Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kailan (Brassica Oleraceae L.) Pada Pemberian Pupuk Anorganik Dan Berbagai Dosis Pupuk Organik Cair Paitan (Tithonia Diversifolia (Hemsl.) Gray)

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KAILAN (Brassica oleraceae L.) PADA PEMBERIAN PUPUK ANORGANIK DAN BERBAGAI DOSIS PUPUK ORGANIK CAIR PAITAN (Tithonia diversifolia (Hemsl.) Gray) SKRIPSI Oleh : POSMA SINAGA 090301113
DEPARTEMEN AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014
Universitas Sumatera Utara

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KAILAN (Brassica oleraceae L.) PADA PEMBERIAN PUPUK ANORGANIK DAN BERBAGAI DOSIS PUPUK ORGANIK CAIR PAITAN (Tithonia diversifolia (Hemsl.) Gray)
SKRIPSI Oleh:
POSMA SINAGA / 090301113 BUDIDAYA PERTANIAN DAN PERKEBUNAN Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014
Universitas Sumatera Utara

Judul
Nama NIM Departemen Program studi

: Respon pertumbuhan dan produksi kailan (Brassica oleraceae L.) pada pemberian pupuk anorganik dan berbagai dosis pupuk organik cair paitan (Tithonia diversifolia (Hemsl.) Gray)
: Posma Sinaga : 090301113 : Agroekoteknologi : Budidaya Pertanian dan Perkebunan

Disetujui oleh Komisi Pembimbing


Ir.Meiriani, MP Ketua

Ir.Yaya Hasanah, M.Si Anggota

Mengetahui,
Prof. T. Sabrina, M.Sc., Ph.D Ketua Departemen Agroekoteknologi
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
POSMA SINAGA : Respon Pertumbuhan dan Produksi Kailan (Brassica oleraceae L.) Pada Pemberian Pupuk Anorganik dan Berbagai Dosis Pupuk Organik Cair Paitan (Tithonia diversifolia) dibimbing oleh MEIRIANI dan YAYA HASANAH.
Pada umumnya paitan kurang dikenal dan dimanfaatkan, karena dianggap gulma dan biasanya hanya digunakan sebagai kompos padat. Paitan memiliki potensi sebagai penambah unsur hara bagi tanaman karena cepat terdekomposisi. Oleh karena itu, pemberian pupuk organik cair paitan diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi kailan. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kasa, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan pada September 2013-Januari 2014, menggunakan rancangan acak kelompok non faktorial dengan faktor perlakuan yaitu pupuk anorganik, pupuk organik cair (4, 8, 12, 7, 14 dan 21ml/tanaman/aplikasi). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun klorofil daun, total luas daun, bobot segar tanaman, bobot kering tanaman, laju asimilasi bersih, laju pertumbuhan relatif, produksi tanaman sampel dan produksi per plot.
Hasil penelitian menunjukkan pemberian berbagai dosis pupuk organik cair paitan belum nyata meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman kailan. Pemberian pupuk anorganik lengkap nyata meningkatkan tinggi tanaman 31 HSPT, bobot segar 30 s/d 40 HSPT, luas daun 40 HSPT, bobot kering 40 HSPT, laju pertumbuhan relatif, produksi per plot dan produksi sampel. Kata kunci : pupuk organik cair, kailan, Tithonia diversifolia (Hemsl) Gray.
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
POSMA SINAGA :The Application of anorganic fertilizer and some dossages of Liquid Organic Fertilizer of paitan (Tithonia diversifolia) on the Growth and Yield of Mustard (Brassica oleraceae L.), supervised by dan MEIRIANI and YAYA HASANAH.
Generally, paitan is not used, known as weeds and just used as animal feed and it rest just become waste. Paitan has potential as the nutrition adder for plant. Therefore, the application of liquid organic fertilizer from paitan is hoped can increase the growth and yield of mustard. This research had been conducted in Kasa House, Agricultural Faculty, University of Sumatera Utara, Medan on September 2013 until January 2014. The research used non-factorial randomized block design with 7 treatment: liquid organic fertilizer (4, 8,12,7, 14 and 21 ml/plant/aplication). Variable observed were plant height, leaves number, the number of leaf clorofil, total of leaf area, wet weight of plant, dry weight of plant, rate of clean asimilation, rate of relative growth, plant yield per sample and yield per plot.
The result showed that the application of liquid organic fertilizer from Tithonia diversifolia significantly did not effect the growth and production of mustard. The application of anorganic fertilizer significantly increase the height of plant on 31 HSPT, wet weight of plant on 30 HSPT until 40 HSPT, dry weight of plant on 40 HSPT, the total of leaf area on 40 HSPT, the rate of relative growth, plant yield per sample and yield per plot. Keywords : liquid organic fertilizer, mustard, Tithonia diversifolia (Hemsl) Gray.
Universitas Sumatera Utara


RIWAYAT HIDUP
Posma Sinaga dilahirkan di Tebing Tinggi 9 September 1991 dari pasangan Bapak Alm E. Sinaga dan Ibu A. Pangaribuan. Penulis merupakan anak ketiga dari lima bersaudara.
Pendidikan formal yang pernah diperoleh penulis antara lain : tahun 1997-2003 menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 163089 di Tebing Tinggi; tahun 2003-2006 menempuh pendidikan di SMP Negeri 1 Tebing Tinggi; tahun 2006-2009 menempuh pendidikan di SMA Negeri 1 Tebing Tinggi; tahun 2009 lulus seleksi masuk Universitas Sumatera Utara melalui jalur UMB. Penulis memilih program studi BPP (Budidaya Pertanian dan Perkebunan) Departemen Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan diantaranya anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Kebaktian Mahasiswa Kristen (UKM KMK) FP USU 2009/2014, anggota Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi (HIMAGROTEK), menjadi Asisten Laboratorium Tanaman Pangan di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Selama mengikuti perkuliahan penulis telah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PPKS Marihat, Pematang Siantar, pada bulan Juli - Agustus 2012.
Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Respons Pertumbuhan dan Produksi Kailan (Brassica oleraceae L.) pada Pemberian Berbagai Dosis Pupuk Organik Cair Paitan (Tithonia diversifolia) .
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada orangtua yang telah membesarkan dan mendidik penulis selama ini. Penulis juga berterimakasih kepada Ibu Ir. Meiriani, MP. selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Ir. Yaya Hasanah, MP selaku anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberi masukan berharga kepada penulis.
Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua staf pengajar dan pegawai di Program Studi Agroekoteknologi, kepada teman-teman Agroekoteknologi 2009 yang telah membantu selama penelitian berlangsung, dan pihak-pihak lain yang tak dapat disebutkan satu per satu di sini yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Medan, Februari 2014
Penulis
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

Hal.


