Matriks Persandingan 3 versi RUU tentang

PERSANDINGAN
DRAFT RUU MASYARAKAT HUKUM (VERSI AMAN TAHUN 2016), RUU MASYARAKAT HUKUM ADAT (VERSI DPR
TAHUN 2018), DAN RUU PELINDUNGAN HAK MASYARAKAT ADAT(VERSI DPD TAHUN 2018)

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT


(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

1.
2.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

3.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,


PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

4.
5.

Menimbang:

Negara
Kesatuan
Republik
Negara
mengakui, a. bahwa Negara mengakui dan a. bahwa
menghormati kesatuan-kesatuan
Indonesia mengakui dan melindungi hak
menghormati
dan
melindungi
Masyarakat Hukum Adat beserta
tradisional

dan/atau
hak
asal-usul
masyarakat adat, wilayah adat,
hak-hak tradisionalnya sepanjang
masyarakat adat, tidak terkecuali hakhukum adat serta hak-haknya
masih hidup dan sesuai dengan
hak dalam konteks pemerintahan daerah,
yang merupakan salah satu unsur
perkembangan masyarakat dan
hak asasi manusia, dan kebudayaan
pembentuk
Negara
Kesatuan
prinsip Negara Kesatuan Republik
guna mewujudkan masyarakat adil dan
Republik Indonesia, sebagai bagian
Indonesia;
makmur sebagaimana dimaksud dalam
dari

pemenuhan
hak
asasi
Undang-Undang Dasar Negara Republik
masyarakat adat dalam rangka
Indonesia Tahun 1945;
mencapai
kesejahteraan

a. bahwa

1

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI


MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

masyarakat adat;
6.

b. bahwa pengakuan, penghormatan, b.

7.


c. bahwa

dan
perlindungan
hak-hak
masyarakat adat harus dilakukan
untuk
mencapai
cita-cita
kehidupan
berbangsa
dan
bernegara, memperkuat Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan
mensejahterakan masyarakat adat;

bahwa Masyarakat Hukum Adat
selama ini belum diakui dan
dilindungi secara optimal dalam

melaksanakan hak pengelolaan
yang bersifat komunal, baik hak
atas tanah, wilayah, budaya, dan
sumber daya alam yang diperoleh
secara turun-temurun, maupun
yang
diperoleh
melalui
mekanisme
lain
yang
sah
menurut hukum adat setempat;

belum
optimalnya
pengakuan
dan c. bahwa
pengakuan dan pelindungan hak
perlindungan

hak
Masyarakat
Masyarakat Hukum Adat yang
Adat dalam peraturan perundangbersifat komunal mengakibatkan
undangan saat ini belum diatur
tidak tercapainya kesejahteraan
secara
komprehensif
sehingga
bagi Masyarakat Hukum Adat dan
untuk itu diperlukan sebuah
munculnya konflik di Masyarakat
Undang-Undang tersendiri;
Hukum
Adat
sehingga

b. bahwa

pelindungan hak masyarakat

adat oleh negara sebagaimana dimaksud
dalam huruf a belum optimal dan belum
memberikan kesejahteraan sehingga
masyarakat
adat
belum
dapat
menikmati manfaat secara optimal dari
hak
yang
dikuasainya
secara
berkeadilan sosial serta memunculkan
konflik
sosial
dan
menimbulkan
ancaman bagi stabilitas keamanan
nasional;


c. bahwa
pengaturan
mengenai
pelindungan hak masyarakat adat dalam
peraturan perundang-undangan masih
terdapat
kekurangan
dan
belum
menampung perkembangan kebutuhan
hukum dari masyarakat adat yang ada;

2

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG


SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

menimbulkan ancaman stabilitas
keamanan nasional;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan d. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana
dimaksud
dalam
sebagaimana
dimaksud
dalam
huruf a, huruf b dan huruf c perlu
huruf a, huruf b, dan huruf c,
membentuk
Undang-Undang
perlu membentuk Undang-Undang
tentang Masyarakat Hukum Adat;
tentang Masyarakat Adat;

8.

9.

RUU TENTANG

d. bahwa
berdasarkan
pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b, dan huruf c, perlu membentuk
Undang-Undang tentang Pelindungan
Hak Masyarakat Adat;

Mengingat:

10.

Pasal 18B ayat (2), Pasal 20, Pasal 21,
Pasal 28I ayat (3), dan Pasal 32 ayat
(1) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, dan
Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Nomor IX tahun 2001 tentang
Pembaruan Agraria dan Pengelolaan
Sumberdaya Alam;

Pasal 18B ayat (2), Pasal 20, Pasal 21,
dan Pasal 28I ayat (3), Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945;

Pasal 18B ayat (2), Pasal 20, Pasal 22D ayat
(1) dan ayat (2), Pasal 25A, Pasal 28I ayat
(3), Pasal 32, dan Pasal 33 ayat (3) dan ayat
(5) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;

11.

Dengan Persetujuan Bersama

Dengan Persetujuan Bersama

Dengan Persetujuan Bersama

12.

3

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA

REPUBLIK INDONESIA

14.

dan

dan

dan

15.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

16.

MEMUTUSKAN:

MEMUTUSKAN:

MEMUTUSKAN:

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

13.

Menetapkan :

17.

Menetapkan :

Menetapkan:

18.
19.

20.
21.

UNDANG-UNDANG TENTANG
MASYARAKAT ADAT

UNDANG-UNDANG TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT.

BAB I

BAB 1

UNDANG-UNDANG TENTANG
HAK MASYARAKAT ADAT.

PELINDUNGAN

KETENTUAN UMUM
BAB 1

4

NO

RUU TENTANG

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

22.

KETENTUAN UMUM

KETENTUAN UMUM

KETENTUAN UMUM

23.

Pasal 1

Pasal 1

Pasal 1

24.
25.

Dalam
Undang-Undang
dimaksud dengan:
1.

ini

yang

Dalam
Undang-Undang
dimaksud dengan:

Masyarakat adat yang terdiri 1.
dari Masyarakat hukum adat
dan
Masyarakat
tradisional
adalah subjek hukum yang
merupakan sekelompok orang,
yang
hidup
secara
turun
temurun di wilayah geografs
tertentu dan diikat oleh identitas
budaya, adanya ikatan pada
asal usul leluhur, hubungan
yang
kuat
dengan
tanah,
wilayah dan sumber daya alam
di wilayah adatnya, serta sistem

ini

yang

Masyarakat Hukum Adat adalah
sekelompok orang yang secara
turun temurun dalam bentuk
kesatuan ikatan asal usul leluhur
dan/atau
kesamaan
tempat
tinggal di wilayah geografs
tertentu,
identitas
budaya,
hukum adat yang masih ditaati,
hubungan yang kuat dengan
tanah dan lingkungan hidup,
serta
sistem
nilai
yang
menentukan pranata ekonomi,
politik, sosial, budaya, dan

Dalam Undang-Undang
dengan:

ini

yang

dimaksud

1. Pelindungan

adalah tindakan oleh
negara yang dilakukan dalam rangka
menjamin
Masyarakat
Adat
dapat
memenuhi hak asal-usul dan hak
kewarganegaraannya, termasuk upayaupaya pemajuan Hak Masyarakat Adat,
sehingga dapat hidup, tumbuh dan
berkembang, dan berpartisipasi sesuai
dengan
harkat
dan
martabat
kemanusiaannya.

