Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
69
g. Sistematis yaitu penilaian yang dilakukan oleh pendidik harus terencana dan dilakukan secara bertahap dengan mengikuti langkah-
langkah yang baku. h. Beracuan kriteria adalah penilaian dikatakan beracuan kriteria
apabila penilaian yang dilakukan didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
i. Akuntabel yaitu penilaian yang akuntabel adalah penilaian yang proses dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
teknik, prosedur, maupun hasilnya. j. Edukatif adalah penilaian disebut memenuhi prinsip edukatif apabila
penilaian tersebut dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan pendidikan peserta didik.
3. Pemanfaatan dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian
Konsekuensi dari pembelajaran tuntas adalah tuntas atau belum tuntas. Bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar, maka
dilakukan tindakan remedial dan bagi peserta didik yang sudah mencapai atau melampaui ketuntasan belajar dilakukan pengayaan. Pembelajaran
remedial dan pengayaan dilaksanakan untuk kompetensi pengetahuan dan keterampilan, sedangkan kompetensi sikap tidak ada remedial atau
pengayaan namun menumbuhkembangkan sikap, perilaku dan pembinaan karakter setiap peserta didik.
Buku Guru Kelas XI SMASMK
70
1. Bentuk Pelaksanaan Remedial Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik,
langkah berikutnya adalah memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial. Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial antara lain:
a. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan cara
penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan tes pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar
atau semua peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar. Pendidik perlu memberikan penjelasan
kembali dengan menggunakan metode danatau media yang lebih tepat.
b. Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam hal pembelajaran klasikal peserta didik mengalami kesulitan,
perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara individual. Pemberian bimbingan perorangan merupakan
implikasi peran pendidik sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu atau beberapa peserta didik yang belum
berhasil mencapai ketuntasan. c. Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka
menerapkan prinsip pengulangan, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar Peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam
mengerjakan tes akhir. Peserta didik perlu diberi pelatihan intensif untuk membantu menguasai kompetensi yang ditetapkan.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
71
d. Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk
memberikan tutorial kepada rekannya yang mengalami kesulitan belajar. Dengan teman sebaya diharapkan peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab. 2. Bentuk Pelaksanaan Pengayaan
Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan antara lain melalui:
a. Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan pembelajaran bersama pada jam-jam
pelajaran sekolah biasa, sambil menunggu teman-temannya yang mengikuti pembelajaran remedial karena belum mencapai ketuntasan.
b. Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang diminati.
c. Pembelajaran berbasis tema, yaitu memadukan Kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik dapat mempelajari hubungan
antara berbagai disiplin ilmu. d. Pemadatan Kurikulum, yaitu pemberian pembelajaran hanya untuk
kompetensimateri yang belum diketahui peserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk memperoleh
kompetensimateri baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing.
Buku Guru Kelas XI SMASMK
72
3. Hasil Penilaian a. Nilai remedial yang diperoleh diolah menjadi nilai akhir.
b. Nilai akhir setelah remedial untuk ranah pengetahuan dihitung dengan mengganti nilai indikator yang belum tuntas dengan nilai
indikator hasil remedial, yang selanjutnya diolah berdasarkan rerata nilai seluruh KD.
c. Nilai akhir setelah remedial untuk ranah keterampilan diambil dari nilai optimal KD
d. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk portofolio,
dan harus dihargai sebagai nilai tambah lebih dari peserta didik yang normal.
G. Strategi, Metode, dan Teknik Pembelajaran
Buku Guru Mata Pelajaran Agama Hindu dan Budi Pekerti pada jenjang Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan disusun sebagai penjabaran
atau operasionalisasi Kompetensi Inti KI dan Kompetensi Dasar KD Mata Pelajaran Agama Hindu dan Budi Pekerti. Pendidikan agama Hindu
dan Budi Pekerti yang paling penting adalah menjunjung tinggi Dharma, di antaranya nilai Sraddha. Sraddha adalah keyakinan akan Brahman atau
Sang Hyang Widhi, keyakinan akan Atman, keyakinan akan Karmaphala, keyakinan akan Punarbhava, dan keyakinan akan Moksha. Pendidikan
agama Hindu dan Budi Pekerti menekankan pada dua aspek, yaitu; aspek Para Vidya dan Apara Vidya sehingga dapat melahirkan insan Hindu