ABSTRAK ....................................................................................................... ABSTRACT ....................................................................................................... RIWAYAT HIDUP.......................................................................................... KATA PENGANTAR ..................................................................................... DAFTAR TABEL............................................................................................ DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... PENDAHULUAN Latar belakang.................................................................................................. Tujuan penelitian.............................................................................................. Hipotesis penelitian.......................................................................................... Kegunaan penulisan .........................................................................................

i ii iii iv vii viii ix
1 3 3 3

TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman................................................................................................. Syarat tumbuh ..................................................................................................
Iklim ............................................................................................................ Tanah .......................................................................................................... Pupuk organik .................................................................................................. Paitan (Tithonia diversifolia) ...........................................................................

5 5 5 6 6 9

BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu penelitian ........................................................................... Bahan dan alat .................................................................................................. Metode penelitian............................................................................................. Peubah amatan .................................................................................................
Tinggi tanaman (cm) .................................................................................. Jumlah daun (helai) ..................................................................................... Kehijauan daun (unit/6mm²) ....................................................................... Bobot segar tanaman (g) ............................................................................. Bobot kering tanaman (g) ........................................................................... Luas daun (cm²) .......................................................................................... Laju asimilasi Bersih (g.cm2.hari-1)) ........................................................... Laju pertumbuhan relatif (g.g-1.hari-1) ......................................................... Produksi tanaman sampel (g) ...................................................................... Produksi per plot (g) .................................................................................... Pelaksanaan penelitian ..................................................................................... Pembuatan pupuk organik cair paitan ......................................................... Persemaian................................................................................................... Penyemaian benih........................................................................................ Pengolahan tanah......................................................................................... Penanaman................................................................................................... Pemupukan .................................................................................................. Pemeliharaan ...............................................................................................

13 13 14 14 15 15 15 15 16 16 16 16 17 17 17 17 18 18 18 18 19 19

Universitas Sumatera Utara

Penyiraman.............................................................................................. Penyulaman ............................................................................................. Penyiangan .............................................................................................. Pengendalian hama penyakit .................................................................. Panen ...............................................................................................................

19 19 19 19 20


HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ................................................................................................................. 21 Pembahasan...................................................................................................... 36

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ...................................................................................................... Saran.................................................................................................................

41 41

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL
No. Hal.
1. Hasil analisis fermentasi Tithonia diversifolia......................................... 13
2. Tinggi tanaman kailan umur 7 HSPT s/d 31 HSPT (cm) pada pemberian pupuk anorganik dan berbagai dosis pupuk organik cair paitan ........................................................................................................ 21
3. Jumlah daun tanaman kailan umur 7 HSPT s/d 31 HSPT (helai) pada pada pemberian pupuk anorganik dan berbagai dosis pupuk organik cair paitan ................................................................................................. 23
4. Jumlah klorofil (jumlah klorofil/6 mm²) tanaman kailan pada pada pemberian pupuk anorganik dan berbagai dosis pupuk organik cair paitan ................................................................................................. 24
5. Bobot segar tanaman kailan umur 30 HSPT s/d 40 HSPT (g) pada pada pemberian pupuk anorganik dan berbagai dosis pupuk organic cair paitan ................................................................................................. 25

6. Bobot kering tanaman kailan umur 30 HSPT s/d 40 HSPT (g) pada pemberian pupuk anorganik dan berbagai dosis pupuk organic cair paitan ................................................................................................. 27
7. Total luas daun tanaman kailan umur 30 HSPT s/d 40 HSPT (cm²) pada pada pemberian pupuk anorganik dan berbagai dosis pupuk organik cair paitan .................................................................................... 29
8. Laju asimilasi bersih (g.cm2.hari-1) tanaman kailan pada pada pemberian pupuk anorganik dan berbagai dosis pupuk organik cair paitan........................................................................................................ 31
9. Laju pertumbuhan relatif (g.g-1.hari-1) tanaman kailan pada pada pemberian pupuk anorganik dan berbagai dosis pupuk organik cair paitan ................................................................................................. 31
10. Produksi sampel tanaman kailan (g) pada pada pemberian pupuk anorganik dan berbagai dosis pupuk organik cair paitan......................... 33
11. Produksi plot tanaman kailan (g) pada pada pemberian pupuk anorganik dan berbagai dosis pupuk organik cair paitan......................... 35
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR
No. Hal. 1. Perkembangan tinggi tanaman kailan umur 7-31 HSPT pada pemberian
pupuk anorganik dan berbagai dosis pupuk organik cair paitan .......................22 2. Perkembangan jumlah daun tanaman kailan umur 7-31 HSPT pada
pemberian pupuk anorganik dan berbagai dosis pupuk organik cair paitan.....24 3. Histogram bobot segar tanaman kailan umur 40 HSPT pada pemberian
pupuk anorganik dan berbagai dosis pupuk organik cair paitan .......................26 4. Histogram bobot kering tanaman kailan umur 40 HSPT  pada pemberian
pupuk anorganik dan berbagai dosis pupuk organik cair paitan .......................28 5. Histogram total luas daun tanaman kailan umur 40 HSPT pada pemberian
pupuk anorganik dan berbagai dosis pupuk organik cair paitan .......................30 6. Histogram    laju pertumbuhan relatif tanaman kailan  pada pemberian
pupuk anorganik dan berbagai dosis pupuk organik cair paitan .......................32 7. Histogram produksi tanaman per sampel pada pemberian pupuk anorganik
dan berbagai dosis pupuk organik cair paitan ...................................................34 8. Histogram produksi tanaman per plot pada pemberian pupuk anorganik dan
berbagai dosis pupuk organik cair paitan ..........................................................36
Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN
No. Hal.
1. Deskripsi kailan varietas tropica sensation .................................................48 2. Kebutuhan pupuk tanaman kailan ...............................................................49 3. Bagan lahan penelitian.................................................................................50 4. Bagan letak tanaman pada plot....................................................................51 5. Jadwal kegiatan penelitian...........................................................................52 6. Data tinggi tanaman 7 HSPT (cm) ..............................................................53 7. Sidik ragam tinggi tanaman 7 HSPT ...........................................................53 8. Data tinggi tanaman 11 HSPT (cm) ............................................................54 9. Sidik ragam tinggi tanaman 11 HSPT .........................................................54 10. Data tinggi tanaman 15 HSPT (cm) ............................................................55 11. Sidik ragam tinggi tanaman 15 HSPT .........................................................55 12. Data tinggi tanaman 19 HSPT (cm) ............................................................56 13. Sidik ragam tinggi tanaman 19 HSPT .........................................................56 14. Data tinggi tanaman 23 HSPT (cm) ............................................................57 15. Sidik ragam tinggi tanaman 23 hspt ............................................................57 16. data tinggi tanaman 27 HSPT (cm) .............................................................58 17. Sidik ragam tinggi tanaman 27 HSPT .........................................................58 18. Data tinggi tanaman 31 HSPT (cm) ............................................................59 19. Uji kontras tinggi tanaman 31 HSPT ..........................................................59 20. Data jumlah daun 7 HSPT (helai)................................................................60 21. Sidik ragam jumlah daun 7 HSPT ...............................................................60 22. Data jumlah daun 11 HSPT (helai)..............................................................61 23. Sidik ragam jumlah daun 11 HSPT .............................................................61 24. Data jumlah daun 15 HSPT (helai)..............................................................62 25. Sidik ragam jumlah daun 15 HSPT .............................................................62 26. Data jumlah daun 19 HSPT (helai)..............................................................63 27. Sidik ragam jumlah daun 19 HSPT .............................................................63 28. Data jumlah daun 23 HSPT (helai)..............................................................64 29. Sidik ragam jumlah daun 23 HSPT .............................................................64
Universitas Sumatera Utara

