ANALISIS FRAUD TRIANGLE, MANAJEMEN LABA, ASIMETRI INFORMASI DAN SPESIALISASI AUDITOR TERHADAP FINANCIAL STATEMENT FRAUD (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2014)

(1)

Indonesia periode 2013-2014)

ANALYSIS OF FRAUD TRIANGLE, EARNINGS MANAGEMENT, INFORMATION ASYMMETRY AND AUDITOR SPECIALIZATION ON

FINANCIAL STATEMENT FRAUD

(Empirical Study of Manufacturing Companies Listed on Indonesian Stock Exchange period 2013-2014)

Oleh

DIAN RISKA WULANDARI 201304020266

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

i

Indonesia periode 2013-2014)

ANALYSIS OF FRAUD TRIANGLE, EARNINGS MANAGEMENT, INFORMATION ASYMMETRY AND AUDITOR SPECIALIZATION ON

FINANCIAL STATEMENT FRAUD

(Empirical Study of Manufacturing Companies Listed on Indonesian Stock Exchange period 2013-2014)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh

DIAN RISKA WULANDARI 201304020266

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

(4)

(5)

v

menuntut ilmu maka Allah akan mudahkan baginya jalan ke surga.” (Abu Huraira radhiyallahu’anhu)

Allah akan meninggikan orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat

(Q.s. al-Mujadalah : 11)

Bantinglah otak untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya guna mencari rahasia besar yang terkandung di dalam benda besar yang bernama dunia ini,

tetapi pasanglah pelita dalam hati sanubari, yaitu pelita kehidupan jiwa ( Al- Ghazali )


(6)

vi

1. Orang tuaku tercinta, Bapak Suharno dan Ibu Erny Hidayati yang telah memberikan dukungan baik moril maupun meteriil, kepercayaan, kesabaran, pengorbanan, serta doa dan kasih sayang yang tak terhingga kepada saya. 2. Kakakku tersayang Rizky Maulana Nur Rahmantya yang selalu memberikan

semangat, dukungan dan perhatiannya yang penuh kasih sayang.

3. Keluarga besar ku tercinta yang selama ini memberikan dukungan kepada saya.

4. Ibu dosen pembimbing skripsi saya, Ibu Evi Rahmawati, SE., M.Acc., Ph.D., Ak., CA. yang senantiasa dengan penuh kesabaran membimbing saya hingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ini.

5. Kedua sahabat terbaik saya Yeni Arumsari dan Dayu Phalanika yang selalu mendukung dan memberikan motivasi-motivasi terbaiknya.

6. Sahabat-sahabat saya yang memberikan semangat untuk tidak mudah menyerah Anggit Shita Devi, Inka Yuliana, Dewi Yuniarti Fitrianingsih, Ayu Kiki Windasari, Astrida Hanifa Zain, Nareswari Wahyuningrum.

7. Teman-teman seperjuangan saya Hayyu Adityas Wiedowati dan Rachma Yoga Hendriani yang senantiasi disisi saya memberikan dukungan dan motivasi terbaiknya.

8. Teman-Teman akuntansi kelas F yang telah menemani selama masa kuliah ini Indah Retno Wulandari, Arvia Ulfa Primandari, Eva Hanita, Devi Isnawadiningrum, Alika Latifa Hanum, Meliza Andriani dan teman-teman akuntansi 2013 yang lain.

9. Seluruh anggota KKN 024 yang telah memberikan pelajaran serta kenangan yang tidak terlupakan.


(7)

ix

Laba, Asimetri Informasi dan Spesialisasi Auditor terhadap Financial Statement Fraud.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan masukan bagi organisasi dalam melaksanakan kinerja organisasi dan memberikan ide pengembangan bagi penelitian selanjutnya.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan petunjuk, bimbingan dan kemudahan selama penulis menyelesaikan studi.

2. Ibu Evi Rahmawati, S.E, M.Acc., PhD., Ak., CA. yang dengan penuh kesabaran telah memberikan masukan dan bimbingan selama proses penyelesaian karya tulis ini.

3. Ayah dan Ibu serta saudara-saudaraku yang senantiasa memberikan dorongan dan perhatian kepada penulis hingga dapat menyelesaikan studi. 4. Semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan, kemudahan dan

semangat dalam proses penyelesaian tugas akhir (skripsi) ini.

Sebagai kata akhir, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, kritik, saran dan pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman karya tulis dengan topik ini.

Yogyakarta, Penulis


(8)

x

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

INTISARI ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Landasan Teori ... 9

1. Teori Keagenan ... 9

2. Financial Statement Fraud... 10

3. Fraud Triangle ... 11

4. Manajemen Laba ... 15

5. Asimetri Informasi ... 16

6. Spesialisasi Auditor ... 17

B. Pengembangan Hipotesis ... 17


(9)

xi

5. Effective Monitoring dan Financial Statement Fraud ... 21

6. Rationalization dan Financial Statement Fraud ... 22

7. Manajemen laba dan Financial Statement Fraud... 23

8. Asimetri Informasi dan Financial Statement Fraud ... 24

9. Spesialisasi Auditor dan Financial Statement Fraud ... 25

C. Kerangka Penelitian ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Populasi dan Sampel ... 28

B. Jenis dan Sumber Data ... 29

C. Teknik Pengumpulan Data ... 29

D. Definisi dan Pengukuran Variabel Penelitian ... 29

1. Variabel Dependen. ... 29

2. Variabel Independen ... 32

E. Metode Analisis Data ... 38

1. Model Analisis... 38

2. Regresi Logistik ... 39

a. Uji Kelayakan Model (Hosmer and Lemeshow’s) ... 39

b. Uji Kelayakan Keseluruhan Model (Likelihood) ... 39

c. Koefisien Determinasi ... 40

d. Pengujian Simultan (Omnibus Test of Model Coefficient) ... 40

3. Uji Multikolinearitas ... 40


(10)

xii

1. Uji Kelayakan Model (Hosmer and Lemeshow’s) ... 45

2. Uji Kelayakan Keseluruhan Model (Likelihood) ... 45

3. Koefisien Determinasi ... 46

4. Pengujian Simultan (Omnibus Test of Model Coefficient)... 47

5. Pengujian Mulitkolinearitas ... 47

C. HASIL PENELITIAN (Uji Hipotesis) ... 48

D. Pembahasan ... 53

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... 60

A. Simpulan ... 60

B. Saran ... 62

C. Keterbatasan... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 64


(11)

xiii

4.2. Case Processing Summary 43

4.3. Statistik Deskriptif 43

4.4. Uji Kelayakan Model 45

4.5. Uji Kelayakan Keseluruhan Model 45

4.6. Koefisien Determinasi 46

4.7. Uji Simultan 47

4.8. Uji Multikolinearitas 48

4.9. Uji Hipotesis 49


(12)

xiv


(13)

(14)

vii

Fraud. Penelitian ini mereplikasi penelitian yang dilakukan oleh Tiffani dan Marfuah (2015) yakni Deteksi Financial Statement Fraud dengan Analisis Fraud Triangle pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menambahkan variabel independen manajemen laba, asimetri informasi serta spesialisasi auditor dimana penelitian sebelumnya hanya menggunakan model Fraud Triangle.

Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah seluruh perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2014. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data laporan keuangan, data anggota komite audit dan data auditor eksternal yang terdapat pada annual report perusahaan serta data harga saham. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model regresi logistik.

Berdasakan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa financial stability berpengaruh positif dan signifikan terhadap financial statement fraud.

Personal financial need berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

financial statement fraud. External pressure tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap financial statement fraud. Financial target berpengaruh positif dan signifikan terhadap financial statement fraud. Effiective monitoring

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap financial statement fraud.

Rationalization tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap financial statement fraud. Manajemen laba berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap financial statement fraud. Asimetri informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap financial statement fraud. Spesialisasi auditor berpengaruh negatif dan signifikan terhadap financial statement fraud.

Kata Kunci : Fraud, Fraud Triangle, Manajemen Laba, Asimetri Informasi, Spesialisasi Auditor, Financial Statement Fraud


(15)

viii

Fraud. This study replicated research conducted by Tiffani and Marfuah (2015) entitled the detection of Financial Statement Fraud with Analytical Fraud Triangle in Manufacturing Companies Listed in Indonesia Stock Exchange by adding independent variable earnings management, information asymmetry and specialization auditor, the previous studiy only used Fraud Triangle models.

In this study, the samples used were all manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange 2013-2014 period. The data used in this research was secondary data, such as financial report, the data of members of the audit committee and external auditors which contained in the annual report and the company's stock price data. The analysis tool in order to test the hypothesis was done by using a logistic regression model.

Based on the analysis which has been done shows that the financial stability has significant and positive effect on the financial statement fraud. Personal financial need has no significantly effect on the financial statement fraud. External pressure has no significantly on the financial statement fraud. Financial targets has significant and positive effect on the financial statement fraud. Effiective monitoring has significant and negative effect on the financial statement fraud. Rationalization has not significantly effect on financial statement fraud. Earnings management has not significantly effect on the financial statement fraud. Information asymmetry has significant and positive effect on the financial statement fraud. Specialization auditor has positive and significant effect on the financial statement fraud.

Keywords: Fraud, Fraud Triangle, Earnings Management, Information Asymmetry, Auditor Specialization, Financial Statement Fraud.


(16)

1 A. Latar Belakang

Secara umum, penyajian laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi mengenai kinerja perusahaan, posisi keuangan dan arus kas perusahaan bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang memiliki kepentinggan dalam menggunakan laporan keuangan ini salah satunya investor dan kreditor dalam rangka pengambilan keputusan-keputusan penting serta kebijakan. Selain itu, laporan keuangan juga menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang telah diserahkan dan dipercayakan kepada mereka. Menyadari hal tersebut manajemen cenderung melakukan tindak kecurangan untuk mengatasi berbagai konflik kepentingan yang terjadi antara pihak principal dan agent

(Budileksmana dan Eka, 2005). Kecurangan tersebut seringkali dilakukan oleh siapapun termasuk pihak yang tidak memiliki jabatan sekalipun (Argarini, 2015).

