Pengembangan Hipotesis TINJAUAN PUSTAKA
sebelumnya yang dilakukan oleh Skousen et al. 2008 serta Tiffani 2015 menunjukkan hasil bahwa external pressure berpengaruh positif signifikan
terhadap financial statement fraud. Menurut Skousen et al. 2008 dan Tiffani 2015, pihak yang menerima external pressure yang tinggi
memiliki potensi lebih besar untuk melakukan financial statement fraud. Menurut SAS No.99, Risiko akan terjadinya financial statement
fraud disebabkan oleh tekanan secara berlebihan dari pihak eksternal
AICPA, 2002. Selain tuntutan untuk memberikan laba serta return yang tinggi, perusahaan juga dituntut untuk tetap kompetitif sehingga dapat
bersaing dengan berbagai perusahaan yang lainnya. Untuk menjaga agar perusahaan tetap kompetitif, perusahaan memerlukan tambahan dana
untuk dapat berkembang mengikuti tren yang ada Skousen et al., 2008. Jika leverage semakin tinggi, kemampuan perusahaan dalam
mencari tambahan modal semakin rendah serta kemungkinan melakukan kecurangan serta pelanggaran perjanjian kredit semakin tinggi Persons,
1999. Berdasarkan uraian diatas, diturunkan hipotesis sebagai berikut : H
3
: External Pressure berpengaruh positif terhadap Financial Statement Fraud
4. Financial Target dan Financial Statement Fraud Financial target
merupakan suatu keadaan dimana manajemen menerima terkanan secara berlebihan untuk mencapai target perusahaan
AICPA, 2002. Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Summers dan Sweeney 1998 dan Martyanta dan Daljono 2013 menunjukkan hasil bahwa financial target berpengaruh positif terhadap
financial statement fraud. Perusahaan biasanya memberikan target laba yang harus diperoleh
atas seluruh usaha yang telah dilakukan dan dikeluarkan untuk memperoleh laba tersebut
. Apabila suatu target perusahaan semakin tinggi
maka semakin sulit bagi perusahaan untuk mencapainya. Semakin tinggi suatu target tersebut, maka manajer akan cenderung
melakukan manipulasi laba. Dengan demikian, financial targets memiliki hubungan yang positif terhadap financial statement fraud. Berdasarkan
uraian diatas, diturunkan hipotesis sebagai berikut : H
4
: Financial Targets berpengaruh positif terhadap Financial Statement Fraud
5. Effective Monitoring dan Financial Statement Fraud Effective monitoring
merupakan kondisi dimana perusahaan memiliki unit pengawas yang secara efektif mampu memantau kinerja
perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Skousen et al. 2009 dan Tiffani 2015 menunjukkan bahwa effective monitoring berpengaruh
negatif terhadap financial statement fraud. Menurut Skousen et al. 2009 dan Tiffani 2015 pengawasan yang baik akan mampu meminimalkan
financial statement fraud.
Komite audit dipercaya dapat meningkatkan efektifitas pengawasan perusahaan
. Seorang komite audit yang bersifat independen akan mampu
melakukan pengawasan lebih baik sehingga kinerja perusahaan menjadi semakin efektif. Jika dilihat lebih lanjut, semakin banyak komite audit
maka semakin efektif pengawasan perusahaan. Pengawasan perusahaan yang efektif dan juga maksimal akan
mampu mengurangi terjadinya kecurangan terhadap laporan keuangan. Semakin banyak anggota komite audit independen, maka kemungkinan
terjadinya fraud semakin kecil. Berdasarkan uraian diatas, diturunkan hipotesis sebagai berikut :
H
5
: Effective monitoring berpengaruh negatif terhadap Financial Statement Fraud
6. Rationalization dan Financial Statement Fraud Rationalization
atau rasionalisasi adalah suatu sikap seseorang yang merasionalkan atau membenarkan tindakan kecurangan. Penelitian
sebelumnya yang dilakukan Skousen et al. 2008 serta Tiffani 2015 gagal membuktikan bahwa rasionalisasi berpengaruh terhadap financial
statement fraud. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sukirman dan
Sari 2013 memberikan hasil bahwa rasionalisasi berpengaruh terhadap financial statment fraud.
Rasionalisasi merupakan faktor dari fraud triangle
yang paling sulit diuji Skousen et al., 2008
Sikap atau karakter seseorang yang memperbolehkan tindakan kecurangan atau bahkan menerima dorongan dari berbagai pihak untuk
merasionalkan tindakan fraud. Untuk mendukung tindakannya tersebut, perusahaan akan melakukan penggantian auditor sesering mungkin.
Ketika suatu perusahaan memiliki tingkat perubahan auditor yang tinggi, tingkat kecurangan keuangan perusahaan juga akan meningkat.
