PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN DANA TABUNGAN ARISAN TERHADAP PERTUMBUHAN ASSET, PROFITABILITAS DAN EFEKTIVITAS DI PT. BPRS MADINA MANDIRI SEJAHTERA (BANK MADINA SYARIAH)

(1)

PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN DANA TABUNGAN ARISAN TERHADAP PERTUMBUHAN ASSET, PROFITABILITAS DAN EFEKTIVITAS

DI PT. BPRS MADINA MANDIRI SEJAHTERA (BANK MADINA SYARIAH)

SKRIPSI Oleh : Putri Ega Handini

NPM: 20130730121 FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI MUAMALAT

UNVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

i

PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN DANA TABUNGAN ARISAN TERHADAP PERTUMBUHAN ASSET, PROFITABILITAS DAN EFEKTIVITAS

DI PT. BPRS MADINA MANDIRI SEJAHTERA (BANK MADINA SYARIAH)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi Islam (S. E. I) Strata Satu

pada prodi Ekonomi dan Perbankan Islam Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh :

Putri Ega Handini NPM : 20130730121

FAKULTAS AGAMA ISLAM

PRODI EKONOMI & PERBANKAN ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


(3)

(4)

(5)

iv

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI Yang bertanda dibawah ini saya,

Nama : Putri Ega Handini Nomor Mahasiswa : 20130730121

Program Studi : Ekonomi dan Perbankan Islam

Menyatakan bahwa PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN DANA TABUNGAN ARISAN TERHADAP PERTUMBUHAN ASSET, PROFITABILITAS DAN EFEKTIVITAS DI PT. BPRS MADINA MANDIRI SEJAHTERA (BANK MADINA SYARIAH) adalah karya saya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesajarnaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila saya melakukan tindakan yang bertentangan dengan hal tersebut diatas, baik disengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah oleh hasil pemikiran sendiri, berar gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh

universitas batal saya terima. Yogyakarta, 7 Desember 2016 Yang Membuat Pernyataan


(6)

v

MOTTO


(7)

vi

PERSEMBAHAN

Aku persembahkan karya tulis ini untuk :

Ayah dan Ibuku tercinta yang tak kenal lelah selalu mendidiku, menasihatiku dan berjuang demi masa depan ku yang terbaik.

Adikku tercinta yang selalu menjadi semangat ku dan yang selalu aku rindukan

Untuk keluarga besarku yang selalu mendoakan, memberikan semangat dan mendukung aku dalam setiap langkah dan keputusan yang aku ambil.

Sahabat-sahabatku di EPI angakatan 2013, dan teman, sahabat-sahabat dan keluarga ku di KKN 108 angakatan 2013. Dan seluruh sahabat-sahabatku


(8)

vii

KATA PENGANTAR Assalamualiakum wr.wb

Alhamdulillah dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT yang selalu memberikan rahmat, hidayah, dan nikmat-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan penyususnan skripsi dengan judul : “PENGARUH

PENERAPAN MANAJEMEN DANA TABUNGAN ARISAN

TERHADAP PERTUMBUHAN ASSET, PROFITABILITAS DAN EFEKTIVITAS DI PT.BPRS MADINA MANDIRI SEJAHTERA (BANK MADINA SYARIAH)” yang disusun sebagai syarat akademis dalam menyelesaikan studi program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi dan Perbankan Islam pada Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penyususnan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dukungan, doa, serta saran dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis hendak menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Gunawan Budiyanto, M.P. selaku rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2. Bapak Dr. Mahli Zainuddin, M. Si. Selaku Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Bapak Syarif As’ad, S.EI., M.S.I. Selaku Kepala program Studi Ekonomi dan Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.


(9)

viii

4. Bapak Satria Utama, S.E.I., M.S.I. Selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan banyak waktunya untuk memberikan saran, petunjuk dan bimbingan yang sangat berarti kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

5. Bapak M. Sobar, SE.I., M.Sc. Selaku Dosen Penguji yang telah menguji dan membantu dalam perbaikan skripsi ini.

6. Kedua orang tua tercinta dan seluruh keluarga besar atas segala dukungan dan doanya.

7. Seluruh Dosen Fakultas Agama Islam yang sudah mentransformasikan ilmu dan keteladanan dengan penuh keikhlasan kepada penulis.

8. Sahabat-sahabatku, Linda Vidya, Evrita Putri, Jamiyatusa’adah, Novita Apriyani dan sahabat yang lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan nama-namanya satu persatu, yang selalu memberikan semangat dan bantuan selama ini.

Penulis menadari bahwa dalam menulis skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan guna perbaikan di masa yang akan datang dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Yogyakarta, 21 Desember 2016

Penulis


(10)

ix

DAFTAR ISI

NOTA DINAS ... Error! Bookmark not defined.

PENGESAHAN ... iv

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Batasan Masalah... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI ... 6

A. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

B. KERANGKA TEORI ... 9

1. Manajemen Bank Syariah ... 9

2. Manajemen Dana Bank Syariah ... 10

3. Strategi Manajemen Dana ... 11

4. Sumber–Sumber Dana ... 14

5. Penggunaan Dana ... 18

6. Bagi Hasil ... 20

7. Laporan keuangan ... 25

8. Tujuan Laporan Keuangan ... 25

9. Sifat Laporan Keuangan ... 26

10. Keterbatasan Laporan Keuangan ... 27

11. Analisis Laporan Keuangan ... 28


(11)

x

13. Kerangka Pemikiran Teoritik... 34

14. Pengembangan Hipotesa ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

A. Konsep ... 39

B. Jenis dan Sifat Penelitian ... 39

C. Populasi dan Sampel ... 40

D. Teknik Pengumpulan Data ... 41

E. Analisis Data ... 42

1. Uji Normalitas ... 42

2. Uji Paired Sample T-test ... 42

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 45

A. Proses Manajemen Dana Tabungan Arisan ... 45

1. Hasil Wawancara ... 45

a. Produk ... 45

b. Marketing ... 46

c. Manajemen Dana ... 46

d. Likuiditas ... 53

e. Keuangan ... 53

B. Analisis Data Statistik ... 54

1. Analisis Deskriptif ... 54

2. Uji Asumsi Klasik ... 55

a. Uji Normalitas... 55

b. Uji Paired Sample T-Test ... 58

3. Analisis Keuangan ... 55

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN ... 84

A. Kesimpulan ... 84

B. Keterbatasan Penelitian ... 86

C. Saran ... 87

Daftar Pustaka ... 89


(12)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Perbedaan Konvensional Dan Syariah ... 21

Tabel 2 Kerangka Pemikiran Penelitian ... 35

Tabel 3 Simulalsi Manajemen Dana Tabungan Arisan ... 50

Tabel 4 Rate Deposito... 51

Tabel 5 Uji Beda ... 59

Tabel 6 Rasio Profitabilitas... 62

Tabel 7 Rasio BOPO... 75


(13)

xii

DAFTAR GRAFIK

Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Rasio ROA ... 63

Gambar 1.2 Grafik Pertumbuhan Rasio ROE ... 66

Gambar 1.3 Grafik Pertumbuhan Rasio ROI ... 68

Gambar 1.4 Grafik Pertumbuhan Rasio NOM ... 71

Gambar 2.1 Grafik Pertumbuhan Rasio BOPO ... 76

Gambar 3.1 Grafik Pertumbuhan DPK ... 80

Gambar 3.2 Grafik Pertumbuhan Total DPK ... 82


(14)

xiii

DAFTAR TABEL EXCEL

1. Tabel ROA ... 121

2. Tabel ROE ... 121

3. Tabel ROI ... 122

4. Tabel NOM ... 122

5. Tabel BOPO ... 123

6. Tabel Growth DPK ... 123


(15)

xiv

Abstrac

Product innovation in outline should be based on several aspects, namely: market share tastes, technological advances and economic conditions. Good product innovation is a product innovation that can attract customers with appropriate conditions and needs of the community and have a significantly positive effect on financial performance. It is necessary to monitor and evaluate the performance by doing a comparison of the financial performance before and after the introduction of new products. Which can be seen from the aspect of asset growth, profitability and effectiveness brought about such products. Can be seen in the ratio of Retun On Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Return On Investment (ROI), Net Operating Margin (NOM), Operating Expenses to Operating Opinions (ROA), Growth Asset and Growth in deposits.

Keyword : ROA, ROE, ROI, NOM, BOPO, Growth in Deposits dan Growth Aset


(16)

xv

Abstrak

Inovasi produk secara garis besar harus berdasarkan pada beberapa aspek, yaitu : selera pangsa pasar, kemajuan teknologi dan kondisi ekonomi. Inovasi produk yang baik adalah inovasi produk yang dapat menarik minat nasabah dengan sesuai kondisi dan kebutuhan masyarakat dan memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap kinerja keuangan. Maka perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja dengan melakukan perbandingan kinerja keuangan sebelum dan sesudah adanya produk baru. Yang bisa dilihat dari aspek pertumbuhan aset, profitabilitas dan efektifitas yang ditimbulkan produk tersebut. Dapat dilihat dalam rasio Retun On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Return On Investment (ROI), Net Operating Margin (NOM), Beban Operasional terhadap Pendapat Operasional (BOPO), Pertumbuhan Aset dan Pertumbuhan DPK.

Keyword : ROA, ROE, ROI, NOM, BOPO, Pertumbuhan DPK dan Pertumbuhan Aset


(17)

i


(18)

i

Abstrac

Product innovation in outline should be based on several aspects, namely: market share tastes, technological advances and economic conditions. Good product innovation is a product innovation that can attract customers with appropriate conditions and needs of the community and have a significantly positive effect on financial performance. It is necessary to monitor and evaluate the performance by doing a comparison of the financial performance before and after the introduction of new products. Which can be seen from the aspect of asset growth, profitability and effectiveness brought about such products. Can be seen in the ratio of Retun On Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Return On Investment (ROI), Net Operating Margin (NOM), Operating Expenses to Operating Opinions (ROA), Growth Asset and Growth in deposits.

Keyword : ROA, ROE, ROI, NOM, BOPO, Growth in Deposits dan Growth Aset


(19)

ii

Abstrak

Inovasi produk secara garis besar harus berdasarkan pada beberapa aspek, yaitu : selera pangsa pasar, kemajuan teknologi dan kondisi ekonomi. Inovasi produk yang baik adalah inovasi produk yang dapat menarik minat nasabah dengan sesuai kondisi dan kebutuhan masyarakat dan memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap kinerja keuangan. Maka perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja dengan melakukan perbandingan kinerja keuangan sebelum dan sesudah adanya produk baru. Yang bisa dilihat dari aspek pertumbuhan aset, profitabilitas dan efektifitas yang ditimbulkan produk tersebut. Dapat dilihat dalam rasio Retun On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Return On Investment (ROI), Net Operating Margin (NOM), Beban Operasional terhadap Pendapat Operasional (BOPO), Pertumbuhan Aset dan Pertumbuhan DPK.

