Pertumbuhan Dan Produksi Kailan (Brassica Oleraceae Var. Acephala) Pada Berbagai Media Tanam Dan Pemberian Pupuk
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KAILAN
(Brassica oleraceae Var. acephala) PADA BERBAGAI
MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK
SKRIPSI
RUBEN PAHOTAN TAMBUNAN
060301023
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2011
Universitas Sumatera Utara
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KAILAN
(Brassica oleraceae Var. acephala) PADA BERBAGAI
MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK
SKRIPSI
Oleh:
RUBEN PAHOTAN TAMBUNAN
060301023/AGRONOMI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2011
Universitas Sumatera Utara
Judul Skripsi
Nama
Nim
Departemen
Program Studi
: Pertumbuhan dan Produksi Kailan (Brassica oleraceae Var. acephala)
pada Berbagai Media Tanam dan Pemberian Pupuk
: Ruben Pahotan Tambunan
: 060301023
: Budidaya Pertanian
: Agronomi
Disetujui oleh,
Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. B. S. J. Damanik, M. Sc
Ketua
Ir. Meiriani, MP
Anggota
Mengetahui,
Ir. T. Sabrina, M AgrSc, PhD
Ketua Departemen Agroekoteknologi
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
RUBEN PAHOTAN TAMBUNAN : Pertumbuhan dan Produksi Kailan
(Brassica oleraceae Var. acephala) pada Berbagai Media dan Pemberian Pupuk.
Dibimbing oleh B. SENGLI. J. DAMANIK dan MEIRIANI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai media tanam
dan pemberian spupuk terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kailan
(Brasisca oleraceae Var. Acephala.). Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dari bulan Juni 2010
sampai September 2010 dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok
(RAK) faktorial dengan dua faktor perlakuan dan 3 ulangan. Faktor pertama
media tanam dengan 2 taraf: top soil (3,75 kg) : kompos TKKS (1,25kg), dan top
soil (3,75 kg) : kascing (1,25 kg). Faktor kedua pupuk hayati agrobost dengan 6
taraf : tanpa pupuk hayati + pupuk kimia 100% dosis anjuran; tanpa pupuk hayati
+ pupuk kimia 50% dosis anjuran; 5 ml pupuk hayati /liter air + pupuk kimia
100% dosis anjuran; 5 ml pupuk hayati /liter air + pupuk kimia 50% dosis
anjuran; 10 ml pupuk hayati /liter air + pupuk kimia 100% dosis anjuran; dan 10
ml pupuk hayati / liter air + pupuk kimia 50 % dosis anjuran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa media tanam berpengaruh nyata
terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot basah tajuk,
bobot kering tanaman, diameter batang, laju asimilasi bersih, dan laju
pertumbuhan relatif. Pupuk hayati berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi
tanaman, bobot basah tajuk, bobot kering tanaman dan laju asimilasi bersih.
Interaksi antara media tanam dan pupuk hayati berpengaruh nyata terhadap
parameter bobot basah tajuk , bobot kering tanaman dan laju asimilasi bersih.
Kata kunci : Media Tanam, Pupuk Hayati, Kailan
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
RUBEN PAHOTAN TAMBUNAN : Growth and Production of Cale
(Brassica oleraceae Var. acephala) in various planting medias and to the addition
fertilizer. Supervise by B. SENGLI. J. DAMANIK dan MEIRIANI.
The aim of this experiment was to study the effect of various planting
medias and to the addition fertilizer on the growth and production of cale
(Brasisca oleraceae Var. Acephala.). The experiment was conduted at
experimental garden Faculty of Agriculture North Sumatera University Medan, on
June 2010 to September 2010 by using a Group Random Design (RAK Factorial)
with two treatments factor and three replications. The first factor is giving various
planting medias by two levels, they were top soil (3,75 kg) : palm oil bunch fruits
compost (1,25kg), dan top soil (3,75 kg) : casting (1,25 kg).. The second factor is
dose of biofertilizer and chemistry fertilizer with six levels, they were with out
biofertilizer + chemistry fertilizer 100% recommendation dose; with out
biofertilizer + chemistry fertilizer 50% recommendation dose; 5 ml biofertilizer
/liter water + chemistry fertilizer 100% recommendation dose; 5 ml biofertilizer
/liter water + chemistry fertilizer 50% recom recommendation dose; dan 10 ml
biofertilizer / liter water + chemistry fertilizer 50 % recommendation dose. The
results showed that the various planting medias given significant effect to plant
height, leaf area, leaf number, canopy wet weight, plant dry weight, net
assimilation rate, and relative growth rate. Biofertilizer given significant effect to
plant height, canopy wet weight, plant dry weight, and net assimilation rate. The
interaction between various planting medias and biofertilizer given significant
effect to canopy wet weight, plant dry weight, and net assimilation rate.
Keyword :planting medias, biofertilizer, Cale
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Medan pada tanggal 01 November 1987, anak pertama
dari lima bersaudara, ayahanda P. Tambunan dan Ibunda B. Simangunsong.
Tahun 2006 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Kuala dan pada tahun yang
sama terdaftar sebagai mahasiswa program studi Agronomi, Departemen
Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian USU, Medan melalui jalur Seleksi
Penerimaan Mahasiswa Baru.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Himpunan
Mahasiswa Budidaya Pertanian, sebagai anggota UKM PARINTAL FP-USU
Fakultas Pertanian dan sebagai asisten Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan
Dasar Agronomi.
Penulis melaksanakan praktik kerja lapangan (PKL) di perkebunan kelapa
sawit PTPN IV unit Kebun Gunung Bayu pada bulan Juli 2009.
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala berkat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pertumbuhan dan Produksi Kailan (Brassica oleraceae Var. acephala)
pada Berbagai Media Tanam dan Pemberiaan Pupuk”
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
Prof. Dr. Ir. B. S. J. Damanik, M. Sc selaku ketua komisi pembimbing dan
Ir. Meiriani, MP selaku anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan
memberikan berbagai masukan kepada penulis dari mulai menetapkan judul,
melakukan penelitian sampai penulisan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
Ayahanda P. Tambunan dan Ibunda B. Simangunsong serta adik-adikku Damaris,
Lian, Intan, dan Elfrida yang telah memberikan doa, motivasi dan dukungan baik
secara moril maupun material selama menjani perkuliahan hingga pada akhir studi
penulis.
Di samping itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Melinsani
Manalu, rekan mahasiswa BDP 2006, AET 2009, dan PARINTAL FP USU yang
tak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab
itu penulis mengarapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata penulis
ucapkan terima kasih.