30. Data jumlah daun 27 HSPT (helai)..............................................................65 31. Sidik ragam jumlah daun 27 HSPT .............................................................65 32. Data jumlah daun 31 HSPT (helai)..............................................................66 33. Sidik ragam jumlah daun 31 HSPT .............................................................66 34. Data jumlah klorofil daun 40 HSPT (jumlah klorofil/6 mm²).....................67 35. Sidik ragam klorofil daun 40 HSPT ............................................................67 36. Data bobot segar kailan 30 HSPT (g)..........................................................68 37. Uji kontras bobot segar kailan 30 HSPT ....................................................68 38. Data bobot segar kailan 40 HSPT (g)..........................................................69 39. Uji kontras bobot segar kailan 40 HSPT ....................................................69 40. Data transformasi bobot segar kailan 40 HSPT (g).....................................69 41. Sidik ragam transformasi bobot segar kailan 40 HSPT ..............................69 42. Data bobot kering kailan 30 HSPT (g) ........................................................70 43. Sidik ragam bobot kering kailan 30 HSPT..................................................70 44. Data bobot kering kailan 40 HSPT (g) ........................................................71 45. Uji kontras bobot kering kailan 40 HSPT .................................................71 46. Data total luas daun 30 HSPT (cm²)............................................................72 47. Sidik ragam total luas daun 30 HSPT..........................................................72 48. Data total luas daun 40 HSPT (cm²)............................................................73 49. Uji kontras total luas daun 40 HSPT ..........................................................73 50. Data laju asimilasi bersih (g.cm2.hari-1) ......................................................74 51. Sidik ragam laju asimilasi bersih.................................................................74 52. Data laju pertumbuhan relatif (g.hari-1) .......................................................75 53. Uji kontras laju pertumbuhan relatif ...........................................................75 54. Data produksi tanaman sampel (g) ..............................................................76 55. Uji kontras produksi tanaman sampel ........................................................76 56. Data transformasi produksi tanaman sampel (g) .........................................76 57. Sidik ragam produksi tanaman sampel........................................................76 58. Data produksi per plot (g)............................................................................77 59. Uji kontras produksi tanaman plot ..............................................................77 60. Data transformasi produksi per plot (g)......................................................77 61. Sidik ragam transformasi produksi per plot ................................................77
Universitas Sumatera Utara

62. Hasil analisis pupuk organik dan tanah .......................................................78 63. Foto Penelitian.............................................................................................82
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
POSMA SINAGA : Respon Pertumbuhan dan Produksi Kailan (Brassica oleraceae L.) Pada Pemberian Pupuk Anorganik dan Berbagai Dosis Pupuk Organik Cair Paitan (Tithonia diversifolia) dibimbing oleh MEIRIANI dan YAYA HASANAH.
Pada umumnya paitan kurang dikenal dan dimanfaatkan, karena dianggap gulma dan biasanya hanya digunakan sebagai kompos padat. Paitan memiliki potensi sebagai penambah unsur hara bagi tanaman karena cepat terdekomposisi. Oleh karena itu, pemberian pupuk organik cair paitan diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi kailan. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kasa, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan pada September 2013-Januari 2014, menggunakan rancangan acak kelompok non faktorial dengan faktor perlakuan yaitu pupuk anorganik, pupuk organik cair (4, 8, 12, 7, 14 dan 21ml/tanaman/aplikasi). Parameter yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah daun klorofil daun, total luas daun, bobot segar tanaman, bobot kering tanaman, laju asimilasi bersih, laju pertumbuhan relatif, produksi tanaman sampel dan produksi per plot.
Hasil penelitian menunjukkan pemberian berbagai dosis pupuk organik cair paitan belum nyata meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman kailan. Pemberian pupuk anorganik lengkap nyata meningkatkan tinggi tanaman 31 HSPT, bobot segar 30 s/d 40 HSPT, luas daun 40 HSPT, bobot kering 40 HSPT, laju pertumbuhan relatif, produksi per plot dan produksi sampel. Kata kunci : pupuk organik cair, kailan, Tithonia diversifolia (Hemsl) Gray.
Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
POSMA SINAGA :The Application of anorganic fertilizer and some dossages of Liquid Organic Fertilizer of paitan (Tithonia diversifolia) on the Growth and Yield of Mustard (Brassica oleraceae L.), supervised by dan MEIRIANI and YAYA HASANAH.
Generally, paitan is not used, known as weeds and just used as animal feed and it rest just become waste. Paitan has potential as the nutrition adder for plant. Therefore, the application of liquid organic fertilizer from paitan is hoped can increase the growth and yield of mustard. This research had been conducted in Kasa House, Agricultural Faculty, University of Sumatera Utara, Medan on September 2013 until January 2014. The research used non-factorial randomized block design with 7 treatment: liquid organic fertilizer (4, 8,12,7, 14 and 21 ml/plant/aplication). Variable observed were plant height, leaves number, the number of leaf clorofil, total of leaf area, wet weight of plant, dry weight of plant, rate of clean asimilation, rate of relative growth, plant yield per sample and yield per plot.