Pada tahun 2015 lalu, telah terjadi kecurangan yang dilakukan oleh perusahaan ternama asal jepang yakni Toshiba. Berdasarkan hasil rapat

International Ethics Standards Board for Accountant Consultative Advisory Group (IESBA CAG) dalam agenda item F-2 yang diselenggarakan oleh

International Federation of Accounting (IFAC), perusahaan ini telah melakukan penggelembungan laba sebesar US$ 1,2 Miliar demi menghindari


(17)

kebangkrutan. Pada tanggal 21 Juli 2015, CEO Toshiba mengumumkan pengunduran dirinya ditengah skandal dimana perusahaan tersebut telah melebihkan keuntungan sebesar 151,8 Miliar Yen atau setara dengan US$ 1,2 Miliar selama 7 tahun. CEO Toshiba menyadari laporan laba palsu ini, dan merancang agar laporan ini sulit diketahui oleh auditor (IFAC, 2016).

Menurut pandangan Islam, laporan keuangan haruslah bersifat andal dan relevan sesuai dengan amanat dan peraturan yang telah ditetapkan. Penyajian laporan keuangan tidak boleh terdapat unsur penipuan sesuai dalam

al-qur’an yang dijelaskan pada Q.S An-Nisa’ ayat 58 sebagai berikut :

ب ا كْحت ْ أ سا لا ْيب ْمتْ كح اذ ا لْهأ ٰىل تا ام ْْا ا د ت ْ أ ْمكرمْأي َ َِْْْلا

َ ا رييب ا َي م اك َ إ ب ْمككَي ا َ

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Kecurangan tersebut sering terjadi karena setiap perusahaan dituntut untuk selalu melakukan perbaikan dalam kinerjanya. Kinerja perusahaan yang baik dapat meningkatkan nilai dari perusahaan sehingga nilai atau harga saham perusahaan akan ikut meningkat. Namun bila perusahaan mengalami penurunan kinerja sehingga mengakibatkan laba yang dihasilkan ikut menurun, maka manajemen akan cenderung melakukan kecurangan sehingga nilai perusahaan tetap dalam kondisi yang baik atau dengan kata lain yakni melakukan manipulasi laba.


(18)

Menurut American Institute of Certified Public Accountants

(AICPA, 2002), financial statement fraud merupakan suatu kelalaian atau kesengajaan yang mengakibatkan laporan keuangan tersebut salah saji sehingga menyesatkan para penggunanya. Meningkatnya berbagai kasus tersebut, mengakibatkan banyak pihak berpendapat bahwa manajemen telah melakukan kecurangan pada laporan keuangan (Skousen et al., 2008).

Manajemen laba merupakan tindakan kecil dari Fraud

(Puspatrisnanti, 2014). Manajemen laba adalah suatu tindakan untuk menaikkan atau menurunkan laba perusahaan yang dilakukan secara sengaja oleh manajemen untuk tujuan tertentu serta dilakukan berdasarkan metode akuntansi (Utari dan Widiastuti, 2014). Beberapa kasus kecurangan pelaporan akuntansi yang telah diketahui secara luas, yakni Enron, Merck, WorldCom dan mayoritas perusahaan lain di Amerika Serikat dimulai dari manajemen laba (Cornett et al., 2006). Manajemen laba timbul sebagai dampak persoalan keagenan yaitu ketidakselarasan kepentingan antara manajer dan pemilik perusahaan yang dikarenakan adanya asimetri informasi.

Asimetri informasi terjadi akibat adanya ketidakseimbangan informasi yang diperoleh dan diketahui antara pemegang saham dan manajemen, dimana manajemen memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan pihak eksternal. Sebagai pihak pengelola perusahaan, manajer lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan dibandingkan dengan pemegang saham (Lisa, 2012). Oleh karenanya manajer memiliki kewajiban untuk memberikan informasi mengenai kondisi


(19)

perusahaan kepada pemilik atau pemegang saham, dimana sinyal ini diberikan dalam bentuk informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Terkadang informasi yang diberikan tidaklah sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya (Lisa, 2012). Asimetri informasi antara manajemen dengan pemilik memberikan kesempatan bagi manajer untuk bertindak mementingkan keuntungan pribadi. Dalam hal pelaporan keuangan, manajer dapat melakukan manajemen laba untuk menyesatkan para pemegang saham mengenai kinerja perusahaan.

Untuk memperoleh kembali kepercayaan pada pihak pemakai laporan keuangan maka sangat diharapkan adanya kualitas audit yang baik (Luhgiatno, 2010). Akan tetapi tidak semua laporan keuangan diaudit oleh auditor yang berkualitas baik dan memiliki kualitas yang berbeda-beda. Auditor yang berkualitas dapat mendeteksi ada atau tidaknya tindakan manajemen laba yang dilakukan oleh kliennya (Ratmono, 2010). Oleh karenanya setiap perusahaan memerluka jasa audit untuk memonitoring terhadap kemungkinan adanya konflik kepentingan antara pihak principal dan

agent yang jumlah kepentingannya berbeda-beda. Jasa audit juga dapat mengurangi asimetri informasi yang terjadi antara manajer dan pemegang saham dengan memperbolehkan pihak luar memeriksa validitas dari laporan keuangan (Saffudin, 2011).

Dalam mengatasi financial statement fraud, banyak pihak mencoba berbagai metode untuk mengatasinya (Spathis, 2002). Salah satunya adalah


(20)

Rationalization dimana model ini juga diteliti efektivitasnya oleh Skousen et al.,(2008). Komponen fraud triangle ini tidak dapat diteliti secara langsung sehingga peneliti perlu mengembangkan variabel dan proksi untuk mengukurnya (Skousen et al., 2008).

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Skousen et al.,(2008) hanya mampu membuktikan hubungan antara financial stability, eksternal pressure, personal financial need serta dua variabel kesempatan yakni

ineffective monitoting dan organizational struktur terhadap financial statement fraud. Dalam penelitian Tiffani (2015) hanya mampu membuktikan hubungan antara financial stability, external pressure serta effective monitoring terhadap financial statement fraud. Dalam penelitian Puspatrisnanti (2014) mampu membuktikan adanya hubungan antara manajemen laba dengan financial statement fraud. Akan tetapi dalam penelitian Aryanto (2013) gagal membuktikan hubungan antara asimetri informasi terhadap financial statement fraud. Serta dalam penelitian Aulia (2013) mampu membuktikan hubungan antara financial statement fraud

dengan spesialisasi auditor.

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti mencoba mereplikasi penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Tiffani dan Marfuah (2015) yakni Deteksi Financial Statement Fraud dengan Analisis Fraud Triangle pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah, peneliti mencoba menambahkan variabel independen manajemen laba, asimetri informasi serta


(21)

spesialisasi auditor dimana penelitian sebelumnya hanya menggunakan model

Fraud Triangle. Dengan demikian, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Analisis Fraud Triangle, Manajemen Laba, Asimetri

Informasi dan Spesialisasi Auditor terhadap Financial Stetement Fraud“.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah Financial Stability berpengaruh positif terhadap Financial Statement Fraud?

2. Apakah Personal Financial Need berpengaruh positif terhadap Financial Statement Fraud?

3. Apakah External Pressure berpengaruh positif terhadap Financial Statement Fraud?

4. Apakah Financial Target berpengaruh positif terhadap Financial Statement Fraud?

5. Apakah Effiective Monitoring berpengaruh negatif terhadap Financial Statement Fraud?

6. Apakah Rationalization berpengaruh positif terhadap Financial Statement Fraud?

7. Apakah Manajemen Laba berpengaruh positif terhadap Financial Statement Fraud?

8. Apakah Asimetri Informasi berpengaruh positif terhadap Financial Statement Fraud?


(22)

9. Apakah Spesialisasi Auditor berpengaruh negatif terhadap Financial Statement Fraud?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk menguji apakah Financial Stability berpengaruh positif terhadap

Financial Statement Fraud

2. Untuk menguji apakah Personal Financial Need berpengaruh positif terhadap Financial Statement Fraud

3. Untuk menguji apakah External Pressure berpengaruh positif terhadap

Financial Statement Fraud

4. Untuk menguji apakah Financial Target berpengaruh positif terhadap

Financial Statement Fraud

5. Untuk menguji apakah Effiective Monitoring berpengaruh negatif terhadap

Financial Statement Fraud

6. Untuk menguji apakah Rationalization berpengaruh positif terhadap

Financial Statement Fraud

7. Untuk menguji apakah Manajemen Laba berpengaruh positif terhadap

Financial Statement Fraud

8. Untuk menguji apakah Asimetri Informasi berpengaruh positif terhadap

Financial Statement Fraud

9. Untuk menguji apakah Spesialisasi Auditor berpengaruh negatif terhadap


(23)

D. Manfaat Penelitian

Diharapkan hasil dari penelitian ini nantinya dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menambah wawasan mengenai financial statement fraud

b. Serta diharapkan dapat menambah wawasan mengenai manajemen laba, asimetri informasi dan fraud trangle

2. Manfaat Praktis

a. Bagi pemegang saham, investor, kreditor serta pihak-pihak yang menggunakan laporan keuangan untuk memahami terlebih dahulu faktor yang berpengaruh terhadap financial statement fraud sebelum melakukan pengambilan keputusan demi mencegah terjadinya kesalahan dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi.

b. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pertibangan bagi perusahaan agar terhindar dari kecurangan pelaporan keuangan serta dapat memberikan informasi yang sesuai.

c. Bagi akademik, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran serta referensi untuk penelitian selanjutnya.


