ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (STUDI KASUS DI KABUPATEN/KOTA EKS-KARESIDENAN PEKALONGAN PERIODE 2005-2014)

(1)

ANALYSIS OF FACTORS INFLUENCING LOCAL REVENUE (PAD) (Case Study In The Regency/City of Former Residency Pekalongan

Period 2005-2014)

Oleh

HENING FITRIA SARASATI EL RANI 20120430150

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(2)

i

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

(Studi Kasus di Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan Periode 2005-2014)

ANALYSIS OF FACTORS INFLUENCING LOCAL REVENUE (PAD) (Case Study In The Regency/City of Former Residency Pekalongan

Period 2005-2014)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Ekonomi Program Studi Ilmu Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Oleh:

HENING FITRIA SARASATI EL RANI 20120430150

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016


(3)

ii

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

(Studi Kasus di Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan Periode 2005-2014)

ANALYSIS OF FACTORS INFLUENCING LOCAL REVENUE (PAD) (Case Study In the Regency/City of Former Residency Pekalongan

Period 2005-2014)

Diajukan Oleh

HENING FITRIA SARASATI EL RANI 20120430150

Telah di setujui Dosen Pembimbing

Pembimbing

Agus Tri Basuki, S.E., M.Si Tanggal 15 Juni 2016 NIK. 143 043


(4)

iii

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)

(Studi Kasus di Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan Periode 2005-2014)

ANALYSIS OF FACTORS INFLUENCING LOCAL REVENUE (PAD) (Case Study in the Regency/City of Former Residency Pekalongan

Period 2005-2014) Diajukan Oleh

HENING FITRIA SARASATI EL RANI 20120430150

Skripsi ini telah Dipertahankan dan Disahkan di depan Dewan Penguji Program Studi Ilmu Ekonomi FakultasEkonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Tanggal 25 Juli 2016

Yang terdiri dari

Dr.Imammudin Yuliadi, S.E., M.Si Ketua Tim Penguji

Agus Tri Basuki, S.E., M.Si Ahmad Ma’ruf, S.E., M.Si Anggota Tim Penguji Anggota Tim Penguji

Mengetahui Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Dr. Nano Prawoto, S.E., M.Si NIK. 19660604199202143061


(5)

iv

PERNYATAAN

Dengan ini saya,

Nama : Hening Fitria Sarasati EL Rani NomorMahasiswa : 20120430150

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul: “ANALIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) (Studi Kasus di Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan Periode 2005-2014)” tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut kan dalam Daftar Pustaka. Apabila ternyata dalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, 15 Juni 2016 Materai, 6.000,-


(6)

v

“MOTTO

SEDIKIT BICARA BANYAK BEKERJA”

Apabila anda berbuat baik kepada orang lain maka anda telah berbuat baik terhadap diri sendiri (Benyamin Franklin)

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan

beberapa derajat. Q.S Al Mujadalah:11

Ilmu itu lebih baik daripada harta, Ilmu itu menjagamu sedangkan kamu

menjaga harta, Ilmu itu hakim sedangkan harta dikenai hukum.

Harta akan berkurang karena penggunaan,

Sedangkan ilmu akan bertambah Bila digunakan.

Ali Bin Abu Thalib


(7)

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahka untuk:

 Abah Abdul Munif., S.pd yang saya hormati dan sayangi,

 Untuk Ibu Siti Rokhati yang selalu sabar dan sangat

mengerti anaknya karena kita punya telepati

 Juga untuk adik perempuan Qonita Aulia Sarasati El Rani

semoga adek menjadi wanita qonaah.

 Keluarga Besar Rumli bin Haji Mukhlis

 Keluarga Besar Nawawi bin Moch zain

 Keluarga Mbah R.Imam Dzat Mahana

 Keluarga Arya purwasandi, om dan tante siti umayah

yang membantu saya dalam proses mencari data.

 Keluarga Pak Radi abdul rahman dan Endang

Kusmijatun sekeluarga

 Dosen pembimbingku,Bapak Agus Tri Basuki, Terima

kasih untuk saran dan masukannya hingga memperlancar jalanku untuk meraih gelar Sarjana.

Teruntuk Sahabatku,

 Rakanda dan Ayunda Hizbul Whatan

 Kos Fina (Fikri Habibah, Novi Cahya, dan Retno)

 teman-teman kesayangan dari geng cantik. (teteh Siti

Muhafilah, Fitria Resqy Ananda, Kikin Nur Atikah, Yessica Rahmayni , Satiti Dyah dan kembaranya Ita )

 Keluarga gang Jalak

 Teman-teman KKN 104, 2015 UMY

 Teman-teman Ilmu Ekonomi 2012

 Faris Naufal abdan pemimpin yang baik dan

penyemangat-ku

 Almamaterku, Kampus Muda Mendunia, Universitas


(8)

vii INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten/kota Eks-Karesidenan Pekalongan. Dimana Variabel Independen adalah Pengeluaran Pemerintah, Produk Domestik Regional Bruto dan Jumlah Penduduk sedangkan variabel dependen yaitu Pendapatan Asli Daerah. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik dengan periode pengamatan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2014 yang dilakukan di Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan meliputi 7 Kabupaten/Kota yaitu: Kabupaten Batang, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal, Kota Tegal dan Kabupaten Brebes. Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi data panel model fixed Effect.

Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa variabel Pengeluaran Pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupeten/kota Eks-Karesidenan Pekalongan. Variabel Produk Domestik Regional Bruto berpengeruh positif dan signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten/kota Eks-Karesidenan Pekalongan, Sedangkan variabel jumlah penduduk tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten/Kota Eks-karesidenan Pekalongan.

Kata kunci: Pendapatan Asli Daerah, Pengeluaran Pemerintah, Produk Domestik Regional Bruto, Jumlah Penduduk.


(9)

viii ABSTRACT

This research aims to analyzing factors influencing Local original Revenue in the Regency/City of Former Residency Pekalongan in which the independent variables are the Government Expenditure, Gross Regional Domestic Product and the Total Population. Meanwhile, the dependent variable is Local original Revenue. This research uses the secondary data from the Central Bureau of Statistics during the observation period from 2005-2014 conducted at the Regency/City of Former Residency Pekalongan covering 7 regencies and cities such as Batang Regency, Pekalongan Regency, Pekalongan City, Pemalang Regency, Tegal Regency, Tegal City, and Brebes Regency. This research uses Fixed Effect model of panel regression analysis tool.

The research result shows that the Government Expenditure variable has a positive and significant influence to Local original Revenue in the Regency/City of Former Residency Pekalongan. The Gross Regional Domestic Product variable has a positive and significant influence to Local original Revenue in the Regency/City of Former Residency Pekalongan. Meanwhile, the Total Population variable has no influence to Local original Revenue in the Regency/City of Former Residency Pekalongan.

Keyword: Local Original Revenue, Gross Regional Domestic Product, Government Expenditure, Total Population


(10)

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, parasahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir zaman, amin.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana pada Program Ilmu Ekonomi Keuangan dan Perbankan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Judul yang penulis ajukan adalah “Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (Studi kasus di Kabupaten/ Kota Eks-Karesidenan Pekalongan tahun 2005-2014 )”.

Penulis mengambil topik ini dengan harapan dapat memberikan masukan bagi Pemerintah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalonganpengambilan kebijakan dan memberikan ide pengembangan bagi penelitian selanjutnya. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan dan dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

1. Abah Abdul Munif, Ibu Siti Rokhati dan adik Qonita aulia sarasati el rani yang menjadi energy dalam hidupku dan semangat agar dapat menyelesaikan studi ini.

2. Keluarga Besar Rumli dan Nawawi dengan segala do’a dan dukunganya 3. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Bapak Dr.

Nano Prawoto, S.E., M.Si yang telah memberikan kelancaran selama penulis menyelesaikan studi.

4. Bapak Agus Tri Basuki, S.E., M.Si. yang telah mem berikan saran serta bimbingannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ketua penguji Bapak Dr., Immamudin Yuliadi., S.E., M.Si dan dosen penguji Bapak ahmad Ma’ruf., S.E., M.Si


(11)

x

6. Bapak dan ibu dosen prodi Ilmu Ekonomi yang telah memberikan masukan kepada penulis dalam proses penyelesaian sekripsi ini

7. Faris Naufal Abdan motivator terbaik dan penyemangat terindah

8. Sahabat-sahabat terbaikku Siti Muhafilah, Kikin Nur atikah, Fitria Resqy, Yesika, sikembar Ira, Ita, Novi, Fikri, Retno yang memberikan aku semangat serta membantu aku dalam proses penyelesaian karya tulis ini.

9. Serta teman-teman angkatan 2012 Ilmu Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karenaitu, kritik, saran, dan pengembangan penelitian selanjutnya sangat diperlukan untuk kedalaman karyatulis dengan topik ini.