Keyword : ROA, ROE, ROI, NOM, BOPO, Pertumbuhan DPK dan Pertumbuhan Aset


(20)

1

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki warga negara terbanyak ke empat sedunia dan mayoritas penduduknya adalah beragama islam. Ini membuat peluang pengembangan ekonomi syariah makin besar. Namun seperti yang diketahui bahwa bukan hanya lembaga keuangan syariah yang terdapat di negara Indonesia melainkan juga terdapat lembaga lembaga keuangan konvesional. Sehingga ini akan menimbulkan dan memancing persaingan yang sangat tajam antar lembaga keuangan di Indonesia. baik lembaga keuangan syariah dengan konvensional ataupun lembaga keuangan syariah dengan sesama lembaga keuangan syariah lainnya.

Namun pada kondisi ini minat masyarakat untuk menjadi nasabah perbankan syariah masih minim. Ini dikarenakan belum memumpuninya akan inovasi produk perbankan syariah itu sendiri. Terlebih lagi untuk lembaga keunagan seperti BPRS. Diamana BPRS tidak melayani lalu lintas transaksi ataupun memberikan fasilitas yang terkadang menjadi tolak ukur atau pertimbangan nasabah untuk menyimpan dananya di lembaga keuangan tertentu. Dan ini menjadi


(21)

2

tugas besar bagi BPRS untuk berfikir secara kreatif dalam menarik minat masyarakat agar BPRS dapat terus eksis, berkembang dan mampu bersaing dengan lembaga keuangan yang lainnya. Namun dalam berkreativitas lembaga harus mempertimbangkan tiga hal yang penting, diantaranya : selera pangsa pasar, kemajuan teknologi dan kondisi ekonomi.

Maka dalam rangka persaingan yang semakin tajam antar lembaga keuangan baik dengan sesama bank syariah ataupun dengan bank konvensional maka PT. BPRS MADINA MANDIRI SEJAHTERA membuat satu inovasi produk untuk menarik minat nasabah yaitu suatu produk Tabungan Arisan. Dimana produk Tabungan Arisan ini menyatukan antara prinsip Tabungan dengan model Deposito. Dengan tingkat dana yang murah, likuiditas yang rendah dan jangka waktu yang lama sehingga bank dapat memutarkan dana tabungan tersebut untuk mengambil keuntungan.

Selain inovasi produk yang begitu berpengaruh dalam menarik minat nasabah atau para calon nasabah. Pertumbuhan Bank juga dipengaruhi oleh sistem manajemen keuangannya. Bagaimana dana tersebut dihimpun, disalurkan dan dikembalikan pada nasabah dalam bentuk bagi hasil ataupun bonus.

Dengan melihat kondisi dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti sangat tertarik untuk meneliti


(22)

efektivitas dari inovasi produk dan manajemen dananya yang mempengaruhi pertumbuhan asset beserta profitabilitasnya. Sehingga peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN DANA TABUNGAN ARISAN TERHADAP PERTUMBUHAN ASSET, PROFITABILITAS DAN EFEKTIVITAS DI PT. BPRS MADINA SEJAHTERA

(BANK MADINA SYARIAH) ”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses manajemen dana Tabungan Arisan ?

2. Adakah perbedaan yang ditimbulkan terhadap pertumbuhan asset, profit dan efektivitas setelah diberlakukannya produk Tabungan Arisan?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui proses manajemen dana Tabungan Arisan di BPRS MADINA SEJAHTERA.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan ataupun perubahan terhadap pertumbuhan asset, profit dan efektivitas setelah dan sebelum diberlakukannya produk Tabungan Arisan.


(23)

4

D. Batasan Masalah

Dari banyak faktor yang diukur secara kulitatif dan kuantitatif yang mempengaruhi perubahan atau perbedaan pertumbuhan asset, profit dan efektivitas setelah pemberlakuan produk Tabungan Arisan. Maka dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi variabel pertumbuhan asset, profit dan efektivitas manajemen dana. Yang dapat dilihat dari pertumbuhan ROA, ROE, ROI, NOM, BOPO, Growth DPK dan Growth Asset. Penelitian ini menggunakan metode

wawancara dan menggunakna data laporan keuangan publikasi PT. BPRS MADINA MANDIRI SEJAHTERA selama satu tahun

sebelum pemberlakuan produk Tabungan Arisan dan setahun setelah pemberlakuan produk Tabungan Arisan.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penulis ingin menjadikan penelitian sebagai bahan untuk menambah pengetahuan di bidang Perbankan Syariah khususnya tentang manajemen dana tabungan arisan di Bank Madina Syariah. Penulis juga berharap penelitian ini bisa digunakan untuk bahan referensi penelitian-penelitian selanjutnya.


(24)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Perbankan Syariah, penelitian ini dapat sebagai bahan evaluasi mengenai manajemen dana tabungan yang diterapkan khususnya oleh Bank Madina Syariah agar kedepannya bisa lebih sesuai dengan prinsip syariah.

b. Bagi masyarakat atau pihak sekolah secara umum, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan diskusi dan dapat memberikan pengertian terkait Tabungan Arisan .

c. Bagi peneliti dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan ilmu mengenai manajemen dana yang diterapkan oleh lembaga syariah.


(25)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA

Meskipun tidak ada penelitian langsung yang sama mengenai perbedaan kinerja keuangan setelah adanya produk baru yang dapat menjadi rujukan untuk penelitian ini. Namun ada beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai penelitian komparatif dalam bidang keuangan yang diambil sebagai rujukan bagi peneliti, diantaranya :

Ayu Suudyasana dan Astri Fitria meneliti tentang Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Merger. Kesamaan dalam penelitian ini adalah menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dan data yang digunakan adalah data sekunder. Dan teknik analisis data yang digunakan adalah uji beda dua rata-rata berpasangan namun dengan variabel penelitian yang berbeda yaitu terhadap terhadap likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas. Dengan kesimpulan dari penelitan tersebut yaitu tidak adanya perbedaan yang signifikan dan adanya penurunan secara umum kinerja keuangan. Kemudian terdapat 5 rasio keuangan yang membuktikan tidak adanya perbedaan secara signifikan yaitu DER, NPM, ROE dan ROA. Dan dari hasil


(26)

perhitungan ini juga dapat diketahui bahawa terdapat satu rasio yaitu Current Ratio sebelum dan sesudah merger menunjukan bahwa kinerja keuangan perusahaan mengalami perubahan yang signifikan dimana terjadi peningkatan yang signiikan sebelum dan sesudah merger. Dan yang terakhir kinerja keuangan perusahaan sebelum dan sesudah merger menunnjukan kondisi keuangan yang kurang baik dan menurun.

Yung Sen dan Lili Syafitri melakukan Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Sebelum Dan Sesudah Initial Public Offering Pada Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan metode penelitian yang sama yaitu menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menggunakan uji paried t sample berpasangan. Dengan kesimpulan pertama untuk rasio likuiditas menunjukan tidak adanya perbedaan yang signifikan setelah IPO pada perusahaan go public di BEI. Kemudian dari sisi rasio solvabilitas memiliki perbedaan secara signifikan sebelum dan sesudah. Sedangkan untuk rasio aktivitas kinerja keuangan perusahaan tidak memiliki perbedaan sebelum dan sesudah IPO. Dan terakhir dari segi rasio profitabilitas menunjukan bahwa kinerja keuangan perusahaan tidak memiliki perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah IPO.


(27)

8

Andreas Ronald dan Dwi Sarmiyatiningsih melakukan penelitian mengenai Analisa Kinerja Keuangan dan Pertumbuhan Ekonomi Sebelum dan Sesudah Diberlakukannya Otonomi Daerah di Kabupaten Kulon Progo pada Juni 2010. Dengan jenis penggunaan data yang sama yaitu data sekunder dan metode analisis data deskriptif dan analisis trend untuk melihat pertumbuhannya. Dan dengan kesimpulan yang dapat ditarik, yaitu : sebelum otonomi daerah, rasio efektivitas belanja cenderung menurun namun tidak tumbuh. Ini di perkirakan karena faktor penyususnan anggaran yang masih tradisional dan terdapat kemungkinan penentuan anggaran yang kurang tepat.

Novani Kurniawati dan Aniek Wahyuati tahun 2014 melakukan penelitian tentang Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi Bank Agroniaga Oleh BRI. Dan teknik pengumpulan data yang sama dengan penelitian yang dilakukan penelelitian yaitu menggunakan data sekunder yang di uji dengan uji beda dua rata-rata berpasangan (paired simple T-test). Dengan kesimpulan yang dapat diambil adalah kinerja perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya mengalami kenaikan meskipun tidak signifikan. Berusaha menurunkan risiko dan beban yang dipikul perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjannya dengan mengandalkan


(28)

total aset yang dimiliki dan yang terakhir secara keseluruhan kinerja perusahaan sebelum dan sesudah akuisis jika dilihat dari segi profitabilitas mengalami peningkatan, hanya saja ROE mengalami penurunan. Dengan kata lain kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan cukup baik.

B. KERANGKA TEORI

1. Manajemen Bank Syariah

Manajemen adalah kolektivitas orang yang melakukan manajemen. Dengan kata lain semua orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen.1

Manajemen perbankan syariah adalah seni dan mengelola ilmu usaha jasa perbankan syariah. Di katakan seni karena sering terjadi hal khusus dan unik berdasarkan karakteristik masing-masing lembaga. D sisi lain, di katakan ilmu karena dapat di pelajari, dapat di tiru dan dapat di dokumnentasikan.2

Jadi manajemen bank syariah adalah sebuah usaha untuk mencapai sesuatu yang telah di tentukan melalui proses

1 Lasmi Wardiah,Mia, Dasar-Dasar Perbankan,Bandung: CV Pustaka Setia. 2103, Hal.110


(29)

10

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan pada usaha jasa perbankan syariah.

