HASIL DAN PEMBAHASAN PENDIDIKAN PERKADERAN GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN KAFILAN PENUNTUN MOH. DJAZMAN UNIVERSITAS Pendidikan Perkaderan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kafilan Penuntun Moh. Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta Dalam Menyiapkan K

8 dokumentasi. 11 Penelitian ini menggambarkan suatu kondisi apa adanya berdasarkan data yang diperoleh digolongkan, dipilah atau direduksi, kedua menyajikan data yang direduksi dalam bentuk narasi, dan terakhir adalah penarikan kesimpulan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Sistem Perkaderan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kafilah Penuntun Moh. Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta dalam Menyiapkan Kader Militan Muhammadiyah Sistem perkaderan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kafilah Penuntun Moh. Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta dalam menyiapkan kader militan dikembangkan dan dipenuhi melalui pendidikan dan pelatihan, adapun jenjang pendidikan dan pelatihan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Pertama, pendidikan dan latihan anggota dasar DA. Kedua, pendidikan dan latihan lanjut Dikjut. Ketiga, pendidikan dan pelatihan instruktur Dikins. Pada periode 2015 yang lalu telah terlaksananya pendidikan dan pelatihan anggota dasar, dan pada periode 2016 telah terlaksananya pendidikan dan pelatihan lanjut dan pendidikan dan latihan instruktur. 12 Berdasarkan hasil observasi, penulis menyatakan bahwasanya sistem perkaderan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kafilah Penuntun Moh. Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta benar-benar mampu menghasilkan kader-kader militan. Indikator kader militan adalah penerus organisasi yang bertanggung jawab, yang memiliki kesungguhan dalam berjuang, mempunyai akhlaq yang baik. Setelah kader mengikuti pendidikan pelatihan anggota dasar dan pendidikan pelatihan lanjut, kader mengikuti program kerja kegiatan organisasi yang disusun dengan sangat baik. Dalam pelaksanaan program kegiatan yang disusun Hizbul Wathan Moh. Djazman, Contoh ketika persiapan untuk acara kajian mingguan yang di program oleh Divisi Al-Islam Kemuhammadiyahan Hizbul 11 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010, hlm. 54. 12 Sebagaimana telah dipaparkan pada Bab IV, hlm. 25. 9 Wathan Moh. Djazman, kader bertanggung jawab atas terlaksana dengan baiknya acara kajian tersebut, kader bersungguh-sungguh dalam menyiapkan acara kajian tersebut, serta kader berakhlaq mulia. Itu semua dilaksana dengan secara terus-menerus dalam melaksanakan program kegiatan, dengan adanya program kegiatan Hizbul Wathan Moh. Djazman dari sanalah kader dilatih untuk menjadi kader militan Muhammadiyah. Sesuai dengan materi pembinaan dalam perkaderan, maka kader Hizbul Wathan Kafilah Penuntun Moh. Djazman tersebut harus memiliki kriteria tertentu dalam aspek ideologi, ilmu pengetahuan, wawasan, dan kepemimpinan. Sehingga kualitas Iman, Islam dan Ihsan terpadu pada dirinya dalam menjalankan tugas persyarikatan pada umumnya, dan pada Hizbul Wathan khususnya. Profil kader Hizbul Wathan, bermental militan dan teguh pendirian, berkepribadian yang mandiri, tangguh, terampil, cekatan dan sigap. Serta profil kader Hizbul Wathan harus sesuai dengan undang-undang pandu Hizbul Wathan, kader memiliki sifat dapat dipercaya, setiawan, siap menolong dan wajib berjasa. Suka perdamaian dan persaudaraan, mengerti adat, sopan santun dan perwira, menyayangi kepada semua makhluk, melaksanakan perintah tanpa membantah, sabar dan pemaaf, teliti dan hemat, serta suci hati, pikiran, perkataan dan perbuatan. Menjaga nama baik Hizbul Wathan, tidak bertingkah angkuh. Profil kader adalah gambaran ideal tentang bagaimana wajah dan perilaku kader Hizbul Wathan dalam kehidupan sehari-hari. Analisis Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat dalam Pelaksanaan Sistem Perkaderan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kafilah Penuntun Moh. Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta Berdasarkan faktor pendukung yang penulis terangkan di bab IV empat menyatakan ada beberapa faktor pendukung dalam pelaksanaan pendidikan perkaderan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kafilah Penuntun Moh. Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta sebagai 10 berikut ini: Administrasi atau Dokumentasi dapat menjadi pedoman dan acuan, teman-teman berkemampuan ditunjang ke adik-adik Hizbul Wathan atau kader baru, melakukan pengawasan terhadap kader baru, kemudian pendekatan personal sangat dibutuhkan. 13 Sumber daya manusia meningkat, letak geografis Hizbul Wathan yang strategis, Hizbul Wathan di Perguruan Tinggi Muhammadiyah masih baru. Kemauan dan kemampuan. Jika mau maka mampu, jika mampu maka harus mau. Adanya dana karena jika tidak ada dana maka tidak akan bisa melaksanakan pendidikan perkaderan, personil yang mau bekerjasama, mendapatkan dukungan dari Qabilah dan Pembina, serta kesadaran semua elemen yang terlibat dalam pelaksanaan sistem perkaderan. 