Yogyakarta, 15 Juni 2016


(12)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

INTISARI ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR . ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Batasan Masalah ... 9

C. Rumusan Masalah ... 10

D. Tujuan Penelitian ... 10

E. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

A. Landasan Teori ... 12

1. Pendapatan Asli Daerah ... 12

1.1Pajak Daerah ... 17

1.2Retribusi Daerah ... 19

1.3Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan ... 19

1.4Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah ... 20

2. Pembangunan Ekonomi Daerah ... 20

3. Hubungan Antar Variabel Terhdap PAD ... 22

a. Hubungan Pengengeluaran Pemerinta terhadap PAD... 22

b. Hubungan PDRB tehadap PAD ... 27


(13)

xii

B. Penelitian Terdahulu ... 33

C. Kerangka Pemikiran ... 36

D. Hipotesis ... 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 38

A. Objek/Subjek Penelitian ... 38

B. Jenis dan sumber data ... 38

C. Teknik Pengumpulan Data ... 39

D. Definisi Operasional Variabel ... 39

E. Alat Analisis ... 40

F. Model Penelitian ... 40

G. Uji Kualitas Data ... 41

1.Uji Asumsi Klasik ... 41

a. Uji Multikolinieritas... 41

b. Uji Heteroskedastisitas ... 42

H. Uji Hipotesis dan Analisis Data Panel ... 43

1. Metode Common Effect ... 44

2. Metode Fixed Effect ... 44

3. MetodeRandom Effect ... 45

4. Uji Pemilihan Model Terbaik ... 46

5. Uji Parameter Model ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Gambaran Umum Wilayah Eks-Karesidenan Pekalongan ... 52

B. Letak geofrafis Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan ... 53

1. Kabupaten Batang ... 53

2. Kabupaten Pekalongan ... 53

3. Kota Pekalongan ... 54

4. Kabupaten Pemalang ... 55

5. Kabupaten Tegal ... 56

6. Kota Tegal ... ... 56

7. Kabupaten Brebes ... ... 57


(14)

xiii

D. Gambaran Umum Variabel Penelitian . ... 61

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD). ... 61

2. Pengeluaran Pemerintah . ... 62

3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). ... 64

4. Jumlah Penduduk . ... 66

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 69

A. Uji Kualitas Data ... 69

1. Uji Multikolinearitas ... 69

2. Uji Heteroskedastisitas ... 69

B. Analisis Pemilihan Model Terbaik ... 70

1. Uji Chow ... 71

2. Uji Hausman ... 71

C. Hasil Regresi ... 72

D. Hasil Estimasi Model Data Panel ... 73

E. Uji Statistik ... 76

1. Koefisien Determinasi ... 76

2. Uji F ... 77

3. Uji T ... 77

F. Pembahasan ... 79

BAB VI SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN ... 89

A. Simpulan ... 89

B. Saran ... 90

C. Keterbatasan Penelitian ... 92 DAFTAR PUSTAKA


(15)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 PAD Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan 2012-2014 ... 3

Tabel 1.2 Pengeluaran Pemerintah Kabupaten/Kota Eks-karesidenan Pekalongan Tahun 2012-2014 ... 5

Tabel 1.3 Produk Domestik Regional Bruto menurut Lapangan Usaha atas Dasar Harga Konstan 2010 Eks-kareridenan Pekalongan 2010-2014 ... 6

Tabel 1.4 Jumlah Penduduk ... 8

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 33

Tabel 4.1 Sektor Potensial Eks-Karesidenan Pekalongan ... 58

Tabel 4.2 Pendapatan Asli Daera (PAD) Eks-Karesidenan Pekalongan Periode 2005-2014 ... 61

Tabel 4.3 Realisasi Belanja Pemerintah Eks-Karesidenan Pekalongan Periode 2012-2014 ... 63

Tabel 4.4 Produk Dometik Regional Bruto menurut lapangan usaha atas dasar harga kostan tahun dasar 2010 Eks-Karesidenan Pealongan Periode 2012-2014 ... 65

Tabel 4.5 Jumlah Penduduk Eks-Karesidenan Pekalongan Periode 2005-2014… 67 Tabel 5.1 Hasil Uji Multikolinearitas ... 69

Tabel 5.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 70

Tabel 5.3 Hasil Uji Chow... 71

Tabel 5.4 Hasil Uji Hausman ... 72

Tabel 5.5 Hasil Estimasi Common Effect, Fixed Effect dan Random Effect ... 72

Tabel 5.6 Hasil Estimasi Model Fixed Effect... 73

Tabel 5.7 Hasil Uji T ... 77


(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hubungan Jumlah Penduduk dan Pendapatan. ... 32 Gambar 2.2 Skema hubungan PAD dengan Variabel yang mempengaruhinya .... 36


(17)

(18)

(19)

vii

Pekalongan. Diman variabel independen adalah Pengeluaran Pemerintah, Produk Domestik Regional Bruto dan Jumlah Penduduk sedangkan variabel dependen yaitu Pendapatan Asli Daerah. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik dengan periode pengamatan dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2014 yang dilakukan di Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan meliputi 7 Kabupaten/Kota yaitu: Kabupaten Batang, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal, Kota Tegal dan Kabupaten Brebes. Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi data panel model fixed Effect.

Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa variabel Pengeluaran Pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupeten/kota Eks-Karesidenan Pekalongan. Variabel Produk Domestik Regional Bruto berpengeruh positif dan signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten/kota Eks-Karesidenan Pekalongan, Sedangkan variabel jumlah penduduk tidak berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten/Kota Eks-karesidenan Pekalongan.

Kata kunci: Pendapatan Asli Daerah, Pengeluaran Pemerintah, Produk Domestik Regional Bruto , Jumlah Penduduk.


(20)

viii

independent variables are the Government Expenditure, Gross Regional Domestic Product and the Total Population. Meanwhile, the dependent variable is Local original Revenue. This research uses the secondary data from the Central Bureau of Statistics during the observation period from 2005-2014 conducted at the Regency/City of Former Residency Pekalongan covering 7 regencies and cities such as Batang Regency, Pekalongan Regency, Pekalongan City, Pemalang Regency, Tegal Regency, Tegal City, and Brebes Regency. This research uses Fixed Effect model of panel regression analysis tool.

The research result shows that the Government Expenditure variable has a positive and significant influence to Local Original Revenue in the Regency/City of Former Residency Pekalongan. The Gross Regional Domestic Product variable has a positive and significant influence to Local Original Revenue in the Regency/City of Former Residency Pekalongan. Meanwhile, the Total Population variable has no influence to Local Original Revenue in the Regency/City of Former Residency Pekalongan.

Keyword: Local Original Revenue, Gross Regional Domestic Product, Government Expenditure, Total Population


(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pelaksanaan Otonomi Daerah yang di jalankan oleh pemerintahan Indonesia menjadikan adanya paradikma yang baru terhadap sistem pemerintahan sentralisasi menjadi sistem pemerintahan desentralisasi, adanya sebuah perbedaan dimana pemerintah pusat memberikan keleluasaan yang lebih kepada pemerintah daerah untuk membangun daerah yang otonom dan bertanggungjawab mengatur serta mengawasi apa yang menjadi kepentingan masyarakat setemapat sesuai dengan kondisi serta potensi yang ada.

Dalam sistem otonomi daerah, ada tiga prinsip menurut UU No.23 Tahun 2014 yaitu desentralisasai, dekonsentrasi, dan tugas pembantu. Desentralisasi adalah penyerahan urusan pemerintah oleh pemerintah pusat kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah berdasarkan asas otonomi, Dekonsentrasi adalah pelimpahan sebagian urusan pemerintah yang menjadi kewenangan pemerintah pusat kepada gubernur sabagai wakil pemerintah pusat, kepada instansi vertikal di wilayah tertentu, dan/atau kepada gubernur dan bupati/ walikota sebagai penanggung jawab urusan pemerintah umum. Sedangkan tugas pembantu adalah penugasan dari pemerintah pusat dengan pemenitah daerah otonom untuk melaksanakan tugas tertentu


(22)

Salah satu bentuk kewenangan yang di berikan pemerintah secara penuh terhadap daerah otonom untuk mengelola daerahnya dalam berbagai aspek diantaranya adalah aspek keuangan yang diantur dalam UU No.12 Tahun 2008, tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat deangan pemerintah daerah maka daerah memiliki tanggungjawab untuk memenuhi kebutuhanya masing masing dalam membiayai rumah tanganya sediri serta untuk pembangunan yang berkelanjutan. Ciri utama kemandirian suatu daerah dapat di lihat dari keuangan daearah dimana kemampuan daerah mengelola keuangan daerah artinya daerah otonom harus meiliki kewenangan dan kemampuan untuk menggali sumber-sumber keuanganya sendiri, mengelola dan menggunakan keuangan sendiri yang memadai untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerahnya (Aryanti, 2015)

Pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang di pisahkan, dan lain-lain PAD yang asli, yang bertujuan untuk memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai perwujudan asas desentralisasi (Sutedi, 2009).

Bentuk sumber-sumber penerimaan daerah menurut Undang-undang No.23 tahun 2014 pasal 285 menyebutkan bahwa sumber-sumber pemerintah daerah dalam rangka meyelenggarakan otonomi daerah bersumber dari pendapatan asli daerah (PAD), dana transfer, lain-lain pendapatan yang di tetapkan oleh pemerintah. Jadi Pendapatan Asli Daerah merupakan salah satu pendapatan daerah yang diperoleh daerah, yang dipungut berdasarkan peratura


(23)

daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam bentuk pemungutan pajak daerah, retribusi daerah, hasil kekayaan daerah yang di pisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

Sumber dana yang di dapatkan pemerintah diharapkan dapat membiayai penyelengaraan kegiatan pemerintah daerah. Semakin banyak kebutuhan yang dapat di biayai oleh pendapatan asli daerah (PAD) maka semakin tinggi tingkat kualitas ekonomi daerah, sehingga dapat di katan mandiri dalam bidang keuangan daerah dan semakin menurun tingkat ketergantungan terhadap pemerintah pusat.

Berikut ini adalah Pendapatan Asli Daerah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan tahun 2012 sampai 2014:

TABEL 1.1

Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan tahun 2012-2014 (Juta Rupiah )

Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Tengah.

Dalam tebel 1.1 menunjukan adanya perbedaan pendapatan yang di terima setiap Kabupaten dan pada setiap tahunya memiliki berbedaan kontribusi yang

No Kabupaten / Kota Tahun

2012 2013 2014

1 Kab.Batang 84.720,05 139.634,47 172.638,22 2 Kab.Pekalongan 114.793,36 148.550,93 153.761,07 3 Kota.Pekalongan 91.205,78 114.252,43 144.075,42 4 Kab.Pemalang 97.951,20 136.362,28 117.133,68 5 Kab.Tegal 118.741,62 156.244,86 180.429,99 6 Kota.Tegal 156.663,02 176.377,35 166.143,02 7 Kab.Brebes 101.806,85 135.055,40 153.413,78 Jumlah 765.881,88 1.006.477,72 1.087.595,18


(24)

berbeda-beda untuk Provinsi Jawa Tengah. Dari tujuh Kabupaten/Kota yang ada di wilayah administrasi Eks-Karesidenan Pekalongan pada tahun 2014 yang memiliki kontribusi terbesar Kota Tegal 180.429,99 juta rupiah kemuadian di ikuti oleh Kabupaten Batang 172.638,22 Juta rupiah bila di lihat dari keseluruhan Pendaptan Asli Daerah di Kabupaten/Kota tersebut pendapatan daerah setiap Kabupaten meningkat pada setiap tahunya pada tahun 2014 jumlah Pendapatan Asli Daerah dari tujuh Kabupaten dan Kota Eks-Karesidenan Pekalongan 1.087.595,18 juta rupiah.

