CITRA AYAH DALAM NOVEL INDONESIA ANGKATAN 2000 AN KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA
i
CITRA AYAH DALAM NOVEL INDONESIA
ANGKATAN 2000-AN
KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA
TESIS
Oleh:
Lilies Rakhmawati
NIM 0202510009
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
(2)
ii
PERSETUJUAN PENGUJI DRAF TESIS
Draf tesis dengan judul “Citra Ayah dalam Novel Indonesia Angkatan 2000-an Kajian Psikologi Sastra” karya,
Nama : Lilies Rakhmawati
NIM : 0202510009
Program Studi : Pendidikan Bahasa Indonesia
telah diuji pada tanggal 12 November 2015 dan telah direvisi sesuai dengan masukan tim penguji serta layak untuk diajukan ke sidang Panitia Ujian Tesis.
Semarang, 15 November 2015
Ketua, Penguji I,
Dr. Ida Zulaeha, M.Hum. Prof. Dr. Teguh Supriyanto, M.Hum
NIP 197001091994032001 NIP 196101071990021001
Penguji II, Penguji III,
Dr. Hari Bakti Mardikantoro, M.Hum Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum
(3)
iii
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam tesis program pascasarjana ini benar-benar karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam tesis ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Atas pernyataan ini saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini.
Semarang, 13 November 2015 Yang menyatakan,
Lilies Rakhmawati NIM 0202510009
(4)
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
“Cinta ayah tak perlu terdengar dan keluar dari bibirnya. Dia tak butuh kata-kata cinta kasih untuk mengungkapkan cintanya. Tapi dia butuh perbuatan nyata, bahwa dia selalu siap ada dengan sekian lindungannya bagi anak-anaknya”
“Ayah selalu mengajari untuk tetap semangat menghadapi apapun terjadi. Baik suka maupun duka, tak perlu dipikirkan, yang penting adalah tetap waspada menjalaninya. Menerima semua keadaan dengan ikhlas akan meringankan beban hidup selamanya”
“Seorang ayah tanpa banyak bicara selalu berusaha memperbaiki sifat buruk anaknya dengan cara sederhana yang mudah dimengerti, dipahami maknanya. Sedikit berkata, namun banyak berbuat dengan hasil maksimal, itulah ayah yang selalu siap dengan sekian akal untuk mendidik anaknya menjadi manusia baik” “Keridhoan orang tua adalah keridhoan Tuhan, kemurkaaan orang tua adalah kemurkaan Tuhan”
PERSEMBAHAN
Tesis ini kupersembahkan kepada:
1. Almamaterku, pascasarjana UNNES yang selalu saya menjadi kebangaanku 2. Instansi tempatku mengabdi, SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang yang
(5)
v
SARI
Rakhmawati, Lilies. 2015. “Citra Ayah dalam Novel Indonesia Angkatan 2000-an Kajian Psikologi Sastra.” Tesis. Program Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Negeri Semarang. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M. Hum. (Pembimbing I) dan Dr. Hari Bakti Mardikantoro, M. Hum. (Pembimbing II)
Kata Kunci: citra ayah, novel Indonesia angkatan 2000-an, psikologi sastra, dan psikologi kepribadian.
Karya sastra khususnya novel berisi fenomena psikologis tokoh yang diangkat oleh pengarang melalui proses kreatif. Fenomena psikologis yang terjadi dalam diri tokoh kurang mendapat perhatian. Tokoh dalam sebuah novel mengalami konflik baik secara lahir maupun batin. Konflik yang timbul inilah yang kemudian menjadikan sikap dan perilaku tertentu. Sikap dan perilaku seorang tokoh menciptakan pencitraan. Tokoh ayah diangkat oleh beberapa penulis dalam beberapa novel Indonesia yang dikategorikan Korie Layun Rampan sebagai angkatan 2000-an. Tokoh ayah yang bercitra keras dan angkuh coba dideskripsikan oleh peneliti. Beberapa novel yang terdapat tokoh ayah antara lain novel Burung-Burung Rantau karya Y.B Mangunwijaya, Ayah sebuah Novel karya Andrea Hirata, Ayah Mengapa Aku Berbeda karya Agnes Davonar, Ayahku (bukan) Pembohong karya Tere Liye, dan Mata Penakluk karya Abdullah Wong. Fokus masalah dalam penelitian ini adalah deskripsi citra ayah dan kondisi kejiwaan tokoh ayah dalam kelima novel tersebut. Karakter ayah yang berbeda dalam tiap novel dikaitkan dengan teori-teori psikologi kepribadian.
Peneliti menggunakan tinjauan psikologi sastra untuk mendeskripsikan tokoh ayah melalui penokohan tokoh. Unsur penokohan tersebut yang kemudian dianalisis menggunakan teori-teori yang ada dalam imu psikologi khususnya psikologi kepribadian. Tokoh dalam novel disadari peneliti merupakan tokoh rekaan. Oleh karena itu, peneliti merumuskan permasalahan menjadi dua yakni bagaimana citra ayah yang digambarkan dalam novel Indonesia yang dikategorikan Korie Layun Rampan sebagai angkatan 2000-an dan bagaimana kondisi kepribadian ayah yang direpresentasikan dalam novel Indonesia yang dikategorikan Korie Layun Rampan sebagai angkatan 2000-an.
