Persepsi masyarakat di Bantaran Sungai Cikapundung terhadap papan tanda larangan membuang sampah ke sungai

(1)

(2)

(3)

(4)

Riwayat Hidup

Data Pribadi

Nama : Yanita Purnamasari Tempat/Tanggal Lahir : Jakartai, 6 Januari 1990 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Katholik Negara : Indonesian

Alamat : Jl. Harpa V Blok DD/7, Kelapa Gading Jakarta Utara 14025

No.Telp : 087883688476

Pendidikan

1. TK Tunas Karya ( 1994 – 1996 ) 2. SD Tunas Karya ( 1996 – 2001 ) 3. SD Negri Pegangsaan Dua 05 Pagi ( 2001 – 2003 ) 4. SMP Negri 270 Pegangsaan Dua ( 2003 - 2006 ) 5. SMK Dharma Paramitha ( 2006 - 2009 ) 6. Universitas Komputer Indonesia ( 2009 – Sekarang )

Pengalaman

1. Observasi di Jakarta Convention Center (JCC)

2. Workshop “Pengenalan dan Konsep Perakitan PC di SMK Dharma Paramitha, Jakarta Timur

3..Kerja Praktek PT Sanggar Sarana Baja, Jakarta


(5)

PERSEPSI MASYARAKAT DI BANTARAN SUNGAI CIKAPUNDUNG TERHADAP PAPAN TANDA LARANGAN MEMBUANG SAMPAH KE SUNGAI

DK38315/Skripsi Semester II 2012-2013

Oleh :

Yanita Purnamasari 51909116

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(6)

iv KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan khadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan rahmat dan karunia, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul “Persepsi Masyarakat Di Bantaran Sungai Cikapundung Terhadap Papan Tanda Larangan Membuang Sampah Ke Sungai”.

Makalah ini disusun berdasarkan kegiatan yang telah dikerjakan pada saat melaksanakan tugas akhir di Universitas Komputer Indonesia, banyak pihak yang telah memberikan bimbingan dorongan dan bantuaan baik moril maupun materil kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan laporan skripsi ini.

Banyak hal yang masih belum sempurna dalam skripsi ini. Kritik dan saran yang dapat menambah kesempurnaan skripsi, sangat saya harapkan. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi kemajuan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, serta dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya.

Bandung, Agustus 2013 Penulis


(7)

vii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT KETERANGAN HAK EKSKLUSIF ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ………. .... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Perumusan Masalah ... 3

1.4 Pembatasan Masalah ... 3

1.5 Metode Penelitian ... 4

1.5.1 Teknik Pengumpulan Data ... 4

1.6 Tujuan Penelitian ... 5

1.7 Manfaat Penelitian ... 5

1.8 Bagan Pemikiran ... 6

1.9 Sistematika Penulisan... 6

BAB II MEDIA PAPAN TANDA ... 8

II.1 Papan Tanda ... 8

II.1.1 Teori Anatomi Papan Tanda ... 8

II.2 Elemen-Elemen Desain Komunikasi Visual ... 14

II.3 Teori Fenomenologi ... 20

II.4 Persepsi ... 24


(8)

viii

BAB III PEMAPARAN ANATOMI PADA PAPAN TANDA ... 28

III.1 Papan Tanda Jangan Membuang Sampah Ke Sungai/Kali ... 28

III.2 Papan Tanda Jangan Jadikan Sungai Sebagai Tempat Sampah ... 34

BAB IV ANALISIS FENOMENOLOGI PADA PAPAN TANDA ... 38

IV.1 Analisis Papan Tanda Jangan Membuang Sampah Ke Sungai/Kali ... 38

IV.2 Analisis Fenomenologi Pada Papan Tanda Jangan Membuang Sampah Ke Sungai/Kali ... 41

IV.2.1 Ikhtisar Analisis Papan Tanda Jangan Membuang Sampah Ke Sungai/Kali ... 55

IV.3 Analisis Papan Tanda Jangan Jadikan Sungai Sebagai Tempat Sampah ... 58

IV.4 Analisis Fenomenologi Pada Papan Tanda Jangan Jadikan Sungai Sebagai Tempat Sampah... 59

IV.4.1 Ikhtisar Analisis Papan Tanda Jangan Jadikan Sungai Sebagai Tempat Sampah... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 74


(9)

74 DAFTAR PUSTAKA

Bagus, M. (2010). Buku Ajar Psikologi Komunikasi- Fakultas Psikologi. Surabaya: Universitas Airlangga.

Creswell, J.W. (2008). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed

methods approaches. (3

rd

. ed).CA: Sage Publication. Dheny. 2011 (14 Oktober). Fungsi Media Komunikasi.

Tersedia di :

Djuhara, S. (2006). Persepsi Karyawan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Corporate Terhadap Penerapan “ Silaturahmi Patriot 135 ”Oleh Bagian Komunikasi Perusahaan PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Corporate Bandung. [PDF Skripsi]. Bandung: Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Komputer Indonesia

Hamka, M. (2002). Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi. [PDF Skripsi]. Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah.

Jefkins, F. (1997). Periklanan. Jakarta: Erlangga

Kusrianto, Adi. (2009). Pengantar Desain Komunkasi Visual.Yogyakarta: Penerbit Andi.

Koswara, Kamaludin. 2012 ( September). Ornamen (pengertian, macam-macam, fungsi).Tersedia di

Kuswarno, E. (2009). Fenomenologi: Metodologi Penelitian Komunikasi.

Bandung: Widya Padjadjaran

Kuswarno, E. (2006). Tradisi Fenomenologi Pada Penelitian Komunikasi Kualitatif : Sebuah Pengalaman Akademis. Jurnal MediaTor, 7, 51-55. Lukmana, Indra. 2011 (1 Februari). Pengertian Ornamen.

Tersedia di :


(10)

75 Maddy, K. 2009 (10 Oktober). Jenis-Jenis Media Komunikasi.

Tersedia di :

Puspitasari, L. 2007. Perilaku Membeli Rokok A Mild Pada Remaja Ditinjau Dari Persepsi Terhadap Event Musik. [PDF Skripsi]. Semarang: Fakultas

Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata.

Rakhmat, J. (2001). Psikologi Persepsi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Saputra, A. (2004). Pendidikan Seni SMA. Bandung: CV. Tunggal.

Sutandur, E, W, Sukimin. (2006) Terampil Berkarya Seni Rupa 2. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Winardi. (1990). Ilmu Ekonomi dan Aspek-Aspek Metodologisnya. Jakarta: Rineka Cipta.


(11)

1 BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Sungai Cikapundung adalah sungai yang memiliki panjang 28 kilometer yang membelah Kota Bandung, mata air yang berhulu di Gunung Bukit Tunggul kemudian melewati 9 kecamatan yakni Cidadap, Coblong, Bandung Wetan, Cicendo, Sumur Bandung, Regol, Lengkong, Margacinta dan Bandung Kidul serta mencakup 13 kelurahan dan berakhir di Sungai Citarum. Total daerah wilayah sungai sekitar 154 kilometer persegi atau 15,400 hektar.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2011 tentang sungai, sungai merupakan tempat berawalnya peradaban manusia. Sejak dahulu sungai telah dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan manusia, misalnya pemanfaatan sungai untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, sanitasi lingkungan, pertanian, industri, pariwisata, olahraga, pertahanan, perikanan, pembangkit tenaga listrik, dan transportasi maka, Sungai Cikapundung yang terpanjang di Kota Bandung sebaiknya dijaga dan dilestarikan agar dapat bermanfaat bagi masyarakat dan kotanya. Untuk menjaga kebersihan sungai maka pemerintah dan para lembaga maupun komunitas pecinta Bandung melakukan upaya dengan memasang media komunikasi. Media Komunikasi merupakan penyampaian pesan atau berita kepada seluruh masyarakat melalui media verbal atau nonverbal. Media komunikasi yang digunakan berupa papan tanda atau signboard yang berisi pesan larangan, himbauan, ajakan, dan informasi yang terpasang di sekitar Bantaran Sungai Cikapundung untuk menjaga Sungai Cikapundung tetap bersih dan dapat menjadi sarana rekreasi bagi masyarakat. Papan tanda yang telah dibuat dan dipasang di sekitar Bantaran Sungai Cikapundung seharusnya ditaati oleh masyarakat yang tinggal di Bandung maupun pengunjung yang datang ke Bandung.


(12)

2 Gambar a Gambar b

Gambar 1.1 : (a) Media komunikasi papan tanda lokasi Naripan (23 Maret 2013) (b) Media komunikasi papan tanda lokasi Asia Afrika (23 Maret 2013)

Fakta yang terjadi masyarakat masih membuang sampah dan limbah pabrik ke sungai sehingga menyebabkan kondisi Sungai Cikapundung menjadi kotor oleh banyaknya macam jenis sampah yang menggenang di sungai dan air sungai menjadi tercemar. Dengan kondisi sungai yang telah tercemar oleh sampah, limbah rumah tangga, dan pabrik tidak adanya tindakan tegas dari pemerintah seperti yang tertulis pada pemampang media papan tanda yang dipasang oleh pemerintah, maka masyarakat menjadi tidak takut akan larangan tersebut dan perilaku membuang sampah dan limbah menjadi berkelanjutan. Keadaan papan tanda yang telah terpasang di sekitar bantaran sungai banyak yang tidak terpelihara seperti kotor, hancur, berkarat, dan pudar sehingga masyarakat sering kali tidak melihat dengan baik isi pesan papan tanda yang telah terpasang. Dengan kondisi sungai yang telah tercemar sebagian masyarakat tetap menggunakan sungai sebagai sarana mandi cuci kakus, berenang, dan bermain anak-anak.

Dengan masalah yang terjadi maka perlu adanya penelitian mengenai persepsi masyarakat terhadap papan tanda larangan membuang sampah ke sungai sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk membuat papan tanda larangan membuang sampah ke sungai yang baik.


(13)

3

I.2 Identifikasi Masalah

Dari permasalahan yang telah dijabarkan maka dapat diidentifikasi mengenai permasalahan yang berada di Sungai Cikapundung adalah:

• Fenomena papan tanda yang berada di sekitar Bantaran Sungai Cikapundung mengenai larangan membuang sampah ke sungai sering kali dihiraukan oleh masyarakat.

• Keberadaan papan tanda yang kurang terpelihara.

• Kondisi sungai semakin kotor sekalipun terdapat papan tanda yang menghimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan sungai.

• Pada papan tanda tertulis pasal mengenai aturan larangan membuang sampah ke sungai dan denda bagi yang melanggarnya, namun tidak adanya tindakan tegas dari pemerintah kepada masyarakat yang telah membuang sampah ke sungai.

I.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian permasalahan yang telah dipaparkan pada identifikasi masalah di atas maka dapat dirumuskan masalahnya yaitu:

“Bagaimana persepsi masyarakat Bantaran Sungai Cikapundung dalam pengalamannya berinteraksi dengan papan tanda larangan membuang sampah ke sungai?”

I.4 Pembatasan Masalah

Agar permasalahan tidak meluas atau keluar dari tema pembahasan maka permasalahan dibatasi pada persepsi masyarakat di Bantaran Sungai Cikapundung dalam pengalamannya memahami konten pada papan tanda larangan membuang sampah ke sungai yang berada di sekitar Bantaran Sungai Cikapundung. Banyaknya papan tanda yang terpasang di Bantaran Sungai Cikapundung maka objek dibatasi pada papan tanda (signboard) bermuatan gambar sebab menurut Saputro (2004) dengan adanya unsur gambar dapat memberikan penjelasan yang lebih nyata sehingga lebih mudah dipahami dari isi pesan teks yang disampaikan dan papan tanda bermuatan gambar dipilih berdasarkan kondisi papan tanda yang masih terbaca dengan jelas yaitu papan tanda yang berada di daerah Jalan Naripan


(14)

4 dan Asia Afrika. Banyaknya masyarakat yang tinggal disepanjang Bantaran Sungai Cikapundung maka dibatasi di daerah Cikapundung Hilir, kelompok sasarannya yang berada di Kecamatan Regol di Jalan Bojong Gede, sebab sebagaian besar memanfaatkan sungai sebagai tempat sampah.