2. Manajemen Dana Bank Syariah

Bank sebagai salah satu lembaga keuangan memilki fungsi menghimpun dana masyarakat. Dana yang telah terhimpun, kemudian di salurkan kembali kepada masyarakat. Kegiatan bank mengumpulkan dana disebut dengan kegiatan funding. Sementara kegiatan menyalurkan dana kepada masyarakat oleh bank disebut kegiatan financing atau lending. Dalam menjalankan dua aktivitas besar tersebut, bank syariah harus menjalankan sesuai dengan kaidah-kaidah perbankan yang berlaku. Utamanya adalah kaidah transaksi dalam pengumpulan dan penyaluran dana menurut Islam. Namun bagi syariah, disamping harus memenuhi tuntutan kaidah Islam, juag mengikuti kaidah hukum perbankan yang berlaku dan telah di atur oleh bank sentral. Jika dilihat dari fungsi bank syariah mengumpulkan dana dan menyalurkan dana kembali kepada masyarakat, maka bank syariah berfungsi sebagai perantara keuangan (financing intermediary) antara pihak surplus dan pihak minus.3

3 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta: (UPP) AMP YKPN, 2002,


(30)

Manajemen dana bank syariah adalah upaya yang dilakukan oleh lembaga keuangan syariah dalam mengelola atau mengatur posisi dana yang di terima dari aktivitas menghimpun atau funding untuk di salurkan kepada aktivitas financing atau lending, dengan harapan bank yang bersangkutan tetap mampu memenuhi kriteria-kriteria likuiditas, rentabilitas dan solvabilitasnya.4

3. Strategi Manajemen Dana

1. Asset – liability Management

Tugas utama dalam manajemen aset/ liabilitas ini adalah memaksimalkan laba, meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup di bank. Fokus fungsi dari manajemen aset/ liabilitas ini adalah mengoordinasikan portofolio aset/ liabilitas bank dalam rangka memaksimalkan profit bagi bank dan hasil yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jangka panjang dengan memperhatikan kebutuhan likuiditas dan kehati-hatian. Dimana ruang lingkup dan teknink manajemen aset/liabilitas ini bergantung pada sifat sari sumber-sumber dana dan sifat investasi atas dana-dana tersebut. 5

4 Ibid., Hal 228

5 Umam Khaerul. 2013. Manajemen Perbankan Syariah. Bandung : Pustka Setia


(31)

12

2. Risiko Pada Produk Perbankan Syariah

Secara umum, terdapat delapan jenis risiko yang terdapat dalam produk-produk perbankan syariah, antara lain yaitu6 :

1. Risiko pembiayaan, yaitu risiko yang timbul akibat debitur gagal memenuhi kewajibannya.

2. Risiko pasar, risiko yang timbul akibat adanya pergerakan variabel pasar dari portofolio yang dimiliki bank yang dapat merugikan bank itu sendiri.

3. Risiko likuiditas, merupakan risiko yang timbul karena bank tidak dapat memenuhi kewajibannya yang telah jatuh tempo.

4. Risiko operasional, risiko yang terjadi karena tidak terjadinya proses internal, atau adanya faktor eksternal yang mempengaruhi operasional bank

5. Risiko hukum, risiko yang timbul karena adanya kelemahan dalam aspek yuridis. Hal ini karen aadanya tuntutan hukum, lemahnya regulasi dan ataupunkelemahan dalam pengikatan.

6. Risiko reputasi, risiko yang ditimbulkan karena adanya persepsi negatif atau publikasi negatif pada bank.

6 Ibid. Hlm : 137


(32)

7. Risiko strategik, ditimbulkan dari pelaksanaan strategik bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan yang tidak tepat dan atau kurang responsifnya bank terhadap perubahan.

8. Risiko kepatuhan, risiko yang timbul karena bank tidak mematuhi atau melaksanakan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap produk Tabungan Arisan di Bank Madina Syariah. Maka Tabungan Arisan memiliki risiko likuiditas dan operasional. Namun karena Tabungan Arisan merupakan inovasi yang memiliki kelebihan berupa penarikan dana murah dengan penetapan jangka waktu seperti deposito namun bukan deposito. Maka Tabungan Arisan dapat terhindar dari risiko likiditas ini. Dan karena Tabungan Arisan ini adalah penghimpunan dana murah yang memiliki tingkat likuiditas yang redah pula. Maka Tabungan Arisan ini jug adapat terhindar dari risiko operasional. Karena dana yang dikumpulkan dari tabungan ini dapat diputarkan dan disalurkan untuk mendapatkan keuntungan dengan waktu yang cukup lama yaitu 36 bulan lamanya.


(33)

14

4. Sumber–Sumber Dana

Ikhtisar posisi dan komposisi sumber dana dan penyaluran dana dapat dilihat dibagian neraca bank yang bersangkutan. Sisi pasiva neraca menunjukan sumber dan jenis dan sedangakan sisi aktiva menunjukan penggunaan dan ayang diperoleh dari sumber–sumber dana.7

A. Sumber Dana

Dana bank didapat dari berbagai sumber yang dapat dikelompokan sebagai berikut8 :

a. Dana dari modal sendiri (ekuitas)9

Dana yang termasuk modal sendiri terdiri dari beberapa pos, diantaranya:

- Modal yang disetor, dana yang disetor pertamakalo oleh pemilik ke pemeggan saham saat pertama kali pendirian bank. Dan aini bisanya tidak digunkana untuk operasion tetapi digunakna untuk biaya promosi, peralatan dan aset tetapnya.

- Berbagai cadangan. Cadangan ini berasal dari penyisihan sebagian laba untuk mengantisipasi risiko yang kemungkinan akan terjadi.

7 Darmawi Herman. 2011. Manajemen Perbankan. Jakarta : PT. Bumi Aksara (Hlm : 42) 8 Ibid. Hlm : 43


(34)

- Laba yang ditahan merupakan sebagian laba yang disetujui oleh pemegang saham untuk tidak dibagikan kepada deviden dulu.

- Agio saham, modal sumbangan, selisih penjaabaran laporan keuangan dan selisih penilaian kembali aktiva tetap, merupakan sumber dana ekuitas.

b. Dana yang berasal dari pinjaman

Dana pinjaman berasal dari berbagai macam sumber, diantaranya10 :

 Pinjaman dari bank lain

Atau sering disebut dengan call money yang merupakan pinjamana harian antarbank dengan menggunakan instrumen pasar uang, misalnya promes. Yang biasanya digunakan untuk membayar kebutuhna mendesak.

 Pinjaman dari bank sentral

Untuk membiayai usaha-usaha masyarakat yang tergolong prioritas seperti investasi pada sektor-sektor tertentu.

 Pinjaman dari lembaga finansial bukan bank


(35)

16

Dapat berupa pinjaman dengan akta kredit dan ada pula berupa penjualan sekuritas finansial yang diterbitkan kepada lembaga tersebut.

c. Dana dari deposit (simpanan) nasabah

Dana simpanan (deposito) masyarakat merupakan dana terbesar yang sering diandalkan oleh bank. Deposit ini terdiri dari berbagai macam bentuk simpanan, diantaranya11 :

1. Simpanan dalam bentuk giro

Giro adalah simpanan nasabah pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunkan cek, atau surat perintah pembayaran atau dengan perintah pemindahbukuan, termasuk penarikan melalui ATM. Dan karen dapat ditarik setiap saat maka simpanan siro merupakan sumber dan ayang sangat labil dan likuid.12

2. Simpanan dalam bentuk tabungan, dan

Tabungan adlah simpanan dana nasabah yang dapat ditarik setiap saat melalui ATM ataupun buku tabungan. Dan karena kemudahan yang diawlai dengan jalinan kerjasama antar bank sehingga sekarang setiap masyarakat dapat

11 Ibid. (Hlm : 45)


(36)

menarik di ATM mana pun. Dan dengan kemudahan ini simpanan dalam bentuk tabungan lebih digemasri oleh banyak masyarakat atau nasabah13.

3. Simpanan dalam bentuk deposito

Deposito berrjangka merupakan simpanan dimana dananya hanya dapat dicairkan sesuai perjanjian waktu jatuh tempo yang telah disepakati nasabah dan bank pada saat penyimpanan dana14.

d. Dana dari pasar finansial

Pasar finansila menyediakan berbagai fasilitas untuk melancarkan jual -beli sekuritas finansial. Pasar fnanasial terbagi menjadi dua, yaitu pasar uang untuk sekuritas jangka pendek dan pasar modal untuk sekuritas jangka panjang15.

13 Ibid. Hlm 46

14 Ibid. Hlm 46


(37)

18

5. Penggunaan Dana

Dana yang telah didapatkan dari sumber dana dikumpulkan dan dianggap sebagai hutang oleh bank. Kemudian dari passiva dan atersebut ditransformasikan menjadi aset. Aset bank umum dapat digolongkan menjadi beberapa kategori diantaranya16:

1. Kas

2. Investasi dalam sekuritas finansial 3. Kredit yang diberikan

4. Aset tetap

Penggunaan dana dalam praktiknya mengalokasikan dana nya dalam beberapa kelompok menurut prioritas dan keperluannya, diantaranya:

- Prioritas pertama untuk mengisi cadangan primer

Cadangan ini dimaksudkan untuk memenuhi ketentuan likuiditas wajib (GWM) yang disetor kedalam bank yang bersangkutan pada BI untuk keperluan operasional sehari-hari. Cadangan primer biasanya dbukukan ke dalam rekening-rekening17:

1. Kas

2. Rekening giro pada BI

16 Darmawi Herman. 2011. Manajemen Perbankan. Jakarta : PT. Bumi Aksara. (h.50)


(38)

3. Rekening pada bank koresponden 4. Piutang dalam proses penagihan.

Aset ini sering disebut aset likuid, yang berarti mudah untuk dicairkan menjadi uang tunai.

- Prioritas kedua untuk mengisi cadangan sekunder

Cadangan ini berfungsi sebagai penyangga bagi posisi cadangan primer, bila saldo kas atau cadangan pada BI tidak mencukupi. Dan walaupun cadangan ini penempatannya sebagai cadangan penyanga, sedapat mungkin cadangan in idapat menghasilkan pendapatan. Sehingga cadangan sekunder ini di tempatkan dalam sekuritas finansial, misalnya SBI, SBPU. Dan cadangan sekunder ini dibukukan pada sisi aset dalam rekening surat berharga yang dimiliki18.

- Prioritas ketiga untuk mengisi portofolio kredit

Kredit merupakan aset bank yang terbesar dibandingkan aset lainnya. Portofolio kredit terdiri dari berbagai jenis kredit19. - Prioritas keempat untuk mengisi portofolio investasi

18 Darmawi Herman. 2011. Manajemen Perbankan. Jakarta : PT. Bumi Aksara (Hlm : 51) 19 Ibid. Hlm :52


(39)

20

Prioritas yang terakhir ini untuk investasi pada sekuritas jangka pendek ataupun jangka panjang. Investasi ini mengandung berbagai macam tujuan, yaitu20 :

 Untuk diversifikasi usaha

 Untuk mendatangkan penghasilan

 Sebagai tamabahan cadangan sekunder 6. Bagi Hasil

Bagi hasil menurut terminologi asing (inggris) dikenal dengan nama profit sharing . Profit sharing dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Secara definitif profit sharing diartikan : “ distribusi

beberapa bagian dari laba pada para pegawai dari suatu perusahaan”.

