PENDETEKSIAN FINANCIAL STATEMENT FRAUD BERDASARKAN PERSPEKTIF FRAUD TRIANGLE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2012

(1)

PENDETEKSIAN FINANCIAL STATEMENT FRAUD BERDASARKAN PERSPEKTIF FRAUD TRIANGLE PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2012)

Oleh

Dara Inda Soraya

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2013


(2)

ABSTRACT

DETECTING FINANCIAL STATEMENT FRAUD BASED THE EFFECTIVENESS OF THE FRAUD TRIANGLE IN MANUFACTURING

COMPANIES

By

DARA INDA SORAYA

This study aims to detect financial statement fraud based on the analysis of fraud triangle. According to Cressey theory, there are three conditions that are always present in the acts of fraud that pressure, opportunity, and rationalization known as the fraud triangle. Based on the theory of Cressey’s fraud triangle, researchers developed a variable that can be used in detecting fraud, ie inneffective monitoring , external pressure, financial stability, financial targets and personal financial need.

The population in this study are all companies listed in 2010-2012 in Indonesia Stock Exchange ( IDX ). Companies that were sampled 12 companies and the number of observations made during the years 2010-2012 was 36 observation items. Data were analyzed using logistic regression analysis with SPSS 17.0 software.

Statistical tests showed that the variables empirically innefective monitoring , external pressure, financial targets, and personal financial need on the financial statements fraud and financial stability has no effect on financial statement fraud.


(3)

ABSTRAK

PENDETEKSIAN FINANCIAL STATEMENT FRAUD BERDASARKAN PERSPEKTIF FRAUD TRIANGLE PADA PERUSAHAAN

MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2012 Oleh

DARA INDA SORAYA

Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan berdasarkan analisis fraud triangle. Menurut teori Cressey, terdapat tiga kondisi yang selalu hadir dalam tindakan fraud yaitu pressure, opportunity, dan rationalization yang disebut sebagai fraud triangle. Berdasarkan teori fraud triangle Cressey, peneliti mengembangkan variabel yang dapat digunakan dalam mendeteksi fraud, yaitu inneffective monitoring, external pressure, financial stability, financial targets dan personal financial need.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar pada tahun 2010-2012 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan yang diambil sebagai sampel 12 perusahaan dan jumlah observasi yang dilakukan selama tahun 2010-2012 adalah 36 item observasi. Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi logistik dengan software SPSS 17.0.

Hasil pengujian statistik menunjukkan bahwa secara empiris variabel innefective monitoring, external pressure, financial target, dan personal financial need berpengaruh terhadap financial statement fraud dan financial stability tidak berpengaruh terhadap financial statement fraud.


(4)

(5)

(6)

(7)

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 6

1.3. Batasan Masalah ... 7

1.4. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 7

1.4.1 Tujuan Penelitian ... 7

1.4.2 Manfaat Penelitian ... 8

1.4.2.1 Manfaat Teoretis ... 8

1.4.2.2 Manfaat Praktis ... 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Agensi ... 10

2.2 Laporan Keuangan ... 10

2.2.2 Isi Laporan Keuangan ... 11

2.2.3 Tujuan Laporan Keuangan ... 13

2.2.4 Pemakai Laporan Keuangan ... 15

2.3 Fraud ... 20

2.3.1 Jenis-Jenis Fraud ... 21

2.3.2 Fraud Triangle Teory ... 23

2.3.3 Tipe Financial Statement Fraud ... 24


(8)

2.5 Model Penelitian ... 28

2.6 Hipotesis Penelitian ... 29

2 .6.1 Pengaruh Innefective Monitoring Terhadap Financial Statement Fraud ... 29

2.6.2 Pengaruh Pengukuran External Pressure Terhadap Financial Statement Fraud ... 30

2.6.3 Pengaruh Financial Stability Terhadap Financial Statement Fraud ... 31

2.6.4 Pengaruh Financial Targets Terhadap Financial Statement Fraud ... 32

2.6.5 Pengaruh Personal Financial Terhadap Financial Statement Fraud ... 32

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Sumber Data ... 34

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 35

3.3. Operasional Variabel Penelitian ... 36

3.3.1 Variabel Dependen ... 36

3.3.2 Variabel Independen ... 36

3.4. Metode Analisis Data ... 39

3.4.1 Statistik Deskriptif ... 39

3.4.2 Analisi Regresi Logistik ... 39

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil penelitian ... 43

4.1.1 Data dan Sampel ... 43


(9)

iii

4.2. Pengujian Kelayakan Model ... 46

4.2.1 Uji Hosmer dan Lemeshow ... 46

4.2.2 Model Tabulasi Silang ... 47

4.2.3 Pengujian Keseluruhan Model ... 48

4.3. Pengujian Hipotesis ... 50

4.4. Uji Hipotesis ... 51

4.4.1 Hasil Uji Hipotesis 1 ... 52

4.4.2 Hasil Uji Hipotesis 2 ... 53

4.4.3 Hasil Uji Hipotesis 3 ... 54

4.4.4 Hasil Uji Hipotesis 4 ... 55

4.4.5 Hasil Uji Hipotesis 5 ... 56

4.5. Hasil Penelitian ... 57

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan ... 58

5.2. Keterbatasan Penelitian dan Saran ... 59

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.4 : Rangkuman Penelitian Terdahulu ... 26

Tabel 4.1.2 : Statistik Deskriptif ... 45

Tabel 4.2.2 : Model Tabulasi Silang ... 47

Tabel 4.2.3 : Pengujian Keseluruhan Model ... 48

Tabel 4.3 : Uji Logistik ... 50


(11)

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Komponen Fraud Triangle ... 24 Gambar 2 Model Penelitian ... 28


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Emiten Sampel Penelitian

Lampiran 2 : Proksi variabel innefective monitoring, external pressure, financial Stability, financial targets, personal financial need


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia perekonomian yang begitu pesatnya antara lain ditandai dengan kemajuan di bidang teknologi informasi, persaingan yang ketat, pertumbuhan inovasi yang luar biasa yang mengakibatkan banyak perusahaan juga mengubah cara berbisnisnya. Perkembangan kondisi lingkungan tersebut turut serta mempengaruhi dunia usaha dan menciptakan persaingan yang semakin ketat. Oleh sebab itu, untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat,

perusahaan diharapkan dapat lebih transparan dalam mengungkapkan informasi tentang perusahaannya. Sehingga akan lebih membantu para pengambil keputusan dalam mengantisipasi kondisi yang berubah-ubah seiring dengan perkembangan yang ada.

Akuntansi dengan produk utamanya laporan keuangan telah lama dirasakan manfaatnya sebagai salah satu sarana untuk mengambil keputusan.

Mengkomunikasikan informasi yang timbul akibat transaksi-transaksi

(pertukaran) perusahaan dengan entitas ekonomi lainnya merupakan salah satu tujuan dari akuntansi. Laporan keuangan merupakan akhir dari proses akuntansi yang dirancang untuk memberikan informasi kepada calon investor, calon kreditor, pengguna laporan untuk pengambilan keputusan bisnis.


(14)

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, (2009) laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan merupakan salah satu informasi yang secara formal wajib

dipublikasikan sebagai sarana pertanggungjawaban pihak manajemen terhadap pengelolaan sumber daya pemilik, serta sebagai jendela informasi yang

memungkinkan pihak-pihak di luar manajemen mendapatkan informasi tentang perusahaan. Bagi pihak-pihak di luar manajemen suatu perusahaan, laporan keuangan merupakan jendela informasi yang memungkinkan mereka untuk mengetahui kondisi suatu perusahaan pada suatu masa pelaporan. Meskipun memiliki keterbatasan, penggunaan laporan keuangan untuk berbagai

kepentingan, baik pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan selama ini tetap diperlukan.

Penerbitan laporan keuangan secara umum bertujuan untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan. Pelaporan keuangan bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka

membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009). Tujuan umum laporan keuangan adalah menyediakan informasi keuangan yang bermanfaat untuk membantu pengambilan keputusan ekonomi (Ghozali dan Chariri, 2007). Dalam bisnis yang makin

kompetitif, informasi yang termuat dalam laporan tahunan juga sangat penting dalam mengefisiensikan pengalokasian dana investasi untuk pemakaian yang paling produktif (Ghozali dan Chairi, 2007). Oleh karena itu, para pelaku bisnis harus dapat memberikan informasi yang akurat dan relevan serta terbebas dari adanya kecurangan yang akan sangat menyesatkan para pengguna laporan


(15)

3

keuangan dalam proses pengambilan keputusan. Namun, tidak seluruh pelaku bisnis menyadari pentingnya laporan keuangan yang bersih dan terbebas dari kecurangan (Ema, 2009).

Pentingnya laporan keuangan dalam menunjukkan kinerja perusahaan, maka banyak perusahaan yang berusaha untuk menyesatkan investor atau pemilik perusahaan dengan memanfaatkan kurangnya informasi yang diterima investor. Sebagai contoh di Indonesia dapat dikemukakan kasus yang terjadi pada PT Kimia Farma Tbk. Berdasarkan indikasi oleh kementerian BUMN dan

pemeriksaan Bapepam (Bapepam,2002) ditemukakan adanya salah saji dalam laporan keuangan yang mengakibatkan lebih saji (overstatement) laba bersih untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2001 sebesar Rp 32,7 miliar yang merupakan 2,3 % dari penjualan dan 24,7% dari laba bersih. Salah saji ini terjadi dengan cara melebihsajikan penjualan dan persediaan pada 3 unit usaha, dan menggelembungkan harga persediaan yang telah diotorisasi oleh direktur produksi untuk menentukan nilai persediaan pada unit distribusi PT Kimia Farma per 31 Desember 2001 (Bapepam,2002).

Brennan dan McGrath (2007) juga menemukan bahwa lebih dari setengah pelaku fraud adalah manajemen. Konsekuensi bila manajer melakukan financial

statement fraud adalah manajer dapat kehilangan reputasi, pekerjaan, dan karirnya. Sedangkan konsekuensi bagi perusahaan adalah adanya ancaman tindakan yang tidak menyenangkan dari karyawan, kesalahpahaman dari pelanggan, tekanan dari investor, pemutusan hubungan dari rekan kerja

perusahaan, tuntutan hukum dari aparat, boikot dari aktivis, pandangan sinis dari masyarakat, dan pengungkapan dari media yang pada akhirnya akan


(16)

menghancurkan reputasi perusahaan (Brigham dan Houston, 2009).