Medan, Maret 2011
Penulis
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
ABSTRACT ....................................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
DAFTAR ISI.....................................................................................................v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x
PENDAHULUAN
Latar Belakang ....................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ................................................................................... 3
Hipotesis Penelitian................................................................................ 3
Kegunaan Penelitian............................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman .................................................................................... 4
Syarat Tumbuh
Iklim ............................................................................................. 5
Tanah ............................................................................................. 6
Media Tanam ........................................................................................ 6
Pupuk Hayati ......................................................................................... 10
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu ................................................................................. 13
Bahan dan Alat ....................................................................................... 13
Metode Penelitian .................................................................................. 13
PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Lahan ..................................................................................... 17
Perssemaian ............................................................................................ 17
Pemeliharaan Tanaman di Persemaian................................................... 17
Persiapan Media ..................................................................................... 18
Penanaman ............................................................................................ 18
Pemeliharaan .......................................................................................... 18
Penyiraman.................................................................................... 18
Penyulaman ................................................................................... 18
Penyiangan .................................................................................... 19
Pemupukan .................................................................................... 19
Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman ................................ 19
Universitas Sumatera Utara
Panen ...................................................................................................... 20
Parameter Pengamatan ........................................................................... 20
Tinggi Tanaman (cm).................................................................... 20
Jumlah Daun (helai) ...................................................................... 20
Luas Daun (mm2) .......................................................................... 20
Bobot Basah Tajuk (g) .................................................................. 20
Bobot Kering Tanaman (g) ........................................................... 21
Laju Asimilasi Bersih (g.cm2.hari-1) ............................................. 21
Laju Pertumbuhan Relatif (g.g-1.hari-1) ......................................... 21
Diameter Batang (mm2) ................................................................ 22
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ...................................................................................................... 23
Pembahasan ............................................................................................ 48
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ........................................................................................... 53
Saran ....................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Hal
1. Rataan tinggi tanaman kailan umur 40 hspt pada berbagai media
tanam dan pemberian pupuk ..... .....................................................
23
2. Rataan Jjumlah daun tanaman kailan umur 40 hspt pada berbagai
media tanam dan pemberian pupuk..... ...........................................
27
3. Rataan luas daun tanaman kailan umur 40 hspt pada berbagai
media tanam dan pemberian pupuk..... ...........................................
29
4. Rataan bobot basah tajuk tanaman kailan umur 40 hspt pada
berbagai media tanam dan pemberian pupuk..... ............................
31
5. Rataan berat kering tanaman kailan umur 40 hspt pada berbagai
media tanam dan pemberian pupuk ..... ..........................................
35
6. Rataan laju asimilasi bersih tanaman kalian umur 40 hspt pada
berbagai media tanam dan pemberian pupuk..... ............................
39
7. Rataan laju pertumbuhan relatif tanaman kailan umur 40 hspt
pada berbagai media tanam dan pemberian pupuk..... ....................
45
8. Rataan jumlah diameter batang tanaman kalian umur 40 hspt
pada berbagai media tanam dan pemberian pupuk..... ....................
47
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Hal
1. Hubungan Tinggi Tanaman 40 hspt dengan media tanam (cm).....
25
2. Hubungan Tinggi Tanaman 40 hspt dengan pupuk hayati
agrobost(cm).....................................................................................
3. Hubungan Jumlah Daun 40 hspt dengan media tanam (helai)..... .
28
4. Hubungan Luas Daun 40 hspt dengan media tanam (mm2) ..........
30
5. Hubungan Bobot Basah Tajuk 40 hspt dengan pupuk hayati dan
pemberian 100% pupuk kimia pada berbagai media (g) ................
33
6. Hubungan Bobot Kering Tanaman 40 hspt dengan pupuk hayati
dan pemberian 100% pupuk kimia pada berbagai media (g) .........
37
7. Hubungan Laju Asimilasi Bersih 40 hspt dengan pupuk hayati
dan pemberian 100% pupuk kimia pada berbagai media
(g.cm2.hari-1)..... ..............................................................................
41
8. Hubungan Laju Pertumbuhan Relatif 40 hspt dengan berbagai
media tanam (g.g-1.hari-1)..... ..........................................................
46
9. Hubungan Diameter Batang 40 hspt dengan media tanam (mm) .
48
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Hal
1. Data pengamatan tinggi tanaman kalian (cm) 10 HSPT..... ..........
56
2. Daftar sidik ragam tinggi tanaman kalian 10 HSPT..... .................
56
3. Data pengamatan tinggi tanaman kalian (cm) 20 HSPT..... ..........
57
4. Daftar sidik ragam tinggi tanaman kalian 20 HSPT..... .................
57
5. Data pengamatan tinggi tanaman kalian (cm) 30 HSPT..... ..........
58
6. Daftar sidik ragam tinggi tanaman kalian 30 HSPT..... .................
58
7. Data pengamatan tinggi tanaman kalian (cm) 40 HSPT .... ..........
59
8. Daftar sidik ragam tinggi tanaman kalian 40 HSPT..... .................
59
9. Data pengamatan jumlah daun tanaman kalian (helai)
10 HSPT..... ....................................................................................
60
10. Daftar sidik ragam jumlah daun tanaman kailan 20 HSPT..... ......
60
11. Data Data pengamatan jumlah daun tanaman kalian (helai)
20 HSPT..... ....................................................................................
61
12. Daftar sidik ragam jumlah daun tanaman kailan 20HSPT..... .......
61
13. Data Data pengamatan jumlah daun tanaman kalian (helai)
30 HSPT..... ....................................................................................
62
14. Daftar sidik ragam jumlah daun tanaman kailan 30 HSPT..... ......
62
15. Data Data pengamatan jumlah daun tanaman kalian (helai)
40 HSPT..... ....................................................................................
63
16. Daftar sidik ragam jumlah daun tanaman kailan 40 HSPT..... .......
63
17. Data pengamatan luas daun tanaman kailan (mm2) 10 HSPT..... ...
64
18. Daftar sidik ragam jumlah daun tanaman kailan 10 HSPT..... .......
64
19. Data pengamatan luas daun tanaman kailan (mm2) 20 HSPT..... ...
65
Universitas Sumatera Utara
20. Daftar sidik ragam jumlah daun tanaman kailan 20 HSPT..... .......
65
21. Data pengamatan luas daun tanaman kailan (mm2) 30 HSPT..... ...
66
22. Daftar sidik ragam jumlah daun tanaman kailan 30 HSPT..... .......
66
23. Data pengamatan luas daun tanaman kailan (mm2) 40 HSPT..... ..
67
24. Daftar sidik ragam jumlah daun tanaman kailan 40 HSPT..... .......
67
25. Data pengamatan bobot basah tajuk tanaman kailan (g) 10
HSPT..... .........................................................................................