Penggantian auditor ini dimaksudkan untuk mengurangi pendeteksian oleh auditor lama terkait kecurangan terhadap laporan keuangan yang telah
dilakukan oleh perusahaan tersebut. Berdasarkan uraian diatas, diturunkan hipotesis sebagai berikut :
H
6
: Rationalization berpengaruh positif terhadap Financial Statement Fraud
7. Manajemen laba dan Financial Statement Fraud Manajemen laba merupakan suatu tindakan pengelolaan laba yang
dilakukan secara sengaja oleh manajemen dengan tujuan tertentu Utari dan Widiastuti, 2014. Puspatrisnanti 2014 dan Utami 2005 mampu
membuktikan adanya hubungan antara manajemen laba dengan financial statement fraud.
Semakin tinggi penggelembungan atau pengelolaan laba terdahulu maka kemungkinan terjadinya financial statement fraud semakin
besar. Menurut Burgstahler dan Eames dalam Puspatrisnanti, 2014,
manajer dapat melakukan menipulasi terhadap laporan keuangan ketika
pencapaian atas kinerja perusahaan tidak sesuai dengan target yang diberikan. Hal tersebut seringkali dilakukan demi tercapainya tujuan
perusahaan, sehingga laporan keuangan dinilai baik oleh para pemakainya. Manajemen laba timbul sebagai dampak persoalan keagenan.
Apabila manajer mementingkan kepentingan pribadinya, maka informasi yang disampaikan tidak menggambarkan keadaan perusahaan yang
sebenarnya. Dengan perbedaan informasi yang dimiliki tersebut, manajer dapat dengan mudah melakukan tindakan manajemen laba. Jika tindakan
manajemen laba ini dibiarkan maka akan menjadi financial statement fraud
. Berdasarkan uraian diatas, diturunkan hipotesis sebagai berikut : H
7
: Manajemen laba berpengaruh positif terhadap financial statement fraud
8. Asimetri Informasi dan Financial Statement Fraud Asimetri informasi merupakan suatu keadaan dimana manajer
memiliki informasi mengenai perusahaan lebih dibandingkan pemilik. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aranta 2013 dan Zainal
2013 menemukan bahwa asimetri informasi berpengaruh terhadap Financial Statement Fraud.
Asimetri informasi tersebut mendorong agent untuk memberikan informasi palsu, terutama apabila informasi yang
diberikan mengenai pengukuran kinerja agent.
Pada dasarnya manajer memiliki kewajiban untuk memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik atau pemegang
saham, dimana sinyal ini diberikan tersebut berupa informasi akuntansi seperti laporan keuangan. Apabila agent dan principal berupaya
memaksimalkan kepentingan dirinya sendiri serta memiliki keinginan dan motivasi yang berbeda, maka manajer tidak akan selalu bertindak sesuai
dengan keinginan principal. Dengan demikian, hal tersebut akan memperburuk keadaan
perusahaan serta mendorong manajer untuk tidak melaporkan keadaan yang sebenarnya. Tindakan tersebut dilakukan dengan tujuan untuk
melindungi kepentingannya. Berdasarkan uraian diatas, diturunkan hipotesis sebagai berikut :
H
8
: Asimetri informasi berpengaruh positif terhadap financial statement fraud
9. Spesialisasi Auditor dan Financial Statement Fraud Menurut Maletta dan Wright 1996,
auditor spesialis adalah auditor yang memiliki pengetahuan secara mendasar mengenai suatu
industri sehingga pemahaman yang dimilikinya lebih baik daripada auditor non spesialis. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Aulia dan
Fitriany 2013 serta Carcello dan Nagy 2004 menembukan bahwa spesialisasi auditor berpengaruh terhadap financial statement fraud.
Hubungan tersebut karena keahlian auditor spesialis yang lebih baik dalam
mendeteksi salah saji material yang disebabkan oleh upaya fraud akan mampu mengurangi opportunity manajer untuk melakukan fraud.
Carcello dan Nagy 2004 menyatakan bahwa auditor yang memiliki spesialisasi pada suatu industri mampu memberikan jasa
pengauditan yang lebih berkualitas dibandingkan dengan auditor yang tidak spesialis pada industri tersebut. Dengan demikian, auditor yang
memiliki banyak klien dalam indusri yang sama maka akan memiliki pemahaman yang lebih dalam mengenai risiko audit khusus pada industri
tertentu. Semakin spesialis suatu auditor maka kemungkinan terjadinya
kecurangan terhadap laporan keuangan akan semakin rendah.
Kemungkinan terjadinya financial statement fraud diprediksi akan semakin rendah apabila perusahaan menggunakan audit spesialis. Hal
tersebut dikarenakan keahlian dan pemahaman auditor spesialis yang lebih superior dalam mendeteksi fraud. Berdasarkan uraian diatas, diturunkan
hipotesis sebagai berikut : H
9
: Spesialisasi auditor berpengaruh negatif terhadap financial statement fraud.