Pengeluaran pemerintah mencerminkan kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Apabila pemerintah telah menerapkan suatu kebijakan untuk membeli barang atau jasa, sehingga mencermain biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah untuk melaksanakan kebijakan tesebut.Keterlibatan pemerintah dalam pembangunan daerah baik secara katalisator dan fasilitator, yang membutuhkan saran dan fasilitas pendukung termasuk anggaran belanja dalam rangka pembangunan yang berkesinambungan.

Seluruh Belanja daerah merupakan bentuk dari pengeluaran pemerintah yang di keluarkan untuk kepentingan admistrasi pembangunan dan bagai untuk pembangunan infastuktur yang berguna untuk pembangunan suatu daerah. Pengeluaran Pemerintah yang tinggi akan meningkatkan kegiatan ekonomi, dengan meningkatnya kegiatan akan menambah aliran penerimaan pemerintah melaui Pendapatan Asli Daerah yang meningkat.

Berikut ini adalah pengeluaran pemerintah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan tahun 2012-2014 yaitu :


(25)

TABEL 1.2

Pengeluaran pemerintah di Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan tahun 2012-2014(Juta rupiah)

Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Tengah.

Tabel 1.2 Pengeluran Pemerintah yang di dalamnya terdapat jumlah total dari belanja daerah yang di lakukan oleh setiap Kabupaten di Eks-Karesidenan Pekalongan. Dapat di lihat pada table 1.2 pengeluaran pemerintah setiap Kabupaten/Kota di Eks-Karesidenan Pekalongan secara keseluruhan mengalami peningkatan pada setiap tahunya sesuai dengan kebutuhan fisakalnya. Dari tujuh Kabupaten dan Kota yang ada di Eks-Karesidenan Pekalongan pada tahun 2012 dengan jumlah pengeluran pemerintah yang di keluarkan sebesar 6.517.585,25 juta rupiah dengan kontribusi terbesar dari Kabupaten Pemalang dengan pengeluaran pemerintah sebesar 1.196.452,99 juta rupiah dengan Secara keseluruhan jumlah pengeluaran pemerintah di Eks-Karesidenan Pekalongan pada tahun 2014 dengan jumlah 9.367.898,46 juta rupiah dengan kontribusi terbesar Kabupaten Brebes sebesar 1.967.168,02 juta rupiah.

No Kabupaten / Kota

Tahun

2012 2013 2014

1 Kab.Batang 900.156,85 1.067.421,67 1.212.281,05 2 Kab. Pekalongan 1.047.328,47 1.267.350,68 1.352.531,84 3 Kota Pekalongan 561.670,82 664.174,35 762.120,36 4 Kab.Pemalang 1.196.452,99 1.477.106,03 1.615.810,65 5 Kab.Tegal 1.347.470,91 1.531.862,43 1.714.887,40 6 Kota tegal 585.687,29 673.040,14 743.099,14 7 Kab.Brebes 1.440.489,25 1.661.266,20 1.967.168,02 Jumlah 6.517.585,25 8.342.221,50 9.367.898,46


(26)

Bagi suatu daerah indikator lain untuk melihat suatu keberhasilan otonomi daerah berupa pembangunan daerah yang telah di capai dan berguna untuk menentukan keputusan dimasa yang akan datang yaitu dengan cara melihat laju pertumbuhan ekonomi yang dapat dilihat dari besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Meningkatnya PDRB dapat meningkatkan penerimaan pemerintah untuk membiayai program-program pembangunan. Selanjutnya akan meningkatkan pelayanan pemerintah daerah kepada masyarakat yang di harapkan akan dapat meningkatkan produktifitas. Berikut ini adalah Produk domestik regional bruto Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan tahun 2012-2014 yaitu :

TABEL 1.3

Produk Domestik Regional Bruto di Kabupaten/KotaEks-Karesidenan Pekalongan tahun 2012-2014 ( juta rupiah)

No Kabupaten / Kota Tahun

2012 2013 2014

1 Kab.Batang 10.488.456,6 11.101.126,7 11.690.342,1 2 Kab. Pekalongan 11.354.849,9 12.034.805,4 12.627.134,3 3 Kota Pekalongan 5.151.813,5 5.456.187,0 5.755.282,2 4 Kab.Pemalang 12.477.235,2 13.166.859,4 13.893.576,3 5 Kab.Tegal 16.912.249,7 18.053.605,0 18.995.755,7 6 Kota tegal 7.650.479,5 8.067.375,7 8.473.076,1 7 Kab.Brebes 22.482.262,6 23.823.556,9 25.091.713,2

Jumlah 86.517.347,2 91.703.516,3 96.526.880,2 Sumber : Badan pusat Statistik Jawa Tengah.

Tabel 1.3 menunujukan besarnya Produk Domestik Regional Bruto yang di dapat oleh Eks-Karesidenan Pekalongan yang di dalamnya ada lima Kabupaten


(27)

daerah dan dua Kota. pada tahun 2012 Kabupaten Brebes mendapatkan PDRB tetinggi dari kabupten dan Kota lainya sebesar 22.482.262,6 juta rupiah di ikuti oleh Kabupaten Tegal sebesar16.912.249,7 juta rupiah dan pada tahun 2012 Eks-Karesidenan Pekalongan mendapatkan 86.517.347,2 juta rupiah dan mengalami kenaikan setiap tahunya. Begitu pula pada tahun 2014 Kabupeten Brebes mempunyai PDRB yang tinggi setiap tahunya tertinggi diantara Kabupaten yang lainya sebesar 25.091.713,2 juta rupiah dikuti oleh Kabupaten Tegal Rp18.995.755,7 juta lalu Kabupaten Pemalang 13.893.576,3 juta rupiah, Kabupaten Pekalongan 12.627.134,3 juta rupiah Kabupaten Batang 11.690.342,11 juta rupiah Kota Tegal Rp 8.473.076,1 juta dan yang terahir Kota Pekalongan 5.755.282,2 juta rupiah dan jumlah total PDRB pada tahun 2014 sebesar 96.526.880,2 juta rupiah.

Selain Pengeluran Pemerintah dan PDRB, Jumlah Penduduk juga mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah. Jumlah Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau seseorang yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap(Badan pusat statistik). Penduduk Merupakan sumberdaya manusia yang pertisipasinya diperlukan agar pelaksanaan hasil-hasil perencanaan pembangunan dapat berjalan dengan baik.

Pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat meningkatkan output melalui penambahan tingkat ekspansi pasar baik pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri (Santosa dan Rahayu, 2005).


(28)

Meningkatnya Jumlah penduduk tinggi dengan diiringi perubahan teknologi akan mendorong tingkat tabungan serta peningkatan skala ekonomi. Berikut ini Jumlah Penduduk di Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan :

Table 1.4

Jumlah Pendudukdi Kabupaten/Kota karesidenan Pekalongan Tahun 2000-2014

No Kabupaten / Kota Tahun

2000 2010 2014

1 Kab.Batang 658321 706764 736397 2 Kab. Pekalongan 795004 838621 867573 3 Kota Pekalongan 280814 281434 293704 4 Kab.Pemalang 1235706 1261353 1284236 5 Kab.Tegal 1374382 1394839 1420132 6 Kota tegal 236038 239599 244998 7 Kab.Brebes 1689011 1733869 1773379

Jumlah 6269276 6456479 6620419

Sumber : Badan pusat Statistik Jawa Tengah.

Dari tabel 14 dapat di lihat jumlah penduduk dari lima belas tahun terakhir mengalami kenaikan cukup stabil pada tiap tahunya. Pada tahun 2000 dengan jumlah 6.269.276 jiwa dengan jumlah penduduk terbanyak Kabupaten Brebes dengan jumlah penduduk 1.689.011 jiwa dan pada tahun 2010 dengan jumlah 6.456.479 jiwa selanjutnya pada tahun 2014 dengan jumlah 6.620.419 jiwa.

Kabupaten/Kota yang ada di wilayah Eks-Karisedenan Pekalongan yang terdiri dari Tujuh Kabupaten/Kota yaitu : Kabupeten Brebes, Kabupeten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal, Kota Tegal dan Kabupeten Brebes sebagai objek penelitian karena setiap


(29)

Kabupaten/Kota di Eks-Karesidenan Pekalongan memiliki berbagai macam kebudayaan dan ciri khas masing-masing mulai dari pariwisata, perdangan serta sumber daya alam yang berbeda sehingga berpotensi menghasilkan penerimaan daerah yang besar, serta dalam setiap tahunya ada pengeluaran pemerintah yang harus di keluarkan pemerintah untuk membiayai programkerja pemerintah untuk membangun daerah otonomi sebagai bentuk pelayanan masyarakat. adanya PDRB, dan jumlah penduduk terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Berdasarkan Uraian diatas terkait dengan berbagai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD), maka penulis merasa tertarik untuk meneliti Pendapatan Asli Daerah di Eks-Karesidenan Pekalongan dengan menjadikanya dalam hasil karya ilmiyah yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) (studi kasus di Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan Tahun 2005- 2014)”

B. Batasan Masalah

Untuk mengarahkan pembahasan penelitain penulis membatasi ruang lingkup permasalahan penelitian agar tidak menyimpang adapun batasan masalah sebagai berikut :

1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi PAD (Pendapatan Asli Daerah) dengan menurunkan beberapa faktor yang mempengaruhinya adalah Pengeluaran pemerintah, PDRB (Produk Domestik Regional Bruto), dan Jumlah penduduk.


(30)

2. Penelitian ini hanya di lakukan di Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan yang terdiri dari Kabupaten Batang, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal, Kota Tegal dan Kabupaten Brebres.

