuai dengan pemikiran ekonomis. Misalnya teori ini cukup dekat dengan cost-benefit analysis (analisis biaya-manfaat) yang banyak dipakai dalam konteks ekonomi. Manfaat yang dimaksudkan utilitarisme bisa dihitung juga sama seperti menghitung untung dan rugi atau kredit dan debet dalam konteks bisnis. Keputusan diambil pada manfaat terbesar dibanding biayanya.29

Aktifitas setiap perusahaan tidak pernah lepas dari interaksi dengan lingkungan sosialnya. Akibat dari interaksi itu menuntut adanya timbal balik antara perusahaan dan lingkungan sosialnya yang berimbas pada timbulnya dampak-dampak sosial atas kegiatan operasional pada lingkungannya. Sepanjang manusia menggunakan sumber daya manusia dan komunikasi yang ada, maka perusahaan memiliki tanggung jawab untuk menghasilkan profit dan mengembalikan sebagian profit tersebut bagi masyarakat. Sesuai dengan teori utilitaranisme yang dikembangkan pertama kali oleh Jeremy Bentham (1748-1832) yaitu bagaimana menilai baik dan buruknya suatu kebijaksanaan sosial politik, ekonomi, dan legal

28 K. Bertens. Ibid ., Hal. 66


(41)

secara moral. Singkatnya, bagaimana menilai sebuah kebijaksanaan publik, yaitu kebijaksanaan yang punya dampak bagi kepentingan banyak orang secara moral.

Penerapan CSR atau tanggung jawab sosial Perusahan dalam teori utilitarianisme dianggap sesuai dengan pelaksanaan CSR tersebut. Sebagaimana kita ketahui CSR merupakan suatu konsep dimana perusahaan memiliki tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan guna terciptanya kesejahteraan masyarakat. Hal ini sesuai teori utilitarianisme, secara singkat dapat diartikan bahwa bertindaklah sedemikian rupa sehingga tindakanmu itu mendatangkan keuntungan sebesar mungkin bagi sebanyak mungkin orang. Nilai positif dari etika utilitarianisme, bahwa utilitarianisme selalu mengutamakan manfaat atau akibat baik dari suatu tindakan bagi banyak orang. Yang paling pokok dari utilitarianisme adalah menilai tindakan atau kebijaksanaan yang telah terjadi berdasarkan akibat atau konsekuensinya yaitu sejauh mana ia mendatangkan hasil terbaik bagi banyak orang.30

Teori utilitarianisme dan teori keadilan digunakan dalam tesis ini. Teori Keadilan dikemukakan oleh John Rawls. Di dalam bukunya yang berjudul A Theory

Of Justice, beliau menyaratkan dua prinsip keadilan sosial yang sangat

mempengaruhi pemikiran abad ke-20 yaitu prinsip-prinsip sebagai berikut :

30 Artikel : Citra Restu Aggari, Perusahaan Yang Menerapkan Etika Utilitarianisme atau


(42)

1. Paling utama adalah prinsip kebebasan yang sama (Equal Liberty) yakni setiap orang memiliki hak atas kebebasan individual (liberty) yang sama dengan hak orang lainnya.

2. Prinsip kesempatan yang sama (equal oppurtunity). Dalam hal ini, ketidakadilan ekonomi dalam masyarakat harus diatur untuk melindungi pihak yang tidak beruntung dengan jalan memberi kesempatan yang sama bagi semua orang dengan persyaratan yang adil.31

Menjalankan CSR menggunakan prinsip kebebasan yang sama (equel liberty) dan prinsip kesempatan yang sama (equal oppurtunity) ini sangatlah penting, bahwa dalam mejalani kehidupan hak setiap individu harus diutamakan. Kegiatan CSR mempunyai Komitmen dan tanggung jawab korporat terhadap dampak yang ditimbulkan oleh korporat baik yang bersifat sosial maupun lingkungan serta usaha bagi korporat untuk beradaptasi dengan lingkungan sosial masyarakat. Untuk itu, korporat maupun masyarakat dalam menjalani kehidupan sosialnya harus diciptakan kepercayaan, saling memberi kesempatan satu sama lain dalam hal meningkatkan kesejahteraan yang saling menguntungkan sehingga terciptanya keadilan.

Perkembangan masa kini telah terjadi pergeseran pengelolaan perusahaan dari pengelolaan yang didasarkan kepada shareholders theory menjadi stakeholders theory. Apabila dahulu pengelolaan perusahaan didasarkan pada shareholders theory


(43)

lebih mengutamakan atau menitik beratkan pada kepentingan pemegang saham atau pemilik, maka sebaliknya sekarang ini muncul suatu pandangan stakeholders theory yang menitik beratkan pengelolaan perusahaan untuk kepentingan stakeholders. Dalam stakeholders theory melihat perusahaan sebagai institusi sosial, dimana kepentinganpemegang saham bukanlah menjadi hal yang dominan dalam sistem pengelolaannya.32

Stakeholders terdiri dari stakeholders internal dan stakeholders eksternal.