The result showed that the application of liquid organic fertilizer from Tithonia diversifolia significantly did not effect the growth and production of mustard. The application of anorganic fertilizer significantly increase the height of plant on 31 HSPT, wet weight of plant on 30 HSPT until 40 HSPT, dry weight of plant on 40 HSPT, the total of leaf area on 40 HSPT, the rate of relative growth, plant yield per sample and yield per plot. Keywords : liquid organic fertilizer, mustard, Tithonia diversifolia (Hemsl) Gray.
Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN
Latar Belakang Gaya hidup sehat atau kembali ke alam (back to nature) telah menjadi tren
baru masyarakat. Hal ini masyarakat semakin menyadari bahwa penggunaan bahan-bahan kimia tidak alami seperti pupuk kimia, pestisida sintetis serta hormon pertumbuhan dalam produksi pertanian, ternyata dapat menimbulkan efek negatif terhadap kesehatan manusia dan lingkungan (Manuhutu, 2005). Umumnya residu pestisida pada produk pertanian sangat tinggi, karena masih banyak petani yang sering menyemprotkan pestisida pada saat panen bahkan sampai tiga hari menjelang panen. Itu dilakukan untuk menghindari gagal panen karena serangan hama dan penyakit.
Sayuran merupakan merupakan sumber esensial vitamin dan mineral, di dalam sayuran mengandung vitamin A,B, C, zat kapur, dan zat besi yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang, gigi dan mempelancar peredaran darah serta alat pencernaan. Dewasa ini kesadaran masyarakat akan pentingnya sayuran semakin meningkat, untuk itu peningkatan produksi sayuran perlu dilakukan. Sayuran yang diolah secara organik adalah sayuran yang cukup aman bila dikonsumsi, mengingat dalam pengolahannya lebih mengandalkan bahan-bahan alami, seperti menggunakan pupuk organik dan tidak menggunakan pestisida kimia. Kailan (Brassica oleraceae) merupakan salah satu anggota dari keluarga kubis-kubisan (Cruciferae). Hampir semua bagian tanaman kailan dapat dikonsumsi yaitu batang dan daunnya. Dalam 100 gram bagian kailan yang dikonsumsi mengandung 7540 IU vitamin A, 115 mg vitamin C, dan 62 mg Ca, 2,2 mg Fe (Irianto, 2012).
Universitas Sumatera Utara

Pupuk organik cair adalah salah satu jenis pupuk organik yang mengandung unsur hara makro dan mikro. Pupuk organik cair dapat melengkapi dan menambah ketersediaan bahan organik dalam tanah. Bahan organik tersebut memberikan beberapa manfaat yaitu menyediakan unsur hara makro dan mikro bagi tanaman, menggemburkan tanah, memperbaiki tekstur dan struktur tanah. Bahan organik juga dapat meningkatkan porositas, aerase dan komposisi mikroorganisme tanah, membantu pertumbuhan akar tanaman, meningkatkan daya serap air yang lebih lama oleh tanah (Murbandono, 2000).
Penelitian mengenai pemanfaatan paitan (Tithonia diversifolia) sebagai pupuk organik cair belum banyak dilakukan. Penelitian terdahulu kebanyakan membahas mengenai pemanfaatannya sebagai pupuk hijau dan kompos. Titonia yang lebih dikenal sebagai tanaman liar yang kurang dimanfaatkan ternyata dapat berfungsi sebagai pupuk organik cair. Dari hasil analisis fermentasi yang telah dilakukan diperoleh kandungan N yang cukup tinggi yaitu 1,46 % pada 9 hari fermentasi, sehingga penulis tertarik melakukan penelitian pengaplikasian pada tanaman sayuran, yaitu kailan.
Budidaya kailan yang menggunakan pupuk organik diharapkan dapat memperbaiki sifat fisik tanah,kimia dan biologi tanah, selain itu pupuk organik juga dapat meningkatkan cita rasa kalian menjadi lebih renyah, serta mampu menjaga kesehatan manusia yang memakannya. Budidaya kailan organik juga memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi untuk dikomersilkan di pasaran oleh petani. Hal ini dapat dilihat dengan harga sayuran kailan organik yaitu sekitar Rp 6.000/kg sampai dengan Rp.8500/kg sedangkan harga kailan biasa yakni seharga
Universitas Sumatera Utara

Rp.2000/kg sampai dengan Rp.3500/kg. Dari uraian diatas dapat diketahui banyaknya manfaat budidaya kailan secara organik. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi tanaman kailan (Brassica oleraceae L.) pada pemberian berbagai dosis pupuk organik cair paitan (Tithonia diversifolia). Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh pemberian berbagai dosis pupuk organik cair paitan (Tithonia diversifolia) terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kailan (Brassica oleraceae L.) Kegunaan Penelitian
Penelitian berguna sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, dan diharapkan berguna sebagai bahan informasi budidaya kailan organik dan pemanfaatan Tithonia diversifolia sebagai pupuk organik cair.
Universitas Sumatera Utara


TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman Klasifikasi tanaman kailan adalah sebagai berikut : Divisio :
Spermatophyta, Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae, Ordo : Papavorales, Famili : Cruciferae (Brassicaceae) Genus : Brassica, Spesies : Brassica oleraceae Var. acephala (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Tanaman kailan adalah salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam kelas dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan cabang-cabang akar yang kokoh. Cabang akar (akar sekunder) tumbuh dan menghasilkan akar tertier yang akan berfungsi menyerap unsur hara dari dalam tanah (Darmawan, 2009).
Tanaman kailan mempunyai batang berwarna hijau kebiruan, bersifat tunggal dan bercabang pada bagian atas. Warna batangnya mirip dengan kembang kol. Batang kailan dilapisi oleh zat lilin, sehingga tampak mengkilap, pada batang tersebut akan muncul daun yang letaknya berselang seling (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Tanaman kailan adalah sayuran yang berdaun tebal, datar, mengkilap, keras, berwarna hijau kebiruan, dan letaknya berselang. Daunnya panjang dan melebar seperti caisim, sedangkan warna daun mirip dengan kembang kol berbentuk bujur telur (Widaryanto, Herlina dan Putra, 2003).
Bunga kailan terdapat di ujung batang dengan bunga berwarna putih. Kepala bunga berukuran kecil, mirip dengan bunga pada brokoli. Bunga kailan terdapat dalam tandan yang muncul dari ujung batang atau tunas. Kailan berbunga
Universitas Sumatera Utara

sempurna dengan enam benang sari yang terdapat dalam dua lingkaran. Empat benang sari dalam lingkaran dalam, sisanya dalam lingkaran luar (Pracaya, 2002).
Buah kailan berbentuk polong, panjang dan ramping berisi biji. Bijibijinya bulat kecil berwarna coklat sampai kehitam-hitaman. Biji-biji inilah yang digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman kailan (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998). Syarat Tumbuh Iklim
Tanaman kailan sesuai ditanam di kawasan yang mempunyai suhu antara 23 – 35 °C . Kelembapan udara yang sesuai bagi pertumbuhan kailan berkisar antara 80 – 90 % (Pracaya, 2002).
Tanaman kailan memerlukan curah hujan yang berkisar antara 1000 -1500 mm/tahun, keadaan curah hujan ini berhubungan erat dengan ketersediaan air bagi tanaman. Kailan termasuk jenis sayuran yang toleran terhadap kekeringan atau ketersediaan air yang terbatas. Curah hujan terlalu banyak dapat menurunkan kualitas sayur, karena kerusakan daun yang diakibatkan oleh hujan deras (Widaryanto, Herlina dan Putra, 2003).
Pada umumnya tanaman kailan baik ditanam di dataran tinggi dengan ketinggian antara 1.000 - 3.000 meter di atas permukaan laut, seperti halnya kubis tunas yang hanya baik ditanam pada ketinggian lebih dari 800 m di atas permukaan laut. Beberapa varietas kubis-kubisan (Brassicaceae) ada yang dapat ditanam di dataran rendah, seperti kailan mampu beradaptasi dengan baik pada dataran rendah (Pracaya, 2002).
Universitas Sumatera Utara

Tanah Tanaman kailan menghendaki keadaan tanah yang gembur dan subur.
Kailan tumbuh baik pada berbagai jenis tanah dengan pH berkisar diantara 5.0 6.5. Tanah yang memiliki pH di bawah nilai 5.0, perlu dilakukan pengapuran untuk meningkatkan nilai pH yang sesuai bagi pertumbuhan tanaman kailan (Hakim dkk, 2002).
Jenis tanah yang baik digunakan untuk membudidayakan kailan adalah jenis tanah regosol, tanah aluvial, tanah latosol, tanah mediteran ataupun tanah andosol (Widaryanto, Herlina dan Putra, 2003).
Pada tanah-tanah yang masam (pH kurang dari 5,5), pertumbuhan kailan sering mengalami hambatan, mudah terserang penyakit akar bengkak atau “Club root” yang disebabkan oleh cendawan Plasmodiophora brassicae Wor. Sebaliknya pada tanah yang basa atau alkalis (pH lebih besar dari 6,5) tanaman terserang penyakit kaki hitam (blackleg) akibat cendawan Phoma lingam (Rukmana, 1995). Pupuk Organik Cair

Pengertian pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik banyak mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya. Sumber pupuk organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (brangkasan, jerami, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota (sampah) atau bisa disimpulkan secara singkat
Universitas Sumatera Utara

adalah pupuk yang sebagian atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari sisa tanaman dan kotoran hewan yang telah melalui proses rekayasa, berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai hara tanaman, memeperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah (Goenadi, 1995).
Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar di pasaran. Pupuk organik cair kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau disebut sebagai pupuk cair foliar yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Pupuk organik cair dapat meningkatkan produksi tanaman, meningkatkan kualitas produk tanaman, mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan sebagai alternatif pengganti pupuk kandang (Sari, 2008).
Pupuk organik cair lebih mudah dimanfaatkan oleh tanaman karena unsurunsur yang terkandung didalamnya mudah terurai dan tidak dalam jumlah yang terlalu banyak sehingga manfaatnya lebih cepat terasa. Bahan baku pembuatan pupuk cair dapat berasal dari pupuk padat dengan perlakuan perendaman. Setelah beberapa minggu dan melalui beberapa perlakuan, air rendaman yang sudah siap dapat digunakan sebagai pupuk cair. Penggunaan pupuk cair dapat memudahkan dan menghemat tenaga. Adapun keuntungan pupuk cair antara lain: pengerjaan pemupukan akan lebih cepat dan penggunaannya sekaligus melakukan penyiraman sehingga dapat menjaga kelembaban tanah (Hanum, 2011).
Pupuk organik mempunyai keunggulan dan kelemahan. Beberapa keunggulan pupuk organik adalah sebagai berikut: 1) meningkatkan kandungan bahan organik di dalam tanah; 2) memperbaiki struktur tanah; 3) meningkatkan kemampuan tanah menyimpan air (Water holding capacity); 4) meningkatkan
Universitas Sumatera Utara

