Determinan-determinan Intention ukntuk Tidak Membuang Sampak ke Sungai pada Warga Kelurahan "X di Bantaran Sungai Cikapundung Kota Bandung.

(1)

ABSTRAK

Perilaku tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung membutuhkan intention dalam diri warga karena niat akan mengawali suatu perilaku. Intention dibentuk oleh attitude toward the behavior, subjective norms, dan perceived behavioral control (Ajzen, 2005). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar korelasi antar determinan-determinan intention dan seberapa besar pengaruh setiap determinan-determinan intention terhadap intention untuk tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung. Sampel penelitian

berjumlah 128 warga di Kelurahan “X” yang tinggal di bantaran Sungai Cikapundung Kota

Bandung sebagai ibu rumah tangga atau kepala keluarga.

Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner Planned Behavior yang disusun oleh Icek Ajzen (2006) dan dimodifikasi oleh peneliti. Validitas alat ukur antara 0,449 – 0,796 menggunakan product moment dan 24 item dinyatakan valid. Reliabilitas alat ukur adalah 0.707 untuk attitude toward the behavior, 0.558 untuk subjective norms, dan 0.771 untuk perceived behavioral control.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa antar ketiga determinan intention memiliki korelasi yang moderat. Selain itu, determinan yang paling berpengaruh secara signifikan terhadap intention untuk tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung adalah determinan perceived behavioral control dengan persentase sebesar 40.41%.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan bagi peneliti lain agar meneliti mengenai pengaruh perceived behavioral control terhadap intention untuk tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung dan perilaku yang ditampilkan. Peneliti juga menyarankan agar Ketua RW lebih meyakinkan warga bahwa mereka mampu untuk tidak membuang sampah ke sungai dengan memberikan sosialisasi rutin diiringi papan mengenai perilaku membuang sampah ke sungai, menyediakan lebih banyak tempat sampah dan petugas kebersihan. Saran bagi warga agar dapat memanfaatkan fasilitas dari Ketua RW.


(2)

viii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

Behavior about not throw garbage to the Cikapundung River needs intention within people because of the intention will initiate the behavior. Intention was formed by the attitude toward the behavior, subjective norms, and perceived behavioral control (Ajzen, 2005). The aims of this research is to determine how much correlation among the determinants of intention and how much influence every determinants to intention to not throw garbage to the Cikapundung River. The research sample was 128 people in the Kelurahan "X" who live in the Cikapundung’s riverbank,Bandung as housewives or head of the family.

The measuring instrument was planned behavior questionnaire which was arranged by Icek Ajzen (2006) and modified by the researcher. Based on product moment validity score was 0,449 – 0,796 and 24 valid items were obtained. The reliability score was 0.707 for attitude toward the behavior, 0558 for subjective norms, and 0.771 for perceived behavioral control.

The results showed that among the three determinants of intention have a moderate correlation. In addition, the most influenced determinant to the intention to not throwgarbage to the Cikapundung River was a perceived behavioral control with 40.41%.

Based on the research result, the researcher suggest for further researcher to make a study about the influence of perceived behavioral control to intention to not throwing the garbage and the actual behavior. Researcher also suggest the Head of RW can be reassured people that they are able to not throw garbage to the river by providing routine socialization accompanied by the the boards about throwing garbage into the river, allocate more bins and janitor. People was suggested to utilize the facilities from Head of RW.


(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 7

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 7

1.3.1. Maksud Penelitian ... 7

1.3.2. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Kegunaan Penelitian ... 8

1.4.1. Kegunaan Teoretis ... 8

1.4.2. Kegunaan Praktis ... 8

1.5. Kerangka Pemikiran ... 8


(4)

x Universitas Kristen Maranatha

1.7. Hipotesis Penelitian ... 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 16

2.1. The Theory of Planned Behavior ... 16

2.2. Intention ... 16

2.3. Determinan-Determinan Intention ... 17

2.3.1. Attitude Toward The Behavior ... 17

2.3.2. Subjective Norms ... 18

2.3.3. Perceived Behavioral Control... 18

2.4. Hubungan Antar Determinan-Determinan Intention ... 19

2.5. Pengaruh Determinan-Determinan Intention terhadap Intention ... 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 21

3.1. Rancangan dan Prosedur Penelitian ... 21

3.2. Bagan Prosedur Penelitian ... 21

3.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 22

3.3.1. Variabel Penelitian ... 22

3.3.1.1. Dependent Variable ... 22

3.3.1.2. Independent Variable ... 22

3.3.2. Definisi Operasional... 22

3.4. Alat Ukur ... 23

3.4.1. Kuesioner Intention ... 23

3.4.2. Sistem Penilaian ... 25

3.4.3. Data Sosiodemografis ... 26


(5)

3.4.4.1. Validitas Alat Ukur ... 27

3.4.4.2. Reliabilitas Alat Ukur ... 28

3.5. Populasi Sasaran dan Teknik Penarikan Sampel ... 29

3.5.1. Populasi Sasaran ... 29

3.5.2. Karakteristik Populasi ... 29

3.5.3. Teknik Penarikan Sampel ... 29

3.6. Teknik Analisis Data ... 29

3.7. Uji Asumsi Klasik ... 30

3.8. Hipotesis Statistik ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

4.1. Gambaran Responden Penelitian ... 35

4.1.1. Gambaran Responden Berdasarkan Usia ... 35

4.1.2. Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 36

4.1.3. Gambaran Responden Berdasarkan Asal RW ... 36

4.1.4. Gambaran Responden Berdasarkan Lama Tinggal Di Lingkungan Bantaran Sungai Cikapundung ... 37

4.1.5. Gambaran Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 37

4.1.6. Gambaran Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 38

4.1.7. Gambaran Responden Berdasarkan Status Perkawinan ... 38

4.1.8. Gambaran Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga... 39

4.1.9. Gambaran Responden Berdasarkan Ketersediaan Tempat Sampah... 39

4.1.10.Gambaran Responden Berdasarkan Ketersediaan Petugas Kebersihan ... 39

4.1.11.Gambaran Responden Berdasarkan Adanya Sosialisasi ... 40


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

4.2. Gambaran Hasil Penelitian ... 41

4.3. Hasil Uji Statistik Korelasi Antara Data Sosiodemografis dan Intention ... 43

4.3.1. Usia dan Intention ... 43

4.3.2. Jenis Kelamin dan Intention ... 43

4.3.3. Lama Tinggal dan Intention ... 44

4.3.4. Pendidikan Terakhir dan Intention ... 44

4.3.5. Pekerjaan dan Intention ... 44

4.3.6. Jumlah Anggota Keluarga dan Intention ... 45

4.3.7. Ketersediaan Tempat Sampah dan Intention ... 45

4.3.8. Ketersediaan Petugas Kebersihan dan Intention ... 46

4.3.9. Adanya Sosialisasi dan Intention ... 46

4.3.10.Teguran dan Intention ... 46

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 47

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 53

5.1. Simpulan ... 53

5.2. Saran ... 53

5.2.1. Saran Teoretis ... 53

5.2.2. Saran Praktis ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55

DAFTAR RUJUKAN ... 56 LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Alat Ukur ... 24