Munawir (2008) menyatakan bahwa dalam dua dekade terakhir financial statement fraud telah meningkat secara substansial. Meningkatnya kecurangan pada laporan keuangan di satu sisi dapat memberikan keuntungan bagi para pelaku bisnis karena mereka dapat melebih-lebihkan hasil usaha (overstated) dan kondisi keuangan mereka sehingga laporan keuangan mereka terlihat baik dalam pandangan publik. Akan tetapi, meningkatnya kecurangan laporan juga sangat merugikan publik yang sangat menggantungkan pengambilan keputusan mereka berdasarkan laporan keuangan.

Pendeteksian terhadap financial statement fraud tidak selalu mendapatkan titik terang karena berbagai motivasi yang mendasarinya serta banyaknya metode untuk melakukan financial statement fraud (Brennan dan McGrath, 2007).

Menurut Healy dan Palepu (2003) ada tiga alasan manajemen akan melakukan hal tersebut, yaitu, manajer memiliki lebih banyak informasi tentang strategi dan operasi bisnis yang dikelolanya, kepentingan manajer yang tidak selaras dengan investor, dan tidak sempurnanya aturan akuntansi dan audit.

Menurut teori Cressey (dikutip oleh Skousen et al., 2009), terdapat tiga kondisi yang selalu hadir dalam tindakan fraud yaitu pressure, opportunity, dan

rationalization yang disebut sebagai fraud triangle. Ketiga kondisi tersebut merupakan faktor risiko munculnya kecurangan dalam berbagai situasi. Temuan berbagai faktor risiko kecurangan oleh Cressey didasarkan pada serangkaian wawancara dengan orang-orang yang dihukum karena penggelapan (Skousen et al., 2009). Komponen fraud tidak dapat diteliti secara langsung maka harus


(17)

5

mengembangkan variabel dan proksi untuk mengukurnya (Skousen et al., 2009). Variabel independen yang dapat digunakan dalam mendeteksi fraud antara lain: inneffective monitoring,external pressure, financial stability, financial targets dan personal financial need.

Penelitian terdahulu telah dilakukan di Indonesia untuk mendeteksi komponen fraud triangle, salah satunya penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Financial Statement Fraud dalam Perspektif Fraud Triangle, penelitian ini dilakukan terhadap 16 Perusahaan Manufaktur yang bergerak di sektor Makanan dan minuman dengan periode penelitian 2007-2008 dengan 32 observasi item laporan keuangan, alat analisis dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda sebagai alat perhitungannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel

external pressure yang diproksikan dengan rasio arus kas bebas tidak berpengaruh terhadap financial statement fraud. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa

variabel financial target yang diproksikan dengan Return On Asset berpengaruh terhadap financial statement fraud. Penelitian ini juga membuktikan bahwa variabel financial stability yang diproksikan dengan rasio perubahan total asset berpengaruh terhadap financial statement fraud, dan variabel innefective

monitoring yang diproksikan dengan rasio dewan komisaris independen memiliki pengaruh terhadap financial statement fraud.

Peneliti ingin melakukan penelitian kembali tentang pengaruh komponen fraud triangle terhadap financial statement fraud. Penelitian yang akan dilakukan merupakan pembuktian dari penelitian yang dilakukan Kurniawati (2009). Perbedaan dari penelitian sebelumnya yang pertama, penulis memperpanjang


(18)

tahun pengamatan menjadi 3 tahun penelitian yang dilakukan pada periode terbaru dengan harapan hasil penelitian ini menjadi lebih aktual dibandingka n dengan penelitian sebelumnya, dengan seluruh perusahaan manufaktur yang go public yang akan menjadi populasi penelitian ini, perbedaan selanjutnya adalah penulis menambahkan variabel personal financial need sebagai variabel yang diduga mempengaruhi kecurangan dalam laporan keuangan, alasan penulis memilih financial statement fraud menjadi tema dalam penelitian ini karena financial statement fraud yang tidak terdeteksi dapat berkembang menjadi skandal besar yang merugikan banyak pihak.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian tentang pengaruh komponen fraud triangle terhadap financial statement fraud dengan judul penelitian sebagai berikut “Pendeteksian Financial Statement Fraud Berdasarkan Perspektif Fraud Triangle pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012.”

1.2Rumusan Masalah

Pendeteksian terhadap financial statement fraud tidak selalu mendapatkan titik terang karena berbagai motivasi yang mendasarinya serta banyaknya metode untuk melakukan financial statement fraud (Brennan dan McGrath, 2007).

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah innefektive monitoring berpengaruh terhadap financial statement fraud pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia?

2. Apakah external pressure berpengaruh terhadap financial statement fraud pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia?


(19)

7

3. Apakah financial stability berpengaruh terhadap financial statement fraud pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia?

4. Apakah financial target berpengaruh terhadap ffinancial statement fraud pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia?

5. Apakah personal financial need berpengaruh terhadap financial statement fraud pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia?

1.3Batasan Masalah

Batasan masalah dilakukan agar penelitian dan pembahasannya lebih terarah, sehingga hasilnya tidak bias dan sesuai dengan harapan peneliti. Adapun ruang lingkup penelitianya adalah menguji pengaruh komponen fraud triangle terhadap financial statement fraud pada perusahaan manufaktur di bursa efek Indonesia Periode 2010-2012.

1.4Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang penulis kemukakan diatas, maka dapat dijelaskan tujuan dari penelitian ini adalah: membuktikan secara empiris pengaruh

innefektive monitoring, external pressure, financial stability, financial target dan personal financial need terhadap financial statement fraud pada perusahaan manufaktur Bursa Efek di Indonesia.


(20)

1.4.2 Manfaat Penelitian 1.4.2.1 Manfaat Teoretis

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan pengetahuan serta bukti empiris mengenai pengaruh penerapan fraud triangle terhadap financial statement fraud.

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan 3. wawasan bagi mereka yang akan melakukan penelitian lebih lanjut

mengenai fraud triangle dan financial statement fraud.

1.4.2.2 Manfaat Praktis

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai financial statement fraud yang diterapkan oleh perusahaan.

2. Memberikan masukkan kepada para investor sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu dasar dalam pengambilan keputusan investasi.


(21)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1Teori Agensi

Teori keagenan dalam perusahaan mengidentifikasi adanya pihak-pihak dalam perusahaan yang memiliki berbagai kepentingan untuk mencapai tujuan dalam kegiatan perusahaan. Teori ini muncul karena adanya hubungan antara prinsipal dan agen. Teori agensi mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas kepentingan mereka sendiri. Pemegang saham sebagai prinsipal diasumsikan hanya tertarik kepada hasil keuangan yang bertambah atau investasi mereka di dalam perusahaan. Sedang para agen diasumsikan menerima kepuasan berupa kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang menyertai dalam hubungan tersebut. Teori ini berusaha untuk menggambarkan faktor-faktor utama yang sebaiknya dipertimbangkan dalam merancang kontrak insentif (Warsidi dan Pramuka, 2007).

Konfik kepentingan antara agen dan prinsipal mendorong timbulnya biaya keagenan (agency cost). Biaya tersebut dapat berupa pertama, pengeluaran untuk mengawasi agen (monitoring expenditure), yaitu pengeluaran yang terkait dengan fungsi pemantauan terhadap agen. Bentuk pemantauan yang sering dilakukan antara lain penyusunan laporan keuangan periodik untuk kepentingan pemilik (stewardsip accountability) dan adanya fungsi auditing yang bersifat independen


(22)

dalam menyatakan pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan. Kedua, bonding expenditure, yaitu pengeluaran untuk menjamin bahwa agen akan bertindak sesuai dengan keinginan pemilik. Ketiga, residual loss, merupakan pengorbanan yang berupa berkurangnya kemakmuran prinsipal sebagai akibat perbedaan praktek yang diambil oleh prinsipal dan praktek yang diambil agen. (Warsidi dan Pramuka, 2007).

Ketidakjelasan informasi yang dihasilkan manajemen pada akhirnya akan menyesatkan para pengguna laporan dalam proses pengambilan keputusan. Semakin tingginya asimetri informasi antara manajer (agent) dengan pemilik (principal), mendorong tindakan manajemen laba oleh manajemen. Pada akhirnya, hal itu akan memicu semakin tingginya biaya keagenan (agency cost) dan menunjukkan adanya hubungan positif antara asimetri informasi dengan manajemen laba (Warsidi dan Pramuka, 2007).

2.2Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah suatu penyajian data keuangan termasuk catatan yang menyertainya, yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber daya

ekonomi (aset) atau kewajiban suatu entitas pada saat tertentu atau perubahan atas aktiva dan atau kewajiban selama suatu periode tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Menurut Harahap (2008) menyatakan laporan keuangan (financial statement) merupakan media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Jika


(23)

11

informasi ini disajikan dengan benar, informasi tersebut sangat berguna bagi siapa saja untuk mengambil keputusan tentang perusahaan yang dilaporkan tersebut. Laporan keuangan terdiri dari neraca, perhitungan rugi laba, dan laporan perubahan posisis keuangan.

Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk

mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Laporan keuangan yang pada umumnya disusun oleh manajemen terdiri dari sebagai berikut.

1) Neraca

Laporan yang menunjukan keadaan keuangan suatu perusahan pada tanggal tertentu.

2) Laporan Rugi Laba

Laporan yang menunjukan hasil usaha dan biaya-biaya selama satu periode akuntansi.

3) Laporan Perubahan Modal

Laporan yang menunjukan sebab-sebab perubahan modal dari jumlah pada awal periode menjadi jumlah modal pada akhir periode.

4) Laporan Perubahan Posisi Keuangan

Laporan yang menunjukan arus dana (arus kas) dan perubahan dalam posisi keuangan selama tahun buku.

2.2.2 Isi Laporan Keuangan

Laporan keuangan perusahaan merupakan sumber informasi yang penting


(24)

pasar perusahaan, kualitas manajemen dan yang lainnya. Ada tiga macam laporan keuangan yang pokok dihasilkan yaitu neraca, laporan laba-rugi, dan laporan aliran kas.