5

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

nilai yang menentukan pranata
ekonomi, politik, sosial dan
hukum.

hukum.

26.

2.

Perlindungan adalah bentuk 2.
pelayanan yang wajib diberikan
oleh negara kepada Masyarakat
Adat dalam rangka menjamin
pemenuhan hak-hak mereka,
agar dapat hidup, tumbuh dan
berkembang,
berpartisipasi
sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaannya serta
bebas dari diskriminasi dan
kekerasan.

Pengakuan adalah pernyataan
tertulis yang diberikan oleh
Negara atas penerimaan dan
penghormatan
kepada
Masyarakat Hukum Adat beserta
seluruh hak dan identitas yang
melekat padanya.

2. Adat Istiadat adalah nilai dan aturan

27.

3.

Pemberdayaan adalah proses 3.
pembangunan Masyarakat Adat
melalui
berbagai
bentuk
penguatan dan pengembangan,
baik
atas
inisiatif
sendiri
maupun
difasilitasi
Negara

Pelindungan adalah upaya untuk
menjamin
dan
melindungi
Masyarakat Hukum Adat beserta
haknya agar dapat hidup tumbuh
dan berkembang sesuai dengan
harkat
dan
martabat
kemanusiaannya.

3. Masyarakat

yang menjadi pedoman berperilaku
suatu masyarakat dalam menghadapi
lingkungan
sosial
dan
lingkungan
alamnya, yang dibentuk melalui tradisi
dan diwariskan dari generasi ke generasi
berikutnya.

Adat adalah sekelompok
orang perseorangan yang hidup secara
turun temurun di wilayah geografs
tertentu dan diikat oleh identitas
budaya, hubungan yang kuat dengan
tanah, wilayah dan sumber daya alam di
wilayah adatnya, serta sistem nilai yang

6

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat adat
dan memperkuat ketahanan
Nasional.

28.

4. Hak adat adalah hak yang bersifat

asal usul dan/atau tradisional.

29.

5. Ulayat yang selanjutnya disebut

Wilayah
Adat
adalah
satu
kesatuan geografs dan sosial
yang dihuni dan dikelola oleh
Masyarakat
Adat
sebagai
penyangga
sumber-sumber

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

menentukan pranata ekonomi, politik,
sosial, dan hukum, baik yang diatur
melalui suatu lembaga adat yang
memiliki
otoritas
untuk
mengatur
warganya maupun tidak, sebagaimana
yang dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945.
4. Hak
Masyarakat
Adat
adalah
kewenangan Masyarakat Adat untuk
menguasai,
mengatur,
mengelola,
memanfaatkan, dan/atau mengawasi
seluruh objek dari hak asal usul dan
hak kewarganegaraan.

4. Pemberdayaan
adalah
upaya
terencana untuk memajukan dan
mengembangkan
pengetahuan,
sikap, keterampilan, perilaku,
kemampuan, kesadaran melalui
penetapan kebijakan, program,
kegiatan, dan pendampingan bagi
Masyarakat Hukum Adat.
5. Wilayah
Adat
adalah
satu 5. Hak Atas Identitas Budaya adalah
kewenangan Masyarakat Adat untuk
kesatuan wilayah berupa tanah,
menggunakan dan mengekspresikan
hutan, perairan, beserta sumber
berbagai unsur kebudayaan tertentu
daya alam yang terkandung di
yang dimilikinya, dan dapat dibedakan
dalamnya yang diperoleh secara
dengan berbagai unsur kebudayaan lain.
turun temurun dan memiliki

7

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

30.

31.

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

penghidupan
dan
diperoleh
secara turun temurun sebagai
titipan dari leluhurnya atau
melalui
kesepakatan
dengan
Masyarakat Adat lainnya.

batas-batas
tertentu,
yang
digunakan
untuk
memenuhi
kebutuhan hidup Masyarakat
Hukum Adat.

6. Hukum adat adalah seperangkat

6. Hak
Ulayat
adalah
hak
Masyarakat Hukum Adat yang
bersifat
komunal
untuk
menguasai, memanfaatkan, dan
melestarikan wilayah adatnya
beserta sumber daya alam di
atasnya sesuai dengan tata nilai
dan hukum adat yang berlaku.

6. Hak Ulayat atau Hak Wilayah Adat atau

disebut dengan nama lain adalah
kewenangan Masyarakat Adat untuk
menguasai,
mengatur,
mengelola,
memanfaatkan, dan mengawasi satu
kesatuan wilayah geografs dan sosial
yang berupa tanah, air, dan/atau
perairan beserta sumber daya alam
dengan batas-batas tertentu secara
turun-temurun.
Atas
Kekayaaan
Intelektual
7. Lembaga Adat adalah perangkat 7. Hukum Adat adalah seperangkat 7. Hak
Tradisional adalah Hak Masyarakat Adat
norma atau aturan, baik yang
organisasi yang tumbuh dan
atas kegiatan kreatif kemampuan daya
tertulis maupun tidak tertulis,
berkembang bersamaan dengan
pikir manusia berdasarkan nilai-nilai
yang hidup dan berlaku untuk
sejarah suatu Masyarakat Adat
yang hidup dan dipraktikkan oleh
mengatur kehidupan bersama
dengan kewenangan mengatur,
Masyarakat Adat yang diteruskan secara
Masyarakat Hukum Adat yang
mengurus, dan menyelesaikan
norma dan aturan yang tidak
tertulis
dalam
peraturan
perundang-undangan,
yang
hidup
dan
berlaku
untuk
mengatur kehidupan bersama
masyarakat adat.

8

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

32.

MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

berbagai permasalahan kehidupan
sesuai dengan hukum adat.

diwariskan
secara
turun
menurun, yang senantiasa ditaati
dan dihormati, serta mempunyai
sanksi.