3. Penelitian ini hanya di lakukan Pada tahun 2005-2014 C. Rumusan Masalah Penelitian

1. Apakah Pengeluaran Pemerintah daerah berpengaruh terhadap PAD (Pendapatan Asli daerh) di Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan? 2. Apakah PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) berpengaruh terhadap

PAD (Pendapatan Asli Daerah) di Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan?

3. Apakah jumlah penduduk berpengaruh terhadap PAD (Pendapatan Asli Daerah) di Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari di adakanya penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Menganalisis pengaruh faktor Pengeluran Pemerintah terhadap PAD (Pendapatan Asli Daerah) di Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan 2. Menganalisis pengaruh faktor PDRB (Produk Domestik Regional Bruto)

terhadap PAD (Pendapatan Asli Daerah) di Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan

3. Menganalisis pengaruh faktor jumlah penduduk terhadap PAD (Pendapatan Asli Daerah) di Kabuapten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan.


(31)

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut : 1. Bagi pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemerintah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan dalam menentukan kebijakan pemerintah terutama bidang ekonomi mengenai faktor apa yang berpengaruh besar terhadap pendaptan daerah.

2. Bagi Akademisi, Hasil Penelitian ini di harapkan menambah literature dan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan penelitian selanjutnya.

3. Bagi penulis,

Hasil penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi penulis untuk menerapkan ilmu penegtahuan yang di dapat selama kuliah, dengan demikian penulis dapat mengetahui kondisi lapang dan dapat membandikan dengan teori-teori yang didapat semasa kuliah.


(32)

12

Dalam bab ini mencakup landasan teori-teori yang berkaitan tentang PAD (Pendapatan Asli Daerah), Pengeluran Pemerintah, PDRB (Produk Domestik Regional Bruto), dan Jumlah penduduk. Menguraikan penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini dengan demikian dapat menurunkan hipotesa, dan model penelitian.

A. Landasan teori

1. Konsep dan Pengertian Pendapatan Asli Daerah

Menurut UU No.23 tahun 2014 yang di maksud otonomi daerah adalah otonomi daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus sediri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Kewenangan otonomi daerah adalah keseluruhan kewenangan penyelenggaraan pemerinthaan, seperti rencana, perizinan, dan pelaksanaan, kecuali kewenangan dibidang-bidang pertahanan keamanan, peradilan, politik luar negeri, kebijakan moneter/fiskal dan agama serta kewenangan lainya yang di atur oleh peraturan perundangan yang lebih tinggi. Penyelenggaraan otonomi daerah tingkat provinsi meliputi kewenangan-kewenangan lintas Kabupaten/kota serta kewenangan di bidang pemerinthan lainya (Suparmoko,2000 dalam Kusrini, 2015).


(33)

Adanya kemandirian pengelolaan suatu pemerintahan, daerah otonom di tuntut untuk mandiri dalam menjalankan roda perekonomian dengan baik dan dapat memenuhi segala kebutuhan belanja yang diperlukan oleh pemerintah dengan menggali sumber-sumber pendapatan daerah, suatu daerah dikatakan sukses dalam menjalankan otonomi daerah apabila dapat mengurangi tingkat ketergantungan terhadap pemerintah pusat.

Oleh karena itu pemerintah daerah harus bijak dalam mengelola kuangan daerah sendiri, untuk mendapatkan dana untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah daerah untuk pembangunan daerah dan semakin banyaknya pembangunan daerah di harapkan meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah untuk mendapatkan kesempatan kerja. Selain itu keuangan daerah satu tolak ukur suatu daerah yang sukses menjalankan otonomi daerah. Dengan demikian pemerintah daerah menggali berbagai potensi daerah untuk meningkatkan sumber pendapatan daerah.

Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 pasal 285 sumber-sumber pendapatan daerah terdiri dari :

a. Pendapatan Asli Daerah yang selanjutnya disebut PAD, yaitu: 1) pajak daerah

2) retribusi daerah

3) hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan 4) lain-lain PAD yang sah

b. pendapatan transfer


(34)

a) dana perimbangan (1) DBH yang terdiri dari:

(a) pajak

i. pajak bumi dan bangunan (PBB)

ii. PPh Pasal 25 dan Pasal 29 wajib pajak orang pribadi dalam negeri dan PPh Pasal 21

(b) cukai

i. cukai hasil tembakau sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

(c) sumber daya alam

i. penerimaan kehutanan yang berasal dari iuran hak pengusahaan hutan (IHPH), provinsi sumber daya hutan (PSDH) dan dana reboisasi yang dihasilkan dari wilayah Daerah yang bersangkutan

ii. penerimaan pertambangan mineral dan batubara yang berasal dari penerimaan iuran tetap (landrent) dan penerimaan iuran eksplorasi dan iuran eksplorasi (royalty) yang dihasilkan dari wilayah Daerah yang bersangkutan iii. penerimaan Negara dari sumber daya alam pertambangan

minyak bumi yang dihasilkan dari wilayah Daerah yang bersangkutan


(35)

iv. penerimaan Negara dari sumber daya alam pertambangan gas bumi yang dihasilkan dari wilayah Daerah yang bersangkutan; dan

v. penerimaan dari panas bumi yang berasal dari penerimaan setoran bagian Pemerintah Pusat, iuran tetap dan iuran produksi yang dihasilkan dari wilayah daerah yang bersangkutan

(2) DAU (3) DAK

b) dana otonomi khusus c) dana keistimewaan d) dana Desa

2) transfer antar-Daerah terdiri atas a) pendapatan bagi hasil

b) bantuan keuangan

c. lain-lain pendapatan yang ditetapkan Pemerintah

Pendapatan Asli Daerah merupakan bagian dari pendapatan daerah yang mengandung artian bahwa Menurut UU No.23 tahun 2014 Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang di peroleh daerah dan di pungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan Pendapatan Asli Daerah berupa pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengeloaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.


(36)

Pendapatan Asli Daerah merupakan Pendapatan Asli Daerah sendiri yang terdiri dari hasil pajak, retribusi daerah, pendapatan dari dinas-dinas, BUMN dan lain-lain, dihitung dalam ribuan rupiah per tahun. (Santoso dan Rahayu, 2005).

Menurut Mardiasmo (2002:80) Pendapatan Asli Daerah adalah suatu pendapatan yang menunjukan suatau kemampuan daerah menghimpun sumber-sumber dana untuk membiayai kegiatan rutin maupun pembangunan. Jadi pengertian Pendapatan Asli Daerah dapat dikatan sebagai pendapatan rutin dari usaha-usaha pemerintah daerah dalam memanfaatkan potensi-potensi sumber keuanagan daerahnya untuk membiayai tugas dan tanggungjawabnya.

Kontribusi PAD dalam anggaran dan belanja daerah (APBD) merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat kemandirian suatu daerah otonom tingkat kemandirian suatu daerah otonom diukur melalui seberapa besar peranan PAD dalam membiayai dalam pengeluran daerah. Semakin besar kontribusi PAD pada APBD maka dapat dikatakan semakin tinggi tingkat kemandirian daerah. (Lubnan Pahal B, 2015)

Pendapatan Asli Daerah merupakan salah satu sumber pembelanjaan daerah, jika Pendapatan Asli Daerah meningkat maka dana yang dimiliki oleh pemerintah daerah akan lebih banyak dan tingkat kemandirian daerah akan meningkat juga, sehingga pemerintah daerah akan memiliki kesempatan yang tinggi untuk membangun perekonomianya (Tambunan, 2006 dalam jolianis ,2012).


(37)

Berikut ini merupakan berbagai Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah teridi dari :

1. Hasil pajak daerah/Regional Taxes

2. Hasil retribusi Daerah/ Receipt for Service 3. Hasil pengelolaan Kekayaan daerah yang sah 4. Lain- lain pendaptan daerah yang di pisahkan 1.1Pajak Daerah

Pajak daerah menurut undang-undang No.28 tahun 2009 adalah kontribusi wajib kepada daerah yang berurutan oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak memberikan imbalan secara langsung dan di gunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pajak daerah dan retribusi darah merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang penting guna membiayai pelaksanaan pemerintahan daerah

Beriku ini yang termasuk dalam pajak daerah yaitu : a) Pajak Hotel

b) Pajak Restoran dan rumah makan c) Pajak Hiburan

d) Pajak Reklame

e) Pajak penerangan jalan

f) Pajak Pengambilan Bahan Galian golongan C

g) Pajak pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan h) Pajak Parkir


(38)

Pajak dapat di kelompokna atas sifat atau ciri tertentu pada setiap pajak, sehingga menjadi berbagai golongan dan sifatnya (Waluyo dan Ilyas,2002:11 dalan Ema, 2015)

1) Pembagian berdasarkan golongan

a. Pajak langsung adalah : pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepihak lain, tetapi harus tetap menadi bebabn langsung waib pajak yang bersangkutan. Pajak ini dikenakan secara berulang- ulang pada waktu tertentu berdasarkan ketetapan waktu.contohnya pajak penghasilan.

b. Pajak tidak langsung adalah : pajak yang dipembebanannya dapat dilimpahkan kepihak lain dan pajak ini tidak dipungut secara periodik tetapi hanya apabila terjadi peristiwa tertentu, contonya pajak pertambahan nilai

2) Pembagian menurut sifatnya

a) Pajak Subjektif contohnya pajak pengahasilan

b) Pajak Objektif adalah Pajak pertambahan nilai, pajak kendaraan bermotor, dan pajak penjualan atas barang mewah

3) Pajak Menurut Pemungutannya

a) Pajak Pusat adalah : yang di pungut oleh pemerintah pusat dan di gunakan untuk pembiayaan rumah tangga Negara.

b) Pajak Daerah adalah : pajak yang di pungut oleh pemerintah daerah dan di guakan untuk membiayai rumah tangga daerah.


(39)

1.2Retribusi Daerah

Retribusi Daerah menurut Undang-Undang No.28 tahun 2008 adalah pemungutan daerah sabagai pembayaran atas jasa atau pemebrian izin tertentu yang khusus di sediakan atau di berikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan atau badan.

