1 BAB III
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH
DAN KERANGKA PENDANAAN
3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah 2015 dan Perkiraan Tahun 2016
3.1.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2015
Ekonomi Jawa Timur pada tahun 2015 tumbuh 5,44, lebih cepat dari pertumbuhan ekonomi nasional yang tumbuh 4,79. Pertumbuhan ekonomi Jawa
Timur 2015 ini masih mengindikasikan terjadinya fase kontraksi yang ditandai dengan melambatnya kinerja ekonomi sejak tahun 2012 yang tumbuh 6,64, tahun 2013
tumbuh 6,08 dan tahun 2014 tumbuh 5,86. Dalam perekonomian terbuka perekonomian empat sektor faktor eksternal akan mempengaruhi kinerja ekonomi,
salah satunya adalah dinamika global di berbagai belahan dunia, antara lain Eropa, Amerika Serikat, Tiongkok dan Jepang, yang berdampak pada kinerja ekspor Nasional
dan Jawa Timur. Disamping itu melemahnya kurs rupiah terhadap US Dollar maupun Suku Bunga acuan Bank Indonesia SBI yang masih relatif tinggi di tahun 2015
sampai pada 7,50, sangat mempengaruhi kinerja sektor riil. Faktor-faktor tersebut yang pada akhirnya berdampak pada melambannya kinerja pertumbuhan ekonomi
Jawa Timur. Meski pertumbuhan ekonominya melamban, namun kinerja daya saing Jawa Timur
dibanding Provinsi-provinsi lain di Indonesia berdasarkan publikasi Asia Competitiveness Institute – Singapore tahun 2013 dan 2015 berturut-turut masih
tetap menempati peringkat ke-2 di bawah Ibukota Negara DKI Jakarta.
Gambar 3.1 Daya Saing Ekonomi Wilayah di Indonesia
2 BAB III
Kinerja daya saing tersebut diukur dengan 103 Indikator yang dikelompokkan dalam 4 aspek yaitu 1 stabilitas ekonomi makro, 2 perencanaan pemerintah dan institusi,
3 kondisi finansial, bisnis tenaga kerja, dan 4 kualitas hidup pembangunan infrastruktur. Guna lebih memperjelas kondisi ekonomi daerah di tahun 2015 berikut
disampaikan beberapa sub-sub Bab yang ada keterkaitannya substansi perekonomian di Jawa Timur.
Pertumbuhan Ekonomi
Kinerja Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada tahun 2015 ditandai dengan nilai tambah bruto mencapai Rp 1.689,88 Triliun ADHB setelah di tahun 2014
kinerja yang sama tercatat Rp 1.540,7 Triliun. Dengan demikian pada tahun 2015 terjadi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,44 . Kinerja pertumbuhan yang sama
pada tahun 2014 tumbuh sebesar 5,86 . Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur 2015 dimaksud lebih cepat dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,79 .
Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur sama dengan Jawa Tengah, tertinggi kedua setelah Provinsi DKI Jakarta yang tumbuh sebesar 5,88 .
Gambar 3.2
Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur dan Nasional Tahun 2010 – 2015
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur
Berdasarkan penciptaan sumber pertumbuhannya, lapangan usaha Industri Pengolahan memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 1,57 , diikuti
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor sebesar 1,09
3 BAB III
; Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 0,43 dan Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 0,39 . Total sumber pertumbuhan keempat lapangan
usaha tersebut mencapai 3,48 . Dari sisi produksi, laju pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha
pertambangan dan Penggalian sebesar 7,92 diikuti oleh lapangan usaha Penyediaan Akomodasi Dan Makan Minum sebesar 7,91 . Secara lebih lengkap
pertumbuhan masing-masing lapangan usaha pada tiga tahun terakhir tersaji pada table 3.2 berikut
Tabel 3.1
Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun Dasar 2010 Tahun 2013-2015
Lapangan Usaha 2013
2014 2015
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
3.06 3,63
3,46 2.
Pertambangan dan Penggalian 1.31
3,65 7,92
3. Industri Pengolahan
5.85 7,66
5,30 4.