Penelitian tentang citra ayah yang dikaitkan dengan teori-teori psikologi kepribadian bertujuan mendeskripsikan citra ayah yang digambarkan dalam novel Indonesia yang dikategorikan Korie Layun Rampan sebagai angkatan 2000-an serta memaparkan kondisi kepribadian tiap tokoh ayah yang direpresentasikan dalam novel Indonesia ditinjau dari teori-teori psikologi kepribadian antara lain teori psikoanalisis, teori sifat, teori behaviorisme, dan teori kognitif. Peneliti menggunakan pendekatan psikologi sastra. Pendekatan psikologi sastra digunakan untuk mengungkap fakta-fakta mengenai tokoh ayah yang terdapat dalam teks sastra dan mengungkap perilaku dan kepribadian tokoh ayah dengan bingkai teori psikologi kepribadian. Data dalam penelitian ini berupa penggalan novel yang
(6)
vi
berisi penokohan tokoh ayah baik secara langsung maupun tidak langsung. Data dikumpulkan dengan teknik heuristik. Teknik heuristik merupakan salah satu teknik untuk menemukan makna melalui penyajian struktur bahasa dengan menginterpretasi teks sastra secara referensial. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan analisis struktural. Data dianalisis dan dikaitkan dengan teori-teori psikologi kepribadian.
Hasil penelitian tentang citra tokoh ayah dalam novel Indonesia angkatan 2000-an dengan kajian psikologi sastra antara lain citra kepemimpinan, citra keteladanan, citra kehangatan, citra optimisme, citra kecerdasan, citra kekuatan, dan citra kelembutan. Sedangkan hasil penelitian tentang kondisi kepribadian tokoh ayah dianalisis menggunakan teori-teori psikologi kepribadian antara lain tokoh ayah dalam novel Burung-Burung Rantau digunakan teori psikoanalisis, tokoh ayah dalam novel Ayah sebuah Novel digunakan teori sifat, tokoh ayah dalam novel Ayah Mengapa Aku Berbeda digunakan teori behaviorisme, tokoh ayah dalam novel Ayahku (bukan) Pembohong digunakan teori Kognitif, dan tokoh ayah dalam novel Mata Penakluk digunakan teori psikoanalisis. Hasil penelitian tersebut didasarkan pada penokohan tokoh ayah yang berbeda pada tiap-tiap novel yang dijadikan objek penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang citra ayah dalam novel Indonesia yang dikategorikan Korie Layun Rampan sebagai angkatan 2000-an disar2000-ank2000-an hendaknya peneliti sastra memahami peneliti2000-an y2000-ang dilakuk2000-an dengan sebaik-baiknya guna menemukan makna yang mendalam. Bagi peneliti sastra yang berminat meneliti teks sastra dengan pendekatan psikologi hendaknya menguasai ilmu psikologi dengan baik. Penelitian sastra dengan topik dan teknik yang sama disarankan mengembangkan penelitian sastra lebih lanjut dengan menggunakan pendekatan ilmu-ilmu lain misalnya ilmu sosiologi atau antropologi.
(7)
vii
ABSTRACT
Rakhmawati, Lilies. 2015. “Citra Ayah dalam Novel Indonesia Angkatan 2000-an Kajian Psikologi Sastra” Thesis. Indonesian Education Program, Semarang State University. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M. Hum. (Supervisor I) and Dr. Hari Bakti Mardikantoro, M. Hum. (Supervisor II).
Keywords: father image, Indonesia novel generation of the 2000s, the psychology literature, and psychology of personality.
Works of literature, especially the novel contains a psychological phenomenon figures raised by the authors through the creative process. Psychological phenomena that occur inside character received less attention. A character in a novel into conflict both physically and mentally. Conflict that arises is then made certain attitudes and behavior. Attitudes and behavior of a character created imaging. Father figure raised by several authors in several novel Indonesia are categorized as force Korie Layun Rampan 2000s. Father images figure who try hard and arrogant described by researchers. Some novel contained a father figure among other novel Burung-Burung Rantau by YB Mangunwijaya, Ayah sebuah Novel by Andrea Hirata, Ayah Mengapa Aku Berbeda by Agnes Davonar, Ayahku (bukan) Pembohong by Tere Liye, Mata Penakluk by Abdullah Wong. The focus of the problem in this research is the description of the image of the father and father in the psychological condition of the fifth novel. Different father character in each novel is associated with psychological theories of personality.
Researchers used a review of psychology literature to describe a father figure through characterizations figures. The characterizations elements are then analyzed using heories in psychology imu particular personality psychology. Researchers realized character in the novel is a fictional character. Therefore, we propose the problem into two namely, how the image of the father portrayed in the novel Indonesia categorized as a force Korie Layun Rampan 2000s and how the condition of the father's personality is represented in the novel Indonesia categorized as a force Korie Layun Rampan 2000s.
