“Sesuatu yang mudah terbakar
”
4 Pemberitahuan
Tandapetunjuk ini berbentuk segi empat dengan gambar sebuah palang di tengah-tengah. Yang berarti tempat untuk
memberikan pertolongan pada waktu terjadi kecelakaanP3K.
BAB II II. PENTINGNYA PROGRAM KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
A. Sejarah Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Sejak umat manusia bekerja mulai dari jaman purbakala untuk dapat memenuhi keperluan hidup sehari-hari, banyak dari mereka
yang telah mengalami cedera, luka, menderita sakit dan sebagainya. Pengala- man demikian telah menyebabkan mereka
mencari jalan dan cara agar dapat mencegah dan atau mengurangi terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja.
Kurang lebih tahun 1700 sebelum masehi kerajaan Babilonia mempunyai seorang raja Hamurabi yang menaruh perhatian besar
terhadap keselamatan kerja dan dalam kitab undang-undangnya tertulis antara lain:
“Bila seorang ahli bangunan membuat rumah untuk seseorang dan pembuatannya tidak dilaksanakan dengan baik sehingga rumah itu
roboh maka ahli bangunan itu harus dibinasakan. Dan apabila anak pemilik rumah itu menjadi korban hingga meninggal dunia,
maka anak ahli bangunan itu harus dibunuh. Jika budak pemilik rumah itu yang menjadi korban hingga meninggal, maka ia harus
diganti, diambil dari milik ahli bangunan itu”. Hal ini menggambarkan bahwa ada segolongan manusia yang mau
mengerjakan suatu yang penuh bahaya, sedangkan yang memberi pekerjaan tidak berusaha untuk memperhatikan resiko yang
mereka hadapi, malahan mereka membayarnya dengan murah, walaupun mereka sendiri tidak akan sudi melakukan pekerjaan itu.
Jika kita ingat umat manusia sejak dititahkan oleh Tuhan yang Maha Esa selalu menginginkan berada dalam keadaan selamat,
sehat serta bahagia dan selalu beriktiar agar jasmani dan rohani tetap dalam keadaan utuh, berfungsi baik dan berkembang, maka
problema keselamatan kerja penting bagi kehidupan manusia tidak akan terhapus dan akan terus berkembang mengikuti jejak
kemajuan teknik dan teknologi. Dari yang semula sangat primitif bekerja untuk memenuhi
kebutuhan diri sendiri, lambat laun berkembang dan mulai mengenal cara bekerja untuk menghasilkan sesuatu yang dapat
dipasarkan. Selama pekerjaan masih dikerjakan dengan tangan dan merupakan industri rumah yang bersifat perorangan,
pencegahan terjadinya kecelakaan tidaklah begitu sulit. Karena
mereka hanya perlu melakukan perbaikan alat-alat dan cara kerjanya saja. Hal-hal yang demikian segera cepat berubah sejak
dicetuskannya revolusi industri. Hukum-hukum alam yang semula tidak disadaridipahami lambat laun mulai tersingkap dan dipelajari
dengan seksama sehingga menjadi ilmu pengetahuan yang dapat diterapkan secara praktis.
Sejak itu industri mulai tumbuh dengan sangat pesat, beraneka ragam dan semakin serba rumit. Yang semula usaha manusia
hanya untuk memenuhi kebutuhannya cukup dengan industri kecil seperti menenun pakaian dengan tangan, maka dengan adanya
penemuan-penemuan baru yang dimulai pada abad ke 18, dibangunlah pabrik-pabrik tekstil raksasa di banyak tempat, dimana
secara berkesinambungan dibarengi dengan penemuan yang satu selalu disusul dengan penemuan-penemuan baru lainnya.
Revolusi industri tersebut dimulai dengan adanya revolusi uap. Air dapat dijadikan uap dengan jalan pemanasan sehingga ia memiliki
tenaga yang luar biasa besarnya dan dapat dipergunakan dalam banyak lapangan industri. Air digodok dalam suatu tangki yang
lambat laun dirubah bentuknya dan akhirnya dikenal bentuk-bentuk baru yang disebut uap yang tekanannya bisa mencapai ratusan
atmosfir. Uap tersebut telah terbukti memberikan sangat banyak manfaat bagi manusia, tetapi ketel uap itupun mengandung bahaya
yang maha dahsyat. Bila suatu ketel meledak, peledakan yang seperti bom itu dapat memusahkan seluruh pabrik dan lingkungan
sekelilingnya. Selanjutnya menyusul revolusi listrik dan revolusi tenaga atom.
Kesemua penemuan baru dibidang teknik dan teknologi tersebut mempunyai konsekuensi kepada umat manusia untuk segera
merencanakan dan melaksanakan program keselamatan kerja yang lebih rumit bagi para pekerja yang telibat di dalam proses
industri tersebut. Program tersebut akan mencakup segala bidang
persoalan keselamatan kerja yang memerlukan keahlian, kecerdasan, keterampil- an, ketekunan dalam menelaah
membahas dan melaksanakannya.
B. Deskripsi