Analisis Data METODE PENELITIAN

bertempat tinggalnya para penegak penzarahorang yang punya urusan tentang agama. Munichy B. Edrees, salah satu cicit dari KH. Ahmad Dahlan dalam acara pengajian Seri Kajian Sejarah Dakwah SKSD, mengatakan bahwa nama Kauman merupakan nama kampung yang berdekatan dengan Masjid Agung Kesultanan. Tidak hanya ada di Yogyakarta, di Kesultanan Surakarta pun ada kampung yang dinamakan Kauman. Kauman sendiri diambil dari kata kaum; kelompok masyarakat yang identik beragama Islam. 1 Senada dengan yang dinyatakan oleh Budi Setiawan Ketua Takmir Masjid Gedhe Kauman, bahwa dinamakannya kampung Kauman sebab diambil dari kata kaum, yakni masyarakat yang memakmurkan masjid. Tak lain adalah Masjid Gedhe yang secara sengaja dibangun oleh pihak Kraton Yogyakarta 2 sejak tahun 1773 dan diprakarsai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I dan Kyai Fakih Ibrahim Diponingrat selaku penghulu Keraton yang pertama. 3 Kauman Yogyakarta berada di sebelah barat Alun-alun utara Kraton Yogyakarta, termasuk dalam wilayah Kecamatan Gondomanan Kelurahan Ngupasan. Di Kelurahan Ngupasan dihuni oleh 13 RW dan 1 Pernyataan dari Munchy B. Edrees cicit dari KH. Ahmad Dahlan saat menjadi pemateri dalam pengajian Seri Kajian Sejarah Dakwah SKSD pada hari Sabtu tanggal 30 April 2016 pukul 16.00 di Perpusatakaan Masjid Gedhe Kauman. 2 Wawancara dengan Budi Setiawan Ketua Tak ir Masjid Gedhe pada hari Ju ’at tanggal 6 Mei 2016 pukul 13.14 WIB di rumahnya 3 Profil Masjid Gedhe Kauman, hlm 3 50 RT. Adapun masyarakat yang menghuni Kampung Kauman berada di 4 RW RW 10, RW 11, RW 12, RW 13 dan 18 RT RT 33-RT 50. Adapun batas-batas wilayah Kampung Kauman sebagai berikut : 1 Bagian Timur : Jalan Pekapalan dan Trikora 2 Bagian Barat : Jalan Nyai Ahmad Dahlan yang dulu dikenal dengan nama Gerjen 3 Bagian Utara : Jalan KH. Ahmad Dahlan 4 Bagian Selatan : Jalan Kauman. b. Kondisi Kampung Kauman Dahulu dan Sekarang Perubahan dalam sebuah masyarakat adalah hal yang pasti terjadi seiring berjalannya waktu. Perubahan tersebut dapat diketahui jika membandingkan suatu masyarakat di masa kini dengan masyarakat di masa lampau. Sebagaimana dinamika perubahan masyarakat pada umumnya, arus perkembangan zaman sangat mempengaruhi pola kehidupan suatu masyarakat. Begitupun dengan Kauman yang berada di jantung Kota Yogyakarta. Siti Hadiroh yang juga merupakan keturunan KH. Ahmad Dahlan dan sejak lahir menetap di Kauman menuturkan bahwa, kondisi masyarakat Kauman saat ini sangat berbeda dengan dahulu. Perkembangan zaman yang cepat sangat mempengaruhi pola kehidupan masyarakat. Identitas kampung sebagai tempat dimana dilahirkannya Muhammadiyah telah memudar akibat dari arus perkembangan zaman dan banyaknya warga pendatang. 4 Letaknya dengan pusat keramaian Malioboro dan Kraton sangat mudah mempengaruhi pola kehidupan masyarakatnya, baik dari segi keagamaan, ekonomi, sosial, politik dan budaya. Hasil wawancara dengan Budi Setiawan Ketua Takmir Masjid Gedhe Kauman dan Siti Hadiroh, serta berdasarkan keikutsertaan peneliti dalam mengikuti SKSD yang disampaikan oleh Munichy B. Edrees dan Gunawan Budiyanto, peneliti dapat menarik inti dari beberapa perubahan yang terjadi di dalam masyarakat Kauman. Secara spesifik, perubahan tersebut dapat terlihat dari beberapa aspek sebagai berikut. 1 Keberagamaan Kondisi keberagamaan masyarakat Kauman dalam sejarahnya adalah kelompok masyarakat Islam yang condong dengan paham sinkretis. Yaitu paham yang mencampuradukkan upacara ibadah Islam dengan kepercayaan dari luar ajaran Islam seperti melaksanakan ritual membakar kemenyan, mempercayai kekuatan jimat dan meminta-minta kepada makam leluhur. Kondisi tersebut secara bertahap diubah oleh KH. Ahmad Dahlan dengan tekad untuk memurnikan ajaran Islam, bersumber pada Al- Qur‟an dan As-Sunah. Sehingga Kauman dikenal sebagai kampung Islami. 4 Wawancara dengan Siti Hadiroh Cicit dari KH. Ahmad Dahlan pada hari Sabtu tanggal 30 April 2016 pukul 10.08 WIB di pendopo Green House Hidroponik Kauman