Macam-macam Reribusi daerah menurut UU No.28 :

a. Retribusi jasa umum adalah pelayanan yang disediakan atau di berikan pemerintah daerah untuk tuuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh oaring pribadai atau badan.

b. Retribusi jasa usaha adalah pelayanan jasa yang disediakan oleh pemerintah daerah menganut prinsip komersil karena pada dasarnya dapat pula disediakan oleh sektor swasta.

1.3Hasil Kekayaan daerah yang dipisahkan

Pengelolaan Kakayaan yang pisahkan jenis penerimaan ini menurut strategi meningkatkan pendapatan daerah di antaranya adalah bagi laba, devident dan penjualan saham milik daerah. Pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan merupakan bagian dari laba badan usaha milik Negara (BUMD) yang terdiri dari laba bank pembangunan daerah dan bagian laba BUMD lainya (Ema, 2013).

Badan usaha yang mencakup dalam berbagai aspek baik pelayanan pemberian jasa terhadap masyarakat, pengadaan kemanfaatan umum ini memberikan sumbangan ekonomi daerah yang seluruhnya yang harus dilaksakan berdasarkan asas-asas ekonomi perusahaan yang sehat.


(40)

1.4Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang sah

Lain-Lain PAD yang sah menurut Soelarno (1990) dalam Ali chakim (2011) adalah hasil daerah yang di peroleh dari hasil hasil usaha perangkat pemerintah daerah dan buka hasil kegiatan dan pelaksaan tugas , juga buka merupakan hasil pelaksanaan kewenanagan perangkat pemerintah daerah yang bersangkutan. Merupakan sumber yang buka dari pajak daerag, bukan hasil retribusi daerah juga buka hasil perusahaan daerah.

Pendapatan Asli Daerah yang selain pajak, retribusi daerah, dan Pendapatan Asli Daerah yang dipisahkan. Lain-lain Pendapatan Asli DaerahPendapatandaerah yang meliputi hasil penjualan aset daerah yang tidak dapatdipisahkan, penerimaan jasa giro, pendapatanbunga, penerimaan ganti rugi atas kekayaan daerah (TGR), komisi, potongan dan keuntungan selisih nilai tukar rupiah, denda keterlambatan pelaksanaan pekerjaan, denda pajak, denda retribusi, hasil eksekusi atas jaminan, pendapatan dari pengembalian, fasilitas sosial dan fasilitas umum, danbentuk lain sebagai akibat penjualandan atau pengadaan barang dan ataujasa oleh daerah.

2. Pembangunan Ekonomi Daerah

Pembangunan Ekonomi Daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya-sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola peikiran anatar pemerintah darah dengan sektor swasta, untik menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (Pertumbuhan ekonomi) dala wilayah tersebut. Pembanguanan ekonomi adalah usaha untuk meningkatkan taraf


(41)

hidup suatu bangsa yang diukur dengan tinggi dan rendahnya pendapatan riil perkapita dimana pembangunan ekonomi meningkatkan pendapatan riil nasonal juga meningkatkan produktivitasnya (Arsyad, 1999)

Pertumbuhan ekonomi menunjukan sejauh mana aktivitas perekonomian yang akan menghasilkan tambahan pendapatan masyarakat pada suatu periode tertentu. Diharapkan akan ada aktivitas ekonomi dimana faktor-faktor produksi akan diolah yang akan menghasilkan output, dan menjadikan suatu proses balasan jasa. Dengan demikian akan mingkatkan pendapatan yang diperoleh masyarakat dan meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan produktivitas. Dengan demikan pemerintah daerah menyiapkan perencanaan yang matang dalam jangka pendek maupun jangka panjang guna memperbaiki serta dapat meningkatkan sumber daya yang dimiliki oleh daerah sehingga terjadinya pembangunan daerah yang disertai dengan pertumbuhan.

Teori Harrod-domar dalam teori menjelaskan bahwa pertumbuhan ekonomi ini ditentukan oleh besarnya tingkat tabungan dan investasi. Dimana jika tingkat tabungan rendah dan investasi maka pertumbuhan ekonomi akan rendah begitupula sebaliknya.

Dimana dalam mingkatkan Pendapatan Asli Daerah perintah dapat mengelola dari sumber daya alam yang dimilki sehingga mebambah pendapatan daerah. Pengeluaran pemerintah dalam bentuk investasi meruapakan bentuk pembangunan daeah.


(42)

Toeri Ekonomi klasik memandang bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu : jumlah penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam serta tinkat teknologi yang di gunakan. Menurut Adam Smith dalam (lincolin Arsyad, 1999) Penambahan jumlah penduduk yang tinggi di iringi dengan perubahan teknologi akan mendorong tabungan dan juga penggunaan skala ekonomi di dalam produksi. Penambahan penduduk merupakan suatu hal yang di butuhkan dan bukan suatu masalah, melaikan sebagai unsure penting yang dapat memacu pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.

3. Hubungan antar Variabel terhadap Pendapatan asli Daerah

a. Hubungan Pengeluaran pemerintah dengan Pendapatan Asli Daerah Pengeluran pemerintah dalam Pendagri No.13 tahun 2006 Pasal 18 penegeluaran pemerintah terdiri dari belanja daerah dan pengeluran pembiayaan daerah. Belanja daerah merupakan perkiraan beban pengeluaran daerah yang di alokasikan secara adil dan merata agar dapat di nikmati oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi, khususnya dalam pemberian pelayanan umum.

Belanja daerah meliputi semua pengeluaraan dari rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana. Serta pembiayaan daerah meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau untuk memanfaatkan surplus belanja pemerintah meliputi belanja tidak langsung dan belanja langsung. Kolompok belanja tidak langsung merupakan belanja yang di


(43)

anggarkan tidak terkaitan secara langsung dengan pelaksanaan program yang termasuk belanja tidak langsung :

a) Belanja pegawai b) Belanja bunga c) Belanja subsidi d) Belanja hibah e) Bantuan sosial f) Belanja bagi hasil g) Bantuan keuangan h) Belanja tidak terduga.

Pengeluran pemerintah mecerminkan kebijakan pemerintah yang di ambilnya. Apabila pemerintah memutuskan kembali barang dan jasa, pengeluaran pemerintah mencerminkan baiaya yang harus di keluarkan oleh pemerintah untuk melaksanakan kebijakan tersebut. (Purbayu dan Retno,2005) menjelaskan ada tiga pos utama dalam pengeluaran pemerintah :

1. Pengeluaran untuk pembelian barang dan jasa. 2. Pengeluaran pemerintah untuk gaji pegawai. 3. Pengeluaran pemerintah untuk transfer payment.


(44)

Dalam teori makro mengenai pengembangan pengeluaran meperintah oleh para ahli ekonomi dapat digolongkan kedalam tiga golongan yaitu (Guritno,1994;169 ) dalam (santoso dan Rahayu,2005)

1. Model Pembangunan

Model yang dikembangkan oleh Rostow dan Musgraf menghubungkan perkembangan pengeluran pemerintah menjadi beberapa tahapan-tahapan pembangunan ekonomi yang di bedakan menjadi tahapan awal, tahapan menengah dan tahapan lanjut. Pada tahap awal perkembangan ekonomi diperlukan pengeluaran negara yang besar untuk investasi pemerintah, utamanya untuk menyediakan infrastruktur seperti sarana jalan, kesehatan, pendidikan, dan lain lain. Pada tahap menengah pembangunan ekonomi, investasi tetap diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi, namun diharapkan investasi sektor swasta sudah mulai berkembang.Pada tahap lanjut pembangunan ekonomi, pengeluaran pemerintah tetap diperlukan, utamanya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, misalnya peningkatan pendidikan, jaminan sosial, pelayanan kesehatan masyarakat, dan sebagainya.

Berdasarkan teori pengeluaran pemerintah tersebut, maka disimpulkan bahwa dengan meningkatnya infrastruktur (investasi pemerintah) maka kegiatan ekonomi juga akan meningkat. Dengan meningkatnya kegiatan ekonomi, potensi pajak yang didapat pemerintah daerah akan bertambah banyak dan bervariasi yang nantinya berpengaruh pada peningkatan PAD.


(45)

2. Hukum Wegner

Suatu teori oleh Wegner mengenai perkembangan pengeluaran pemerintah yang semakin besar dalam prosentase terhadap PDB. Wagner mengemukakan pendapatnya bahwa dalam suatu perekonomian apabila pendapatan perkapitanya meningkat, maka secara relatif pengeluaran pemerintah pun akan meningkat.

Wagner menerangkan mengapa peran pemerintah menjadi semakin besar, yang terutama disebabkan karena pemerintah harus mengatur hubungan yang timbul dalam masyarakat, hukum, pendidikan, rekreasi, kebudayaan dan sebagainya. Wagner mendasarkan pandangannya dengan suatu teori yang disebut teori organis mengenai pemerintah (organic theory of the state) yang menganggap pemerintah sebagai individu yang bebas bertindak, terlepas dari anggota masyarakat lainnya. 3. Teori Peacock dan Wesman

Teori mereka didasarkan pada suatu pandangan bahwa pemerintah senantiasa berusaha memperbesar pengeluaran, sedangkan masyarakat tidak suka membayar pajak yang semakin besar untuk membiayai pengeluaran pemerintah yang semakin besar tersebut.

Teori Peacock dan wiseman adalah pemerintah menyebabkan pemungutan pajak yang semakin meningkat walaupun tarif pajak tidak berubah-ubah dan meningkatnya penerimaan pajak menyebabkan pengeluaran pemerintah semakin meningkat. Dalam keadaan normal, peningkatan GNP menyebabkan penerimaan pemerintah semakin besar,


(46)

begitu pula dengan penegeluran pemerintah semakin besar, begitu juga dengan pengeluaran pemerintah menjadi semakin besar.

Peran pemerintah dalam pembangunan adalah sebagai katalisator dan fasilitator tentu membutuhkan berbagai sarana dan fasilitas pendukung, termasuk anggaran belanja dalam rangka terlaksananya pembangunan yang berkesinambungan. Pengeluaran tersebut sebagian digunakan untuk administrasi pembangunan dan sebagian lain untuk kegiatan pembangunan diberbagai jenis infrastruktur yang penting. Perbelanjaan-perbelanjaan tersebut akan meningkatkan pengeluaran agregat dan mempertinggi tingkat kegiatan ekonomi (Arief Eka Atmaja, 2011) dalam (Kusrini, 2015)

Peranan pemerintah merupakan cerminan dari kebijakan pemerintah dalam meningkatkan pelayanan untuk masyarakat dalam menyediakan barang publik menunjang kegiatan ekonomi ataupun kegiatan sosial sehingga adanya kenaikan produktifitas yang meningkatan kegiatan ekonomi. Dalam hal ini perintah menetapkan pajak dan retribusi dimana akan menambah PAD.