Research on the image of the father is associated with psychological theories of personality aim to describe the image of the father portrayed in the novel Indonesia are categorized Korie Layun Rampan as the generation of the 2000s as well as unveiling the personality of each character's father represented in the novel Indonesia in terms of psychological theories of personality among other psychoanalytic theory, the theory of the nature, the theory of behaviorism and cognitive theory. Researchers used a psychological approach to literature. Literary psychology approach is used to reveal the facts about father figures contained in literary texts and reveal the behavior and personality of a father figure to frame a theory of personality psychology. The data in this study a novel fragment containing characterizations father figure either directly or indirectly. Data collected by heuristic techniques. Heuristic technique is one technique to find meaning through the presentation of the structure of language to interpret literary texts are referential. The collected data was then analyzed by a structural analysis.
(8)
viii
Data were analyzed and associated with theories of personality psychology. Results of research on the image of a father figure in Indonesia novel generation of the 2000s with the study of psychology literature, among others, leadership image, the image pattern, the image of warmth, optimism imagery, imagery intelligence, the image of strength and softness image. While the results of research on the condition of the personality of a father figure analyzed using psychological theories of personality among other father in the novel Burung-Burung Rantau used psychoanalytic theory, a father figure in the Ayah sebuah Novel used theory of nature, a father figure in the Ayah Mengapa Aku Berbeda used theory behaviorism, father in the novel Ayahku (bukan) Pembohong Cognitive theory, and the father in Mata Penakluk used psychoanalytic theory. Results of these studies are based on different characterizations of the father figure in each novel as research object.
Based on the research that has been done on the image of the father in the novel Indonesia are categorized as Korie Layun Rampan force early 2000s suggested a literary researcher should understand research done as well as possible in order to find deep meaning. For researchers interested in literature that examines the literary text with a psychological approach should master psychology well.The research literature on the topic and suggested the same technique further develop research literature using the approach of other disciplines as sociology or anthropology.
(9)
ix
PRAKATA
Segala puji dan syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan ridho dan rahmat-Nya sehingga peneliti senantiasa diberikan kekuatan, kemampuan, dan kesabaran untuk dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Citra Ayah dalam Novel Indonesia Angkatan 2000-an Kajian Psikologi Sastra” Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan meraih gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia serta sebagai wujud pertanggungjawaban ilmiah selama penulis menempuh pendidikan di Pascasarjana Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Negeri Semarang.
Dipilihnya judul tesis tersebut juga dimaksudkan peneliti untuk menambah khasanah penelitian bidang pendidikan sastra. Peneliti sadar bahwa dalam penyelesaian tesis ini tidak lepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Prof. Dr. Agus Nuryatin M. Hum. (Pembimbing I), dan Dr. Hari Bakti Mardikantoro, M. Hum. (Pembimbing II). Semoga kebaikan Bapak Pembimbing, yang dengan penuh kesabaran dan kearifan membantu dan mengarahkan peneliti, mendapat balasan kebaikan yang berlipat ganda dari Allah Swt.
Peneliti juga menyampaikan terima kasih tak terhingga kepada:
1. Dr. Hari Bakti Mardikantoro, M.Hum, Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Unnes, yang telah memberikan kesempatan dan arahan dalam penulisan tesis ini.
(10)
x
2. Dr. Ida Zulaeha, M.Hum, Sekretaris Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Unnes, yang telah memberikan masukan dan arahan dalam perbaikan isi tesis ini.
3. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum, pembimbing I, yang telah sabar membimbing dalam penulisan tesis ini.
4. Prof. Dr. Teguh Supriyanto, M.Hum, penguji I, yang telah memberikan masukan dan pemahaman terhadap isi tesis ini.
5. Bapak Ibu dosen Program Pascasarjana Unnes yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada peneliti selama menempuh pendidikan.
6. Staf karyawan Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang yang telah dengan ikhlas dan ramah memberikan jasa pelayanan administrasi yang peneliti butuhkan.
7. Kepala SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang yang telah memberikan izin dan kebijaksanaan kepada peneliti untuk melanjutkan studi.
8. Teman-teman guru Bahasa Indonesia di SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang yang telah memberikan bantuan dan dukungan serta kritik dan saran sehingga memperlancar penelitian.
9. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Unnes Angkatan 2010, sebagai teman berbagi rasa suka dan duka atas segala bantuan dan kerja sama sejak awal mengikuti studi hingga akhir penyelesaian penelitian dan penulisan tesis.
10.Papa Mamaku tercinta serta keluarga yang senantiasa memberikan dukungan, doa, dan semangat selama pendidikan dan penyelesaian tesis.
(11)
xi
11.Temanku Dewi Fatimah yang memberikan motivasi untuk menyelesaikan tesis yang semula tertunda.
12.Sahabat-sahabatku terkasih yang tak dapat kusebutkan satu persatu yang selalu memberikan motivasi hingga terselesaikannya tesis ini.
Peneliti sadar dengan kemungkinan keterbatasan dan kekurangan dari isi tesis ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak akan peneliti terima dengan tangan terbuka.
Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi pembelajaran bahasa Indonesia di masa mendatang.