Stakeholders internal terdiri dari pemilik atau pemegang saham. Sedangkan

stakeholders eksternal terdiri dari pemerintah, masyarakat/konsumen dan lingkungan hidup.

Teori Stakeholder (Stakeholders Theory) dijelaskan bahwa perusahaan tidak sekedar bertanggung jawab terhadap para pemilik (shareholder) sebagaimana terjadi selama ini, namun bergeser lebih luas yaitu pada ranah sosial kemasyarakatan (stakeholder), selanjutnya disebut tanggung jawab sosial (social responsibility). Fenomena seperti ini terjadi karna adanya tuntutan dari masyarakat akibat externalities yang timbul serta ketimpangan sosial yang terjadi. Tanggung jawab perusahaan yang semula hanya diukur sebatas pada indikator ekonomi dalam laporan keuangan, kini harus bergeser dengan memperhitungkan faktor-faktor sosial terhadap

32

Bismar Nasution, Implementasi Hukum Berkaitan Dengan Corporate Sosial Responsibility. Disampaikan pada “Lokakarya Kepemimpinan Sosial dan Bedah Kasus Program Corporate Social Responsibility (CSR), dilaksanakan oleh Lembaga Pendidikan Perkebunan Kampus Medan. Medan, tanggal 7 Juni 2012.


(44)

stakeholder, baik internal maupun eksternal. Stakeholder adalah semua pihak baik internal maupun eksternal yang memiliki hubungan baik bersifat mempengaruhi maupun dipengaruhi, bersifat langsung maupun tidak langsung oleh perusahaan. Dengan demikian stakeholder merupakan pihak internal maupun eksternal, seperti : pemerintah, perusahaan pesaing , masyarakat sekitar, para pekerja lingkungan perusahaan, lingkungan internasional dan lain sebagainya yang keberadaannya sangat mempengaruhi dan dipengaruhi perusahaan. Batasan stakeholder tersebut di atas mengisaratkan bahwa perusahaan hendaknya memperhatikan stakeholder, karena mereka adalah pihak yang mempengaruhi dan dipengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung atas aktifitas serta kebijakan yang diambil dan dilakukan perusahaan. Jika perusahaan tidak memperhatikan stakeholder bukan tidak mungkin akan menuai protes dan dapat mengeliminasi legitimasi stakeholder. Berdasarkan pada asumsi dasar stakeholder theory perusahaan tidak dapat melepaskan diri dengan lingkungan sosial (social setting) sekitarnya. Perusahaan perlu menjaga legitimasi

stakeholder serta mendudukinya dalam kerangka kebijakan dan pengambilan

keputusan, sehingga dapat mendukung dalam pencapaian tujuan perusahaan.33

Kehidupan bisnis jika ingin berlangsung jangka panjang maka bisnis harus memberi jawaban kepada kebutuhan masyarakat dan memberi masyarakat itu apa

33 Bambang Rudito & Melia Famiola. Etika Bisnis Dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan


(45)

saja yang menjadi kebutuhan mereka. Dengan kata lain dunia bisnis harus seimbang dengan kehidupan lingkungan yang bermutu.

Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebuah kebutuhan bagi korporat untuk dapat berinteraksi dengan komunitas lokal sebagai bentuk masyarakat secara keseluruhan. Kebutuhan korporat untuk beradaptasi dan guna mendapatkan keuntungan sosial berupa kepercayaan

(trust). CSR tentunya sangat berkaitan dengan kebudayaan perusahaan dan etika

bisnis yang harus dimiliki oleh budaya perusahaan, karena untuk melaksanakan CSR diperlukan suatu budaya yang didasari oleh etika yang bersifat adaptif.34

Berbicara tentang implementasi tanggung jawab sosial perusahaan berarti kita sedang berbicara tentang aktivitas kerjasama, bukan kerja sendiri. Korporat dalam melaksanakan aktivitas bisnisnya tentu tidak hanya berusaha mendapatkan keuntungan secara finansial belaka, akan tetapi keuntungan sosial tentunya menjadi sasaran juga untuk pada gilirannya akan menguatkan pendapatan finansial.