68
26. Daftar sidik ragam basah tajuk tanaman kalian 10 HSPT..... .........
68
27. Data pengamatan bobot basah tajuk tanaman kailan (g) 20
HSPT..... .........................................................................................
69
28. Daftar sidik ragam basah tajuk tanaman kalian 20 HSPT..... .........
69
29. Data pengamatan bobot basah tajuk tanaman kailan (g) 30
HSPT..... .........................................................................................
70
30. Daftar sidik ragam basah tajuk tanaman kalian 30 HSPT..... .........
70
31. Data pengamatan bobot basah tajuk tanaman kailan (g) 40
HSPT..... .........................................................................................
71
32. Daftar sidik ragam basah tajuk tanaman kalian 40 HSPT..... .........
71
33. Data pengamatan bobot kering tanaman kalian (g) 10 HSPT..... ...
72
34. Daftar sidik ragam bobot kering tanaman kailan 10 HSPT..... .......
72
35. Data pengamatan bobot kering tanaman kalian (g) 20 HSPT..... ...
73
36. Daftar sidik ragam bobot kering tanaman kailan 20 HSPT..... .......
73
37. Data pengamatan bobot kering tanaman kalian (g) 30 HSPT..... ...
74
38. Daftar sidik ragam bobot kering tanaman kailan 30 HSPT..... .......
74
39. Data pengamatan bobot kering tanaman kalian (g) 40 HSPT..... ...
75
40. Daftar sidik ragam bobot kering tanaman kailan 40 HSPT..... .......
75
Universitas Sumatera Utara
41. Data pengamatan laju asimilasi bersih tanaman kalian
(g.cm2.hari-1) 10-20 HSPT..... .........................................................
76
42. Daftar Sidik Ragam Laju Asimilasi Bersih 10-20 HSPT..... ..........
76
43. Data pengamatan laju asimilasi bersih tanaman kalian
(g.cm2.hari-1) 20-30 HSPT..... .........................................................
77
44. Daftar Sidik Ragam Laju Asimilasi Bersih 20-30 HSPT..... ..........
77
45. Data pengamatan laju asimilasi bersih tanaman kalian
(g.cm2.hari-1) 30-40 HSPT..... .........................................................
78
46. Daftar sidik ragam laju asimilasi bersih tanaman kailan 30-40
HSPT..... .........................................................................................
78
47. Data pengamatan diameter batang tanaman kailan (mm2) 40
HSPT..... .........................................................................................
79
48. Daftar sidik ragam diameter batang tanaman kailan 40 HSPT..... .
79
49. Rangkuman Data Pengamatan Parameter.......................................
80
50. Deskripsi Kailan Varietas Tropika Sensation..... ...........................
81
51. Bagan Penelitian..... .......................................................................
82
52. Bagan Plot Penelitan..... .................................................................
83
53. Jadwal Kegiatan Penelitian.............................................................
84
54. Kandungan Kompos TKKS..... ......................................................
85
55. Foto Lahan Penelitian ....................................................................
86
56. Foto Sampel Tanaman ...................................................................
87
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
RUBEN PAHOTAN TAMBUNAN : Pertumbuhan dan Produksi Kailan
(Brassica oleraceae Var. acephala) pada Berbagai Media dan Pemberian Pupuk.
Dibimbing oleh B. SENGLI. J. DAMANIK dan MEIRIANI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai media tanam
dan pemberian spupuk terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kailan
(Brasisca oleraceae Var. Acephala.). Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dari bulan Juni 2010
sampai September 2010 dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok
(RAK) faktorial dengan dua faktor perlakuan dan 3 ulangan. Faktor pertama
media tanam dengan 2 taraf: top soil (3,75 kg) : kompos TKKS (1,25kg), dan top
soil (3,75 kg) : kascing (1,25 kg). Faktor kedua pupuk hayati agrobost dengan 6
taraf : tanpa pupuk hayati + pupuk kimia 100% dosis anjuran; tanpa pupuk hayati
+ pupuk kimia 50% dosis anjuran; 5 ml pupuk hayati /liter air + pupuk kimia
100% dosis anjuran; 5 ml pupuk hayati /liter air + pupuk kimia 50% dosis
anjuran; 10 ml pupuk hayati /liter air + pupuk kimia 100% dosis anjuran; dan 10
ml pupuk hayati / liter air + pupuk kimia 50 % dosis anjuran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa media tanam berpengaruh nyata
terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot basah tajuk,
bobot kering tanaman, diameter batang, laju asimilasi bersih, dan laju
pertumbuhan relatif. Pupuk hayati berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi
tanaman, bobot basah tajuk, bobot kering tanaman dan laju asimilasi bersih.
Interaksi antara media tanam dan pupuk hayati berpengaruh nyata terhadap
parameter bobot basah tajuk , bobot kering tanaman dan laju asimilasi bersih.
Kata kunci : Media Tanam, Pupuk Hayati, Kailan
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
RUBEN PAHOTAN TAMBUNAN : Growth and Production of Cale
(Brassica oleraceae Var. acephala) in various planting medias and to the addition
fertilizer. Supervise by B. SENGLI. J. DAMANIK dan MEIRIANI.
The aim of this experiment was to study the effect of various planting
medias and to the addition fertilizer on the growth and production of cale
(Brasisca oleraceae Var. Acephala.). The experiment was conduted at
experimental garden Faculty of Agriculture North Sumatera University Medan, on
June 2010 to September 2010 by using a Group Random Design (RAK Factorial)
with two treatments factor and three replications. The first factor is giving various
planting medias by two levels, they were top soil (3,75 kg) : palm oil bunch fruits
compost (1,25kg), dan top soil (3,75 kg) : casting (1,25 kg).. The second factor is
dose of biofertilizer and chemistry fertilizer with six levels, they were with out
biofertilizer + chemistry fertilizer 100% recommendation dose; with out
biofertilizer + chemistry fertilizer 50% recommendation dose; 5 ml biofertilizer
/liter water + chemistry fertilizer 100% recommendation dose; 5 ml biofertilizer
/liter water + chemistry fertilizer 50% recom recommendation dose; dan 10 ml
biofertilizer / liter water + chemistry fertilizer 50 % recommendation dose. The
results showed that the various planting medias given significant effect to plant
height, leaf area, leaf number, canopy wet weight, plant dry weight, net
assimilation rate, and relative growth rate. Biofertilizer given significant effect to
plant height, canopy wet weight, plant dry weight, and net assimilation rate. The
interaction between various planting medias and biofertilizer given significant
effect to canopy wet weight, plant dry weight, and net assimilation rate.