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian ... 25

Tabel 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 36

Tabel 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 38

Tabel 4.3 Gambaran Responden Berdasarkan Status Perkawinan ... 38

Tabel 4.4 Gambaran Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga ... 39

Tabel 4.5 Gambaran Responden Berdasarkan Ketersediaan Tempat Sampah ... 39

Tabel 4.6 Gambaran Responden Berdasarkan Ketersediaan Petugas Kebersihan ... 39

Tabel 4.7 Gambaran Responden Berdasarkan Adanya Sosialisasi ... 40

Tabel 4.8 Gambaran Responden Berdasarkan Teguran Yang Pernah Diterima ... 40

Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis Penelitian ... 41

Tabel 4.10 Hasil Pengolahan Korelasi Antara Usia dan Intention ... 43

Tabel 4.11 Hasil Pengolahan Korelasi Antara Jenis Kelamin dan Intention ... 43

Tabel 4.12 Hasil Pengolahan Korelasi Antara Lama Tinggal dan Intention ... 44

Tabel 4.13 Hasil Pengolahan Korelasi Antara Pendidikan Terakhir dan Intention ... 44

Tabel 4.14 Hasil Pengolahan Korelasi Antara Pekerjaan dan Intention ... 44

Tabel 4.15 Hasil Pengolahan Korelasi Antara Jumlah Anggota Keluarga dan Intention ... 45

Tabel 4.16 Hasil Pengolahan Korelasi Antara Ketersediaan Tempat Sampah dan Intention ... 45

Tabel 4.17 Hasil Pengolahan Korelasi Antara Ketersediaan Petugas Kebersihan dan Intention ... 46

Tabel 4.18 Hasil Pengolahan Korelasi Antara Adanya Sosialisasi dan Intention ... 46


(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Bagan 1.1 Kerangka Pikir ... 14

Bagan 3.1 Prosedur Penelitian ... 21

Diagram 4.1 Gambaran Responden Berdasarkan Usia ... 35

Diagram 4.2 Gambaran Responden Berdasarkan Asal RW ... 36

Diagram 4.3 Gambaran Responden Berdasarkan Lama Tinggal Di Bantaran Sungai Cikapundung ... 37

Diagram 4.4 Gambaran Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 37

Skema 4.1 Kekuatan Korelasi Antara Ketiga Determinan Intention dan Pengaruh Determinan-Determinan Intention terhadap Intention untuk Tidak Membuang Sampah Ke Sungai Cikapundung ... 42


(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran A. Surat Persetujuan, Kata Pengantar Kuesioner, Alat Ukur ... L-1 Lampiran A.1. Kisi-Kisi Alat Ukur ... L-2 Lampiran A.2. Surat Persetujuan Pengambilan Data ... L-8 Lampiran A.3. Kata Pengantar Kuesioner ... L-9 Lampiran A.4. Data Sosiodemografis ... L-10 Lampiran A.5. Kuesioner Determinan-Determinan Intention dan Intention ... L-12 Lampiran B. Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... L-18 Lampiran B.1. Tabel Keterangan Uji Validitas Alat Ukur ... L-19 Lampiran B.2. Tabel Keterangan Uji Reliabilitas Alat Ukur ... L-20 Lampiran C. Uji Asumsi Klasik dan Hasil Penelitian ... L-21 Lampiran C.1. Uji Asumsi Klasik ... L-22 Lampiran C.1.1. Uji Normalitas ... L-22 Lampiran C.1.2. Uji Autokorelasi ... L-22 Lampiran C.1.3. Uji Multikolinearitas ... L-23 Lampiran C.1.4. Uji Heteroskedastisitas ... L-24 Lampiran C.2. Hasil Penelitian ... L-25

Lampiran C.2.1. Tabel Korelasi Antar Determinan-Determinan

Intention ... L-25

Lampiran C.2.2. Tabel Kontribusi Setiap Determinan Intention dan Intention Untuk Tidak Membuang Sampah Ke Sungai


(10)

xvi Universitas Kristen Maranatha Lampiran C.2.3. Persentase Derajat Intention Untuk Tidak

Membuang Sampah Ke Sungai Cikapundung ... L-26 Lampiran C.2.4. Persentase Perceived Behavioral Control ... L-27 Biodata Peneliti ... L-28


(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Lingkungan merupakan tempat yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dalam hidupnya, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan sehingga interaksi tersebut dapat menyebabkan perubahan-perubahan lingkungan yang memengaruhi kelangsungan hidup manusia. Perubahan lingkungan tersebut semakin terasa dari hari ke hari. Pada zaman dahulu, manusia lebih merasakan manfaat yang dihasilkan dari lingkungan. Berbeda dengan zaman sekarang, manusia lebih merasakan dampak negatif dari lingkungan yang semakin tercemar karena hasil dari interaksi manusia di dalam lingkungan itu sendiri, tidak terkecuali di Indonesia. Kementerian Lingkungan Hidup RI mengatakan bahwa pencemaran lingkungan hidup di Indonesia sudah semakin parah. Salah satu penyebab dari kondisi tersebut diakibatkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan (Sugandi, 2012).

Rendahnya kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan terlihat dari salah satu perilaku yang masih sulit dikontrol oleh diri sendiri, seperti perilaku membuang sampah sembarangan. Perilaku membuang sampah sembarangan sudah menjadi kebiasaan dari masyarakat Indonesia. Masyarakat tidak segan untuk membuang sampah dimanapun dan kapanpun tanpa memedulikan dampak yang akan ditimbulkan. Perilaku membuang sampah sembarangan seringkali terlihat di kota-kota besar dengan pemukiman yang padat, seperti di Kota Bandung.

Kota Bandung sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia dengan pemukiman yang padat membuat pemerintah sulit mengontrol perilaku masyarakatnya dalam menjaga kebersihan lingkungan. Sampah terlihat pada hampir setiap sudut di Kota Bandung, tidak


(12)

Universitas Kristen Maranatha terkecuali di aliran Sungai Cikapundung yang merupakan sungai terbesar di Kota Bandung sekaligus anak Sungai Citarum. Dikutip dari situs citarum.org, Sungai Cikapundung memiliki panjang 28 kilometer dan mengaliri 7 kecamatan yang mencakup 13 kelurahan. Sungai Cikapundung merupakan salah satu komponen lingkungan yang memiliki fungsi penting sebagai drainase utama pusat kota, objek wisata, penyedia air baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung, pemanfaatan energi yang dikelola oleh PT Indonesia Power-Unit Saguling, dan sarana irigasi pertanian di Kota Bandung (Halimatusadiah, Arya, & Rina, 2012).