Pengadaan Listrik , Gas dan Produksi Es 2.89
2,45 -3,00
5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah dan
Daur Ulang 4.15
0,25 5,28
6. Konstruksi
8.05 5,44
3,60 7.
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
6.18 4,61
6,00 8.
Transportasi dan Pergudangan 8.60
6,40 6,56
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
5.65 8,88
7,91 10. Informasi dan Komunikasi
12.03 6,34
6,49 11. Jasa Keuangan dan Asuransi
14.16 6,95
7,19 12. Real Estate
7.37 6,97
4,97 13. Jasa Perusahaan
7.45 8,52
5,44 14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib 1.26
0,58 5,38
15. Jasa Pendidikan 8.60
6,48 6,26
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7.96
8,17 6,46
17. Jasa Lainnya 5.11
5,46 4,88
PDRB 6,08
5,86 5,44
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur
4 BAB III
Pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran selama tahun 2015 hanya terjadi pada 4 komponen pengeluaran saja, yaitu: komponen pengeluaran konsumsi rumahtangga,
pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto dan komponen net ekspor antar daerah yang tumbuh masing-masing sebesar 3,36 , 2,20 , 5,73
dan 13,36 , sementara komponen lainnya mengalami pertumbuhan negatif. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Net Ekspor Antar
Daerah sebesar 13,36 .
Tabel 3.2 Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2010
Tahun 2013-2015 Komponen
2013 2014
2015
1. Pengeluaran Konsumsi
Rumahtangga 6,57
6,33 3,36
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT
10,85 13,31
-2,20 3.
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 5,27
4,01 2,20
4. Pembentukan Modal Tetap
Domestik Bruto 4,88
4,37 5,73
5. Perubahan Inventori
1.630,94 2.843,75
-17,60 6.
Ekspor Luar Negeri 2,13
-2,14 -3,18
7. Impor Luar Negeri
6,46 8,19
-9,49 8.
Net Ekspor Antar Daerah 17,60
-9,01 13,36
PDRB 6,08
5,86 5,44
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur Kontribusi tujuh belas lapangan usaha pembentuk struktur PDRB Jawa Timur
disajikan dalam Tabel 3.4. Selama tiga tahun terakhir struktur ekonomi Jawa Timur yang tercermin dari PDRB menurut lapangan usaha tidak menunjukkan perubahan
yang signifikan. Tiga lapangan usaha dominan yang berkontribusi terhadap PDRB Jawa Timur adalah industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, reparasi
mobil dan sepeda motor serta pertanian, kehutanan, dan perikanan. Kontribusi ketiga lapangan usaha tersebut pada tahun 2015 masing-masing sebesar 29,27 ,
17,64 dan 13,75 . Total kontribusi ketiganya sebesar 60,66 .
5 BAB III
Tabel 3.3
Struktur PDRB Jawa Timur Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013-2015
Lapangan Usaha 2013
2014 2015
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
13,46 13,61
13,75 2.
Pertambangan dan Penggalian 5,34
5,17 3,79
3. Industri Pengolahan
28,79 28,95
29,27 4.
Pengadaan Listrik , Gas dan Produksi Es 0,37
0,36 0,35
5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah
dan Daur Ulang 0,10
0,09 0,09
6. Konstruksi
9,22 9,47
9,50 7.
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
17,70 17,29
17,64 8.
Transportasi dan Pergudangan 3,07
3,25 3,36
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum 4,91
5,19 5,41
10. Informasi dan Komunikasi
4,78 4,54
4,56 11.
Jasa Keuangan dan Asuransi 2,64
2,68 2,75
12. Real Estate
1,63 1,57
1,63 13.
Jasa Perusahaan 0,79
0,79 0,80
14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan
dan Jaminan Sosial Wajib 2,51
2,32 2,31
15. Jasa Pendidikan
2,73 2,73
2,72 16.