1. Neraca

Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Tujuannya adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu buku ditutup dan di tentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut Balance Aset. Neraca adalah laporan yang menunjukan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Neraca menampilkan sumberdaya ekonomis (aset), kewajiban ekonomis (hutang), modal saham, dan hubungan antar item tersebut, dengan demikian neraca dapat meringkaskan posisi keuangan suatu perusaahaan pada tanggal tertentu. Neraca dimaksudkan membantu pihak eksternal untuk menganalisis likuiditas perusahaan, fleksibilitas keuangan, kemampuan operasional, dan kemampuan menghasilkan pendapatan selama periode tertentu.

2. Laporan Laba-Rugi

Laporan laba-rugi merupakan laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi-laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Kegiatan perusahaan selama periode tertentu mencakup aktivitas rutin atau operasional, dan aktivitas-aktivitas ini perlu dilaporkan dengan semestinya agar pembaca laporan keuangan memperoleh informasi yang relevan. Ada beberapa elemen pokok dalam laporan laba-rugi antara lain: pendapatan operasional, beban operasional, dan untung atau rugi (gain or loss).


(25)

13

3. Laporan Aliran Kas

Laporan arus kas digunakan untuk menganalisis dan memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama periode tertentu. Laporan aliran kas bertujuan untuk memberikan informasi mengenai efek kas dari kegiatan investasi, pendanaan, dan operasi perusahaan selama periode tertentu. Tujuan utama dari analisis laporan kas adalah untuk menaksir kemapuan perusahaan menghasilkan kas.

2.2.3 Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah salah satu sumber utama informasi keuangan

perusahaan yang penting bagi sejumlah pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Tujuan laporan keuangan menurut APB Statement No. 4digolongkan sebagai berikut (Harahap, 2008). :

1. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari laporan keuangan adalah untuk menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan GAAP (Generally Accepted AccountingPrinciple).

2 Tujuan Umum

Adapun tujuan umum laporan keuangan adalah sebagai berikut.

a. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber-sumber ekonomi, dan kewajiban perusahaan, dengan maksud sebagai berikut:

- untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan. - untuk menunjukan posisi keuangan dan investasinya.


(26)

- menunjukan kemampuan sumber-sumber kekayaan yang ada untuk pertumbuhan perusahaan.

b. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba, dengan maksud : - memberikan tentang gambaran tentang deviden yang diharapkan

pemegang saham.

- mewujudkan kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban kepada kreditor, supplier, pegawai, pajak, mengumpulkan dana untuk perluasan perusahaan.

- memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengawasan.

- menunjukan tingkat kemampuan perusahaan mendapatkan laba dalam jangka panjang.

- Menaksir informasi keuangan yang dapat digunakan untuk menaksir potensi potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.

- Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan harta dan kewajiban.

- Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan.

3. Tujuan Kualitatif a. Relevance

Memilih informasi yang benar-benar sesuai dan dapat membantu pemakai laporan dalam proses pengambilan keputusan.


(27)

15

b. Understandability

Informasi yang dipilih untuk disajikan bukan saja yang penting tetapi juga harus informasi yang dimengerti para pemakainya.

c. Verifiability

Hasil akuntansi itu harus dapat dipriksa oleh pihak lain yang akan menghasilkan pendapat yang sama.

d. Neutrality

Laporan akuntansi itu netral terhadap pihak-pihak yang berkepentingan. Informasi dimaksudkan untuk pihak umum bukan pihak-pihak tertentu saja. e. Timeliness

Laporan akuntansi hanya bermanfaat untuk pengambilan keputusan apabila diserahkan pada saat yang tepat.

f. Comparability

Informasi akuntansi harus dapat saling dibandingkan, artinya akuntansi harus memiliki prinsip yang sama baik untuk suatu perusahaan maupun perusaahan lain.

g. Completeness

Informasi akuntansi yang dilaporkan harus mencakup semua kebutuhan yang layak dari para pemakai.

2.2.4 Pemakai Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan komoditi yang bermanfaat dan dibutuhkan masyarakat karena dapat memberikan informasi yang dibutuhkan para


(28)

membaca laporan keuangan dengan tepat, seseorang dapat melakukan tindakan ekonomi menyangkut lembaga perusahaan yang dilaporkan dan diharapkan akan menghasilkan keuntungan baginya. Para pemakai laporan keuangan beserta kegunaanya, antara lain.

1. Pemegang Saham

Pemegang saham ingin mengetahui kondisi keuangan perusahaan, asset, utang, modal, hasil, biaya dan laba. Ia juga ingin melihat prestasi perusahaan dalam pengelolaan managemen yang diberikan amanah. Ia juga ingin

mengetahui jumlah dividen yang akan diterima, jumlah pendapatan per saham, jumlah laba yang ditahan. Juga mengetahui perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu, perbandingan dengan usaha sejenis dan perusahaan lainnya. Dari informasi ini pemegang saham dapat mengambil keputusan apakah ia akan mempertahankan sahamnya, menjual atau menambahnya. Semua tergantung pada simpulan yang diambil dari informasi yang terdapat dalam laporan keuangan atau informasi tambahan lainnya.

2. Investor

Investor dalam hal tertentu juga sama seperti pemegang saham. Bagi investor potensial ia akan melihat kemungkinan potensi keuangan yang akan diperoleh dari perusahaan yang dilaporkan.

3. Analis pasar modal

Analis pasar modal selalu melakukan baik analis tajam dan lengkap terhadap laporan keuangan perusahaan yang go public maupun yang berpotensi masuk pasar modal, kekuatan dan posisi keuangan perusahaan. Informasi ini


(29)

17

disampaikan kepada langganannya berupa investor baik individual maupun lembaga.

4. Manager

Manager ingin mengetahui situasi ekonomis perusahaan yang dipimpinnya. Seorang manager selalu diharapkan kepada seribu satu masalah yang memerlukan keputusan cepat dan setiap saat. Untuk sampai pada keputusan yang tepat, ia harus mengetahui selengkap-lengkapnya kondisi keuangan perusahaan baik posisi semua pos neraca (aset, utang, modal), laba/rugi, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, break even, laba kotor dan sebagainya. Karena beragamnya informasi yang dibutuhkannya ini, laporan keuangan yang disusun dengan norma akuntansi keuangan yang bersifat umum (general purpose) terasa sangat sedikit sehingga ia harus mengharapkan informasi yang didesain dari akuntansi mangemen.

5. Karyawan

Karyawan perlu mengetahui kondisi keuangan perusahaan untuk menetapkan apakah ia masih terus bekerja di perusahaan tersebut atau pindah. Ia juga perlu mengetahui hasil usaha perusahaan supaya ia bisa menilai apakah penghasilan yang diterimanya adil atau tidak. Ia juga ingin mengetahui jumlah modal yang dimiliki karyawan jika memang ada seperti dalam perusahaan penerbitan di Indonesia. Demikian juga tentang cadangan dana pensiun, asuransi kesehatan, asuransi atau jaminan sosial, hak-hak karyawan dilindungi informasi seperti ini sangat penting.


(30)

6. Instansi Pajak

Perusahaan selalu memiliki kewajiban pajak baik Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Pembangunan, Pajak Penjualan Barang Mewah (PPn BM), Pajak Daerah, Retribusi, Pajak

Penghasilan (PPh). Perusahaan juga dikenakan pomotongan, perhitungan dan pembayarannya. Semua kewajiban pajak ini mestinya akan tergambar dalam laporan keuangan, dengan demikian instansi pajak dapat menggunakan laporan keuangan sebagai dasar menentukan kebenaran perhitungan pajak, pembayaran pajak, pemotongan pajak, restitusi dan juga untuk dasar penindakan.

7. Kreditor

Sama dengan pemegang saham, investor, lender seperti bank, investment fund, perusahaan leasing, juga ingin mengetahui informasi tentang situasi dan kondisi perusahaan baik yang sudah diberi pinjaman maupun yang akan diberi pinjaman. Bagi yang sudah diberikan laporan keuangan dapat menyajikan informasi tentang penggunaan dana yang diberikan, kondisi keuangan seperti likuiditas, solvabilitas, rentabilitas perusahaan. Bagi perusahaan calon debitor laporan keuangan dapat menjadi sumber informasi untuk menilai kelayakan perusahaan untuk menerima kredit yang akan diluncurkan.

8. Supplier

Supplier hampir sama dengan kreditor. Laporan keuangan bisa menjadi informasi apakah perusahaan layak diberikan fasilitas kredit, seberapa lama akan diberikan dan sejauhmana potensi risiko yang dimiliki perusahaan.


(31)

19

9. Pemerintah atau Lembaga Pengatur Resmi

Pemerintah atau lembaga pengatur sangat membutuhkan laporan keuangan. Pemerintah ingin mengetahui apakah perusahaan telah mengikuti peraturan yang telah ditetapkan. Jika belum maka lembaga ini dapat memberikan teguran atau sanksinya.

10.Langganan atau Lembaga Konsumen

Dengan konsep ekonomi pasar dan ekonomi persaingan, konsumen sangat diuntungkan. Ia berhak mendapat layanan memuaskan dengan harga equilibrium, dalam kondisi ini konsumen terlindungi dari kemungkinan praktik yang merugikan baik dari segi kualitas, kuantitas, harga dan lain sebagainya.

11.Lembaga Swadaya Masyarakat

Untuk LSM tertentu bisa saja memerlukan laporan keuangan misalnya, LSM yang bergerak melindungi konsumen, lingkungan, serikat kerja. LSM seperti ini membutuhkan laporan keuangan untuk menilai sejauh mana perusahaan merugikan pihak tertentu yang dilindunginya.

12.Peneliti atau Akademis atau Lembaga Peringkat

Bagi peneliti maupun akademis, laporan keuangan sangat penting sebagai data primer dalam melakukan penelitian terhadap topik tertentu yang berkaitan dengan laporan keuangan atau perusahaan. Laporan keuangan menjadi bahan dasar yang diolah untuk mengambil simpulan dari suatu hipotesis atau penelitian yang dilakukan.