Dan hal ini dapat menjadi berbentuk bonus dalam tunai tahunan yang didasarkan pada laba yang diperoleh, atau dapat berbentuk bulanan atau bahkan tahunan21. Upaya optimalisasi pendapat dapat dibagi dua cara, yaitu :

1. Memberdayakan aset produktif yang dimiliki sehingga dapat menghasilkan pendapatan bagi bank. Dapat pula dilakukan dengan cara menekan segala beban, terutama beban pendapatan kepada pihak ketiga sebagai akibat

20 Ibid. Hlm : 52

21 Muhammad. 2011. Manajemen Bank Syariah Edisi revisi Kedua. Yogyakarta : UPP- STIM


(40)

diterimanya dana amanah yang menggunakan konsep wadiah maupun mudharabah.

2. Proses penentuan nisbah bagi hasil hampir sama dengan proses penghitungan biaya dana dan penghitungan tingkat bunga pada bank konvensional. Namun dengan penekanan yang berbeda, karena bank konvensional berbasis biaya sedangkan bank syari’ah berbasis pendapatan.

Tabel 1

Perbedaan Konvensional Dan Syariah

Adapun pendapatan yang dibagikan antara mudharib dan shahibul mal adalah pendapatan yang sebenarnya telah diterima

Berbasis Biaya Berbasis Pendapatan 1. Ditentukan dimuka 1. Ditentukan dibelakang 2. Hasil lebih mudah

ditentukan

2. Hasil lebih sulit ditentukan

3. Hasilnya mudah diperkirakan

3. Hasilnya susah diperkirakan 4. Tanpa memperhatikan

proses pemanfaatan dana

4. Pemanfaatan dan harus sesuai tujuan/ prosesnya 5. Tidak tersirat keadilam,

karena beban risiko tidak sebanding

5. Menekankan keadilan melalui pembagian risiko sesuai kesepakatan.


(41)

22

sedangkan pendapatan yang masih dalam pengakuan tidak dibenarkan untuk dibagi antara mudharib dan shahibul mal.

Untuk memahami penerapan skim bagi hasil pada operasional bank islam terlebih dahulu harus memperhatiakn hal-hal sebagai berikut:

1. Pendapatan yang akan dibagikan

Hanya pendapatan diperoleh secara langsung dari hasil pengelolaan dana menggunakan skim bagi hasil saja yang dapat dibagi hasilkan kembali.

Jadi, pengertian sumber pendapatan yang dapat dibag hasilkan disini, adalah22 :

a. Penerimaan dari margin pembiayaan dan dari bagi bagi hasil pembiayaan.

b. Pendapatan dari investasi pada surat berharga atau penempatan dari Bank Islam.

Dan sesuai dengan FATWA DSN tentang pengakuan accrual basis dan cash basis maka pendapatan yang diperoleh dengan metode accrual harus dikeluarkan dari pendapatan yang akan dibagikan, artinya hanya pendapatan yang

22 Rivai, Veithzal dan Arifin, Arviyan. 2010. Islamic Banking. Jakarta: PT. Bumi Aksara


(42)

benar telah diterima saja yang boleh dibagikan kepada pemilik dana.

2. Bentuk pengungkapan bagi hasil

Tata cara bagi hasil yang perlu diugkapkan dan disampaikan kepada nasabah, antara lain23:

a. Metode digunakan bank, sebagai dasar penentuan bagian keuntungan atau kerugian dari dana mudharabah tersebut, b. Tingkat pengambilan dana mudharabah

c. Tingkat nisbah keuntungan yang telah disepakati dari setiap dana investasi.

3. Sistem pengelolaan dana

Operasional selain menggunakan modal sendiri juga menghimpun dana dari masyarakat dengan menggunkana prinsip wadiah dan mudharabah dalam bentuk giro, tabungan dan deposito dan selanjutnya disalurkan kembali pada masyarakat. Masyarakat menempatkan dana dalam bentuk wadiah dengan maksud agar bank menjaga dananya dan setiap saat nasabah dapat mengambilnya disaat yang dibutuhkan. Sehingga bank atas dana wadiah ini bak tidak memberikan bagi hasil atas pengelolaan, namun bertanggung jawab atas dana yang dititipkan. Tetapi bila bank mempunyai keluangan atas bagi hasil pengelolaan dana


(43)

24

tersebut, maka bank dapat juga memberikan bonus pada nasabah tersebut hanya saja bonus tidak boleh dijanjikan dimuka24.

4. Faktor yang mempengaruhi perhitungan bagi hasil

Dalam laporan keuangan terdapat beberapa pos perkiraan yang menjadi/ mempengaruhi unsur perhitungan bagi hasil, antara lain25:

a. Pendapatan margin dan pendapatan bagi hasil, dihitung berdasarkan perolehan pendapatan bulan berjalan.

b. Saldo dana pihak ketiga, yang dihitung dengan menggunakan saldo rata-rata harian bulan bersangkutan.

c. Pembiayaan, yang dihitung berdasarkan saldo rata-rata harian bulan bersangkutan

d. Investasi pada surat berharga/ penempatan pada bank islam lain

e. Penentuan kapan bagi hasil efektif dibagikan kepada para pemilik dana.

f. Penggunaan bobot dalam menghitung besarnya dana pihak ketiga.

24 Rivai, Veithzal dan Arifin, Arviyan. 2010. Islamic Banking. Jakarta: PT. Bumi Aksara

(hlm: 801)


(44)

7. Laporan keuangan

Laporan keuangan yang disajikan perusahaan sangat penting bagi manajemen dan pemililk perusahaan. Selain itu juga banyak pihak yang memiliki kepentingan terhadap laporan keuangan yang dibuat suatu lembaga, diantaranya: pemerintah, kreditor, investor maupun nasabah. Karena dari situ keadaan knerja keuangan suatu lembaga dapat diketahui.26

Laporan keuangan menggambarkan bebeapa pos-pos keuangan dalam suatu lembaga dan dengan fungsi masing-masing, diantaranya: 1. Neraca

2. Laporan laba rugi

3. Laporan perubahan modal

4. Laporan catatan atas laporan keuangan, dan 5. Laporan kas.

8. Tujuan Laporan Keuangan

Seperti yang telah diketahui setiap laporan keuangan pasti memiliki tujuan tersendiri. Berikut beberapa tujuan pembuatan ataupun penyususnan laporan keuangan, yaitu27 :

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini .

26 Kasmir. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers (hlm : 6) 27 Ibid. (hlm : 10)


(45)

26

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang yang dimiliki oleh lembaga tersebut.

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada satu periode tersebut.

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam satu periode.

5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, passiva dan modal perusahaan

6. Memberiakn informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam satu periode.

7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan.

8. Informasi keuangan lainnya. 9. Sifat Laporan Keuangan

Dalam praktiknya sifat laporan keuangan dibuat28: 1. Bersifat historis, dan

2. Menyeluruh

Bersifat historis yaitu bahwa laporan keuangan dibuat dari data masa lalu dan data yang telah lewat dari masa sekarang. Kemudian bersifat menyeluruh dimana laporan keuangan dibuat selengkap


(46)

mungkin. Yang artinya laporan keuangan dibuat dengan standar laporan keuangan yang telah ada.

10.Keterbatasan Laporan Keuangan

Laporan keuangan belum dapat dikatakan mencerminkan keadaan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Hal ini disebabkan adanya hal-hal yang belum atau tidak tercatat di dalam laporan keuangan tersebut. Oleh sebab itu, ada beberapa keterbatasan yang dimiliki oleh laporan keuangan, diantaranya29 :

1. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), dimana data diambil dari data masa lalu.

2. Laporan keuangan dibuat umum. Artiny auntuk semua orang bkan untuk orang tertentu.

3. Proses penyususnan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

4. Laporankeuangan bersifat konservatif dalam menghadapai situasi ketidakpastian.

5. Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat formalnya.

29 Ibid. Hlm : 16


(47)

28

11.Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan adalah suatu proses untuk mengelola dan menganalisis unsur-unsur yang terdapat pada laporan keuangan suatu perusahaan untu dapat memprediksi kelangsungan usaha dimasa yang akan datang30

Menurut Munawir ada bebrapa metode analisis laporan keuangan , diantaranya:

1. Analisis horisontal yang merupakan analisis dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan dalam beberapa periode untuk mengetahui perkembangannya. 2. Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan

dengan cara membandingkan pos-pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam satu periode yang sama. Dimana fungsinya hanya untuk mengetahui keadaan keuangan pada periode yang bersangkutan.31

30http://www.academia.edu/7592712/Sesi_2_Analisa_Laporan_Keuangan 31 Munawir, 2001. Akuntansi Keuangan dan Manajemen, Edisi Pertama.


(48)

12.Jenis Rasio Bank Yang Digunakan Dalam Penelitian

1. Profitabilitas

Menurut Sartono (2001), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannnya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Para investor tetap tertarik terhadap profitabilitas perusahaan karena profitabilitas mungkin merupakan satu-satunya indikator yang paling baik mengenai kesehatan keuangan perusahaan. Bagi perusahaan pada umumnya (termasuk bank) masalah profitabilitas merupakan hal yang penting disamping masalah laba, karena laba yang besar belum merupakan suatu ukuran bahwa suatu perusahaan telah bekerja secara efisien. Efisien baru dapat diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan modal atau kekayaan yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut, atau dengan kata lain ialah menghitung profitabilitas.

1. ROA

Rasio yang di gunakan dalam mengukur profitabilitas dalam penelitian ini berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 adalah Return on Assets (ROA). Rasio ini di gunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan.


(49)

30

Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.

Rasio ini dapat di rumuskan sebagai berikut:

2. ROE

Return on Equity adalah rasio yang digunakan oleh bank untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola modal yang ada untuk mendapatkan net income (Sartono, 2008). Rasio rasio ini menunjukan berapa persen diperoleh laba bersih apabila diukur dari modal pemilik, semakin besar semakinn bagus.

Return in equity atau disebut rasio SHU bersih terhadap modal sendiri digunakan untuk mengetahui kemampuan manajemen mengelola modal sendiri untuk menghasilkan hasil usaha bersih bagi BPRS. ROA = Laba Sebelum Pajak X 100%


(50)

Dalam perhitungan return on equity hal yang harus dicari ialah besarnya laba bersih (laba bersih setelah pajak) dan jumlah modal sendiri.

Rumus mencari return on equity adalah sebagai berikut :

ROE = Laba Bersih x 100% Modal Sendiri

3. ROI

ROI atau dapat disebut Return On Investment berfungsi untuk melihat seberapa besar laba atau keuntungan yang didapat atas investasi yang telah ditanam pada perusahaan.32

Rumus mencari ROI adalah:

32

https://ardra.biz/ekonomi/ekonomi-keuangan-manajemen-keuangan/analisis-rasio-keuangan-perusahaan/rasio-return-on-investment-roi/ EAT

ROI = X 100% Total Aset


(51)

32

4. NOM

Net Operating Margin digunakna untuk mengetahui pendapatan operasional bersih. Dimana pendapatan operasional adalah pedapatan operasional setelah distribusi bagi hasil dalam 12 (dua belas) bulan terakhir. Rumus mencari NOM :

NOM = ( PO- DBH ) - BO Rata2 AP

2. Rasio Aktivitas 1. BOPO

BOPO termasuk rasio rentabilitas (earning). Keberhasilan bank didasarkan pada penilaian kuantitatif terhadap rentabilitas bank yang dapat diukur dengan menggunakan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (Kuncoro dan Suhardjono, 2002). Menurut Dendawijaya (2005) rasio biaya operasional digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank tersebut (Almilia dan Herdiningtyas, 2005).