Pembangunan nasional pada dasarnya tidak hanya tanggung jawab pemerintah untuk melaksanakannya, tetapi juga anggota masyarakat dan juga pihak swasta yang berwujud korporat untuk terlibat langsung maupun tidak langsung dalam usaha pengembangan masyarakat. Menurut UU Perseroan Terbatas No. 40 tahun 2007 Pasal 74 Ayat 1 menyebutkan bahwa perseroan terbatas yang menjalankan usaha dibidang


(46)

dan/atau bersangkutan dengan sumber daya alam wajib menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Kemudian pada UU no. 25 Tahun 2007 Pasal 15(b) menyatakan bahwa setiap penanaman modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial korporat. Dalam hal ini dimaknai sebagai tanggung jawab sosial perusahaan atau CSR yang mengarah pada pengembangan masyarakat lokal sekitar korporat itu berdiri. Sedangkan pemerintah baik pusat maupun daerah menyediakan perangkat peraturannya sebagai regulator dalam hubungan antara masyarakat swasta dan pemerintah.35

CSR berkembang pada akhir tahun 90’an dengan ditandainya munculnya definisi CSR oleh World Business Council for Sustainable Development (WBSD) Tahun 1995, sebuah lembaga forum bisnis yang digagas oleh Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk kalangan bisnis agar dapat berkontribusi dalam pembangunan. Konteks saat itu adalah pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development), suatu konsep pembangunan demi masa depan tanpa merusak sumber daya alam, dimana mencoba menyatukan 3 (tiga) elemen pembangunan yaitu ekonomi, lingkungan dan sosial.36

Gagasan CSR Oleh WBSD sangat dipengaruhi oleh pembangunan berkelanjutan ini. Pemahaman yang muncul adalah bagaimana dunia bisnis dapat berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan secara luas dan secara mikro

35 Bambang Redito & Melia Famiola. Ibid Hal.12


(47)

terhadap masyarakat yang ada disekitarnya. Disimak dari defenisi CSR oleh WBSD adalah sebagai komitmen bisnis untuk berperilaku etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi sekaligus meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya serta masyarakat lokal dan masyarakat pada umumnya.

Pemahaman yang berebeda juga disajikan oleh kalangan dunia akademis tentang CSR berkaitan dengan manajemen. CSR dipandang sebagai nilai-nilai atau value yang menjadi pedoman oleh korporat untuk kemudian disebarkan kepada para konsumen dan stakeholder (share value) sehingga menimbulkan citra positif bagi korporat dan akhirnya menimbulkan keuntungan bagi korporat.

Bedasarkan penelitian yang dilakukan oleh Business for Social

Responsibility,37 adapun manfaat yang dapat diperoleh suatu perusahaan yang

mengimplementasikan CSR antara lain :

a. Peningkatan dan penjualan pangsa pasar (increased sale and market share) b. Memperkuat posisi nama atau merek dagang (Strengthened and brand

positioning)

c. Meningkatkan citra dan pengaruh perusahaan (Enchanced Corporate Image and Clout)

d. Meningkatkan kemampuan untuk menarik, motivasi dan mempertahankan karyawan (increased ability to attract, motivate, and etain employes)

37 Philip Kotler dan Nancy Lee, Corporate Social responcibility: Doing the most for your company and your cause, (New Jersey: John Wiley and sons, inc, 2005) hal. 10. Business Social Responsibility adalah suatu organisasi non-profit secara global, yang memberikan informasi, instrumen, pelatihan-pelatihan dan jasa konsultasi yang berkaitan dengan CSR dalam melakukan kegiatan dan strategi bisnis perusahaan. Dikutip dari ika safitri,op cit., Hal 34


(48)

e. Menurunkan biaya operasional perusahaan (Decreasing operating cost) f. Meningkatkan daya tarik bagi inverstor dan analisis keuangan (Increased

appeal to investors and financial analysts).

2. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merumuskan definisi-definisi tertentu yang dapat dijadikan pedoman operasionil didalam proses pengumpulan, analisa, dan konstruksi data.38

Untuk menghindari kesalahan dan misinterpretasi, ada beberapa konsep yang perlu dijelaskan dalam penelitian ini, yaitu :

a. Analisis hukum adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan mengenai perintah maupun larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat yang harus ditaati oleh seluruh anggota masyarakat.

b. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen perseroan

untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat,


(49)

baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.39

c. Konsep dasar Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu pemikiran atau tata cara dasar diciptakannya suatu kegiatan yang dimana suatu perusahaan dalam menjalani usahanya mempunyai tanggung jawab terhadap lingkungan sosial tempat perusahaan tersebut berada.

d. Kebijakan Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Sumut adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak, dimana komitmen Bank Sumut untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya. Kebijakan berbeda dengan peraturan dan hukum. Jika hukum dapat memaksakan atau melarang suatu perilaku (misalnya suatu hukum yang mengharuskan pembayaran pajak penghasilan), kebijakan hanya menjadi pedoman tindakan yang paling mungkin memperoleh hasil yang diinginkan.