8. Peradilan adat adalah mekanisme

8. Lembaga Adat adalah perangkat
yang
berwenang
mengatur,
mengurus, dan menyelesaikan
berbagai
permasalahan
kehidupan yang berdasarkan
pada adat istiadat dan Hukum
Adat,
yang
tumbuh
dan
berkembang bersamaan dengan
sejarah Masyarakat Hukum Adat.
9. Setiap
Orang
adalah
orang
perseorangan atau korporasi,
baik yang berbadan hukum
maupun yang tidak berbadan
hukum.

penyelesaian
pelanggaran
terhadap
hukum
adat
yang
diselenggarakan
oleh
lembaga
adat.

33.

RUU TENTANG

9. Pengetahuan tradisional adalah
pengetahuan
yang
bersumber
pada pengajaran, pengalaman dan
keterampilan turun temurun yang
dapat dipertanggungjawabkan dan
diterapkan sesuai norma yang
berlaku dalam Masyarakat Adat.

lisan atau tulisan dari generasi ke
generasi yang merupakan kepemilikan
kolektif
antara
lain
pengetahuan
tradisional, ekspresi budaya tradisional,
indikasi geografs, dan varietas lokal.
8. Hukum Adat adalah seperangkat norma
dan aturan yang tidak tertulis dalam
bentuk peraturan perundang-undangan,
yang hidup dan berlaku untuk mengatur
kehidupan Masyarakat Adat.

9. Lembaga

Adat
adalah
perangkat
organisasi
yang
tumbuh
dan
berkembang bersamaan dengan sejarah
suatu Masyarakat Adat yang memiliki
kewenangan untuk mengurus dan
mengatur
urusan
sosial
dan
pemerintahan, termasuk menyelesaikan
Sengketa Adat dan pelanggaran adat.

9

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

34.

10. Panitia Masyarakat Adat adalah

kelembagaan yang dibentuk pada
tingkat Provinsi dan Kabupaten/
Kota, bersifat sementara dengan
tugas melakukan indentifkasi,
verifkasi masyarakat
yang
berada
didalam
wilayah
administrasi
pemerintahan
tertentu.
35.

36.

11. Komisi Nasional Masyarakat Adat

adalah badan yang dibentuk oleh
Presiden di tingkat pusat yang
memastikan
adanya
proses
pengakuan, penghormatan, dan
perlindungan masyarakat adat;

12.

Identifkasi Masyarakat Adat
adalah proses penelitian tentang
keberadaan
keberadaan
masyarakat adat yang mengacu
pada kriteria-kriteria keberadaan

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

10. Pemerintah
Pusat
adalah 10. Pihak Lain adalah perseorangan atau
Presiden Republik Indonesia yang
badan hukum yang bukan anggota
memegang
kekuasaan
suatu Masyarakat Adat.
pemerintahan negara Republik
Indonesia yang dibantu oleh
Wakil Presiden dan menteri
sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
11. Pemerintah Daerah adalah kepala 11. Sengketa Adat adalah perkara yang
daerah
sebagai
unsur
timbul akibat pelanggaran Hukum Adat
penyelenggara
pemerintahan
yang terjadi dalam wilayah Masyarakat
daerah
yang
memimpin
Adat baik yang dilakukan oleh anggota
pelaksanaan
urusan
Masyarakat Adat atau Pihak Lain.
pemerintahan
yang
menjadi
kewenangan daerah otonom.
12. Menteri adalah menteri yang 12. Pendidikan Layanan Khusus adalah
menyelenggarakan pemerintahan
program
pendidikan
yang
di bidang urusan dalam negeri.
diselenggarakan
untuk
memenuhi
kebutuhan
khusus
kelompok
masyarakat tertentu.

10

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT

RUU TENTANG

(VERSI AMAN Tahun 2016)

MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

masyarakat adat;
37.

38.

Verifkasi
Masyarakat
Adat 13. Panitia Masyarakat Hukum Adat 13. Pemerintah Pusat adalah Presiden
adalah tim teknis yang dibentuk
Republik Indonesia yang memegang
adalah suatu proses pemeriksaan
oleh Pemerintah Pusat atau
kekuasaan
pemerintahan
negara
dan penilaian terhadap hasil
Pemerintah
Daerah
untuk
Republik Indonesia yang dibantu oleh
identifkasi
keberadaan
melakukan proses pengakuan
Wakil
Presiden
dan
menteri
masyarakat adat beserta hakMasyarakat Hukum Adat.
sebagaimana dimaksud dalam Undanghaknya.
Undang
Dasar
Negara
Republik
Indonesia Tahun 1945.
14. Pemerintah
Daerah
adalah
kepala
13. Pendaftaran Masyarakat Adat
daerah sebagai unsur penyelenggara
adalah suatu proses pencatatan
pemerintahan daerah yang memimpin
yang dilakukan oleh Pemerintah,
pelaksanaan urusan pemerintahan yang
Pemerintah Daerah Provinsi, dan
menjadi kewenangan daerah otonom.
Pemerintah
Kabupaten/Kota
13.

berdasarkan
kewenangannya
masing-masing,
mengenai
keberadaan masyarakat adat dan
hak-hak masyarakat adat di
wilayah kerjanya masing-masing;

39.

14. Penanganan

konflik

adalah

11

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

serangkaian
kegiatan
yang
dilakukan secara sistematis dan
terencana dalam situasi dan
peristiwa baik sebelum, pada
saat, maupun sesudah terjadi
konflik
yang
mencakup
pencegahan konflik, penghentian
konflik, dan pemulihan paska
konflik.
46.

16.

Sengketa
adalah
pertikaian
sebagai akibat dari pelanggaran
terhadap hukum adat

47.

17. Restitusi adalah ganti kerugian

yang diberikan oleh negara
dan/atau
pihak
lain
yang
bertanggungjawab
kepada
Masyarakat Adat selaku korban,
yang dapat berupa pengembalian
harta milik, pembayaran ganti
kerugian untuk kehilangan atau

12

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

penderitaan
dan/atau
penggantian
biaya
untuk
tindakan tertentu.
48.

18.

Rehabilitasi adalah pemulihan
harkat dan martabat Masyarakat
Adat
yang
menyangkut
kehormatan, nama baik, jabatan,
atau hak-hak lain.

49.

19.

Pemerintah
Daerah
adalah
Gubernur, Bupati, atau Walikota
dan perangkat daerah sebagai
unsur
penyelenggara
pemerintahan daerah.

50. Asas
51.

BAB II

52.

ASAS DAN TUJUAN

13

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

Pasal 2

Pasal 2

Pasal 2

53.
54.

Pengakuan dan perlindungan HAK
masyarakat adat berazaskan:

55.

a. Partisipasi

56.

b. Keadilan

57.

a.