(52)

BOPO dinyatakan dalam rumus berikut : BOPO = Biaya Operasional x 100%

Pendapatan Operasional

Dan adapun pernyataan ini di dukung oleh dalil yang dapat diambil dari petikan ayat al-qur’an, yaitu :

Q.S Al Isra’ : 27

اًروفك هِبرل ناطْيَشلا ناكو نيطايَشلا ناو ْخإ اوناك نيرِذبمْلا َنإ

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setanitu sangat ingkar kepada Tuhannya. (Penerbit Hilal).

Dari ayat Alquran diatas dijelaskan bahwa kita sebagai manusia tidak boleh boros. Hal ini juga berkaitan dengan efektivitas, dimana efektivitas adalah sebuah pengukuran untuk mencapai suatu tujuan atau sasaran yang telah ditentukan dalam sebuah organisasi atau perusahaan tanpa memberi tekanan yang berlebih terhadap pelaksannya. Artinya dalam melaksanakan suatu kegiatan kita harus mengefektifkan ataupun mengefisienkan dana yang keluar dalam upaya mendapatkan keuntungan yang maksimal.


(53)

34

3. Rasio Pertumbuhan 1. Growth DPK

Growth DPK berfungsi untuk melihat pertumbuhan dana pihak ketiga yang ditanam dalam perusahaan dari setiap periode. Adapun rumus untuk mencari growth dpk, yaitu: Growth DPK = (DPK sekarang – DPK Sebelumnya) X 100% DPK Sebelumnya

2. Growth Assets

Growth asset berfungsi untuk melihat pertumbuhan asset yang ada di perusahaan dari setiap periode. Adapun rumus untuk mencari growth asset, yaitu:

Growth asset = (asset sekarang – asset Sebelumnya) X 100% asset sebelumnya

13.Kerangka Pemikiran Teoritik

Perkembangan suatu badan lembaga keuangan tidak hanya dapat dilihat dari banyak nya lembaga tersebut memiliki kantor cabang atau fasilitas promosi dimana-dimana. Tetapi, perkembangan lembaga keuangan sekarang dapat dilihat dari segi kreativitas lembaga tersebut untuk menarik minat masyarakt yang akan berdampak pada loyalitas dan pertumbuhan aset serta profitabilitasnya. Dimana itu semua di dukung atau di dasari dengan manajemen dana yang efisisen.


(54)

Berdasarkan telaah pustaka dan hipotesis yang dikembangkan, maka model konseptual/ kerangka pikiran teoritis dapat dikembangkan menjadi seperti dibawah ini :

Tabel 2

Kerangka Pemikiran Penelitian

Kondisi Kinerja Keuangan Sebelum adanya produk Tabungan Arisan dilihat dari :

1. ROA 2. ROE 3. ROI 4. NOM 5. BOPO 6. Growth DPK 7. Growth Asset

Kondisi Kinerja Keuangan Sebelum adanya produk Tabungan Arisan dilihat dari :

1. ROA 2. ROE 3. ROI 4. NOM 5. BOPO 6. Growth DPK 7. Growth Asset


(55)

36

14.Pengembangan Hipotesa

Sebelumnya peneliti tidak menemukan penelitian terdahulu yang relevan dan dapat menjadi landasan untuk pengambilan hipotesis. Namun ada beberapa penelitian yang telah dilakukan dan dapat menjadi landasan secara tidak langsung dalam pengambilan hipotesis, seperti dua penelitian dibawah ini :

Suwardi melakukan penelitian Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Merger Pada PD BPR BKK Purwodadi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan fakta-fakta kinerja keuangan sesudah merger lebih baik atau lebih buruk dengan sebelum di saat merger. Metode penelitian yang digunakan adalah uji test beda dengan menggunakan wilcoxon test dan T-test. Dan berfokus pada variabel NIM, BOPO, ROA, NPL, dan LDR. Dengan kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah terjadi perbedaan antara setiap vaiabel yang diteliti antara sebelum dan sesudah merger. Dan hasil penelitian ini juga memperkuat hasil penelitian dari Solikhah dan Payamta (2001), dengan hasil bahwa bank-bank yang di merger hanya terlihat besar. Dengan adanya merger ini juga berdampak positif terhadap menguatnya beberapa kinerja keuangan dan penguatan lembaga keuangan perbankan ditengah ancaman perubahan perilaku nasabah.


(56)

Selanjutnya dengan penelitian dari Kartika Cahyaningtyas, Rizqa Zuhra Andriyatsari, dan Zulfana Rizki D mengenai Implementasi Monitoring Mechanism Of Syariah Product Innovation Dalam Pengembangan Produk Perbankan Syariah dengan kesimpulan yang diberikan adalah implementasi Syariah Product Innovation Monitoring Mechanism dapat memberikan solusi terhadap perkembangan produk di perbankan syariah sehingga produk perbankan syariah dapat menarik nasabah lebih banyak. Terlebih lagi, didukung dengan regulasi yang mempunyai substansi syariah didalam Sistem Hukum Nasional.

Dari penelitian kedua mengenai innovation product menyatakan bahwa dengan adanya inovasi produk akan menarik nasabah sehingga jumlah nasabah akan lebih banyak. Dan menurut peneliti dengan bertambahnya jumlah nasabah maka dana yang dihimpun akan ikut bertambah dan berpengaruh pada pertumbuhan aset bank. Dan ketika dikelola maka dapat dilihat efisiensi atau efektivitas manajemen dana tersebut untuk menghasilkan laba atau keuntungan yang dapat dilihat pula dari segi profitabilitas bank.

Sehingga disini peneliti menggabungkan penelitian kedua dengan penelitian pertama dan menjadikan kedua penelitian


(57)

38

tersebut sebagai dasar untuk mengambil hipotesis. Dimana hipotesis yang diambil oleh peneliti adalah sebagai berikut: H0 = Tidak adanya perbedaan pada pertumbuhan asset, profitabilitas dan efektivitas sebelum dan sesudah diberlakukannya produk Tabungan Arisan.

Ha = Adanya perbedaan pada pertumbuhan asset, profitabilitas dan efektivitas sebelum dan sesudah diberlakukannya produk Tabungan Arisan.


(58)

39 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Konsep

Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep komparasi untuk melihat perbedaan yang ditimbulkan oleh inovasi produk tabungan arisan dalam laporan kinerja keuangan dilihat dari aspek pertumbuhan aset, profitabilitas dan efektifitas. Serta personal interviewing untuk mengetahui sistem manajemen danna yang digunakan lembaga untuk produk tabungan arisan di PT. BPRS MADINA MANDIRI SEJAHTERA.

B. Jenis dan Sifat Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam kategori kualitatif karena melakukan pengambilan informasi dengan metode interviewing personal dengan bagian-bagian tertentu untuk mengetahui sistem manajamen dana yang digunakan oleh lembaga untuk produk tabungan arisan.

Dan termasuk kategori kuantitatif deskriptif karena dalam penghimpunan data peneliti menggunakan data sekunder yang dipublikasikan oleh PT. BPRS MADINA MANDIRI SEJAHTERA pada website resmi BI.


(59)

40

Sifat penelitian ini adalah penelitian komparatif yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan asset, profitabilitas dan efektivitas setelah dan sebelum diberlakukannya produk Tabungan Arisan di Bank Madina Syariah.

C. Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilakukan di PT. BPRS MADINA MANDIRI SEJAHTERA karena inovasi produk tabungan arisan syariah baru pertama kali dilakukan di lembaga keuangan syariah. Pemilihan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam hal ini pertimbangan yang diambil adalah laporan keuangan PT. BPRS MADINA MANDIRI SEJAHTERA satu tahun sebelum pemberlakuan produk tabungan arisan yangn akan dibandingkan dengan laporan keuangan setelah pemberlakuan tabungan arisan. Dalam bentuk laporan yang dipublikasikan per triwulan dan wawancara dengan bagian accounting untuk sistem manejemen dana yang diberlakukan terhadap produk Tabungan Arisan.


(60)

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data atau informasi untuk penelitian kualitatif menggunakan teknik wawancara (personal interviewing) terhadap bagian direksi yaitu Sabdo Nugroho. Karena bagian direksi sebagai informan pangkal dianggap lebih ahli dan dapat menjelaskan informasi secara lebih lengkap dibandingkan dengan informan sebelumnya.1 Kemudian dengan bagian General Manager Marketing PT. BPRS MADINA MANDIRI SEJAHTERA yaitu Sigit Junaedi. Karena sebagai manajer marketing dianggap dapat mengetahui dengan baik mengenai pemasaran setiap produk. Serta Marketing Funding yaitu Maria sebagai pencetus inovasi produk tabungan arisan syariah.

Dan data yang digunakan dalam penelitian kuantitatif menggunakan data sekunder dalam bentuk laporan keuangan triwulan periode Desember 2013–September 20016. Yang didapatkan melalui laporan keuangan yang dipublikasikan oleh bank yang diperoleh dari website resmi BI.


(61)

42

E. Analisis Data

1. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu uji yang mendasar sebelum melakukan analisis data selanjutnya yaitu paired sample t-test. Uji normalitas sendiri berfungsi untuk melihat apakah data memiliki distribusi yang normal atau tidak. Meskipun tidak semua data sebelum pengujian statistik dituntut untuk memiliki nilai normal. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas data, antara lain : teknik Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro Wilk.2

2. Uji Paired Sample T-test

Adapun mengenai alat analisis yang digunakan adalah Uji t Berpasangan (Paired t-test) berganda uji t untuk dua sampel yang berpasangan diamana pengujian ini sering dilakukan pada beberapa penelitian event study atau eksperimental dengan perlakuan tertentu (Tony 2013 : 74).3 Pengujian hipotesis dengan menggunakan t-test

2 Nashihun Ulwan. 2014. Uji Normalitas dengan Menggunakan SPSS.

Portal-Statistik.com

3 Tony Wijaya, Metodologi Penelitian Ekonomidan Bisnis Teori dan Praktik, Graha


(62)

dimaksud untuk menguji perbedaan dua rata-rata dari dua sampel pada suatu variabel. Dengan dimaksud untuk mengetahui apakah perbedaan yang terdapat pada dua sampel tersebut benar-bernar meyakinkan atau karena semata-mata kesalahan dalam pengambilan sampel atau kesalahan menggunakan teknik sampling semata ( Burhan, 2005: 198).