Saat ini, fungsi-fungsi Sungai Cikapundung tidak berjalan dengan efektif salah satunya diakibatkan oleh banyaknya sampah rumah tangga yang terdapat di aliran Sungai Cikapundung. Bukan hanya membawa dampak buruk bagi wilayah Kota Bandung, tetapi sampah rumah tangga di aliran Sungai Cikapundung yang bermuara di Sungai Citarum membawa kerugian bagi wilayah lain, seperti banjir yang sering terjadi di daerah Bandung Selatan. Selain itu, pada tahun 2013 diketahui bahwa hasil penelitian yang dilakukan oleh Blacksmith Institute dan Green Cross Switzerland menyebutkan bahwa Sungai Citarum merupakan salah satu sungai terkotor di dunia (Blacksmith Institute and Green Cross Switzerland, 2013). Ini artinya bahwa Sungai Cikapundung sebagai anak Sungai Citarum dapat menjadi salah satu kontributor yang menjadikan Sungai Citarum sebagai salah satu sungai terkotor di dunia apabila sampah terus dibiarkan terbawa ke Sungai Citarum.

Dari penjelasan di atas, terlihat bahwa perilaku membuang sampah ke Sungai Cikapundung dapat membawa kerugian bagi banyak pihak. Perilaku membuang sampah rumah tangga ke Sungai Cikapundung salah satunya masih terlihat dilakukan oleh warga yang tinggal di wilayah dengan pemukiman padat sekaligus terletak di bantaran Sungai Cikapundung. Salah satu wilayah aliran Sungai Cikapundung yang dimaksud adalah Kelurahan “X” Kota Bandung.


(13)

3

Pada Kelurahan “X” Kota Bandung, terdapat beberapa RW yang warganya tinggal di bantaran Sungai Cikapundung, seperti RW 6,7,10,11,12,13,15,16, dan 18.Warga yang tinggal di RW tersebut memiliki latar belakang yang beragam, seperti usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, jumlah anggota keluarga, dan lama tinggal yang bervariasi. Letak pemukiman warga yang berbatasan langsung dengan sungai memungkinkan warga untuk lebih mudah membuang sampah ke Sungai Cikapundung. Oleh karena itu, Ketua RW setempat mengerahkan berbagai upaya agar warga tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung. Upaya-upaya tersebut berupa pemasangan papan-papan himbauan mengenai larangan membuang sampah ke Sungai Cikapundung dan melakukan sosialisasi yang berkaitan dengan kebersihan Sungai Cikapundung. Sosialisasi tersebut disampaikan kepada seluruh warga di Kelurahan “X”, khususnya warga di bantaran Sungai Cikapundung. Apabila Ketua RW melihat warganya membuang sampah ke Sungai Cikapundung, mereka tidak segan untuk menegur warga tersebut. Selain itu, beberapa wilayah di Kelurahan “X” juga memiliki satu petugas kebersihan yang secara rutin mengambil sampah setiap hari dari masing-masing rumah agar memudahkan warga dalam membuang sampah.

Upaya-upaya yang dilakukan oleh Ketua RW tidak terlepas dari peran Walikota Bandung saat ini dalam menjaga Sungai Cikapundung agar tetap bersih. Walikota Bandung mencoba untuk menegakkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 11 Tahun 2005 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2005 Tentang Penyelenggaraan Ketertiban, Kebersihan, dan Keindahan yang menyebutkan bahwa denda akan dikenakan antara 250 ribu hingga 50 juta rupiah untuk orang yang membuang sampah sembarangan. Akan tetapi, berdasarkan informasi yang didapatkan dari salah satu warga di Kelurahan “X”, masih ada warga yang berpikir bahwa peraturan ini hanyalah gertakan saja karena belum pernah ada bukti nyata pemberian sanksi sesuai dengan peraturan yang telah


(14)

Universitas Kristen Maranatha ditetapkan. Oleh karena itu, warga tidak segan untuk membuang sampah ke Sungai Cikapundung.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu Ketua RW di Kelurahan “X” Kota Bandung, upaya Walikota Bandung dan Ketua RW membuat kesadaran warga untuk tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung semakin meningkat, tetapi sampah-sampah rumah tangga, seperti plastik, bekas pasakan, dan sampah lainnya masih terlihat menggenang dan berkumpul di pinggiran-pinggiran sungai yang langsung berbatasan dengan rumah warga. Perilaku membuang sampah ke Sungai Cikapundung seringkali dilakukan saat malam hari ketika tidak ada orang yang melihat.

Berdasarkan fenomena yang didapatkan di Kelurahan “X” Kota Bandung, terlihat bahwa masih ada warga, khususnya warga di bantaran Sungai Cikapundung yang tidak peduli mengenai kebersihan sungai. Oleh karena itu, dibutuhkan niat dalam diri warga untuk tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung karena niat akan mengawali suatu perilaku. Atas dasar inilah, niat warga dalam hal tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung menjadi penting untuk diketahui.

Intention adalah kemungkinan seseorang bahwa ia akan menampilkan suatu perilaku

(Fishbein & Ajzen,1975 dalam Huda, Nurul dkk, 2012). Selain itu, intention juga mengindikasikan seberapa banyak usaha yang direncanakan untuk melakukan tingkah laku tersebut (Ajzen, 1988). Intention individu untuk menampilkan (atau tidak menampilkan) suatu tingkah laku adalah penentu utama dalam tindakan yang ditampilkan individu (Ajzen, 2005). Begitu pula dengan warga di Kelurahan “X” Kota Bandung, intention warga untuk tidak

membuang sampah ke Sungai Cikapundung akan menjadi penentu utama apakah mereka akan menampilkan perilaku tersebut atau tidak.

Intention memiliki tiga determinan yang berpengaruh dalam pembentukan intention.


(15)

5

mengenai baik atau buruknya menampilkan perilaku tertentu. Berdasarkan informasi yang didapat dari warga, warga yang telah memiliki niat untuk tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung mengatakan bahwa perilaku tersebut sangat menguntungkan karena dapat membuat lingkungan mereka menjadi bersih dan nyaman. Selain itu, terkadang mereka memilih untuk menyimpan sampah plastik daripada membuangnya ke sungai karena mereka akan mendapatkan keuntungan apabila menjual sampah plastik tersebut. Apabila warga tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung, maka perilaku tersebut akan membawa manfaat untuk orang lain di wilayah Bandung Selatan karena banjir tidak akan terjadi.

Namun, terdapat juga warga yang kurang memiliki niat untuk tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung. Mereka mengetahui bahwa membuang sampah ke Sungai Cikapundung akan merugikan orang lain, seperti membuat wilayah lain banjir, namun seringkali mereka membuang sampah rumah tangga, seperti cangkang telur, ikan busuk, atau popok bayi. Apabila sampah-sampah tersebut tidak dibuang ke sungai dan menunggu petugas kebersihan datang, maka akan menimbulkan kerugian berupa bau busuk dan kotor. Mereka mengetahui bahwa hal tersebut juga merupakan perilaku yang buruk karena akan menimbulkan banjir di wilayah lain tetapi mereka tidak memiliki pilihan lain.

