perwakilan sebagai wadah yang memperluas kesempatan rakyat berpartisipasi;
d. Tuntutan ke-bhinnekaan, yaitu Indonesia, baik sosial, ekonomi maupun budaya adalah masyarakat pluralistik yang mempunyai sifat dan
kebutuhan yang
berbeda-beda untuk
mewujudkan keadilan,
kesejahteraan, keamanan, tidak mungkin memaksa keseragaman. Setiap keseragaman, dapat meningkatkan gangguan terhadap keamanan,
keadilan dan kesejahteraan. Direktorat Jendral Otonomi Daerah Kementrian Dalam Negeri
menyebutkan 3 tiga faktor pemicu pemekaran wilayah meliputi:
19
1. Terlalu luasnya wilayah
Wilayah kabupaten yang terlalu luas menjadi salah satu faktor pendorong tuntutan pemekaran wilayah. Apalagi luasnya daerah
kabupaten tidak diimbangi dengan tersedianya infrastruktur jalan dan jembatan yang memudahkan akses warga dan tidak adanya upaya meretas
daerah terisolir. 2.
Faktor keadilan Faktor ketidakadilan, juga menjadi faktor pemicu tuntutan
pemekaran wilayah. Pihak yang mengusulkan pemekaran wilayah merasa,
19
Anonim, “Pemekaran Wilayah Antara Harapan dan Tantangan” diakses dari http:otda.kemendagri.go.idindex.phpberita-2101330-pemekaran-wilayah-antara-harapan-dan-tanta
ngan, pada 27 April 2016 pukul 16.30 WIB.
besarnya hasil pendapatan daerah tidak sebanding dengan kesejahteraan yang di dapatkan masyarakat di wilayahnya dan ini menimbulkan
ketimpangan kesejahteraan antara satu kecamatan dengan kecamatan lainnya.
3. Lemahnya daya saing sumber daya manusia
Banyak data menunjukkan, ada daerah tertentu disebuah kabupaten mamiliki keunggulan sumber daya manusia, memiliki daya saing,
mendominasi jabatan-jabatan di pemerintahan. Akibatnya ada sumber daya manusia kawasan lain merasa sulit bersaing.
Pembentukan daerah otonom baru harus didasarkan pada kebutuhan dan kemampuan daerah untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi
daerah otonom yang mandiri dan maju. Bukan hanya didasarkan atas keinginan sesaat.
2. Tujuan Pembentukan Daerah
Pembentukan daerah pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat
disamping sebagai sarana pendidikan politik di tingkat lokal. Untuk itu, pembentukan daerah harus memperhatikan berbagai faktor seperti
kemampuan ekonomi. Potensi daerah, luas wilayah dan pertimbangan dari aspek sosial, budaya pertahanan dan keamanan serta pertimbangan dan syarat
lain yang memunugkinkan daerah itu dapat menyelenggarakan dan mewujudkan tujuan dibentuknya daerah dan diberikan otonomi daerah.
20
Pendapat lain menjelaskan tujuan pembentukan daerah otonom baru meliputi:
21
a. Untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat; b. Keadilan sosial dan dapat memberikan rasa aman;
c. Kepastian hukum; d. Efektifitas dan efesiensi tugas pemerintah daerah;
e. Memberikan kemampuan dalam pemanfaatan potensi daerah dalam menyelenggarakan otonomi daerah.
Pembentukan daerah baru tersebut diharapkan dapat memunculkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru, mampu meningkatkan berbagai
potensi yang selama ini belum tergarap secara optimal baik potensi sumberdaya alam maupun sumberdaya manusia, dapat memutus mata rantai
pelayanan yang sebelumnya terpusat di satu tempat ibukota kabupaten atau ibukota kecamatan, memicu motivasi masyarakat untuk ikut secara aktif
dalam proses pembangunan dalam rangka meningkatkan taraf hidup. Pembentukan daerah baru adalah bagian dari proses implementasi
desentralisasi yang memiliki berbagai macam tujuan yang dapat
20
Siwanto Sunarno, Op.Cit., hlm. 15
21
Restriawan, 2012, “Pemekaran Daerah Masih Perlukah?” Majalah Warta BPK RI, 6-17, Diakses dari http:www.bpk.go.idassetsfilesmagazineedisi-04-volii-april-2012_hal_2_22_.pdf pada 27
April 2016 pukul 17.00 WIB.
diklarisifikasikan ke dalam dua variabel yakni peningkatan dan efektifitas penyelenggaraan pemerintah serta peningkatan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan yang dilakukan pemerintah sehiingga melalui otonomi daerah akan terjadi optimalisasi pelayanan publik dilakukan oleh instansi yang
memiliki kedudukan yang lebih dekat dengan masyarakat sehingga keputusan- keputusan strategis dapat dibuat lebih muda, adanya penyesuaian layanan
terhadap kebutuhan dan kondisi yang ada di tingkat lokal, adanya tingkat perawatan terhadap infrastruktur yang ada melalui alokasi anggaran yang
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang ada di wilayah masing-masing, adanya pengalihan fungsi-fungsi kebijakan, adanya peningkatan kompetisi
dalam penyediaan layanan di antara unit-unit pemerintah dan antar sektor publik dan swasta berdasarkan arahan dari pemerintah daerah dapat
menjadikan birokrasi yang lebih berorientasi pada daerah.
3. Syarat Pembentukan Daerah Kabupaten Kota
Pembentukan daerah harus mampu melaksanakan otonomi daerahnya sesuai dengan kondisi, potensi, kebutuhan dan kemampuan daerah yang
bersangkutan. Pembentukan suatu daerah otonom baru, tidak boleh mengakibatkan daerah induk, baik daerah yang dibentuk maupun daerah
yang dimekarkan atau daerah induk secara sendiri-sendiri dapat melaksanakan otonomi daerahnya sesuai ketentuan yang berlaku. Demikian