(24)

9 1. Teori Keagenan

Hubungan keagenan yakni dimana agent dan principal atau manajer dengan pemilik memiliki sebuah kontrak kerja sama atau sebagainya (Jensen dan Meckling, 1976). Hubungan tersebut muncul ketika pemilik memperkerjakan orang lain atau agent, dimana agent tersebut diberikan wewenang untuk melakukan pengambilan keputusan dalam menjalankan kontrak yang telah disepakati. Dengan kata lain, manajer memiliki tanggung jawab atas keputusan yang di ambil demi mengoptimalkan keuntungan pemilik. Akan tetapi manajer juga memiliki keinginan untuk memaksimalkan kesejahteraan mereka. Pada akhirnya, hal tersebut memunculkan perbedaan kepentingan antara principal dan agent

sehngga memicu adanya masalah keagenan yang dapat berpengaruh terhadap kualitas dari laba yang dilaporkan. Terdapat 3 sifat manusia yang digunakan sebagai dasar teori agensi (Eisenhardt, 1989), yaitu:

a. Self interest, yakni umumnya manusia hanya mementingkan diri sendiri.

b. Bounded rationality, yakni daya pikir manusia akan persepsi di masa yang akan datang yang terbatas

c. Risk averse, yakni sikap manusia yang selalu berusaha untuk menghindar dari risiko yang ada


(25)

Atas dasar sifat-sifat tersebut maka manusia atau dapat dikatakan seorang manajer, cenderung mementingkan kepentingan pribadinya. Padahal manajer memiliki kewajiban untuk memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik atau pemegang saham, dimana sinyal ini diberikan dalam bentuk informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Apabila manajer mementingkan kepentingan pribadinya, maka informasi yang disampaikan tidak menggambarkan keadaan perusahaan yang sebenarnya sehingga mengakibat munculnya asimetri informasi. Adanya asimetri informasi informasi tersebut menjadikan kesempatan bagi manajer untuk melakukan manajemen laba. Apabila tindakan manajemen laba ini dibiarkan maka akan menjadi

financial statement fraud. Dengan demikian disimpulkan bahwa masalah keagenan dapat memunculkan asimetri informasi, manajemen laba serta

financial statement fraud.

2. Financial Statement Fraud

Menurut American Institute of Certified Public Accountants

(AICPA), financial statement fraud adalah suatu kelalaian atau kesengajaan yang mengakibatkan laporan keuangan tersebut salah saji sehingga menyesatkan para penggunanya (AICPA, 2002). Sedangkan menurut Australian Auditing Standar (AAS), financial statement fraud

adalah suatu tindakan yang disengaja maupun suatu kelalaian dalam pengungkapan pelaporan keuangan yang digunakan untuk mengecoh para


(26)

pemakai laporan keuangan (Brennan dan Mary, 2007). Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa financial statement fraud

merupakan suatu tindakan yang disengaja ataupun tidak disengaja dalam pelaporan keuangan sehingga menyesatkan para pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan.

Suatu laporan keuangan yang telah dimanipulasi atau telah dilakukan kecurangan didalamnya akan dapat menurunkan integritas informasi keuangan serta dapat berpengaruh kepada banyak pihak.

Statement on Auditing Standards atau SAS No.99 telah menjelaskan bahwa Financial Statement Fraud dapat dilakukan dalam beberapa cara, yakni dengan:

a. Melakukan perubahan catatan akuntansi, pemalsuan atau memanipulasi dokumen pendukung dari laporan keuangan yang telah disusun.

b. Kelalaian atau keliruan yang sengaja dilakukan terhadap informasi laporan keuangan.

c. Secara sengaja telah menyalahgunakan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan cara penyajian atau pengungkapan, klasifikasi serta jumlah.

3. Fraud Triangle

Terdapat beberapa model yang sering digunakan untuk menjelaskan berbagai faktor yang mempengaruhi financial statement fraud, salah satunya adalah Fraud Triangle.


(27)

Gambar 2.1

Fraud Triangle

Sumber: Fraud Triangle Theory oleh Cressey (1953)

Fraud triangle theory merupakan suatu teori yang dapat digunakan untuk meneliti mengenai penyebab terjadinya fraud. Gagasan ini diciptakan pertama kali oleh Cressey pada tahun 1953 yang kemudian diberi nama fraud triangle. Fraud triangle ini terdiri dari tiga faktor yang ada disetiap situasi fraud, yakni pressure atau tekanan, opportunity atau peluang dan rationalization atau rasionalisasi.

a. Pressure (Tekanan)

Pressure atau Tekanan, adalah suatu tekanan atau kebutuhan yang mendorong seseorang melakukan fraud. Tekanan dapat berupa berbagai hal, baik tuntutan ekonomi atau hal yang berkaitan dengan keuangan maupun non keuangan. Dalam SAS No.99, menyatakan bahwa kategori kondisi dari pressure yakni financial stability, external pressure, personal financial need dan financial target dapat mengakibatkan timbulnya kecurangan.

1) Financial stablity adalah keadaan dimana keuangan perusahaan sedang dalam kondisi yang stabil. Artinya, stabilitas keuangan


(28)

perusahaan tidak terganggu oleh kondisi ekonomi atau industri entitas tersebut.

2) Personal financial need adalah kondisi dimana keuangan eksekutif perusahaan mempengaruhi keuangan perusahaan. 3) External pressure adalah tekanan yang diterima pihak manajemen

dalam memenuhi harapan atau persyaratan pihak ketiga. Persyaratan tersebut dapat berupa tuntutan untuk memperoleh tambahan modal agar perusahaan tetap kompetitif.

4) Financial target adalah suatu keadaan dimana manajemen menerima terkanan secara berlebihan untuk mencapai target perusahaan.Tekanan berlebih yang diterima pihak manajemen dapat berupa target keuangan, penjualan, atau return yang tinggi. b. Opportunity (Peluang)

Opportunity atau peluang adalah suatu situasi atau kondisi yang memberikan kesempatan bagi pihak-pihak tertentu untuk melakukan kecurangan. Peluang atau opportunity dapat memicu timbulnya fraud. Karena ketidak efektifan pengawasan manajemen, penyalah gunaan posisi atau kelemahan pengendalian internal mengakibatkan adanya peluang-peluang tersebut.

Dari tiga faktor yang dapat berakibat terhadap kecurangan, opportunity atau peluang yang paling memerlukan pengawasan berlebih karena dapat terjadi kapanpun (Norbarani dan Rahardjo, 2012). Dalam SAS No.99, menyatakan bahwa kategori kondisi dari


(29)

opportunity yakni effective monitoring dapat mengakibatkan timbulnya kecurangan.

Effective monitoring merupakan kondisi dimana perusahaan memiliki unit pengawas yang secara efektif mampu memantau kinerja perusahaan. Pengawasan yang baik akan mampu meminimalkan

financial statement fraud.

c. Rationalization (Rasionalisasi)

Rationalization atau rasionalisasi, adalah suatu sikap atau karakter seseorang yang memperbolehkan tindakan kecurangan atau bahkan menerima dorongan dari berbagai pihak sehingga seseorang tersebut terdorong untuk merasionalkan tindakan fraud. Rasionalisasi adalah yang paling sulit untuk diukur dari berbagai faktor fraud triangle (Skousen et al., 2008). Dalam SAS No.99, rasionalisasi diukur dengan auditor opinion, auditor changes serta total akrual dibagi dengan total aktiva.

1) Auditor opinion adalah pendapat atau opini auditor atas laporan keuangan perusahaan.

2) Auditor changes merupakan pergantian auditor yang dilakukan oleh perusahaan.


(30)

4. Manajemen Laba

Salah satu tindakan disfunctional behaviour adalah tindakan manipulasi laba atau manajemen laba. Manajemen laba merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk menaikkan atau menurunkan laba perusahaan yang dilakukan secara sengaja oleh manajemen untuk tujuan tertentu (Utari dan Widiastuti, 2014). Manajemen laba merupakan tindakan kecil dari Fraud (Puspatrisnanti, 2014). Menurut Burgstahler dan Eames (dalam Puspatrisnanti, 2014), manajer dapat melakukan menipulasi terhadap laporan keuangan ketika pencapaian atas kinerja perusahaan tidak sesuai dengan target yang diberikan. Hal tersebut seringkali dilakukan demi tercapainya tujuan perusahaan, sehingga laporan keuangan dinilai baik oleh para pemakainya.

Terdapat 3 motivasi yang menyebabkan terjadinya menajemen laba, yakni motivasi pasar modal, motivasi kontrakual dan motivasi regulasi (Healy and Wahlen, 1999).

a. Motivasi pasar modal, motivasi ini timbul akibat adanya keinginan manajer untuk menarik minat investor untuk merespon penawaran perusahaan secara positif dengan cara melakukan rekayasa terhadap laporan keuangan.

b. Motivasi kontraktual, motivasi ini timbul akibat adanya perjanjian antara manajer dengan pihak lain dimana dalam perjanjian tersebut terdapat kompensasi yang akan diterima oleh manajer.


(31)

c. Motivasi regulasi, motivasi dimana manajer berusaha mencari celah untuk menghindari peraturan pemerintah dengan memanfaatkan kelemahan akuntansi menggunakan dasar akrual.

5. Asimetri Informasi

Asimetri informasi merupakan suatu keadaan dimana manajer memiliki informasi mengenai perusahaan lebih dibandingkan pemilik. Agency theory mengimplikasikan adanya asimetri informasi antara manajer (agen) dengan pemilik (principal).

Apabila agen dan principal berupaya memaksimalkan kepentingan dirinya sendiri serta memiliki keinginan dan motivasi yang berbeda, maka manajemen tidak akan selalu bertindak sesuai dengan keinginan principal. Dengan demikian, hal tersebut akan memperburuk keadaan perusahaan dan mendorong manajemen untuk tidak melaporkan keadaan yang sebenarnya demi melindungi kepentingannya. Menurut Rahmawati dkk. (2006), terdapat dua tipe asimetri informasi, yakni:

a. Moral Hazard : satu pihak atau lebih dapat mengamati tindakan-tindakan mereka dalam penyelesaian transaksi-transaksi mereka sedangkan pihak-pihak lainnya tidak.

b. Adverse Selection : satu atau lebih pihak memiliki informasi lebih atas pihak-pihak lain.


(32)

6. Spesialisasi Auditor

Untuk memperoleh kepercayaan pada pihak pemakai laporan keuangan maka sangat diharapkan adanya kualitas audit yang baik (Luhgiatno, 2010). Auditor yang memiliki banyak klien dalam indusri yang sama akan memiliki pemahaman yang lebih dalam mengenai risiko audit khusus pada industri tertentu. Menurut Maletta dan Wright (1996), auditor spesialis adalah auditor yang memiliki pengetahuan secara mendasar mengenai suatu industri sehingga pemahaman yang dimilikinya lebih baik daripada auditor non spesialis.

Carcello dan Nagy (2004) menyatakan bahwa auditor yang memiliki spesialisasi pada suatu industri mampu memberikan jasa pengauditan yang lebih berkualitas jika dibandingkan dengan auditor yang tidak spesialis pada industri tersebut.