(50)

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif dan penelitian hukum empiris. Penelitian hukum normatif didefenisikan sebagai penelitian yang mengacu kepada norma-norma hukum yang terdapat pada peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan. Disebut juga penelitian hukum doktrinal yaitu penelitian hukum yang menggunakan data sekunder. Penelitian hukum normatif dikenal sebagai penelitian hukum yang bersifat kualitatif. Penelitian hukum empiris adalah penelitian hukum yang menggunakan sumber data primer.40 Penelitian hukum normatif untuk mengkaji lebih dalam norma-norma hukum positif yang dapat dijadikan dasar lahirnya kewajiban CSR bagi perusahaan. Penelitian hukum empiris ditujukan untuk melihat perilaku masyarakat (Bank Sumut) dalam melaksanakan peraturan-peraturan hukum tentang CSR.

Sifat penelitian dari tesis ini adalah deskriptif analitis yaitu suatu penelitian yang menggambarkan, menelaah, menjelaskan, dan menganalisis peraturan hukum yang berkaitan dengan bank CSR.

40 Ronny Hanitijo Soemitro, Metodelogi Penelitian Hukum Dan Jurimetri (Jakarta: Ghalia: 1988) Hal. 10.


(51)

Penelitian ini juga akan menggambarkan dan menganalisis praktek CSR di Bank Sumut.

2. Sumber Data

Data atau bahan penelitian dalam tesis ini dihimpun dari bebarapa sumber, yaitu :

A. Data Sekunder

a. Bahan Hukum Primer

Yaitu bahan hukum yang terdiri atas peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan unsur-unsur dalam sistem Corporate Social Responsibility (CSR), konsep CSR, serta aspek-aspek lain yang timbul dari penyelenggaraan CSR yang diantaranya adalah Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, UU No 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, PP No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas, Surat Keputusan Direksi (SK) No. 240/Dir/Setdir/SK/2013 Tanggal 3 September 2013 Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social

Responsibility) PT. Bank SUMUT dan Surat Edaran (SE) No.


(52)

Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) PT. Bank Sumut.

b. Bahan Hukum Sekunder

Yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti hasil-hasil seminar atau pertemuan ilmiah lainnya, bahkan dokumen pribadi atau pendapat dari kalangan pakar hukum sepanjang relevan dengan objek telaan penelitian.

c. Bahan Hukum Tersier

Yaitu bahan hukum penunjang yang memberi petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus, majalah, maupun dari internet.

B. Data Primer

Menunjang analisis data sekunder, maka penelitian ini juga mengumpulkan data primer yang dikumpulkan melalui wawancara. Wawancara yang dilakukan dengan pejabat PT. Bank Sumut unit Sekretaris Perusahaan yaitu Pimpinan Corporate Secretary (Bapak Didi Diharsa) dan Bapak Hadi Pramono pejabat asisten V. Wawancara dilakukan guna mengetahui pelaksanaan CSR di PT. Bank Sumut.


(53)

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui penelitian kepustakaan (library research) untuk mendapatkan konsepsi teori atau doktrin, pendapat atau pemikiran konseptual dan penelitian terdahulu yang berhubungan dengan objek telaahan penelitian ini yang dapat berupa peraturan perundang-undangan dan karya ilmiah lainnya. Data primer dikumpulkan melalui teknik wawancara mendalam (indepth interview) dengan pejabat PT. Bank Sumut yang tujuannya untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan CSR di PT. Bank Sumut.

4. Analisis Data

Pengelolaan data penelitian hukum normatif dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis terhadap kaidah hukum dan kemudian konstruksi dilakukan dengan cara memasukkan pasal-pasal ke dalam kategori-kategori atas dasar pengertian-pengertian dasar dari sistem hukum tersebut. Tujuan analisa data dalam penelitian adalah menyempitkan dan membatasi penemuan-penemuan hingga menjadi suatu data yang teratur, serta tersusun dan lebih berarti. Dalam proses analisa ini berusaha


(54)

menemukan jawaban atas pertanyaan perihal permasalahan akan di bahas dengan melihat dari data-data yang ada.41