(32)

2.3Fraud

Fraud telah didefinisikan secara berbeda-beda oleh para praktisi dan akademisi (Nguyen, 2008). Berikut ini disajikan definisi fraud dari berbagai sudut pandang yang berbeda, Hani dan Mukhlasin (2008) mendefinisikan fraud sebagai

kecurangan terjadi ketika salah saji dibuat dalam suatu keadaan yang mengetahui bahwa hal itu adalah suatu kepalsuan dan dilakukan dengan maksud untuk melakukan kecurangan. Sedangkan menurut Statement of Auditing Standards No.99, fraud didefinisikan sebagai tindak kesengajaan untuk menghasilkan salah saji material dalam laporan keuangan yang merupakan subjek audit.

Dari beberapa definisi atau pengertian fraud (kecurangan) di atas, maka dapat diketahui bahwa pengertian fraud sangat luas dan dapat dilihat pada beberapa kategori kecurangan. Menurut Binbangkum (n.d.) secara umum, unsur-unsur dari kecurangan adalah:

1. harus terdapat salah pernyataan (misrepresentation); 2. dari suatu masa lampau (past) atau sekarang (present); 3. fakta bersifat material (material fact);

4. dilakukan secara sengaja atau tanpa perhitungan

5. dengan maksud (intent) untuk menyebabkan suatu pihak beraksi 6. pihak yang dirugikan harus beraksi (acted) terhadap salah pernyataan


(33)

21

2.3.1 Jenis-jenis Fraud

Menurut Albrecth (dikutip oleh Nguyen, 2008), fraud diklasifikasikan menjadi lima jenis, yaitu:

1. occupational fraud, merupakan jenis fraud yang dilakukan oleh bawahan kepada atasan, Jenis fraud ini dilakukan bawahan dengan melakukan kecurangan padaatasannya secara langsung maupun tidak langsung. 2. Management fraud, merupakan jenis fraud yang dilakukan oleh

manajemen puncak kepada pemegang saham, kreditor dan pihak lain yang mengandalkan laporan keuangan. Jenis fraud ini dilakukan manajemen puncak dengan cara menyediakan penyajian yang keliru, biasanya pada informasi keuangan.

3. Invesment scams, merupakan jenis fraud yang dilakukan oleh

individu/perorangan kepada investor. Jenis fraud ini dilakukan individu dengan mengelabui atau menipu investor dengan cara menanamkan uangnya dalam investasi yang salah.

4. Vendor fraud, merupakan jenis fraud yang dilakukan oleh organisasi atau perorangan yang menjual barang atau jasa kepada organisasi atau

perusahaan yang menjual barang atau jasa. Jenis fraud ini dilakukan organisasi dengan memasang harga terlalu tinggi untuk barang dan jasa atau tidak adanya pengiriman barang meskipun pembayaran telah dilakukan.

5. Customer fraud, merupakan jenis fraud yang dilakukan oleh pelanggan kepada organisasi atau perusahaan yang menjual barang atau jasa. Jenis fraud ini dilakukan pelanggan dengan cara membohongi penjual dengan


(34)

memberikan kepada pelanggan yang tidak seharusnya atau menuduh penjual memberikan lebih sedikit dari yang seharusnya.

Berdasarkan pengertian di atas dapat dilihat bahwa fraud terdiri dari bermacam jenis dilihat dari pelaku, korban serta tindakan fraud yang dilakukan. Kerwin (dalam Nguyen, 2008), menyatakan bahwa financial statement fraud merupakan pemalsuan yang sengaja dilakukan oleh manajemen kepada investor dan kreditor dengan menyesatkan informasi yang material pada laporan keuangan. Oleh sebab itu, financial statement fraud termasuk bagian dari management fraud karena terjadi atas persetujuan atau sepengetahuan manajemen (Rezaee, 2002).

Definisi financial statement fraud menurut American Institute Certified Public Accountant (1998) adalah tindakan yang disengaja atau kelalaian yang berakibat pada salah saji material yang menyesatkan laporan keuangan. Selain itu, menurut Australian Auditing Standards (AAS), financial statement fraud merupakan suatu kelalaian maupun penyalahsajian yang disengaja dalam jumlah tertentu atau pengungkapan dalam pelaporan keuangan untuk menipu para pengguna laporan keuangan (Brennan dan McGrath, 2007). Kedua sumber di atas mendefinisikan financial statement fraud dengan sudut pandang yang sama.

Elliott and Willingham (dalam Hani, Clearly dan Mukhlasin, 2008),

mendefinisikan financial statement fraud dari sudut pandang yang berbeda.

Menurutnya, financial statement fraud merupakan suatu management fraud yaitu,

“the deliberate fraud committed by management that injures investors and creditors through materially misleading”. Dengan demikian, istilah management


(35)

23

fraud dan financial statement fraud sering digunakan secara bergantian, namun secara umum fraud adalah tindakan yang disengaja untuk merugikan pihak lain.

Pelaporan keuangan yang mengandung unsur kecurangan dapat mengakibatkan turunnya integritas informasi keuangan dan dapat mempengaruhi berbagai pihak. Selain investor dan kreditor, auditor adalah salah satu korban financial statement fraud karena mereka mungkin menderita kerugian keuangan dan/atau kehilangan reputasi (Rezaee, 2002).

2.3.2 Fraud Triangle Theory

Fraud triangle theory merupakan suatu gagasan yang meneliti tentang penyebab terjadinya kecurangan. Gagasan ini pertama kali diciptakan oleh Donald R. ressey (1953) yang dinamakan fraud triangle atau segitiga kecurangan. Fraud triangle menjelaskan tiga faktor yang hadir dalam setiap situasi fraud (Skousen et al., 2009):

1. Pressure (tekanan), yaitu adanya insentif/tekanan/kebutuhan untuk melakukan fraud. Tekanan dapat mencakup hampir semua hal termasuk gaya hidup, tuntutan ekonomi, dan lain-lain termasuk hal keuangan dan non keuangan, tekanan dalam penelitian ini diproksikan oleh external pressure, personal financial need dan financial target.

2. Opportunity (Peluang), yaitu situasi yang membuka kesempatan untuk memungkinkan suatu kecurangan terjadi. Peluang dalam penelitian ini diproksikan oleh ineffective monitoring

3. Rationalization (Rasionalisasi), yaitu adanya sikap, karakter, atau

serangkaian nilai-nilai etis yang membolehkan pihak-pihak tertentu untuk melakukan tindakan kecurangan, atau orang-orang yang berada dalam


(36)

lingkungan yang cukup menekan yang membuat mereka merasionalisasi tindakan fraud. Rasionalisasi dalam penelitian ini diproksikan oleh financial stability.

Ketiga hal di tersebut digambarkan dalam gambar berikut ini:

Gambar 1. Fraud Triangle

Sumber : Fraud Triangle Theory oleh Skousen et al., 2009 2.3.3 Tipe Financial Statement Fraud

Menurut SAS No.99, terdapat dua jenis kesengajaan penyalahsajian yang relevan dengan audit atas laporan keuangan dan pertimbangan auditor atas terjadinya fraud, yaitu:

1. Fraudulent financial reporting. Didefinisikan sebagai salah saji yang disengaja atau kelalaian dalam jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan yang didesain untuk merugikan pengguna laporan keuangan. 2. Misappropriation of assets. Penyalahgunaan aset dapat dilakukan dalam

beberapa cara (termasuk menggelapkan penerimaan, mencuri asset atau menyebabkan organisasi membayar untuk barang dan jasa yang tidak diterima). Kwok (dikutip oleh Nguyen, 2008) menyatakan bahwa penyalahgunaan aset seringkali disertai dengan pencatatan palsu dalam


(37)

25

menyembunyikan fakta bahwa aset yang hilang, tidak langsung menyebabkan penyimpangan akuntansi dalam laporan keuangan.

2.4 Penelitian Terdahulu

1. Listiana Norbarani (2012) melakukan penelitian terhadap perusahaan manufaktur yang listing di BEI tahun 2009-2010, dengan judul “Pendeteksian kecurangan laporan Keuangan dengan analisis fraud Triangle yang diadopsi dalam SAS No.99 “.Variabel bebas yang diduga sebagai indicator financial statement fraud adalah financial stability yang diukur menggunakan rasio perubahan total asset, external pressure yang diproksikan dengan rasio arus kas bebas, personal financial need yang diproksikan dengan rasio kepemilikan saham oleh orang dalam, financial target yang diproksikan dengan return on asset,. Hasil penelitian dengan menggunakan Alat analisis Regresi linier berganda sebagai alat perhitungannya membuktikan bahwa bahwa variabel external

pressure yang diproksikan dengan rasio arus kas bebas memiliki hubungan negatif dengan financial statement fraud. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel financial targets yang diproksikan dengan return on ssset memiliki hubungan positif dengan financial statement fraud. Penelitian ini tidak membuktikan bahwa variabel financial stability yang diproksikan dengan rasio perubahan total aset, variabel personal financial need yang diproksikan dengan rasio kepemilikan saham oleh orang dalam.

2. Ema Kurniawati (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Financial Statement Fraud dalam perfekstif Fraud Triangle, Penelitian ini dilakukan terhadap 16 perusahaan manufaktur yang


(38)

bergerak di sektor makanan dan minuman dengan periode penelitian 2007-2008 dengan 32 observasi item laporan keuangan, alat analisis dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda sebagai alat perhitungannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel external pressure yang diproksikan dengan rasio arus kas bebas tidak berpengaruh terhadap financial statement fraud. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel financial targets yang diproksikan dengan return on asset berpengaruh terhadap financial statement fraud. Penelitian ini juga membuktikan bahwa variabel financial stability yang diproksikan dengan rasio perubahan total asset berpengaruh terhadap financial statement fraud, dan variabel innefective monitoring yang diproksikan dengan rasio dewan komisaris

independen memiliki pengaruh terhadap financial statement fraud.

berikut adalah table yang menunjukan rangkuman penelitian terdahulu yang menjadi referensi dalam penelitian ini:

Tabel 1. Rangkuman Penelitian Terdahulu.

No. Nama

Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian

1. Ema Kurniawati (2009) Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Financial Statement Fraud dalam perfekstif Fraud Triangle Financial Statement Fraud diproksikan dengan 4 variabel yaitu external pressure, financial targets, financial stability, dan variabel innefective monitoring

external pressure tidak berpengaruh terhadap financial statement fraud. financial targets, financial stability, innefective monitoring tidak berpengaruh terhadap financial statement fraud.