14 Kemudian penulis menarik kesimpulan dari faktor pendukung tersebut yakni: Pertama, kesadaran semua elemen yang terlibat didalamnya yang menyadari pentingnya dilaksanakannya sistem perkaderan itu sendiri, untuk menghasilkan kader penerus, sebagai motor penggerak kemajuan Hizbul Wathan Kafilah Universitas Muhammadiyah Surakarta. Kedua, adanya kemauan dari dalam diri semua elemen untuk melaksanakan sistem perkaderan tersebut. Ketiga, adanya kemampuan untuk melaksanakan sistem perkaderan tersebut. Karena, kesadaran, kemauan dan kemampuan memang sudah tertanam dalam diri pengurus, sehingga pengurus mengerti tentang betapa pentingnya pelaksanaan sistem perkaderan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kafilah Penuntun Moh. Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk menghasilkan kader yang diharapkan sebagai motor penggerak organisasi otonom persyarikatan Muhammadiyah. Analisis Faktor Penghambat: Hizbul Wathan di Perguruan Tinggi Muhammadiyah masih baru, kedudukan Hizbul Wathan di Universitas Muhammadiyah Surakarta masih muda sehingga sistem perkaderan belum runtut, dan masih terlaksana secara kondisional. Kemudian juga kuantitas 13 Sebagaimana telah dipaparkan pada Bab IV, hlm. 36. 14 Ibid., hlm. 37 . 11 personil banyak namun berbeda angkatan sehingga kesulitan dalam berkoordinasi. Serta kurangnya komunikasi yang baik. 15 Purna tugas tidak dapat membantu dalam pelaksanaan sistem perkaderan, serta krisis pelatih dalam berbagai bidang yakni seperti Ilmu Medan Peta dan Kompas IMPK, kesehatan. Kurangnya rasa sadar diri dari pengurus untuk pelaksanaan pendidikan perkaderan ini. Tingginya rasa minder dari peserta diklat terhadap peserta diklat lainnya yang mempunyai kemampuan diberbagai bidang. Minimnya dana untuk melangsungkan kegiatan pendidikan perkaderan. Kurangnya personil yang ahli dalam bidangnya, kemampuan yang dimiliki masing-masing personal tidak berkembang. Adanya rasa iri peserta diklat terhadap peserta diklat yang lain atas perlakuan yang berbeda dari instruktur yang menyebabkan timbulnya rasa kecemburuan sosial. Adanya permasalahan internal di organisasi Hizbul Wathan itu sendiri. Serta kurangnya komunikasi yang baik, meski kemajuan teknologi sudah sangat maju. Kurangnya kesadaran diri dari teman-teman pengurus terhadap tugas yang diamanahkan. Personil seperti antara ada dan tiada. Kesibukan masing-masing personil yang menyebabkan sulitnya membagi waktu. Komunikasi yang kurang antara satu dengan yang lain. 16 Kemudian penulis menarik kesimpulan dari faktor penghambat tersebut yakni: Pertama, komunkasi yang kurang bauk dari semua pengurus dalam koordinasi pelaksanaan sistem perkaderan. Kedua, sikap kurang profesional dari instruktur dalam meperlakukan kader yang menyebabkan terjadinya kecemburuan sosial sehingga membuat kader menjadi enggan untuk mengikuti pendidikan perkaderan. Ketiga, kurangnya tenaga ahli, ataukurangnya tenaga ahli instruktur dibidang- bidang tertentu dipandangnya kader yang lain tidak memiliki kesempatan untuk mempunyai kemampuan dibidang tertentu, dan pada akhirnya menyebabkan tidak berkembangnya kemampuan tersebut. Keempat, kurang professionalnya pengurus dalam menyelesaikan permasalahan 15 Sebagaimana telah dipaparkan pada Bab IV, hlm. 39. 16 Sebagaimana dipaparkan pada Bab IV, hlm. 40. 12 internal dalam organisasi dan efenya kurang baik pada saat pelaksanaan sistem perkaderan yang dinginkan. Berdasarkan faktor pendukung dan faktor penghambat yang dihadapi oleh Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kaflah Penuntun Moh. Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta, bahwa faktor pendukungnya menunjukkan bahwasanya seluruh elemen yang terlibat dalam Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kafilah Penuntun Moh. Djazman menyadari akan pentingnya pelaksanaan pendidikan perkaderan itu sendiri, serta tingginya rasa kemauan dari seluruh elemen dan memang benar-benar mampu untuk melaksanakan pendidikan perkaderan. Terbukti dari tahun ke tahun sistem perkaderan yang diterapkan oleh Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kafilah Penuntun Moh. Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta mampu menghasilkan kader-kader militan, kader-kader yang tangguh, serta kader- kader yang siap berkembang dan siap berjuang di daerahnya masing- masing. Kemudian dilihat dari faktor penghambat, bahwasanya elemen pelaksanaan pendidikan perkaderan kurang mampu berkomunikasi dengan baik, kurangnya komunikasi yang baik diantara personil satu dengan personil lainnya, dan juga sikap instruktur yang kurang professional dalam membina dan membimbing kader-kader, yang pada akhirnya menyebabkan kecemburuan sosial yang tinggi. Sehingga kader merasa sungkan, dan berfikir dua kali untuk mengikuti sistem perkaderan ini. Dengan adanya berbagai macam hambatan-hambatan yang dihadapi tersebut, pelaksana sistem perkaderan menyelesaikan hambatan dengan bersama-sama. Mencari jalan keluar yang akan dilakukan agar kader tidak merasakan kecemburuan sosial dan agar kader tidak merasa sungkan mengikuti sistem perkaderan.

