Prinsip Dasar GPON Perangkat dan Spesifikasi GPON

nilai parameter tersebut harus disesuaikan dengan nilai yang sudah tetapkan oleh PT. Telkom.

3.1.1 Prinsip Dasar GPON

ketika data atau sinyal dikirimkan dari OLT, maka ada bagian yang bernama splitter yang berfungsi untuk memungkinkan fiber optik tunggal dapat mengirim ke berbagai ONU, untuk ONU sendiri akan memberikan data-data dan sinyal yang diinginkan pelanggan. Pada prinsinya, PON bekerja dengan sistem point to multipoint, yang dimana menggunakan splitter sebagai pembagi jaringannya. Arsitektur sistem GPON berdasarkan pada TDM Time Division Multiplexing sehingga mendukung layanan T1, E1 dan DS3. Prinsip kerja dari GPON dapat ditunjukkan pada Gambar 3.1[9]. Gambar 3.1 Prinsip Kerja GPON

3.1.2 Perangkat dan Spesifikasi GPON

Perangkat GPON mampu menyalurkan atau membawa multilayanan voice, data, video dalam satu platform teknologi berbasis Passive Optical Network PON. Jaringan yang ditetapkan bersifat point to multipoint dengan jaringan FTTH. STO Pulau Brayan berjarak 1,986 km ke Jalan Lotus Perumahan Cemara Asri Medan. Ada beberapa perangkat dan spesifikasi GPON yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. OLT Optical Line Termination OLT merupakan perangkat yang menyediakan interface antara sistem PON dengan penyedia layanan service provider data, video, dan jaringan telepon yang dihubungkan ke satu atau lebih ODN. Spesifikasi OLT dapat dilihat pada Table 3.2[10]. Tabel 3.2 Spesifikasi Perangkat OLT. 2. ONT Optical Network Termination ONT Optical Network Termination menyediakan interface antara jaringan optik dengan pelanggan. Sinyal optic yang ditransmisikan melalui ODN diubah oleh ONT menjadi sinyal listrik yang diperlukan untuk pelayanan pelanggan. Pada arsitektur FTTH, ONT berada diletakkan di pelanggan. Perangkat ONT yang digunakan PT. Telkom yaitu ZXA10FN2X. Spesifikasi ONT dapat dilihat di Table 3.3[11]. Parameter Spesifikasi Unit Optical Transmit Power 5 dBm Uplink Wavelength OM 850 Nm Downlink wavelength OM 1300 Nm Uplink Wavelength OS 1310 Nm Downlink Wavelength OS 1490 Nm Spectrum Width 1 Nm Downstream Rate 2.4 Gbps Upstream Rate 1.2 Gbps Optical Rise Time 150 Ps Optical Fall Time 150 Ps Max.Work Temperature 45 ̊̊C Min.Work Temperature -5 ̊̊C Power Supply DC 48 V Universitas Sumatera Utara Tabel 3.3 Spesifikasi ONT 3. Konektor Konektor optik merupakan salah satu perlengkapan kabel serat optik yang berfungsi sebagai penghubung serat. Dalam operasinya konektor mengelilingi serat kecil sehingga cahayanya terbawa secara bersama-sama tepat pada inti dan segaris dengan sumber cahaya serat lain. Konektor yang digunakan pada Optical Access Network dapat dipasang di luar dan di lokasi pelanggan. Konektor yang digunakan digunakan pada bagian OLT, ODC, ODP dan ONT. Spesifikasi konektor singlemode fiber dapat dilihat di Tabel 3.4[12]. Tabel 3.4 Spesifikasi Konektor Singlemode Fiber Sedangkan spesifikasi konektor multimode fiber dapat dilihat di Tabel 3.5[13]. Parameter Spesifikasi Unit Downstream Rate 2.5 Gbps Upstream Rate 1.24 Gbps Uplink Wavelength OM 850 Nm Downlink Wavelength OM 