B. Pengembangan Hipotesis

1. Financial Stability dan Financial Statement Fraud.

Financial stability merupakan suatu keadaan dimana keuangan perusahaan sedang dalam kondisi yang stabil. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Skousen (2008) menunjukkan bahwa financial stability

berpengaruh positip terhadap financial statement fraud. Hasil tersebut senada dengan penelitian Tiffani (2015) dimana financial stability

berpengaruh positif terhadap financial statement fraud. Menurut Skousen (2008) dan Tiffani (2015) manajemen memiliki potensi yang lebih besar


(33)

untuk melakukan financial statement fraud dalam kondisi perusahaan yang tidak stabil.

Stabilitas keuangan perusahaan yang terganggu oleh kondisi ekonomi atau industri entitas dapat menyebabkan terjadinya financial statement fraud. Hal tersebut dikarenakan manajer merasa tertekan sehingga terdorong untuk melakukan kecurangan (AICPA, 2002).

Perusahaan sering kali dituntut untuk menunjukkan kondisi perusahaan yang baik sehingga laba yang dihasilkan serta return yang diberikan kepada para investor tinggi. Akan tetapi,untuk memperoleh laba serta return yang tinggi tersebut sulit di peroleh apabila stabilitas keuang perusahaan sedang terganggu. Keadaaan tersebut menjadi tekanan bagi para manajer untuk melakukan kecurangan. Berdasarkan uraian diatas, diturunkan hipotesis sebagai berikut:

H1: Financial Stability berpengaruh positif terhadap Financial Statement

Fraud

2. Personal Financial Need dan Financial Statement Fraud.

Personal financial need adalah kondisi keuangan eksekutif perusahaan mempengaruhi keuangan perusahaan. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Skousen et al. (2008) menunjukkan hasil bahwa

personal financial need berpengaruh positif terhadap financial statement fraud. Semakin banyak pihak dalam perusahaan yang memiliki saham atas perusahaan, semakin besar kemungkinan terjadinya fraud. Hasil tersebut


(34)

berlawanan dengan hasil penelitian Tiffani (2015) bahwa personal financial need tidak berpengaruh signifikan terhadap financial statement fraud.

Pihak dalam perusahaan yang ikut memiliki saham dapat menyebabkan pihak tersebut merasa memiliki hak atas perusahaan sehingga pihak tersebut memiliki kemungkinan untuk mempengaruhi pelaporan keuangan perusahaan. Apabila pihak dalam perusahaan yang memiliki saham semakin tinggi, maka hal tersebut dapat mengakibatkan

fraud yang dilakukan semakin bertambah.

Hal tersebut dikarenakan tidak adanya pemisah antara kontrol dan pemilik dari perusahaan sehingga menyebabkan manajer merasa dapat memenuhi kepentingan pribadi mereka dengan menggunakan aset perusahaan. Apabila perusahaan mengalami kerugian, ada kemungkinan pihak dalam akan memberikan laporan palsu demi menciptakan tampilan perusahaan dalam kondisi baik sehingga investor tetap tertarik dan memberikan tambahan dana. Berdasarkan uraian diatas, diturunkan hipotesis sebagai berikut

H2: Personal Financial Need berpengaruh positif terhadap Financial

Statement Fraud

3. External Pressure dan Financial Statement Fraud

External pressure adalah tekanan yang diterima pihak manajemen dalam memenuhi harapan atau persyaratan pihak ketiga. Penelitian


(35)

sebelumnya yang dilakukan oleh Skousen et al. (2008) serta Tiffani (2015) menunjukkan hasil bahwa external pressure berpengaruh positif signifikan terhadap financial statement fraud. Menurut Skousen et al. (2008) dan Tiffani (2015), pihak yang menerima external pressure yang tinggi memiliki potensi lebih besar untuk melakukan financial statement fraud.

Menurut SAS No.99, Risiko akan terjadinya financial statement fraud disebabkan oleh tekanan secara berlebihan dari pihak eksternal (AICPA, 2002). Selain tuntutan untuk memberikan laba serta return yang tinggi, perusahaan juga dituntut untuk tetap kompetitif sehingga dapat bersaing dengan berbagai perusahaan yang lainnya. Untuk menjaga agar perusahaan tetap kompetitif, perusahaan memerlukan tambahan dana untuk dapat berkembang mengikuti tren yang ada (Skousen et al., 2008).

Jika leverage semakin tinggi, kemampuan perusahaan dalam mencari tambahan modal semakin rendah serta kemungkinan melakukan kecurangan serta pelanggaran perjanjian kredit semakin tinggi (Persons, 1999). Berdasarkan uraian diatas, diturunkan hipotesis sebagai berikut :

H3: External Pressure berpengaruh positif terhadap Financial Statement

Fraud

4. Financial Target dan Financial Statement Fraud

Financial target merupakan suatu keadaan dimana manajemen menerima terkanan secara berlebihan untuk mencapai target perusahaan (AICPA, 2002). Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh


(36)

Summers dan Sweeney (1998) dan Martyanta dan Daljono (2013) menunjukkan hasil bahwa financial target berpengaruh positif terhadap

financial statement fraud.

Perusahaan biasanya memberikan target laba yang harus diperoleh atas seluruh usaha yang telah dilakukan dan dikeluarkan untuk memperoleh laba tersebut. Apabila suatu target perusahaan semakin tinggi maka semakin sulit bagi perusahaan untuk mencapainya.

Semakin tinggi suatu target tersebut, maka manajer akan cenderung melakukan manipulasi laba. Dengan demikian, financial targets memiliki hubungan yang positif terhadap financial statement fraud. Berdasarkan uraian diatas, diturunkan hipotesis sebagai berikut :

H4: Financial Targets berpengaruh positif terhadap Financial Statement

Fraud

5. Effective Monitoring dan Financial Statement Fraud

Effective monitoring merupakan kondisi dimana perusahaan memiliki unit pengawas yang secara efektif mampu memantau kinerja perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Skousen et al. (2009) dan Tiffani (2015) menunjukkan bahwa effective monitoring berpengaruh negatif terhadap financial statement fraud. Menurut Skousen et al. (2009) dan Tiffani (2015) pengawasan yang baik akan mampu meminimalkan


(37)

Komite audit dipercaya dapat meningkatkan efektifitas pengawasan perusahaan. Seorang komite audit yang bersifat independen akan mampu melakukan pengawasan lebih baik sehingga kinerja perusahaan menjadi semakin efektif. Jika dilihat lebih lanjut, semakin banyak komite audit maka semakin efektif pengawasan perusahaan.

Pengawasan perusahaan yang efektif dan juga maksimal akan mampu mengurangi terjadinya kecurangan terhadap laporan keuangan. Semakin banyak anggota komite audit independen, maka kemungkinan terjadinya fraud semakin kecil. Berdasarkan uraian diatas, diturunkan hipotesis sebagai berikut :

H5: Effective monitoring berpengaruh negatif terhadap Financial Statement

Fraud

6. Rationalization dan Financial Statement Fraud

Rationalization atau rasionalisasi adalah suatu sikap seseorang yang merasionalkan atau membenarkan tindakan kecurangan. Penelitian sebelumnya yang dilakukan Skousen et al. (2008) serta Tiffani (2015) gagal membuktikan bahwa rasionalisasi berpengaruh terhadap financial statement fraud. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sukirman dan Sari (2013) memberikan hasil bahwa rasionalisasi berpengaruh terhadap

financial statment fraud. Rasionalisasi merupakan faktor dari fraud triangle yang paling sulit diuji (Skousen et al., 2008)


(38)

Sikap atau karakter seseorang yang memperbolehkan tindakan kecurangan atau bahkan menerima dorongan dari berbagai pihak untuk merasionalkan tindakan fraud. Untuk mendukung tindakannya tersebut, perusahaan akan melakukan penggantian auditor sesering mungkin.

Ketika suatu perusahaan memiliki tingkat perubahan auditor yang tinggi, tingkat kecurangan keuangan perusahaan juga akan meningkat. Penggantian auditor ini dimaksudkan untuk mengurangi pendeteksian oleh auditor lama terkait kecurangan terhadap laporan keuangan yang telah dilakukan oleh perusahaan tersebut. Berdasarkan uraian diatas, diturunkan hipotesis sebagai berikut :

H6: Rationalization berpengaruh positif terhadap Financial Statement

Fraud

7. Manajemen laba dan Financial Statement Fraud

Manajemen laba merupakan suatu tindakan pengelolaan laba yang dilakukan secara sengaja oleh manajemen dengan tujuan tertentu (Utari dan Widiastuti, 2014). Puspatrisnanti (2014) dan Utami (2005) mampu membuktikan adanya hubungan antara manajemen laba dengan financial statement fraud. Semakin tinggi penggelembungan atau pengelolaan laba terdahulu maka kemungkinan terjadinya financial statement fraud semakin besar.

Menurut Burgstahler dan Eames (dalam Puspatrisnanti, 2014), manajer dapat melakukan menipulasi terhadap laporan keuangan ketika


(39)

pencapaian atas kinerja perusahaan tidak sesuai dengan target yang diberikan. Hal tersebut seringkali dilakukan demi tercapainya tujuan perusahaan, sehingga laporan keuangan dinilai baik oleh para pemakainya.

Manajemen laba timbul sebagai dampak persoalan keagenan. Apabila manajer mementingkan kepentingan pribadinya, maka informasi yang disampaikan tidak menggambarkan keadaan perusahaan yang sebenarnya. Dengan perbedaan informasi yang dimiliki tersebut, manajer dapat dengan mudah melakukan tindakan manajemen laba. Jika tindakan manajemen laba ini dibiarkan maka akan menjadi financial statement fraud. Berdasarkan uraian diatas, diturunkan hipotesis sebagai berikut :

H7: Manajemen laba berpengaruh positif terhadap financial statement

fraud

8. Asimetri Informasi dan Financial Statement Fraud

Asimetri informasi merupakan suatu keadaan dimana manajer memiliki informasi mengenai perusahaan lebih dibandingkan pemilik. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aranta (2013) dan Zainal (2013) menemukan bahwa asimetri informasi berpengaruh terhadap

Financial Statement Fraud. Asimetri informasi tersebut mendorong agent

untuk memberikan informasi palsu, terutama apabila informasi yang diberikan mengenai pengukuran kinerja agent.


(40)

Pada dasarnya manajer memiliki kewajiban untuk memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik atau pemegang saham, dimana sinyal ini diberikan tersebut berupa informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Apabila agent dan principal berupaya memaksimalkan kepentingan dirinya sendiri serta memiliki keinginan dan motivasi yang berbeda, maka manajer tidak akan selalu bertindak sesuai dengan keinginan principal.