Pengeluaran Pemerintah yang dilakukan pemerintah daerah diantaranya perbaikan sektor pendidikan, kesehatan, transportasi, pembangunan infrastruktur dan sarana prasarana yang ada di daerah sehingga akan berdampak pada meningkatnya Pendapatan Asli Daerah sekaligus peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah. Disamping itu dengan tersedianya sarana prasarana yang memadai dari pemerintah


(47)

daerah maka masyarakat dapat melakukan aktivitas secara aman dan nyaman dimana akan berpengaruh pada meningkatnya tingkat produktivitas,dan menarik infestor untuk datang dan berinvestasi. (Datuk.Indra K)

Jadi Dengan adanya Pengeluaran pemerintah yang di gunakan untuk membangun Fasilitas, maka masyarakat dapat menggunakanya dan merasa aman dan nyaman sehingga menimbulkan meningkatkan produktivitas masyarakat dan investor di daerah, meningkatkan perekonomian daerah, dengan demikan pemerintah menetapkan pajak, serta retribusi yang mengalir menambah Pendapatan asli daerah

b. Hubungan Produk Domestik Regional Bruto dengan Pendapatan Asli Daerah

Produk Domestik adalah semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi di wilayah domestik, tanpa memperhatikan apakah faktor produksinya berasal dari atau dimiliki oleh penduduk daerah tersebut, merupakan produk domestik daerah yang bersangkutan. Pendapatan yang timbul oleh karena adanya kegiatan produksi tersebut merupakan pendapatan domestik (Bps di Jawa tengah dalam angka).

Produk regional merupakan produk domestik ditambah dengan pendapatan dari faktor produksi yang diterima dari luar daerah/negeri dikurangi dengan pendapatan dari faktor produksi yang dibayarkan ke luar


(48)

daerah/negeri. Jadi produk regional merupakan produk yang ditimbulkan oleh faktor produksi yang dimiliki oleh residen (Badan pusat statistik).

DRB adalah jumlah nilai tambah bruto yang hasilkan seluruh unit usaha dalam wilayah tertentu, atau nilai barang dan jasa akhir yang di hasilkan oleh seluruh unit ekonomi (Ema,2013).

Dalam perhitungan PDRB lapangan usaha terdiri dari sembilan sektor, yaitu:

1. sektor pertanian, kehutanan,dan perikanan; 2. sektor Pertambangan dan Penggalian 3. sektor Industri Pengolahan

4. Listrik, gas dan air minum; 5. Bangunan (konstruksi),

6. Perdagangan, hotel dan restoran 7. Angkutan dan komunikasi

8. Keuangan, persewaan,real estate dan jasa perusahaan 9. Jasa-jasa

Dalam Produk domestik regional bruto atas dasar harga kostan tahun 2010 menunjukan lebih terperinci yang bercabang menjadi tujuh belas sektor yaitu:Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; Pengadaan Listrik dan Gas; Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; Konstruksi; Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Transportasi dan Pergudangan; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum;


(49)

Informasi dan Komunikasi; Jasa Keuangan dan Asuransi; Real Estat; Jasa Perusahaan; Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; Jasa Pendidikan; Jasa Kesehatan dan Kegiatan; serta Jasa lainnya.

PDRB atas dasar harga berlaku mengabarkan nilai tambah barang dan jasa yang di hitung dengan menggunakan harga pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menunjukanniai tambah barang dan jasa yang hitungan menggunkan harga pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar perhitungannya. Dalam penelitian ini saya menggunakanPDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan, di mana menggunakkan tahun dasar 2010.

Perbedaan antara Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku dan Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan yaitu pada nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi karena nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan ini tidak dipengaruhi oleh perubahan harga, sedangkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat besarnya perekonomian suatu daerah.

Hubungan yang jelas anatar PDRB dan Pendapatam Asli Daerah (PAD), merupakan hubungan Fungsional karena PDRB merupakan fungsi dari PAD. Dengan miningkatkan PDRB maka akan menambah penerimaan pemerintah daerah untuk membiayai program-program pembangunan. Selanjutnya akan mendorong peningkatan pelayanan daerah kepada


(50)

masyarakat yang di harapkan akan meningkatkan produktifitasnya. Santoso dan rahayu (2005).

PDRB merupakan faktor PAD dengan meningkatkan PDRB akan menambah penerimaan pemerintah dari pajak daerah. Dengan demikian akan adanya pertambahan penerimaan pemerintah yang akan mendorong peningkatan pelayanan pemerintah terhadap masyarakat yang nantinya akan meningkatkan produktifitas masyarakat. Dengan demikian akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi perkapita masyarakat, maka akan mendorong kemampuan masyarakat untuk membayar pajak dan pungutan lainnya (Ema, 2013).

Setiap perubahan kondisi perekonomian akan memberikan dampak berarti terhadap perubahan Pendapatan Asli Daerah. Daerah yang memiliki perekonomian yang baik akan memiliki Pendapatan Asli Daerah yang tinggi. Dengan demikian dapat dikatakaan semakin baik perekonomian suatu daerah akan menunjang terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (Saragih 2003, dalam jolianis,2012).

c. Hubungan Jumlah Penduduk dengan Pendapatan Asli Daerah

Penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam perencanaan daerah. Pertumbuhan Penduduk yang tinggi akan menaikkan output melalui penambahan ekspansi pasar baik dalam negeri maupun luar negeri. Pertumbuhan penduduk yang diiringi dengan majunya teknologi akan mendorong tabungan dan pengaruh terhadap skala ekonomi produksi (Kusuma, 2015).


(51)

Menurut para ahli Pembangunan Sumberdaya manusia dipandang sebagai asset modal dasar pebangunan tetapi sekaligus juga sebagai beban pembangunan. Dianggap sebagi asset atau modal apabila mempunyai kualitas maupun keahlian atau keterampilanya sehingga akan meningkatkan produksi nasional. Jumlah penduduk yang besar akan menjadi beban apabila mutu dan kualitas kerja yang rendah, dengan produksi yang rendah hanya akan menuntut pelayanan sosial dan menjadi tanggungan penduduk yang bekerja secara efektif (Agus widarjono, 1999 dalam Purbayu dan Retno, 2005 ).

Sumber daya manusia yang di lengkapi dengan keterampilan dan sikap mental disiplin terhadap pekerjaan, serta kemempuan untuk berusaha sendiri merupakan modal utama bagi terciptanya pembangunan. Jumlah angkata bekerja merupakan gambaran kondisi dari lapangan kerja yang tersedia, semakin besar lapangan kerja yang tersedia makan akan menyebabkan semakin meningkatnya total produksi disuatu daerah (jolianis,2012).

Menurut Adam Smith (lincolin Arsyad, 1999) Penambahan jumlah penduduk yang tinggi di iringi dengan perubahan teknologi akan mendorong tabungan dan juga penggunaan skala ekonomi di dalam produksi. Penambahan penduduk merupakan suatu hal yang di butuhkan dan bukan suatu masalah, melaikan sebagai unsure penting yang dapat memacu pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.


(52)

Besarnya pendapatan dapat di pengaruhi penduduk, jika jumlah penduduk meningkat maka pendapatan yang dapat di tarik juga akan meningkat.

Sumber : Sadono Sukirno, 2004 dalam Kusrini,2015 Gambar 2.1

Kurva Hubungan Antara Jumlah Penduduk dan Pendapatan Gambar 2.3 Menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat pertumbuhan penduduk maka akan semakin tinggi pula tingkat pendapatan yang diterima oleh karena itu akan meningkatkan tingkat konsumsi masyarakat, dan akan di ikuti oleh peningkatan produksi sehingga akan mengakibatkan adanya perluasan dan pendirian usaha baru pada sektor produksi. Pendirian sektor usaha baru akan meningkatkan angkatan kerja atau membuka peluang terbukanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat sehingga jika banyak masyarakat yang bekerja maka pendapatan akan meningkat dan cenderung akan meningkatkan pendapatan daerah juga. jumlah penduduk dari JP0 menjadi JP1 menyebabkan pendapatan naik dari Y0 menjadi Y1 karena Y= C (Adi Hartyanto, 2014)

JP1 Y1

Y0

JP0 Pendapatan


(53)

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Penulis,

Tahun Judul Penelitian Variabel Metode Kesimpulan Ema Yuliana

Florentina, 2013

Faktor yang mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah

Kab.Kapuas hulu Provinsi

Kalimantan Barat tahun 1995-2010 PAD (Y) Investasi (X1) Pengeluaran Pemerintah( X2) PDRB(X3) Regresi Linier berganda

hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pengeluaran pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah sedangakan PDRB dan Investasi dan investasi tidak berpengaruh secara signifikan terdadap PAD.

Indra datuk K, 2012

Analisis Faktor yang

Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Makassar Tahun 1999-2009 PAD (Y) Pengeluaran Pemerintah (X1) PDRB(X2) Regresi Linier berganda

Pengeluaran Pemerintah berpengaruh positif dan sigifikan terhadap PAD, PDRB berpengaruh positif secara langsung terhadap PAD.

Jolianis, 2012 Analisis Perekonomian Daerah dan Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatra Barat Perekonomian Daerah(Y1) PAD(Y2) Konsumsi Rumah Tangga (X1),Investasi Swasta(X2), Belanja Pembangunan (X3)Tenaga Kerja (X4)

Panel Konsumsi Rumh Tangga, investasi swasta, dan belanja pembangunan secara bersamaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap perekonomian daerahPAD secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap perekonomian daerah


(54)

Lanjutan Tabel 2.1 Penulis,

Tahun Judul Penelitian Variabel Metode Kesimpulan Purwaningsih,

Esti, 2012

Tesis Faktor yang

mempengaruhi pendapatan asli dearah di Kabupaten Sragen tahun 1991- 2008 PAD (Y1) Pendapatan perkapita (X1) Jumlah penduduk (x2) Jumlaha perusahaan (X3) Regresi Liner

Pendapatan Perkapita berpengaruh positif dan signifikan secara statistik dan jumlah penduduk mempunyai pengaruh negative dan signifikan, jumlah perusahaan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhdap pendaptan asli daerah.