Bahan-bahan hukum primer, hukum sekunder, dan tersier yang dimaksud telah diperoleh, maka bahan hukum tersebut diperiksa kembali kelengkapan dan konsistensinya satu sama lain, kemudian bahan hukum tersebut diolah secara kualitatif dengan melakukan identifikasi yang logis, sistematis, sesuai dengan tema utnuk dianalisis. Analisis bahan hukum dilakukan secara kualitatif kemudian ditarik kesimpulan dengan menggunakan cara deduktif sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan yang ditetapkan. Analisa kualitatif rumusan pembenaran didasarkan pada kualitas dari pendapat-pendapat para ahli hukum, doktrin, dari rumusan norma hukum itu sendri.42 Analisis data juga dilakukan melalui wawancara terhadap key informan yang berkaitan dengan penelitianyang dilakukan agar mendapatkan sumber data yang diharapkan. Pada penelitian ini penarikan kesimpulan menggunakan metode deduktif yaitu cara penarikan atau pengambilan kesimpulan dari keadaan yang umum kepada yang khusus. Dalam penarikan kesimpulan yang deduktif dapat dilihat dari suatu proposisi umum dan suatu proposisi khusus yang bertalian dengan

41 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1984), Hal. 31.

42 Artikel : Meray Hendrik Mezak. Jenis, Metode dan Pendekatan Dalam Penelitian Hukum diakses pada tanggal 18 Mei 2014.


(55)

proposisi umum. Jika diidentifikasi yang dilakukan benar dan proposisinya yang benar.43


(56)

BAB II

PENERAPAN KONSEP

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

(CSR) DALAM PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA.

A.Konsep CSR di Indonesia

Tanggung jawab sosial perusahaan pada dasarnya bukanlah sebuah beban bagi korporat yang beraktifitas, akan tetapi lebih besar dimaknai sebagai usaha perusahaan untuk beradaptasi dengan kehidupan sosial masyarakat, menjalin kesaling percayaan antara perusahaan dan masyarakat. Perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Indonesia pada dasarnya tersebar juga di seluruh bagian negara lain, dan ini mengakibatkan masing-masing perusahaan akan lebih tahu bentuk kebutuhan dan bentuk kesejahteraan yang diperlukan oleh masyarakat yang ada disekitar perusahaan.44

CSR dipahami sebagai konsep yang lebih “manusiawi” dimana suatu organisasi dipandang sebagai sebagai “agen moral”. Oleh karena itu dengan atau tanpa aturan hukum sebuah organisasi bisnis harus menjunjung tinggi sebuah moralitas.45

Bentuk dari tanggung jawab sosial perusahaan yang sering diterapkan di Indonesia adalah Community Development. Perusahaan yang mengedepankan konsep

44

Bambang Rudito & Melia Famiola Op. Cit, Hal. 25

45

Sofyan Djalil. Konteks Teoritis dan Praktis Corporate Social Responsibility. Jurnal Reformasi Ekonomi. Vol 4. No. 1 Hal.4


(57)

ini akan lebih menekankan pembangunan sosial dan pembangunan kapasitas masyarakat sehingga akan menggali potensi masyarakat lokal yang menjadi modal sosial perusahaan untuk maju dan berkembang. Selain dapat menciptakan peluang-peluang sosial-ekonomi masyarakat, menyerap tenaga kerja dengan kualifikasi yang diinginkan, cara ini juga dapat membangun citra sebagai perusahaan yang ramah dan peduli lingkungan. Selain itu, akan tumbuh rasa percaya dari masyarakat. Rasa memiliki perlahan-lahan muncul dari masyarakat sehingga masyarakat merasakan bahwa kehadiran perusahaan di daerah mereka akan berguna dan bermanfaat.

Konsep Community Development merupakan istilah yang dimaksudkan untuk mewakili pemikiran tentang pengembangan masyarakat dalam konteks pembangunan sumber daya manusia ke arah kemandirian, karena tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran perusahaan di tengah kehidupan masyarakat dengan berbagai kegiatannya menimbulkan ketidaksetaraan sosial ekonomi anggota masyarakat lokal dengan perusahaan ataupun pendatang lainnya, sehingga diperlukan suatu kebijakan untuk meningkatkan daya saing dan kemandirian masyarakat lokal. Diperlukannya suatu wadah program yang berbasis pada masyarakat yang sering disebut sebagai

community development untuk menciptakan kemandirian komuniti lokal untuk

menata sosial ekonomi mereka sendiri.46

46 Arif Budimanta & Bambang Rudito. CSR Alternatif Bagi Pembangunan Indonesia. (Jakarta: Indonesia Center For Sustainable Development (ICSD).2008). Hal. 28.