Keyword :planting medias, biofertilizer, Cale
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kubis-kubisan (cruciferae) merupakan salah satu jenis sayuran utama di
dataran tinggi bahkan sayuran penting di Indonesia, disamping kentang dan tomat.
Kailan adalah salah satu jenis sayuran daun yang termasuk keluarga kubiskubisan. Kailan merupakan sayuran yang relatif baru (Widadi, 2009).
Tanaman kalian (Brassica oleraceae Var. Acepaphala) merupakan salah
satu jenis sayuran family kubis-kubisan (Brassicaceae) yang diduga berasal dari
negeri Cina. Kailan masuk ke Indonesia sekitar abad ke-17, namun sayuran ini
sudah cukup populer dan diminati di kalangan masyarakat (Darmawan, 2009).
Mula-mula tanaman kubis-kubisan hanya ditanam di daerah dingin, tetapi
sekarang sudah mulai banyak kubis yang ditanam di daerah sejuk, dan di daerah
dataran rendah (Pracaya, 1999).
Kailan (Brassica oleraceae Var. achepala) termasuk dalam kelompok
tanaman sayuran daun yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Karena itu, kailan
memiliki prospek yang cukup menawan untuk dibudidayakan sebagai sayuran
untuk macam-macam masakan Cina dan Jepang, Kailan juga bisa dikonsumsi
mentah sebagai lalapan karena batangnya memiliki rasa agak manis dan empuk
serta daunnya sangat enak dan legit di lidah. Selain sebagai bahan sayuran yang
mengandung zat gizi cukup lengkap, kailan sangat baik untuk kesehatan karena
kaya vitamin A, kalsium dan zat besi (http://agroindonesia.co.id., 2009).
Menurut Balai Pusat Statistik produksi kalian yang tergolong tanaman
kubis mengalami pasang surut. Pada tahun 1998 merupakan puncak produksi
yaitu 1,45 juta ton dan terus menurun sampai tahun 2002 menjadi 1,23 juta ton
Universitas Sumatera Utara
dan meningkat kembali pada tahun 2008 mencapai 1,32 juta (www.bps.go.id,
2009).
Untuk itu maka perlu dilakukan inovasi teknologi dalam membudidayakan
tanaman kalian agar produksinya dapat terus meningkat. Karena hasil yang
dipanen pada kailan adalah daunnya maka peningkatan hara untuk perkembangan
vegetatif lebih diutamakan. Salah satunya yaitu dengan menggunakan pupuk
hayati sehingga diharapkan pertumbuhan daun meningkat dan menghemat
penggunaan pupuk kimia.
Pupuk hayati adalah mikroorganisme hidup yang ditambahkan ke dalam
tanah dalam bentuk inokulan atau dalam bentuk lain untuk memfasilitasi atau
menyediakan hara tertentu bagi tanaman (Hasibuan, B.E.,2009).
Teknologi yang semakin berkembang memberikan dampak negatif bila
secara terus menerus digunakan dalam pertanian. Pencemaran lingkungan,
penurunan kualitas lahan, dampak residu serta kandungan dari hasil produksi
dapat membahayakan kesehatan konsumen. Pertanian organik merupakan
jawaban untuk terus membudidayan hasil pertanian secara berkelanjutan, salah
satunya yaitu dengan penggunaan pupuk hayati maupun pupuk kompos.
Media tanam yang baik merupakan salah satu syarat untuk meningkatkan
produksi tanaman. Banyak jenis media tanam yang baik untuk pertumbuhan dan
produksi tanaman, seperti top soil, maupun menggunakan bahan organik yang
bertujuan untuk meningkatkan kesuburan tanah baik dari segi fisika, biologi
maupun kimia tanah. Dan dengan mengkombinasikan media tanam dengan pupuk
hayati maka tanaman
dapat tumbuh baik karena hara yang dibutuhukan ada
dalam bentuk tersedia dan dalam jumlah yang cukup.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
guna mengetahui pertumbuhan dan produksi kailan pada berbagai media tanam
dan pupuk hayati.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi kailan (Brassica oleraceae
Var. acephala) pada berbagai media tanam dan pemberian pupuk.
Hipotesis Penelitian
1. Ada perbedaan respon yang nyata pada pertumbuhan dan produksi kailan pada
berbagai media tanam.
2. Peningkatan dosis pupuk akan meningkatkan pertumbuhan dan produksi
kailan.
3. Ada interaksi antara berbagai media tanam dan dosis pupuk terhadap
pertumbuhan dan produksi kailan.
Kegunaan Penelitian
1. Hasil penelitian dapat digunakan untuk menentukan media tanam dan dosis
pupuk yang tepat dalam budidaya kailan.
2. Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusunan skripsi yang
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan serta sebagai bahan informasi
bagi pihak yang memerlukan.
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Menurut Rukmana (1995), klasifikasi tanaman kailan adalah sebagai
berikut:
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Ordo
: Papavorales
Famili
: Cruciferae (Brassicaceae)
Genus
: Brassica
Spesies
: Brassica oleraceae Var. acephala
Tanaman kailan yang dibudidayakan umumnya tumbuh semusim (annual)
ataupun dwimusim (biennual) yang berbentuk perdu. Sistem perakaran relative
dangkal, yakni menembus kedalaman tanah antara 20-30 cm (Rukmana, 1995).
Batang tanaman kailan umumnya pendek dan banyak mengandung air
(herbaceous). Di sekeliling batang hingga titik tumbuh terdapat tangkai daun yang
bertangkai pendek (Rukmana, 1995).
Tanaman ini dikenal dengan daun roset yang tersusun spiral kearah puncak
cabang tak berbatang. Sebagian besar sayuran kailan memiliki ukuran daun yang
lebih besar, dan permukaan serta sembir daun yang rata. Pada tipe tertentu, daun
yang tersusun secara spiral ini selalu bertumpang tindih sehingga agak mirip
kepala longgar (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998)
Universitas Sumatera Utara
Umumnya bunga berwarna kuning namun ada pula yang berwarna putih.
Bunganya terdapat dalam tandan yang muncul dari ujung batang/tunas. Kailan
berbunga sempurna dengan enam benang sari yang terdapat dalam dua lingkaran.
Empat benang sari dalam lingkaran dalam, sisanya dalam lingkaran luar
(Sunarjono, 2003).
Buah kailan berbentuk polong, panjang dan ramping berisi biji. Bijibijinya bulat kecil berwarna coklat sampai kehitam-hitaman. Biji-biji inilah yang
digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman kailan (Rukmana, 1995).