Susanto Iwa, 2014

Analisis Pengaruh

PDRB,Penduduk dan Inflasi Terhadap

Pendapatan Asli Daerah(studi kasus kota Malang tahun 1998 -2012) PAD (Y) PDRB(X1) Penduduk (X2) Inflasi(X3) Regresi linier berganda

Secara simultan variable PDRB, Penduduk dan inflasi berpengaruh secara signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah di kota malang, secara simultan PDRB dan penduduk meliki hasil yang signifikan namum Inflasi tidak signifikan merupakan dampak pergerakan ekonomi secara negative.

Kusuma Aryanti, 2015

faktor-faktor yang

mempengaruhi pendapatan Asli daearah di kab.Pati tahun 1993 -2013. PAD (Y) Pengeluaran pemerntah (X1) PDRB(X2) Jumlah penduduk (X3) Regresi OLS (Ordinary Least Square).

Hasil dari penelitian ini adalah bahwa PDRB berpengaruh positif signifikan terhadap PAD, Pengeluaran Pemerintah Negatif signifikan terhadap PAD dan jumlah penduduk berpengaruh Negatif signifikan terhadap PAD.


(55)

Berdasarkan tabel 2.1 di atas ada penelitian yang di lakukan oleh Yuliana Florentina Ema, (2013) dengan penelian yang berjudul “Faktor yang mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah Kab.Kapuas hulu Provinsi Kalimantan Barat tahun 1995-2010” dengan variabel dependen PAD (Y1) dan Variabel independen Pendapatan perkapita (X1) Jumlah penduduk (x2)Jumlaha perusahaan (X3) penelitian menggunakan metode regresi linier berganda dan hasil Pendapatan Perkapita berpengaruh positif dan signifikan secara statistik dan jumlah penduduk mempunyai pengaruh negative dan signifikan, jumlah perusahaan tidak mempunyai pengaruh signifikan terhdap pendaptan asli daerah. Selanjunya penelitian dari Datuk Indra K, (2012) dengan Penelitianber judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Makassar Tahun 1999-2009” variabel dependen PAD (Y) variabel independen Pengeluaran Pemerintah (X1) PDRB(X2) menggunakan metode Regresi linier berganda Pengeluaran Pemerintah berpengaruh positif dan sigifikan terhadap PAD, PDRB berpengaruh positif secara langsung terhadap PAD.

Dengan hasil Penelitian di atas maka penulis kemudian menjelaskan tentang hubungan yang ada antara variabel independen berupa Pengeluran pemerinrtah, PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) dan jumlah penduduk Terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten/kota yang ada di Eks-Karesidenan Pekalongan tahun 2005-2014 yang membedakan penelitian ini dengan penelitian lain di mana metode yang di gunakan berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu dengan metode regresi data panel, selain itu juga di terapkan di obyek penelitian yang berbeda dari penelitian sebelumnya.


(56)

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan landasan teori dan kajian terhadap penelitian terdahuliu maka peneliti menyusun kerangka pemikiran yang menjadi sebuah dasar hubungan antar variabel dependen dan independen yang di gambarkan dalam gambar 2.1

Gambar 2.2

Skema Hubungan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan Variabel yang Mempengaruhinya

+ + + Pengeluaran

Pemerintah

PAD

Jumlah Penduduk


(57)

D. Hipotesis

Berdasarkan uraian pembahasan sebelumnya mulai dari latar bealakang hingga pemaparan teori yang telah di paparkan, maka penulis menyimpulkan hipotesis sebagai berikut :

H1: Diduga Pengeluaran Pemerintah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

H2: Diduga Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).

H3: Diduga Jumlah Penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).


(58)

38 A. Obejek Penelitian

Obyek kajian pada penelitian ini adalah realisasi PAD (Pendapatan Asli Daerah) di seluruh wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan yang terdiri dari 7 Kabupaten/Kota yaitu: Kabupaten Batang, Kabupaten Pekalongan, Kota Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Tegal, Kota Tegal dan Kabupaten Brebes.

B. Jenis dan Sumber Data

Dalam Penelitian ini penulis menggunakan penelitian kuantitatif, dimana data yang digunakan berupa angka dan analisis yang lebih lanjut dalam analisis data. Data yang di gunakan peneliti adalah data sekunder. Data merupakan data yang didapat dari buku-buku atau literature dari instansi dan lembaga-lembaga yang menyediakan informasi terkaitan dengan tujuan penelitian yang berkaitan dengan Pendapatan Asli daerah, Pengeluran Pemerintah, Produk Domestik Regional Brubto dan Jumlah Penduduk. Data-data dalam penelitian ini di peroleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) di Jawa Tengah dan Sumber keuangan daerah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan tahun 2005-2014. Data yang di ambil data time series dari Tahun 2005-2014 dengan mengambil 7 Wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan.


(59)

C. Teknik Pengumpulan data

Jenis Data yang di kumpulkan adalah data Sekunder yang di peroleh dengan metode :

1. Studi Pustaka

Merupakan metode pengumpulan data yang di arahkan kepada pencarian data dan informasi melalui dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, foto, gambar, maupun dokumen elektronik yang di dapat di internet yang dapat mendukung dalam proses penelitian. 2. Dokumentasi

Yaitu metode penelitian dengan melakukan pengumpulan data membaca catatan, arsip-arsip dan laporan yang telah ada.

D. Devinisi Oprasional

1. Pendapatan Asli daerah (PAD) adalah pendapatan yang di peroleh daerah pendapatan pajak daerah, hasil retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain lain PAD yang sah tahun 2005-2014, dalam satuan juta rupiah pertahun.

2. Pengeluaran Pemerintah adalah semua jumlah belanja daerah dan pembiyaan daerah yang di keluarkan oleh pemerintah daerah dalam setiap tahun anggaran 2005-2014, dalam satuan juta rupiah.

3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah Produksi barang-brang dan jasa-jasa di produksi diwilayah Eks-Karesidenan Pekalongan. Data PDRB yang digunakan adalah PDRB atas dasar


(60)

harga konstan dengan menggunakan tahun 2010 sebagai tahun dasar dari tahun 2005-2014, dalam satuan juta rupiah.

4. Jumlah Penduduk adalah: jumlah semua orang yang berdomisili di wilayah Kabupaten/Kota Eks-Karesidenan Pekalongan. Jumlah penduduk dari tahun 2005-2014

E. Alat Analisis data

Dalam penelitian ini alat analisis yang digunakan untuk menjawab permasalahan atau hipotesis dalam penelitian ini adalah analisis regresi Data Panel dan analisis deskriptif. Sementara itu, pada pengolahan regresi penulisan menggunakan program Eviews.

F. Model Penelitian

Penelitian ini menggunakan model ekonometrika untuk mengetahui hubungan timbal balik antara teori, pengujian dan estimasi empiris. Analisis pada penelitian ini menggunakan panel data yaitu kombinasi dari data time series dan cross section. Dalam melakukan estimasi, parameter-parameter yang diestimasi harus linier, untuk melinierkan parameter-parameter tersebut maka digunakan fungsi log.

Y = f (PP, PDRB, JP)

Model regresi dari penelitian ini adalah sebagai berikut: PADit= β0 + β1PPit+ β2PDRBit+β3JPit+ εt

Keterangan:

PAD = Pendapatan Asli Daerah

β0 = Intercept / konstanta

β123 = Koefisien variabel


(61)

PDRB = Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) JP = Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) I = Kabupaten/Kota

T = Periode waktu

εt = Error Term G. Uji Kualitas Data

Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk melihat model yang diteliti mengalami penyimpangan klasik atau tidak, sehingga pemeriksaan penyimpangan terhadap asumsi klasik perlu dilakukan. Asumsi klasik yang dipakai untuk membentuk model adalah uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.

1. Uji Asumsi Kalsik

Uji asumsi klasik dilakukan sebagai syarat sebelum melakukan regresi agar hasilnya estimator linear tidak bias yang terbaik. Adapun tahapan dalam pengujian asumsi klasik dalam penelitian ini yaitu hanya uji multikolinearitas dan uji heteroskedatisitas.

a. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya hubungan antar beberapa atau semua variabel independen dalam model regresi. Multikolinearitas merupakan keadaan dimana satu atau lebih variabel independen dinyatakan sebagai kondisi linear dengan variabel lainnya. Artinya, jika diantara variabel-variabel bebas yang digunakan sama sekali tidak berkolerasi satu dengan yang lainya maka bisa dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinearitas.


(62)

Pada penelitian ini pengujian multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan correlation matrix, jika hasilnya ada yang melebihi dari 0,8 maka itu menandakan bahwa terjadi multikolinearitas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah homokedastisitas, yaitu keadaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap.Untuk mengindikasikan terjadinya masalah heteroskedastisitas dalam penelitian ini penulis menggunakan uji Park. Dalam metodenya uji Park menyarankan suatu bentuk fungsi spesifik diantara varian kesalahan

σ

u2 dan variabel bebas di nyatakan sebagai berikut :

………(3.1)

Persamaan diatas dijadikan linier dalam bentuk persamaan log sehingga menjadi :

Ln = α + βLnXi + vi………..………...… (3.2)

Karena varian kesalahan (

σ

) tidak teramati, maka digunakan e sebagai penggantinya. Sehingga persamaan menjadi:


(63)

Menurut (Sumodiningra, 2010) dalam (Jessika.S, 2015) apabila

parameter β dari persamaan regresi signifikan secara statistik, berarti didalam data terdapat masalah heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika β tidak signifikan maka asumsi homokedastisitas pada data dapat diterima. H. Uji Hipotesis dan Analisis Data Panel

Penelitian ini dalam menganalisis data menggunakan metode analisis regresi data panel. Analisis data regresi data panel digunakan untuk melihat sejauh mana pengaruh variabel-variabel bebas yang digunakan dalam meneliti Pendapatan Asli Daerah (PAD) antar Kabupaten/Kota yang ada di Eks-Karesidenan Pekalongan

Data panel merupakan gabungan antara data berkala (time series) dan data indivudul (cross section). Data time series adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu terhadap suatu individu. Sedangkan data cross section merupakan data yang dikumpulkan dalam satu waktu terhadap banyak individu.