aktivitas kehidupan biologi tanah; 5) meningkatkan kapasitas tukar kation tanah; 6) mengurangi fiksasi fosfat oleh Al dan Fe pada tanah masam dan 7) meningkatkan ketersedian hara di dalam tanah. Sedangkan kelemahan dari pupuk organik adalah sebagai berikut: 1) kandungan haranya rendah; 2) relatif sulit memperolehnya dalam jumlah yang banyak 3) lambat tersedia bagi tanaman dan 4) pengangkutan dan aplikasinya mahal karena dibutuhkan dalam jumlah banyak (Damanik dkk, 2011).
Nitrogen merupakan salah satu unsur kimia utama yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan produksi tanaman . Nitrogen merupakan komponen klorofil dan karenanya penting untuk fotosintesis. Tanaman menggunakan nitrogen dengan menyerap baik ion nitrat atau amonium melalui akar. Sebagian besar nitrogen digunakan oleh tanaman untuk menghasilkan protein (dalam bentuk enzim) dan asam nukleat (Agriculture Syllabus, 2009).
Departemen Pertanian (1977) juga menambahkan bahwa peranan unsur N dalam tanaman yang terpenting adalah sebagai penyusun atau sebagai bahan dasar protein dan pembentukan klorofil karena itu unsur N mempunyai salah satu fungsi menambah ukuran daun dan memperbaiki kualitas tanaman.
Aplikasi pupuk-N pada lahan pertanian dengan irigasi akan mengalami kehilangan N yang akan larut dalam air irigasi atau air permukaan. Pemberian pupuk nitrogen 200 kg/ha sampai 300 kg/ha memacu peningkatan kadar nitrogen terutama pada aliran air irigasi. Pada aplikasi pupuk nitrogen tersebut mengalami kehilangan sekitar 80% yang dilarutkan sebagai aliran air permukaan jika dibandingkan dengan tanpa pemberian pupuk nitrogen (0 kg/ha). Aplikasi irigasi dan curah hujan merupakan faktor yang mempercepat terjadinya kehilangan NO3-
Universitas Sumatera Utara

N pada zona perakaran dalam tanah melalui proses leaching yang bergerak melalui zona tidak jenuh air. Tingkat kehilangan nitrat (nitrate loss) berhubungan secara signifikan dengan jumlah aplikasi pupuk nitrogen dan proses infiltrasi air dalam tanah dan nitrat yang hilang tersebut dihasilkan oleh proses mineralisasi pada bahan organik Faktor imbuhan air dari curah hujan ataupun aplikasi irigasi berperan sebagai media pembawa, sehingga proses leaching nitrat semakin cepat menuju ke zona yang lebih dalam (Apricio et al., 2008).
Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh dua faktor penting yaitu faktor genetis dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan diartikan sebagai gabungan semua keadaan dan pengaruh luar yang memengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organisme. Diantara sekian banyak faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan tanaman antara lain: 1) temperatur, 2) kelembaban, 3) energi radiasi (cahaya matahari), 4) susunan atmosfer, 5) struktur tanah dan susunan udara tanah, 6) reaksi tanah (pH), 7) faktor biotis, 8) penyediaan unsur hara dan 9) ketiadaan bahan pembatas pertumbuhan tanaman (Damanik, dkk, 2011). Tithonia diversifolia
Tithonia diversifolia (Hamsley) A. Gray yang di Indonesia dikenal sebagai paitan merupakan gulma tahunan yang berpotensi sebagai sumber bahan organik karena produksi biomassanya tinggi yaitu sekitar 5,6-8.1 t/ha/th dalam dua kali pangkasan. Sebagai sumber hara paitan mengandung (2.7-3.59% N, 0.14-0.47% P, 0.25- 4.10% K). Keunggulan tanaman ini dapat tumbuh baik pada lahan yang kurang subur. Pemanfaatannya dapat sebagai pupuk hijau ataupun melalui pengomposan. Aplikasi kompos paitan dapat meningkatkan kandungan P dan K
Universitas Sumatera Utara


tanah, meningkatkan produksi jagung, selada, tomat dan caisim. Disamping itu

dapat berfungsi sebagai bioakumulator logam berat. Akumulasi Pb tertinggi pada

akar, sedangkan akumulasi Zn tertinggi pada bagian daun. Logam berat yang lain

yang diserap dalam jumlah banyak adalah Cd, Cu, Ag (Purwani, 2010).

Tanaman paitan paitan merupakan salah satu jenis tanaman yang baik

untuk meningkatkan mutu pupuk kompos. Tanaman ini mempunyai keunggulan,

yaitu mudah mengalami dekomposisi dan mengandung N-total yang sangat tinggi

(3,5–5,5 %), P O (0,37–1,0 %), dan K O (3,18–6 %) (Agustina dan

25

2


Enggariyanto, 2004).

Hasil penelitian Hartatik (2007) mengenai kandungan hara paitan

menunjukkan bahwa kandungan hara N, P dan K pada paitan sangat tinggi yaitu

3,5 % N; 0,38 % P dan 4,1 % K. Kandungan hara tersebut dapat berfungsi untuk

meningkatkan pH tanah, meningkatkan kandungan P, Ca dan Mg tanah serta

dapat meningkatkan kesuburan tanah dan produktifitas lahan yakni meningkatkan

bahan organik tanah.

Daun paitan kering mengandung N 3,5-4,0%, P 0,35-0,38%, K 3,5-4,1%,

Ca 0,59%, dan Mg 0,27%. Tanaman jagung yang dipupuk paitan setara 60 kg

N/ha menghasilkan jagung pipilan kering 4 t/ha, sedangkan bila dipupuk urea 60

kg N/ha hasilnya hanya 3,7 t/ha. Pupuk hijau dari paitan juga dapat mensubstitusi

pupuk KCl (Hartatik, 2007).