Semarang, November 2015
(12)
xii
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN PENGUJI DRAF TESIS ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN ... iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
SARI ... v
ABSTRACT ... vii
PRAKATA ... ix
DAFTAR ISI……… ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 6
1.3 Cakupan Masalah ... 6
1.4 Rumusan Masalah ... 7
1.5 Tujuan Penelitian ... 7
1.6 Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS 2.1 Kajian Pustaka ... 10
2.2 Kerangka Teoretis ... 22
2.2.1 Novel Indonesia Angkatan 2000-an ... 22
(13)
xiii
2.2.3 Hakikat Tokoh dan Penokohan ... 25
2.2.4 Jenis-Jenis Tokoh ... 27
2.2.5 Metode Karakterisasi dalam Telaah Novel ... 29
2.3 Pencitraan dalam Novel ... 31
2.3 Citra Ayah ... 34
2.5 Psikologi Sastra ... 38
2.5.1 Pengertian Psikologi Sastra ... 40
2.5.2 Perilaku Manusia dalam Karya Sastra ... 42
2.5.3 Teori-Teori Psikologi Kepribadian ... 43
2.5.3.1 Teori Psikoanalisis ... 44
2.5.3.2 Teori Sifat ... 47
2.5.3.3 Teori Behaviorisme ... 50
2.5.3.4 Teori Psikologi Kognitif ... 53
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian ... 55
3.2 Data dan Sumber Data ... 55
3.3 Instrumen Penelitian ... 56
3.4 Uji Keabsahan Data ... 57
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 57
(14)
xiv
BAB IV CITRA DAN KEPRIBADIAN TOKOH AYAH DALAM NOVEL YANG DIKATEGORIKAN KORIE LAYUN RAMPAN SEBAGAI ANGKATAN 2000-AN
4.1 Citra Ayah dalam Novel Indonesia yang Dikategorikan Korie Layun Rampan sebagai Angkatan 2000-an ... 61 4.1.1 Citra Ayah dalam Novel Burung-Burung Rantau
Karya Y.B. Mangunwijaya ... ... 61 4.1.2 Citra Ayah dalam Novel Ayah sebuah Novel Karya Andrea Hirata ... 68
4.1.3 Citra Ayah dalam Novel Ayah Mengapa Aku Berbeda Karya Agnes
Davonar ... 79 4.1.4 Citra Ayah dalam Novel Ayah (bukan) Pembohong Karya Tere Liye ... 85 4.1.5 Citra Ayah dalam Novel Mata Penakluk Karya Abdullah Wong….. . ... 95 4.2 Kepribadian Tokoh Ayah dalam Novel Indonesia yang Dikategorikan Korie
Layun Rampan sebagai Angkatan 2000-an………106 4.2.1 Kepribadian Tokoh Ayah dalam Novel Burung-Burung Rantau Karya Y.B. Mangunwijaya Berdasarkan Teori Psikoanalisis-Freud………108 4.2.2 Kepribadian Tokoh Ayah dalam Novel Ayah sebuah Novel Karya Andrea
Hirata Berdasarkan Teori Sifat……….114 4.2.3 Kepribadian Tokoh Ayah dalam Novel Ayah Mengapa Aku Berbeda Karya Agnes Davonar Berdasarkan Teori Behaviorisme………121 4.2.4 Kepribadian Tokoh Ayah dalam Novel Ayah (bukan) Pembohong Karya
Tere Liye Berdasarkan Teori Kognitif ………...124 4.2.5 Kepribadian Tokoh Ayah dalam Novel Mata Penakluk Karya Abdullah
(15)
xv BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ... 132
5.2 Saran ... 133
DAFTAR PUSTAKA ... 135
(16)
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Sinopsis Novel Burung-Burung Rantau
Karya Y.B. Mangunwijaya………...139 Lampiran 2 Sinopsis Novel Ayah sebuah Novel
Karya Andrea Hirata………..………...141 Lampiran 3 Sinopsis Novel Ayah Mengapa Aku Berbeda
Karya Agnes Davonar………...143 Lampiran 4 Sinopsis Novel Ayahku (bukan) Pembohong
Karya Tere Liye………...147 Lampiran 5 Sinopsis Novel Mata Penakluk
Karya Abdullah Wong………...149 Lampiran 6 Data Penokohan Tokoh Ayah dalam Novel Burung-Burung Rantau
Karya Y.B. Mangunwijaya...152 Lampiran 7 Data Penokohan Tokoh Ayah dalam Novel Ayah sebuah Novel
Karya Andrea Hirata……... ...161 Lampiran 8 Data Penokohan Tokoh Ayah dalam Novel Ayah Mengapa Aku
Berbeda Karya Agnes Davonar...174 Lampiran 9 Data Penokohan Tokoh Ayah dalam Novel Ayahku (bukan)
Pembohong Karya Tere Liye…...179 Lampiran 10 Data Penokohan Tokoh Ayah dalam Novel Mata Penakluk
(17)
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Suatu karya sastra, khususnya karya prosa senantiasa menampilkan kisah para tokoh yang bergumul dengan kehidupannya, entah ketika dalam beradaptasi dengan lingkungan alam maupun berelasi dengan lingkungan masyarakat. Dalam menghidupkan cerita agar kisahnya berkembang dan menarik, maka pengarang senantiasa menghadirkan tokoh-tokoh cerita yang memiliki pembawaan atau karakter yang tidak biasanya. Dari aspek tokoh cerita yang menghiasi jalan ceritanya, mengundang rasa ingin tahu pembaca akan faktor atau latar penyebab sehingga sang tokoh berperilaku tidak lazim. Mengingat bahwa perilaku berkaitan dengan masalah kejiwaan, maka permasalahan yang akan didekati dalam penelitian tokoh berkaitan dengan masalah psikologi. Upaya kreatif inilah yang menjadikan analisis sastra menjadi menarik dan berkembang.