Dan jika data hasil dari hasil analisis paired t-test tidak normal maka penulis akan melakukan uji Wilxocon, yang digunakan untuk menguji perbedaan dua sampel yang berpasangan jika data yang digunakan berskala ordinal (Suliyanto, 2014:62). Dan ini akan digunakan untuk menguji perbedaan kinerja keuangan Bank Madina Syariah periode sebelum dan sesudah melakukan manejemen dana produk Tabungan Arisan.

Uji t berpasangan dua sisi ini digunakan karena penelitian ini menguji kinerja keuangan Bank Madina Syariah pada periode sebelum dan sesudah adanya Tabungan Arisan. Adapun prosedur uji statistik adalah sebagai berikut:

Menentukan formulasi hipotesis

H0 : tidak ada perbedaan terhadap pertumbuhan aset, profitabilitas dan efektivitas antara sebelum dan sesudah pemberlakukan produk Tabungan Arisan


(63)

44

Ha : ada perbedaan terhadap pertumbuhan aset, profitabilitas dan efektivitas antara sebelum dan sesudah pemberlakukan produk Tabungan Arisan

Dengan uji t ini keputusan untuk menerima tau menolak suatu hipotesis dapat dilakukan dengan melihat nilai signifikansi hasil pengujian hipotesis (Ha), tingkat signifikansi yang digunakan adalah 5 persen atau 0,05.

Jika sig t-statistik < 0,05 maka Ho ditolak. Jika sig t-statistik > 0,05 maka Ho diterima.


(64)

45

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Proses Manajemen Dana Tabungan Arisan 1. Hasil Wawancara

a. Produk

Menurut hasil wawancara dengan General Manajer Marketing PT. BPRS MADINA MANDIRI SEJAHTERA yaitu Sigit Junaedi mengenai produk tabungan arisan, sebagaimana yang diungkapkannya :

“Sebenarnya produk ini merupakan produk lama yang

sudah ada di BPR konvensional. Dan diusulkan oleh marketing funding yang dulunya kerja di BPR tertentu yang memiliki produk tabungan arisan ini serupa. Kemudian beliau mengusulkan proposal untuk menerapkan produk tabungan arisan dengan hukum islam. Kemudian setelah manajeen dana dan proposal diusulkan ke direksi, kemudian diusulkan ke bagian DPS untuk melakukan peninjauan hukum islam terhadap produk tabungan arisan. Setelah mendapatkan persetujuan, maka produk ini diajukan ke bagian ojk untuk memberikan kejelasan mengenai

managemen dananya”.

Sehingga setelah produk tabungan arisan syariah ini disetujuai oleh pihak DPS dan OJK. Produk tabungan arisan syariah ini resmi berlaku pada bulan April 2015 di PT. BPRS MADINA MANDIRI SEJAHTERA.


(65)

46

b. Marketing

Sabdo Nugroho sebagai direktur utama yang memiliki wewenang penuh dalam mengambil keputusan memiliki beberapa alasan dalam memberikan persetujuannya terhadap produk tabungan arisan syariah ini, sebagaimana yang diungkapkan:

“ Dalam setiap pemberlakuan produk baru pastinya

ada bebrapa hal yang dipertimbangkan. Contohnya seperti, dari segi pemasaran selain dapat menarik minat masyarakat bank juga bisa sekalian memperkenalkan diri. Karena seperti yang diketahui

jarang yang tahu tentang Bank Madina Syariah”.

Sehingga produk tabungan arisan ini selain tujuan pertamanya adalah untuk meningkatkan aset bank tetapi juga dapat menjadi cara untuk memperkenalkan keberadaan PT. BPRS MADINA MANDIRI SEJAHTERA pada masyarakat dan menambah jalinan relasi yang lebih luas.

c. Manajemen Dana

Dari segi manajemen dana menurut Sabdo Nugroho sebagai direktur utama PT. BPRS MADINA MANDIRI SEJAHTERA salah satu faktor pendukung dalam pengambilan keputusan untuk penyetujuan pemberlakuan inovasi produk tabungan arisan adalah dari sumber dana


(66)

yang murah dengan tingkat likuiditas yang rendah, sebagai mana pernyataannya:

“Nasabah dapat menyetorkan uang ke bank dalam bentuk tabungan wajib setiap bulannya sebesar Rp100.000 ( seratus ribu rupiah ) dan dana itu hanya bisa diambil jika nama nasabah keluar sebagai pemenang atau pada saat waktu yang telah ditentukan di awal sesuai dengan jangka waktu yang tertera dalam perjanjian saat mengisi aplikasi pembukaan tabungan. Sehingga dana dari masyarakat yang dihimpun tersebutkan dapat disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan dengan jangka waktu yang lama sehingga dapat meningkatkan laba dan profitabilitas

bank”.

Adapun ilustrasi rencana dan perhitungan biaya yang

didapatkan dari Maria sebagai marketing funding di PT. BPRS MADINA MANDIRI SEJAHTERA yang

mengusulkan inovasi produk tabungan arisan, sebagai berikut :

1. Arisan dibagi dalam beberapa grup, dimana setiap grup memiliki anggota 200 orang (jumlahn anggota menyesuaikan kebijakan direksi). Setoran bulanan sebesar Rp 100.000 untuk satu nomor arisan.

2. Bagi peserta arisan akan diberikan hadiah langsung berupa souvenir. Tabungan arisan tetap mendapatkan bagi hasil dengan ER 2-3 persen dibayarkan pada saat penutupan arisan (bln ke 36).


(67)

48

3. Pemutaran arisan dilakukan setiap tanggal 10 setiap bulannya dan dikeluarkan satu nomor dalam satu grupnya. Jadi dalam satu nomor yang keluar hanya 36 nomor, sisanya 164 nomor dapat mencairkan dananya pada saat penutupan arisan yaitu bulan ke 36.

4. Bagi nomor yang keluar mendapatkan bonus dari bank sebesar Rp 500.0000 plus dana yang sudah disetorkan nasabah yang dikembalikan dengan utuh.

5. Total biaya yang dikeluarkan bank adalah

Bonus Rp 500.000 x 36 bulan = 18.000.000 Bagi hasil 20.905.000 Hadiah langsung 10.000.000 Hadiah grandprice 15.000.000 (-/+ ER 6,11 persern) 63.905.000 Menurut informasi yang didapat dari Maria sebagai marketing funding yang mengusulakn inovasi produk tabungan arisan menyatakan bahwa:

“ER 6,11 persen itu merupakan ilustrasi biaya yang dibutuhkan untuk mengadakan tabungan arisan dilihat dari saldo bertingkat perbulan yang dikalikan dengan persentase dan disetahunkan. Apabila dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan untuk deposito, tabungan arisan ini masih berada dibawah deposito tergantung dengan kelancaran dana nasabah yang dihimpun perbulannya. Dan dengan catatan apabila


(68)

dalam satu periode arisan peserta ada beberapa grup, maka hadiah hiburan akan bertambah banyak”.

6. Peserta arisan akan mendapatkan buku tabungan arisan yang dikeluarkan oleh PT. BPRS MADINA MANDIRI SEJAHTERA sebagai bukti kepesertaan.

7. Pada akhir periode seluruh setoran peserta arisan dibayarkan plus bagi hasil yang didapatkan saat tabungan arisan ditutup.


(69)

50

Tabel 3

Simulasi Manajemen Dana Tabungan Arisan

SIMULASI ARISAN MADINA DALAM SATU GRUP SETORAN 100.000 DENGAN JANGKA WAKTU 36 BULAN

BLN SETORAN SALDO BONUS

BULANAN

PENCAIRAN ARISAN

SALDO AKHIR BAGI HASIL / BLN (ER 2%)

TOTAL BIAYA ARISAN 1 Rp20.000.000 Rp20.000.000 Rp500.000 Rp100.000 Rp19.900.000 Rp33.333 Rp533.333 2 Rp19.900.000 Rp39.900.000 Rp500.000 Rp200.000 Rp39.600.000 Rp66.500 Rp566.500 3 Rp19.800.000 Rp59.700.000 Rp500.000 Rp300.000 Rp59.100.000 Rp99.500 Rp599.500 4 Rp19.700.000 Rp79.400.000 Rp500.000 Rp400.000 Rp78.400.000 Rp132.333 Rp632.333 5 Rp19.600.000 Rp99.000.000 Rp500.000 Rp500.000 Rp97.500.000 Rp165.000 Rp665.000 6 Rp19.500.000 Rp118.500.000 Rp500.000 Rp600.000 Rp116.400.000 Rp197.500 Rp697.500 7 Rp19.400.000 Rp137.900.000 Rp500.000 Rp700.000 Rp135.100.000 Rp229.833 Rp729.833 8 Rp19.300.000 Rp157.200.000 Rp500.000 Rp800.000 Rp153.600.000 Rp262.000 Rp762.000 9 Rp19.200.000 Rp176.400.000 Rp500.000 Rp900.000 Rp171.900.000 Rp294.000 Rp794.000 10 Rp19.100.000 Rp195.500.000 Rp500.000 Rp1.000.000 Rp190.000.000 Rp325.833 Rp825.833

- - - -

- - - -

- - - -

- - - -

36 Rp 16.500.000 Rp 657.000.000 Rp 500.000 Rp 3.600.000 Rp 590.400.000 Rp 1.095.000 Rp 1.595.000 Total Rp657.000.000 Rp12.543.000.000 Rp18.000.000 Rp66.600.000 Rp11.699.400.000 Rp20.904.996 Rp38.904.996


(70)

51

Dari rincian ilustrasi manajemen dana tabungan arisan diatas dapat dilihat dana yang akan terkumpul selama kurun waktu 36 bulan sebesar Rp 590.400.000 dengan rata-rata dana yang mengendap sebesar Rp 324.983.333 dan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 38.904.000 ditambah dengan rencana dana untuk hadiah langsung dan hadiah grandprice diakhir dengan total keseluruhan Rp 63.905.000 yang berarti dana yang tertanam atau mengendap di bank lebih besar dari beban yang dikeluarkan oleh bank untuk nasabah.

Equivalen rate tabungan arisan ini lebih murah dibandingkan dengan equivalen rate deposito yang ada di bank tersebut. Berikut data ER per produk :

Tabel 4 Rate Deposito Jenis Nisbah untuk

nasabah

Ekuivalen Rate

Deposito madina sejahtera

58,0% 10,03%

Deposito 12 bulan 58,0% 10,3% Deposito 6 bulan 52,0% 9,00% Deposito 3 bulan 47,0% 8,13%


(71)

52

Disini secara langsung dapat dilihat jika rate untuk tabungan arisan lebih kecil dari pada deposito. Namun rate untuk tabungan arisan tidak ditentukan diawal seperti deposito karena metode setorannya yang dicicil perbulan dengan jangka waktu yang panjang. Sehingga apabila nasabah dalam penyetorannya memiliki masalah itu akan berpengaruh pada beban atau biaya yang ditanggung oleh bank.