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,61
0,63 0,63
17. Jasa Lainnya
1,36 1,38
1,43 PDRB
100.00 100.00 100.00 Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur
Tumbuhnya pengeluaran konsumsi rumah tangga, lembaga non profit yang melayani rumah tangga LNPRT dan pengeluaran konsumsi pemerintah memberikan
kontribusi yang besar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Jawa Timur, ketika ekonomi global yang menjadi pendorong kinerja ekspor luar negeri mengalami
perlambatan. Kontribusi ketiganya mencapai 1.154.588,57 Milyar rupiah atau
6 BAB III
mencapai 68,32 . Kondisi ini terindikasi di dalam PDRB menurut pengeluaran yang disajikan pada Tabel 3.3.
Kinerja Perdagangan
Secara absolut berdasarkan PDRB ADHB nilai ekspor luar negeri Jawa Timur mengalami kenaikan yang cukup signifikandari 189.705,94 milyar rupiah pada tahun
2014 menjadi 244.763,47 milyar rupiah pada tahun 2015 atau mengalami kenaikan sebesar 55.057,53 milyar rupiah.Nilai impor juga mengalami kenaikan sebesar
20.318,61 milyar rupiah dari 296.717,51 milyar rupiah menjadi 317.036,12 milyar rupiah pada tahun 2015. Berdasarkan PDRB ADHK selama tahun 2015 total ekspor
dan impor Jawa Timur dari dan ke luar negeri dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2014 mengalami penurunan yang cukup signifikan. Impor turun sebesar
9,49 , terutama untuk impor jasa yang mengalami penurunan sebesar 27,83 , sedangkan impor barang turun sebesar 7,66 . Sementara ekspor juga mengalami
penurunan sebesar 3,18 , dengan komposisi ekspor barang turun sebesar turun 3,05 , dan ekspor jasa turun 6,27 .
Ekspor non-migas Jawa Timur 2015 mencapai US 16.495,99 juta, turun 8,27 dibanding ekspor non migas tahun 2014. Penurunan ekspor non migas terbesar
terjadi pada bahan kimia organik, yang turun sebesar 37,95 diikuti oleh tembaga dan kayu dan barang dari kayu masing-masing sebesar 27,93 dan 27,62 . Impor
non-migas Jawa Timur selama tahun 2015 mencapai US 15.649,53 juta, turun sebesar 12,62 dibanding impor non migas tahun 2014. Tercatat seluruh komoditi
utama barang impor mengalami penurunan, demikain juga barang-barang lainnya juga mengalami penurunan sebesar 8,67 . Impor Jawa Timur Menurut Golongan
Penggunaan Barang masih didominasi oleh bahan bakupenolong sebesar 80,52 , namun dibandingkan dengan tahun 2014 proporsinya mengalami penurunan yang
sebelumnya sebesar 82,87 . Perdagangan dalam negeri antar provinsi masih menjadi andalan dalam
pembentukan PDRB menurut pengeluaran. Selama tahun 2015 baik ekspor maupun impor antar provinsi mengalami kenaikan yang cukup signifikan terutama ekspor dan
impor barang-barang konsumsi dan bahan baku industri, sehingga total net ekspor selama tahun 2015 tercatat tumbuh 13,36 . Secara absolut berdasarkan PDRB
ADHB perdagangan antar daerah mengalami surplus sebesar 99.831,59 milyar rupiah.
7 BAB III
Kinerja perdagangan tahun 2014 Jawa Timur secara total masih mengalami defisit sebesar 6,84 trilyun rupiah, namun pada tahun 2015 mengalami surplus
sebesar 27,56 trilyun rupiah. Kondisi di atas tercermin dari data PDRB menurut penggunaan tahun 2015 yang disajikan pada Tabel 3.5.