4. PENUTUP

Dokumen yang terkait

PENDIDIKAN PERKADERAN GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN KAFILAN PENUNTUN MOH. DJAZMAN UNIVERSITAS Pendidikan Perkaderan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kafilan Penuntun Moh. Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta Dalam Menyiapkan Kader Militan Muhammad

0 8 15

PENDAHULUAN Pendidikan Perkaderan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Kafilan Penuntun Moh. Djazman Universitas Muhammadiyah Surakarta Dalam Menyiapkan Kader Militan Muhammadiyah Tahun 2016.

0 5 4

IMPLEMENTASI NILAI KERJASAMA DALAM KEGIATAN GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN KAFILAH PENUNTUK MOHAMMAD Implementasi nilai kerjasama dalam kegiatan gerakan kepanduan hizbul wathan kafilah penuntuk mohammad djazman universitas muhammadiyah surakarta.

0 1 17

PENDAHULUAN Implementasi nilai kerjasama dalam kegiatan gerakan kepanduan hizbul wathan kafilah penuntuk mohammad djazman universitas muhammadiyah surakarta.

0 0 4

IMPLEMENTASI NILAI KERJASAMA DALAM KEGIATAN GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN KAFILAH PENUNTUN MOHAMMAD DJAZMAN Implementasi nilai kerjasama dalam kegiatan gerakan kepanduan hizbul wathan kafilah penuntuk mohammad djazman universitas muhammadiyah surakart

0 1 9

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN PATRIOTISME DALAM GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN Penanaman Karakter Disiplin Dan Patriotisme Dalam Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (Studi Kasus di SMP Muhammadiyah 4 Sambi Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014).

0 1 22

PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN PATRIOTISME DALAM GERAKAN KEPANDUAN HIZBUL WATHAN Penanaman Karakter Disiplin Dan Patriotisme Dalam Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan (Studi Kasus di SMP Muhammadiyah 4 Sambi Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2013/2014).

0 1 13

upacara dalam kepanduan hizbul wathan

0 0 8

Upacara dalam kepanduan hizbul wathan

0 0 8

Optimalisasi Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan untuk Pembinaan Karakter Warga Negara Muda - Repository Universitas Ahmad Dahlan

0 0 15