Determinan kedua adalah subjective norms yang merupakan persepsi individu tentang tekanan dari lingkungan untuk menampilkan dan tidak menampilkan perilaku secara sadar. Walikota Bandung dan Ketua RW menjadi pihak yang penting untuk memantau kebersihan Sungai Cikapundung. Pada kenyataannya peran yang dirasakan oleh warga pun berbeda. Ketua RW merasa sudah menyediakan fasilitas kebersihan, seperti tempat sampah dan petugas kebersihan sebagai bentuk tuntutan agar warga tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung, namun masih terdapat warga yang menganggap bahwa Ketua RW di wilayahnya tidak menyediakan fasilitas tersebut sehingga mereka masih membuang sampah ke Sungai Cikapundung. Di sisi lain, terdapat warga yang menganggap bahwa Ketua RW di


(16)

Universitas Kristen Maranatha wilayahnya sangat menuntut warganya untuk tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung sehingga Ketua RW menyediakan tempat pembuangan sampah dan petugas kebersihan yang rutin mengambil sampah 1-2 hari sekali. Selain itu, Ketua RW juga terkadang menegur secara langsung warga yang terlihat membuang sampah ke Sungai. Berdasarkan informasi dari salah satu warga yang pernah ditegur, hal tersebut terkadang tidak membuatnya jera sehingga ia mengulangi perilaku tersebut apabila tidak ada yang melihat.

Selain Ketua RW, Walikota Bandung juga memiliki peran penting untuk menghimbau warga agar tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung. Namun, masih terdapat warga yang menganggap bahwa Walikota jarang mendatangi wilayah mereka untuk menghimbau secara langsung agar warga tidak membuang sampah ke sungai. Di lain sisi, terdapat juga warga yang menganggap bahwa walikota sangat memerhatikan mereka dengan memberikan pengarahan secara langsung untuk tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung.

Determinan ketiga adalah perceived behavioral control yang merupakan persepsi mengenai kemampuan dirinya untuk menampilkan perilaku tertentu. Beberapa warga yang telah memiliki niat untuk tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung mengatakan bahwa perilaku tersebut merupakan perilaku yang mudah dilakukan dan merasa bahwa perilaku tersebut ada di dalam kendali mereka. Di sisi lain, masih terdapat warga yang menganggap bahwa perilaku tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung merupakan perilaku yang sulit dilakukan sehingga warga masih belum mampu untuk tidak membuang sampah ke sungai. Pada wilayah tertentu, sulitnya menampilkan perilaku tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung dikarenakan kurangnya fasilitas kebersihan, seperti adanya tempat sampah atau petugas kebersihan yang rutin mengambil sampah rumah tangga.

Melalui fenomena yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran determinan-determinan intention untuk tidak membuang sampah ke


(17)

7

Sungai Cikapundung pada warga Kelurahan “X” di bantaran Sungai Cikapundung Kota Bandung.

1.2. Identifikasi Masalah

Dari penelitian ini ingin diketahui bagaimana gambaran determinan-determinan

intention untuk tidak membuang sampah ke sungai pada warga Kelurahan “X” di bantaran

Sungai Cikapundung Kota Bandung.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran dan data mengenai determinan-determinan intention untuk tidak membuang sampah ke sungai pada warga

Kelurahan “X” di bantaran Sungai Cikapundung Kota Bandung.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran determinan-determinan

intention untuk tidak membuang sampah ke sungai pada warga Kelurahan “X” di bantaran

Sungai Cikapundung Kota Bandung. Gambaran yang dimaksud adalah mengenai seberapa besar korelasi antar determinan-determinan intention dan seberapa besar pengaruh determinan-determinan intention terhadap intention untuk tidak membuang sampah ke sungai


(18)

Universitas Kristen Maranatha 1.4.Kegunaan Penelitian

1.4.1. Kegunaan Teoretis

 Memberikan informasi bagi peneliti lain mengenai korelasi antar determinan-determinan

intention dan pengaruh determinan-determinan intention terhadap intention untuk tidak membuang sampah ke sungai pada warga Kelurahan “X” di bantaran Sungai Cikapundung Kota Bandung yang berguna sebagai masukan bagi bidang ilmu psikologi sosial, khususnya mengenai Teori Planned Behavior.

 Memberikan masukan bagi peneliti lain yang berminat melakukan penelitian lanjutan mengenai determinan-determinan intention untuk tidak membuang sampah ke sungai.

1.4.2. Kegunaan Praktis

Memberikan informasi kepada Ketua RW mengenai determinan-determinan intention untuk tidak membuang sampah ke sungai pada warga Kelurahan “X” di bantaran Sungai Cikapundung Kota Bandung agar dapat merancang program yang lebih efektif dalam mencegah perilaku membuang sampah ke sungai.

 Memberikan informasi kepada warga Kelurahan “X” di bantaran sungai Kota Bandung

mengenai determinan-determinan intention untuk tidak membuang sampah ke sungai agar menjadi renungan bagi warga dalam mengontrol perilaku membuang sampah ke sungai.

1.5. Kerangka Pemikiran

Kelurahan “X” Kota Bandung merupakan wilayah dengan pemukiman yang padat dan

dilalui oleh Sungai Cikapundung. Terdapat beberapa RW di Kelurahan “X” yang warganya tinggal di bantaran Sungai Cikapundung, seperti RW 6,7,10,11,12,13,15,16, dan 18. Letak pemukiman warga yang berbatasan langsung dengan sungai memungkinkan warga untuk


(19)

9

lebih mudah membuang sampah ke Sungai Cikapundung. Berdasarkan wawancara dan observasi terhadap warga, masih ada warga, khususnya warga di bantaran Sungai Cikapundung yang membuang sampah rumah tangga ke Sungai Cikapundung. Oleh karena itu, dibutuhkan niat yang kuat dalam diri warga untuk tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung karena niat akan mengawali suatu perilaku. Niat atau intention adalah kemungkinan seseorang akan menampilkan dsuatu perilaku (Fishbein & Ajzen,1975 dalam Huda, Nurul dkk, 2012). Dalam penelitian ini, intention untuk tidak membuang sampah ke sungai pada warga merupakan penentu utama dalam perilaku tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung.

Intention memiliki tiga determinan yang berpengaruh dalam pembentukan intention,

yaitu attitude toward the behavior, subjective norms, dan perceived behavioral control (Ajzen, 2005). Attitude toward the behavior adalah evaluasi positif atau negatif individu dalam menampilkan perilaku tertentu. Apabila warga Kelurahan “X” di bantaran Sungai Cikapundung Kota Bandung mengevaluasi bahwa perilaku tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung merupakan perilaku yang baik, bermanfaat, penting, wajar, menguntungkan, dan bertanggungjawab, misalnya perilaku tersebut membuat lingkungan menjadi bersih dan tidak membuat banjir di Bandung Selatan, maka warga akan memiliki intention yang kuat untuk tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung. Apabila warga

Kelurahan “X” di bantaran Sungai Cikapundung Kota Bandung mengevaluasi bahwa perilaku

tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung merupakan perilaku yang buruk, percuma, sepele, tidak wajar, merugikan, tidak bertanggungjawab, misalnya perilaku tersebut akan membuat sampah di rumahnya menumpuk dan tetap membuat banjir di Bandung Selatan, maka warga akan memiliki intention yang lemah untuk tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung.


