PEMBUATAN BENDA UJI MARSHALL HASIL PENGETESAN BENDA UJI MARSHALL VARIASI FILLER

79

IV.3. PEMBUATAN BENDA UJI MARSHALL

Pada penelitian ini benda uji digunakan sebanyak total 21 sampel. Dari 21 sampel dibagi untuk masing-masing sampel yang menggunakan filler semen 6 sampel yang terdiri dari kadar filler 0-6 , Filler Abu Vulkanik sebanyak 6 Sampel yang terdiri kadar filler 0-6 dan Abu Kapur Sebanyak 6 Sampel yang terdiri kadar filler dari 0-6.Untuk kadar 0 menandakan bahwa pengujian menggunakan 6 abu terbang dan 0 abu masing filler dan sebaliknya Dan 3 sampel Untuk pengujian PRD Filler Semen,Abu Vulkanik dan Abu Kapur ,masing-masing dengan kadar 6 . Pada penelitian ini ditetapkan jumlah sampel untuk satu jenis pengujian setiap filler sebanyak enam sampel. Setelah ditetapkan kadar aspal optimum, cara pembuatan benda uji sama halnya seperti diatas pada perumusan campuran benda uji marshall, temperatur pemadatan adalah temperatur sebesar 150±15 det s.f. Pemadatan dilakukan dengan penumbukan sebanyak 2 × 75 kali, dengan menggunakan alat marshall compaction hammer.