58.

c. Kesetaraan atau tanpa diskriminasi

59.

d. Hak Azazi Manusia

60.

e. Hak Asasi Manusia

61.

b. Kepentingan umum

62.

g. Keselaran, dan

63.
64.

h. Keberlanjutan lingkungan

Transparansi

Pengakuan,
Pelindungan,
dan
Masyarakat Hukum Adat berasaskan:

Pelindungan
berasaskan:

a. partisipasi;

a. rekognisi;

b. keadilan;

b. keragaman;

c. kesetaraan dan tanpa diskriminasi;

c. kenusantaraan;

d. transparansi;

d. perdamaian;

e. kemanusiaan

e. keadilan;

f. kepentingan nasional

f. kesetaraan;

g. keselarasan; dan

g. ketertiban;

h. kelestarian dan keberlanjutan fungsi
lingkungan hidup.

h. kepastian hukum;

Hak

Masyarakat

Adat

i. kemanfaatan;
j. keberlanjutan;

14

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

65.
66.

k. kemandirian;
l. partisipasi; dan

67.

m. transparansi dan akuntabilitas.

68. Tujuan
Pasal 3

69.
70.

Pengakuan dan perlindungan hak
Masyarakat Adat bertujuan untuk:

71.

a.

72.

b. Memberikan

Melindungi Masyarakat Adat agar
dapat hidup aman, tumbuh, dan
berkembang sebagai kelompok
masyarakat sesuai dengan harkat
dan
martabat
kemanusiannya
serta bebas dari diskriminasi dan
kekerasan;
bagi

kepastian hukum
Masyarakat Adat dalam

Pasal 3

Pasal 3
Pengakuan,
Pelindungan,
dan
Pemberdayaan Masyarakat Hukum
Adat bertujuan untuk:
a. memberikan
kepastian
hukum
terhadap
kedudukan
dan
keberadaan
Masyarakat
Hukum
Adat agar dapat tumbuh dan
berkembang sesuai dengan harkat
dan martabat;

b. memberikan
jaminan
kepada
Masyarakat Hukum Adat dalam

Pelindungan
bertujuan:

Hak

Masyarakat

Adat

a. menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang kebhinekaan
tunggal ika;

b. memberikan kepastian hukum terhadap
Hak Masyarakat Adat yang ada agar

15

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

rangka menikmati haknya; dan

73.

c. Menjadi dasar bagi Pemerintah
dalam melaksanakan pemulihan
hak
Masyarakat
Adat,
pemberdayaan,
dan
penyelenggaraan program-program
pembangunan.

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

melaksanakan
haknya
sesuai
dengan tradisi dan adat istiadatnya;

d. memberikan ruang partisipasi dalam
aspek politik, ekonomi, pendidikan,
kesehatan, sosial, dan budaya;

74.

e. melestarikan
tradisi
dan
adat
istiadatnya sebagai kearifan lokal
dan
bagian
dari
kebudayaan
nasional; dan

75.

f. meningkatkan
ketahanan
budaya
sebagai
bagian
ketahanan nasional.

sosial
dari

Masyarakat Adat dapat tumbuh dan
berkembang sesuai dengan harkat dan
martabatnya
dalam
pembangunan
nasional;
c. memberikan jaminan kepada Masyarakat
Adat untuk mengelola haknya sesuai
dengan tradisi dan Adat Istiadat dan
Hukum Adatnya;

d. meningkatkan kondisi kehidupan dan
penghidupan Masyarakat Adat yang
harmonis, baik di bidang politik, ekonomi,
sosial, hukum, dan/atau budaya;
e. mengakui keberadaan Lembaga Adat
dalam
pengelolaan
tata
kehidupan
Masyarakat
Adat
sesuai
dengan
ketentuan adat yang berlaku yang tidak
bertentangan
dengan
sistem
ketatanegaraan Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar

16

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

76.
77.

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
f. melestarikan Adat Istiadat yang dimiliki
oleh Masyarakat Adat sebagai kearifan
lokal dan bagian dari budayanya; dan
g. menjadikan Pelindungan Hak Masyarakat
Adat sebagai upaya untuk menciptakan
ketahanan nasional dan solidaritas
kebangsaan.

78.
79. Ruang Lingkup

BAB II

80.

Ruang Lingkup

81.

Pasal 4

82.

83.
84.
85.

Pelindungan Hak Masyarakat Adat yang
diatur dalam Undang-Undang ini meliputi:
a. Hak Masyarakat Adat;
b. pemajuan Hak Masyarakat Adat;
c. kelembagaan;

17

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

d. partisipasi masyarakat;

86.

e. pengawasan; dan

87.

f.

88.

pendanaan.

89.
90. PENGAKUAN HAK
MASYARAKAT
ADAT

91.

BAB III
(menekankan jenis hak. Proses pengakuan
ada di bab tersendiri)

92.

HAK DAN KEWAJIBAN MASYARAKAT
ADAT
(Secara substansi mirip dengan
pengaturan pada BAB V versi DPR RI)

93.

Bagian Kesatu

BAB II
(menekankan proses pengakuan. Rincian
jenis hak ada dalam bab hak dan
kewajiban masyarakat hukum adat)

BAB III
(menekankan jenis hak, lingkupnya, dan
sekaligus proses pengakuannya)

PENGAKUAN
(Secara substnasi mirip dengan
pengaturan BAB V versi AMAN)

HAK MASYARAKAT ADAT

Bagian Kesatu

Bagian Kesatu

18

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

94.

Hak

95.

Paragraf 1

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

Umum

Umum

Hak atas Wilayah Adat dan
Sumberdaya Alam
96.
97.

Pasal 4

Pasal 4

Pasal 5

(1) Wilayah adat dan sumberdaya alam (1) Negara mengakui Masyarakat Hukum (1) Pemerintah wajib dan bertanggung jawab
menghormati, melindungi, menegakkan,
yang berada di dalamnya dapat
Adat
yang
masih
hidup
dan
dan memajukan Hak Masyarakat Adat
diperoleh secara turun temurun
berkembang di masyarakat sesuai
yang diatur dalam Undang-undang ini,
atau melalui kesepakatan dengan
dengan prinsip Negara Kesatuan
peraturan perundang-undangan lain, dan
Republik Indonesia.
pihak lain.

hukum internasional tentang hak asasi
manusia yang diterima oleh negara
Republik Indonesia.

98.

(2)

Masyarakat Adat berhak atas (2) Pengakuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan terhadap
wilayah adat dan memanfaatkan
Masyarakat
Hukum
Adat
yang
sumberdaya alam yang ada di
memenuhi
persyaratan
dan
melalui
dalam wilayah adat berdasarkan
tahapan yang ditentukan dalam
hukum adat.
undang-undang ini.

(2) Kewajiban
dan
tanggung
jawab
Pemerintah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), meliputi langkah implementasi
yang efektif dalam bidang hukum, politik,
ekonomi, sosial, budaya pertahanan
keamanan negara, dan bidang lain.

19

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

99.