Dalam karya sastra dibicarakan segala kompleksitas persoalan hidup manusia, maka karya sastra dengan manusia memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Sastra merupakan pencerminan dari segi kehidupan manusia yang di dalamnya tersurat sikap, tingkah laku, pemikiran, pengetahuan, tanggapan, perasaan, imajinasi, serta spekulasi manusia itu sendiri. Oleh karena itu, psikologi merupakan salah satu aspek yang berkaitan langsung dengan karya sastra. Segala unsur yang terkandung dalam karya sastra tersebut merupakan hasil renungan pengarang terhadap pengalaman hidup. Sastra tidak mampu melepaskan diri dari
(18)
2
aspek psikis. Jiwa pula yang berkecamuk dalam sastra. Memasuki sastra akan terkait dengan psikologi karya itu (Endraswara 2008:86).
Alasan seseorang membaca karya sastra salah satunya untuk mengetahui perilaku tokoh dan dampak dari perilakunya. Seseorang membaca novel karena bermaksud menemui orang-orang tertentu yang sulit ditemui dalam dunia nyata. Pembaca dapat menemui para pahlawan atau penjahat besar sekalipun dengan kompleksitas perilakunya. Seseorang membaca novel karena bermaksud melihat perilaku manusia dan konsekuensi dari perilakunya tersebut. Pada intinya, seseorang membaca novel karena di dalam novel terkandung cerita tentang kehidupan manusia khususnya yang berkaitan dengan aspek psikologis khususnya yang berkaitan dengan psikologi tokoh.
Fenomena psikologis itu diangkat kembali oleh pengarang menjadi wacana baru dengan proses kreatif (pengamatan, analisis, interpretasi, refleksi, imajinasi, evaluasi, dan sebagainya) dalam bentuk novel. Walaupun demikian, Wellek dan Warren (1990:110) mengemukakan bahwa karya sastra memang mengekspresikan kehidupan, tetapi keliru kalau dianggap mengekspresikan selengkap-lengkapnya. Hal itu disebabkan fenomena psikologi khususnya perilaku tokoh yang terdapat dalam karya sastra tersebut sering tidak disengaja dituliskan oleh pengarang atau karena hakikat karya sastra itu sendiri yang tidak pernah langsung mengungkapkan fenomena psikologi. Karya sastra dapat juga mencerminkan dan menyatakan segi-segi psikologi tokoh yang kadang-kadang kurang jelas.
Sebagai ilmu, psikologi memiliki tiga fungsi ilmu. Pertama, menjelaskan (understanding function), yaitu mampu menjawab apa, bagaimana dan mengapa
(19)
3
perilaku itu terjadi. Hasilnya, berupa deskripsi atau bahasan yang sifatnya memberi penjelasan. Kedua, memrediksi (prediction function), yaitu mampu memrediksi dan mendeteksi perilaku apa dan bagaimana yang akan terjadi berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya. Ketiga, pengendalian (control function), yaitu mengendalikan perilaku sesuai dengan yang diharapkan. Perwujudan berupa tindakan yang sifatnya pencegahan, intervensi, atau treatment serta rehabilitasi (Sumanto 1990:4).
Novel diwarnai oleh perilaku manusia. Novel sebagai bentuk sastra merupakan jagad realita yang di dalamnya terjadi peristiwa dan perilaku yang dialami dan diperbuat manusia atau yang disebut dengan tokoh. (Nurgiyantoro 2012:29). Dengan daya kreativitas pengarang peristiwa dan perilaku tokoh digambarkan secara estetis dan syarat makna.
Salah satu persoalan psikologi yang terekam dalam novel adalah psikologi tokoh. Hubungan antartokoh dalam sebuah novel menimbulkan permasalahan yang menarik untuk diteliti. Tokoh menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sebuah novel dapat dilihat dari ranah psikologi. Melalui perilaku tokoh dapat dianalisis sehingga menimbulkan penilaian dalam apa dan bagaimana kepribadian tokoh tersebut. Salah satu tokoh yang digambarkan dalam sebuah novel adalah tokoh ayah.
Seorang ayah akan menjadi faktor yang paling disoroti dalam pembentukan nilai sebuah keluarga, selain sosok ibu yang menjadi sentral perhatian karena faktor kedekatan dan kelembutan. Ayah adalah kepala dalam sebuah keluarga. Artinya bagian paling atas, bagian paling penting, dan bagian paling dihormati.
(20)
4
Karakter seorang ayah yang identik dengan tegas, keras, bijaksana, dan berwibawa membawa sosok seorang ayah kurang memiliki kedekatan secara psikologis dengan anggota keluarga yang lain.
Sosok ayah sebagai pribadi dipandang sebagai sosok syarat tuntutan. Tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, tuntutan untuk menjadi teladan, dan tuntutan untuk menjadi pemimpin menjadikan ayah mengalami keadaan psikologis atau kejiwaan yang hebat. Dengan banyaknya permasalahan yang ada di dalam tokoh ayah membawa sang ayah menjadi fokus perhatian. Ayah secara pribadi memiliki tanggung jawab yang besar untuk membawa keluarganya ke arah hidup yang bahagia dan sejahtera.