IV.4. HASIL PENGETESAN BENDA UJI MARSHALL VARIASI FILLER

Data pengetesan benda uji menggunakan filler Semen,Abu Vulkanik Gunung Sinabung,dan Abu Kapur Sipoholon dapat dilihat hasil yang diperoleh memenuhi seluruh sifat karakteristik pengujian Marshall Test. Antara lain : a. Pengaruh variasi Filler terhadap Stabilitas Dapat dilihat pada Gambar 4.4 nilai Stabilitas yang dihasilkan dari variasi kadar ketiga filler semuanya memenuhi batas minimum persyaratan yaiutu 800 kg. Stabilitas yang paling tinggi adalah campuran 3 abu flyash dengan 3 abu kapur sebesar 1080 kg 80 Gambar 4.4. Grafik Nilai Stabilitas masing-masing filler b. Pengaruh variasi Filler terhadap Kelelehan Gambar grafik kelelehan dapat dilihat bahwa nilai kelelehan campuran aspal meningkat seiring peningkatan kadar filler abu vulkanik dan Semen.Namun untuk Filler Abu Kapur untuk benda Uji dengan kadar filler abu kapur 4 dan 5 melewati batas ,Tetapi untuk Filler abu kapur 6 masuk dalam persyaratan spesifikasi dengan nilai 3,40, dimana secara keseluruhan memenuhi persyaratan nilai kelelehan yang ditetapkan minimal sebesar 2 mm dan maksimum sebesar 4 mm. Gambar 4.5. Grafik Nilai Flow Variasi 3 Filler c. Pengaruh Filler terhadap nilai Void in Mixture VIM Dapat terlihat bahwa nilai rongga dalam campuran VIM menurun seiring peningkatan kadar ketiga filler dalam campuran. Namun untuk kadar ketiga 500 700 900 1100 1300 1 2 3 4 5 6 Filler S ta bi li ta s k g 1,50 2,50 3,50 4,50 5,50 1 2 3 4 5 6 Filler F LO W m m 81 filler yang 2 dan 3 mengalami peningkatan .Hal ini disebabkan karena makin banyak kadar ketiga filler dalam campuran, filler tersebut akan makin banyak mengisi rongga-rongga dan menyelimuti agregat sehingga rongga yang tersisa dalam campuran semakin sedikit. Setelah pengujian terlihat bahwa seluruh variasi filler nilai VIM nya cenderung menurun smpai dengan kadar ketiga filler masing-masing 6 dengan nilai 3,59 semen ,4,23 Abu Vulkanik ,dan 4,95 Abu kapur dan memenuhi Spesifikasi Departemen Pekerjaan Umum tahun 2010 Revisi III yang menetapkan syarat maksimal untuk nilai VIM sebesar 3.0-5.0. Begitu juga dengan nilai VIM PRD nya, rata-rata ketiga filler dengan nilai 2,33 dengan PRD abu vulkanik memiliki nilai tertinggi 2,424 dan lolos spesifikasi dimana minimal VIM PRD adalah 2. Gambar 4.6. Grafik Nilai VIM Variasi Filler Filler Kadar Nilai Semen 6 2,24 AV 6 2,42 AK 6 2,33 Average 2,33 Tabel 4.7 VIM PRD masing-masing Filler e. Pengaruh variasi filler terhadap nilai void in mineral aggregate VMA Terlihat bahwa semakin besar kadar ketiga yang diberikan, nilai VMA cenderung menurun. Secara keseluruhan nilai VMA terpenuhi. Spesifikasi 1,00 3,00 5,00 7,00 9,00 1 2 3 4 5 6 A ir V o id Filler 82 Departemen Pekerjaan Umum tahun 2010 Revisi III yang menetapkan persyaratan minimal sebesar 14 untuk lapis antara AC-BC, dengan nilai tertinggi adalah campuran filler 4 flyash dengan 2 Abu Kapur. Gambar 4.7. Grafik Nilai VMA Variasi masing-masing Filler f. Pengaruh variasi abu vulkanik terhadap nilai void filled asphalt VFAVFB Rongga udara terisi aspal, VFAVFB merupakan persentase rongga antar agregat partikel VMA yang terisi aspal, VFAVFB tidak termasuk aspal yang terserap agregat minimal 65. Pada gambar menunjukkan seluruh filler yang memiliki filler kadar 6 ,Dengan nilai tertinggi adalah campuran filler 1 flyash dengan 5 abu semen 77,54 dan memenuhi persyaratan Spesifikasi Departemen Pekerjaan Umum tahun 2010 Revisi III Gambar 4.8. Grafik Nilai VFB Variasi Filler Abu Vulkanik 13,00 15,00 17,00 19,00 21,00 1 2 3 4 5 6 V m a Filler 50 60 70 80 1 2 3 4 5 6 V fa Filler 83 …………………………. …………………………. Indeks Kekuatan Sisa IKS Indeks Kekuatan Sisa IKS dianalisis dari data-data hasil pengujian terhadap sifat-sifat mekanik benda uji stabilitas dan flow dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama diuji Stabilitas Marshallnya dengan perendaman suhu 60 C selama waktu 24 jam dan kelompok kedua diuji Stabilitas Marshallnya dengan perendaman suhu 60 C selama waktu 30 menit. Kemudian Indeks Kekuatan Sisa IKS dapat dihitung dengan mencari persentase antara nilai perbandingan antara kelompok pertama dengan kelompok kedua. Berdasarkan Spesifikasi Departemen Pekerjaan Umum tahun 2010, nilai Marshall Sisa untuk Laston minimal 90. Tabel 4.8. Data Marshall Penggunaan Masing-masing Filler dan IKS 84 85 86 Gambar 4.9. Gambar Hasil Marshall Test 87 88 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1.KESIMPULAN Dari analisis dan pembahasan terhadap hasil-hasil pengujian dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa nilai rongga dalam campuran VIM menurun seiring peningkatan kadar ketiga filler abu vulkanik,semen,dan abu kapur dalam campuran. Hal ini disebabkan karena makin banyak kadar ketiga filler tersebut dalam campuran, filler tersebut akan makin banyak mengisi rongga-rongga dan menyelimuti agregat sehingga rongga yang tersisa dalam campuran semakin sedikit. 2. Dari data Marshall Test yang didapatkan, yang memenuhi seluruh persyaratan yang Spesifikasi Departemen Pekerjaan Umum tahun 2010 Revisi III adalah ketiga filler abu vulkanik,semen,dan Abu Kapur masing-masing,dimana diperoleh nilai stabilitasnya sebesar 910 semen 2,1010 Abu Vulkanik 3, 1080 kg Abu Kapur 3, flow yang terbaik adalah untuk semen 6 3,4, Abu Vulkanik 3 3,3,Abu Kapur 6 3,4 VIM PRD dengan nilai tertinggi yaitu abu vulkanik 2,424,VIM Marshall terbaik adalah semen 4 4,16,Abu Vulkanik 6 4,23,Abu Kapur 5 4,56. VMA yang terbesar adalah semen 0 18,32,Abu Vulkanik 1 18,42, Abu Kapur 2 20,05 dan VFB dengan nilai terbaik adalah semen 5 77,54 Abu Vulkanik 2 74,86 ,Abu Kapur 5 72,39 .Indeks Kekuatan Sisa dengan semen 99,3,Abu Vulkanik 95,3 ,Abu Kapur 90,2 dimana berdasarkan Spesifikasi Departemen Pekerjaan Umum tahun 2010 Revisi III, nilai Marshall Sisa untuk Laston minimal 90. 89 V.2. SARAN Beberapa hal yang dapat disarankan sehubungan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa abu vulkanik Gunung Sinabung,dan Abu Kapur Sipoholon memenuhi persyaratan parameter Marshall sehingga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif filler dalam campuran aspal. 2. Perlu dikembangkan jenis-jenis penelitian alternatif filler lainnya untuk pemanfaatan bahan-bahan yang ada. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Umum