(20)

Universitas Kristen Maranatha Determinan yang kedua adalah subjective norms yang merupakan penghayatan individu tentang tekanan dari lingkungan (orang-orang yang signifikan) untuk menampilkan atau tidak menampilkan perilaku tertentu secara sadar. Jika warga Kelurahan “X” di bantaran Sungai Cikapundung Kota Bandung memiliki penghayatan bahwa orang-orang yang signifikan, dalam hal ini adalah Walikota Bandung dan Ketua RW memberikan tekanan dengan cara mendesak, menuntut, mewajibkan, mendukung, mengharuskan, dan mengharapkan warga untuk tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung secara sadar, maka warga akan memiliki intention yang kuat untuk tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung. Sebaliknya, apabila warga memiliki penghayatan bahwa orang-orang yang signifikan, dalam hal ini adalah Walikota Bandung dan Ketua RW membebaskan, menghalangi, mengabaikan, menghambat, atau melarang warga untuk tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung secara sadar, maka warga akan memiliki intention yang lemah untuk tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung.

Determinan ketiga adalah perceived behavioral control, yaitu penghayatan mengenai kemampuan dirinya untuk menampilkan perilaku tertentu. Apabila warga Kelurahan “X” di bantaran Sungai Cikapundung Kota Bandung memiliki penghayatan bahwa dirinya mungkin, mampu, yakin, serta menghayati bahwa perilaku tersebut mudah dilakukan, tergantung pada diri sendiri, dan berada di dalam kendali, maka hal tersebut akan membuat intention untuk tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung menjadi kuat. Apabila warga Kelurahan “X” di bantaran Sungai Cikapundung Kota Bandung memiliki penghayatan bahwa dirinya mustahil, sulit, tidak mampu, ragu, serta menghayati bahwa perilaku tersebut tidak tergantung pada diri sendiri dan berada di luar kendali, maka hal tersebut akan membuat intention untuk tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung menjadi lemah.

Ketiga determinan intention saling berkorelasi satu sama lain. Attitude toward the


(21)

11

positif maupun negatif (Ajzen, 2005). Determinan attitude toward the behavior memiliki korelasi dengan determinan subjective norms. Bila warga memiliki evaluasi positif bahwa menampilkan perilaku tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung adalah perilaku yang baik, bermanfaat, penting, wajar, menguntungkan, dan bertanggungjawab, warga juga akan memiliki penghayatan bahwa terdapat tuntutan Walikota Bandung dan Ketua RW untuk tidak membuang sampah ke sungai. Jika warga memiliki korelasi yang negatif antara determinan

attitude toward the behavior dan determinan subjective norms, yaitu bila warga memiliki

evaluasi positif bahwa menampilkan perilaku tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung adalah perilaku yang baik, bermanfaat, penting, wajar, menguntungkan, dan bertanggungjawab, warga juga akan memiliki penghayatan bahwa tidak terdapat tuntutan Walikota Bandung dan Ketua RW untuk tidak membuang sampah ke sungai.

Determinan subjective norms dan perceived behavioral control juga dapat berkorelasi secara positif maupun negatif. Bila warga menghayati bahwa terdapat tuntutan dari Walikota Bandung dan Ketua RW untuk tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung, maka warga juga akan menghayati bahwa dirinya mungkin, mudah, mampu, yakin, serta perilaku tersebut tergantung pada diri sendiri dan berada di dalam kendali untuk menampilkan perilaku tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung. Jika warga memiliki korelasi yang negatif antara

subjective norms dan perceived behavioral control, yaitu bila warga menghayati bahwa

terdapat tuntutan dari Walikota Bandung dan Ketua RW untuk tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung, maka warga dapat menghayati bahwa dirinya mustahil, sulit, tidak mampu, ragu, serta menghayati bahwa perilaku tersebut tidak tergantung pada diri sendiri dan berada di luar kendali untuk menampilkan perilaku tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung.

Determinan perceived behavioral control dan attitude toward the behavior dapat berkorelasi secara positif maupun negatif. Bila warga menghayati bahwa dirinya mungkin,


(22)

Universitas Kristen Maranatha mudah, mampu, yakin, serta menghayati bahwa perilaku tersebut tergantung pada diri sendiri dan berada di dalam kendali untuk menampilkan perilaku tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung, maka warga akan memiliki evaluasi positif bahwa perilaku tidak membuang sampah ke sungai merupakan perilaku yang baik, bermanfaat, penting, wajar atau, menguntungkan, dan bertanggungjawab. Jika warga memiliki korelasi yang negatif antara

perceived behavioral control dan attitude toward the behavior, yaitu bila warga menghayati

bahwa dirinya mungkin, mudah, mampu, yakin, serta menghayati bahwa perilaku tersebut tergantung pada diri sendiri dan berada di dalam kendali untuk menampilkan perilaku tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung, warga dapat mengevaluasi bahwa perilaku tidak membuang sampah ke sungai merupakan perilaku yang buruk, percuma, sepele, tidak wajar, merugikan, dan tidak bertanggungjawab untuk dilakukan.

Selain ketiga determinan intention tersebut berkorelasi satu sama lain, ketiga determinan intention tersebut dapat memberikan pengaruh pada terbentuknya intention untuk tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung. Ketiga determinan tersebut dapat sama-sama kuat memengaruhi intention atau dapat salah satu saja yang kuat dalam memengaruhi

intention, tergantung pada determinan apa yang dianggap paling penting oleh warga

Kelurahan “X” di bantaran Sungai Cikapundung Kota Bandung. Hal ini dapat diketahui melalui determinan apa yang memberikan pengaruh paling signifikan. Sebagai contoh, apabila warga menganggap bahwa subjective norms adalah determinan paling penting, maka tuntutan dari Walikota Bandung dan Ketua RW untuk tidak membuang sampah ke sungai lebih memengaruhi intention untuk tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung dibandingkan evaluasi positif warga tentang perilaku tidak membuang sampah ke sungai dan penghayatan tentang kemampuan dirinya untuk tidak membuang sampah ke sungai. Artinya, walaupun attitude toward the behavior dan perceived behavioral control warga adalah negatif, sedangkan subjective norms warga adalah positif, maka warga akan memiliki


(23)

13

intention yang kuat karena subjective norms adalah determinan yang dianggap paling penting.