Dan ada beberapa kelebihan yang ditawarkan oleh bank dalam tabungan arisan, diantaranya:

1. Tidak adanya biaya administrasi 2. Personal selling

3. Penyimpanan dana dijamin oleh LPS

4. Nasabah yang menang kurang dari sama dengan 36 bulan akan mendapatkan bonus Rp 500.000 (lima ratus ribu rupiah).

5. Adanya hadiah yang diundi per enam bulan sekali Greenprice untuk satu orang pemenang diakhir pengundian.


(72)

d. Likuiditas

Menurut Sabdo Nugroho sebagai direktur utama di PT. BPRS MADINA MANDIRI SEJAHTERA, menyatakan :

“Jika dilihat dari segi likuiditas bank sangat diuntungkan. Karena selain dana yang terkumpul setiap bulan cukup banyak, tabungan arisan ini juga memiliki tingkat llikuiditas yang rendah dengan rate yang masih berada dibawah jika dibandingkan dengan deposito. Sehingga dengan menghimpun dana dari masyarakat ini bank dapat memutarkan dana tersebut dalam jangka waktu yang cukup untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar pula. Tanpa harus memberikan bagi hasil kepada pemilik dana. Namun meskipun begitu pihak bank diperbolehkan memberikan bonus diakhir tergantung keputusan direksi”.

Sehingga apabila produk tabungan arisan syariah ini dibandingkakn dengan deposito maka produk tabungan arisan lebih dipandang memiliki banyak keuntungan untuk bank. Namun karena tabungan arisan ini memiliki metode pengumpulan dana yang dicicil maka rate yang ditimbulkan tidak dapat dipastikan diawal seperti deposito. Tetapi melihat perkembangan dan respon nasabah dalam melakuakn setoran tiap bulannya.

e. Keuangan

Menurut Isni sebagai pihak auditing di PT. BPRS MADINA MANDIRI SEJAHTERA yang dinilai ahli dalam menganalisis bagian keuangan, menyatakan :

“Produk tabungan arisan ini sangat memiliki dampak positif. Dilihat dari adanya pemasukan dana yang


(73)

54

dihimpun dari masyarakat dalam bentuk tabungan

yang sangat besar.”

Dan untuk melihat apakah tujuan utama dari PT. BPRS MADINA MANDIRI SEJAHTERA dalam

memberlakuan produk tabungan arisan sebagai inovasi produk yang dapat menarik minat nasabah dalam menghimpun dana murah dengan tingkat likuiditas yang rendah telah mencapai tujuannya atau belum. Maka disini peneliti melakukan uji komparasi, dimana peneliti akan melihat apakah ada perbedaan yang signifikan ataukah tidak sebelum dan sesudah produk tabungan arisan ini diberlakukan.

B. Analisis Data Statistik

1. Analisis Deskriptif

Data yang digunakan sebagai bahan analisis dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa deret waktu (time series). Dimulai dari bulan Desember 2013 sampai dengan bulan September 2016. Berdasarkan pertimbanagan ketersediaan data serta jumlah observasi sebanyak 12 (data per triwulan).


(74)

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Pada dasarnya normalitas sebuah data dapat dapat dideteksi menggunakan dua cara, yaitu dengan menggunakan Grafik Histogram dan P-Plot atau dengan menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov dan atau dengan Shapiro-Wilk. Dan karena data yang digunakan memiliki jumlah kurang dari 50 maka data uji normalitas dapat menggunakan rumus Shapiro-Wilk.1

Berikut data yang telah diolah menggunakna aplikasi SPSS15 : Tests of Normality

Sumber : Data diolah, 2016

1

http://www.statistikian.com/2014/08/wilcoxon-signed-rank-test-dengan-spss.html

Kolmogorov-Smirnov(a) Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

ROA Sebelum ,367 6 ,011 ,747 6 ,019

ROA Setelah ,273 6 ,185 ,856 6 ,177

ROE Sebelum ,423 6 ,001 ,623 6 ,001

ROE Setelah ,248 6 ,200(*) ,895 6 ,346

ROI Sebelum ,369 6 ,010 ,743 6 ,017

ROI Setelah ,249 6 ,200(*) ,880 6 ,268

BOPO Sebelum ,191 6 ,200(*) ,950 6 ,741

BOPO Setelah ,194 6 ,200(*) ,894 6 ,340

NOM Sebelum ,404 6 ,003 ,682 6 ,004

NOM Setelah ,196 6 ,200(*) ,909 6 ,432

GROWTH DPK Sebelum

,302 6 ,093 ,879 6 ,266

GROWTH DPK Setelah ,204 6 ,200(*) ,936 6 ,626

GROWTH ASSET Sebellum

,191 6 ,200(*) ,923 6 ,530

GROWTH ASSET Setelah


(75)

56

Didalam tabel diatas dapat dilihat tingkat normalitas dari setiap data. Ada beberapa data yang memiliki nilai distribusi normal dan ada juga yang memiliki nilai distribusi tidak normal. Namun penilaian distribusi normal tidak serta merta hanya dilihat dari tabel diatas tapi ada beberapa data pendukung yang harus dipertimbangkan. Contohnya seperti data pendukung untuk ROA sebelum, ROE sebelum, ROI sebelum dan NOM sebelum, seperti dibawah ini :

ROA Sebelum Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

1,00 Extremes (=<-,16) 4,00 -0 . 2234 1,00 0 . 0

Stem width: ,100 Each leaf: 1 case(s) Sumber : Uji Normalitas, 2016

ROE Sebelum Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

1,00 Extremes (=<-2,40) 1,00 -3 . 4

1,00 -2 . 5 2,00 -1 . 56 ,00 -0 . 1,00 0 . 1

Stem width: ,100 Each leaf: 1 case(s) Sumber : Uji Normalitas, 2016


(76)

ROI Sebelum Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

1,00 Extremes (=<-,16) 4,00 -0 . 2334 1,00 0 . 0

Stem width: ,100 Each leaf: 1 case(s) Sumber : Uji Normalitas, 2016

NOM Sebelum Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

1,00 Extremes (=<-,302) 1,00 -6 . 3

,00 -5 . 3,00 -4 . 139 1,00 Extremes (>=,003)

Stem width: ,010 Each leaf: 1 case(s) Sumber : Uji Normalitas, 2016

Data stem-and-leaf plot ini mengikuti setiap data normal. Meskipun data yang ditabel memiliki nilai distribusi tidak normal tapi jika diikuti oleh data stem-and-leaf plot maka itu berarti data yang ada masih dapat ditoleransi dan dinyatakan normal.2

2


(77)

58

b. Uji Paired Sample T-Test

Paired Samples Statistics

Sumber: Uji Paired t-test, 2016.

Dari data diatas dapat dilihat rata-rata dari setiap data sebelum dan sesudah dari setiap variabel yang diteliti. Dari setiap data yang ada diatas dapat dilihat peningkatan yang terjadi dari setiap rata-rata variabel. Yang memiliki perbedaan yang signifikan dari segi rata-rata hanya dapat dilihat dari data untuk BOPO dengan BOPO sebelum 0,9 dan BOPO Setelah 0,37. Sedangkan untuk data yang lain tidak memiliki perbedaan yang signifikan jika dilihat dari segi rata-rata perdata yang diperbandingkan diatas.

Mean N Std.

Deviation

Std. Error Mean Pair

1

ROA Sebelum -,04667 6 ,055648 ,022718

ROA Setelah ,00967 6 ,008710 ,003556

Pair 2

ROE Sebelum -,55050 6 ,913833 ,373071

ROE Setelah ,06000 6 ,055552 ,022679

Pair 3

ROI Sebelum -,04700 6 ,055408 ,022620

ROI Setelah ,00917 6 ,008635 ,003525

Pair 4

NOM Sebelum -,08250 6 ,109796 ,044824

NOM Setelah ,00633 6 ,004502 ,001838

Pair 5

BOPO Sebelum ,90233 6 ,309758 ,126458

BOPO Setelah ,37417 6 ,057458 ,023457

Pair 6

GROWTH DPK Sebelum ,05983 6 ,078249 ,031945

GROWTH DPK Setelah ,04050 6 ,062555 ,025538

Pair 7

GROWTH ASSET Sebellum ,06700 6 ,066816 ,027278


(78)

Tabel 5 Uji Beda Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig.

(2-tailed)

Mean Std.

Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Upper Lower

Pair 1 ROA Sebelum - ROA Setelah

-,056333 ,055153 ,022516 -,114213 ,001546 -2,502 5 ,054

Pair 2 ROE Sebelum - ROE Setelah

-,610500 ,899400 ,367179 -1,554363 ,333363 -1,663 5 ,157

Pair 3 ROI Sebelum - ROI Setelah

-,056167 ,055058 ,022477 -,113946 ,001613 -2,499 5 ,055

Pair 4 NOM Sebelum - NOM Setelah

-,088833 ,109156 ,044563 -,203385 ,025719 -1,993 5 ,103

Pair 5 BOPO Sebelum - BOPO Setelah

,528167 ,279106 ,113945 ,235263 ,821070 4,635 5 ,006

Pair 6 GROWTH DPK

Sebelum - GROWTH DPK Setelah

,019333 ,111263 ,045423 -,097430 ,136097 ,426 5 ,688

Pair 7 GROWTH ASSET

Sebellum - GROWTH ASSET Setelah

,011167 ,075431 ,030794 -,067993 ,090326 ,363 5 ,732


(79)

Dari tujuh variabel yang diteliti enam variabel memiliki nilai Sig. (2-tailed) > 0,05 yang berarti bahwa H0 diterima. Dimana H0 menyatakan tidak ada perbedaan terhadap pertumbuhan aset, profitabilitas dan efektivitas antara sebelum dan sesudah pemberlakukan produk Tabungan Arisan. Namun ada satu variabel dimana Sig. (2 -tailed) < 0,05 maka itu berarti adanya perbedaan signifikan pada BOPO sebelum dan sesudah pemberlakuan produk


(80)

3. Analisis Keuangan

a. Perubahan terhadap Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), Return On Investment (ROI), dan Net Operating Margin (NOM) dalam kinerja profitabilitas PT. BPRS MADINA MANDIRI SEJAHTERA

Hipotesisi pertama yang diajukan pada penelitian in adalah tidak adanya perbedaan pada pertumbuhan asset, profitabilitas dan efektivitas sebelum dan sesudah diberlakukannya produk Tabungan Arisan. Kemudian hipotesis alternatifnya adalah adanya perbedaan pada pertumbuhan asset, profitabilitas dan efektivitas stelah diberlakukannya produk tabungan Arisan.

Disini ada 4 rasio yang digunkan untuk mengukur profitabilitas sebelum dan sesudah diberlakukannya produk Tabungan Arisan di PT. BPRS MADINA MANDIRI SEJAHTERA, diantaranya : ROA, ROE, ROI, dan NOM.