(39)

27

2. Listiana Norbarani (2012) Pendeteksian kecurangan laporan Keuangan dengan analisis fraud Triangle yang diadopsi dalam sas no.99

financial statement fraud diproksikan Variabel bebas adalah financial stability, external pressure, personal financial need, dan financial targets.

external pressure memiliki hubungan negative,

financial targets memiliki hubungan positif, financial stability dan personal financial need memiliki pengaruh terhadap

financial statement fraud. 3. Skousen et

al. (2009)

Detecting and predicting financial

statement fraud: The Effectiveness Of The Fraud Traingle and SAS no. 99

lima proksi tekanan dan dua proksi kesempatan yang secara signifikan berhubungan dengan kecurangan

pertumbuhan aset yang cepat, peningkatan

kebutuhan uang tunai, dan pembiayaan eksternal yang secara positif berkaitan dengan kemungkinan terjadinya fraud

4. Hassink et al. (2010)

Corporate Governance, Audit Quality, and the cost of debt financing of French Listed Companies

material versus immaterial fraud, management versus employee fraud dan karateristik audit firms yang diukur dengan big fours versus non-big fours

auditor gagal dalam memenuhi beberapa elemen penting dalam standar fraud. Selain itu, terdapat perbedaan substansial antara audit firms big four versus non-big four terkait dengan tingkat kepatuhan mereka terhadap standar auditing.


(40)

2.5 Model Penelitian

Komponen fraud triangle tidak dapat diteliti secara langsung maka harus mengembangkan variabel dan proksi untuk mengukurnya, variabel independen yang dapat digunakan dalam mendeteksi fraud triangle dalam penelitian ini antara lain:

Berikut adalah gambar yang menunjukan kerangka pikir dalam penelitian ini:

Gambar 2. Model Penelitian

Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi financial statement fraud Dalam Perspektif Fraud Triangle

Fraud triangle menjelaskan tiga faktor yang hadir dalam setiap situasi fraud (Skousen et al., 2009): Pressure (tekanan), yaitu adanya insentif / tekanan / kebutuhan untuk melakukan fraud. Tekanan dapat mencakup hampir semua hal termasuk gaya hidup, tuntutan ekonomi, dan lain-lain termasuk hal keuangan dan non keuangan, tekanan dalam penelitian ini diproksikan oleh external pressure, personal financial need dan financial target. Opportunity (peluang), yaitu situasi yang membuka kesempatan untuk memungkinkan suatu kecurangan terjadi. Peluang dalam penelitian ini diproksikan oleh inneffective monitoring.

Financial Statement Fraud Pressure

- External Preasure

- Financial Target - Personal Financial

Opportunity - Innefektif Monitoring

Rationalizationnn


(41)

29

Rationalization (rasionalisasi), yaitu adanya sikap, karakter, atau serangkaian nilai-nilai etis yang membolehkan pihak-pihak tertentu untuk melakukan tindakan kecurangan, atau orang-orang yang berada dalam lingkungan yang cukup

menekan yang membuat mereka merasionalisasi tindakan fraud. Rasionalisasi dalam penelitian ini diproksikan oleh financial stability.

2.6 Hipotesis Penelitian

2.6.1 Pengaruh Innefektif Monitoring Terhadap Financial Statement Fraud

Komisaris independen merupakan pihak yang tidak terafiliasi dengan pemegang saham pengendali, anggota direksi dan dewan komisaris lain. Dan perusahaan itu sendiri baik dalam bentuk hubungan bisnis maupun kekeluargan. Dalam hal ini dewan Komisaris tidak boleh melibatkan diri dalam tugas-tugas manajemen dan tidak boleh mewakili perusahaan dalam transaksi-transaksi dengan pihak ketiga. Anggota dewan komisaris independen harus bertindak berdasarkan informasi yang jelas, dengan itikad yang baik, berdasarkan kehati-hatian, serta demi kepentingan perusahaan dan pemegang saham. Subprinsip ini menyatakan dua elemen penting dari tanggung jawab pengelolaan dewan, yaitu kewajiban kehati-hatian dan kewajiban kesetiaan.

Oleh karena itu, terhadap financial statement fraud, merupakan alat yang sangat berguna bagi board of directors (terutama komisaris independen) dalam

menjalankan fungsi mereka sebagai pengembalian keputusan dan pihak yang memonitor manajemen. Board of directors yang kuat (board of directors yang didominasi oleh komisaris independen) akan mensyaratkan informasi yang lebih berkualitas, sehingga mereka akan cenderung menghindari financial statement


(42)

fraud. Di lain pihak, board of directors yang didominasi oleh pihak internal atau board of directors yang memiliki innefektive monitoring yang tinggi akan memberikan kesempatan lebih besar manajer untuk melakukan financial statement fraud secara bebas.

H1 : Innefektive monitoring berpengaruh negatif terhadap financial statement fraud

2.6.2 Pengaruh External Pressure Terhadap Financial Statement Fraud External pressure merupakan tekanan yang berlebihan bagi manajemen untuk memenuhi persyaratan atau harapan dari pihak ketiga. Untuk mengatasi tekanan tersebut perusahaan membutuhkan tambahan utang atau sumber pembiayaan eksternal agar tetap kompetitif, termasuk pembiayaan riset dan pengeluaran pembangunan atau modal (Skousen et al., 2009). Kebutuhan pembiayaan eksternal terkait dengan kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi dan investasi (Skousen et al, 2009). Arus kas (Cash Flow) menunjukkan hasil operasi yang dananya telah diterima tunai oleh perusahaan serta dibebani dengan beban yang bersifat tunai dan benar-benar sudah dikeluarkan oleh perusahaan, Rasio arus kas bebasmerupakan salah satu pengukuran kinerja perusahaan yang menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi sehingga dimungkinkan terjadinya kecurangan financial yang lebih besar peluangnya. H2 : External pressure berpengaruh positif terhadap financial statement fraud.


(43)

31

2.6.3 Pengaruh Financial Stability Terhadap Financial Statement Fraud

Dalam hal pelaporan keuangan, manajer dapat melakukan financial statement fraud (earnings management) untuk membingungkan pemilik atau pemegang saham mengenai kinerja ekonomi perusahaan melihat dari laporan keuangan perusahaan, dimana pemilik atau pemegang saham akan sulit mengetahui yang sebenarnya terjadi di dalam perusahaan melalui data atau angka-angka yang tersaji dalam laporan keuangan. Penilaian mengenai kestabilan kondisi keuangan perusahaan dapat dilihat dari bagaimana keadaan asetnya. Ghozali dan Chariri (2007) mendefinisikan aset sebagai manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa mendatang yang diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau peristiwa masa lalu.

Perusahaan berusaha untuk meningkatkan outlook perusahaan yang baik salah satunya dengan memanipulasi informasi kekayaan aset yang dimilikinya. Bentuk manipulasi pada laporan keuangan yang dilakukan oleh manajemen berkaitan dengan pertumbuhan aset perusahaan (Skousen et al., 2009). Oleh karena itu, rasio perubahan total aset dijadikan proksi pada variabel financial stability. Semakin tinggi total aset yang dimiliki perusahaan menunjukkan kekayaan yang dimiliki semakin banyak. Total aset menggambarkan kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. Financial stability yang diproksikan dengan rasio perubahan total aset. Konsisten dengan pengertian tersebut maka adanya dugaan bahwa Financial stability berpengaruh terhadap financial statement fraud.


(44)

2.6.4 Pengaruh Financial Targets Terhadap Financial Statement Fraud

Salah satu pengukuran untuk menilai tingkat laba yang diperoleh perusahaan atas usaha yang dikeluarkan adalah ROA. Perbandingan laba tehadap jumlah aset (ROA) adalah ukuran kinerja operasional yang banyak digunakan untuk

menunjukkan seberapa efisien aktiva telah bekerja. ROA sering digunakan dalam menilai kinerja manajer dan dalam menentukan bonus, kenaikan upah, dan lain-lain. Oleh karena itu, terhadap financial statement fraud ROA diduga cenderung dapat meningkatkan hal tersebut.

Analisis Return on Asset (ROA) atau sering diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai rentabilitas ekonomi mengukur perkembangan perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu. Analisis ini kemudian diproyeksikan ke masa mendatang untuk melihat kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa-masa mendatang. Oleh karena itu, semakin tinggi ROA yang ditargetkan

perusahaan maka semakin rentan perusahaan akan cenderung melakukan Fraud yang merupakan salah satu bentuk kecurangan laporan keuangan.

H4 : financial targets berpengaruh positif terhadap financial statement fraud

2.6.5 Pengaruh Personal Financial Need Terhadap Financial Statement Fraud

Kondisi dimana sebagian saham dimiliki oleh manajer, direktur, maupun komisaris perusahaan, secara otomatis akan mempengaruhi kondisi finansial perusahaan, keadaan yang tidak seimbang dengan kepemilikan orang dalam akan menyebabkan komisaris mengalami kesulitan dalam berdiskusi dengan dewan direksi dan mengawasi kinerja perusahaan. Dewan komisaris akan lebih


(45)

33

menginginkan penerapan laporan pengungkapan yang lengkap untuk mencegah perilaku yang menyimpang dari direksi dan manajer. Menurut Klein (dalam Ahmed dan Duellman, 2007) kepemilikan sebagian saham oleh orang dalam ini dapat dijadikan sebagai kontrol dalam pelaporan keuangan. Kepemilikan saham yang lebih besar dimiliki oleh orang dalam akan menyebabkan tugas setiap anggota dewan komisaris menjadi lebih khusus karena terdapat komite-komite yang lebih khusus dalam mengawasi perusahaan. Spesialisasi yang lebih besar tersebut dapat menunjukkan pengawasan yang lebih efektif. Sehingga semakin besar ukuran Personal financial need maka semakin besar kekuatan dari dewan komisaris dalam melakukan pengawasan sehingga kecenderungan para manajer atau direksi melakukan financial statement fraud akan lebih kecil.

H5 : Personal financial need berpengaruh positif terhadap financial statement fraud


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Sumber Data

Menurut (Sugiyono, 2007) dilihat dari sumber perolehannya data dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:

1. Data Primer

Merupakan data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi atau pun dalam bentuk file-file dan data ini harus dicari melalui nara sumber yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi atau pun data.