I.5 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi yang diambil dari representasi Creswell. Fenomenologi merupakan menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Pengalaman diambil dari konten-konten papan tanda larangan membuang sampah ke sungai di Bantaran Sungai Cikapundung berdasarkan anatomi yang dimiliki dengan melakukan wawancara kepada 10 informan. Wawancara dilakukan berdasarkan persepsi masyarakat dalam pengalamannya berinteraksi dengan papan tanda tersebut. Dari hasil wawancara kepada 10 informan terhadap konten-konten papan tanda larangan membuang sampah ke sungai maka membuat kesimpulan dengan cara deskriptif.

I.5.1 Teknik Pencarian Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

• Studi Pustaka

Studi pustaka mengambil buku dari Engkus Kuswarno dengan judul Fenomenologi: Metodologi Penelitian Komunikasi terbitan Widya Padjadjaran mengenai penelitian kualitatif dan alur analisi data, buku kedua mengambil dari Sutandur E dan Sukimin dengan judul Terampil Berkarya Seni Rupa 2 terbitan Tiga Serangkai Pustaka Mandiri mengenai pengertian papan tanda dan anatomi reklame, buku ketiga mengambil dari Adi Kusrianto dengan judul Pengantar Desain Komunikasi Visual terbitan Andi mengenai elemen visual. Sumber pustaka lainnya pencarian dengan menggunakan komputer yang dilakukan melalui internet yaitu situs mesin pencarian (search engine) dengan kata kunci contoh layout dan ornamen.


(15)

5 • Wawancara

Wawancara pengumpulan data melalui wawancara secara terbuka dan tidak berstruktural dan dokumentasi hasil wawancara melalui alat perekam digital atau handpone kepada informan yang berkaitan dengan objek penelitian. Dalam hal ini dilakukan wawancara secara individual hingga terkumpul 10 informan. Creswell (seperti dikutip Kuswarno, 2009) dimana dengan melakukan wawancara mendalam kepada 10 subjek penelitian tersebut dianggap sebagai ukuran yang memadai untuk studi fenomenologi. 10 informan merupakan orang dewasa yang berumur 30-50 tahun yang tinggal di Bantaran Sungai Cikapundung Hilir, sebab masyarakat yang tinggal di Bantaran Sungai Cikapundung sebagian besar memanfaatkan sungai sebagai tempat pembuangan sampah.

I.6 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengalaman masyarakat dalam pengalamannya berinteraksi dengan sebuah papan tanda larangan membuang sampah ke sungai berdasarkan pola pikir masyarakat.

1.7 Manfaat Penelitian

Dalam mengadakan suatu penelitian diharapkan dapat bermanfaat baik dalam akademisi maupun praktisi yaitu:

1. Akademisi

• Penelitian ini dapat dijadikan acuan penelitian selanjutnya.

• Bagi mahasiswa dan mahasiswi Program Desain Komunikasi Visual dimana hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam membuat media papan tanda khususnya papan tanda larangan membuang sampah ke sungai.

2. Praktisi

• Hasil penelitian dapat menjadi masukan dalam merancang papan tanda lebih baik lagi dari sebelumnya yang menjadi bagian kontribusi penting dalam kajian desain grafis dan komunikasi.


(16)

6

I.8 Kerangka Penelitian

Tabel I.1 Bagan kerangka penelitian

1.9 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika pada penulisan skripsi ini secara garis besar sebagai berikut:

BAB I: PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi mengenai penjelasan latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah diambil berdasarkan masalah-masalah yang terjadi, metode penelitian menggunakan kualitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan fenomenologi.

Papan tanda sering kali diabaikan dan tidak dipatuhi bagi masyarakat setempat

Anatomi Papan Tanda

Studi Pustaka

Memaparkan papan tanda dilarang membuang sampah ke sungai bermuatan gambar berdasarkan anatomi dari papan tanda dan elemen visual seperti jenis huruf, tata letak, warna, dan ilustrasi/gambar.

Wawancara

dilakukan kepada 10 orang dewasa dengan usia 30-50 tahun yang bertempat tinggal di Bantaran Sungai Cikapundung Hilir mengenai pendapat berdasarkan pengalaman terhadap konten-konten pada media papan tanda bermuatan gambar.

Hasil

Pemaparan deskriptif dari hasil wawancara

Kesimpulan

Pengelompokan pernyataan pengalaman


(17)

7 BAB II: MEDIA PAPAN TANDA, TEORI FENOMENOLOGI, PENDAPAT MASYARAKAT

Dalam bab ini berisi mengenai landasan teori berupa teori-teori yang mendukung seperti mengenai papan tanda, anatomi reklame yang dapat dijadikan sebagai anatomi pada papan tanda, elemen visual, teori fenomenologi, persepsi, dan pandangan masyarakat dari hasil wawancara.

BAB III: PEMAPARAN ANATOMI PADA PAPAN TANDA

Dalam bab ini berisi mengenai pemaparan terhadap papan tanda Jangan Membuang Sampah Ke Sungai/Kali dan papan tanda Jangan Jadikan Sungai Sebagai Tempat Sampah berdasarkan anatomi, jenis huruf, tata letak, dan warna pada papan tanda tersebut.

BAB IV: ANALISIS FENOMENOLOGI PADA PAPAN TANDA

Dalam bab ini berisi mengenai pembahasan permasalahan dari objek penelitian yaitu papan tanda Jangan Membuang Sampah Ke Sungai/Kali dan papan tanda Jangan Jadikan Sungai Sebagai Tempat Sampah berdasarkan konten yang berada pada papan tanda yang diambil dari sisi anatomi dan mengkaitkan dengan persepsi masyarakat terhadap konten-konten papan tanda berdasarkan pengalamannya berinteraksi dengan papan tanda larangan membuang sampah ke sungai.

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran dari analisis terhadap papan tanda Jangan Membuang Sampah Ke Sungai/Kali dan papan tanda Jangan Jadikan Sungai Sebagai Tempat Sampah.


(18)

8 BAB II

MEDIA PAPAN TANDA, TEORI FENOMENOLOGI, PENDAPAT MASYARAKAT

II.1 Papan Tanda

Signboard atau billboard dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai papan tanda,

papan tanda merupakan salah satu media reklame. Papan tanda menurut Kamus Bahasa Indonesia papan merupakan kayu, besi, batu, dan lain-lain yang lebar dan tipis. Tanda memiliki arti yangg menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu. Dapat disimpulkan papan tanda adalah salah satu media reklame yang terbuat dari besi, kayu, dan batu yang menyatakan sesuatu hal.

II.1.1 Teori Anatomi Papan tanda

Menurut Margono (2005) menjelaskan “reklame adalah suatu tindakan yang ditunjukan untuk menarik perhatian orang atas suatu jenis barang atau jasa tertentu dengan cara membangkitkan kegiatan pembeli guna memiliki barang atau memakai jasa tersebut” (h.24). Reklame merupakan seruan atau panggilan kepada masyarakat secara terus menerus sehingga masyarakat yang melihat, mendengar atau merasakan akan tergugah untuk memperhatikan pemberitahuan tersebut. Fungsi reklame yaitu sebagai alat atau media komunikasi visual, audio visual untuk menyampaikan informasi, pesan keinginan kepada masyarakat luas agar dapat dipahami, dimengerti, dan dihayati makna atau isi dari reklame tersebut. (Saputro, 2004, h.1)

Menurut Adjid Saputro dalam bukunya Pendidikan Seni SMA (2004, 3-5), terdapat elemen-elemen yang dimiliki pada reklame terdiri dari:

a. Headline

Headline merupakan sebuah judul yang dituliskan pada kata awal sebuah reklame yang berukuran besar.


(19)

9

b. Subheadline

Subheadline merupakan bagian tambahan yang berguna untuk menjelaskan isi dari sebuah judul.

c. Body Copy

Body copy merupakan penjelasan isi informasi atau pesan pada sebuah reklame.

d. Closing Word

Closing word merupakan kata-kata akhir yang digunakan untuk

mempengaruhi pembaca agar mengingat isi dari informasi dalam reklame tersebut.

e. Ilustrasi/Gambar

Gambar merupakan bagian yang membantu mempermudah pembaca untuk memahami isi pesan atau informasi yang ada pada sebuah reklame. Illustrasi dalam sebuah reklame berfungsi sebagai media komunikasi visual atau sebagai alat penghubung untuk menyampaikan pesan, informasi kepada apresiator yang diapresiasi dalam bentuk visual dua dimensi dan tiga dimensi. Cerita yang berasal dari angan-angan apabila disertai dengan gambar yang sesuai dengan isi teks akan lebih mudah diterima maksudnya oleh pembaca. Sebuah ilustrasi atau gambar memiliki berbagai macam fungsi seperti:

a. Menarik perhatian orang sehingga pembaca tertarik membaca buku, majalah atau cerita yang disajikan.

b. Memberikan gambaran sekilas tentang isi cerita atau karangan yang dimaksud.

c. Memberikan tambahan pengalaman dan mengungkapkan pengalaman sendiri dengan melihat gambar yang disajikan.


(20)

10 Dalam seni ilustarsi terdapat beberapa jenis ilustrasi yaitu:

• Gambar Kartun

Gambar kartun merupakan merupakan seni ilustrasi untuk menampilkan bentuk visual yang lucu, statis, dan rekreatif dengan menginformasikan suatu pesan, keinginan, persepsi, imajinasi, dan pengalaman yang diwujudkan dalam bentuk gambar sederhana, stilasi, dan imajinatif sehingga menimbulkan kesan humoris dan menarik.

Gambar II.4 Contoh gambar kartun

(Sumber:

• Gambar Karikatur

Gambar karikatur merupakan gambar kartun yang dibuat lucu berfungsi untuk mengungkapkan pesan, persepsi, tanggapan, dan pengalaman. Gambar karikatur memiliki tujuan untuk memberikan pengaruh positif terhadap perubahan tingkah laku dan moral masyarakat yang berisi kesan sebagai kritikan, sindiran, saran atau himbauan.

Gambar II.5 Contoh gambar karikatur

(Sumber:


(21)

11 • Lukisan

Lukisan merupakan sebuah ide atau gagasan, imajinasi, pengalaman, keinginan atau pesan dari pelaku seniman yang memiliki makna atau pengaruh terhadap pola kehidupan masyarakat ke arah yang lebih baik yang bersifat interpretasi bentuk lukisan yang estetika dan harmonisasi.

Gambar II.6 Contoh gambar lukisan

(Sumber:

• Fotografi

Fotografi merupakan seni ilustrasi berbentuk dua dimensi berupa gambar-gambar keadaan atau kondisi yang menampilkan keadaan yang sebenarnya dan berfungsi untuk menceritakan, menjelaskan, dan menerangkan proses kegiatan tertentu.

Gambar II.7 Contoh gambar fotografi (Sumber:

• Ornamen

Pengertiannya berasal dari kata “Ornare” ini (bahasa Latin) yang berarti menghias. Ornamen merupakan “dekorasi” atau hiasan dan sebagai desain


(22)

12 dekoratif atau desain ragam hias, dimana setiap hiasan bergaya geometrik, alam benda, tumbuhan, dan imajinatif. Ornamen merupakan komponen karya seni yang ditambahkan atau mendukung untuk menambah nilai estetis dari suatu benda atau produk.