(58)

Community Development yang dimaknai sebagai pengembangan masyarakat terdiri dari dua konsep, yaitu ‘pengembangan’ dan ‘masyarakat’. Secara singkat, ‘pengembangan atau pembangunan’ merupakan usaha bersama dan terencana untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia pada umumnya. Bidang-bidang pembangunan biasanya meliputi berbagai sektor kehidupan, yaitu sektor ekonomi, sektor pendidikan, kesehatan dan sosial budaya. Sedangkan pengertian ‘masyarakat’ dapat diartikan dalam dua konsep, yaitu :47

1. Masyarakat sebagai sebuah ‘tempat bersama’, yakni sebuah wilayah geografi yang sama. Sebagai contoh, sebuah rukun tetangga, perumahan di daerah perkotaan atau sebuah kampung di wilayah pedesaan.

2. Masyarakat sebagai ‘kepentingan bersama’, yakni kesamaan kepentingan berdasarkan kebudayaan dan identitas. Sebagai contoh, kepentingan bersama pada masyarakat etnis minoritas atau kepentingan bersama berdasarkan identifikasi kebutuhan tertentu seperti halnya pada kasus para orang tua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus (anak cacat phisik) atau bekas para pengguna pelayanan kesehatan mental.

Pemberdayaan masyarakat yang berbasis masyarakat seringkali diartikan dengan pelayanan sosial gratis dan swadaya yang biasanya muncul sebagai respon terhadap melebarnya kesenjangan antara menurunnya jumlah pemberi pelayanan dengan meningkatnya jumlah orang yang membutuhkan pelayanan. Pemberdayaan masyarakat juga diartikan sebagai pelayanan yang menggunakan pendekatan-pendekatan yang lebih bernuansa pemberdayaan yang memperhatikan keragaman pengguna dan pemberi pelayanan. Dengan demikian, pemberdayaan masyarakat

47 Hendry B. Mayo. Konsep Community Development. www.academia.edu. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2014.


(59)

dapat diartikan sebagai metoda yang memungkinkan orang dapat meningkatkan kualitas hidupnya serta mampu memperbesar pengaruh terhadap proses-proses yang mempengaruhi kehidupannya.

Kepedulian kepada masyarakat sekitar komunitas dapat diartikan sangat luas, namun secara singkat dapat dimengerti sebagai peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas. CSR adalah bukan hanya sekedar kegiatan amal, di mana CSR mengharuskan suatu perusahaan dalam pengambilan keputusannya agar dengan sungguh-sungguh memperhitungkan akibatnya terhadap seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) perusahaan, termasuk lingkungan hidup. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk membuat keseimbangan antara kepentingan beragam pemangku kepentingan eksternal dengan kepentingan pemegang saham, yang merupakan salah satu pemangku kepentingan internal.48

Tiga alasan penting mengapa kalangan dunia usaha harus merespon dan mengembangkan isu tanggung jawab sosial sejalan dengan operasi usahanya. Pertama, perusahaan adalah bagian dari masyarakat dan oleh karenanya wajar bila perusahaan memperhatikan kepentingan masyarakat. Kedua, kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme.

48 Kertya Witaradya-Govennance Concultant. CSR & Comdev.


(1)

Sumut, namun dalam hal menentukan disetujui atau tidak disetujuinya proposal atau usulan pemerintah daerah merupakan kewenangan dan keputusan dari Bank Sumut yang tidak dapat diintervensi oleh pemerintah daerah, karena dalam menentukan sesuai atau tidaknya penyaluran dana CSR tersebut Bank Sumut telah mempunyai Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam mekanisme pelaksanaan CSRnya yang mempunyai tujuan agar penyaluran CSR itu patut dan tepat sasaran.

Dapat dikatakan dalam penyaluran dana CSR di Bank Sumut Pemkab/Pemko berperan aktif dan sepenuhnya menentukan penyaluran dana CSR namun tetap pada koridor ketentuan yang dibuat oleh Bank Sumut.

B. Saran

1. Sebaiknya perencanaan dan pelaksanaan CSR dilaksanakan oleh perusahaan itu sendiri dalam hal ini Bank Sumut, yang harus tercantum dalam Rencana Bisnis Bank (RBB). Dapat dikatakan perusahaanlah yang lebih mengetahui kebutuhannya dalam penyaluran dana CSR nya. Sehingga perusahaan secara bebas dan mempunyai kekuasaan penuh dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengimplementasiannya dan menjadikan Bank Sumut menjadi lebih aktif dalam pelaksanaan kegiatan CSR nya.

2. Untuk implementasi CSR kedepannya sebaiknya pengeluaran dana dalam rangka pelaksanaan tanggung jawab sosial (CSR) Bank Sumut diperhitungkan


(2)

sebagai beban dalam periode berjalan. Hal ini sesuai UU Pertseroan Terbatas Pasal 74 ayat 2.