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman kalian sesuai ditanam di kawasan yang mempunyai suhu antara
23-350C. Kelembaban udara yang sesuai bagi pertumbuhan kalian berkisar antara
80-90% (Sunarjo, 2004).
Kailan yang ditanam di daerah yang bersuhu di atas 25oC, terutama untuk
varietas-varietas dataran tinggi akan gagal krop. Demikian pula untuk penanaman
yang kurang mendapat sinar matahari (terlindung), pertumbuhan kailan akan
kurang baik dan mudah terserang penyakit, dan pada waktu masih kecil sering
terjadi pertumbuhan terhenti (stagnasi, etiolasi) (Rukmana, 1995).
Pada umumnya kalian baik ditanam di dataran tinggi dengan ketinggian
1000-3000meter di atas permukaan laut, seperti halnya kubis tunas yang hanya
baik ditanam pada ketinggian lebih dari 800 meter di atas permukaan laut.
Beberapa varietas kubis-kubisan (brassicaoleraceae) ada yang dapat ditanam di
dataran rendah, seperti kalian mampu beradaptasi dengan baik pada dataran
rendah (Sunarjono,2004).
Universitas Sumatera Utara
Tanaman kalian memerlukan curah hujan berkisar 1000-1500 mm/tahun,
keadaan curah hujan ini berhubungan erat dengan ketersediaan air bagi tanaman.
Kalian termasuk tanaman yang toleran terhadap kekeringan atau ketersediaan air
yang terbatas. Curah hujan terlalu banyak dapat menurunkan kualitas sayur,
karena kerusakan daun yang diakibatkan oleh hujan deras (Cahyono, 2001).
Tanah
Kailan menghendaki keadaan tanah yang gembur dengan pH 5,5 – 6,5.
Tanaman kailan dapat tumbuh dan beradaptasi di semua jenis tanah, baik tanah
yang bertekstur ringan sampai berat (Tim Penulis PS, 1992).
Pada tanah-tanah yang masam (pH kurang dari 5,5), pertumbuhan kailan
sering mengalami hambatan, mudah terserang penyakit akar bengkak atau “Club
root” yang disebabkan oleh cendawan Plasmodiophora brassicae Wor.
Sebaliknya pada tanah yang basa atau alkalis (pH lebih besar dari 6,5) tanaman
terserang penyakit kaki hitam (blackleg) akibat cendawan Phoma lingam.
(Rukmana, 1995).
Media Tanam
Media tanam memiliki fungsi yang cukup penting bagi tanaman, yaitu
sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya tanaman dan penyedia air dan unsur
hara bagi tanaman. Secara umum, media tanam dapat dikategorikan menjadi dua,
yaitu media tanam tanah dan nontanah (http://www.agromedia.net, 2009).
Media tanam yang termasuk dalam kategori bahan unsur umumnya
berasal dari komponen organisme hidup, misalnya bagian dari tanaman seperti
daun, batang, bunga, buah, atau kulit kayu. Bahan media tanam juga memiliki
pori-pori makro dan mikro yang unsur haranya seimbang sehingga sirkulasi udara
Universitas Sumatera Utara
yang dihasilkan cukup baik serta memiliki daya serap air yang tinggi
(http://www.agromedia.net, 2009).
Top soil
adalah lapisan tanah bagian atas. Istilah ini lazim digunakan di
dunia pertanian. Di bidang pertanian, top soil mempunyai peranan yang sangat
penting karena di lapisan itu terkonsentrasi kegiatan-kegiatan mikroorganisme
yang secara alami mendekomposisi serasah pada permukaan tanah yang pada
akhirnya akan meningkatkan kesuburan tanah
(Andy, 2009).
Bahan organik umumnya ditemukan di permukaan tanah, dengan jumlah
yang tidak besar (sekitar 3 – 5 %), namun pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah
sangat besar. Adapun pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah dan akibat terhadap
pertumbuhan tanaman adalah :
•
•
•
•
Sebagai granulator (memperbaiki struktur tanah)
Sumber unsur hara makro maupun unsur hara mikro
Menambah kemampuan tanah untuk menahan air
Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur hara (kapasitas tukar
kation tanah menjadi tinggi)
•
Sumber energi bagi mikroorganisme.
(Rosdianti, 2009).
Keberadaan bahan unsur di dalam tanah ditunjukkan oleh lapisan berwarna
gelap atau hitam, biasanya pada lapisan atas setebal 10-15 cm. Jumlah dan
ketebalan lapisan ini bergantung pada proses yang terjadi seperti pelapukan,
penambahan, mineralisasi, erosi, pembongkaran dan pencucian (leaching), serta
Universitas Sumatera Utara
pengaruh lingkungan seperti drainase, kelembapan, suhu, ketinggian tempat, dan
keadaan geologi (Suhardjo et al. 1993).
Kompos merupakan media tanam yang bahan dasarnya berasal dari proses
fermentasi tanaman atau limbah unsur, seperti jerami, sekam, daun, rumput, dan
sampah kota. Kelebihan dari penggunaan kompos sebagai media tanam adalah
sifatnya yang mampu mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifatsifat tanah, baik fisik, kimiawi, maupun biologis. Selain itu, kompos juga menjadi
fasilitator dalam penyerapan unsur nitrogen (N) yang sangat dibutuhkan oleh
tanaman (http://www.kebonkembangs.com, 2009).
Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan kompos 27% dari berat
tandan buah segar. TKKS ini sebagai lirnbah menjadi masalah dalam industri
minyak sawit. Limbah ini akan terus bertambah berkaitan dengan peningkatan
produksi minyak kelapa sawit atau meluasnya areal kelapa sawit. Luas
perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada tahun 1993 adalah 1.636.986 ha. Dari
areal tersebut diperoleh TKKS sebanyak 4.321.321 ton (Ibnusantosa, 1994).
Kompos TKS adalah salah satu limbah padat yang dihasilkan dari
pengolahan pabrik kelapa sawit. TKS merupakan bahan organik yang
mengandung unsur hara utama N, P, K dan Mg. Selain diperkirakan mampu
memperbaiki sifat fisik tanah, kompos tandan kosong sawit diperkirakan mampu
meningkatkan efisiensi pemupukan sehingga pupuk yang digunakan untuk
pembibitan kelapa sawit dapat dikurangi (Lalang Buana dkk, 2003 dalam
Suherman, 2007).
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisis di Laboratorium PPKS kompos tandan kosong kelapa sawit
mengandung unsur N 2,0-3,0%; P 0,2-0,4%; K 4,0-6%; Ca 1,0-2,0%; Mg 0,81,0% dan bahan organik >50%.