2. Data Sekunder

Merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung atau melalui media perantara. Data ini sudah tersedia, sehingga peneliti hanya mencari dan mengumpulkannya saja.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder karena data diperoleh secara tidak langsung atau melalui media perantara, yang didapat dari Website pasar modal (www.idx.co.id) serta Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM).


(47)

35

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar pada tahun 2010-2012 di Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiono, 2007). Dalam penelitian ini perusahaan yang menjadi sampel dipilih berdasarkan Purposive Sampling (kriteria yang dikehendaki). Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010-2012.

2. Perusahaan manufaktur yang selama tahun penelitian 2010-2012 tidak mengalami delesting.

3. Perusahaan manufaktur yang secara lengkap mempublikasikan laporan keuangan selama tahun penelitian 2010-2012

4. Laporan keuangan dinyatakan dalam mata uang rupiah, dikarenakan penelitian dilakukan di Indonesia maka laporan keuangan yang digunakan adalah yang di nyatakan dalam rupiah

5. Perusahaan manufaktur yang memiliki data mengenai kepemilikan saham orang dalam dan informasi dewan komisaris selama tahun penelitian 2010-2012.


(48)

3.3 Operasional Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang terbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik simpulan (Sugiyono, 2007). Variabel-variabel yang dalam penelitian ini terdiri dari 1 variabel terikat dan 5 variabel bebas.

3.3.1 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah financial statement fraud. Perusahaan dikatakan melakukan kecurangan apabila melakukan transaksi yang mengandung unsur salah saji laporan keuangan, penyalahgunaan aset dan korupsi (co: suap dan pemberian illegal). Dalam Undang-Undang, hal itu diatur dalam Undang-Undang no. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal. Perusahaan dalam kategori ini dapat dilihat pada annual report Bapepam. Pada annual report Bapepam, terdapat bagian tinjauan operasional yang didalamnya terbagi menjadi beberapa bagian dan salah satu bagian tersebut adalah perundang-undangan, bantuan hukum, dan litigasi. Pada bagian itulah terdapat daftar perusahaan yang terkena sanksi oleh Bapepam. Contohnya adalah terjadi manipulasi perdagangan saham dan salah saji laporan keuangan. Perusahaan yang terbukti melakukan fraud akan diberi skor 1 dan yang tidak terbukti melakukan fraud akan diberi skor 0.

3.3.2 Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahanya atau timbulnya variabel dependen / terikat (Sugiono, 2007). Variable independen dalam penelitian ini adalah:


(49)

37

1. Innefektive Monitoring

Pengukuran Innefektif Monitoring ini dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan komisaris independen kemudian dibagi dengan jumlah komisaris (Ujiyantho dan Pramuka, 2007). Informasi mengenai jumlah komisaris independen diperoleh dari laporan tahunan perusahaan dan dari pengumuman yang dikeluarkan oleh BEI. BDOUT

2. External Pressure

Kebutuhan pembiayaan eksternal terkait dengan kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi dan investasi (Skousen et al.,2009). Oleh karena itu external pressure pada penelitian ini diproksikan dengan rasio arus kas bebas (FREEC). Rasio arus kas bebas (FREEC) merupakan salah satu pengukuran kinerja perusahaan yang menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi. FREEC lebih memfokuskan pada pengukuran kinerja perusahaan saat ini dan tidak terikat dengan harga saham (Skousen et al, 2009). Rasio arus kas bebas dihitung dengan rumus:

FREEC

3. Financial Stability

Financial stability merupakan keadaan yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan dalam kondisi stabil. Penilaian mengenai kestabilan kondisi keuangan perusahaan dapat dilihat dari bagaimana keadaan asetnya. Ghozali dan Chariri (2007) mendefinisi aset sebagai manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa mendatang yang diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas tertentu sebagai


(50)

akibat transaksi atau peristiwa masa lalu. Total asset menggambarkan kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. Total aset meliputi asset lancar dan aset tidak lancar. Financial stability diproksikan dengan ACHANGE yang merupakan rasio perubahan aset selama tahun penelitian. ACHANGE dihitung dengan rumus (Skousen et al., 2009):

ACHANGE

4. Financial Target

Dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan seringkali mematok besaran tingkat laba yang harus diperoleh atas usaha yang dikeluarkan untuk mendapatkan laba tersebut, kondisi inilah yang dinamakan financial targets (Skousen et al, 2009). Salah satu pengukuran untuk menilai tingkat laba yang diperoleh perusahaan atas usaha yang dikeluarkan adalah return on assets. ROA (salah satu ukuran

profitabilitas) juga merupakan ukuran efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva tetap yang digunakan untuk operasi. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik, semakin besar return yang didapat menimbulkan kecenderungan kecurangan dalam laporan keuangan yang semakin tinggi. Secara Matematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut (Skousen et al, 2009):


(51)

39

5. Personal Financial Need

Kepemilikan saham oleh orang dalam ini dapat dijadikan sebagai kontrol dalam pelaporan keuangan (Skousen et al., 2009). Rasio kepemilikan saham orang dalam (OSHIP) dapat diukur dengan:

OSHIP

3.4Metode Analisis Data 3.4.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan deskripsif atau variabel-variabel penelitian. Statistik deskriptif akan memberikan gambaran atau deskrepsi umum dari variabel penelitian mengenai nilai rata-rata (mean), deviasi standar, maksimum, minimum, sum. Pengujian ini dilakukan untuk mempermudah dalam memahami variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.

3.4.2 Analisis Regresi Logistik

Dalam penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif (dalam skala angka) dengan alat analisis logistik regresi, dengan harapan bahwa hasil yang akan diperoleh lebih akurat dan baik. Analisis logistik regresi dibutuhkan untuk mengungkap probabilitas terjadinya variabel dependen dapat diprediksi oleh variabel independen.

Pendekatan ini menggunakan simbol ―1‖ untuk perusahaan yang terbukti melakukan kecurangan laporan keuangan dan ―0‖ untuk perusahaan yang tidak melakukan kecurangan laporan keuangan. Selanjutnya pengujian akan dilakukan


(52)

dengan menggunakan analisis regresi logistik. Berdasarkan rumusan masalah dan model penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka model penelitian yang dibentuk adalah sebagai berikut :

FRAUD= b0+b1BDOUT+ b2FREEC+ b3ACHANGE+b4ROA+b5OSHIP Keterangan :

FRAUD : Perusahaan yang terbukti melakukan kecurangan laporan keuangan / yang tidak melakukan kecurangan laporan

keuangan

BDOUT : innefektive monitoring FREEC : external preasure ACHANGE : financial stability ROA : financial target

OSHIP : personal financial need

1. Menilai Model Regresi (Goodness Of Fit)

Logistic regression adalah model regresi yang telah mengalami modifikasi, sehingga karakteristiknya sudah tidak sama lagi dengan model regresi sederhana atau berganda. Dalam menilai model regresi logistik dapat dilihat dari pengujian

Hosmer and Lemeshow’s goodness of fit. Pengujian ini dilakukan untuk menilai model yang dihipotesiskan agar data empiris cocok atau sesuai dengan model. Jika nilai statistik Hosmer and Lemeshow’s goodness of fit test sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak. Sedangkan jika nilainya lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak, artinya model mampu

memprediksi nilai observasinya atau cocok dengan data. Ho : Model yang dihipotesiskan Fit dengan data


(53)

41

2. Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Untuk menilai keseluruhan model (Overall Model Fit) ditunjukkan dengan Log Likelihood Value (nilai –2 Log Likelihood Value), yaitu dengan cara

membandingkan antara nilai –2 Log Likelihood Value pada awal (block number = 0), dimana model hanya memasukkan konstanta dengan nilai –2 Log Likelihood Value pada saat block number = 1, dimana model memasukkan konstanta dan variabel bebas. Apabila nilai –2 Log Likelihood Value block number = 0 lebih besar dari nilai –2 Log Likelihood Value block number = 1, maka menunjukkan model regresi yang baik. sehingga penurunan Log Likelihood menunjukkan model regresi semakin baik.

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan melalui pengujian koefisien regresi, yang bertujuan untuk menguji seberapa jauh semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat.

Koefisien regresi dapat ditentukan dengan menggunakan Wald Statistik dan nilai probabilitas (Sig) dengan cara nilai Wald Statistik dibandingkan dengan Chi-Square tabel, sedangkan nilai probabilitas (Sig) dibandingkan dengan tingkat signifikansi (α). Untuk menentukan penerimaan atau penolakan Ho didasarkan

pada tingkat signifikansi (α) 5%, dengan kriteria:

- Ho diterima apabila Wald hitung < Chi-Square Tabel, dan nilai Asymptotic Significance > tingkat signifikansi (α). Hal ini berarti H alternatif ditolak atau hipotesis yang menyatakan variable bebas terpengaruh terhadap variabel terikat ditolak.


(54)

- Ha diterima apabila Wald hitung > Chi-Square tabel, dan nilai Asymptotic Significance < tingkat signifikansi (α). Hal ini berarti H alternatif diterima atau hipotesis yang menyatakan variabel bebas yang berpengaruh terhadap variabel terikat diterima.

Koefisien regresi dapat juga ditentukan dengan menggunakan Cox and Snell R Square dan Nagelkerke R Square, dalam hal ini ada dua ukuran R square yaitu Cox & Snell R Square dan Nagelkerke R Square. Cox & Snell R Square menggunakan nilai makasimum kurang dari 1 sehingga sulit untuk

diinterpretasikan. Nagelkerke R Square merupakan modifikasi dari Cox & Snell R Square dengan nilai yang bervariasi dari 0 sampai dengan 1.


(55)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data dan Sampel

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2012. Sumber data berasal dari website

http://www.idx.co.id, yang berupa laporan keuangan yang diterbitkan dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Populasi ini adalah seluruh perusahaan Manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010-2012. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Table 2 berikut ini menyajikan prosedur pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini


(56)

Tabel 2.Prosedur Pemilihan Sampel

Keterangan Jumlah

1. Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI dari Tahun 2010-2012.