Dalam karya seni ornamen yang penciptaannya selalu terkait dengan fungsi atau kegunaan tertentu. Beberapa fungsi ornamen diuraikan sebagai berikut:

a. Sebagai ragam hias murni, merupakan bentuk-bentuk ragam hias yang dibuat hanya untuk menghias demi keindahan suatu bentuk (benda) atau bangunan, dimana ornamen tersebut ditempatkan. Penerapan pada alat-alat rumah tangga, arsitektur, pada pakaian (batik, bordir, kerawang) pada alat transportasi dan sebagainya.

Gambar II.8 Ornamen pada arsitektur

(Sumber

b. Sebagai ragam hias simbolis merupakan karya ornamen yang mempunyai fungsi sebagai penghias suatu benda dan memiliki nilai simbolis tertentu di dalam ornamen yang dibuat menurut norma-norma tertentu (adat, agama, sistem sosial lainnya). Bentuk motif dan penempatannya sangat ditentukan oleh norma-norma tersebut terutama norma agama yang harus ditaati untuk menghindari timbulnya salah pengertian akan makna atau nilai simbolis yang terkandung didalamnya. Contoh ragam hias misalnya motif kaligrafi, motif pohon hayat sebagai lambang kehidupan, motif burung phonik


(23)

13 sebagai lambang keabadian, motif padma, swastika, lamak dan sebagainya.

Gambar II.9 Motif burung phonik pada Batik Lokcan

(Sumber: http://tikarmedia.or.id/ensiklopedia/ensiklopedia_detail/180)

f. Logotype

Logotype yang berfungsi sebagai indentitas atau lambang dari hasil produksi sebuah reklame. Beberapa jenis bentuk logotype antara lain:

Trade Mark

Trade Mark merupakan bentuk logo yang digunakan untuk menunjukan lambang atau ciri identitas yang bersifat komersil dan banyak berkaitan dengan bidang usaha.

Gambar II.10 Logo Trademark Coca-Cola

(Sumber: http://georgiainfo.galileo.usg.edu/tdgh-jan/jan31.htm) • Label

Label merupakan bentuk logo yang digunakan untuk reklame yang bersifat sosial untuk menunjukan suatu bentuk organisasi sehingga mudah membedakan lambang atau ciri identitas organisasi lainnya.


(24)

14 Gambar II.11 Logo Label Perbusi

(Sumber:

• Barcode

Barcode merupakan bentuk logo berupa garis-garis yang berukuran tipis, tebal, dan terdapat angka-angka untuk menunjukan lambang atau ciri identitas dalam menandai hasil-hasil produksi.

Gambar II.12 Contoh gambar barcode

(Sumber:

II.2 Elemen-Elemen Desain Komunikasi Visual

Menurut Christine Suharto Cenadi (1995) menyebutkan bahwa elemen Desain Komunikasi Visual diantaranya adalah layout, tipografi, ilustrasi, dan warna. Elemen-elemen ini berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan penggunaan media, sebagai berikut:

• Tata Letak

Tata letak merupakan pengaturan yang dilakukan pada buku, majalah atau bentuk publisihing lainnya, sehingga teks dan ilustrasi sesuai dengan bentuk yang diharapkan. Dalam pembuatan tata letak (layout) perlu memperhatikan prinsip-prinsip dasar layout yaitu:

a. Proporsi (Propotion)


(25)

15 Gambar II.13 Proporsi

(Sumber:

b. Keseimbangan (Balancing)

Merupakan suatu pengaturan agar penempatan elemen dalam suatu halaman memiliki efek seimbang. Keseimbangan memiliki dua macam yaitu keseimbangan formal atau simetris dan keseimbangan informal atau tidak simetris.

Keseimbangan formal digunakan untuk menata letak elemen-elemen grafis agar terkesan rapi dan formal, digunakan dalam karya publikasi yang dibuat untuk memberi kesan dipercaya, dapat diandalkan, serta memberi kesan aman.

Gambar II.14 Contoh layout keseimbangan simetris

(Sumber:


(26)

16 c. Kontras (Contrast)

Kontras digunakan untuk menyatakan sesuatu yang ingin ditonjolkan, huruf yang ingin disampaikan akan terlihat kontras dengan hiasan pada background. Kontras dapat dicapai dengan misalnya, mengganti ukuran, bentuk nada, huruf, dan arah.

Gambar II.15 Contoh layout kontras

(Sumber:

d. Irama

Irama adalah pola berulang yang dibuat oleh unsur-unsur yang berbeda-beda. Penggunaan pola warna maupun motif yang diulang dengan irama tertentu merupakan salah satu prinsip penyusunan layout.

Gambar II.16 Contoh layout irama

(Sumber:


(27)

17 e. Kesatuan (Unity)

Kesatuan atau unity merupakan hubungan antara elemen-elemen desain yang semula berdiri sendiri-sendiri serta memiliki ciri sendiri-sendiri yang disatukan menjadi sesuatu yang baru dan memiliki fungsi baru yang utuh.

`

Gambar II.17 Contoh layoutunity

(Sumber: http://kdesigner2011.wordpress.com/tag/unity)

Menurut ilmu Desain Grafis dari ke 5 unsur layout terdapat 3 penambahan prinsip layout, yaitu:

a. Sequence (Urutan)

Urutan merupakan membuat bagian-bagian prioritas dan mengurutkan yang dibaca dari awal hingga akhir. Arah baca Z, W, L, dan I.

b. Emphasis (Penekanan)

Penekananyang berdiri atau mendapat perhatian pertama.

c. Keharmonisan

Harmoni ialah memiliki keselarasan antara satu elemen dengan elemen grafis yang lain. Harmoni dapat diwujudkan dalam 2 bentuk, yaitu:

Harmoni Dari Segi Bentuk

Harmoni yang dilihat dari bentuk ialah dimana adanya keserasian dalam penempatan elemen grafis. Hal itu dapat dilihat dari segi bentuk dan ukurannya apakah itu kartu nama, stiker, poster, dan sebagainya. Pemilihan bentuk huruf juga memiliki peranan yang penting sebagaimana untuk tujuan apa desain itu dibuat.


(28)

18

Harmoni Dari Segi Warna

Warna memiliki pengaruh yang amat besar, karena tiap-tiap warna memiliki sifatnya masing-masing, seperti merah yang memiliki arti berani, biru yang memiliki kesan tenang, dan lain sebagainya. Ketepatan dalam memilih warna dapat membuat informasi yang disampaikan menjadi lebih efektif.

• Tipografi

Menurut Frank Jefkins (1997) tipografi merupakan seni memilih huruf, dari ratusan jumlah rancangan atau desain huruf yang tersedia, menggabungkannya dengan jenis huruf yang berbeda, menggabungkan sejumlah kata yang sesuai dengan ruang yang tersedia, dan menandai naskah untuk proses type setting, menggunakan ketebalan dan ukuran huruf yang berbeda. Tipografi yang baik mengarah pada keterbacaan, kemenarikan, dan desain huruf tertentu dapat menciptakan gaya (style) dan karakter atau menjadi karakteristik subjek yang diiklankan. (h. 248)

Secara umum, dari berbagai jenis huruf yang ada, dapat dibagi menjadi empat bagian besar yaitu jenis huruf:

a. Jenis Huruf Sans Serif.

Jenis huruf sans serif ialah jenis huruf yang tidak memiliki serif pada ujung-ujung kaki huruf tersebut, seperti pada jenis huruf Arial, Helvetica, Avant Garde, Futura, Impact, dan sebagainya.

Gambar II.18 Tipografi sans serif

(Sumber

b. Jenis Huruf Serif

Jenis huruf serif ialah jenis huruf yang memiliki serif atau ujung-ujung kaki huruf ialah seperti Times New Roman, Garramond, Bookman Old Style, dan sebagainya.


(29)

19 Gambar II.19 Tipografi serif

(Sumber

c. Jenis Huruf Dekoratif

Huruf dekoratif merupakan huruf yang tidak memiliki ukuran dan bentuk tidak kaku dan lebih memiliki variatif dalam bentuk dan ukuran.

Gambar II.20 Tipografi decoratif

(Sumber:

d. Jenis Huruf Script

Jenis huruf script yaitu jenis huruf seperti tulisan tangan.

Gambar II.21Tipografi script

(Sumber

• Warna

Warna merupakan unsur yang sangat tajam untuk menyentuh kepekaan penglihatan hingga munculnya rasa haru, sedih, gembira, mood atau semangat (Kusrianto, 2009, h.46). Moly E. Holzschlag dalam Kusrianto (2009) mengatakan bahwa warna mampu memberikan secara psikologi, berikut masing-masing warna memiliki kemampuan dalam memberikan respon secara psikologis yaitu:


(30)

20 Tabel II.1 Psikologi warna

Warna Respon Psikologi Yang

Mampu Ditimbulkan

Merah kekuatan, bertenaga, kehangatan, nafsu, cinta, agredifitas, bahaya

Biru kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi, kebersihan, Perintah

Hijau alami, kesehatan, pandangan yang enak, kecemburuan, pembaruan

Kuning optimis, harapan, filosofi, ketidakjujuran/kecurangan, pengecut, pengkhianatan

Ungu Spritual, misteri, keagungan, perubahan, bentuk, galak, arogan

Orange energi, keseimbangan, kehangatan Coklat bumi, dapat dipercaya, nyaman, berahan Abu-abu intelek, futuristik, modis, kesenduan, merusak

Putih kemurnian/suci, bersih, kecermatan, inocent (tanpa dosa), steril, kematian

Hitam kekuatan, seksualitas, kemewahan, kematian, misteri, ketakutan, ketidakbahagian, keagungan

II.3. Teori Fenomenologi

Menurut Creswell (seperti dikutip Kuswarno, 2009) bahwa studi dengan pendekatan fenomenologi berupaya menjelaskan makna pengalaman hidup sejumlah orang tentang suatu konsep atau gejala, termasuk didalamnya konsep diri atau pandangan hidup diri sendiri. Littlejohn menyatakan fenomenologi menjadikan pengalaman hidup yang sesungguhnya sebagai data dasar realita dan lebih jauh mejelaskan berdasarkan Richar E. Palmer bahwa fenomenologi berarti membiarkan segala sesuatu menjadi nyata sebagaimana aslinya, tanpa memaksakan kehendak dari penelitian. Menurut Maurice Natanson, istilah


(31)

21 fenomenologi dapat digunakan sebagai istilah generik untuk merujuk kepada semua pandangan manusia dan makna subjektif sebagai fokus untuk memahami tindakan sosial. Penelitian fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji.

Dalam tahap pelaksanaan penelitian kualitatif dalam pengumpulan data dengan tradisi fenomenologi maka cara yang digunakan menurut Creswell yaitu dengan “ A Data Collection Circle” sebagai berikut:

Tabel II.2 Lingkaran Pengumpulan Data

Model Lingkaran Pengumpulan Data menunjukan beberapa aktivitas yang berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Creswell menyarankan (seperti dikutip dari Kuswarno, 2009) menulisnya pada penentuan tempat dan individu. Sistem Pengumpulan Data sebagai berikut:

Locating Site/Individu

al

Purposefully Sampling Gaining

Acces and Making

Storing Data

Resolving Field issues

Recording Information

Collecting Data


(32)

22 1. Penentuan Lokasi dan Individu (Locating Site/Individual)

Penentuan informan melihat dari kehidupan seseorang yang akan di wawancarai untuk dapat menceritakan pengalaman hidupnya dan dalam fenomenologi lokasi dapat memilih satu tempat atau tersebar dengan memperhatikan individu yang akan dijadikan informan, baik seorang atau mereka yang dapat memberikan penjelasan dengan baik, dengan jumlah cukup sebanyak 10 orang.

