Definisi Pengendalian Hotel Pengendalian Hotel di Kota Yogyakarta

13 c. Mendayagunakan masyarakat, instansi teknis dan pengadilan secara proporsional dan efektif untuk menertibkan pelanggaran pemanfaatan ruang. 4. Menyusun dan menerapkan perangkat sanksi administratif dan fiskal yang sesuaitepatefektif untuk setiap pelanggaran rencana tata ruang secara konsisten. 5. Menerapkan prinsip ketidaksesuaian penggunaan yang rasional dalam penertiban pemanfaatan ruang, yaitu kegiatan yang sudah ada dan berijin tetapi tidak sesuai rencana tata ruang dapat tetap diteruskan dengan ketentuan : a. Dilarang mengubah fungsi dan mengubahmemperluas bangunan yang ada, kecuali sesuai fungsi dalam rencana tata ruang. b. Apabila ijin habis, maka fungsi dan ketentuan harus mengikuti peruntukan yang ada dalam rencana tata ruang atau ketentuan teknis yang ditetapkan.

3. Definisi Pembangunan

Beragam definisi pembangunan yang disampaikan oleh banyak pakar memang menimbulkan perbedaan pendapat. Namun tetap saja berbagai pendapat tersebut mengacu pada satu relevansi yang sama. Berdasarkan Peraturan Walikota kota Yogyakarta Nomor 77 Tahun 2013 tentang pengendalian pembangunan hotel terhadap izin pendirian hotel di kota Yogyakarta. Bangunan Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi termasuk prasarana dan sarana bangunannya yang menyatu dengan tempat kedudukannya atau berdiri sendiri, sebagian atau 14 seluruhnya berada diatas dan atau di dalam tanah danatau air yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatan hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial dan budaya maupun kegiatan khusus. Pengertian pembangunan menurut para ahli: a. Menurut Fakih Umumnya orang beranggapan bahwa pembangunan adalah kata benda netral yang maksudnya adalah suatu kata yang digunakan untuk menjelaskan proses dan usaha yang meningkatkan kehidupan ekonomi, politik, budaya, infrastruktur masyarakat dan sebagainya. 4 b. Kemudian menurut Galtung Pembangunan merupakan upaya untuk memenuhan kebutuhan dasar manusia, baik secara individual maupun kelompok, dengan cara-cara yang tidak menimbulkan kerusakan, baik terhadap kehidupam sosial maupun lingkuangan alam. 5 c. Menurut Effendi pembangunan adalah “suatu upaya meningkatkan segenap sumber daya yang dilakukan secara berencana dan berkelanjutan dengan prinsip daya guna yang merata dan berkeadilan”. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa pembangunan berorientasi pada pembangunan masyarakat, dimana pendidikan menempati posisi yang utama dengan 4 Fakih, Mansour, 2001, Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi. Yogyakarta, Insistpres bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, hlm.10. 5 Trijono, Lambang, 2007, Pembangunan Sebagai Perdamaian. Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, hlm.3. 15 tujuan untuk membuka wawasan dan kesadaran warga akan arah dan cita-cita yang lebih baik. 6 d. Menurut Rogers pembangunan adalah suatu proses perubahan sosial dengan partisipatori yang luas dalam suatu masyarakat yang dimaksudkan untuk kemajuan sosial dan material termasuk bertambah besarnya keadilan, kebebasan dan kualitas lainnya yang dihargai untuk mayoritas rakyat melalui kontrol yang lebih besar yang mereka peroleh terhadap lingkungan mereka. Adapun pembangunan sarana fisik diartikan sebagai alat atau fasilitas yang dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat seperti yang dimaksud berupa: 1 Prasarana perhubungan yaitu: jalan, jembatan dan lain-lain. 2 Prasarana pemasaran yaitu: gedung, pasar. 3 Prasarana sosial yaitu: gedung sekolah, rumah-rumah ibadah, dan puskesmas. 4 Prasarana produksi saluran air. 7 Berdasarkan hal tersebut jelas bahwa pembangunan itu proses perubahan kearah lebih baik tersebut hanya terwujud dengan melibatkan, menggerakkan manusianya baik dalam perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan serta mengevaluasi hasilnya. Selain itu pembangunan merupakan suatu proses, ini dimaksudkan bahwa setiap usaha pembangunan pasti memerlukan 6 Effendi, Bachtiar, 2002, Pembangunan Daerah Otonomi Berkeadilan, Yogyakarta, Uhaindo dan Offset, hlm.2. 7 Suryono, Agu, 2001, Teori dan Isu Pembangunan, Jakarta, UM-Press, hlm.132.

Dokumen yang terkait

Analisis Yuridis Penerapan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 92 Tahun 2011 Tentang Tanggung Jawab Pengangkut Angkutan Udara Atas Keterlambatan Dan Pembatalan Jadwal Keberangkatan Penumpang Angkutan Udara (Studi Pada PT. Sriwijaya Air Medan)

4 114 100

Implementasi Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 Tentang Pajak Daerah : Pajak Restoran Di Kabupaten Deli Serdang

24 244 132

Implementasi Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Pajak Hiburan Ditinjau dari Hukum Administrasi Negara (Studi Kota Medan)

1 46 79

PELAKSANAAN PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 79 TAHUN 2010 TENTANG PEMBATASAN USAHA WARALABA MINIMARKET DI KOTA YOGYAKARTA.

0 5 11

DAMPAK PENERBITAN PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 77 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN PEMBANGUNAN HOTEL TERHADAP PERMOHONAN IZIN PEMBANGUNAN HOTEL DI KOTA YOGYAKARTA.

0 8 16

SKRIPSI PELAKSANAAN PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 79 TAHUN 2010 TENTANG PEMBATASAN USAHA WARALABA MINIMARKET DI KOTA YOGYAKARTA.

0 2 12

PENDAHULUAN PELAKSANAAN PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 79 TAHUN 2010 TENTANG PEMBATASAN USAHA WARALABA MINIMARKET DI KOTA YOGYAKARTA.

0 5 18

SKRIPSI DAMPAK PENERBITAN PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 77 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN PEMBANGUNAN HOTEL TERHADAP PERMOHONAN IZIN PEMBANGUNAN HOTEL DI KOTA YOGYAKARTA.

0 2 11

PENDAHULUAN DAMPAK PENERBITAN PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 77 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN PEMBANGUNAN HOTEL TERHADAP PERMOHONAN IZIN PEMBANGUNAN HOTEL DI KOTA YOGYAKARTA.

0 2 26

PENUTUP DAMPAK PENERBITAN PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 77 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN PEMBANGUNAN HOTEL TERHADAP PERMOHONAN IZIN PEMBANGUNAN HOTEL DI KOTA YOGYAKARTA.

0 3 8