Kascing atau vermikompos adalah kompos yang diperoleh dari hasil
perombakan bahan-bahan organik yang dilakukan oleh cacing tanah. Kascing
merupakan campuran kotoran cacing tanah dengan sisa media atau pakan dalam
budidaya cacing tanah. Oleh karena itu, kascing merupakan pupuk organik yang
ramah lingkungan dan memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan
kompos lain (Mashur, 2001).
Kascing adalah pupuk organik yang diperoleh melalui proses yang
melibatkan cacing tanah dalam proses penguraian atau dekomposisi bahan
organiknya. Walaupun sebagian besar penguraian dilakukuan oleh jasad renik,
kehadiran cacing justru membantu memperlancar proses dekomposisi. Pasalnya,
bahan yang akan diurai oleh jasad renik pengurai, telah diurai terlebih dahulu oleh
cacing. Proses pengomposan dengan melibatkan cacing dikenal dengan istilah
vermi-composting. Sementara hasilnya disebut kascing (Agromedia, 2007).
Jenis cacing tanah yang biasa digunakan pada pembuatan kompos adalah
Lumbricus rubellus. Cacing ini dapat hidup dalam populasi yang padat. Jenis
cacing Lumbricus rubellus sering ditemukan di bawah timbunan dedaunan atau
timbunan kotoran ternak. Cacing ini tidak hidup jauh didalam tanah seperti jenis
cacing lainnya, tetapi lebih sering hidup dilapisan yang mendekati permukaan
tanah
(Djuarnani, dkk, 2005).
Kotoran cacing (kascing) mengandung nutrisi yang dibutuhkan tanaman.
Penambahan kascing pada media tanam akan mempercepat pertumbuhan,
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan tinggi dan berat tanaman. Jumlah optimal kascing yang dibutuhkan
untuk mendapatkan hasil positif hanya 10-20% dari volume media tanam
(Mashur, 2006).
Kascing memiliki tekstur yang didominasi ukuran pasir (diameter 0,05-2
mm), sehingga kascing bersifat remah. Kascing juga mempunyai kemampuan
menahan air yang besar, yakni sekitar 145-168%. Artinya berat air yang tertahan
disimpan dalam kascing sebesar 1,45-1,68 kali berat kascingnya. Dengan
demikian kascing dapat meningkatkan penyimpanan air dalam tanah, sagar tanah
tidak mudah mengalami kekeringan.
Dalam pembuatan kascing, banyaknya
cacing yang dibutuhkan adalah 0,5 kg per 2 kg bahan organik yang dapat berupa
sisa bahan sayuran, dedaunan dan sisa buah-buahan dan mengandung 20,20% C;
1,58% N;
C/N 13; 70,30 mg P/100g; 21,8 mg K/100g; 34,99 mg Ca/100g;
21,43 mg Mg/100g; 153,7 mg S/100 kg; dan 13,5 mg Fe/kg (Mulat, 2003).
Pupuk Hayati
Pupuk hayati atau biofertilizer dalah semua bentuk bahan organik yang
dapat meningkatkan ketersediaan unsure hara bagi tanaman sebagai akibat dari
aktifitas
mikroorganisme
di
dalamnya.
Pupuk
hayati
mengandung
mikroorganisme hidup (laten) penambat N2, pelarut fosfat, selulotik dan
sebagainya yang diberi pada benih, tanah, atau areal pengomposan untuk
meningkatkan jumlah dan aktifitas mikroorganisme (Zulkarnain, 2009).
Pupuk hayati Agrobost adalah pupuk hayati yang berbahan aktif
mikrobakteri indigenous asli Indonesia yang ramah lingkungan karena tidak
mengandung logam berat dan mikroba patogen. Pupuk hayati Agrobost
diaplikasikan ke dalam tanah atau media tanam yang di dalamnya terkandung
Universitas Sumatera Utara
inokulan bakteri dan beberapa unsur hara makro maupun mikro. Kandungan
pupuk hayati Agrobost yaitu:
•
•
•
•
•
•
Azotobacter sp
2,0 x 107-105 sel/ml
Azospirilium sp
2,3 x 108-105 sel/ml
Mikroba pelarut fosfat
3,0 x 107-105 sel/ml
Mikroba Pendegradasi Selulose 3,5 x 107-104 sel/ml
Lactobacilus sp
1,5 x 104-103 sel/ml
Pseudomonas sp
1,7 x 106-104 sel/ml
P = 34,70 ppm, K = 1700 ppm, N = 0,04 %, C organik = 0,92 %, Fe = 44,3
ppm,
Mn
=
0,23
ppm,
Cu
=
0,85
ppm,
Zn
=
3,7
ppm
(www. Agrobost.net, 2008).
Banyak manfaat yang diperoleh dari penggunaan pupuk hayati, antara lain:
(1) menyediakan sumber hara bagi tanaman; (2) melindungi akar dari gangguan
hama dan penyakit; (3) menstimulir sistem perakaraan tanaman agar berkembang
sempurna; (4) memacu pertumbuhan jaringan meristem pada titik tumbuh, pucuk,
kuncup bunga, dan stolon; (5) sebagai penawar racun beberapa logam berat; (6)
sebagai metabolik
pengatur tumbuh dan; (7) sebagai bioaktifator. Dengan
lengkapnya fungsi pupuk hayati tersebut maka pupuk hayati sering dikenal
sebagai Bio Regulator of Soil (Hasibuan, 2009).
Kebutuhan tanaman akan bermacam-macam pupuk selama pertumbuhan
dan perkembangannya (terutama dalam hal penyerapannya) adalah tidak sama.
Tanaman membutuhkan waktu (fase) berbeda dan jumlah unsur hara yang
dibutuhkan. Selama pertumbuhan dan perkembangannya (sejak kecambah hingga
tanaman tersebut dapat dipanen) terhadap berbagai proses pertumbuhan yang
Universitas Sumatera Utara
intensitasnya berbeda-beda. Pada
setiap
fase pertumbuhannya,
tanaman
membutuhkan pemupukan (penambahan unsur hara) yang sesuai dengan
kebutuhan tanaman tersebut (Sutedjo, 2001).
Universitas Sumatera Utara
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan yang berada pada ketinggian ± 25 meter di atas
permukaan laut. Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2010 hingga bulan Juli
2010.
Bahan dan Alat
Bahan
yang
digunakan
pada
penelitian
adalah
benih
tanaman
kailan (Brassica oleraceae Var. acephala), pupuk hayati Agrobost dan berbagai
media tanam yaitu top soil, kascing (kotoran cacing dari jenis cacing
Lumbricus rubellus, dan kompos tandan kosong kelapa sawit, insektisida Decis,
fungisida Dithane M-45, polibek berukuran 5 kg, dan bahan-bahan lain yang
mendukung penelitian ini.