Dengan demikian, hal tersebut akan memperburuk keadaan perusahaan serta mendorong manajer untuk tidak melaporkan keadaan yang sebenarnya. Tindakan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk melindungi kepentingannya. Berdasarkan uraian diatas, diturunkan hipotesis sebagai berikut :

H8: Asimetri informasi berpengaruh positif terhadap financial statement

fraud

9. Spesialisasi Auditor dan Financial Statement Fraud

Menurut Maletta dan Wright (1996), auditor spesialis adalah auditor yang memiliki pengetahuan secara mendasar mengenai suatu industri sehingga pemahaman yang dimilikinya lebih baik daripada auditor non spesialis. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aulia dan Fitriany (2013) serta Carcello dan Nagy (2004) menembukan bahwa spesialisasi auditor berpengaruh terhadap financial statement fraud.


(41)

mendeteksi salah saji material yang disebabkan oleh upaya fraud akan mampu mengurangi opportunity manajer untuk melakukan fraud.

Carcello dan Nagy (2004) menyatakan bahwa auditor yang memiliki spesialisasi pada suatu industri mampu memberikan jasa pengauditan yang lebih berkualitas dibandingkan dengan auditor yang tidak spesialis pada industri tersebut. Dengan demikian, auditor yang memiliki banyak klien dalam indusri yang sama maka akan memiliki pemahaman yang lebih dalam mengenai risiko audit khusus pada industri tertentu.

Semakin spesialis suatu auditor maka kemungkinan terjadinya kecurangan terhadap laporan keuangan akan semakin rendah. Kemungkinan terjadinya financial statement fraud diprediksi akan semakin rendah apabila perusahaan menggunakan audit spesialis. Hal tersebut dikarenakan keahlian dan pemahaman auditor spesialis yang lebih superior dalam mendeteksi fraud. Berdasarkan uraian diatas, diturunkan hipotesis sebagai berikut :

H9: Spesialisasi auditor berpengaruh negatif terhadap financial statement


(42)

C. Kerangka Penelitian

Model penelitian ini dirancang untuk memudahkan dalam pemahaman konsep analisis fraud triangle, manajemen laba, asimetri informasi dan spesialisasi auditor yang bertujuan untuk menguji adanya financial statement fraud. Penelitian ini menggunakan 9 variabel independen dan 1 variabel dependen. Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan, kerangka teori dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.2. Kerangka Penelitian

Pressure Financial Stability

Personal Financial Need External Pressure

Financial Target

Opportunity Effiective monitoring

Rationalization Rationalization

Manajemen Laba Asimetri Informasi Spesialisasi Auditor

Financial Statement Fraud


(43)

28

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2014. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

purposive sampling. Adapun kriteria sebagai berikut:

1. Perusahaan–perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode tahun 2013-2014.

2. Perusahaan yang telah menerbitkan annual report selama periode pengamatan tahun 2013-2014.

3. Perusahaan terindikasi melakukan kecurangan minimal 1 kali dalam 2 tahun pengamatan.

Subjek dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang diindikasikan melakukan kecurangan minimal 1 kali pada tahun 2013-2014. Untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut telah melakukan kecurangan atau tidak, digunakanlah Beneish M-Score untuk model perhitungannya. Dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika Benesih M-Score > -2.22 , perusahaan telah melakukan manipulasi/fraud

2. Jika Benesih M-Score < -2.22 , perusahaan tidak melakukan manipulasi/non-fraud.


(44)

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data laporan keuangan, data anggota komite audit dan data auditor eksternal yang terdapat pada annual report perusahaan serta data harga saham. Data diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2014 serta website YahooFinance.

C. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi dengan data yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2014.

D. Definisi dan Pengukuran Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah financial statement fraud. Variabel ini diukur menggunakan model Beneish M-Score dimana model ini terdiri dari 8 rasio keuangan yang digunakan untuk mengidentifikasi apakah perusahaan memiliki indikasi untuk melakukan kecurangan pendapatan dalam laporan keuangan (Beneish, 1999).

M-Score = -4.84 + 0.920 DSRI + 0.528 GMI + 0.404 AQI + 0.892 SGI + 0.115 DEPI - 0.172 SGAI - 0.327 LVGI + 4.679 TATA

a. Days Sales in Receivable Index (DSRI)

Days Sales in Receivable Index digunakan untuk menguji apakah net receivable dan sales selama 2 tahun tersebut mengalami


(45)

perubahan yang signifikan atau tidak. Apabila DSRI > 1 maka hal ini berarti terdapat peningkatan atas jumlah piutang sehingga mengindikasi adanya earning overstatement (Beneish, 1999).

b. Gross Margin Indexs (GMI)

GMI adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Nilai GMI > 1 menunjukkan telah terjadinya penurunan laba kotor sehingga memberikan sinyal buruk atas perusahaan (Beneish, 1999). Kenaikan GMI mengindikasikan perusahaan untuk menggelembungkan laba.

c. Asset Quality Index (AQI)

AQI merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kualitas aktiva. Apabila AQI > 1, maka nilai dari kualitas aktiva tersebut telah menurun sehingga hal ini mengindikasi adanya

earning overstatement (Beneish, 1999).

d. Sales Growth Index (SGI)

SGI dapat digunakan untuk mengetahui manakah perusahaan yang memasukkan penjualan palsu. SGI > 1 menunjukkan terjadinya


(46)

peningkatan penjualan atau dapat mengindikasikan terjadinya

earning overstatement (Beneish, 1999).

e. Depreciation Index (DEPI)

DEPI merupakan rasio yang membandingkan tingkat depresiasi pada suatu tahun dengantahun sebelumnya. Jika DEPI > 1, maka hal ini mengindikasikan terjadinya penurunan depresiasi atau telah terjadinya earning overstatement (Beneish, 1999).

f. Sales, General and Administrative Expenses Index (SGAI)

SGAI merupakan rasio yang membandingkan beban penjualan, umum dan administrasi terhadap penjualan pada tahun t terhadap tahun t-1. SGAI < 1 mengindikasikan terjadinya earning overstatement (Beneish, 1999).

g. Leverage Index (LVGI)

LVGI merupakan rasio yang membandingkan jumlah hutang terhadap suatu aktiva pada tahunt dengan tahunt-1. LVGI > 1 menunjukkan terjadinya peningkatan hutang terhadap aktiva yang


(47)

dimiliki. LVGI > 1 mengindikasikan terjadinya earning overstatement (Beneish, 1999).

h. Total Accruals to Total Assets (TATA)

Apabila TATA memberikan nilai yang tinggi maka hal ini menunjukkan jumlah laba yang dimiliki perusahaan juga tinggi. TATA yang tinggi atau bernilai positif mengindikasikan adanya kemungkinan terjadinya earning overstatement (Beneish, 1999).

2. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini merupakan variabel yang dikembangkan dari ketiga komponen fraud triangle. Dalam penelitian ini, pengukuran variabel independen mengacu pada Tiffani (2015) serta menambahkan variabel manipulasi laba, asimetri informasi serta spesialisasi auditor.

a. Financial Stability

Financial stability diproksikan menggunakan persentase perubahan aset selama 2 tahun (ACHANGE) sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Skousen et al. (2008) dan Tiffani (2015). Assets change (ACHANGE) dapat digunakan untuk


(48)

menggambarkan stabilitas keuangan perusahaan. ACHANGE dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:

b. Personal Financial Need

Kebutuhan keuangan para eksekutif perusahaan dapat ikut mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan. Pihak dalam perusahaan yang memiliki saham akan merasa memiliki hak atas perusahaan tersebut, sehingga pihak tersebut dapat mempengaruhi pelaporan keuangan perusahaan. Semakin banyak pihak dalam perusahaan yang memiliki saham atas perusahaan, semakin besar kemungkinan terjadinya fraud (Tiffani, 2015). Kepemilikan saham oleh pihak dalam (direksi, dewan komisaris, manajer) di proksikan menggunakan kepemilikan manajerial atau ownership by insiders (OSHIP) dengan rumus sebagai beriut:

c. External Pressure

Untuk memenuhi harapan pihak ketiga, perusahaan membutuhkan tambahan pembiayaan eksternal agar tetap kompetitif. Selain itu tambahan pembiayaan tersebut nantinya dapat digunakan sebagai pembiayaan riset dan pengeluaran pembangunan atau modal.


(49)

External pressure ini diproksikan menggunakan leverage (LEV) sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Skousen et al. (2008) dan Tiffani (2015). Jika leverage semakin tinggi, kemungkinan melakukan kecurangan serta pelanggaran perjanjian kredit semakin tinggi (Persons, 1999).

d. Financial Targets

Return on asset berfungsi untuk mengukur target kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dimasa mendatang. Semakin tinggi return on asset maka semakin tinggi pula keuntungan yang akan dicapai perusahaan, serta semakin baik pula posisi perusahaan dalam penggunaan aset perusahaan (Dendawijaya dalam Norbarani dan Rahardjo, 2012). Penelitian ini menggunakan ROA sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Summers dan Sweeney (1998) yang mampu membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara pelaku fraud dan non-fraud.

e. Effective Monitoring

Effective monitoring merupakan kondisi dimana perusahaan memiliki unit pengawas yang secara efektif mampu memantau kinerja perusahaan. Seorang komite audit yang bersifat independen akan


(50)

mampu melakukan pengawasan lebih baik sehingga kinerja perusahaan menjadi semakin efektif. Proporsi komite audit independen diukur menggunakan rumus independence of audit committee (IND) sesuai dengan penelitian Skousen et al. (2008) dan Tiffani (2015) sebagai berikut:

f. Rationalization

Rationalization merupakan sikap atau karakter seseorang yang memperbolehkan tindakan kecurangan atau bahkan menerima dorongan dari berbagai pihak tersebut untuk merasionalkan tindakan

fraud. Untuk mendukung tindakannya tersebut, perusahaan akan melakukan penggantian auditor sesering mungkin. Penelitian ini mengacu pada penelitian Tiffani (2015) dengan menggunakan auditor changes atau AUDCHANGE sebagai proxi razionalization.