(3) Pemanfaatan sumberdaya alam di
wilayah adat oleh pihak lain harus
melalui
persetujuan
bersama
Masyarakat
Adat
yang
memilikinya.

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)
(3) Hak

Mayarakat
Adat
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) antara lain:
a. Hak Atas Identitas Budaya;
b. hak
atas
penyelenggaraan
pemerintahan;
c. hak
untuk
berkembang/hak
pembangunan;
d. hak untuk berpartisipasi;
e. hak untuk menyelesaikan Sengketa
Adat;
f. hak lingkungan yang baik dan sehat;
g. Hak Ulayat/Hak Wilayah Adat dan
Hak Masyarakat Adat atas tanah;
h. hak untuk memutuskan berdasarkan
informasi awal dan tanpa paksaan;
i. hak untuk terbebas dari segala
tindakan yang diskriminatif dan
menjadi objek kekerasan;
j. Hak
Atas
Kekayaan
Intelektual
Tradisional;
k. hak atas spiritualitas;
l. hak melakukan sistem perkawinan
dan waris adat;
m. hak atas jaminan kesehatan;

20

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

100.

(4)

101.

(5) Masyarakat Adat berhak mendapat

Masyarakat
Adat
berhak
menentukan,
mengembangkan
prioritas, bentuk dan strategi
pembangunan di wilayah adatnya
secara
berkelanjutan
sesuai
dengan kearifan lokal dan inovasi
yang berkembang.
fasilitasi dan pemberdayaan dari
Pemerintah untuk mewujudkan
tujuan pengelolaan wilayah
adatnya.

102.

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

n. hak atas mata pencaharian/pekerjaan
tradisional; dan
o. hak atas Pendidikan Layanan Khusus
Masyarakat Adat.
(4) Hak Masyarakat Adat sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf c, huruf d,
huruf f, huruf h, huruf i, huruf l, huruf
m, dan huruf n diselenggarakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

(5) Hak Masyarakat Adat sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf c, huruf d,
huruf f, huruf h, huruf i, huruf l, huruf
m, dan huruf n diselenggarakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

(6) Masyarakat Adat yang karena
bencana alam atau pemindahan
secara paksa oleh pihak lain
berhak untuk kembali ke wilayah

21

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

Pasal 5

Bagian Kedua
Hak Atas Identitas Budaya
Pasal 6

adatnya.
103.
104.
105.

Pasal 5

sebagaimana
dimaksud (1) Masyarakat Adat berhak mendapatkan
atas wilayah adat dapat Pengakuan
pengakuan Hak Atas Identitas Budaya
dalam
Pasal
4
ayat
(2)
dilakukan
melalui
dimiliki secara komunal atau
yang dimilikinya.
perseorangan
sesuai
dengan tahapan:
a. identifkasi;
hukum adat yang berlaku.

(1) Hak

b. verifkasi;
c. validasi; dan
d. penetapan.

106.

107.

(2) Hak atas wilayah adat yang dimiliki
secara
komunal
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak dapat
dipindahtangankan kepada pihak
lain.

(2) Hak Atas Identitas Budaya sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) antara lain:
a. pandangan hidup;
b. Adat Istiadat;
c. bahasa; dan
d. kesenian.
(3) Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
sesuai
dengan
kewenangannya
menghormati,
melindungi
dan
melestarikan
identitas
budaya

22

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

Masyarakat Adat melalui:
a. memfasilitasi Masyarakat Adat agar
dapat
mengidentifkasi
identitas
budayanya;
b. mencatatkan
identitas
budaya
Masyarakat
Adat
dalam
sistem
informasi;
c. memajukan
identitas
budaya
Masyarakat Adat sesuai dengan
karakteristik
yang
dimiliki
oleh
Masyarakat Adat; dan
d. mempromosikan
identitas
budaya
Masyarakat Adat sebagai bagian dari
kebudayaan nasional
108.
109.

Paragraf 2
Hak atas Lingkungan Hidup

110.

Pasal 6

Pasal 6

Pasal 7

23

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

111.

(1) Masyarakat Adat berhak terlibat

(1) Dalam memberikan Pengakuan,

secara penuh dalam program
pembangunan yang dilaksanakan
oleh pemerintah sejak tahap
perencanaan, pelaksanaan sampai
dengan pengawasan.

Pemerintah Pusat melakukan
identifkasi terhadap Masyarakat
Hukum Adat yang masih tumbuh
dan berkembang dalam wilayah
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia.

112.

(2) Masyarakat Adat memiliki hak (2) Identifkasi terhadap Masyarakat
Hukum
Adat
sebagaimana
untuk mendapatkan informasi
dimaksud pada ayat (1) harus
awal yang lengkap dan akurat
memenuhi persyaratan:
mengenai program pembangunan
a. memiliki komunitas tertentu
yang
direncanakan
oleh
yang
hidup
berkelompok
pemerintah dan pihak-pihak lain
dalam suatu ikatan karena
di luar pemerintah yang akan
kesamaan
keturunan
berdampak pada tanah, wilayah,
dan/atau teritorial;
sumberdaya alam, budaya, dan
b. mendiami suatu wilayah adat
kelembagaan adat.
dengan batas tertentu secara
c.

(1) Masyarakat Adat berhak mendapatkan
pengakuan untuk menyelenggarakan
pemerintahan berdasarkan atas hak
asal-usul.

(2) Penyelenggaraan
pemerintahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui desa adat atau
disebut dengan nama lain sesuai dengan
ketentuan
peraturan
perundangundangan.

turun-temurun;
memiliki
pranata
atau
perangkat hukum dan ditaati
kelompoknya
sebagai

24

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

113.

(3) Masyarakat Adat berhak menolak
setiap
program
pembangunan
yang berlangsung di wilayah
adatnya yang tidak sesuai dengan
kebutuhan dan kebudayaannya ,
dan atau yang membawa dampak
buruk bagi kehidupannya.

114.

(4) Masyarakat

115.

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

pedoman dalam kehidupan
Masyarakat Hukum Adat;
dan/atau
d. mempunyai Lembaga Adat
yang diakui oleh Masyarakat
Hukum Adat.
(3) Dalam memberikan Pengakuan,
Pemerintah Pusat melakukan
identifkasi terhadap Masyarakat
Hukum Adat yang masih tumbuh
dan berkembang dalam wilayah
Negara
Kesatuan
Republik
Indonesia.

(3) Susunan
kelembagaan,
pengisian
jabatan, dan masa jabatan kepala desa
adat
berdasarkan
Hukum
Adat
ditetapkan dalam peraturan daerah
kabupaten/kota.