Metode data panel merupakan suatu metode yang digunakan untuk melakukan analisis empirik dengan perilaku data yang lebih dinamis. Adapun kelebihan yang diperoleh dari penggunaan data panel adalah sebagai berikut :

 Data panel mampu menyediakan lebih banyak data, sehingga dapat memberikan informasi yang lebih lengkap. Sehingga dapat diperoleh degree of freedom (df) yang lebih besar sehingga estimasi yang dihasilkan akan lebih baik.


(64)

 Dapat menguji dan membangun model perilaku yang lebih kompleks  Dengan menggabungkan informasi dari data time series dan cross

section dapat mengatasi masalah yang timbul karena adanya masalah penghilangan variabel.

 Data panel lebih mampu mendeteksi dan mengukur efek yang secara sederhana tidak mampu dilakukan oleh data time series murni maupun cross section murni.

 Data panel dapat meminimalkan bias yang dihasilkan oleh agregat individu, karena data yang diobservasi lebih banyak.

Permodelan dengan menggunakan teknik regresi data panel dapat dilakukan dengan tiga pendekatan alternatif metode pengolahannya yaitu, Common Effect Model, Fixed Effect Model, dan Fixed Effect Model.

1) Common Effect Model

Merupakan pendekatan model data panel yang paling sederhana karena hanya mengkombinasikan data time series dan cross section. Pada model ini tidak diperhatikan dimensi waktu maupun individu, sehingga diasumsikan bahwa perilaku data perusahaan sama dalam berbagai kurun waktu. Metode ini bisa menggunakan pendekatan Ordinary Least Square (OLS) atau teknik kuadrat terkecil untuk mengestimasi model data panel. 2) Fixed Effect Model

Pendekatan model ini menggunakan variabel dummy yang dikenal dengan sebutan efek tetap atau Least Square Dummy Variabel (LSDV). Pada metode Fixed Effect estimasi dapat dilakukan dengan tanpa


(1)

Lanjutan tabel

4

Kab. Pemalang

2005

37335.43

388688.85

9062758.14

0.72

2006

59457.26

583961.95

9373357.72

-1.99

2007

56046.04

651124.06

9792774.60

1.07

2008

66737.47

767167.95

10281913.12

1.20

2009

81819.33

843963.21

10773487.67

1.17

2010

76441.04

928713.82

11305602.26

-9.34

2011

79677.54

119149.36

11851699.33

0.25

2012

97951.20

1196452.99

12477235.25

1.62

2013

136362.28

1477106.03

13166859.41

-0.42

2014

117133.68

1615810.65

13893576.37

0.36

5

Kab.Tegal

2005

48015.42

501950.55

11869471.20

1.65

2006

47079.39

610592.11

12501906.13

-4.37

2007

63363.14

703315.83

13475362.31

0.25

2008

68167.04

796039.55

13890342.68

0.38

2009

70551.13

850808.76

14653371.66

0.35

2010

73061.01

959709.27

15331363.98

-1.81

2011

90133.27

1116860.73

16069320.24

0.35

2012

118741.62

1347470.91

16912249.74

1.52

2013

156244.86

1531862.43

18053605.08

-0.42

2014

180429.99

1714887.40

18955755.71

0.36

6

Kota.Tegal

2005

51067.49

250636.87

5448351.05

1.65

2006

63725.63

291812.15

5729119.97

-4.37

2007

62969.69

333581.74

6027603.53

0.25

2008

69567.24

393200.04

6338098.95

0.38

2009

90840.87

458620.88

6657760.98

0.35

2010

101312.86

474360.68

6962572.43

-1.81

2011

117244.29

572009.66

7281488.40

0.35

2012

156663.02

585687.29

7650479.56

1.52

2013

176377.35

673040.14

8067375.73

-0.42

2014

166143.02

743099.14

8473076.16

0.36

7

Kab. Brebes

2005

36401.58

434585.24

15961700.69

1.79

2006

47995.35

589354.24

16822872.07

-2.68

2007

65350.83

857239.22

17628488.53

0.59

2008

71896.76

973150.24

18476370.16

0.72

2009

80275.02

926528.77

19398129.10

0.69

2010

71025.30

1166476.46

20357354.65

-3.73

2011

78275.85

1303852.00

21368217.83

0.50

2012

101806.85

1440489.25

22482262.67

1.62

2013

135055.40

1661266.20

23823556.92

-0.35


(2)

Lampiran 2

Hasil uji Multikolinieritas

LOG(PAD) LOG(PP) LOG(PDRB) JP LOG(PAD) 1.000000 0.711652 0.473324 0.062423

LOG(PP) 0.711652 1.000000 0.727355 0.001538 LOG(PDRB) 0.473324 0.727355 1.000000 -0.042397 JP 0.062423 0.001538 -0.042397 1.000000


(3)

Lampiran 3

Hasil Uji Park (Heteroskedastisitas)

Dependent Variable: LOG(RESID2)

Method: Panel EGLS (Cross-section weights) Date: 04/25/16 Time: 19:13

Sample: 2005 2014 Periods included: 10 Cross-sections included: 7

Total panel (balanced) observations: 70

Linear estimation after one-step weighting matrix

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -19.49601 39.17235 -0.497698 0.6205 LOG(PP) -0.718519 0.892276 -0.805265 0.4238 LOG(PDRB) 1.487344 3.007657 0.494519 0.6227 JP 0.039995 0.121782 0.328411 0.7437

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)

Weighted Statistics

R-squared 0.204075 Mean dependent var -6.087629 Adjusted R-squared 0.084686 S.D. dependent var 2.749916 S.E. of regression 2.574519 Sum squared resid 397.6888 F-statistic 1.709329 Durbin-Watson stat 1.757370 Prob(F-statistic) 0.106651

Unweighted Statistics

R-squared 0.139900 Mean dependent var -5.154048 Sum squared resid 401.4937 Durbin-Watson stat 1.835498


(4)

Lampiran 4

Hasil Fixed Effect Model

Dependent Variable: LOG(PAD?)

Method: Pooled EGLS (Cross-section weights) Date: 04/21/16 Time: 22:45

Sample: 2005 2014 Included observations: 10 Cross-sections included: 7

Total pool (balanced) observations: 70

Linear estimation after one-step weighting matrix

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -36.44540 3.433866 -10.61352 0.0000 LOG(PP?) 0.219570 0.083826 2.619363 0.0111 LOG(PDRB?) 2.769295 0.272276 10.17090 0.0000 JP? 0.009983 0.009587 1.041300 0.3019 Fixed Effects (Cross)

_KABBATANG--C -0.123978 _KABPEKALONGAN--C -0.089168 _KOTAPEKALONGAN—

C 1.796812

_KABPEMALANG--C -0.189410 _KABTEGAL--C -1.009304 _KOTATEGAL--C 1.499982 _KABBREBES--C -1.884934

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)

Weighted Statistics

R-squared 0.937928 Mean dependent var 12.60785 Adjusted R-squared 0.928618 S.D. dependent var 3.681051 S.E. of regression 0.170739 Sum squared resid 1.749103 F-statistic 100.7360 Durbin-Watson stat 1.013027 Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.922649 Mean dependent var 11.12777 Sum squared resid 1.790083 Durbin-Watson stat 1.004556


(5)

Lampiran 5

Hasil Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests Pool: PANEL

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 68.192342 (6,60) 0.0000

Cross-section fixed effects test equation: Dependent Variable: LOG(PAD?)

Method: Panel EGLS (Cross-section weights) Date: 04/21/16 Time: 22:49

Sample: 2005 2014 Included observations: 10 Cross-sections included: 7

Total pool (balanced) observations: 70 Use pre-specified GLS weights

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 6.442196 1.888862 3.410623 0.0011 LOG(PP?) 0.966955 0.133522 7.241911 0.0000 LOG(PDRB?) -0.508839 0.176872 -2.876873 0.0054 JP? 0.008038 0.024880 0.323057 0.7477

Weighted Statistics

R-squared 0.514647 Mean dependent var 12.60785 Adjusted R-squared 0.492585 S.D. dependent var 3.681051 S.E. of regression 0.455216 Sum squared resid 13.67665 F-statistic 23.32782 Durbin-Watson stat 0.619199 Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.442568 Mean dependent var 11.12777 Sum squared resid 12.90033 Durbin-Watson stat 0.809221


(6)

Lampiran 6

Hasil Uji Husman

Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: PANEL

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 117.645833 3 0.0000

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. LOG(PP?) 0.172644 0.648682 0.002229 0.0000 LOG(PDRB?) 2.974698 0.758012 0.047106 0.0000 JP? 0.011651 0.025941 0.000003 0.0000

Cross-section random effects test equation: Dependent Variable: LOG(PAD?)

Method: Panel Least Squares Date: 04/21/16 Time: 22:50 Sample: 2005 2014

Included observations: 10 Cross-sections included: 7

Total pool (balanced) observations: 70

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -39.12674 3.471327 -11.27141 0.0000 LOG(PP?) 0.172644 0.077058 2.240451 0.0288 LOG(PDRB?) 2.974698 0.265250 11.21468 0.0000 JP? 0.011651 0.010363 1.124284 0.2654

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.923525 Mean dependent var 11.12777 Adjusted R-squared 0.912054 S.D. dependent var 0.579135 S.E. of regression 0.171747 Akaike info criterion -0.554029 Sum squared resid 1.769815 Schwarz criterion -0.232815 Log likelihood 29.39100 Hannan-Quinn criter. -0.426439 F-statistic 80.50791 Durbin-Watson stat 0.954282 Prob(F-statistic) 0.000000