128 Perusahaan yang tidak masuk sebagai sampel:

1. Perusahaan manufaktur yang selama tahun penelitian 2010-2012 mengalami delisting.

2. Perusahaan manufaktur yang tidak secara lengkap mempublikasikan laporan keuangan selama tahun penelitian 2010-2012

3. Perusahaan Manufaktur yang menggunakan mata uang asing

4. Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki data mengenai kepemilikan saham orang dalam dan Informasi dewan komisaris selama tahun penelitian 2010-2012.

(2)

(45)

(11) (58)

Total Sampel penelitian 12

Sumber : www.jsx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory, data diolah (diakses tanggal 10 Agustus -14 september, 2013)

Tabel 2 menunjukan jumlah keseluruhan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dari tahun 2010-2012 adalah 128 perusahaan. Perusahaan manufaktur yang tidak secara lengkap mempublikasikan laporan keuangan selama tahun penelitian 2010-2012 adalah 45 perusahaan. Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang asing adalah 11 Perusahaan. Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki data mengenai kepemilikan saham orang dalam dan Informasi dewan komisaris selama tahun penelitian 2010-2012 adalah 58 perusahaan. Jadi perusahaan yang diambil sebagai sampel 12 perusahaan dan jumlah observasi yang dilakukan selama tahun 2010-2012 adalah 36 item observasi.


(57)

45

4.1.2 Analisis Statistik Deskriptif

Tabel 3.Statistik Deskriptif

De scriptive Statistics

36 .00 1.00 .7778 .42164

36 .30 .50 .3713 .06443

36 -.08 .27 .1110 .08359

36 -.22 .38 .1161 .11039

36 .00 .32 .0789 .06012

36 .00 .26 .0940 .10644

36 FRAUD BDOUT FREEC ACHANGE ROA OSHIP

Valid N (listwise)

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Tabel 3. menyajikan statistik deskriptif yang meliputi nilai minimum, maksimum, rata-rata (mean), dan deviasi standar. Nilai minimum (maksimum) untuk proporsi FRAUD adalah 0 (1), dan nilai rata-rata FRAUD adalah 0,7778 (0,42164). Nilai minimum (maksimum) untuk BDOUT adalah 0,30 (0,50), dan nilai rata-rata BDOUT adalah 0,3713 (0,6443). Nilai minimum (maksimum) untuk FREEC adalah -0,08 (0,27), dan nilai rata-rata FREEC adalah 0,1110 (0,8359). Nilai minimum (maksimum) untuk ACHANGE adalah -0,22 (0,38), dan nilai rata-rata ACHANGE adalah 0,1161 (0,11039). Nilai minimum (maksimum) untuk ROA adalah 0,00 (0,32), dan nilai rata-rata ROA adalah 0,0789 (0,6012). Nilai minimum (maksimum) untuk OSHIP adalah 0,00 (0,26), dan nilai rata-rata OSHIP adalah 0,0940 (0,10644).

Hasil analisis deskriptif ini terlihat bahwa dari keseluruhan variabel, hanya variabel ACHANGE mempunyai nilai minimum yang terbesar dengan nilai minimum -0,22 dan variabel ACHANGE juga merupakan variabel dengan penyimpangan data yang tinggi, dikarenakan nilai deviasi standarnya lebih tinggi daripada mean. Dimana rata-rata ACHANGE selama periode pengamatan sebesar


(58)

0,1256 dengan deviasi standar sebesar 0,12906. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai SD lebih besar daripada rata-rata ACHANGE yang menunjukkan bahwa data variabel ACHANGE mengindikasikan hasil yang kurang baik, hal tersebut dikarenakan standart deviation yang mencerminkan penyimpangan dari data variabel tersebut cukup tinggi karena lebih besar daripada nilai rata-ratanya.

4.2 Pengujian Kelayakan Model (Goodness of Fit)

Pengujian regresi logistik juga akan diuji terhadap ketepatan antara prediksi model regresi logistik dengan data hasil observasi yang dinyatakan dalam uji kelayakan model (goodness of fit). Pengujian ini diperlukan untuk memastikan tidak adanya kelemahan atas kesimpulan dari model yang diperoleh. Model regresi logistik yang baik adalah apabila tidak terjadi perbedaan antara data hasil observasi dengan data yang diperoleh dari hasil prediksi.

4.2.1 Uji Hosmer and Lemeshow

Pengujian tidak adanya perbedaan antara prediksi dan observasi ini dilakukan dengan uji Hosmer Lemeshow dengan pendekatan metode Chi Square. Dengan demikian apabila diperoleh hasil uji yang tidak signifikan, maka tidak terdapat perbedaan antara data prediksi model regresi logistik dengan data hasil observasi. Hasil pengujian Hosmer Lemeshow test diperoleh sebagai berikut:

Table 3

Hasil uji Hosmer Lemeshow Hosmer and Le meshow Te st

5.642 7 .604

Step 1


(59)

47

Dari tabel 3. menunjukkan hasil pengujian kesamaan prediksi model regresi logistik dengan data hasil observasi yang diperoleh dari nilai chi square sebesar 5,642 dengan nilai signifikan sebesar 0,604. Dengan nilai signifikan yang lebih besar dari 0,05 maka tidak diperoleh adanya perbedaan antara prediksi model regresi logistik dengan data hasil observasi. Hal ini berarti bahwa model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model diterima karena model sesuai dengan hasil observasinya.

4.2.2 Model Tabulasi Silang

Untuk memperjelas gambaran atas prediksi model regresi logistik dengan data observasi, dapat ditunjukkan dengan tabel klasifikasi yang berupa tabel tabulasi silang antara prediksi model regresi logistik dan hasil observasi. Tabulasi silang sebagai konfirmasi tidak adanya perbedaan yang signifikan antara prediksi model regresi logistik dengan data observasi yang dapat dilihat pada tabel ini:

Table 4. Tabulasi Silang Classification Tablea

12 5 70.6

4 24 85.7

80.0 Observed

Tdk Melakukan F raud Melakukan F raud FRAUD Overall Percentage Step 1 Tdk Melakukan Fraud Melakukan Fraud FRAUD Percentage Correct Predicted

The cut value is .500 a.

Dari tabel 4. diatas menunjukkan bahwa dari 45 sampel data pengamatan yang tidak terbukti Fraud, sebanyak 5 atau 70,6% secara tepat dapat diprediksikan oleh model regresi logistik dan 24 data pengamatan yang tidak tepat diprediksikan oleh model, sedangkan dari 28 sampel data pengamatan yang mengalami terbukti Fraud, atau 85,7% yang dengan tepat dapat diprediksi oleh model regresi logistik, sedangkan 4 data pengamatan tidak cocok dengan hasil observasi. Secara


(60)

keseluruhan berarti bahwa 5 + 24 = 29 data pengamatan dari 45 sampel data pengamatan atau 80% dapat diprediksi dengan tepat oleh model regresi logistik ini.

4.2.3 Pengujian Keseluruhan Model

Pengujian overall model fit ini dilakukan dengan menggunakan pengujian

terhadap nilai –2 log likelihood. Nilai –2 log likelihood yang rendah menunjukkan bahwa model akan semakin fit.

Table 5

2 log likelihood Model Summary

38.030a .382 .775

Step 1

-2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

Estimation terminated at iteration number 7 because parameter estimates changed by less than .001. a.

Nilai –2 log likelihood akhir diperoleh nilai -2 log likelihood sebesar 38,030. Hal ini memungkinkan adanya hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikatnya. Selain itu pada Tabel 5 ada dua ukuran R square yaitu Cox & Snell R Square dan Nagelkerke R Square. Cox & Snell R Square menggunakan nilai makasimum kurang dari 1 sehingga sulit untuk diinterpretasikan. Nagelkerke R Square merupakan modifikasi dari Cox & Snell R Square dengan nilai yang bervariasi dari 0 sampai dengan 1. Nilai dari Nagelkerke R Square sebesar 0,775, hal ini berarti 77,50% Kecurangan Laporan Keuangandapat dipengaruhi oleh innefektive monitoring, external pressure, financial stability, financial target dan personal financial need tahun sebelumnya sedangkan sisanya sebesar 22,50% dipengaruhi oleh variable lain diluar penelitian ini.


(61)

49

Uji kemaknaan koefisien regresi secara keseluruhan (overall model) dari 5 prediktor secara keseluruhan dilakukan dengan menggunakan omnibus test of model coefficient.

Tabel 6

Omnibus Test Of Model Coefficient Omnibus Te sts of Model Coe fficients

21.637 5 .001

21.637 5 .001

21.637 5 .001

Step Block Model Step 1

Chi-square df Sig.

Hasil pengujian omnibus test of model coefficient diperoleh bahwa nilai chi square (penurunan nilai -2 log likelihood) sebesar 21,637 dengan nilai signifikan sebesar 0,001. Dengan nilai –2 Log Likelihood Value block number = 0 lebih besar dari nilai –2 Log Likelihood Value block number = 1 maka model regresi semakin baik. Dengan nilai signifikan yang lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kecurangan laporan keuangan dapat dipengaruhi oleh innefektive monitoring, external pressure, financial stability, financial target dan personal financial need tahun sebelumnya. Hal ini berarti bahwa penggunaan variable bebas dalam penelitian secara bersama-sama dapat menjelaskan terjadinya kecurangan laporan keuangan. Hasil ini menjelaskan bahwa hipotesis penelitian dapat diterima dan kecurangan laporan keuangan dapat dipengaruhi oleh innefektive monitoring, external pressure, financial stability, financial target dan personal financial need.


(1)

59

karena itu, hipotesis keempat yang menyatakan bahwa ―financial target berpengaruh positif terhadap financial statement fraud‖ diterima.

5. Hasil pengujian statistik menunjukan bahwa variabel personal financial need mempunyai pengaruh positif terhadap terjadinya financial statement fraud oleh karena itu, hipotesis kelima yang menyatakan bahwa ―personal financial need berpengaruh positif terhadap financial statement fraud‖ diterima. 5.2 Keterbatasan Penelitian dan Saran

1. Keterbatasan Penelitian

a. Populasi penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012.

b. Variabel bebas dalam penelitian ini hanya lima variabel yang dapat digunakan untuk proksi ukuran dari komponen fraud triangle tersebut.