Tabel 3.4
Kinerja Perdagangan Jawa Timur 2012 -2015
Miliar Rupiah
KINERJA 2012
2013 2014
2015 Ekspor
523,658 585,516
664,954 696,968
Luar Negeri
222,170 239,495
249,078 244,763
Antar Daerah
301,488 346,021
415,876 452,204
Impor 473,206
531,787 593,924
669,409
Luar Negeri 234,573
256,183 268,376
317,036
Antar Daerah 238,633
275,604 325,548
352,373
Total Ekspor Impor 996,864 1.117,303 1.258,878
1.366,377
Nett Eks-Imp LN -12,403
-16,688 -19,298
-72,273
Nett Eks-Imp DN 62,855
70,417 90,328
99,831
Total Nett Ekspor - Impor 50,452
53,729 71,030
27,588
Sumber : BPS Provinsi Jawa Timur
Surplus net ekspor terjadi dari besarnya kenaikan perdagangan antar daerahpulau. Hal ini sejalan dengan strategi Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang ketika pasar
internasional sedang mengalami kelesuan, maka upaya menopang net ekspor adalah penguasaan pasar domestic melalui penguatan 26 Kantor Perwakilan Dagang di 26
Provinsi mitra se-Indonesia.
Kinerja Investasi
Sampai dengan tahun 2015, realisasi Investasi PMAPMDN yang diukur berdasarkan pelaporan LKPM meningkat sebesar 12,68 dibandingkan tahun 2014
sebesar 145,03 Trilyun rupiah. PMDN mengalami penurunan dari 42,55 trilyun rupiah menjadi 35,49 trilyun rupiah pada tahun 2015. PMA mengalami peningkatan dari
19,29 trilyun rupiah menjadi 32,42 trilyun rupiah. Peningkatan ini mengindikasikan optimisme penanaman modal di Jawa Timur, yang juga menjawab kekawatiran
8 BAB III
capital outflow sebagai dampak Fed Fun Rate FFR. Fenomena ini juga mengindikasikan bahwa iklim investasi yang dikondisikan di Jawa Timur tetap
kondusif menarik investor untuk menanamkan modalnya di daerah ini.
Gambar 3.3
Realisasi Investasi Jawa Timur Tahun 2010-2015
Sumber: Badan Penanaman Modal Jawa Timur
Tingkat Inflasi
Inflasi nasional bulan Desember 2015 sebesar 0,96 , Jawa Timur sebesar 0,85 , sedangkan laju inflasi tahun kalender Desember 2015 terhadap Desember 2014,
nasional sebesar 3,35 , Jawa Timur sebesar 3,08 . Selama Januari sampai Desember tahun 2015, inflasi tertinggi terjadi di bulan Desember sebesar 0,85 ,
tetapi masih lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan Desember tahun 2014 sebesar 2,38 . Sehingga inflasi tahun kalender 2015 tercatat sebesar 3,08 .
Perkembangan Inflasi Jawa Timur selama kurun waktu 2010–2015 disajikan pada Tabel 3.6.
9 BAB III
Gambar 3.4
Perkembangan Inflasi Jawa Timur Tahun 2010–2015
Kinerja Perbankan
Berdasarkan laporan kinerja perbankan yang dirilis oleh Bank Indonesia, meskipun pertumbuhan ekonomi Jawa Timur triwulan IV-2015 meningkat
dibandingkan triwulan III-2015, kinerja bank umum di Jawa Timur masih melambat. Aset secara tahunan yoy hanya tumbuh 11,73, cenderung stabil dibandingkan
triwulan III-2015 yang mencapai 11,62. Demikian pula dengan DPK yang tumbuh melambat dari 10,80 menjadi 10,27. Rendahnya pertumbuhan aset terutama
dipengaruhi perlambatan kinerja penyaluran kredit yang hanya tumbuh 9,01 lebih rendah dari triwulan III-2015 yang mencapai 10,76. Perlambatan pertumbuhan
kredit ini antara lain disebabkan karena sebagaian pelaku usaha melakukan efisiensi biaya dengan mengoptimalkan pembiayaan yang menggunakan dana sendiri untuk
mengurangi beban pinjaman, mengingat biaya operasional yang tinggi dan menipisnya margin. Sedangkan LDR meningkat dari sebesar 88,01 menjadi 88,83
pada periode laporan.
Sumber : BPS Jatim, 2016 diolah
10 BAB III
Tabel 3.5 Perkembangan Indikator Bank Umum di Jawa Timur
Sumber : Bank Indonesia, 2015
3.1.1.2. Perkiraan Makro Ekonomi Jawa Timur Tahun 2016