Sebaliknya, walaupun warga memiliki subjective norms yang negatif, namun kedua determinan lain adalah positif, maka intention untuk tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung pada warga akan tetap lemah karena determinan subjective norms yang bernilai negatif memberikan pengaruh paling kuat terhadap intention.

Intention individu untuk memunculkan suatu perilaku akan semakin kuat apabila attitude toward the behavior, subjective norms dan perceived behavioral control mereka

positif. Warga yang mengevaluasi secara positif perilaku tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung dan penghayatan adanya tuntutan tidak membuang sampah ke sungai dari Walikota Bandung dan Ketua RW, serta penghayatan bahwa warga mampu untuk tidak membuang sampah membuat intention untuk tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung menjadi kuat.

Apabila attitude toward the behavior, subjective norms dan perceived behavioral

control negatif, maka intention untuk tidak membuang sampah ke sungai pada warga Kelurahan “X” di bantaran Sungai Cikapundung Kota Bandung menjadi lemah. Hal ini dikarenakan warga mengevaluasi secara negatif perilaku tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung dan memiliki penghayatan tidak adanya tuntutan untuk tidak membuang sampah ke sungai dari Walikota Bandung dan Ketua RW, serta penghayatan bahwa warga belum mampu untuk tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung.

Pengaruh dari ketiga determinan tersebut akan memengaruhi kuat atau lemahnya

intention untuk tidak membuang sampah ke sungai pada warga Kelurahan “X” di bantaran Sungai Cikapundung Kota Bandung. Skema kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:


(24)

Universitas Kristen Maranatha Bagan 1.1 Kerangka Pemikiran

1.6. Asumsi Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, peneliti memiliki asumsi sebagai berikut:

1) Warga Kelurahan “X” di bantaran sungai Cikapundung Kota Bandung memiliki derajat

intention yang berbeda-beda untuk tidak membuang sampah ke sungai.

2) Ketiga determinan intention, yaitu attitude toward the behavior, subjective norms, dan

perceived behavioral control saling berkorelasi satu sama lain.

3) Ketiga determinan intention, yaitu attitude toward the behavior, subjective norms, dan

perceived behavioral control memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap intention

untuk tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung.

1.7. Hipotesis Penelitian

1) Terdapat korelasi antara attitude toward the behavior dan subjective norms untuk tidak membuang sampah ke sungai pada warga Kelurahan “X” di bantaran Sungai Cikapundung Kota Bandung.

Warga Kelurahan “X” di bantaran

Sungai Cikapundung Kota Bandung

Attitude toward the

behavior

Subjective norms

Perceived behavioral

control

Intention untuk

tidak membuang sampah ke Sungai


(25)

15

2) Terdapat korelasi antara subjective norms dan perceived behavioral control untuk tidak membuang sampah ke sungai pada warga Kelurahan “X” di bantaran Sungai Cikapundung Kota Bandung.

3) Terdapat korelasi antara perceived behavioral control dan attitude toward the behavior untuk tidak membuang sampah ke sungai pada warga Kelurahan “X” di bantaran Sungai Cikapundung Kota Bandung.

4) Terdapat pengaruh dari attitude toward the behavior terhadap intention untuk tidak membuang sampah ke sungai pada warga Kelurahan “X” di bantaran Sungai Cikapundung Kota Bandung.

5) Terdapat pengaruh dari subjective norms terhadap intention untuk tidak membuang sampah ke sungai pada warga Kelurahan “X” di bantaran Sungai Cikapundung Kota Bandung.

6) Terdapat pengaruh dari perceived behavioral control terhadap intention untuk tidak membuang sampah ke sungai pada warga Kelurahan “X” di bantaran Sungai Cikapundung Kota Bandung.


(26)

53 Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai determinan-determinan intention untuk tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung pada warga Kelurahan “X” di bantaran Sungai Cikapundung Kota Bandung, dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi yang moderat antara determinan attitude toward the behavior dengan determinan subjective norms, antara determinan subjective norms dengan determinan perceived behavioral control, dan antara determinan perceived behavioral control dengan determinan attitude toward the behavior.

Selain itu, dapat disimpulkan juga bahwa determinan yang paling berpengaruh terhadap intention responden untuk tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung adalah determinan perceived behavioral control. Artinya, penghayatan warga bahwa dirinya memiliki kemampuan, berupa mungkin atau mustahil, mudah atau sulit, mampu atau tidak mampu, yakin atau ragu, tergantung pada diri sendiri, di dalam atau di luar kendali paling berpengaruh secara signifikan terhadap intention warga untuk menampilkan perilaku tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai determinan-determinan intention untuk tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung pada warga Kelurahan “X” di bantaran Sungai Cikapundung Kota Bandung, peneliti memberikan saran sebagai berikut:

5.2.1 Saran Teoretis

Secara teoretis, saran yang dapat diberikan untuk peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut adalah mengenai pengaruh perceived behavioral control terhadap


(27)

54

intention untuk tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung dan perilaku yang

ditampilkan oleh warga

5.2.2 Saran Praktis

1) Bagi Ketua RW agar dapat lebih meyakinkan warga bahwa mereka mampu untuk tidak

membuang sampah ke Sungai Cikapundung mengingat 56.25% responden (lampiran C.2.3) sudah memiliki intention yang kuat untuk tidak membuang sampah ke sungai dan 54.69% (lampiran C.2.4) responden sudah memiliki perceived behavioral

control yang positif. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan sosialisasi secara

langsung dan lebih rutin pada warga. Sosialisasi ini dapat mengenai himbauan, bank sampah atau daur ulang sampah agar warga semakin yakin mengontrol perilaku mereka untuk tidak membuang sampah ke sungai. Sosialisasi juga dapat diiringi dengan memasang lebih banyak papan-papan mengenai perilaku membuang sampah ke Sungai Cikapundung, menyediakan lebih banyak tempat sampah dan petugas kebersihan untuk warganya.

2) Bagi warga agar dapat memanfaatkan dengan baik fasilitas-fasilitas yang telah tersedia maupun fasilitas yang disarankan pada poin 1 yang diberikan oleh Ketua RW dengan maksud warga dapat lebih mengontrol perilaku untuk tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung.


(28)

MEMBUANG SAMPAH KE SUNGAI

PADA

WARGA KELURAHAN “X”

DI BANTARAN SUNGAI CIKAPUNDUNG KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh sidang sarjana pada Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung

Oleh

INRI DIAHPITALOKA PRASASTI 1230137

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG


(29)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya lah sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha. Dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki, peneliti menyusun penelitian dengan judul “Determinan-Determinan Intention untuk Tidak Membuang Sampah Ke Sungai pada Warga Kelurahan “X” Di Bantaran Sungai Cikapundung Kota Bandung”.

Peneliti menyadari bahwa pembuatan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Dr. Irene P. Edwina, M.Si., Psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

2. Dr. Ria Wardani, M.Si., Psikolog selaku pembimbing utama yang telah memberikan arahan, bimbingan, dorongan, dan dukungan kepada peneliti.