AUDCHANGE ini menggunakan variabel dummy, dimana 1 untuk perusahaan yang mengganti auditor, 0 untuk sebaliknya.

g. Manajemen Laba

Manajemen laba dalam penelitian Puspatrisnanti (2014) diukur menggunakan discretionary accrual modifikasi Jones (1991). Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menggunakan model accrual quality

yang dikembangkan oleh Dechow dan Dichev (2002). Menurut Francis et al. (2004) terdapat hubungan antara arus kas realisasi


(51)

dengan modal kerja sehingga fungsi matching akrual ke arus kas menjadi hal yang penting. Dechow danDichev (2002) menggunakan standar deviasi dari residual sebagai ukuran accrual quality, semakin tinggi standar deviasi maka semakin rendah kualitas akrual. Kualitas akrual digunakan sebagai pengukuran kualitas laba.

(net) Keterangan :

: perubahan working capital : cash flow from operating

: perubahan account receivable

: perubahan persediaan : perubahan account payable

: perubahan tax payable

h. Asimetri Informasi

Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aranta (2013), Aryanto (2013) dan Zainal (2013), asimetri informasi diuji menggunakan data primer. Peneliti mencoba menggunakan data sekunder dengan menggunakan data harga saham sebagai perhitungannya. Penelitian ini mengukur asimetri informasi menggunakan bid-ask spread sesuai dengan penelitian Stoll (1978). Menurut Primadita (2012) asimetri informasi terjadi setelah


(52)

diterbitkannya laporan keuangan perusahaan atau pada saat pengumuman laba. Bid-ask spread memiliki rumus sebagai berikut :

Askit : harga ask (tawar) tertinggi saham perusahaan i pada hari t Bidit : harga bid (minta) terendah saham perusahaan i pada hari t

i. Spesialisasi Auditor

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Aulia dan Fitriany (2013), spesialisasi auditor diukur menggunakan SPEC atau

specialization. Auditor dapat dikatakan spesialis apabila memiliki nilai minimum 20% (Carcello dan Nagy, 2004).

Penelitian ini menggunakan 2 langkah pengukuran spesialisasi auditor. Dimana langkah pertama menggunakan pengukuran yang sama dengan penelitian sebelumnya yakni SPEC. Langkah kedua menggunakan variabel dummy, 1 untuk auditor spesialis dan 0 untuk sebaliknya. Pengukuran untuk menentukan spesialisasi auditor menurut Carcello dan Nagy (2004) tersebut adalah sebagai berikut: SPEC = (Jumlah Klien KAP dalam Industri/Jumlah Seluruh Emiten

dalam Industri) × (Rerata Aset Klien KAP dalam Industri/Rerata Aset Seluruh Emiten dalam Industri)


(53)

E. Metode Analisis Data

1. Model Analisis

Penelitian ini menggunakan model regresi logistik, hal ini dikarenakan variabel terikat atau variabel dependen menggunakan skala dikotomi. Skala dikotomi merupakan skala yang menggunakan data nominal dengan dua kategori. Dengan demikian, model regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

FRAUD = α + β1.ACHANGE + β2.OSHIP + β3.LEV + β4.ROA - β5.IND +

β6.AUDCHANGED + β7.ACCQ+ β8.SPREAD - β9.SPEC + e

Keterangan:

FRAUD : variabel dummy, kode 1 (satu) untuk perusahaan yang melakukan kecurangan laporan keuangan, kode 0 (nol) untuk yang tidak

α : konstanta

β : koefisien variabel

ACHANGE : rasio perubahan aset selama dua tahun

OSHIP : komposisi saham yang dimiliki manajemen, direksi dan dewan komisaris

LEV : rasio leverage

ROA : rasio return on asset (ROA)

IND : proporsi dewan komisaris independen AUDCHANGE : pergantian auditor

ACCQ : manajemen laba SPREAD : asimetri informasi

SPEC : variabel dummy,1 untuk auditor spesialis dan 0 untuk sebaliknya


(54)

2. Regresi Logistik

Menurut Ghozali (2007), terdapat beberapa langkah yang digunakan untuk melakukan regresi logistik :

a. Uji Kelayakan Model (Hosmer and Lemeshow’s)

Uji kelayakan model merupakan pengujian yang digunakan untuk menilai apakah model yang digunakan mampu meprediksi nilai observasinya. Pengujian ini diukur menggunakan nilai statistik

Hosmer and Lemeshow. Apabila nilai statistik Hosmer and Lemeshow

lebih besar dari 0,05 maka model mampu memprediksi nilai observasinya.

b. Uji Kelayakan Keseluruhan Model (Likelihood)

Uji kelayakan keseluruhan model merupakan pengujian yang digunakan untuk menilai apakah model yang dihipotesiskan dapat dikatakan fit dengan data. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan antara nilai Likelihood -2 Log pada blok 0 dengan nilai Likelihood -2 Log pada blok 1. Apabila terdapat pengurangan nilai maka dapat dikatakan model yang dihipotesiskan fit dengan data atau model regresi dengan memasukkan semua variabel independen lebih baik.


(55)

c. Koefisien Determinasi (Cox and Snell’s R Square dan Nagelkerke’s

R Square)

Koefisien determinasi sama dengan uji R2, dimana pengujian ini digunakan untuk menjelaskan seberapa besar variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen.

d. Pengujian Simultan (Omnibus Test of Model Coefficient)

Pengujian ini sama dengan uji F, dimana pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabel-variabel independen secara simultan mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian ini digunakan dengan melihat nilai sig dari Omnibus Test of Model Coefficient, apabila nilai sig < alpha 0,05 maka dapat dikatakan variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.

3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas ini digunakan untuk menguji hubungan antara variabel independen yang satu dengan yang lainnya (Darma dan Basuki, 2015). Pengujian dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya multikolinieritas pada model regresi yakni dengan melihat nilai constant. Apabila nilai constant kurang dari 0,95 maka dapat dikatakan bebas multikolinearitas.


(56)

4. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat sig dari Variables in the Equation dan nilai Beta. Apabila sig < alpha 0,05 dan beta

memiliki arah sesuai dengan hipotesis maka dapat dikatakan hipotesis tersebut diterima.


(57)

42 A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menerbitkan laporan tahunan selama periode pengamatan yakni 2013-2014. Selain itu, perusahaan terindikasi melakukan kecurangan minimal 1 kali selama 2 tahun pengamatan. Berdasarkan metode purposive sampling tersebut, diperoleh 48 sampel perusahaan yang memenuhi kriteria dari penelitian. Berikut rincian proses pengambilan sampel yang dapat dilihat pada Tabel 4.1:

Tabel 4.1 Sampel Perusahaan

No Keterangan Jumlah

Perusahaan

Jumlah Data 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2013-

2014

143 286 2. Perusahaan yang tidak menerbitkan annual report selama

periode pengamatan tahun 2013-2014

(28) (56) 3. Perusahaan yang tidak terindikasi melakukan kecurangan

minimal 1 kali dalam 2 tahun pengamatan

(58) (116) 4. Data yang outlier sehingga harus dihapus (9) (18)

Total Sampel 48 96

Sumber: website BEI yang telah diolah

Sebelum melakukan uji kelayakan model Hosmer and Lemeshow’s

dilakukan terlebih dahulu uji casewise untuk mengetahui apakah terdapat data yang outliers atau tidak. Dari pengujian tersebut ditemukan 9 data dari 114 data mengalami outlier sehingga 9 sampel harus di hapus. Dengan demikian


(58)

terdapat 48 sampel perusahaan atau 96 data yang dapat digunakan dalam penelitian ini. Jumlah sampel yang diproses dapat dilihat pada Tabel 4.2

Tabel 4.2

Case Processing Summary

Sumber: Hasil Olah Data SPSS

Sebelum dilakukan pengujian kelayakan model, terlebih dahulu disajikan data variabel penelitian pada Tabel 4.3 sebagai berikut :

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif

Sumber: Hasil Olah Data SPSS

Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa jumlah sampel sebanyak 96 sampel. Nilai minimum dari variabel financial statement fraud

(FRAUD) adalah 0 dengan nilai maksimum 1 serta mean 0,63. Nilai minimum variabel financial stability (ACHANGE) adalah -0,1669 dengan nilai maksimum 0,7659 serta mean 0,131812. Nilai minimum dari variabel

96 100,0

0 ,0

96 100,0

0 ,0

96 100,0

Unweighted Casesa

Included in Analy sis Missing Cases Total Selected Cases Unselected Cases Total N Percent

96 0 1 ,63 ,487

96 -,1669 ,7659 ,131812 ,1613183

96 ,0000 ,9998 ,047793 ,1635819

96 ,0017 2,5900 ,516126 ,3975711

96 -,1916 1,0166 ,083954 ,1439507

96 ,2500 1,0000 ,467188 ,2610251

96 0 1 ,09 ,293

96 -21,8965 27,3981 18,038335 9,2843108

96 ,0000 32,3651 4,273707 4,9242503

96 0 1 ,19 ,392

96 FRAUD ACHANGE OSHIP LEV ROA IND AUDCHANGED ACCQ SPREAD SPEC

Valid N (listwise)


(59)

financial personal need (OSHIP) adalah 0,0000 dengan nilai maksimum 0,9998 serta mean 0,047793. Nilai minimum dari variabel external pressure

(LEV) adalah 0,0017 dengan nilai maksimum 2,5900 serta mean 0,516126. Nilai minimum dari variabel financial target (ROA) adalah -0,1916 dengan nilai maksimum 1,0166 serta mean 0,083954. Nilai minimum dari variabel

effective monitoring (IND) adalah 0,2500 dengan nilai maksimum 1,0000 serta mean 0,467188.

Nilai minimum dari variabel rationalization (AUDCHANGED) adalah 0 dengan nilai maksimum 1 serta mean 0,09. Nilai minimum dari variabel manajemen laba (ACCQ) adalah -21,8965 dengan nilai maksimum 27,3981 serta mean 18,038335. Nilai minimum dari variabel asimetri informasi (SPREAD) adalah 0,0000 dengan nilai maksimum 32,3651 serta

mean 4,273707. Serta nilai minimum dari variabel spesialisasi auditor (SPEC) adalah 0 dengan nilai maksimum 1 serta mean 0,19.