1300 Nm Uplink Wavelength OS 1310 Nm Downlink Wavelength OS 1490 Nm Max.Transmission Distance 20 Km Power Consumption 12 – 16 Watt Sensitivity 27-28 dBm Optical Rise Time 200 Ps Optical Fall Time 200 Ps Max.Work Temperature 46 ̊̊C Min.Work Temperature -40 ̊̊C Parameter Spesifikasi Unit Insertion Loss 0.05 dB Universitas Sumatera Utara Tabel 3.5 Spesifikasi Konektor Multimode Fiber 4. Splitter Splitter merupakan komponen pasif yang dapat memisahkan daya optik dari satu input serat ke dua atau beberapa output serat. Splitter pada PON dikatakan pasif sebab tidak memerlukan sumber energi eksternal dan optimasi tidak dilakukan terhadap daya yang digunakan terhadap pelanggan yang jaraknya berbeda dari node splitter, sehingga cara kerja splitternya membagi daya optik sama rata. Passive Splitter atau splitter merupakan optical fiber coupler sederhana yang membagi sinyal optik menjadi beberapa path multiple path atau sinyal-sinyal kombinasi dalam sutu jalur. Selain itu, splitter juga dapat berfungsi untuk merutekan dan mengkombinasikan berbagai sinyal optik. Alat ini sedikitnya terdiri dari 2 port dan bisa lebih hingga mencapai 32 port. Berdasarkan ITU G.983.1 BPON standard direkomendasikan agar sinyal dapat dibagi untuk 32 pelanggan, namun rasio meningkat menjadi 64 pelanggan berdasarkan ITU-T G.984 GPON Standard. Hal ini berpengaruh terhadap redaman sistem. Sentaralisasi dan Distribusi dapat dilihat di Gambar 3.2. Parameter Spesifikasi Unit Insertion Loss 0,2-0,5 dB Universitas Sumatera Utara Gambar 3.2 Sentralisasi dan Distribusi Splitter , Splitter yang akan digunakan ada 2 tipe yaitu splitter 1:4 dan splitter 1:8. Splitter 1:4 diletakan di Optical Distribution Cabinet ODC, sedangkan splitter 1:8 diletakan di Optical Distribution Point ODP. Spesifikasi splitter dapat dilihat di Tabel 3.6[14]. Tabel 3.6 Spesifikasi splitter Parameter Spesifikasi Unit Insertion Loss 1:2 4 dB Insertion Loss 1:4 7,8 dB Insertion Loss 1:8 10,1 dB Insertion Loss 1:16 13,9 dB Insertion Loss 1:32 17,2 dB Universitas Sumatera Utara 5. Serat Optik Serat optik yang digunakan adalah fiber optik yang sesuai dengan standar ITU-T G.652[15], ITU-T G.657Singlemode Fiber[16] dan ITU-T G.651Multimode Fiber[17]. Serat optik yang digunakan pada perancangan ini adalah perangkat dengan spesifikasi yang dapat dilihat di Tabel 3.7, 3.8 dan 3.9. Tabel 3.7 Spesifikasi serat optik G.657 Tabel 3.8 Spesifikasi serat optik G.652 Tabel 3.9 Spesifikasi serat optik G.651 Parameter Spesifikasi Unit Attenuation 850 nm 2-2,5 dBKm Attenuation 1300 nm 0,5-0,8 dBkm Chromatic Dispersion 850 nm 120 psnm.km Chromatic Dispersion 1300 nm 6 psnm.km Parameter Spesifikasi Unit Attenuation 1310 nm ≤ 0.35 dBKm Attenuation 1383 nm ≤ 0.31 dBKm Attenuation 1550 nm ≤ 0.21 dBKm Attenuation 1625 nm ≤ 0.23 dBKm Parameter Spesifikasi Unit Attenuation 1310 nm ≤ 0.35 dBKm Attenuation 1550 nm ≤ 0.21 dBKm Attenuation 1490 nm ≤ 0.28 dBKm Chromatic Dispersion 1285nm-1330nm ≤ 3.5 psnm.km Chromatic Dispersion 1490nm ≤ 13.64 psnm.km Chromatic Dispersion 1550nm ≤ 18 psnm.km Universitas Sumatera Utara

3. 2 Jaringan Lokal Akses Serat Optik