2. Proses Pendekatan (Gaining Acces and Making Rapport)

Dalam melakukan penelitian tehadap sesorang yang sensitif seperti pada seorang pengemis maka dibutuhkan kesabaran dan ketelatenan. Dalam melakukan sebuah penelitian dapat dilakukan dengan dua cara yaitu menggunakan petunjuk dari seseorang yang sebelumnya sudah berpengalaman dalam melakukan penelitian terhadap pengemis dan memberi kesan pertemuan tidak sengaja secara langsung. Setelah berhasil dilakukan maka memberikan sebuah nilai atau sesuatu yang dapat membuat kesan yang baik.

3. Penentuan Pemilihan Informan (Purposefully Sampling)

Dalam studi fenomenologi kriteria informan yang baik adalah memilih informan yang benar-benar dianggap pantas karena pengalaman dan mampu mengartikulasikan pengalaman dan pandangannya tentang sesuatu yang dipertanyakan.

4. Teknik Pengumpulan Data (Collecting Data)

Dalam studi kualitatif dengan tradisi fenomenologi terdapat 2 teknik untuk mengumpulkan data yaitu:

• Observasi

Observasi merupakan pengamatan dalam jarak yang jauh untuk mengetahui perilaku dan kehidupan sosial dari pelaku.


(33)

23 • Wawancara

Wawancara yang dilakukan pada pendekatan fenomenologi adalah wawancara mendalam dimana pertanyaan yang diajukan tidak berstruktur dan dalam suasana yang bebas.

5. Prosedur Pencatatan Data (Recording Information)

Dalam melakukan pencatatan data, Creswell menyarankan 4 hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

• Gunakan judul untuk mencatat informasi penting sebagai pengingat tujuan wawancara.

• Tempatkan jarak antara pertanyaan yang ditulis pada lembar khusus. • Mengingat pertanyaan untuk menghindari kehilangan kontak mata.

• Catatlah komentar-komentar penutup yang menyatakan ucapan terimakasih atas wawancara yang telah dilakukan.

Dalam melakukan wawancara secara informal maka lembar catatan hasil wawancara hanya ditulis setelah wawancara selesai dan pada saat melakukan analisis data. Dalam melakukan wawancara mendalam dilakukan dengan menggunakan alat perekam yang ditempatkan di tempat terbuka dan diketahui informan.

6. Isu-Isu Di Lapangan (Resolving Field Issues)

Isu-isu di lapangan dimaksudkan untuk mengetahui kejadian dalam melakukan pengamatan dan diperlukan aktivitas pencatatan kejadian yang berkaitan dengan isu pokok dalam sebuah penelitian.

7. Penyimpanan Data (Storing Data)

Proses penyimpanan data merupakan tahap terakhir dari prosess pengolahan data. Dalam penelitian kualitatif dibutuhkan penyimpanan data sebagai berikut:


(34)

24 • Menggunakan alat perekam suara yang berkualitas tinggi untuk merekam

selama wawancara.

• Tuliskan jenis-jenis informasi yang diperoleh. • Lindungi partisipan yang ingin ditulis anonim. 8. Tahap Pelaporan

Dalam tahap pelaporan studi fenomenologi menurut Creswell dapat dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu:

1. Deskripsikan pengalaman dari pernyataan yang dikemukakan mengenai objek yang diteliti.

2. Hasil pernyataan dikelompokan dan melakukan penjabaran berupa teks tentang pengalaman yang telah dikemukakan.

3. Dari hasil pengelompokan kemudian direfleksikan ke dalam deskripsi dari objek penelitian dengan hasil pengalaman yang dikemukakan. 4. Melakukan pemaparan deskriptif gabungan dari hasil deskripsi yang

telah dipaparkan.

II.4 Persepsi

Menurut Walgito (seperti dikutip Puspitasari, 2007) persepsi merupakan suatu proses sensori baru dilanjutkan dengan proses persepsi. Proses sensori adalah proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera, sedangkan persepsi adalah proses pengorganisasian dan diinterpretasikan stimulus yang sudah ditangkap indera, sehingga menyadari, mengerti tentang apa yang diinderanya tersebut.

Menurut Rakhmat (2001) persepsi adalah pengalaman objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. (h. 51)

Dari hasil yang dikemukakan maka dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan apa yang dilihat oleh individu masuk ke dalam alat indra yang kemudian dikelola


(35)

25 di dalam stimulus dengan mengingat pengalaman yang pernah terjadi dan mengungkapkan informasi atau pesan sesuai dengan apa yang pernah dialami.

Oskamp (seperti dikutip Hamka, 2002) membagi empat karakteristik penting dari faktor-faktor pribadi dan sosial yang terdapat dalam persepsi, yaitu:

a. Faktor-faktor ciri dari objek stimulus.

b. Faktor-faktor pribadi seperti intelegensi dan minat. c. Faktor-faktor pengaruh kelompok.

d. Faktor-faktor perbedaan latar belakang kultural.

Beberapa ahli seperti Jalaluddin Rakhmat (seperti dikutip Djuhara, 2006), persepsi manusia terbagi kedalam dua bentuk kegiatan, yakni persepsi intrapersonal dan persepsi interpersonal”, Jalaluddin Rakhmat mendefinisikan persepsi intrapersonal sebagai bagian dari komunikasi interpersonal, sedangkan komunikasi intrapersonal itu sendiri diartikan sebagai proses orang (individu) dalam menerima informasi, mengolahnya, menyimpannya, dan menghasilkannya kembali. Komunikasi intrepersonal meliputi sensasi, persepsi, memori dan berfikir.

II.5 Pendapat Masyarakat Mengenai Media Papan Tanda

Banyaknya media komunikasi berupa papan tanda atau billboard yang terpasang di sekitar Bantaran Sungai Cikapundung tetapi masyarakat membuang sampah dan limbah ke sungai. Dalam kondisi tersebut maka dilakukan wawancara terhadap masyarakat yang tinggal di daerah Kecamatan Regol mengenai konten-konten pada papan tanda gambar 1 dan 2.

Gambar 1 Gambar 2

Gambar II.22 : (1) Media komunikasi papan tanda lokasi Naripan (23 Maret 2013) (2) Media komunikasi papan tanda lokasi Asia Afrika (23 Maret 2013)


(36)

26 Kesimpulan dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap informan dewasa yang berumur 30-50 tahun yang tinggal di Bantaran Sungai Cikapundung mengenai konten-konten yang terdapat pada papan tanda Jangan Membuang Sampah Ke Sungai/Kali atau gambar (1) berdasarkan anatomi papan tanda. Pada umumnya pesan pada kalimat headline yang berisi keterangan “Jangan Membuang Sampah Ke Sungai/ Kali” dapat diketahui dengan baik bahwa pesan pada kalimat tersebut berisi pesan larangan untuk membuang sampah akan tetapi dalam pelaksanaanya masyarakat masih saja membuang sampah ke sungai yang disebabkan tidak adanya petugas yang mengangkut sampah warga sehingga tidak ada pilihan lain untuk membuang sampah ke sungai. Kalimat body copy yang berisi keterangan “Sungai Yang Bersih Dan Terpelihara Memberikan Pemandangan Yang Indah Dan Kenyamanan Bagi Warga Dan Kotanya” banyak menyatakan kalimat ini berisi himbauan untuk menjaga sungai tetap bersih, Ilustrasi pada gambar (1) terdapat gedung banyak menyatakan gedung, bangunan-bangunan, rumah susun, dan gedung tinggi. Ilustrasi rumah banyak menyatakan rumah, komplek tersusun, pemukiman rumah, dan rumah-rumah. Ilustrasi sungai banyak menyatakan kali, selokan, dan sungai. Ilustrasi rumput banyak menyatakan rumput, daun ganja, ilalang, rumput liar, dan tanaman. Ilustrasi seorang laki-laki membuang sampah dimana para informan menyatakan tukang sampah ngebuang sampah berupa kaleng dan rongsokan, membuang sampah berupa kaleng susu dan bungkus-bungkusan, dan tukang sampah ngebuang sampah kertas-kertas dan kaleng. Kalimat closing word atau kalimat penutup informan menyatakan kalimat tersebut berisi pesan untuk mencintai Bandung dengan tidak membuang sampah ke sungai.

Pendapat informan pada media papan tanda Jangan Jadikan Sungai Sebagai Tempat Sampah atau gambar (2). Pada ilustrasi fotografi kiri banyak informan menyatakan bahwa gambar tersebut merupakan rumah-rumah yang berdiri di Bantaran Sungai Cikapundung Bandung dan ilustrasi fotografi kanan banyak menyatakan pemukiman penduduk yang terlihat kumuh atau tidak rapih dan seharusnya jarak antara rumah dengan sungai berkisar 2 meter. Kalimat headline berisi keterangan “Jangan Jadikan Sungai Sebagai Tempat Sampah, Stop Buang


(37)

27 Sampah Mulai Hari Ini, Sampah Lebih Baik Di Daur ulang” banyak informan menyatakan kalimat tersebut merupakan kalimat berisi larangan untuk membuang sampah ke sungai dan mengajak mayarakat untuk mendaur ulang dimana banyak informan menyatakan bahwa untuk mendaur ulang saja belum ada tempatnya dan belum mengetahui bagaimana cara mendaur ulang. Kalimat body copy yang berisi hukuman bagi yang membuang sampah ke sungai akan dikenakan denda Lima Puluh Juta Rupiah dan banyak informan mengetahui akan aturan tersebut tetapi dalam pelaksanaannya masih belum ada yang dikenakan denda. Lambang yang digunakan pada gambar (2) informan hanya mengetahui Lambang Kotamadya dan PLN.


(38)

28 BAB III

PEMAPARAN ANATOMI PADA PAPAN TANDA

III.1 Papan Tanda Jangan Membuang Sampah Ke Sungai/Kali

Papan tanda yang berada di Bantaran Sungai Cikapundung di daerah Jalan Naripan Bandung yang berguna untuk menjaga kebersihan Sungai Cikapundung agar bebas dari sampah dan tercipta kenyamanan bagi masyarakat khususnya kota Bandung. Dilihat dari pesan pada papan tanda ini maka dibutuhkan pemaparan berdasarkan anatomi reklame. Papan tanda merupakan salah satu media reklame, maka anatomi reklame dimasukan pada papan tanda sebagai berikut:

Headline Logotype

Body Copy

Ilustrasi/ Gambar

Closing Word

Gambar III.1 Anatomi papan tanda Jangan Membuang Sampah Ke Sungai/Kali

1. Headline

Berisi keterangan “Jangan Membuang Sampah Ke Sungai/Kali” memiliki makna sebagai bentuk ajakan kepada warga Bandung atau siapapun yang berada di Bandung untuk tidak membuang sampah ke sungai. Dalam penggunaan huruf menggunakan jenis huruf sans serif yang memiliki ketebalan (bold) dan berwarna hitam yang terlihat lebih kontras.

2. Body Copy

Berisi keterangan “Sungai Yang Bersih Dan Terpelihara Memberikan Pemandangan Yang Indah Dan Kenyamanan Bagi Warga Dan Kotanya” menggunakan warna hitam dan jenis huruf yang digunakan adalah sans serif


(39)

29 dengan ukuran huruf lebih kecil dari huruf headline dan closing word. Pada kata-kata tersebut memiliki makna bahwa dengan tidak membuang sampah ke sungai maka sungai dapat dijadikan sebagai sumber kehidupan bagi masyarakat.

3. Logotype

Berisi logo dari bentuk label suatu Komunitas Cikapundumg Bersih, Komunitas Cikapundung Bersih merupakan sebuah komunitas warga Bandung yang cinta kebersihan dan peduli akan kelestarian Sungai Cikapundung. Label Cikapundung Bersih sebagai tanda bahwa media papan tanda dibuat oleh Komunitas Cikapundung Bersih yang diperuntukan bagi masyarakat agar menjaga sungai tetap bersih dan bebas dari sampah.