B. Uji Kualitas Instrumen dan Data

Menurut Ghozali (2007), terdapat beberapa langkah yang digunakan untuk melakukan regresi logistik. Pengujian yang dilakukan yakni uji kelayakan model (Hosmer and Lemeshow’s), uji kelayakan keseluruhan model (Likelihood), koefisien determinasi (Cox and Snell’s R Square dan

Nagelkerke’s R Square), pengujian simultan (Omnibus Test of Model


(60)

1. Uji Kelayakan Model (Hosmer and Lemeshow’s)

Hasil perhitungan dari uji kelayakan model (Hosmer and

Lemeshow’s) dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 4.4 sebagai

berikut :

Tabel 4.4 Uji Kelayakan Model

Sumber: Hasil Olah Data SPSS

Dari hasil uji kelayakan model yang dilakukan dengan program statistik SPSS didapatkan nilai Chi-square 6,332 dengan df 8 dan sig 0,610 > alpha 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model mampu memprediksi nilai observasinya.

2. Uji Kelayakan Keseluruhan Model (Likelihood)

Hasil perhitungan dari uji kelayakan keseluruhan model (Likelihood) dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 4.5 sebagai berikut :

Tabel 4.5

Uji Kelayakan Keseluruhan Model

Sumber: Hasil Olah Data SPSS

6,332 8 ,610

Step 1

Chi-square df Sig.

127,023 ,500 127,020 ,511 127,020 ,511 Iterat ion 1 2 3 St ep 0 -2 Log likelihood Constant

Coef f icients

37,389a ,607 ,827

St ep 1

-2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square


(61)

Dari hasil uji kelayakan keseluruhan model (Likelihood) yang dilakukan dengan program statistika SPSS didapatkan nilai -2 Log likelihood pada block 0 sebesar 127,020 dan nilai -2 Log likelihood pada

block 1 sebesar 37,389. Terdapat penurunan nilai antara -2 Log likelihood

pada block 0 dengan -2 Log likelihood pada block 1 sebesar 89,631. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data atau model regresi dengan memasukkan semua variabel independen lebih baik.

3. Koefisien Determinasi (Cox and Snell’s R Square dan Nagelkerke’s R

Square)

Hasil perhitungan dari uji koefisien determinasi (Cox and Snell’s

R Square dan Nagelkerke’s R Square) dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 4.6 sebagai berikut :

Tabel 4.6 Koefisien Determinasi

Sumber: Hasil Olah Data SPSS

Dari hasil uji koefisien determinasi (Cox and Snell’s R Square

dan Nagelkerke’s R Square) yang dilakukan dengan program statistika

SPSS di dapatkan nilai Cox and Snell’s R Square sebesar 0,607 dan

Nagelkerke’s R Square sebesar 0,827. Hal ini berarti seluruh variabel

independen dalam penelitian ini mampu menjelaskan variabel dependen

37,389a ,607 ,827

St ep 1

-2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square


(62)

sebesar 0,827 atau 82,7% dan sisanya 0,173 atau 17,3% dijelaskan oleh variabel lain yang belum diteliti.

4. Pengujian Simultan (Omnibus Test of Model Coefficient)

Hasil perhitungan dari uji simultan (Omnibus Test of Model Coefficient) dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 4.7

Tabel 4.7 Uji Simultan

Sumber: Hasil Olah Data SPSS

Dari hasil uji simultan (Omnibus Test of Model Coefficient) yang dilakukan dengan program statistika SPSS di dapatkan nilai sig sebesar 0,000 < alpha 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen dalam penelitian ini secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.

5. Pengujian Mulitkolinearitas

Hasil perhitungan dari uji mulitkolinearitas dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 4.8 sebagai berikut :

89,631 9 ,000

89,631 9 ,000

89,631 9 ,000

St ep Block Model St ep 1


(63)

Tabel 4.8 Uji Multikolinearitas

Sumber: Hasil Olah Data SPSS

Dari hasil uji multikolinearitas yang dilakukan dengan program statistika SPSS di dapatkan nilai Constant seluruh variabel kurang dari 0,95. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi antar variabel independen atau dapat dikatakan bebas multikolinearitas.

C. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis)

Hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan statistika SPSS menggunakan model regresi logistic dapat dilihat pada Tabel 4.9 sebagai berikut:

Tabel 4.9 Uji Hipotesis

Sumber: Hasil Olah Data SPSS

1,000 -,678 -,621 ,165 -,583 ,101 ,245 -,805 -,596 -,502

-,678 1,000 ,495 -,566 ,666 -,598 -,451 ,478 ,833 ,668

-,621 ,495 1,000 -,132 ,255 -,156 -,527 ,658 ,302 ,284

,165 -,566 -,132 1,000 -,328 ,461 ,214 -,207 -,680 -,492

-,583 ,666 ,255 -,328 1,000 -,554 -,159 ,364 ,681 ,476

,101 -,598 -,156 ,461 -,554 1,000 ,247 -,152 -,603 -,532

,245 -,451 -,527 ,214 -,159 ,247 1,000 -,296 -,258 -,166

-,805 ,478 ,658 -,207 ,364 -,152 -,296 1,000 ,349 ,273

-,596 ,833 ,302 -,680 ,681 -,603 -,258 ,349 1,000 ,752

-,502 ,668 ,284 -,492 ,476 -,532 -,166 ,273 ,752 1,000

Constant ACHANGE OSHIP LEV ROA IND AUDCHANGED ACCQ SPREAD SPEC Step 1

Constant ACHANGE OSHIP LEV ROA IND

AUDCHA

NGED ACCQ SPREAD SPEC

22,147 6,053 13,388 1 ,000 4E+009 7,562 5,209 2,107 1 ,147 1923,633 -2,928 1,617 3,279 1 ,070 ,053 11,472 4,762 5,805 1 ,016 96019,198 -4,657 2,370 3,860 1 ,049 ,009 -3,055 1,903 2,578 1 ,108 ,047 ,133 ,072 3,437 1 ,064 1,142 1,547 ,448 11,898 1 ,001 4,695 3,883 1,554 6,241 1 ,012 48,569 -7,002 2,489 7,917 1 ,005 ,001 ACHANGE OSHIP LEV ROA IND AUDCHANGED ACCQ SPREAD SPEC Constant St ep 1a


(1)

NAMA Tahun RATIONALIZATION dan Spesialisasi Auditor AUD

CHANGE SPEC NAMA AUDITOR

DPNS13 2013

Paul Hadiwinata,Hidajat,Arsono, Ade Fatma &

Rekan 0 0

DPNS14 2014

Paul Hadiwinata,Hidajat,Arsono, Ade Fatma &

Rekan 0 0

2012 Teramihardja, Pradhono & Chandra

EKAD13 2013 Teramihardja, Pradhono & Chandra 0 0

EKAD14 2014 Teramihardja, Pradhono & Chandra 0 0

2012 Hadori Sugiarto Adi & Rekan

GDST13 2013 Hadori Sugiarto Adi & Rekan 0 0

GDST14 2014 DRS. Binsar B. Lumbaradja 1 0

2012 Siddharta & Widjaja

GGRM13 2013 Siddharta & Widjaja 0 0

GGRM14 2014 Siddharta & Widjaja 0 0

2012 Tanudiredja, Wibisana & Rekan

GDYR13 2013 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 0 1

GDYR14 2014 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 0 1

2012 Drs. Bambang Sudaryono & Rekan

HDTX13 2013 Drs. Bambang Sudaryono & Rekan 0 0

HDTX14 2014 Drs. Bambang Sudaryono & Rekan 0 0

2012 Tanudiredja, Wibisana & Rekan

HMSP13 2013 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 0 1

HMSP14 2014 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 0 1

2012 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto

IGAR13 2013 Hertanto, Grace, Karunawan 1 0

IGAR14 2014 Hertanto, Grace, Karunawan 0 0

2012 Doli,Bambang, Sulistyanto, Dadang & Ali IKAI13 2013 Doli,Bambang, Sulistyanto, Dadang & Ali 0 0 IKAI14 2014 Doli,Bambang, Sulistyanto, Dadang & Ali 0 0

2012 Purwantono, Suherman & Surja

IMAS13 2013 Purwantono, Suherman & Surja 0 1

IMAS14 2014 Purwantono, Suherman & Surja 0 1

2012 Hendrawinata Eddy & Siddharta

INAF13 2013 Hendrawinata Eddy & Siddharta 0 0

INAF14 2014 Hendrawinata Eddy & Siddharta 0 0

2012 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan

JECC13 2013 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 0 0

JECC14 2014 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 0 0

2012 S. Mannan, Ardiansyah & Rekan

JKSW13 2013 S. Mannan, Ardiansyah & Rekan 0 0

JKSW14 2014 Abubakar Usman & Rekan 1 0

2012 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny


(2)

NAMA Tahun RATIONALIZATION dan Spesialisasi Auditor AUD

CHANGE SPEC NAMA AUDITOR

JPFA14 2014 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 0 0

2012 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto

JPRS13 2013 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 0 0 JPRS14 2014 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 0 0

2012 Osman Bing Satrio & Eny

KBLI13 2013 Osman Bing Satrio & Eny 0 0

KBLI14 2014 Osman Bing Satrio & Eny 0 0

2012 Hanata Budianto & Rekan

KBRI13 2013 Hanata Budianto & Rekan 0 0

KBRI14 2014 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 1 0

2012 Doli,Bambang, Sulistyanto, Dadang & Ali KBLM13 2013 Doli,Bambang, Sulistyanto, Dadang & Ali 0 0 KBLM14 2014 Doli,Bambang, Sulistyanto, Dadang & Ali 0 0

2012 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan

KDSI13 2013 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 0 0 KDSI14 2014 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 0 0

2012 Jamaludin, Ardi, Sukimto & Rekan

KIAS13 2013 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 1 0

KIAS14 2014 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 0 0

KICI13 2012

Paul Hadiwinata,Hidajat,Arsono, Ade Fatma &

Rekan

KICI13 2013

Paul Hadiwinata,Hidajat,Arsono, Ade Fatma &

Rekan 0 0

KICI14 2014

Paul Hadiwinata,Hidajat,Arsono, Ade Fatma &

Rekan 0 0

2012 Purwantono, Suherman & Surja

KLBF13 2013 Purwantono, Suherman & Surja 0 1

KLBF14 2014 Purwantono, Suherman & Surja 0 1

2012 Hendrawinata Eddy & Siddharta

KRAH13 2013 Hendrawinata Eddy & Siddharta 0 0

KRAH14 2014 Hendrawinata Eddy & Siddharta 0 0

2012

Paul Hadiwinata,Hidajat,Arsono, Ade Fatma &

Rekan

LPIN13 2013

Paul Hadiwinata,Hidajat,Arsono, Ade Fatma &

Rekan 0 0

LPIN14 2014

Paul Hadiwinata,Hidajat,Arsono, Ade Fatma &

Rekan 0 0

2012 Siddharta & Widjaja

MERK13 2013 Siddharta & Widjaja 0 0

MERK14 2014 Siddharta & Widjaja 0 0

2012 Siddharta & Widjaja


(3)