Adat
berhak
mengusulkan
program-program
pembangunan yang sesuai dengan
aspirasi dan kebutuhan mereka,
dan atau yang membawa dampak
yang baik bagi kehidupannya.
(5) Kelompok-kelompok rentan seperti
Perempuan, Anak, Pemuda, Lanjut

25

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

usia,
dan
Disabilitas
yang
merupakan anggota Masyarakat
Adat berhak untuk terlibat dalam
program-program
pembangunan
yang berlangsung di wilayah adat.
116.
Paragraf 3
Hak atas Spiritualitas dan
Kebudayaan

Bagian Kedua
Panitia Masyarakat Hukum Adat

120.

Pasal 7

Pasal 7

121.

(1) Masyarakat Adat berhak untuk
menganut
dan
melaksanakan
sistem kepercayaan dan ritual
yang diwarisi dari leluhurnya.
(2) Masyarakat Adat berhak untuk
melestarikan dan mengembangkan

117.

Bagian Keempat
Hak Untuk Menyelesaikan Sengketa
Adat
Paragraf 1
Umum

118.
119.

(1) Bupati/walikota
membentuk
Panitia Masyarakat Hukum Adat
kabupaten/kota
untuk
melakukan identifkasi, verifkasi,
dan validasi terhadap Masyarakat
Hukum Adat yang berada di 1
(satu) wilayah kabupaten/kota.

Pasal 8
(1) Masyarakat
Adat
berhak
untuk
menyelesaikan Sengketa Adat berupa
pidana ringan dan yang berkaitan
dengan keperdataan.
(2) Penyelesaian
Sengketa
Adat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diselenggarakan oleh Lembaga Adat

26

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

tradisi,
adat
istiadat,
serta
kebudayaannya.
(3) Masyarakat Adat memiliki hak
untuk menjaga, mengendalikan,
melindungi, dan mengembangkan
pengetahuan
tradisional
serta
kekayaan intelektual.
(4) Masyarakat Adat berhak untuk
mendapatkan status hukum atas
perkawinan
yang
dilakukan
berdasarkan hukum adat beserta
anak
yang
dilahirkan
dari
perkawinan tersebut.

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

(2) Panitia Masyarakat Hukum Adat
sebagaimana
dimaksud
pada
ayat(1) terdiri dari unsur:
a. Organisasi Perangkat Daerah
Kabupaten/Kota;
b. Perwakilan Masyarakat Hukum
Adat;
c. Perwakilan
organisasi
masyarakat
yang
memiliki
pengalaman
dan
kompetensi
mengenai Masyarakat Hukum
Adat;
d. Akademisi
yang
memiliki
keilmuan
dan
kepakaran
mengenai Masyarakat Hukum
Adat; dan
(3) Kantor Agraria dan Tata Ruang/
Badan Pertanahan Nasional.

berdasarkan Hukum Adat yang berlaku
di tempat terjadi Sengketa Adat.
(3) Penyelesaian
Sengketa
Adat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diselengarakan dengan menghormati
nilai
kemanusiaan
yang
bersifat
universal.

122.
123.

Paragraf 4

27

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

Hak Atas Lingkungan Hidup

124.
125.

Pasal 8

Pasal 8

(1) Masyarakat
Adat berhak atas (1) Gubernur
membentuk
Panitia
perlindungan lingkungan hidup.
Masyarakat Hukum Adat provinsi
(2) Dalam rangka pemenuhan hak
untuk
melakukan
identifkasi,
atas
lingkungan
hidup
verifkasi, dan validasi terhadap
Masyarakat Hukum Adat yang berada
sebagaimana dimaksud pada ayat
di wilayah paling sedikit 2 (dua)
(1) Masyarakat Adat mempunyai
kabupaten/kota dalam
1 (satu)
hak
untuk
mendapatkan
provinsi.
pendidikan
lingkungan
hidup,
akses
atas
informasi,
dan (2) Panitia Masyarakat Hukum Adat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
partisipasi yang luas terhadap
terdiri dari unsur:
pengelolaan
dan
perlindungan
lingkungan hidup sesuai dengan
a. Organisasi
Perangkat
Daerah
kearifan lokal.
Provinsi terkait;
b. Perwakilan Masyarakat Hukum
(3) Masyarakat Adat berhak atas
Adat;
pemulihan
lingkungan
hidup
c.
Perwakilan organisasi masyarakat
wilayah adatnya yang mengalami
yang memiliki pengalaman dan
kerusakan.
kompetensi mengenai Masyarakat
(4) Masyarakat adat berhak untuk

Pasal 9
Penyelesaian Sengketa Adat meliputi:
a. penyelesaian internal Masyarakat Adat;
b. penyelesaian antar Masyarakat Adat;
dan
c. penyelesaian Masyarakat Adat dengan
Pihak Lain.

28

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT

RUU TENTANG

(VERSI AMAN Tahun 2016)

menjalankan
pengetahuan
tradisionalnya dalam pengelolaan
lingkungan hidup.

126.

127.

MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

Hukum Adat;
d. Akademisi
yang
memiliki
keilmuan
dan
kepakaran
mengenai Masyarakat Hukum
Adat; dan
e. Kantor Wilayah Agraria dan Tata
Ruang/Badan
Pertanahan
Nasional.
(3) Pembentukan Panitia Masyarakat
Hukum Adat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan
oleh gubernur.

Paragraf 2
Penyelesaian Internal Masyarakat Adat

Paragraf 5

Hak untuk Menjalankan Hukum dan
Peradilan Adat
128.
129.

Pasal 9

(1) Masyarakat Adat berhak
menjalankan
hukum
mengatur dan mengurus
rumah
tangganya

Pasal 9

Pasal 10

untuk (1) Menteri membentuk panitia untuk (1) Penyelesaian internal Masyarakat Adat
untuk
merupakan penyelesaian Sengketa Adat
melakukan identifkasi, verifkasi, dan
urusan
yang melibatkan anggota Masyarakat
validasi terhadap Masyarakat Hukum
sendiri
Adat.
Adat pusat yang berada di wilayah
29

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

termasuk
menyelenggarakan
(2) Penyelesaian internal Masyarakat Adat
paling sedikit 2 (dua) provinsi.
peradilan
adat
untuk
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(2) Panitia sebagaimana dimaksud pada
menyelesaikan
pelanggaran
dilakukan
oleh
Lembaga
Adat
ayat (1) terdiri dari unsur:
hukum adat.
berdasarkan
musyawarah
untuk
a. kementerian terkait;
(2) Peradilan
adat
sebagaimana
mufakat.
b. perwakilan Masyarakat Hukum
dimaksud
pada
ayat
(1)
Adat;
diselenggarakan
oleh
lembaga
c. perwakilan organisasi masyarakat
adat.
yang memiliki pengalaman dan
kompetensi mengenai Masyarakat
Hukum Adat; dan
d. akademisi
yang
memiliki
keilmuan
dan
kepakaran
mengenai Masyarakat Hukum
Adat.

