Bobot Nodul Pengaruh Inokulasi Rhizobium sp.

lebih baik terutama ketersediaan air, sehingga mempengaruhi bobot nodul akar Nike-Triwahyuningsih, 2004. Bobot nodul seharusnya mengalami penurunan pada minggu ke-9. Hal ini menunjukkan bahwa pembentukan nodul akar kedelai di tanah pasir pantai lebih panjang dibandingkan di tanah subur. a b Gambar 3. Bobot nodul a faktor inokulum b faktor varietas Keterangan: A = Rhizobium sp.- mikoriza P = varietas Grobogan B = Rhizobium sp.-Rhizobacteri Q = varietas Detam-1 C = Rhizobium sp.-mikoriza-Rhizobacteri R = varietas Petek D = Tanpa inokulum Gambar 3 b menunjukkan bahwa bobot nodul perlakuan macam varietas semakin meningkat dari minggu ke-3 hingga minggu ke-9 namun tidak menunjukkan perbedaan yang nyata lampiran 12.g, 12.h dan 12.i. Pada minggu ke-9 varietas Grobogan cenderung lebih tinggi 0,31 gram walau berdasarkan sidik ragam tidak ada beda nyata lampiran 12.i, diikuti varietas Detam-1 sebesar 0,14 gram dan varietas Petek sebesar 0,08 gram. Penelitian ini menunjukkan bahwa nodulasi tidak dipengaruhi oleh varietas. 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 3 6 9 Bo b o t n o d u l g ra m Minggu ke- A B C D 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 3 6 9 Bo b o t n o d u l g ra m Minggu ke- P Q R

4. Diameter Nodul

Diameter nodul mengindikasikan bahwa terdapat kompatibilitas antara Rhizobium sp. dengan varietas tanaman. Dengan adanya kompatibilitas maka Rhizobium sp. berkembang dengan baik di dalam nodul akar yang menyebabkan nodul semakin besar. Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pada minggu ke-9 perlakuan macam inokulum dan macam varietas tidak saling mempengaruhi diameter nodul. Perlakuan varietas dan inokulum berpengaruh sama terhadap diameter nodul lampiran 12.l. Apabila kompatibel, maka sel bakteri akan memasuki rambut akar tanaman dan akan berkembang, jaringan akar akan terdesak sehingga muncul benjolan Lisna, 2008, artinya semakin pesat perkembangan Rhizobium sp. dalam nodul maka semakin besar pula nodul yang terbentuk. Ukuran nodul yang kecil mengindikasikan bahwa hanya sedikit jaringan bakteroid yang berkembang, sehingga keefektifannya dalam memfiksasi N kurang baik Ramdana dan Retno, 2015. Perkembangan diameter nodul akar selama 9 minggu ditunjukkan pada gambar 4. Gambar 4 a menunjukkan bahwa diameter nodul perlakuan macam inokulum semakin meningkat dari minggu ke-3 hingga minggu ke-9, namun hanya berpengaruh secara nyata pada minggu ke-3 hingga minggu ke-6 lampiran 12.j dan 12.k. Pada minggu ke-9, diameter pada perlakuan Rhizobium sp.-mikoriza cenderung lebih tinggi lampiran 12.l dengan diameter 3,74 mm, diikuti Rhizobium sp-mikoriza-Rhizobacteri 2,46 mm, Rhizobium sp.-Rhizobacteri 1,59 mm dan tanpa inokulasi 1,22 mm. Pembentukan nodul dan aktivitas nodul akar tanaman oleh Rhizobium sp. dipengaruhi oleh unsur P Ayu dkk., 2013 dari aktivitas mikoriza. a b Gambar 4. Diameter nodul a faktor inokulum b faktor varietas Keterangan: A = Rhizobium sp.- mikoriza P = varietas Grobogan B = Rhizobium sp.-Rhizobacteri Q = varietas Detam-1 C = Rhizobium sp.-mikoriza-Rhizobacteri R = varietas Petek D = Tanpa inokulum Diameter nodul pada macam varietas mengalami peningkatan gambar 4b namun tidak berpengaruh secara nyata dari minggu ke-3 hingga ke-9 lampiran 12.j, 12.k dan 12.l. Pada minggu ke-9, varietas Grobogan memiliki diameter nodul tertinggi dengan nilai 2,86 mm, kemudian varietas varietas Petek 2,18 mm dan Detam-1 sebesar 1,72 mm. Varietas Grobogan cenderung lebih kompatibel sehingga diameter nodul cenderung lebih besar.

B. Identifikasi dan Pengaruh Inokulasi Mikoriza Vesikular Arbuskular

MVA Identifikasi mikoriza bertujuan untuk mengidentifikasi organel-organel mikoriza yang terbentuk pada jaringan korteks akar tanaman, dan untuk mengetahui efektivitas mikoriza pada tanaman inang. Hasil uji pendahuluan terhadap persentase 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 3 6 9 Dia m eter n o d u l m m Minggu ke- A B C D 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 3 6 9 Dia m eter n o d u l m m Minggu ke- P Q R

Dokumen yang terkait

IDENTIFIKASI KARAKTERISASI DAN RE-INOKULASI (Rhizobacteri Indigenous) LAHAN PASIR ERUPSI MERAPI PADA TANAMAN PADI

0 3 86

KAJIAN ASOSIASI Rhizobium sp, Rhizobakteri Osmotoleran DAN MIKORIZA PADA KEDELAI LOKAL TAHAN CEKAMAN KEKERINGAN DI TANAH MEDITERAN, SIMO, BOYOLALI

7 38 96

KAJIAN BERBAGAI JENIS DAN TAKARAN KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI SEGRENG HANDAYANI DIINOKULASI Rhizobacteri DI TANAH PASIR PANTAI DENGAN CEKAMAN KEKERINGAN

1 39 136

KAJIAN KOMBINASI NPK, KOMPAZOLLA DAN MIKORIZA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL PADI SEGRENG DIINOKULASI Rhizobacteri osmotoleran indigenous MERAPI PADA TANAH REGOSOL DENGAN CEKAMAN KEKERINGAN

1 33 125

PENGARUH FREKUENSI PENYIRAMAN DAN INOKULASI Rhizobacteri indigenous vulkanik Merapi TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI IR64 (Oryza sativa)

0 3 77

Pengaruh Pemupukan Nitrogen Dan Aplikasi Rhizobium Terhadap Efisiensi Serapan Nitrogen, Pertumbuhan Dan Hasil Tiga Varietas Kedelai

0 0 2

Pengaruh Pemupukan Nitrogen Dan Aplikasi Rhizobium Terhadap Efisiensi Serapan Nitrogen, Pertumbuhan Dan Hasil Tiga Varietas Kedelai

0 0 5

Pengaruh Pemupukan Nitrogen Dan Aplikasi Rhizobium Terhadap Efisiensi Serapan Nitrogen, Pertumbuhan Dan Hasil Tiga Varietas Kedelai

0 0 13

Pengaruh Pemupukan Nitrogen Dan Aplikasi Rhizobium Terhadap Efisiensi Serapan Nitrogen, Pertumbuhan Dan Hasil Tiga Varietas Kedelai

0 0 4

Pengaruh Pemupukan Nitrogen Dan Aplikasi Rhizobium Terhadap Efisiensi Serapan Nitrogen, Pertumbuhan Dan Hasil Tiga Varietas Kedelai

0 0 26