2. Saran

a. Penelitian selanjutnya diharapkan mempertimbangkan variable bebas lain yang diduga berpengaruh terhadap terjadinya kecurangan keuangan karena hasil perhitungan menunjukan nilai dari Nagelkerke R Square sebesar 0,775 hal ini berarti 77,50% kecurangan laporan keuangan dapat dipengaruhi oleh innefektive monitoring, external pressure, financial stability, financial target dan personal financial need tahun sebelumnya sedangkan sisanya sebesar 22,5% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

b. Bagi investor hendaknya mempertimbangkan rasio arus kas bebas, karena hasil penelitian menunjukan bahwa external pressure yang diproksikan dengan rasio arus kas bebas memiliki hubungan dengan financial


(2)

60

statement fraud. Rasio arus kas bebas merupakan salah satu pengukuran kinerja perusahaan yang menunjukkan kemampuan aktiva perusahaan untuk menghasilkan laba operasi sehingga dimungkinkan terjadinya kecurangan financial yang lebih besar peluangnya.

c. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan lebih banyak menggunakan perusahaan yang menjadi sampel penelitian.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Ang, Robert, 1997, Buku Pintar: Pasar Modal Indonesia, Mediasoft Indonesia Ashari dan Santosa, Purbaya Budi (2005). Analisa Statistik dengan microscoft

Excel &SPSS. Yogyakarta: Andi Offset

Baridwan, Zaki. 2007. Intermediate Accounting. Millenium Edition. BPFE Press. Yogyakarta.

Brigham dan Houston. 2009. Fundamentals of Financial Management (Dasar- Dasar Manajemen Keuangan). Buku 1. Edisi 10. Jakarta : Salemba Empat. Committee‖. Journal of Corporate Finance, Vol.9, h. 295-316

Deegan, Craig. 2004. Environmental Disclosure and Share Price- A Discussion about Efforts to Study This Relationship. Accounting Forum. Vol.28 pp.122-136.

Defond, Mark L dan James Jiambalvo. 1994. Debt Covenant Violation and Manipulation of Accruls. Journal of Accounting and Economics/ Vol 17, January, pp. 145—176.

Effendi Arief, 2009. The Power Of Good Corporate Governance: Teori dan Implementasi. Salemba Empat: Jakarta.

Ema, Kurniawati. 2009. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Financial Statement Fraud dalam Perfekstif Fraud Triangle. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

Fajria, Riahi. 2010. Teori Akuntansi. Salemba Empat. Jakarta

FCGI, 2001. Corporate Governance: Tata Kelola Perusahaan. Edisi Ketiga, Jakarta.

Ghozali dan Chariri, 2007. Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Undip. Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivivariate dengan Program SPSS.


(4)

Hani, Clearly, dan Mukhlasin. 2008. ―Going Concern dan Opini Audit : Suatu

Studi Pada Perusahaan Perbankan di BEJ”. Simposium Nasional

Akuntansi VI, 1221 - 1233.

Harahap,S.S, 2008. Teori Akuntansi Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Haryudanto, Danang. 2011. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Tingkat Pelaporan Keuangan Pada Perusahaan Publik di Indonesia‖. Skripsi tidak dipublikasikan. Program Sarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Healy, P.M. dan Palepu, K.G. (2003). The Effect of Firm’ Financial Disclosure Strategies on Stock Prices. American Accounting Association, Accounting Horizons. Vol. 7 No. 1 (Maret): 1-11.

Hendriksen, E. S. & Van Breda, M. F. (2000). Teori Akunting Edisi Kelima, Buku Satu. Batam: Interaksa

Henny dan Murtanto, 2001. Analisis Pengungkapan Sosial pada Laporan Tahunan‖, Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, Vol. 1, No. 2 : 21-48.

Herwidayatmo, 2000, Implementasi Good Corporate Governance untuk perusahaan publik Indonesia, Usahawan No. 10 Th XXIX, Oktober

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. ED PSAK No. 01 (Revisi 2009). Salemba Empat. Jakarta.

Jensen, Michael C., dan William H. Meckling, 1976. ―Theory of The Firm: Managerial Behavior, Agency and Ownership Structure‖. Journal of Financial Economic. Vol. V 3, No.4, October, pp. 305—360.

Jin, Liauw She dan Mas’ud Machfoedz. 1998. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta‖. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 1(2).

Johan, Wahyudi. 2010. Pengaruh Pengungkapan Good Corporate Governance, Ukuran Dewan Komisaris Dan Cross-Directorship Dewan Terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi tidak dipublikasikan. Program Sarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro, Semarang.

Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta

Jones, Stewart dan R., G., Walker. 2007. Explanators of Local Government Distress. ABACUS. 43(3): 396-418.


(5)

Klein, A., 2002, Audit Commite, Board of Director, Characteristics Economics (33), pp. 375-400

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia. Jakarta. Diakses tanggal 12 Januari 2013. Lancaster, F.W. 1998. Technology and Management in Library and Information

Services. London: Library Association Publishing.

Laporan Keuangan Tahunan Diakses pada tanggal 08 Februari 2013 jam 09:10 melalui http://www.idx.co.id

Leony, Lovancy Tristanti. 2012. Analisis Pengaruh Mekanisme Governance dan Manajemen Laba Terhadap Environmental Disclosure. Skripsi tidak dipublikasikan. Program Sarjana Fakultas Ekonomika Dan Bisnis, Universitas Diponegoro, Semarang.

Lobo, Gerald J. dan Jian Zhou. 2001. Disclosure Quality And Earnings Management. Social Science Research Network Electronic Paper Collection.

Miranti L.2009. Praktik Penerapan Governance Kultural dam kaitannya dengan Manajemen Laba Terhadap Environmental Disclosure. Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 1(2).

Munawir, S, 2008. Analisa Laporan Keuangan Lanjutan. Liberty Yogyakarta. Nasuition, Widiatmojo. 2010. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal. Edisi 2.

Yayasan MPU Ajar Artha. Jakarta.

Nguyen THL, Ngoan LD, Verstegen MWA, Hendriks WH. 2010. Ensiled and dry cassava leaves and sweet potato vines as a protein source in diets for growing vietnamese Large White×Mong Cai Pigs. Asian-Aust J Anim Sci 23: 1205-1212.

Norbarani, Listiana. 2012. Pendeteksian kecurangan laporan Keuangan dengan analisis fraud Triangle yang diadopsi dalam sas no.99. Skripsi Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas Diponegoro, Semarang.

Rangan, Srinivasan. 1998. Earnings Management and the Performance of Seasoned Equity Offerings. Journal of Financial Economics. No. 50, pp. 101—112

Rezaee, Zabihollah.2002. Prevention and detection. Canada.

Roychowdhury, S., 2006, Earnings management through real activities manipulation, Journal of Accounting and Economics 42, p.335–370.


(6)

Schipper, Katherine. (1989). Comentary Katherine on Earnings Management. Accounting Horizon.

Scott, W., R. 2003. Financial Accounting Theory. Toronto Canada: Prentice-Hall. Skousen, J., Cristopher . 2008. Detecting and predicting financial statement fraud:

The effektivennes of fraud triangle and sas No. 99

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.

Sulistyanto. 2003. :Seasoned Equity Offerings: Antara Agency Theory, Windows of Opportunity, dan Penurunan Kinerja. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VI Surabaya, 16-17 Oktober, hal 131—140.

Sutrisno. 2002. Studi Manajemen Laba (Earnings Management) Evaluasi Pandangan Profesi Akuntansi, Pembentukan dan Motivasinya‖. KOMPAK. No, 5 Mei, hal 158—179.

Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga, Yogjakarta: BPFE.

Utami, Rini Pebriani, 2005. ―Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Deviden Pada Sektor Industri Manufaktur yang Terdaftar di BEI Pada Tahun 2003 s.d 2007‖, Jurnal Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

Ujiyantho, Muh. Arif dan Pramuka, B. A. 2007. Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba, dan Kinerja Keuangan. Prosiding Simposium Nasional Akuntansi 10. Makassar.

Warsidi dan Bambang Agus Pramuka. 2009, Evaluasi Kegunaan Rasio Keuangan dalam Memprediksi Perubahan Laba di Masa yang Akan Datang‖, Artikel di internet, Jurnal Akuntansi Manajemen dan Ekonomi, Vol 2:1, Http://Warssidi –akuntan.tripod.com/skripsi/skripsi.htm, akses 02 Mei 2009. Yusnita, Theodora. 2010. Corporate Governance, Environmental Performance dan

Environmental Disclosure di Indonesia. Skripsi Akuntansi Universitas Sebelas Maret. Diakses tanggal 20 Februari 2012.

Zahra, S.A., dan S. R. Das (2005), Innovation Strategy and Financial Performance in manufacturing companies: An empirical Study. Production and Operations Management 2 (I) (Winter) : 15-37


Dokumen yang terkait

Pengaruh Financial Stability, Financial Target, Personal Financial Need, Nature of Industry dan Rationalization pada Financial Statement Fraud dalam Perspektif Fraud Triangle

2 12 124

ANALISIS FRAUD TRIANGLE, MANAJEMEN LABA, ASIMETRI INFORMASI DAN SPESIALISASI AUDITOR TERHADAP FINANCIAL STATEMENT FRAUD (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2014)

0 21 25

ANALISIS FRAUD TRIANGLE, MANAJEMEN LABA, ASIMETRI INFORMASI DAN SPESIALISASI AUDITOR TERHADAP FINANCIAL STATEMENT FRAUD (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2014)

5 29 146

Pengaruh Financial Stability, Personal Financial Need, Ineffective Monitoring, Leverage, dan Pengalaman Pra Komite Audit Berpengaruh Terhadap Financial Statement Fraud dalam Persfektif Fraud Triangle pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

2 16 90

ANALISIS FRAUD TRIANGLE DALAM MENDETEKSI Analisis Fraud Triangle Dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014).

1 12 15

ANALISIS FRAUD TRIANGLE DALAM MENDETEKSI Analisis Fraud Triangle Dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014).

2 9 16

PENDAHULUAN Analisis Fraud Triangle Dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014).

0 2 14

PENDETEKSIAN FINANCIAL STATEMENT FRAUD DALAM PERSPEKTIF FRAUD DIAMOND (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2012-2014) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 14

PENGARUH FRAUD DIAMOND TERHADAP FINANCIAL STATEMENT FRAUD (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014)

1 0 15

PENDETEKSIAN FINANCIAL STATEMENT FRAUD DI INDONESIA (Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015)

0 0 15