Faktor psikologis tokoh ayah inilah yang coba diangkat oleh peneliti menjadi subjek penelitian. Melalui analisis tokoh ayah yang terdapat pada novel menggunakan analisis psikologi sastra dapat diketahui kondisi kejiwaan tokoh ayah. Citra seorang ayah dalam karya sastra menarik untuk diteliti. Bagaimana citra ayah yang tertuang dalam karya sastra, bagaimana perilaku tokoh ayah dalam sebuah karya sastra, dan bagaimana kejiwaan tokoh ayah dalam karya sastra belum banyak diteliti.
Ayah sering juga menanggung beban harapan keluarga yang terlalu tinggi. Adanya anggapan ayah sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab mencari nafkah menuntut ayah untuk memiliki pekerjaan yang memiliki penghasilan tinggi. Ayah harus memiliki jabatan yang tinggi dibanding dengan istri. Dengan demikian, kondisi kejiwaan dan kepribadian ayah perlu mendapat perhatian.
(21)
5
Karya sastra sebagai hasil penghayatan pengarang terhadap hidup dan kehidupan dapat menggambarkan idealisme pengarang. Bagaimana ayah digambarkan dalam karya sastra belum mendapat perhatian secara khusus dalam bentuk kajian keilmuan khususnya kajian psikologi. Demikian juga psikologi sastra termasuk bidang keilmuan yang masih relatif baru sehingga belum banyak peneliti yang memanfaatkannya. Oleh karena itu, perlu adanya sebuah penelitian bagaimana representasi citra ayah dalam karya sastra Indonesia melalui tinjauan psikologi sastra.
Karya sastra khususnya novel yang diterbitkan pada tahun 2000-an beberapa di antaranya mengangkat tokoh ayah baik sebagai tokoh utama maupun sampingan. Tokoh ayah yang diangkat dalam novel yang diterbitkan pada tahun 2000-an digambarkan secara beragam oleh pengarang pada era ini. Beberapa novel yang dipilih peneliti dalam penelitian citra ayah yaitu Burung-Burung Rantau karya Y.B Mangunwijaya, Ayah sebuah Novel karya Andrea Hirata, Ayah Mengapa Aku Berbeda karya Agnes Davonar, Ayah (bukan) Pembohong karya Tere Liye, dan Mata Penakluk karya Abdullah Wong. Novel-novel tersebut memiliki kesamaan yaitu di dalamnya terdapat tokoh ayah baik sebagai tokoh utama maupun sampingan yang tentunya representatif untuk dijadikan objek penelitian yang berkenaan dengan citra ayah.
Peneliti mengangkat novel-novel yang dikategorikan Korie Layun Rampan sebagai angkatan 2000-an sebagai objek penelitian karena beberapa alasan. Alasan pertama, alasan kebaruan. Kebaruan merupakan faktor penting dalam melakukan penelitian. Novel yang dijadikan objek penelitian adalah novel-novel
(22)
6
yang diterbitkan antara tahun 2013 hingga 2015. Alasan kedua adalah jenis novel. Jenis novel yang diangkat peneliti adalah novel-novel yang berasal dari berbagai jenis novel, mulai novel fiksi, novel yang diangkat dari biografi tokoh, dan novel yang diangkat dari kisah nyata. Jenis novel yang dipilih pun juga terdapat kesamaan yaitu terdapat tokoh ayah sebagai sentral perhatian baik sebagai tokoh utama maupun tokoh sampingan.
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini perlu adanya identifikasi masalah agar penelitian lebih terfokus dan tidak melebar. Mengingat keterbatasan waktu dan biaya maka penelitian ini difokuskan pada beberapa masalah. Adapun masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah citra ayah dalam novel Indonesia yang dikategorikan Korie Layun Rampan sebagai angkatan 2000-an berdasarkan kajian psikologi sastra. Bagaimana citra ayah yang digambarkan pada novel Indonesia yang dikategorikan Korie Layun Rampan sebagai angkatan tahun 2000-an dan bagaimana kondisi kejiwaan dan kepribadian tokoh ayah yang dikaitkan pada teori-teori psikologi khususnya teori-teori kepribadian.
1.3 Cakupan Masalah
Dalam penelitian ini, agar penelitian tetap terfokus dan tidak melebar melewati fokus permasalahan perlu adanya cakupan masalah. Adapun masalah yang dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada deskripsi kepribadian tokoh ayah baik merupakan tokoh utama, tokoh sampingan, maupun tokoh komplemen
(23)
7
berdasarkan teori-teori kepribadian, karakter tokoh pada setiap novel, serta kondisi kepribadian tokoh ayah dalam novel Indonesia yang dikategorikan Korie Layun Rampan sebagai angkatan 2000-an.
1.4 Rumusan Masalah
Masalah pokok dalam penelitian ini adalah citra ayah dalam novel Indonesia yang dikategorikan Korie Layun Rampan angkatan 2000-an dengan menggunakan tinjauan psikologi sastra. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Bagaimanakah citra ayah digambarkan dalam novel Indonesia yang dikategorikan Korie Layun Rampan sebagai Angkatan 2000-an?
2. Bagaimanakah kondisi kepribadian ayah yang direpresentasikan dalam novel Indonesia yang dikategorikan Korie Layun Rampan sebagai Angkatan 2000-an?