4. Illustrasi/Gambar

Penyampaian pesan pada media papan tanda Jangan Membuang Sampah ke Sungai/Kali menggunakan gaya ilustrasi dua dimensi, yang menggunakan ilustrasi keadaan sekitar sungai dan seorang laki-laki yang berdiri. Keadaan sekitar sungai terdapat gedung menjulang tinggi berwarna kuning yang memiliki karakteristik warna kebesaran atau kemewahan seperti gedung

Gambar III.2 Ilustrasi gedung pada papan tanda Jangan Membuang Sampah Ke Sungai/Kali

bertingkat yang digunakan sebagai tempat kegiatan seperti perkantoran, pertemuan, perniagaan, tempat tinggal (apartemen), acara besar, dan lain-lain. Warna hitam pada kotak-kotak kecil menggambarkan kaca jendela.

Selain gedung berwarna kuning terdapat pula ilustrasi bangunan berwarna putih yang memiliki atap berbentuk segitiga, berpondasi kuat, dan memiliki


(40)

30 beberapa jendela yang merupakan sebuah tempat berlindung dari panas, dingin, dan hujan yang disebut sebagai rumah. Rumah-rumah yang terlihat pada gambar tidak tersusun dengan baik yang diberikan outline hitam yang terlihat dengan jelas.

Gambar III.3 Ilustrasi rumah-rumah pada papan tanda Jangan Membuang Sampah Ke Sungai/Kali

Ilustrasi rumah-rumah berdekatan dengan aliran air dan apabila dilihat dari karakteristik, warna putih merupakan bangunan sederhana dan dilihat dari susunan rumah berdekatan antara satu rumah dengan rumah yang lainnya dan terletak di pinggir sungai.

Di sebelah rumah-rumah yang dibatasi oleh sebuah tembok terdapat aliran air yang merupakan sebuah sungai yang mengalir dengan lancar dan menggambarkan aliran air yang mengalir membelok, ilustrasi tersebut menggambar keadaan air yang bersih dengan penggunaan warna putih.

Gambar III.4 Ilustrasi sungai pada papan tanda Jangan Membuang Sampah Ke Sungai/Kali

Kondisi air terlihat tidak terdapat sampah-sampah yang ikut terbawa oleh aliran air. Aliran air ini disebut juga sebagai sungai sebab memiliki tanggul pada bagian kiri dan kanan dan aliran air yang cukup lebar dibandingkan


(41)

31 dengan aliran drainase. Pada sisi lain dari sungai terdapat warna hitam yang merupakan warna tanah dan warna hijau merupakan tumbuhan yang tumbuh menjulang ke atas dan memiliki daun panjang yang hidup di tanah subur. Ilustrasi tersebut dapat disebut sebagai rumput.

Gambar III.5 Ilustrasi rumput-rumput pada papan tanda Jangan Membuang Sampah Ke Sungai/Kali

Di atas sungai terdapat seorang laki-laki dengan pakaian lengan pendek dan celana berwarna hitam, berdiri diatas sebuah jembatan dengan membawa sebuah keranjang dengan posisi badan dan tangan seperti membuang sesuatu yang berisi benda-benda dengan berbagai macam bentuk yang di arahkan ke bawah dan isi yang keluar dari keranjang berupa sampah dari kaleng, kertas, plastik makanan, dan lain-lain dengan penggunaan warna kuning, putih, dan hijau sebagai pembeda dari jenis sampah tersebut.

Gambar III.6 Ilustrasi seorang laki-laki membuang sampah pada papan tanda Jangan Membuang Sampah Ke Sungai/Kali

5. Closing Word

Berisi keterangan “Kita Semua Cinta Bandung” memiliki makna bahwa sebagai orang Bandung kita harus menjaga dan melestarikan sungai agar tetap


(42)

32 bersih. Menggunakan huruf dari keluarga sans serif yang berukuran lebih besar dibandingkan dengan huruf yang lainnya dan menggunakan ketebalan huruf yang telihat lebih jelas.

Pada suatu media sangat penting memperhatikan tata letak dari isi konten salah satunya pada papan tanda, agar dapat memahami isi pesan dengan benar dan tidak membosankan untuk dibaca berulang-ulang. Tata letak yang digunakan pada papan tanda Jangan Membuang Sampah Ke Sungai/Kali sebagai berikut:

a. Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan pada media papan tanda dapat terlihat pada peletakan huruf dan gambar yang terdapat pada kiri dan kanan yang kemudian pada kalimat penutup terletak pada tengah-tengah papan tanda.

Gambar III.7 Keseimbangan pada desain papan tanda Jangan Membuang Sampah Ke Sungai/Kali

b. Penekanan (Emphasis)

Penekanan pada papan tanda Jangan Membuang Sampah Ke Sungai terdapat pada ilustrasi gedung yang terlihat lebih tinggi yang berwana kuning dimana dapat melihat ke arah seorang laki-laki yang sedang membuang sampah.


(43)

33 Gambar III.8 Penekanan yang diberikan dalam papan tanda Jangan Membuang

Sampah Ke Sungai/Kali

c. Arah baca (Sequence)

Arah baca pada papan Tanda Jangan Membuang Sampah Ke Sungai dari atas ke bawah atau membentuk huruf “i”.

Gambar III.9 Arah baca pada papan tanda Jangan Membuang Sampah Ke Sungai/Kali


(44)

34 III.2 Papan Tanda Jangan Jadikan Sungai Sebagai Tempat Sampah.

Papan tanda terdapat pada tempat parkir umum di Asia Afrika. Papan tanda Jangan Jadikan Sungai Sebagai Tempat Sampah dibuat oleh pemerintah yang berguna untuk menjaga kebersihan Sungai Cikapundung khususnya di daerah Asia Afrika.

Logotype

Ornamen Headline

Ilustrasi Ilustrasi

Fotografi Fotografi

Body Copy

Logotype Logotype

Gambar III.10 Anatomi papan tanda Jangan Jadikan Sungai Sebagai Tempat Sampah

Dalam papan tanda ini memiliki makna pada setiap bagiannya, yang dibagi berdasarkan anatomi pada papan tanda tersebut. Anatomi yang diambil berdasarakan anatomi pada reklame adalah sebagai berikut:

1. Headline

Kalimat yang berisi keterangan “Jangan Jadikan Sungai Sebagai Tempat Sampah, Stop Buang Sampah Mulai Hari Ini, Sampah Lebih Baik Di Daur Ulang” berisi pesan larangan untuk jangan dan stop buang sampah ke sungai dan solusi untuk mendaur ulang sampah. Huruf yang digunakan menggunakan jenis huruf sans serif berwarna kuning dan diberi shadow berwarna hitam yang terlihat kontras dengan warna pada background. Pada kalimat ini memiliki makna bahwa jangan buang sampah ke sungai tetapi sebaiknya manfaatkan sampah untuk menghasilkan uang dengan membuat media-media kreatif dari sampah.

2. Body Copy

Menjelaskan pasal yang dikenakan apabila melanggar aturan yang telah di tetapkan oleh pemerintah dengan dikenai denda Lima Puluh Juta Rupiah,


(45)

35 dengan penggunaan huruf berwarna hitam. Pada huruf ini memiliki maksud untuk memberitahu kepada masyarakat akan pasal dan hukuman yang dikenakan bagi warga yang membuang sampah sembarangan.

3. Logotype

Terdapat Logo Pemerintahan Kota Bandung, PLN yang terdapat pada sisi kiri bawah, dan BPLH (Badan Pengelola Lingkungan Hidup) Kota Bandung pada sisi kanan bawah. Papan tanda dibuat berdasarkan atas kerjasama dari Kotamadya, BPLH, dan PLN untuk masyarakat Kota Bandung.

4. Illustrasi Fotografi

Ilustrasi gambar yang digunakan merupakan bentuk ilustrasi bentuk fotografi yang berada pada sisi kiri dan kanan. Fotografi yang ditampilkan pada sisi kiri warna yang ditampilkan lebih banyak mengandung warna coklat dan warna putih pada dinding rumah. Penggambaran kondisi Sungai Cikapundung yang terdapat banguan rumah yang terlihat tidak terawat dan kotor pada tiap rumah di sepanjang Bantaran Sungai Cikapundung dan warna sungai yang terlihat berwarna coklat.

Gambar III.11 Ilustrasi fotografi pada papan tanda Jangan Jadikan Sungai Sebagai Tempat Sampah

Fotografi yang terlihat pada sisi kanan warna yang ditampilkan coklat dari warna sungai, merah yang merupakan warna dari atap rumah-rumah yang terlihat tidak memiliki jarak antara satu rumah dengan rumah yang lainnya dan tidak tersusun dengan rapih di sepanjang Bantaran Sungai Cikapundung. Pada gambar fotografi ini digunakan sebagai background yang diletakan pada


(46)

36 sisi kiri dan sisi kanan. Pada ilustrasi fotografi yang digunakan memiliki makna bahwa kondisi Sungai Cikapundung yang sudah banyak bangunan yang berdiri maka jangan ditambah oleh keberadaan sampah di sungai yang berasal dari sampah dan limbah rumah tangga.

Gambar III.12 Ilustrasi ornamenpada papan tanda Jangan Jadikan Sungai Sebagai Tempat Sampah

Pada bagian belakang huruf terdapat gradasi warna hijau ke putih dan ornamen yang diambil dari tumbuh-tumbuhan berupa batang yang menjulang membentuk sebuah lengkungan dengan untaian daun-daun berwarna hijau yang memberikan kesan kesegaran, kehidupan, pertumbuhan dan harapan. Ornamen yang digunakan menyerupai salah satu bagian dari motif ganggen dari Batik Pesisiran yang berasal dari Cirebon, motif batik pesisiran menggunakan flora dan fauna baik dari darat maupun laut.

Pada suatu media sangat penting memperhatikan tata letak dari isi konten pada papan tanda tersebut agar dapat memahami isi pesan dengan benar dan tidak membosankan untuk dibaca berulang-ulang. Tata letak yang digunakan pada papan tanda jangan Jadikan Sungai Sebagai Tempat Sampah sebagai berikut:

a. Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan pada papan tanda jangan jadikan sungai sebagai tempat sampah kesimbangan yang terkesan formal dimana terdapat ilustrasi fotografi yang diletakan pada sisi kanan dan kiri, pada bagian tengah terdapat huruf dan ornamen sehingga terlihat seimbang antara letak huruf dengan letak gambar.


(47)

37 Gambar III.13 Keseimbangan pada papan tanda Jangan Jadikan Sungai Sebagai

Tempat Sampah b. Penekanan (Emphasis)

Penekanan pada papan tanda Jangan Jadikan Sungai Sebagai Tempat Sampah terdapat pada huruf utama berwarna kuning yang diberi shadow dengan tujuan agar terlihat lebih jelas dan tidak terhalangi dengan ornamen pada backgound huruf.

Gambar III.14 Penekanan pada papan tanda Jangan Jadikan Sungai Sebagai Tempat Sampah

c. Arah Baca (Sequence)

Arah baca pada papan tanda jangan jadikan sungai sebagai tempat sampah adalah menggunakan arah baca membentuk huruf “z”.

Gambar III.15 Arah baca pada papan tanda Jangan Jadikan Sungai Sebagai Tempat Sampah


(48)

38 BAB IV

ANALISIS FENOMENOLOGI PADA PAPAN TANDA

IV.1 Analisis Papan Tanda Jangan Membuang sampah Ke Sungai/Kali

Media pertama papan tanda Jangan Membuang Sampah Ke Sungai/Kali yang dibuat oleh Komunitas Cikapundung Bersih yang terpasang di Bantaran Sungai Cikapundung di Jalan Naripan. Konten yang dimiliki papan tanda yang berisi keterangan Jangan Membuang Sampah Ke Sungai/Kali berdasarkan anatomi papan tanda sebagai berikut:

2 1

3 5

6

8 4

7 9

Gambar IV.1 Kontenpada papan tanda Jangan Membuang Sampah Ke Sungai/Kali

1. Pada headline berisi keterangan “Jangan Membuang Sampah Ke Sungai/Kali” kalimat larangan kepada masyarakat Bandung untuk tidak membuang sampah ke sungai agar tercipta sungai yang bebas dari sampah khususnya pada Sungai Cikapundung. Penggunaan warna huruf berwana hitam yang terlihat lebih kontras dan jenis huruf yang digunakan adalah sans serif.