NAMA Tahun RATIONALIZATION dan Spesialisasi Auditor AUD

CHANGE SPEC NAMA AUDITOR

MLBI14 2014 Siddharta & Widjaja 0 0

2012 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan

MRAT13 2013 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 0 0 MRAT14 2014 Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 0 0

2012 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny

MYOR13 2013 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 0 0

MYOR14 2014 Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 0 0

2012 Supoyo, Sutjahjo, Subyantara & Rekan

NIPS13 2013 Supoyo, Sutjahjo, Subyantara & Rekan 0 0 NIPS14 2014 Supoyo, Sutjahjo, Subyantara & Rekan 0 0

2012 Joachim Poltak Lian Michell & Rekan

RICY13 2013 Joachim Poltak Lian Michell & Rekan 0 0 RICY14 2014 Joachim Poltak Lian Michell & Rekan 0 0

2012 Tanudiredja, Wibisana & Rekan

RMBA13 2013 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 0 1

RMBA14 2014 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 0 1

2012 Doli,Bambang, Sulistyanto, Dadang & Ali SCCO13 2013 Doli,Bambang, Sulistyanto, Dadang & Ali 0 0 SCCO14 2014 Doli,Bambang, Sulistyanto, Dadang & Ali 0 0

2012 Tanudiredja, Wibisana & Rekan

SCPI13 2013 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 0 1

SCPI14 2014 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 0 1

2012 Drs. Basri Hardjosumarto,M.Si.,Ak & Rekan SIAP13 2013 Drs. Basri Hardjosumarto,M.Si.,Ak & Rekan 0 0

SIAP14 2014 Djoko, Sidik & Indra 1 0

2012 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan

SIDO13 2013 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 0 0

SIDO14 2014 Anwar & Rekan 1 0

2012 Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan

SIMA13 2013 Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan 0 0

SIMA14 2014 Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan 0 0

2012 Supoyo, Sutjahjo, Subyantara & Rekan

SKBM13 2013 Supoyo, Sutjahjo, Subyantara & Rekan 0 0 SKBM14 2014 Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 1 0 2012 Doli,Bambang, Sulistyanto, Dadang & Ali SMBR13 2013 Doli,Bambang, Sulistyanto, Dadang & Ali 0 0 SMBR14 2014 Doli,Bambang, Sulistyanto, Dadang & Ali 0 0 2012 Doli,Bambang, Sulistyanto, Dadang & Ali SSTM13 2013 Doli,Bambang, Sulistyanto, Dadang & Ali 0 0 SSTM14 2014 Doli,Bambang, Sulistyanto, Dadang & Ali 0 0


(4)

NAMA Tahun RATIONALIZATION dan Spesialisasi Auditor AUD

CHANGE SPEC NAMA AUDITOR

STAR13 2013 Noor Salim, Nursehan & Sinarahadja 0 0

STAR14 2014 Noor Salim, Nursehan & Sinarahadja 0 0

2012 Purwantono, Suherman & Surja

SULI13 2013 Purwantono, Suherman & Surja 0 1

SULI14 2014 Purwantono, Suherman & Surja 0 1

2012 Pieter, Uways & Rekan

TIRT13 2013 Pieter, Uways & Rekan 0 0

TIRT14 2014 Pieter, Uways & Rekan 0 0

2012

Paul Hadiwinata,Hidajat,Arsono, Ade Fatma &

Rekan

TRIS13 2013

Paul Hadiwinata,Hidajat,Arsono, Ade Fatma &

Rekan 0 0

TRIS14 2014

Paul Hadiwinata,Hidajat,Arsono, Ade Fatma &

Rekan 0 0

2012 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan

ULTJ13 2013 Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 0 0


(5)

AUDITOR

2013 2014

JML KLIEN

JUMLAH

ASET KLIEN SPEC13 SPEC

JML KLIEN

JUMLAH

ASET KLIEN SPEC14 SPEC

Abubakar Usman & Rekan 0 0 0 Non Spesialis 1 302951 0,00032 Non Spesialis

Arsyad & Rekan 1 301479 0,000374 Non Spesialis 1 356814 0,000376 Non Spesialis

Anwar & Rekan 0 0 0 Non Spesialis 2 4644279 0,004898 Non Spesialis

Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto 5 9446487,068 0,011718 Non Spesialis 6 12510681 0,013194 Non Spesialis Budiman, Wawan, Pamudji & Rekan 2 2471717,78 0,003066 Non Spesialis 3 3206931,9 0,003382 Non Spesialis Doli,Bambang, Sulistyanto, Dadang & Ali 6 9334698,325 0,011579 Non Spesialis 6 11103006 0,01171 Non Spesialis

Djoko, Sidik & Indra 0 0 0 Non Spesialis 1 4979635 0,005252 Non Spesialis

Drs. Bambang Sudaryono & Rekan 1 2378728 0,002951 Non Spesialis 1 4221696 0,004452 Non Spesialis

Drs. Basri Hardjosumarto,M.Si.,Ak & Rekan 1 272597 0,000338 Non Spesialis 0 0 0 Non Spesialis

DRS. Binsar B. Lumbaradja 0 0 0 Non Spesialis 1 1354622 0,001429 Non Spesialis

Hadori Sugiarto Adi & Rekan 2 2013685 0,002498 Non Spesialis 1 808892 0,000853 Non Spesialis

Hendrawinata Eddy & Siddharta 4 8277477,723 0,010268 Non Spesialis 3 5148287,6 0,00543 Non Spesialis

Hertanto, Grace, Karunawan 1 314746 0,00039 Non Spesialis 1 349894 0,000369 Non Spesialis

Hanata Budianto & Rekan 2 924891 0,001147 Non Spesialis 1 147992 0,000156 Non Spesialis

Johannes Patricia Juara & Rekan 1 241912 0,0003 Non Spesialis 1 244879 0,000258 Non Spesialis Joachim Poltak Lian Michell & Rekan 1 869226 0,001078 Non Spesialis 1 1170752 0,001235 Non Spesialis

Johan Malonda Mustika & Rekan 2 1399978,744 0,001737 Non Spesialis 1 0 0 Non Spesialis

Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan 4 1930080 0,002394 Non Spesialis 4 2190980 0,002311 Non Spesialis Mulyamin Sensi Suryanto & Lianny 5 29408438 0,036479 Non Spesialis 5 30860003 0,032546 Non Spesialis Noor Salim, Nursehan & Sinarahadja 1 749402 0,00093 Non Spesialis 1 775917 0,000818 Non Spesialis Osman Bing Satrio & Eny 12 113986401,8 0,141394 Non Spesialis 12 118050763 0,1245 Non Spesialis


(6)

AUDITOR

2013 2014

JML KLIEN

JUMLAH

ASET KLIEN SPEC13 SPEC

JML KLIEN

JUMLAH

ASET KLIEN SPEC14 SPEC

Pieter, Uways & Rekan 1 723177 0,000897 Non Spesialis 1 713714 0,000753 Non Spesialis

Paul Hadiwinata,Hidajat,Arsono, Ade Fatma & Rekan 8 5375631,707 0,006668 Non Spesialis 8 5889767 0,006212 Non Spesialis Purwantono, Suherman & Surja 23 247958981,2 0,307579 Spesialis 23 275726621 0,29079 Spesialis Siddharta & Widjaja 5 58306055,07 0,072325 Non Spesialis 6 80885049 0,085304 Non Spesialis

S. Mannan, Ardiansyah & Rekan 1 262386 0,000325 Non Spesialis 0 0 0 Non Spesialis

Supoyo, Sutjahjo, Subyantara & Rekan 2 1296059 0,001608 Non Spesialis 1 1206854 0,001273 Non Spesialis Tanudiredja, Wibisana & Rekan 8 279118309,9 0,34623 Spesialis 7 281394103 0,296767 Spesialis Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan 6 15219192 0,018879 Non Spesialis 7 14278518 0,015059 Non Spesialis

Tjahjadi & Tamara 2 1184342 0,001469 Non Spesialis 2 1406165 0,001483 Non Spesialis

Teramihardja, Pradhono & Chandra 2 957479 0,001188 Non Spesialis 1 411348 0,000434 Non Spesialis


Dokumen yang terkait

PENDETEKSIAN FINANCIAL STATEMENT FRAUD BERDASARKAN PERSPEKTIF FRAUD TRIANGLE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2012

2 35 76

ANALISIS FRAUD TRIANGLE, MANAJEMEN LABA, ASIMETRI INFORMASI DAN SPESIALISASI AUDITOR TERHADAP FINANCIAL STATEMENT FRAUD (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2014)

0 21 25

ANALISIS FRAUD DIAMOND DALAM MENDETEKSI FINANCIAL STATEMENT FRAUD : STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2015.

6 40 37

ANALISIS FRAUD TRIANGLE DALAM MENDETEKSI Analisis Fraud Triangle Dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014).

1 12 15

ANALISIS FRAUD TRIANGLE DALAM MENDETEKSI Analisis Fraud Triangle Dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014).

2 9 16

PENDAHULUAN Analisis Fraud Triangle Dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014).

0 2 14

ANALISIS FRAUD DIAMOND UNTUK MENDETEKSI TERJADINYA FINANCIAL STATEMENT FRAUD Analisis Fraud Diamond Untuk Mendeteksi Terjadinya Financial Statement Fraud Di Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2015).

1 10 13

FRAUD RISK FACTOR (OPPORTUNITY) DAN FRAUDULENT FINANCIAL STATEMENT

0 0 16

PENDETEKSIAN FINANCIAL STATEMENT FRAUD DALAM PERSPEKTIF FRAUD DIAMOND (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2014) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 14

PENGARUH FRAUD DIAMOND TERHADAP FINANCIAL STATEMENT FRAUD (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014)

1 0 15