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang dirumuskan, penelitian ini bertujuan: 1. Mendeskripsikan citra ayah digambarkan dalam novel Indonesia yang
dikategorikan Korie Layun Rampan sebagai Angkatan 2000-an;
2. Memaparkan kondisi kepribadian ayah yang direpresentasikan dalam novel Indonesia yang dikategorikan Korie Layun Rampan sebagai Angkatan 2000-an.
(24)
8
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian citra ayah dalam novel Indonesia yang dikategorikan Korie Layun Rampan sebagai angkatan 2000-an dalam tinjauan psikologi sastra memiliki manfaat baik secara teoretis maupun praktis.
1. Manfaat teoretis
Manfaat teoretis dalam penelitian ini, yaitu: 1) dalam penelitian ini terdapat informasi mengenai citra ayah yang terdapat dalam novel Indonesia yang dikategorikan Korie Layun Rampan sebagai angkatan 2000-an; 2) dalam penelitian ini juga terdapat informasi mengenai simpul-simpul yang mempertautkan antara teks sastra Indonesia, citra ayah, dan usaha-usaha pembentukan citra ayah dalam kaitannya dengan kajian psikologi sastra; dan 3) dalam penelitian ini terdapat informasi mengenai proses pembentukan (konstruksi) sosok ayah secara mental melalui teks sastra berdasarkan teori psikologi.
2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis penelitian ini secara praktis, baik bagi pembaca, guru/dosen, sekolah, maupun peneliti lain.
1) Manfaat bagi Peserta Didik
Penelitian citra ayah diharapkan dapat meningkatkan penghargaan terhadap ayah secara pribadi.
(25)
9
2) Manfaat bagi Guru/Dosen
Penelitian citra ayah diharapkan dapat menjadi salah satu acuan dalam menganalisis karya sastra berdasarkan tinjauan psikologi sastra.
3) Manfaat bagi Sekolah
Penelitian citra ayah diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai alternatif bahan ajar apresiasi sastra di sekolah-sekolah.
4) Manfaat bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian citra ayah dapat berkontribusi kepada peneliti lain yang melakukan penelitian dengan topik yang sama guna menemukan inovasi di bidang pembelajaran sastra Indonesia.
(1)
Karakter seorang ayah yang identik dengan tegas, keras, bijaksana, dan berwibawa membawa sosok seorang ayah kurang memiliki kedekatan secara psikologis dengan anggota keluarga yang lain.
Sosok ayah sebagai pribadi dipandang sebagai sosok syarat tuntutan. Tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, tuntutan untuk menjadi teladan, dan tuntutan untuk menjadi pemimpin menjadikan ayah mengalami keadaan psikologis atau kejiwaan yang hebat. Dengan banyaknya permasalahan yang ada di dalam tokoh ayah membawa sang ayah menjadi fokus perhatian. Ayah secara pribadi memiliki tanggung jawab yang besar untuk membawa keluarganya ke arah hidup yang bahagia dan sejahtera.
Faktor psikologis tokoh ayah inilah yang coba diangkat oleh peneliti menjadi subjek penelitian. Melalui analisis tokoh ayah yang terdapat pada novel menggunakan analisis psikologi sastra dapat diketahui kondisi kejiwaan tokoh ayah. Citra seorang ayah dalam karya sastra menarik untuk diteliti. Bagaimana citra ayah yang tertuang dalam karya sastra, bagaimana perilaku tokoh ayah dalam sebuah karya sastra, dan bagaimana kejiwaan tokoh ayah dalam karya sastra belum banyak diteliti.
Ayah sering juga menanggung beban harapan keluarga yang terlalu tinggi. Adanya anggapan ayah sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab mencari nafkah menuntut ayah untuk memiliki pekerjaan yang memiliki penghasilan tinggi. Ayah harus memiliki jabatan yang tinggi dibanding dengan istri. Dengan demikian, kondisi kejiwaan dan kepribadian ayah perlu mendapat perhatian.
(2)
Karya sastra sebagai hasil penghayatan pengarang terhadap hidup dan kehidupan dapat menggambarkan idealisme pengarang. Bagaimana ayah digambarkan dalam karya sastra belum mendapat perhatian secara khusus dalam bentuk kajian keilmuan khususnya kajian psikologi. Demikian juga psikologi sastra termasuk bidang keilmuan yang masih relatif baru sehingga belum banyak peneliti yang memanfaatkannya. Oleh karena itu, perlu adanya sebuah penelitian bagaimana representasi citra ayah dalam karya sastra Indonesia melalui tinjauan psikologi sastra.
Karya sastra khususnya novel yang diterbitkan pada tahun 2000-an beberapa di antaranya mengangkat tokoh ayah baik sebagai tokoh utama maupun sampingan. Tokoh ayah yang diangkat dalam novel yang diterbitkan pada tahun 2000-an digambarkan secara beragam oleh pengarang pada era ini. Beberapa novel yang dipilih peneliti dalam penelitian citra ayah yaitu Burung-Burung Rantau karya Y.B Mangunwijaya, Ayah sebuah Novel karya Andrea Hirata, Ayah Mengapa Aku Berbeda karya Agnes Davonar, Ayah (bukan) Pembohong karya Tere Liye, dan Mata Penakluk karya Abdullah Wong. Novel-novel tersebut memiliki kesamaan yaitu di dalamnya terdapat tokoh ayah baik sebagai tokoh utama maupun sampingan yang tentunya representatif untuk dijadikan objek penelitian yang berkenaan dengan citra ayah.