3. Selly, M.Psi., Psikolog selaku pembimbing pendamping yang telah memberikan arahan, bimbingan, dorongan, dan dukungan kepada peneliti.

4. Ketua Rukun Warga 6,7,10,11,12,13,15, dan 16 di Kelurahan X” Kota Bandung yang telah membantu peneliti untuk menjaring informasi mengenai warga Kelurahan “X” yang tinggal di bantaran Sungai Cikapundung.

5. Seluruh warga Kelurahan “X” di RW 6,7,10,11,12,13,15, dan 16 yang telah berpartisipasi, memberikan data, serta meluangkan waktu sebagai responden dalam penelitian ini.

6. Raissa Hadiman, S.Psi. dan Agnes Cecilia, S.Psi. yang telah melakukan penelitian dengan variabel yang sama. Terima kasih telah meluangkan waktu untuk berdiskusi mengenai teori Planned Behavior yang sangat membantu peneliti dalam menyelesaikan penelitian.


(30)

vi menyelesaikan penelitian ini.

8. Mama, Nenden Rahmawati dan keluarga yang telah memberikan bantuan secara materi, moril, doa, dan dukungan kepada peneliti.

9. Aziza N. Rasyida, Tika Aftari, Fitri N. Mardyaningsih, Widy Taihuttu, Bennet A. Rarsina, A Ari yang telah membantu peneliti dalam menjaring informasi mengenai responden. 10.A Giri Tunggal Sadasa, Arina L. Dwiastuti, Effie F. Nurmala yang telah memberikan

keceriaan dan keyakinan kepada peneliti agar dapat menyelesaikan penelitian ini.

11.Martin Pamuwesa, Christine Mentari, Dian Kumala Dewi, Patricia Astrid, Erin, Jusliana Sianturi, Nisrina Khansa, Anggita Tamara, Aldaretha, Evandeo Adipatra, Edna A. Sitepu yang telah mendukung dan menjadi teman berbagi dalam proses pembuatan penelitian. 12.Seluruh mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha dan pihak-pihak

lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuan, saran dan dukungan kepada peneliti.

Peneliti menyadari bahwa dalam tugas akhir ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan peneliti. Oleh karena itu, peneliti menerima segala kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.

Akhir kata, peneliti mengharapkan tugas ini dapat bermanfaat bagi peneliti sendiri, pihak–pihak terkait, dan pembaca.

Bandung, November 2016


(31)

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, I. (1988). Attitudes, personality, and behavior. Chicago: Dorsey Press

Ajzen, I. (2005). Attitude, personality, and behavior second edition. New York: Two Penn Plaza.

Ajzen, I. (2006). Constructing a tpb Questionnaire: conceptual and methodological

considerations.

Feist, J. & Feist, G.J. (2010). Teori Kepribadian (Edisi Tujuh). Jakarta : Salemba Humanika. Fishbein & Ajzen. (1975). Belief, attitude, intention, and behavior: an introduction to theory

and research. Dalam Huda, Nurul dkk. (2012). Analysis of attitudes, subjective norms,

and behavioral control on muzzaki’s intention to pay zakah. International Journal of

Business and Social Science, 3, 271-278.

Friedenberg, Lisa. (1995). Psychological testing, design, analysis, and use. USA: University of North California.

Guilford, J. P. (1956). Fundanmental statistics in psychology and education. (3rd Ed.). Tokyo: Mc. Graw-Hill Kogakusha Company. Ltd.

Halimatusadiah, S, Arya, H. D., & Rina, M. (2012). Efektivitas kelembagaan partisipatoris di hulu daerah aliran Sungai Citarum. Jurnal Sosiologi Pedesaan,Vol. 6, No. 01, pp. 71-90.

Nazir, Moh. (2005). Metodologi penelitian. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Sarwono, Jonathan. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Siregar, Syofian. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Perbandingan

Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta: Kencana.

Subana, H. M. & Sudrajat. (2001). Dasar-dasar penelitian ilmiah. Bandung: CV Pustaka Setia.


(32)

56 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

(BKKBN) Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. (1998). Gerakan Keluarga

Berencana dan Keluarga Sejahtera. Jakarta: BKKBN.

Blacksmith Institute and Green Cross Switzerland. (2013). The worlds worst 2013: The top

ten toxic threat. (online).(http://www.worstpolluted.org/docs/TopTenThreats2013.pdf,

diakses 27 Septermber 2015).

Hidayat, S. S., Prasetya, P. H., Handayani, V., Savitri,. J., Azizah, E., Wardani, R., Rajagukguk, R. O., (2015). Panduan penulisan skripsi sarjana.Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Hadiman, Raissa. (2015). Kontribusi Determinan-Determinan Intention terhadap Derajat

Intention untuk Menjalani Proses Penyembuhan pada Penderita Pasca Stroke di Klinik Akupunktur "X" Bandung (Skripsi). Fakultas Psikologi Universitas Kristen

Maranatha: Bandung.

Rosada, D. (2005). Peraturan daerah kota bandung nomor 11 tahun 2005 tentang perubahan

atas peraturan daerah kota bandung nomor 03 tahun 2005 tentang penyelenggaraan ketertiban, kebersihan dan keindahan. Lembaran daerah kota bandung tahun 2005

nomor 11. Sekretaris Daerah Kota Bandung. Bandung.

Sugandi. (2012). Pemerintah: Pencemaran lingkungan semakin parah. (online). (http://www.klhsindonesia.org/main/readnews/pemerintah-pencemaran-lingkungan-semakin-parah, diakses 26 September 2015).

_______. (______). Aksi komunitas. (online). (http://citarum.org/info-citarum/agenda-kegiatan/aksi-komunitas/details/49-cikapundung-sabulang-bentor.html, diakses 26 September 2015).


(1)

54

Universitas Kristen Maranatha

intention untuk tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung dan perilaku yang

ditampilkan oleh warga

5.2.2 Saran Praktis

1) Bagi Ketua RW agar dapat lebih meyakinkan warga bahwa mereka mampu untuk tidak

membuang sampah ke Sungai Cikapundung mengingat 56.25% responden (lampiran C.2.3) sudah memiliki intention yang kuat untuk tidak membuang sampah ke sungai dan 54.69% (lampiran C.2.4) responden sudah memiliki perceived behavioral

control yang positif. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan sosialisasi secara

langsung dan lebih rutin pada warga. Sosialisasi ini dapat mengenai himbauan, bank sampah atau daur ulang sampah agar warga semakin yakin mengontrol perilaku mereka untuk tidak membuang sampah ke sungai. Sosialisasi juga dapat diiringi dengan memasang lebih banyak papan-papan mengenai perilaku membuang sampah ke Sungai Cikapundung, menyediakan lebih banyak tempat sampah dan petugas kebersihan untuk warganya.

2) Bagi warga agar dapat memanfaatkan dengan baik fasilitas-fasilitas yang telah tersedia maupun fasilitas yang disarankan pada poin 1 yang diberikan oleh Ketua RW dengan maksud warga dapat lebih mengontrol perilaku untuk tidak membuang sampah ke Sungai Cikapundung.