3. Pada pembagian dana CSR didasarkan persentase kepemilikan saham daerah masing-masing. Kabupaten atau kota yang memiliki saham lebih besar sudah tentu mendapatkan bagian CSR lebih besar pula, Kabupaten atau kota yang mempunyai saham kecil sudah tentu mendapat bagian CSR lebih kecil. Menurut saya sebaiknya di lakukan subsidi silang antar Pemkab/Pemko yang satu dengan Pemkab/Pemko yang lain yang tata cara pelaksanaan, penyaluran dan pengimplementasiannya atau SOP nya ditentukan oleh Bank Sumut. Sehingga dapat terpenuhinya semua kebutuhan daerah yang tujuannya untuk kesejahteraan masyarakat secara adil dan sesuai kebutuhan di daerah tersebut. Sehingga maksud dari CSR Bank Sumut dapat tercapai dan membawa pengaruh baik bagi Bank Sumut itu sendiri.


(3)

Daftar Pustaka

BUKU

Bertens, K. Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta: Kanisius, 2000.

Budiman, Arif &Bambang Ruditio. CSR Alternatif Bagi pembangunan

Indonesia.Jakarta : Indonesia Center For Sustainable Development (ICSD),2008.

Candra, Robby I. Etika Dunia Bisnis. Jakarta : Kamisius. 1995.

Ernawan , Erni R. Businesss Ethics : Etika Bisnis, Bandung: CV. Alvabeta, 2007.

Ginting, Jamin. Hukum Perseroan Terbatas (UU No. 40 Tahun 2007). Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2007.

Harry, Hikmat. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora Utama. 2006.

Pratley, Peter. Etika Bisnis (The essence of Business Ethic), diterjemahkan oleh Gunawan Praseto, Yogyakarta: Penerbit Andi bekerjasama dengan Simon &Schuster (Asia) Pte, Ltd, 1997.

Raharjo, Satjipto. Ilmu Hukum,Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2000. Rawls, Johan. A Theory of Justice. London: Harvard University, Press 1971. Rahman, Reza. CSR : Antara Teori dan Kenyataan . Bandung : Media Pressindo. 2009.

Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Jakarta: Ghalia:1988.

Redito , Bambang &Melia Famiola. CSR. Jakarta : Rekayasa Sains,2013. Saphiro, Ian . Asas dan Moral Dalam Politik, Jakarta: Yayasan Obor


(4)

Soemitro, R. Haitijo. Metodologi Penelitian Hukum Dan Jurumentri. Jakarta : Ghalia. 1988.

Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta : Universitas Indonesia. 1984.

Susanto, A.B. Reputation-Driven, CSR,Pendekatan Strategic Managemen

Dalam CSR. Jakarta : Essensi Erlangga Group. 2009.

Velazquez, Manuel G. Etika Bisnis : Konsep dan Kasus (Edisi ke-5), diterjemahkan oleh Ana Purwaningsih, Kurnianto, dan Totok Budi Santoso, Yogyakarta : Penerbit Andi, 2005.

Widjaja, Gunawan dan Pratama A. Jeremi. Risiko Hukum dan Bisnis

Perusahaan Tanpa CSR. Seri Pemahaman Perseroan Terbatas. Jakarta : PT. Penebar

Swadaya. 2008.

Wibisono, Yusuf. Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Surabaya : CV. Ashkav Media Grafika. 2007.

SK Direksi PT. Bank Sumut No. 240/Dir/Setdir/SK/2013 tanggal 3 September 2013 Tentang Standar Operasioanl Prosedur (SOP) CSR.

Laporan Tahunan Program CSR PT. Bank Sumut Tahun 2011 dan 2012. Akte Notaris No. 23 Tanggal 14 Juni 2012 mengenai Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Dengan Disingkat PT. Bank Sumut.

Artikel disampaikan pada acara sosialisasi SOP CSR PT. Bank Sumut oleh Suriadi Agus mengenai Implementasi CSR Di Indonesia. kamis 14 Februari 2013

Bismar Nasution, Implementasi Hukum Berkaitan Dengan Coporate Social

Responsibility. Disampaikan pada “Lokakarya Kepemimpinan Sosial dan Bedah

Kasus Program Corporate Social Responsibility (CSR), dilaksanakan oleh Lembaga Pendidikan Perkebunan Kampus Medan. Medan, tanggal 7 Juni 2012.

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualisasi Metodologis


(5)

Media

Samhadi, Sri Hartati. Etika Sosial Perusahaan Multinasional, Harian Kompas, tanggal 4 Agustus 2007.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Undang- Undang No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

Undang-Undang No. 4 tahun 2009 Tentang Petambangan, Mineral dan Batu Bara.

PP No. 47 Tahun 2012 Tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas.