Paitan dapat menghasilkan bahan kering 1,75-2,0 kg/m/tahun. Kadar N

total pangkasan paitan berkisar antara 2,9-3,9% atau rata-rata 3,16% sehingga

dapat menghasilkan N 65 g/m/tahun. Pemberian paitan 200-1.000 g/pot pada

Universitas Sumatera Utara

tanah Ultisol untuk mensubstitusi N dan K pupuk buatan 20-100% dapat meningkatkan pH tanah, menurunkan Al-dd, serta meningkatkan kandungan hara P, Ca, dan Mg tanah (Firsoni, dkk, 2011).
Paitan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik dan juga untuk upaya konservasi tanah pada daerah yang curam. Jenis pupuk organik yang dapat dibuat dari biomassa paitan antara lain pupuk hijau, pupuk kompos dan pupuk cair. Bahan organik yang berasal dari biomassa paitan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk yang bertujuan memperbaiki kesuburan tanah secara fisik, kimia dan biologi tanah. Beberapa hasil penelitian menunjukkan adanya manfaat dari penerapan pupuk paitan pada tanah dan tanaman (Balai Penelitian Tanah, 2007).
Biomassa daun tanaman paitan mempunyai kandungan nutrisi dan dikenal sebagai sumber potensi nutrisi bagi tanaman budidaya (Rutunga, dkk, 2008). Biomassa tanaman paitan telah lama dikenal sebagai unsur hara yang efektif untuk tanaman padi di Asia dan tanaman jagung serta tanaman sayuran di Afrika. Dalam 100 g biomassa segar tanaman paitan mempunyai kandungan unsur hara yang tinggi, diantaranya 3,5% N, 0,37% P, dan 4,1% K.
Hasil penelitian Gusmini, dkk (2003) mengenai penerapan pupuk hijau paitan pada jahe sebagai sumber hara N dan K untuk mensubsidi pupuk buatan NK dapat membantu memperbaiki sifat kimia tanah. Pemberian paitan segar sebesar 1100 g/10 kg tanah dapat menyuplai 5 g N dan 4,5 g K serta meningkatkan P-tersedia sebesar 8,1 ppm, C-organik sebesar 0,79 %, Ca 0,99 cmol kg-1 dan Mg sebesar 0,40 cmol kg-1. Hasil rimpang jahe tertinggi pada tanah Ultisol dari hasil kombinasi 68 % NK dari paitan dan 32 % NK dari pupuk buatan
Universitas Sumatera Utara

adalah untuk panen 4 bulan sebanyak 365,72 g/pot (15 ton/ha) dan sebesar 669,35

g/pot (27 ton/ha) untuk panen 6 bulan.

Tanaman paitan juga mempunyai laju dekomposisi yang cepat. Pelepasan

N terjadi sekitar 1 minggu dan pelepasan P dari biomassa tanaman terjadi sekitar

2 minggu setelah dimasukkan ke dalam tanah

(Jama et al,1999).

Penelitian di Rambatan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, juga

menunjukkan paitan lebih baik ketimbang pupuk kandang kotoran sapi dan

kotoran ayam. Bahkan paitan itu lebih unggul dari 100% pupuk pabrik.

Kombinasi 4 ton kompos paitan, 2 ton kapur, dan 50% pupuk pabrik—yang biasa

dipakai petani jagung—menghasilkan panen 9,8 ton biji/ha. Sementara tanpa

paitan dengan 100% pupuk pabrik hanya 9,6 ton biji per ha. Artinya paitan

mampu menghemat 50% pupuk pabrik tanpa mengurangi hasil.

Tabel 1. Hasil analisis fermentasi Tithonia diversifolia

Waktu fermentasi

N-Total (%) P2O5 (%) K2O (%)

C-Org (%)

7 Hari setelah fermentasi 1,37

0,51 2,07 16,91

9 Hari setelah fermentasi 1,46

-

-

-

14 Hari setelah fermentasi 1,32

-

-

-

(Laboratorium UISU Fakultas Pertanian, 2013)

Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kasa Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian + 25 meter diatas permukaan laut, mulai bulan Oktober 2013 sampai Januari 2014. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada penelitian adalah benih tanaman kailan (Brassica oleraceae Var. Tropica sensation) media tanam yaitu top soil, pasir dan kompos dengan perbandingan 3:1:1, pestisida organik, EM4, daun Tithonia diversifolia, polibeg berukuran 5 kg, dan bahan-bahan lain yang mendukung penelitian ini.
Alat yang digunakan pada penelitian adalah cangkul, meteran, gembor, jangka sorong, timbangan analitik, handsprayer, gelas ukur, leaf area meter, oven, kalkulator, pacak sampel, alat tulis, SPAD klorofilmeter dan alat lain yang membantu dalam penelitian ini. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) nonfaktorial, yaitu dosis pupuk organik cair titonia : K1 = anorganik lengkap (Urea 4,8 gr/tanaman, SP-36 2,4 gr/tanaman,dan KCl 2,4
gr/tanaman dengan 2x aplikasi) K2 = 4 ml/tanaman/aplikasi (667 L/ha) (5x aplikasi) K3 = 8 ml/tanaman/aplikasi (1333 L/ha) (5x aplikasi) K4 = 12 ml/tanaman/aplikasi (2000 L/ha) (5x aplikasi) K5 = 7ml/tanaman/aplikasi (1166 L/ha) (3x aplikasi)
Universitas Sumatera Utara

K6 = 14 ml/tanaman/aplikasi (2333 L/ha) (3x aplikasi)

K7 = 21 ml/tanaman/aplikasi (3499 L/ha) (3x aplikasi)

Jumlah ulangan

: 3 ulangan

Jumlah plot

: 21 plot

Panjang plot

: 100 cm

Lebar plot

: 100 cm

Jarak antar plot

: 30 cm

Jarak antar blok

: 50 cm

Jumlah polibeg/plot

: 6 polibeg

Jumlah tanaman/polibeg : 1 tanaman

Jumlah tanaman/plot

: 6 tanaman

Jumlah tanaman seluruhnya : 126 tanaman

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam dengan

model linear sebagai berikut :

Yijk = µ + ρi +αj + εijk

i = 1,2,3

j = 1,2,3,4,5,6,7

Dimana:

Yijk : Hasil pengamatan pada blok ke-i akibat pemberian berbagai dosis pupuk organik cair paitan pada taraf ke -j

µ : Nilai tengah

ρi : Pengaruh pupuk organik cair paitan pada taraf ke i αj : Efek pemberian berbagai dosis pupuk organik cair paitan pada taraf ke-j εijk : Galat dari blok ke-i dan dosis pupuk organik cair paitan ke-j
Uji lanjutan yang digunakan dalam menentukan notasi bagi perlakuan