(2)

DETERMINAN-DETERMINAN INTENTION UNTUK TIDAK

MEMBUANG SAMPAH KE SUNGAI

PADA

WARGA KELURAHAN “X”

DI BANTARAN SUNGAI CIKAPUNDUNG KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh sidang sarjana pada Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung

Oleh

INRI DIAHPITALOKA PRASASTI 1230137

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG


(3)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya lah sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha. Dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki, peneliti menyusun penelitian dengan judul “Determinan-Determinan Intention untuk Tidak Membuang Sampah Ke Sungai pada Warga Kelurahan “X” Di Bantaran Sungai Cikapundung Kota Bandung”.

Peneliti menyadari bahwa pembuatan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Dr. Irene P. Edwina, M.Si., Psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

2. Dr. Ria Wardani, M.Si., Psikolog selaku pembimbing utama yang telah memberikan arahan, bimbingan, dorongan, dan dukungan kepada peneliti.

3. Selly, M.Psi., Psikolog selaku pembimbing pendamping yang telah memberikan arahan, bimbingan, dorongan, dan dukungan kepada peneliti.

4. Ketua Rukun Warga 6,7,10,11,12,13,15, dan 16 di Kelurahan X” Kota Bandung yang

telah membantu peneliti untuk menjaring informasi mengenai warga Kelurahan “X” yang

tinggal di bantaran Sungai Cikapundung.

5. Seluruh warga Kelurahan “X” di RW 6,7,10,11,12,13,15, dan 16 yang telah berpartisipasi, memberikan data, serta meluangkan waktu sebagai responden dalam penelitian ini.

6. Raissa Hadiman, S.Psi. dan Agnes Cecilia, S.Psi. yang telah melakukan penelitian dengan variabel yang sama. Terima kasih telah meluangkan waktu untuk berdiskusi mengenai teori Planned Behavior yang sangat membantu peneliti dalam menyelesaikan penelitian.


(4)

vi

7. Almarhum Ayahanda, Wahyudi Wangsadibrata yang selalu menjadi motivasi dalam menyelesaikan penelitian ini.

8. Mama, Nenden Rahmawati dan keluarga yang telah memberikan bantuan secara materi, moril, doa, dan dukungan kepada peneliti.

9. Aziza N. Rasyida, Tika Aftari, Fitri N. Mardyaningsih, Widy Taihuttu, Bennet A. Rarsina, A Ari yang telah membantu peneliti dalam menjaring informasi mengenai responden. 10.A Giri Tunggal Sadasa, Arina L. Dwiastuti, Effie F. Nurmala yang telah memberikan

keceriaan dan keyakinan kepada peneliti agar dapat menyelesaikan penelitian ini.

11.Martin Pamuwesa, Christine Mentari, Dian Kumala Dewi, Patricia Astrid, Erin, Jusliana Sianturi, Nisrina Khansa, Anggita Tamara, Aldaretha, Evandeo Adipatra, Edna A. Sitepu yang telah mendukung dan menjadi teman berbagi dalam proses pembuatan penelitian. 12.Seluruh mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha dan pihak-pihak

lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuan, saran dan dukungan kepada peneliti.

Peneliti menyadari bahwa dalam tugas akhir ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan peneliti. Oleh karena itu, peneliti menerima segala kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.

Akhir kata, peneliti mengharapkan tugas ini dapat bermanfaat bagi peneliti sendiri, pihak–pihak terkait, dan pembaca.

Bandung, November 2016


(5)

55 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, I. (1988). Attitudes, personality, and behavior. Chicago: Dorsey Press

Ajzen, I. (2005). Attitude, personality, and behavior second edition. New York: Two Penn Plaza.

Ajzen, I. (2006). Constructing a tpb Questionnaire: conceptual and methodological

considerations.

Feist, J. & Feist, G.J. (2010). Teori Kepribadian (Edisi Tujuh). Jakarta : Salemba Humanika. Fishbein & Ajzen. (1975). Belief, attitude, intention, and behavior: an introduction to theory

and research. Dalam Huda, Nurul dkk. (2012). Analysis of attitudes, subjective norms, and behavioral control on muzzaki’s intention to pay zakah. International Journal of

Business and Social Science, 3, 271-278.

Friedenberg, Lisa. (1995). Psychological testing, design, analysis, and use. USA: University of North California.

Guilford, J. P. (1956). Fundanmental statistics in psychology and education. (3rd Ed.). Tokyo: Mc. Graw-Hill Kogakusha Company. Ltd.

Halimatusadiah, S, Arya, H. D., & Rina, M. (2012). Efektivitas kelembagaan partisipatoris di hulu daerah aliran Sungai Citarum. Jurnal Sosiologi Pedesaan,Vol. 6, No. 01, pp. 71-90.

Nazir, Moh. (2005). Metodologi penelitian. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Sarwono, Jonathan. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Siregar, Syofian. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Perbandingan

Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta: Kencana.

Subana, H. M. & Sudrajat. (2001). Dasar-dasar penelitian ilmiah. Bandung: CV Pustaka Setia.


(6)

56 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN

(BKKBN) Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. (1998). Gerakan Keluarga

Berencana dan Keluarga Sejahtera. Jakarta: BKKBN.

Blacksmith Institute and Green Cross Switzerland. (2013). The worlds worst 2013: The top

ten toxic threat. (online).(http://www.worstpolluted.org/docs/TopTenThreats2013.pdf,

diakses 27 Septermber 2015).

Hidayat, S. S., Prasetya, P. H., Handayani, V., Savitri,. J., Azizah, E., Wardani, R., Rajagukguk, R. O., (2015). Panduan penulisan skripsi sarjana.Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Hadiman, Raissa. (2015). Kontribusi Determinan-Determinan Intention terhadap Derajat

Intention untuk Menjalani Proses Penyembuhan pada Penderita Pasca Stroke di Klinik Akupunktur "X" Bandung (Skripsi). Fakultas Psikologi Universitas Kristen

Maranatha: Bandung.

Rosada, D. (2005). Peraturan daerah kota bandung nomor 11 tahun 2005 tentang perubahan

atas peraturan daerah kota bandung nomor 03 tahun 2005 tentang penyelenggaraan ketertiban, kebersihan dan keindahan. Lembaran daerah kota bandung tahun 2005

nomor 11. Sekretaris Daerah Kota Bandung. Bandung.

Sugandi. (2012). Pemerintah: Pencemaran lingkungan semakin parah. (online). (http://www.klhsindonesia.org/main/readnews/pemerintah-pencemaran-lingkungan-semakin-parah, diakses 26 September 2015).

_______. (______). Aksi komunitas. (online). (http://citarum.org/info-citarum/agenda-kegiatan/aksi-komunitas/details/49-cikapundung-sabulang-bentor.html, diakses 26 September 2015).