(3) Pembentukan panitia Masyarakat
Hukum Adat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri.

130.
131.

Paragraf 6
Hak atas Pendidikan

Paragraf 3
Penyelesaian Antar Masyarakat Adat

30

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

132.
133.

Pasal 10

(1) Masyarakat Adat berhak untuk
mendapatkan layanan pendidikan
dari negara tanpa pembatasan
dan diskriminasi.
(2) Masyarakat Adat berhak untuk
mengembangkan sistem
pendidikan yang sesuai dengan
tradisi dan budayanya.
(3) Pemerintah bersama Masyarakat
Adat
mengembangkan
suatu
sistem pendidikan berdasarkan
tradisi dan budaya Masyarakat
Adat yang terintegrasi dalam
sistem pendidikan nasional.
(4) Masyarakat Adat berhak untuk
mendapatkan
fasilitas
dan
pendampingan
dalam
rangka
menjalankan hak nya untuk
mengembangkan
sistem
pendidikan yang sesuai dengan

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

Pasal 10

Pasal 11

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata (1) Penyelesaian antar Masyarakat
merupakan penyelesaian Sengketa
cara pembentukan Panitia Masyarakat
yang melibatkan 2 (dua) atau
Hukum Adat sebagaimana dimaksud
Masyarakat Adat.
dalam Pasal 7, Pasal 8, dan Pasal 9
diatur dengan Peraturan Presiden.
(2) Penyelesaian antar Masyarakat

Adat
Adat
lebih

Adat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan oleh antar Lembaga Adat.
(3) Penyelesaian antar Masyarakat Adat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilakukan oleh antar Lembaga Adat
berdasarkan
musyawarah
untuk
mufakat.

31

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

tradisi dan budayanya.
(5) Masyarakat
Adat
berhak
mendapatkan perlindungan dari
ancaman, gangguan atau upaya
lain yang dapat merusak sistem
pendidikan berdasarkan tradisi.
134.
135.

Paragraf 7
Hak atas Kesehatan

Bagian Ketiga
Identifkasi

Paragraf 4
Penyelesaian Antar Masyarakat Adat
dengan Pihak Lain

136.
137.

Pasal 11

138.

(1) Masyarakat Adat berhak untuk
mendapatkan layanan kesehatan
dari negara tanpa pembatasan dan
diskriminasi.
(2) Masyarakat Adat berhak untuk
melaksanakan dan

Pasal 11
(1)Identifkasi
sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 huruf a
merupakan kegiatan menentukan
keberadaan Masyarakat Hukum
Adat.
(2)Identifkasi
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat

Pasal 12
(1)Penyelesaian antar Masyarakat Adat
dengan
Pihak
Lain
merupakan
penyelesaian
Sengketa
Adat
yang
melibatkan Masyarakat Adat dan Pihak
Lain.
(2)Penyelesaian antar Masyarakat Adat

32

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

dilakukan
oleh
Masyarakat
mengembangkan pengobatan
Hukum
Adat
atau
Panitia
tradisional.
Masyarakat
Hukum
Adat.
(3) Masyarakat Adat berhak
menentukan pelayanan kesehatan (3)Hasil identifkasi memuat data dan
informasi mengenai pemenuhan
yang sesuai dengan
persyaratan
sebagaimana
kebutuhannya.
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2).
(4) Masyarakat Adat berhak untuk (4)Dalam hal identifkasi sudah
mendapatkan
fasilitas
dan
dilakukan
oleh
Masyarakat
pendampingan dari negara dalam
Hukum
Adat
sebagaimana
rangka
menjalankan
hak
dimaksud pada ayat (2), Panitia
sebagaimana disebutkan pada
Masyarakat Hukum Adat tidak
melakukan identifkasi terhadap
ayat (2).
Masyarakat Hukum Adat yang
(5) Masyarakat
Adat
berhak
bersangkutan.
mendapatkan perlindungan dari
ancaman, gangguan atau upaya (5)Hasil identifkasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat
lain
yang
dapat
merusak
(3) digunakan untuk melakukan
pengobatan tradisionalnya.

dengan
Pihak
Lain
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh
Lembaga Adat yang berada di tempat
Sengketa Adat terjadi.
(3)Penyelesaian antar Masyarakat Adat
dengan
Pihak
Lain
sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh
Lembaga Adat yang berada di tempat
Sengketa
Adat
terjadi
berdasarkan
musyawarah untuk mufakat.

verifkasi.

139.

Paragraf 8
Hak atas Pengetahuan Tradisional

Paragraf 5
Pelaksanaan Hasil Penyelesaian Sengketa
Adat
33

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

140.
141.

Pasal 12

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

Pasal 12

(1) Masyarakat Adat berhak untuk (1) Masyarakat Hukum Adat yang
sudah melakukan identifkasi
melaksanakan
dan
sebagaimana dimaksud dalam
mengembangkan
sistem
Pasal 11 ayat (4), yang berada
pengetahuan tradisional.
dalam
1
(satu)
wilayah
(2) Masyarakat
Adat
berhak
kabupaten/kota, menyampaikan
mendapatkan keuntungan yang
hasil identifkasi kepada Panitia
adil
dari
pemanfaatan
Masyarakat
Hukum
Adat
pengetahuan tradisional mereka
kabupaten/kota.
oleh pihak lain berdasarkan (2) Masyarakat Hukum Adat yang
kesepakatan kedua belah pihak.
sudah melakukan identifkasi
(3) Masyarakat Adat berhak untuk
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 ayat (4), yang berada di
mendapatkan
fasilitas
dan
2
(dua)
atau
lebih
pendampingan
untuk
kabupaten/kota
dalam
1
(satu)
meningkatkan
pengetahuan
provinsi, menyampaikan hasil
tradisionalnya.
identifkasi
kepada
Panitia
(4) Masyarakat
Adat
berhak
Masyarakat
Hukum
Adat
mendapatkan perlindungan dari
provinsi.
ancaman, gangguan atau upaya (3) Masyarakat Hukum Adat yang
lain
yang
dapat
merusak
sudah melakukan identifkasi
pengetahuan tradisional nya.
sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 13
(1) Hasil penyelesaian Sengketa Adat oleh
Lembaga Adat bersifat fnal dan
mengikat dengan memperhatikan hak
asasi manusia dan kesetaraan gender.
(2) Hasil
Sengketa
Adat
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
dengan
itikad
baik
serta
harus
didaftarkan di pengadilan negeri dalam
waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari
sejak putusan ditetapkan.
(3) Dalam hal penyelesaian sengketa oleh
Lembaga Adat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tidak tercapai maka
penyelesaian Sengketa Adat dilakukan
melalui peradilan negara.