Mahkamah Konstitusi. Putusan No. 53/PUU-VI/2008. Perkara Pengujian UU No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas terhadap Undang-Undang Dasar 1945 tanggal 5 April 2009. “Pendapat Mahkamah Tentang Pertimbangan Konstitusionalitas Norma Pengujian Pasal 74 UUPT.

Internet CSR, Kegiatan Sukarela yang Wajib diatur”. Dimuat dalam

www.hukumonline.com, pada tanggal 1 maret 2008, diakses pada tanggal 22 Februari 2014.

Djogo Tonny.2005.Tanggung Jawab Sosial Korporasi dimuat dalam www.beritabumi.or.id tanggal 24 November 2005 04.01.

Corporate Social Respnsibility,dimuat dalam www.bi.go.id diakses pada tanggal 21 Februari 2014.

Artikel : Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ditulis oleh Alchoyr www.therpworld.com/CSR-Indonesia di akses pada tanggal 25 April 2014.


(6)

Andriyati M. Sinaga, Pengaruh Elemen Good Corporate Governence (GCG) Terhadap Pelaporan Corporate Sosial Responsibility (CSR) Pada Sektor Perbankan Di Indonesia www.yahoo.com di akses pada tanggal 28 Februari 2014

Artikel: Definisi Community Development diakses di http://mahmudisiwi.net/definisi-community-development/pada 1 Maret 2014.

(Sumber : Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia), diakses pada tanggal 22 februari 2014.

www.aniunpad.fileswordpress.com mengenai Corporate Social Responsibility: Konsep, Regulasi, dan Implementasi di akses pada tanggal 1 Maret 2014.

Rahmatullah. Stakeholders Dalam CSR www.rahmatullah.net di akses pada tanggal 7 April 2014.

Meray Hendrik Mezak. Jenis, Metode dan Pendekatan Dalam Penelitian Hukum www.yahoo.com diakses pada tanggal 18 Mei 2014

The Idea Of Corporate Responsibility Economist. Sept Tahun 2009. Makalah

yang disampaikan pada seminar tentang pengalaman-pengalaman implementasi CSR. Yang di selenggarakan oleh Pascasarjana Universitas Medan Area, Medan tanggal 21 April 2012.

Sofyan Djalil. Konteks Teoritis dan Praktis Corporate Social Responsibility. Jurnal Reformasi Ekonomi. Vol 4. No. 1 Hal.4

Kertya Witaradya-Govennance Concultant. CSR & Comdev. arsipteknikpertambangan.blogspot.com/ www.slideshare.net di akses pada tanggal 18 Oktober 2014.

Wawancara

Wawancara oleh dengan pejabat PT. Bank Sumut. Pimpinan Corporate Secretary: Didi Duharsa

Wawancara oleh dengan pejabat PT. Bank Sumut. Asisten V Sekretaris Perusahaan Bidang CSR: Hadi Pramono.


Dokumen yang terkait

Bentuk Program Corporate Social Responsibility Bank Nagari dan Manfaatnya Bagi Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Lokal(Studi Pada Program CSR Bank Nagari Cabang Pangkalan)

6 71 112

Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada Bank Bni Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) (Studi Pada PT. BNI 46 Kantor Cabang Universitas Sumatera Utara)

5 90 106

Pengaruh Sikap Konsumen Tentang Penerapan Program Corporate Social Reponsibility (CSR) Terhadap Brand Loyalty The Body Shop Pada Pegawai PT. Indosat Cabang Medan

1 30 64

Corporate Social Responsibility (CSR) Yang Dilakukan Bank Sumut Kepada Masyarakat Sekitarnya (Studi Pada PT. Bank Sumut, Kantor Pusat Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan)

2 52 161

Pelaksanaan Corporate Social Responsibility (Csr) Pt. Perkebunan Nusantara Iiidalam Pemberdayaan Umkm Kabupaten Asahan (Studi Pada Program Kemitraan Pt. Perkebunan Nusantara Iiidistrik Asahan)

4 63 140

Analisis Hukum Terhadap Kebijakan Corporate Social Responsibility (Csr) Pada Pt. Arun Ngl

0 1 7

Analisis Hukum Terhadap Kebijakan Corporate Social Responsibility (Csr) Pada Pt. Arun Ngl

0 0 1

Analisis Hukum Terhadap Kebijakan Corporate Social Responsibility (Csr) Pada Pt. Arun Ngl

0 0 14

Analisis Hukum Terhadap Kebijakan Corporate Social Responsibility (Csr) Pada Pt. Arun Ngl

0 0 23

BAB II PENERAPAN KONSEP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DALAM PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA. - Analisis Hukum Terhadap Kebijakan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada PT. Bank Sumut

0 0 49