73
IV.2. PERUMUSAN CAMPURAN BENDA UJI MARSHALL
Perumusan atau penentuan proporsi agregat di buat dari data-data hasil analisis butiran masing-masing agregat yang tertahan di masing-masing saringan. Jenis
campuran yang digunakan adalah gradasi kasar yang sesuai dengan peruntukan campuran AC-BC berdasarkan Spesifikasi Departemen Pekerjaan Umum tahun 2010
Revisi III, Tabel 4.3 menunjukkan komposisi spesifikasi sebaran agregat yang digunakan untuk AC-BC. Digunakan Gradasi Kasar pada Laston AC Lapisan Binder
Course BC.
Pada penelitian ini, cara menentukan proporsi campuran agregat untuk benda uji tidaklah sama seperti yang diterangkan pada Spesifikasi Departemen Pekerjaan Umum
tahun 2010. Pada penelitian ini, cara pencampuran agregat dilakukan dengan cara penggabungan agregat tiap nomor saringan. Untuk mengetahui penentuan berapa
banyak proporsi persentase agregat yang digunakan per nomor saringan, dilakukan perhitungan penentuan banyaknya persentase agregat yang digunakan dengan dasar
perhitungan total berat untuk tiap-tiap campuran harus sebesar 1200 gr sesuai Spesifikasi Departemen Pekerjaan Umum tahun 2010 serta proporsi agregat harus
berada pada rentang yang di izinkan dalam spesifikasi. Tujuan digunakan cara ini adalah agar proporsi campuran senantiasa berada pada rentang pertengahan Spesifikasi
Departemen Pekerjaan Umum tahun 2010 atau dengan kata lain untuk mendapatkan campuran agregat yang ideal sesuai spesifikasi.
74
Tabel 4.3. Gradasi Agregat Gabungan Cold Bin AC-BC
Gambar 4.2. Grafik Gradasi Kasar AC-WC
Gambar.4.2 Grafik Gradasi Ideal
75
Tabel 4.4 Data Marshall Dalam Mencari KAO
76
77
Gambar 4.3. Gambar Hasil Marshall Test
78
Tabel 4.5 Data Marshall Test Kao 5,85
Pada penelitian ini, seperti yang telah dibahas pada bab metodologi penelitian bahwa jumlah sampel yang dibutuhkan untuk mencari kadar aspal ideal sebanyak 15
buah dengan variasi kadar aspal 4.5, 5, 5.5, 6, 6.5. Sampel benda uji dibuat dengan metode marshall. Temperatur pencampuran aspal dan agregat adalah temperatur pada
saat aspal mempunyai viskositas kinematis sebesar 170±20 centistokes dan temperatur pemadatan adalah temperatur sebesar 140±15 det s.f. Pemadatan dilakukan dengan
penumbukan sebanyak 2 × 75 kali, dengan menggunakan alat marshall compaction hammer centistokes. Setelah dilakukan pengujian marshall dengan tujuan untuk
mendapatkan kadar aspal optimum di tiap-tiap variasi kadar aspal, didapatkan hasil yang ideal untuk kadar aspal optimum yang akan digunakan untuk pembuatan benda uji
yaitu sebesar 5.85 .
79
IV.3. PEMBUATAN BENDA UJI MARSHALL