2. Label Komunitas Gerakan Cikapundung Bersih yang digunakan sebagai tanda pada papan tanda yang dibuat untuk membantu menjaga kebersihan Sungai Cikapundung.


(49)

39 3. Pada body copy berisi keterangan “Sungai Yang Bersih Dan Terpelihara

Memberikan Pemandangan Yang Indah Dan Kenyamanan Bagi Warga Dan Kotanya” Kalimat bentuk ajakan yang memiliki pesan bahwa dengan tidak membuang sampah ke sungai maka sungai dapat terlihat bersih dan untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jenis huruf yang digunakan adalah sans serif, menggunakan warna hitam yang terlihat contras dengan warna background.

4. Ilustrasi seorang laki-laki dengan pakaian lengan pendek berwarna putih dan celana panjang berwarna hitam terlihat sederhana yang berdiri di atas sebuah jembatan dengan mengeluarkan isi keranjang ke bawah dan isi dari keranjang berjatuhan berupa kaleng, plastik, kertas dan lain-lain ke sungai.

5. Ilustrasi gedung menjulang tinggi berwarna kuning dan memiliki banyak kaca jendela yang bersebelahan dengan rumah-rumah dan keberadaannya dekat dengan Sungai Cikapundung. Warna yang disampaikan mewah dan terlihat lebih kontras.

Tabel IV.1 Tampilan ilustrasi gedung tinggi

Ilustrasi Di Dalam Papan Tanda Gambar Gedung Tinggi

6. Ilustrasi rumah-rumah berwarna putih dengan menggunakan outline hitam yang terlihat dengan jelas. Ilustrasi rumah-rumah yang digunakan berdempetan antara satu rumah dengan rumah lainnya, rumah yang digunakan telihat sederhana dan berdiri di bantaran sungai terlihat tidak rapih.


(50)

40 Tabel IV.2 Tampilan ilustrasi rumah-rumah di Bantaran Sungai Cikapundung

Ilustrasi Di Dalam Papan Tanda Gambar Dari Rumah-Rumah Di

Bantaran Sungai Cikapundung

7. Ilustrasi yang merupakan aliran air yang berada di dekat rumah-rumah dengan ukuran yang lebar merupakan gambaran sebuah sungai dengan kondisi bersih, bebas dari sampah, dan air berwarna putih.

Tabel IV.3 Tampilan ilustrasi sungai

Ilustrasi Di Dalam Papan Tanda Gambar Sungai

8. Ilustrasi yang menggambarkan sebuah rumput yang tumbuh di bantaran sungai yang dapat berfungsi sebagai penyerapan apabila terjadi penguapan air sungai dengan ilustrasi berwarna hijau yang terlihat segar.

Tabel IV.4 Tampilan ilustrasi rumput

Ilustrasi Di Dalam Papan Tanda Gambar Rumput-Rumput

9. Pada closing word berisi keterangan “Kita Semua Cinta Bandung” kalimat penutup yang berisi kalimat ajakan yang menggunakan jenis huruf sans serif dan ukuran terlihat lebih besar dibandingkan huruf pada headline. Kalimat closing word memiliki pesan bahwa semua masyarakat Bandung mencintai


(51)

41 apa yang dimiliki oleh Kota Bandung, salah satunya Sungai Cikapundung yang merupakan sungai terpanjang di Kota Bandung yang dapat dijadikan kebutuhan manusia dalam sehari-hari.

IV.2 Analisis Fenomenologi Papan Tanda Jangan Membuang Sampah Ke Sungai/Kali

Teori analisis yang digunakan adalah fenomenologi berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Creswell. Fenomenologi merupakan menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu dan pendekatan fenomenologi termasuk pada pendekatan subjektif atau interpretif. Dalam melakukan tahapan analisis fenomenologi, Creswell menyarankan menggunakan empat proses yaitu pertama menjabarkan pengalaman dari pernyataan yang telah dikemukakan mengenai objek yang diteliti, kedua penjabaran dimasukan ke dalam pengelompokan pernyataan berupa teks tentang pengalaman yang telah dikemukakan, ketiga dari hasil pengelompokan pernyataan kemudian membuat deskripsi dari hasil pernyataan untuk memahami makna yang terkandung didalamnya dan tahap terakhir tahap penggabungan dari hasil pernyataan dengan deskripsi dari makna pernyataan yang dikemukakan yang disebut deskriptif gabungan. Untuk mempermudah melakukan analisis maka dibuat tabel analisis fenomenologi berdasarkan konten pada papan tanda larangan membuang sampah ke sungai, pernyataan merupakan pernyataan dari 10 informan yang dijabarkan dengan jelas dan deskripsi merupakan pemaknaan dari pernyataan persepsi 10 informan pada konten papan tanda larangan membuang sampah ke sungai.


(52)

42 Tabel IV.5 Tabel analisis fenomenologi pada media papan tanda Jangan Membuang

Sampah Ke Sungai/Kali

Objek Penelitian Pernyataan Deskripsi

Kalimat Headline 1. “ iya ini udah banyak

larangan yah tapi masih

banyak yang ga nurut.” 2. “ ini berisi larangan tuk

ga ngebuang sampah.”

3. “udah jelas yah

kata-katanya tapi yah belum

dipatuhi.”

4. "Yah memang dilarang

buang sampah yah, tapi

gimana mau dibuang kemana disini juga ga ada yang ngangkutin neng.”

5. “Berisi pesan

larangan.”

6. “yah mang disini juga dilarang membuang

sampah tapi tetep aja

ada yang ngebuang.” 7. “ini mah iya jangan

buang sampah ke sungai

kayak larangan gitu.”

8. “Dilarang mah dilarang

pi mau gimana lagi, mau buang dimana, disini ga ada orang yang

ngambilin sampah.” 9. “Ini pesannya udah jelas

6 dari 10 informan yaitu informan 1, 2, 3, 5, 7, dan 10 menyatakan bahwa pesan yang disampaikan pada kalimat headline adalah pesan larangan membuang sampah ke sungai. Informan 4, 6, 8, dan 9 menyatakan dilarang membuang sampah. Kata larangan memiliki makna perintah yang melarang melakukan suatu perbuatan dan kata dilarang memiliki makna tidak memperbolehkan melakukan sesuatu, sehingga dari pernyataan 10 informan dapat disimpulkan bahwa kalimat pada


(53)

43 dilarang ngebuang

sampah tapi masih aja

ada yang ngebuang, mau gimana lagi yah di sini ga ada dari dinas pekerjaan umum yang ngambilin sampah jadi ngebuangnya ke sungai daripada jadi penyakit ke kitanya.”

10."Larangan membuang

sampah ini, disini udah

ngejalanin aturan itu neng, disini setiap 2 hari sekali ada yang

ngambilin sampah jadinya teratur.” headline memiliki pesan larangan/dilarang membuang sampah ke sungai. Kalimat “Jangan Membuang sampah Ke Sungai/Kali” merupakan kalimat yang berisi pesan untuk melarang masyarakat

Bandung membuang sampah ke sungai, yang sebaiknya dipatuhi oleh masyarakat.

Dari 10 pernyataan informan dan kalimat headline yang disampaikan dapat disimpulkan bahwa informan dapat memahami dengan baik. Lambang Komunitas Cikapundung Bersih

1. “Ini Cikapundung Bersih kayak nama tempat ini.”

2. “Kayak lambang

tempat ikan neng.”

3. “Kayak lambang tempat

mancing ikan ini, ada di

3 dari 10 informan yaitu informan 4, 5, dan 10 menyatakan tidak tahu, informan 3 dan 7 menyatakan tempat


(54)

44 Cikapundung Bersih.”

4. "Ini kurang tau

Cikapundung Bersih itu apa.”

5. “lambang ini belum

pernah liat.”

6. “gerakan Cikapundung

Bersih ini tau.”

7. “Cikapundung Bersih klo ga salah mah tempat

pemancingan di

Paledang.”

8. “Cikapundung Bersih itu

nama tempat yah.”

9. "Ini gerakan

Cikapundung Bersih yang pernah ada untuk bersih-bersih sungai Cikapundung." 10.“Lambang ini belum

pernah liat neng, ga tau

juga ini apa.”

informan 1 dan 8 menyatakan nama tempat, informan 6 dan 9 menyatakan mengetahui Gerakan Cikapundung Bersih sebab sudah pernah melihat Komunitas Cikapundung Bersih melakukan pembersihan di Sungai Cikapundung. Lambang Cikapundung Bersih merupakan lambang dari sebuah komunitas yang peduli kelestarian dan kebersihan Sungai Cikapundung. Dari 10 pernyataan, hanya 2 informan yang mengetahui Lambang Cikapundung Bersih, sehingga dapat disimpulkan Lambang Komunitas Cikapundung Bersih


(55)

45 tidak dikenal dengan baik.

Kalimat Body Copy 1. “kata-katanya udah

bagus yah, klo sungai

bersih kan enak.” 2. “yah maksudnya tuk

menjaga sungai.”

3. “klo sungai bersih khan

enak yah, jadi bisa

digunain juga buat yang lain.”

4. “bagus yah neng klo

sungainya bersih khan

jadi bagus.”

5. “Berisi pesan himbauan dimana dampaknya kayak gini.”

6. “jangan buang sampah ke kali kan ada ikan di sana.”

7. “Penataan kota

Bandung indah yah,

sama udah jelas dibaca.” 8. “yah tau emang harus

dipelihara si tapi

gimana yah, masih susah yah di sini ga ada tukang sampah yang bawain sampah-sampah.”

9. “ini kepanjangan

kata-katanya dan udah

biasa, jadi yang ngeliat

3 dari 10 informan yaitu informan 2, 8, dan10 memiliki makna pernyataan menjaga atau memelihara kebersihan sungai, sedangkan informan 1, 3, dan 4 memiliki makna pernyataan sungai yang bersih akan terlihat lebih indah, dan informan lainnya menyatakan pesan himbauan, kalimat yang sudah jelas, dan kata-kata yang digunakan sudah biasa.

Pernyataan informan 6 menyatakan pesan larangan, pernyataan yang dianggap tidak valid.

Kalimat body copy ini merupakan kalimat himbauan kepada masyarakat untuk menjaga kelesatrian dan


(56)

46 juga ga pengen baca.”

10.“yah ini diminta untuk

menjaga kebersihan

sungai.”

kebersihan sungai agar tercipta suasana yang indah dan bermanfaat bagi masyarakat. Dari hasil 10

informan terdapat 7 pernyataan yang dapat disimpulkan bahwa himbauan kepada masyarakat untuk menjaga atau memelihara

kebersihan sungai agar terlihat lebih indah, sehingga dapat dinyatakan pesan pada kalimat body copy dapat dipahami dengan baik.

Ilustrasi Seorang Laki-Laki Membuang Sampah

1. “Gambar orang

ngebuang sampah.”

2. “Buang sampah ini.”

3. “Ini anak muda lagi buang sampah kayak kaleng, air, kertas trus

buangnya di benteng.”

4. “Buang sampah atuh

kayak kaleng-kaleng,

ke sungai.”

5. “Buang sampah

7 dari 10 informan yaitu informan 2, 3, 4, 5, 6, 8 dan 10 menyatakan tukang sampah buang sampah berupa kaleng, kertas, air atau sampah rumah tangga ke sungai di benteng, sedangkan informan 1, 7, dan


(57)

47 sembarangan ini mah

kayak sampah rumah tangga sama buangnya ke kali ini.”