Peneliti mengangkat novel-novel yang dikategorikan Korie Layun Rampan sebagai angkatan 2000-an sebagai objek penelitian karena beberapa alasan. Alasan pertama, alasan kebaruan. Kebaruan merupakan faktor penting dalam melakukan penelitian. Novel yang dijadikan objek penelitian adalah novel-novel
(3)
yang diterbitkan antara tahun 2013 hingga 2015. Alasan kedua adalah jenis novel. Jenis novel yang diangkat peneliti adalah novel-novel yang berasal dari berbagai jenis novel, mulai novel fiksi, novel yang diangkat dari biografi tokoh, dan novel yang diangkat dari kisah nyata. Jenis novel yang dipilih pun juga terdapat kesamaan yaitu terdapat tokoh ayah sebagai sentral perhatian baik sebagai tokoh utama maupun tokoh sampingan.
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini perlu adanya identifikasi masalah agar penelitian lebih terfokus dan tidak melebar. Mengingat keterbatasan waktu dan biaya maka penelitian ini difokuskan pada beberapa masalah. Adapun masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah citra ayah dalam novel Indonesia yang dikategorikan Korie Layun Rampan sebagai angkatan 2000-an berdasarkan kajian psikologi sastra. Bagaimana citra ayah yang digambarkan pada novel Indonesia yang dikategorikan Korie Layun Rampan sebagai angkatan tahun 2000-an dan bagaimana kondisi kejiwaan dan kepribadian tokoh ayah yang dikaitkan pada teori-teori psikologi khususnya teori-teori kepribadian.
1.3 Cakupan Masalah
Dalam penelitian ini, agar penelitian tetap terfokus dan tidak melebar melewati fokus permasalahan perlu adanya cakupan masalah. Adapun masalah yang dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada deskripsi kepribadian tokoh ayah baik merupakan tokoh utama, tokoh sampingan, maupun tokoh komplemen
(4)
berdasarkan teori-teori kepribadian, karakter tokoh pada setiap novel, serta kondisi kepribadian tokoh ayah dalam novel Indonesia yang dikategorikan Korie Layun Rampan sebagai angkatan 2000-an.
1.4 Rumusan Masalah
Masalah pokok dalam penelitian ini adalah citra ayah dalam novel Indonesia yang dikategorikan Korie Layun Rampan angkatan 2000-an dengan menggunakan tinjauan psikologi sastra. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Bagaimanakah citra ayah digambarkan dalam novel Indonesia yang dikategorikan Korie Layun Rampan sebagai Angkatan 2000-an?
2. Bagaimanakah kondisi kepribadian ayah yang direpresentasikan dalam novel Indonesia yang dikategorikan Korie Layun Rampan sebagai Angkatan 2000-an?
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang dirumuskan, penelitian ini bertujuan: 1. Mendeskripsikan citra ayah digambarkan dalam novel Indonesia yang
dikategorikan Korie Layun Rampan sebagai Angkatan 2000-an;
2. Memaparkan kondisi kepribadian ayah yang direpresentasikan dalam novel Indonesia yang dikategorikan Korie Layun Rampan sebagai Angkatan 2000-an.
(5)
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian citra ayah dalam novel Indonesia yang dikategorikan Korie Layun Rampan sebagai angkatan 2000-an dalam tinjauan psikologi sastra memiliki manfaat baik secara teoretis maupun praktis.
1. Manfaat teoretis
Manfaat teoretis dalam penelitian ini, yaitu: 1) dalam penelitian ini terdapat informasi mengenai citra ayah yang terdapat dalam novel Indonesia yang dikategorikan Korie Layun Rampan sebagai angkatan 2000-an; 2) dalam penelitian ini juga terdapat informasi mengenai simpul-simpul yang mempertautkan antara teks sastra Indonesia, citra ayah, dan usaha-usaha pembentukan citra ayah dalam kaitannya dengan kajian psikologi sastra; dan 3) dalam penelitian ini terdapat informasi mengenai proses pembentukan (konstruksi) sosok ayah secara mental melalui teks sastra berdasarkan teori psikologi.
2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis penelitian ini secara praktis, baik bagi pembaca, guru/dosen, sekolah, maupun peneliti lain.
1) Manfaat bagi Peserta Didik
Penelitian citra ayah diharapkan dapat meningkatkan penghargaan terhadap ayah secara pribadi.
(6)
2) Manfaat bagi Guru/Dosen
Penelitian citra ayah diharapkan dapat menjadi salah satu acuan dalam menganalisis karya sastra berdasarkan tinjauan psikologi sastra.
3) Manfaat bagi Sekolah
Penelitian citra ayah diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai alternatif bahan ajar apresiasi sastra di sekolah-sekolah.
4) Manfaat bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian citra ayah dapat berkontribusi kepada peneliti lain yang melakukan penelitian dengan topik yang sama guna menemukan inovasi di bidang pembelajaran sastra Indonesia.