34

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

Pasal 11 ayat (4), yang berada di
2 (dua) atau lebih provinsi,
menyampaikan hasil identifkasi
kepada
Panitia
Masyarakat
Hukum Adat pusat.

142.
143. PENGKAUAN ATAS

WILAYAH
ADAT/ULAYAT/TAN
AH ADAT

144.

Tercakup dalam Bab Pengakuan
Hak

Tercakup dalam Bab Pengakuan Hak

Bagian Kelima
Hak Ulayat/Hak Wilayah Adat dan Hak Atas
Tanah

145.
Paragraf 1
Hak Ulayat/Hak Wilayah Adat

146.
147.
148.

Pasal 13

Masyarakat Adat berkewajiban:

Pasal 13
Verifkasi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 huruf b merupakan

Pasal 14
(1) Masyarakat

Adat

berhak

atas

Hak

35

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

kegiatan pemeriksaan lapangan oleh
Panitia Masyarakat Hukum Adat atas
kelengkapan dan kebenaran data dan
informasi hasil identifkasi.

149.

Ulayat/Hak Wilayah Adat.
(2) Hak
Ulayat/Hak
Wilayah
Adat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi hak untuk mengatur, mengelola,
memanfaatkan,
dan
mengawasi
pemanfaatan Hak Ulayat/Hak Wilayah
Adat bagi anggota Masyarakat Adat
dan/atau untuk kepentingan Masyarakat
Adat.
(3) Penyelenggaraan
Hak
Ulayat/Hak
Wilayah Adat sebagaimana dimaksud
pada
ayat
(2)
dilaksanakan
oleh
pemimpin
dan/atau
Lembaga
Adat
menurut Hukum Adat.

a. Melindungi keutuhan wilayah adat
dan
pengelolaannya
untuk
kesejahteraan masyarakat adat.
b. Berpartisipasi dalam setiap proses
pembangunan
yang
telah
mendapatkan
persetujuan
bersama Masyarakat Adat.

36

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

c.

Mengembangkan dan melestarikan
nilai-nilai
budayanya
dalam
kerangka
negara
kesatuan
Republik Indonesia.
d. Melaksanakan
toleransi
antar
Masyarakat Adat.
e. Mematuhi ketentuan peraturan
perundang-undangan.
f. Memastikan pelibatan Perempuan,
Anak, Pemuda, Lanjut Usia,
Disabilitas dan kelompok rentan
lainnya dalam proses pengambilan
keputusan
yang
menyangkut
wilayah adat.
g. Berpartisipasi dalam penyelesaian
masalah yang terjadi di dalam
wilayah adat.
h. Bekerja sama dalam kegiatan
identifkasi
dan
verifkasi
Masyarakat Adat; dan
i. Melakukan
pemanfaan

37

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

sumberdaya alam di wilayah
adatnya secara berkelanjutan.
150.
151.

152.

153.

Pasal 14

Pasal 15

(1) Panitia Masyarakat Hukum Adat (1) Pemerintah
Pusat
menyelenggarakan
kabupaten/kota, Panitia Masyarakat
pendaftaran Hak Ulayat/Hak Wilayah
Hukum Adat provinsi, dan Panitia
Adat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
Masyarakat Hukum Adat pusat
14 bagi Masyarakat Adat.
melakukan verifkasi terhadap hasil
identifkasi oleh Masyarakat Hukum
Adat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 ayat (3).
(2) Dalam melakukan verifkasi, Panitia (2) Pemerintah
Pusat
melakukan
Masyarakat Hukum Adat kabupaten/
inventarisasi dan verifkasi dalam rangka
kota, Panitia Masyarakat Hukum Adat
pendaftaran Hak Ulayat/Hak Wilayah
provinsi, atau Panitia Masyarakat
Adat.
Hukum Adat pusat dapat meminta
Masyarakat Hukum Adat untuk
melengkapi data dan informasi yang
diperlukan.
(3) Panitia Masyarakat Hukum Adat (3) Masyarakat Adat dapat mendaftarkan
kabupaten/kota, Panitia Masyarakat
wilayah
adatnya
kepada
instansi
Hukum Adat provinsi, dan Panitia
Pemerintah Pusat yang mengurus urusan

38

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

Masyarakat Hukum Adat pusat
melakukan verifkasi paling lambat 60
(enampuluh) hari kerja sejak hasil
identifkasi diterima.

pendaftaran pertanahan sebagaimana
yang diatur dalam peraturan perundangundangan.

154.

(4) Hasil
verifkasi
sebagaimana (4) instansi Pemerintah Pusat sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) diumumkan
yang dimaksud pada ayat (1) melakukan
kepada masyarakat paling lambat 30
verifkasi lapangan untuk menentukan
(tiga puluh) hari kerja sejak verifkasi
keabsahan klaim yang diajukan.
selesai dilakukan.

155.

(5) Panitia Masyarakat Hukum Adat (5) Penentuan
keabsahan
sebagaimana
mengumumkan
hasil
verifkasi
dimaksud pada ayat (4) dapat didasarkan
sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
pada
pedoman
verifkasi
sistem
di kantor desa/kelurahan setempat.
penguasaan Hak Ulayat/Wilayah Adat

yang telah ditetapkan dengan peraturan
gubernur
atau
peraturan
bupati/walikota.
156.

157.

(6) Pengumuman
hasil
verifkasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
berlangsung selama 60 (enam puluh)
hari.

Paragraf 2

39

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

Hak Atas Tanah

158.
Pasal 15

159.

Pasal 16

160.

(1) Selama masa pengumuman hasil

161.

(1) Keberatan

a. tanah milik bersama; dan

162.

(2) Terhadap keberatan sebagaimana

b. tanah milik perorangan.

verifkasi sebagaimana dimaksud
dalam
Pasal
14
ayat
(6),
masyarakat dapat mengajukan
keberatan.
sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diajukan
kepada
Panitia
Masyarakat
Hukum Adat kabupaten/kota,
Panitia Masyarakat Hukum Adat
provinsi, atau Panitia Masyarakat
Hukum Adat pusat.

dimaksud pada ayat (1), panitia
Masyarakat
Hukum
Adat
melakukan verifkasi ulang.

(1) Hak atas tanah meliputi:

40

NO

MATERI MUATAN/

RUU TENTANG

SUBSTANSI

MASYARAKAT ADAT
(VERSI AMAN Tahun 2016)

163.

164.

165.

RUU TENTANG
MASYARAKAT HUKUM ADAT

RUU TENTANG PELINDUNGAN HAK
MASYARAKAT ADAT

(VERSI DPR RI Tahun 2018)

(VERSI DPD RI Tahun 2018)

(2) Verifkasi

ulang sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) paling
lambat 30 (tigapu