6. “ini mah tukang

sampah yang buang

sampah kayak kaleng, sama barang

rongsokan di pinggir kali .”

7. “tukang sampah yang

ngebuang sampah rongsokan di atas

sungai.”

8. “membuang sampah

kayak kaleng susu,

bungkus-bungkusan.”

9. "ngebuang sampah kertas-kertas sama

kaleng.”

10. “buang sampah.”

9 menyatakan tukang sampah ngebuang sampah kertas dan kaleng atau rongsokan di pinggir kali atau di atas sungai.

Dari gambar yang digunakan

merupakan

seseorang laki-laki dewasa yang sedang buang sampah dari atas sungai ke arah sungai dan isi yang keluar dari

keranjang berupa sampah kaleng, kertas, plastik makanan, dan lain-lain.

Tukang sampah merupakan

gambaran seorang laki-laki sebab sebagian besar yang menjadi tukang pengangkut sampah adalah seorang laki-laki dan pada kata buang atau


(58)

48 makna yang sama yaitu melepaskan atau mengeluarkan dan membuang memiliki makna sesuatu yang dikeluarkan. Rongsokan memiliki makna barang yang sudah rusak sama sekali. Pernyataan dari 10 informan banyak menyatakan seorang laki-laki yang dinyatakan tukang sampah buang/membuang sampah berupa kaleng, kertas, air atau sampah rumah tangga ke

sungai/kali sehingga pesan ilustrasi yang digunakan dapat diketahui dengan baik.

Ilustrasi Gedung 1. “ini kayak gedung hotel.”

2. “Gedung BNI bisa.”

3. “Gedung.”

7 dari 10 informan yaitu informan 1, 2, 3, 6, 7, 8, dan 10 menyatakan gedung


(59)

49

4. “Rumah Susun.”

5. “

Bangunan-bangunan.”

6. “Gedung tinggi.”

7. “Gedung ini.”

8. “ini gedung tinggi.”

9. “Gedung-gedung yah.”

10. “Gedung.”

atau gedung tinggi, sedangkan informan 4 menyatakan rumah susun, informan 5 bangunan-bangunan, dan informan 9 menyatakan gedung-gedung.

Gambar yang digunakan

merupakan gambar gedung tinggi atau

gedung menjulang tinggi yang digunakan sebagai tempat kegiatan seperti perkantoran, pertemuan,

perniagaan, tempat tinggal (apartemen), acara besar dan lain-lain.

Dari pernyataan 10 informan banyak menyatakan ilustrasi yang digunakan merupakan gedung atau gedung tinggi, sehingga ilustrasi yang digunakan dapat diketahui dengan baik.


(60)

50 Ilustrasi Rumah-Rumah 1. “Pemukiman

rumah-rumah kayak di

belakang pasar Unit Cikapundung.” 2. “Ini teh rumah

penduduk kayak di sini aja.”

3. “pemukiman rumah

kayaknya terlihat rapi,

bersih, tersusun.”

4. “Komplek tersusun.”

5. “Rumahyang ada di

bantaran kalinya,

terlihat berantakan,

ada gedung tinggi.”

6. “ini rumah terlihat

rapi.”

7. “gambar rumah dan

rapi yah.”

8. “ini kayak rumah-rumah di pinggir

sungai.”

9. “ini rumah yah, berantakan

susunannya.”

10.“ini rumah-rumah.”

5 dari 10 informan yaitu informan 1, 2, 5, 8, dan 10

memiliki makna pernyataan rumah-rumah di bantaran sungai terlihat tidak rapih. Informan 6 dan 7 menyatakan rumah terlihat rapih, sedangkan informan 9 menyatakan rumah yang terlihat tidak rapih dan informan 4 menyatakan komplek tersusun. Gambar yang ditampilkan merupakan rumah-rumah yang berada di bantaran sungai dengan kondisi rumah yang terlihat tidak tersusun dengan rapih. Dari pernyataan 10 informan, 6

informan

menyatakan rumah-rumah di bantaran sungai terlihat tidak rapih, sehingga


(61)

51 ilustrasi yang

digunakan dapat diketahui dengan baik.

Ilustrasi Sungai 1. “Sungai.”

2. “Ini mah kayak sungai.”

3. “Sungai.”

4. “Ini teh sungai.” 5. “ini bantaran kali, ini

aliran sungai cukup

terjaga.”

6. “kali kecil ini mah.”

7. “Sungai.”

8. “Selokan.”

9. “Ini sungai.”

10.“Sungai ini teh.”

7 dari 10 informan, informan 1, 2, 3, 4, 7, 9, dan 10

menyatakan sungai, informan 5

menyatakan aliran sungai cukup terjaga, informan 6 menyatakan kali kecil, dan informan 8 menyatakan selokan. Gambar tersebut merupakan aliran air yang merupakan sebuah sungai dan pada ilustrasi

menggambar kondisi sungai yang bersih tanpa adanya genangan sampah. Dari 10 pernyataan, 7 informan

menyatakan gambar yang digunakan adalah sungai, sehingga dapat disimpulkan bahwa


(62)

52 ilustrasi yang

digunakan dapat diketahui dengan baik.

Ilustrasi Rumput 1. “ini rumput-rumput di

pinggir sungai.”

2. “Rumput liar. “

3. “Tanaman yang ada di

pinggir-pinggir masjid.”

4. “Daun ganja bukan.”

5. “Rumput-rumput yang

ada di pinggir-pinggir.”

6. “Rumput.”

7. “Rumput.”

8. “kayak ilanglang.”

9. “ini rumput-rumput

ilalang dan tanah.”

10.“rumput yah.”

8 dari 10 informan yaitu informan 1, 2, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10 memiliki pernyataan yang memiliki makna rumput sebab rumput liar, rumput-rumput, dan ilalang termasuk ke dalam jenis rumput. Informan 3 menyatakan tanaman, dan informan 4 menyatakan daun ganja. Gambar yang digunakan merupakan gambar rumput yang tumbuh di tanah kosong dan subur yang berada di pinggir-pinggir sungai, berfungsi sebagai penyerapan air pada saat sungai


(63)

53 meluap maka tumbuhan-tumbahan yang berada di bantaran akan menyerap air. Dari 10 pernyataan informan, 8 informan menyatakan gambar yang digunakan adalah rumput, sehingga dapat disimpulkan ilustrasi dapat diketahui dengan baik.

Kalimat Closing Word 1. “gimana yah, susah si masyarakatnya masih kurang kesadaran.” 2. “yah maksudnyauntuk

mencintai Bandung yah.”

3. “ kata-katanya udah cukup jelas yah tapi untuk dilaksanakannya masih sedikit.”

4. “Cinta Bandungnya

yah dengan tidak

membuang sampah.”

5. “Berisi ajakan untuk

cinta Bandung tapi

belum ini terwujud.”

4 dari 10 informan yaitu informan 1, 2, 3, 5, dan 6

pernyataan yang memiliki makna untuk mencintai Bandung tetapi yang melaksanakannya masih sedikit atau belum terwujud, sedangkan informan 4, 7, dan 8 memiliki makna pernyataan cinta Bandung dengan tidak atau


(64)

54

6. “emang kita cinta

Bandung yah.”

7. “iya maksudnya ini klo cinta Bandung yah harus di jaga

sungainya.”

8. “Cinta Bandung yah kita penduduk asli Bandung

yah cinta tapi khan ga

semuanya bisa cinta Bandung.”

9. “kata-kata ini kurang

menyentuh hati.”

10.“Yah klo kita cinta Bandung yah, pasti ga akan ada yang buang

sampah.”

dijaga untuk tidak membuang sampah ke sungai, sedangkan informan 8 menyatakan penduduk asli Bandung cinta Bandung dan informan 9 menyatakan kalimat yang digunakan hanya membuat orang mengetahui saja tetapi tidak menyentuh hati. Kalimat closing word ini digunakan sebagai mengajak masyarakat untuk mencintai Bandung dengan menjaga segala kepunyaan dari Kota Bandung terutama Sungai Cikapundung untuk tidak dikotori oleh sampah-sampah. Dari hasil pernyataan 10 informan dapat disimpulkan bahwa terdapat 8


(65)

55 pernyataan yang menyatakan cinta Bandung dengan tidak membuang sampah ke sungai tetapi yang melakukannya masih sedikit sehingga dapat disimpulkan bahwa pesan kalimat yang disampaikan dapat dipahami dengan baik.

IV.2.1 Ikhtisar Analisis Papan Tanda Jangan Membuang Sampah Ke Sunga/Kali

Dari tabel analisis fenomenologi yang telah dijabarkan, terdapat 9 konten didalam papan tanda Jangan Membuang Sampah Ke Sungai. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Kalimat Headline

Kalimat headline berisi keterangan “Jangan Membuang Sampah Ke Sungai/Kali” merupakan kalimat larangan untuk tidak membuang sampah ke sungai, dimana masyarakat mengetahui dengan baik bahwa pesan tersebut merupakan larangan membuang sampah ke sungai sehingga pesan yang disampaikan sudah informatif.

2. Lambang Komunitas Cikapudung Bersih

Lambang Komunitas Cikapundung Bersih merupakan komunitas pecinta Sungai Cikapundung yang sering melakukan pembersihan sungai dari sampah-sampah. Lambang Cikapundung Bersih menggunakan ikon ikan dan air yang ditampilkan sebagai tanda pada papan tanda yang dibuat untuk


(66)

56 menjaga kebersihan Sungai Cikapundung. Lambang Gerakan Cikapundung Bersih Sedikit yang ditampilkan tidak diketahui dengan baik oleh masyarakat dan dianggap tidak informatif.

3. Kalimat Body copy

Kalimat body copy merupakan kalimat yang berisi pesan bentuk himbauan kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan sungai agar terlihat lebih indah. Pesan pada kalimat yang berisi keterangan “Sungai Yang Bersih Dan Terpelihara Memberikan Pemandangan Yang Indah Dan Kenyamanan Bagi Warga Dan Kotanya” dipersepsikan oleh masyarakat adalah himbauan untuk menjaga atau memelihara kebersihan sungai agar terlihat lebih indah, maka pesan yang disampaikan pada kalimat body copy sudah informatif.

4. Ilustrasi Seorang Laki-Laki Membuang Sampah

Ilustrasi seorang laki-laki yang sedang membuang sampah ke sungai dengan isi sampah berupa kertas, kaleng, air, dan lain-lain, masyarakat mempersepsikan ilustrasi tersebut adalah seorang laki-laki yang menyatakan tukang sampah buang sampah berupa kaleng, kertas, air atau sampah rumah tangga ke sungai/kali. Maka, ilustrasi yang ditampilkan sudah informatif.

5. Ilutrasi Gedung Tinggi

Ilustrasi gedung yang menjulang tinggi berwarna kuning dan memiliki kaca jendela dari atas hingga bawah yang ditampilkan sebagai tempat perkantoran, pertemuan, acara besar, dan lain-lain, masyarakat mepersepsikan gambar tersebut merupakan gedung atau gedung yang menjulang tinggi. Ilustrasi yang ditampilkan sudah informatif.

6. Ilustrasi Rumah-Rumah

Ilustrasi rumah-rumah yang berada di bantaran sungai yang terlihat tidak tersusun dengan rapih dapat diketahui oleh masyarakat bahwa rumah-rumah yang ada di pinggir sungai terlihat tidak rapih, maka gambar yang ditampilkan sudah informatif.


(67)

57 7. Ilustrasi Sungai

Ilustrasi sungai yang terlihat lebar dengan menggunakan warna putih yang terlihat bersih dapat diketahui oleh masyarakat bahwa ilustrasi tersebut merupakan sebuah sungai maka gambar yang ditampilkan sudah informatif.