Alat yang digunakan pada penelitian adalah cangkul, meteran, gembor,
jangka sorong, timbangan analitik, handsprayer, knapsack, gelas ukur, pipet skala,
leaf area meter, oven, kalkulator, pacak sampel, alat tulis, dan alat lain yang
membantu dalam penelitian ini.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial
dengan 2 faktor perlakuan yaitu :
Faktor I : Media Tanam dengan 2 taraf, yaitu:
M1 = Top soil : kompos TKKS (3,75 kg:1,25kg)
M2 = Top soil : kascing (3,75 kg : 1,25 kg)
Universitas Sumatera Utara
Faktor II : Pemberian pupuk dengan 6 taraf, yaitu :
P1 = tanpa pupuk hayati + pupuk kimia 100% dosis anjuran ( Urea 4,8 g/
tanaman (300 Kg/Ha), SP-36 2,4 g/ tanaman (150 Kg/ Ha), dan
Kcl 2,4 g/ tanaman (150 Kg/Ha),
P2
= 5 ml pupuk hayati Agrobost /liter air + pupuk kimia 100% dosis
anjuran ( Urea 4,8 g/ tanaman (300 Kg/Ha), SP-36 2,4 g/ tanaman
(150 Kg/ Ha), dan Kcl 2,4 g/ tanaman (150 Kg/Ha),
P3 = 10 ml pupuk hayati Agrobost /liter air + pupuk kimia 100% dosis
anjuran ( Urea 4,8 g/ tanaman (300 Kg/Ha), SP-36 2,4 g/ tanaman
(150 Kg/ Ha), dan Kcl 2,4 g/ tanaman (150 Kg/Ha),
P4 = tanpa pupuk hayati + pupuk kimia 50% dosis anjuran ( Urea 2,4 g/
tanaman (150 Kg/Ha), SP-36 1,2 g/ tanaman (75 Kg/ Ha), dan
Kcl 1,2 g/ tanaman (75 Kg/Ha),
P5 = 5 ml pupuk hayati Agrobost /liter air + pupuk kimia 50% dosis
anjuran ( Urea 2,4 g/ tanaman (150 Kg/Ha), SP-36 1,2 g/ tanaman
(75 Kg/ Ha), dan Kcl 1,2 g/ tanaman (75 Kg/Ha),
P6 = 10 ml pupuk hayati Agrobost / liter air + pupuk kimia 50 % dosis
anjuran ( Urea 2,4 g/ tanaman (150 Kg/Ha), SP-36 1,2 g/ tanaman
(75 Kg/ Ha), dan Kcl 1,2 g/ tanaman (75 Kg/Ha),
Sehingga diperoleh12 kombinasi yaitu:
M1P1
M1 P 2
M1 P 3
M1P4
M1P5
M1P6
M2P1
M2 P 2
M2 P 3
M2 P 4
M2P5
M2P6
Universitas Sumatera Utara
Jumlah ulangan
: 3 ulangan
Jumlah plot/blok
: 12 plot
Jumlah plot seluruhnya
: 36 plot
Panjang plot
: 200 cm
Lebar plot
: 200 cm
Jarak antar plot
: 50 cm
Jarak antar blok
: 50 cm
Jumlah polibek/plot
: 16 polibek
Jumlah tanaman/polibek
: 1 tanaman
Jumlah sampel destruktif/plot
: 12 tanaman
Jumlah sampel nondestruktif/plot
: 3 tanaman
Jumlah sampel seluruhnya
: 540 tanaman
Jumlah tanaman seluruhnya
: 576 tanaman
Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam
berdasarkan model linier sebagai berikut :
Yijk = µ+ρi+αj+βk+(αβ)jk+εijkl
Yijk : hasil pengamatan untuk unit percobaan ke-i dengan perlakuan pemberian
media tanam taraf ke-j, dan perlakuan pupuk hayati pada taraf ke-k.
µ
: nilai tengah perlakuan
ρi
: pengaruh blok ke-i
αj
: pengaruh perlakuan berbagai media tanam pada taraf ke-j
βk
: pengaruh perlakuan pupuk organik cair pada taraf ke-k
εijk
: galat pada blok ke-i yang mendapat perlakuan berbagai media tanam
taraf ke-j, perlakuan pupuk organik cair taraf ke-k.
Terhadap sidik ragam yang nyata, maka dilanjutkan analisis lanjutan
dengan menggunakan Uji Rata-Rata Uji Duncan berjarak ganda dengan taraf 5%
(Steel dan Torrie, 1995).
Universitas Sumatera Utara
PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Lahan
Lahan dibersihkan dari gulma dan sisa-sisa akar tanaman, kemudian tanah
diratakan dengan menggunakan cangkul. Kemudian dibuat plot percobaan dengan
ukuran 200 cm x 200 cm. Dibuat parit drainase dengan jarak antar plot 50 cm dan
jarak antar blok 50 cm. Selain itu, juga dibuat naungan yang terbuat dari pelepah
kelapa sawit untuk persemaian benih kailan dengan ketinggian ± 1 meter yang
menghadap ke timur dan ± 50 cm yang menghadap ke bagian barat.
Persemaian
Sebelum ditanam benih kailan disemaikan dahulu agar diperoleh bibit
tanaman yang baik dan seragam. Benih disemai pada bedengan khusus
persemaian dengan ukuran 100 cm x 200 cm yang diberi naungan pelepah kelapa
sawit. Media persemaian berupa campuran top soil, kompos, dan pasir dengan
perbandingan (3:1:1). Untuk menghindari agar benih tidak saling berlekatan,
sehingga memudahkan penebaran maka digunakan abu gosok atau pasir,
dilakukan 2 minggu sebelum tanam.
Pemeliharaan Tanaman di Persemaian
Bibit yang ditanam di persemaian dipelihara dengan melakukan
penyiraman pada pagi dan sore hari sampai kondisi kapasitas lapang, yaitu dengan
memperhatikan media tanam, jika air sudah merembes maka media sudah pada
kondisi kapasitas lapang.
Persiapan media
Persiapan media meliputi penyediaan top soil, kascing dan kompos tandan
kosong kelapa sawit yang dilakukan satu minggu sebelum pindah tanam.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian, media tanam dicampur rata menurut perlakuan yaitu M1 (Top soil :
kompos TKKS) (3,75 kg : 1,25kg) dan M2 (Top soil : kascing )(3,75 kg : 1,25
kg) lalu dimasukkan pada polibek ukuran 5 kg.
