dihapus; c. sebesar 2 dua persen dari jumlah bruto atas:

199 Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 71983 STDD No. 362008 198 Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 71983 STDD No. 172000 Pasal 23 1 Atas penghasilan tersebut di bawah ini dengan nama dan dalam bentuk apapun yang dibayarkan atau terutang oleh badan pemerintah, Subjek Pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap, dipotong pajak oleh pihak yang wajib membayarkan : a. sebesar 15 lima belas persen dari jumlah bruto atas : 1 dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 1 huruf g; 2 bunga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 1 huruf f; 3 royalti; 4 hadiah dan penghargaan selain yang telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat 1 huruf e; b. sebesar 15 lima belas persen dari jumlah bruto dan bersifat inal atas bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi; c. sebesar 15 lima belas persen dari perkiraan penghasilan neto atas : 1 sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta; 2 imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21. Pasal 23 1 Atas penghasilan tersebut di bawah ini dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap, dipotong pajak oleh pihak yang wajib membayarkan: a. sebesar 15 lima belas persen dari jumlah bruto atas: 1. dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 1 huruf g; 2. bunga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 1 huruf f;

3. royalti; dan 4. hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah

dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat 1 huruf e;

b. dihapus; c. sebesar 2 dua persen dari jumlah bruto atas:

1. sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta yang telah dikenai Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 2; dan 2. imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah dipotong Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21. 1a Dalam hal Wajib Pajak yang menerima atau memperoleh penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 100 seratus persen daripada tarif sebagaimana dimaksud pada ayat 1. Ayat 2 Cukup jelas. Ayat 3 Kepemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak dapat dibuktikan oleh Wajib Pajak, antara lain, dengan cara menunjukkan kartu Nomor Pokok Wajib Pajak. 201 Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 71983 STDD No. 362008 200 Susunan Dalam Satu Naskah UU No. 71983 STDD No. 172000 2 Besarnya perkiraan penghasilan neto dan jenis jasa lain sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf c ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak. 3 Orang pribadi sebagai Wajib Pajak dalam negeri dapat ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak untuk memotong pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat 1. 4 Pemotongan pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 tidak dilakukan atas : a. penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank; b. sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa guna usaha dengan hak opsi; c. dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 3 huruf f; d. bunga obligasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 3 huruf j; e. bagian laba sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 3 huruf i; f. sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya; g. bunga simpanan yang tidak melebihi batas yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya. 2 Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis jasa lain sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf c angka 2 diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan. 3 Orang pribadi sebagai Wajib Pajak dalam negeri dapat ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak untuk memotong pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 1. 4 Pemotongan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak dilakukan atas: a. penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank; b. sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa guna usaha dengan hak opsi; c. dividen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 3 huruf f dan dividen yang diterima oleh orang pribadi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat 2c;

d. dihapus; e. bagian laba sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat 3 huruf i;