8. Ilustrasi Rumput

Ilustrasi rumput yang berada di pinggir-pinggir sungai yang tumbuh di tanah yang subur dan masyarakat dapat mengetahui bahwa gambar tersebut merupakan rumput. Maka, dapat dinyatakan gambar yang ditampilkan sudah informatif

9. Kalimat Closing Word

Kalimat yang berisi keterangan “Kita Cinta Bandung” merupakan kalimat yang berisi pesan ajakan untuk mencintai Kota Bandung dengan tidak membuang sampah sembarangan khususnya ke sungai. Masyarakat mempersepsikan pesan pada kalimat “Kita Semua Cinta Bandung” merupakan pesan untuk mencintai Kota Bandung dengan tidak membuang sampah ke sungai, maka pesan yang disampaikan pada kalimat closing word sudah informatif.

Dari hasil ikhtisar yang diambil dari 9 konten didalam papan tanda Jangan Membuang Sampah Ke Sungai/Kali, terdapat 5 konten ilustrasi yang dapat dipahami oleh masyarakat yaitu ilustrasi rumah, gedung, sungai, rumput, dan seorang laki-laki buang sampah ke sungai. 3 konten kalimat yang terdiri dari

headline, body copy, dan closing word, pesan kalimat yang disampaikan sudah

dapat dimengerti oleh masyarakat dan 1 Lambang Komunitas Cikapudung Bersih yang tidak diketahui dengan baik oleh masyarakat.

Pada papan tanda Jangan membuang Sampah Ke Sungai/Kali terdapat ilustrasi yang digunakan memiliki pesan yang tidak mendukung dari isi pesan pada kalimat headline, body copy, dan closing word yang digunakan. Dalam kalimat


(68)

58 headline terdapat isi pesan larangan membuang sampah ke sungai, kalimat body copy terdapat isi pesan untuk menjaga sungai tetap bersih, dan kalimat closing word memiliki pesan untuk mencintai Bandung. Pesan pada ilustrasi yang disampaikan adalah lingkungan di bantaran sungai yang terdapat rumah-rumah yang berdiri di pinggir sungai yang tdak jauh dari gedung menjulang tinggi dan terdapat seorang laki-laki yang membuang sampah ke sungai.

IV.3 Analisis Papan Tanda Jangan Jadikan Sungai Sebagai Tempat sampah Media kedua papan tanda Jangan Jadikan Sungai Sebagai Tempat Sampah yang dibuat oleh pemerintah yang bekerjasama dengan PLN dan BPLH yang berada di Jalan Asia Afrika. Konten media papan tanda yang berisi larangan membuang sampah ke sungai sebagai berikut:

3

1 4

5

2

3 3

6

Gambar IV.2 Kontenpada papan tanda Jangan Jadikan Sungai Sebagai Tempat Sampah

1. Pada ilustrasi menggunakan seni fotografi yang menggambarkan bantaran sungai yang bediri rumah-rumah yang berdempetan satu rumah dengan rumah yang lainnya dan terlihat kotor. Kondisi sungai yang terlihat berwana coklat dan terdapat plastik-plastik yang menyangkut di pinggir sungai.

2. Pada ilustrasi menggambarkan keadaan sepanjang sungai dan bantaran sungai yang dilihat dari sisi atas dimana sepanjang bantaran sungai sudah dipadati oleh rumah-rumah yang kondisinya tidak sesuai dengan standar rumah yang


(1)

68 5. “Kayak daun-daun gitu

yah.”

6. “kayak pohon.”

7. Rumput yang lancip-lancip.”

8. “jiga kembang-kembang yah.”

9. “kayak daun-daun yang kecil-kecil.”

10. “dedaunan mereun yah.”

gambar batik, informan 3 menyatakan hiasan, informan 4 memiliki penyataan tidak valid, informan 6 menyatakan pohon, informan 7 menyatakan rumput-rumput, dan informan 8 menyatakan kembang-kembang berupa bunga-bunga.

Pada ilutrasi pendukung pada backgound teks merupakan suatu ornamen atau hiasan batang yang menjulang ke atas membentuk sebuah lengkungan dengan untaian daun-daun dan berwarna hijau yang memberikan kesan kesegaran dan

kehidupan. Ornamen yang ditampilkan menyerupai salah satu bagian dari motif

ganggen yang merupakan salah satu bagian dari Batik Pesisiran. Dari 10 pernyataan, informan dapat


(2)

69 informan yang

menyatakan gambar dari motif batik dan daun-daun, sehingga ilustrasi yang ditampilkan belum diketahui dengan baik.

IV.4.1 Ikhtisar Analisis Papan Tanda Jangan Jadikan Sungai Sebagai Tempat Sampah

Dari tabel analisis fenomenologi yang telah dijabarkan, terdapat 6 konten di dalam papan tanda Jangan Jadikan Sungai Sebagai Tempat Sampah, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Ilustrasi Fotografi Rumah Di Bantaran Sungai

Ilustrasi fotografi yang menggambarkan rumah-rumah yang berdiri di Bantaran Sungai Cikapundung di daerah perkotaan sebab terdapat jembatan layang Surapati yang terlihat tidak jauh dari rumah-rumah yang berdiri di bantaran sungai, masyarakat mengetahui bahwa ilustrasi tersebut merupakan rumah yang berdiri di Bantaran Sungai Cikapundung di daerah perkotaan sehingga dapat dinyatakan ilustrasi yang ditampilkan sudah informatif.

2. Ilustrasi Fotografi Kondisi Rumah Di Bantaran Sungai

Ilustrasi yang ditampilkan melalui fotografi merupakan kondisi pemukiman sepanjang Bantaran Sungai Cikapundung yang terlihat kumuh dan berantakan atau tidak rapih, dimana masyarakat dapat mengetahui dengan baik bahwa ilustrasi tersebut merupakan rumah-rumah warga yang berada di bantaran sungai terlihat tidak rapi dan berantakan sehingga dapat dinyatakan bahwa ilustrasi yang ditampilkan sudah informatif.

3. Lambang Kotamadya Bandung Dan PLN

Lambang Kotamadya Bandung dan PLN Bandung merupakan lambang pendukung dari media papan tanda tersebut dan masyarakat mengenal Lambang Kotamadya Bandung dan PLN.


(3)

70 4. Kalimat Headline

Kalimat headline berisi pesan berupa larangan membuang sampah dan mengajak masyarakat untuk mendaur ulang dan masyarakat sudah mengetahui sebaiknya sampah di daur ulang, sehingga pesan yang disampaikan pada kalimat yang berisi keterangan “Jangan Jadikan Sungai Sebagai Tempat Sampah, Stop Buang Sampah Ke Sungai Mulai Hari Ini, Sampah Lebih Baik Di Daur Ulang” sudah dipahami masyarakat dengan baik.

5. Kalimat Body Copy

Kalimat body copy berisi informasi akan hukuman berupa denda yang diberikan apabila melakukan pelanggaran yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan masyarakat sudah mengetahui akan peraturan dan denda tersebut sehingga informasi yang disampaikan sudah diketahui oleh masyarakat tetapi dalam pelaksanaanya belum ada yang pernah dikenakan denda.

6. Hiasan Pada Background

Hiasan pada background merupakan batang yang menjulang ke atas membentuk sebuah lengkungan dengan untaian daun-daun berwarna hijau yang memberikan kesan kesegaran dan kehidupan. Ornamen yang ditampilkan menyerupai salah satu bagian dari motif ganggen yang merupakan salah satu bagian dari Batik Pesisiran. Ilustrasi yang ditampilkan tidak terlalu jelas karena tertutup oleh huruf dan yang terlihat lebih jelas bagian daun dan batang-batang daun yang menyerupai rumput sehingga masyarakat tidak terlalu jelas mepersepsikan gambar tersebut maka, ilustrasi ornamen yang ditampilkan tidak informatif.

Dari hasil ikhtisar yang diambil dari 6 konten di dalam papan tanda Jangan Jadikan Sungai Sebagai Tempat Sampah, terdapat 2 ilustrasi dan 2 lambang, yang dapat diketahui dengan baik oleh masyarakat. Gambar yang tidak dipahami dengan baik oleh masyarakat yaitu ilustrasi ornamen atau hiasan batang-batang daun yang menjulang ke atas membentuk sebuah lengkungan dengan untaian daun-daun yang menyerupai salah satu bagian dari motif ganggen yang


(4)

71 merupakan salah satu bagian dari Batik Pesisiran. Pada pesan kalimat headline dan body copy dapat dipahami dengan baik oleh masyarakat dimana masyarakat menyatakan kalimat pada headline merupakan kalimat mengajak untuk mendaur ulang sampah agar tidak membuang sampah ke sungai dan pada kalimat body copy masyarakat menyatakan sudah mengetahui akan aturan tersebut.

Papan tanda Jangan Jadikan Sungai Sebagai Tempat Sampah pada bagian headline dan body copy memiliki pesan untuk berhenti membuang sampah ke sungai sebab terdapat peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah apabila dilanggar maka akan dikenakan denda sesuai dengan pasal yang ditentukan. Pada ilustrasi fotografi yang ditampilkan memiliki pesan bahwa gambaran atau kondisi sungai dan Bantaran Sungai Cikapundung yang telah dipenuhi rumah-rumah dengan yang tidak tersusun dengan rapi dan tidak terawat atau kotor.


(5)

72 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa media papan tanda larangan membuang sampah banyak berisi kata-kata larangan, himbauan, ajakan, informasi, dan peringatan yang menampilkan isi visual berupa visual gambar dan visul teks yang dapat diketahui dan dipahami oleh masyarakat. Ilustrasi kondisi bantaran sungai yang digunakan pada papan tanda larangan membuang sampah ke sungai tidak cukup membantu untuk memahami isi pesan pada kalimat yang berisi kata larangan, himbauan, ajakan, informasi, dan peringatan, sehingga masyarakat cenderung melihat pesan gambar dan pesan pada kalimat yang digunakan memiliki dua pesan yang berbeda dan dapat terjadi kesalahpahaman dalam menanggapi pesan yang disampaikan pada papan tanda tersebut. Pengggunaan ilustrasi hiasan yang tidak terlalu jelas membuat masyarakat mengalami kesulitan dalam memahami jenis hiasan yang ditampilkan.

V.2 Saran

Berdasarkan dari kesimpulan yang telah dikemukakan maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:

• Bagi para akademisi dimana dalam penelitian ini dapat digunakan sebagai penelitian lanjutan terhadap papan tanda larangan membuang sampah ke sungai dengan spesifik tertentu.

• Bagi para praktisi khususnya para desainer disarankan dalam merancang papan tanda larangan membuang sampah dalam ilustrasi yang digunakan disarankan menggunakan ilustrasi dari latar belakang kehidupan target audiens agar dapat dipahami dengan benar.

• Dalam ilustrasi yang digunakan disarankan membuat ilustrasi yang mendukung dari isi pesan pada kalimat yang disampaikan.

• Dalam penggunaan ilustrasi hiasan pada papan tanda larangan membuang sampah ke sungai sebaiknya menggunakan hiasan dengan bentuk yang jelas agar dapat diketahui jenis hiasan yang digunakan oleh target audiens.


(6)

73 • Dalam kejelasan ilustrasi yang digunakan sebaiknya menggunakan ilustrasi

yang tidak jauh seperti bentuk aslinya agar target audiens dapat mengetahui dengan baik ilustrasi yang ditampilkan.

• Bagi mahasiswa dan mahasiswi yang berada di Jurusan Desain Komunikasi Visual dalam mengerjakan desain larangan membuang sampah ke sungai dapat menggunakan panutan isi visual dari objek penelitian ini untuk dapat menghasilkan sebuah papan tanda yang baik.