Universitas Sumatera Utara

yang berpengaruh nyata terhadap parameter yang diamati adalah uji Anova (uji F) pada taraf 5 % . Untuk membandingkan antar perlakuan yang diujikan maka dilakukan uji lanjutan dengan uji kontras (Hanafiah, 1991). Peubah amatan Tinggi tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur mulai dari permukaan tanah (patok standar) sampai daun tertinggi yaitu yang tegak alami. Pengukuran dilakukan pada 2 tanaman sampel mulai saat tanaman berumur 7 – 40 HSPT dengan interval 4 hari. Jumlah daun (helai)
Penghitungan jumlah daun dilakukan pada daun yang sudah berkembang sempurna minimal 2/3 dari daun normal. Penghitungan dilakukan pada 2 sampel tanaman yang sama dengan pengukuran tinggi tanaman dan dimulai pada saat tanaman berumur 7 – 40 HSPT dengan interval 4 hari. Luas daun (cm2)/tanaman
Pengukuran luas daun dilakukan dengan metode konstanta (p.l.k) pada setiap daun dari 2 tanaman sampel destruksi pada tanaman berumur 30 dan 40 HSPT (Samiati dkk, 2012). Bobot segar tanaman (g)
Penimbangan bobot segar tanaman dilakukan pada 2 tanaman sampel destruksi dari tiap plot dengan menggunakan timbangan analitik dan ditimbang secara terpisah bagian atas tanaman (batang dan daun) dan bagian bawah tanaman (akar). Sebelum ditimbang tanaman dibersihkan dengan air dan dikeringanginkan. Pengukuran dilakukan saat tanaman berumur 30 dan 40 HSPT.
Universitas Sumatera Utara

Bobot kering tanaman (g) Bobot kering ditimbang secara terpisah bagian atas (batang dan daun) dan
bawah (akar) tanaman. Bahan dimasukkan ke dalam amplop dan diberi label sesuai perlakukan, lalu dikeringovenkan pada suhu 700 C selama 24 jam, setelah itu sampel dikeluarkan dari lemari pengering dan dimasukkan ke dalam desikator selama 30 menit dan ditimbang, pengeringan diulang hingga bobot tetap. Penimbangan dilakukan saat tanaman berumur 30 dan 40 HSPT. Kehijauan daun (unit / 6 mm 2)
Salah satu pendekatan untuk mengetahui jumlah klorofil daun adalah dengan mengukur tingkat kehijauan daun. Daun yang lebih hijau diduga memiliki kandungan klorofil yang tinggi. Pengukuran kehijauan daun diukur dengan alat SPAD klorofilmeter pada daun sampel pada saat panen. Spad klorofilmeter merupakan alat untuk mengukur kandungan klorofil daun tanpa destruksi. Klorofilmeter ini bekerja pada 2 panjang gelombang yaitu 940 nm dan 650 nm (Knighton, N and Bruce Bugbee, 2005). Laju asimilasi bersih (g.cm2.hari-1)
Nilai laju assimilasi bersih merupakan pertambahan material tanaman dari asimilasi persatuan waktu (Sitompul dan Guritno, 1995). Dihitung pada umur 30,dan 40 HSPT, dengan persamaan sebagai berikut : LAB = (W2 – W1)x (ln A2 – ln A1)
(T2 – T1) (A2 – A1) Dimana : W1 dan W2 = Berat kering tanaman pengamatan ke-1 dan ke-2 (g) A1 dan A2 = Luas daun tanaman pengamatan ke-1 dan ke-2 (cm2) T1 dan T2 = Waktu Pengamatan ke-1 dan ke-2 (hari)
Universitas Sumatera Utara

Laju pertumbuhan relatif (g.hari-1) Laju pertumbuhan relatif merupakan penambahan berat kering dalam
interval waktu terhadap berat permukaan (Sitompul dan Guritno, 1995). Dihitung pada umur 30 dan 40 HSPT, dengan persamaan sebagai berikut:
(ln W2-ln W1) LTR =
(T2-T1) Dimana: W1 = Berat kering tanaman pengamatan ke-1 (g)
W2 = Berat kering tanaman pengamatan ke-2 (g) T1 = Waktu pengamatan 1 (hari) T2 = Waktu pengamatan 2 (hari) Produksi per tanaman (g) Diambil dari tanaman umur 40 hari, ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik. Produksi per plot (g) Untuk pengukuran produksi per plot diambil dengan menambahkan seluruh

Dokumen yang terkait

Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kailan (Brassica oleraceae L.) Pada Pemberian Pupuk Anorganik Dan Berbagai Dosis Pupuk Organik Cair Paitan (Tithonia diversifolia (Hemsl.) Gray)

3 105 96

Pengaruh Pupuk SP-36 Kompos Tithonia diversifolia Dan Vermikompos Terhadap Pertumbuhan dan Serapan P Tanaman Jagung (Zea mays L.) serta P-tersedia Pada Ultisol Simalingkar

4 44 65

Aplikasi kompos Tithonia diversifolia dan pupuk SP-36 terhadap pertumbuhan dan serapan tanaman jagung (Zea mays L.) serta ketersediaan fosfor pada Ultisol Mancang.

0 49 83

Pertumbuhan Dan Produksi Kailan (Brassica Oleraceae Var. Acephala) Pada Berbagai Media Tanam Dan Pemberian Pupuk

6 84 72

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bawang Merah (Alliumascalonicum L.) terhadap Dosis dan Interval Waktu Pemberian Pupuk Organik Cair Titonia (Tithonia diversifolia (Hemsl.) Gray

0 4 84

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bawang Merah (Alliumascalonicum L.) terhadap Dosis dan Interval Waktu Pemberian Pupuk Organik Cair Titonia (Tithonia diversifolia (Hemsl.) Gray

0 1 14

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bawang Merah (Alliumascalonicum L.) terhadap Dosis dan Interval Waktu Pemberian Pupuk Organik Cair Titonia (Tithonia diversifolia (Hemsl.) Gray

0 0 2

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Bawang Merah (Alliumascalonicum L.) terhadap Dosis dan Interval Waktu Pemberian Pupuk Organik Cair Titonia (Tithonia diversifolia (Hemsl.) Gray

0 0 4

Respon Pertumbuhan Dan Produksi Kailan (Brassica oleraceae L.) Pada Pemberian Pupuk Anorganik Dan Berbagai Dosis Pupuk Organik Cair Paitan (Tithonia diversifolia (Hemsl.) Gray)

0 1 36

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KAILAN (Brassica oleraceae L.) PADA PEMBERIAN PUPUK ANORGANIK DAN BERBAGAI DOSIS PUPUK ORGANIK CAIR PAITAN (Tithonia diversifolia (Hemsl.) Gray) SKRIPSI

0 0 14