Di dalam hasil uji paired sample t-test menunjukan nilai Sig. (2-Tailed), seperti dibawah ini:


(81)

62

Sig. ( 2- tailed) Hasil

ROA 0,54 Tidak terjadi perbedaan ROE 1,57 Tidak terjadi perbedaan ROI 0,055 Tidak terjadi perbedaan NOM 0,103 Tidak terjadi perbedaan

Tabel 6 Rasio Profitabilitas

Dari data diatas dapat dilihat untuk nilai Sig. ( 2-tailed) memiliki nilai masing-masih > 0,05 maka itu artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap pertumbuhan asset, profitabilitas dan efektivitas setelah

diberlakukannya produk Tabungan Arisan di PT. BPRS MADINA MANDIRI SEJAHTERA sebagai

inovasi produk yang menarik banyak minat masyarakat untuk menanamkan dananya. Namun belum ada perubahan yang terlalu signifikan dilihat dari usia diberlakukannya produk tersebut. Ini terbukti dari laporan keuangan per triwulan.

Dan hasil uji paired sample t-test tersebut terlebih dahulu telah menjalani uji normalitas pada spss dan data tersebut dari sumber data keuangan per triwulan yang telah di olah dalam excel, dan di proses menjadi sebuah


(82)

grafik dengan tujuan untuk memudahkan dalam proses pembacaan fluktuasi data yang terjadi. Adapun fluktuasi dana yang terjadi, seperti berikut:

1. Return On Assets

Gambar 1.1

Grafik Pertumbuhan Rasio ROA

ROA (Return On Assets) merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. ROA dapat digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Dapat dilihat dalam lampiran di tabel excel disana dipahami jika grafik ROA dapat naik ataupun turun yaitu karena dipengaruhi oleh total aktiva dan laba sebelum pajak. Dimana ketika total aktiva yang ada di perusahaan dapat dikelola

-20,00% -15,00% -10,00% -5,00% 0,00% 5,00%

Rp(10.000.000) Rp10.000.000 Rp20.000.000 Rp30.000.000 Rp40.000.000 Rp50.000.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12


(83)

64

dan meningkatnya pendapatan atau laba sebelum pajak maka akan meningkatkan kualitas atau rasio ROA.

Semakin tinggi total aktiva dan semakin tinggi pula laba sebelum pajak yang dihasilkan maka akan meningkatkan rasio ROA yang berarti perusahaan pada saat periode yang bersangkutan dapat mengelola aktiva yang ada dengan baik dan menghasilkan laba.

Disini terlihat laba sebelum pajak memiliki nilai terendah untuk bulan Desember 2013 dengan nominal -3.995.381 (dalam ribuan rupiah) ini karena pada tahun 2013 PT. BPRS MADINA MANDIRI SEJAHTERA mengalami kerugian dan menjadi perhatian khusus oleh pihak BI waktu itu. Dengan total aktiva terendah sebesar 25.577.656 (dalam ribuan rupiah) dan laba sebelum pajak tertinggi sebelum pemberlakuan produk terjadi pada bulan Maret 2015 dengan nominal 91.000 (dalam ribuan rupiah) dan nominal tertinggi di aktiva terjadi pada bulan Maret 2015 sebesar 32.273.333 (dalam ribuan rupiah ) itu terjadi


(84)

sebelum produk tabungan arisan diberlakukan. Sehingga terlihat dalam grafik jika fluktuasi rasio ROA memiliki peringkat terendah pada data pertama yaitu bulan Desember 2013 diantara yang lainnya.

Sedangkan pada saat setelah produk tabungan arisan laba sebelum pajak terendah terjadi pada bulan September 2015 dengan nominal 42.505 (dalam ribuan rupiah) dan tertinggi pada bulan Desember 2015 sejumlah 1.090.892 (dalam ribuan rupiah). Dan untuk aktiva terendah terjadi pada bulan Juni 2015 senilai 36.901.407 (dalam ribuan rupiah) dan tertinggi pada bulan September 2016 sebesar 44.316.375 (dalam ribuan rupiah)

Sehingga fluktuasi ROA terendah terjadi pada bulan Desember 2013 sebelum diberlakukannya produk tabungan arisan yang dipengaruhi oleh kualitas laba sebelum pajak dan aktiva pada bulan Desember 2013 dan terus mengalami pertumbuhan dari waktu ke waktu.


(1)

50.

Grafik Detrended Normal Q-Q Plot of Growth Asset Sebelum


(2)

52.

Stem and leaf plot growth asset setelah

GROWTH ASSET Setelah Stem-and-Leaf Plot

Frequency Stem & Leaf

1,00 -0 . 0 3,00 0 . 016 2,00 1 . 24

Stem width: ,100 Each leaf: 1 case(s)


(3)

54.

Grafik detrended Q-Q plot of growth asset setelah


(4)

TABEL EXCEL

1.

Tabel ROA

Periode LSP TA ROA

Des-13 Rp (3.995.381) Rp 25.577.656 -15,62% Mar-14 Rp (685.256) Rp 28.887.522 -2,37% Jun-14 Rp (1.292.398) Rp 30.693.517 -4,21% Sep-14 Rp (984.428) Rp 30.404.415 -3,24% Des-14 Rp (948.612) Rp 32.241.060 -2,94% Mar-15 Rp 91.000 Rp 32.273.333 0,28% Jun-15 Rp 201.715 Rp 36.901.407 0,55% Sep-15 Rp 42.505 Rp 36.944.114 0,12% Des-15 Rp 1.090.892 Rp 41.438.118 2,63% Mar-16 Rp 232.049 Rp 42.105.605 0,55% Jun-16 Rp 462.565 Rp 41.723.533 1,11% Sep-16 Rp 398.868 Rp 44.316.375 0,90%

Periode LB M ROE

Des-13 Rp (3.995.381,00) Rp 1.665.000,00 -239,96% Mar-14 Rp (685.256,00) Rp 2.000.000,00 -34,26% Jun-14 Rp (1.292.398,00) Rp 5.000.000,00 -25,85% Sep-14 Rp (984.428,00) Rp 6.000.000,00 -16,41% Des-14 Rp (960.970,00) Rp 6.370.000,00 -15,09% Mar-15 Rp 77.815,00 Rp 6.370.000,00 1,22% Jun-15 Rp 179.597,00 Rp 6.370.000,00 2,82% Sep-15 Rp 5.529,00 Rp 6.370.000,00 0,09% Des-15 Rp 1.028.068,00 Rp 6.370.000,00 16,14% Mar-16 Rp 227.140,00 Rp 6.370.000,00 3,57% Jun-16 Rp 457.656,00 Rp 6.370.000,00 7,18% Sep-16 Rp 393.959,00 Rp 6.370.000,00 6,18%


(5)

2.

Tabel ROE

3.

Tabel ROI

Periode TA LB ROI

Des-13 Rp 25.577.656 Rp (3.995.381,00) (0,156) Mar-14 Rp 28.887.522 Rp (685.256,00) (0,024) Jun-14 Rp 30.693.517 Rp (1.292.398,00) (0,042) Sep-14 Rp 30.404.415 Rp (984.428,00) (0,032) Des-14 Rp 32.241.060 Rp (960.970,00) (0,030) Mar-15 Rp 32.273.333 Rp 77.815,00 0,002

Jun-15 Rp 36.901.407 Rp 179.597,00 0,005 Sep-15 Rp 36.944.114 Rp 5.529,00 0,000 Des-15 Rp 41.438.118 Rp 1.028.068,00 0,025 Mar-16 Rp 42.105.605 Rp 227.140,00 0,005 Jun-16 Rp 41.723.533 Rp 457.656,00 0,011 Sep-16 Rp 44.316.375 Rp 393.959,00 0,009

Periode PO DBH BO R.AP NOM

Des-13 Rp 15.838.349 Rp 2.563.289 Rp 17.237.124 Rp 13.123.097 -0,302 Mar-14 Rp 1.256.228 Rp 346.468 Rp 1.584.668 Rp 16.502.106 -0,041 Jun-14 Rp 1.791.207 Rp 1.170.421 Rp 1.893.925 Rp 20.060.271 -0,063 Sep-14 Rp 2.906.412 Rp 1.777.504 Rp 2.547.882 Rp 29.214.469 -0,049 Des-14 Rp 4.156.268 Rp 2.422.826 Rp 3.103.015 Rp 31.841.271 -0,043 Mar-15 Rp 1.326.524 Rp 712.058 Rp 511.015 Rp 31.254.240 0,003 Jun-15 Rp 2.765.955 Rp 1.453.829 Rp 1.085.145 Rp 35.866.915 0,006 Sep-15 Rp 4.271.880 Rp 2.311.081 Rp 1.877.432 Rp 35.827.479 0,002 Des-15 Rp 5.779.994 Rp 3.227.261 Rp 2.501.304 Rp 40.773.142 0,001 Mar-16 Rp 1.719.105 Rp 948.663 Rp 528.303 Rp 40.833.965 0,006 Jun-16 Rp 3.520.023 Rp 1.941.421 Rp 1.097.620 Rp 40.640.667 0,012 Sep-16 Rp 5.330.135 Rp 2.921.111 Rp 1.927.328 Rp 43.111.931 0,011


(6)

5.

Tabel Growth DPK

Periode BO PO BOPO

Des-13 Rp 17.237.124 Rp 15.838.349 108,83% Mar-14 Rp 1.584.668 Rp 1.256.228 126,14% Jun-14 Rp 1.893.925 Rp 1.791.207 105,73% Sep-14 Rp 2.547.882 Rp 2.906.412 87,66% Des-14 Rp 3.103.015 Rp 4.156.268 74,66% Mar-15 Rp 511.015 Rp 1.326.524 38,52% Jun-15 Rp 1.085.145 Rp 2.765.955 39,23% Sep-15 Rp 1.877.432 Rp 4.271.880 43,95% Des-15 Rp 2.501.304 Rp 5.779.994 43,28% Mar-16 Rp 528.303 Rp 1.719.105 30,73% Jun-16 Rp 1.097.620 Rp 3.520.023 31,18% Sep-16 Rp 1.927.328 Rp 5.330.135 36,16%

Periode TA G.A

Des-13 Rp 25.577.656 15,8% Mar-14 Rp 28.887.522 12,9% Jun-14 Rp 30.693.517 6,3% Sep-14 Rp 30.404.415 -0,9% Des-14 Rp 32.241.060 6,0% Mar-15 Rp 32.273.333 0,1% Jun-15 Rp 36.901.407 14,3% Sep-15 Rp 36.944.114 0,1% Des-15 Rp 41.438.118 12,2% Mar-16 Rp 42.105.605 1,6% Jun-16 Rp 41.723.533 -0,9% Sep-16 Rp 44.316.375 6,2%