Penanaman
Penanaman dilakukan setelah bibit berumur 15 hari atau telah tumbuh 2
helai daun pada persemaian. Penanaman dilakukan dengan memindahkan bibit
dari persemaian ke polibek yang telah diberi perlakuan. Dengan cara membuat
lubang tanam kira-kira 3 cm dan bibit ditanam 1 bibit per lubang tanam.
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari dan disesuaikan dengan
kondisi lapangan dengan menggunakan gembor dengan jumlah air yang sama tiap
tanaman sampai kondisi media kapasitas lapang. Sebelumnya dilakukan kalibrasi
kebutuhan air sampai media pada kapasitas lapang, kemudian takaran jumlah air
yang sudah diperoleh dijadikan patokan untuk penyiraman selanjutnya.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan apabila ada tanaman rusak atau mati dan dilakukan
seminggu setelah pindah tanam ke lapangan agar diperoleh tanaman yang
seragam. Tanaman yang digunakan pada penyulaman adalah tanaman cadangan
yang di tanam pada polibag yang sudah disiapkan.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan bila terlihat ada gulma yang tumbuh pada polibek,
dengan cara mencabut gulma yang ada dalam polibek dan menyiangi plot dengan
cangkul. Gulma yang tumbuh pa da media tanam umumnya adalah gulma daun
Universitas Sumatera Utara
lebar seperti babandotan ( Ageratum conyzoides) . Penyiangan dilakukan 2
minggu sekali.
Pemupukan
Pupuk hayati Agrobost diaplikasikan sebanyak dua kali yaitu pada saat
sebelum pindah tanam ( minimal 3 hari sebelum pemupukan pupuk kimia) dan
setelah pindah tanam yaitu pada saat tanaman berumur 15 hari setelah pindah
tanam. Pupuk hayati agrobost diaplikasikan ke media tanam dengan dosis sesuai
dengan perlakuan. Pupuk kimia diaplikasikan pada saat sebelum pindah tanam
pada media tanam dan sesuai dengan perlakuan. Pupuk kimia yang digunakan
adalah Urea,
SP-36, dan KCl sesuai dengan dosis perlakuan.
Untuk
pemupukan kimia dilaksanakan minimum tiga hari setelah aplikasi pupuk hayati
yang pertama.
Pengendalian hama dan penyakit tanaman
Pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan insektisida Decis
dengan dosis 2 cc/liter air, sedangkan pengendalian penyakit dilakukan
penyemprotan fungisida Dithane M-45 dengan dosis 2 g/liter air. Penyemprotan
dilakukan sesuai dengan kondisi serangan hama dan penyakit pada tanaman
dengan menggunakan handsprayer. Hama yang sering mengganggu adalah hama
ulat garayak dan ulat tentara. Penyakit berupa jamur.
Panen
Panen dilakukan sebanyak 4 tahap yaitu pada umur 10, 20, 30, dan 40
HSPT (hari setelah pindah tanam), bertujuan untuk mengukur parameter
desktruktif tanaman. Pemanenan dilakukan dengan hati-hati yaitu dengan cara
mencabut tanaman beserta akarnya.
Universitas Sumatera Utara
Parameter Pengamatan
Tinggi Tanaman (cm)
Pengukuran parameter tinggi tanaman kailan dilakukan dengan mengukur
panjang mulai dari pangkal batang yang berada di permukaan tanah sampai bagian
tanaman tertinggi, pengukuran dilakukan saat tanaman berumur 10, 20, 30, 40 hari
setelah pindah tanam.
Jumlah Daun (helai)
Penghitungan jumlah daun kailan dilakukan dengan menghitung jumlah
helai daun yang telah membuka sempurna, pengamatan dilakukan saat tanaman
berumur 10, 20, 30, 40 hari setelah pindah tanam.
Luas Daun (mm2)
Pengukuran luas daun kailan dilakukan dengan alat leaf area meter,
dilakukan dengan mengukur luas daun tanaman yang berada pada urutan tengah,
dilaksanakan pada saat tanaman berumur 10, 20, 30, 40 hari setelah pindah tanam.
Bobot Basah Tajuk (g)
Penghitungan bobot basah tajuk dilakukan dengan menimbang seluruh
bagian tanaman kailan kecuali akar, pengamatan dilakukan saat tanaman berumur
10, 20, 30, 40 hari setelah pindah tanam.
Bobot Kering Tanaman (g)
Bobot kering tanaman ( akar + tajuk) ditimbang setelah melalui proses
pengovenan pada suhu 65o C sampai bobot tanaman stabil. Pengamatan parameter
ini dilakukan pada saat tanaman berumur 10, 20, 30, 40 hari setelah pindah tanam.
Universitas Sumatera Utara
Laju Asimilasi Bersih (g.cm2.hari-1)
Nilai laju assimilasi bersih merupakan pertambahan material tanaman dari
assimilasi persatuan waktu (Sitompul dan Guritno, 1995). Dihitung pada umur 10,
20, 30, 40 hari setelah pindah tanaman, dengan persamaan sebagai berikut :
LAB =
Dimana : W1 dan W2 = Bobot kering tanaman pengamatan ke-1 dan ke-2
A1 dan A2 = Luas daun tanaman pengamatan ke -1 dan ke-2
T1 dan T2 = Waktu pengamatan ke-1 dan ke-2
Laju Pertumbuhan Relatif (g.g-1.hari-1)
Laju pertumbuhan relatif merupakan penambahan berat kering tanaman
dalam interval waktu terhadap berat permulaan (Sitompul dan Guritno,1995).
Dihitung pada umur 10, 20, 30, 40 hari setelah pindah
tanaman, dengan
persamaan sebagai berikut :
LPR=
Dimana : W1 = Bobot kering tanaman pengamatan ke-1
W2 = Bobot kering tanaman pengamatan ke-2
T1 = Waktu pengamatan ke-1
T2 = Waktu pengamatan ke-2
Diameter Batang (mm2)
Pengamatan parameter diameter batang kailan, dilakukan
dengan
mengambil 3 sampel per plot, dilaksanakan pada saat tanaman berumur 40 hari
setelah pindah tanam atau pada saat panen t
(Brassica oleraceae Var. acephala) PADA BERBAGAI
MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK
SKRIPSI
RUBEN PAHOTAN TAMBUNAN
060301023
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2011
Universitas Sumatera Utara
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KAILAN
(Brassica oleraceae Var. acephala) PADA BERBAGAI
MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN PUPUK
SKRIPSI
Oleh:
RUBEN PAHOTAN TAMBUNAN
060301023/AGRONOMI
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2011
Universitas Sumatera Utara
Judul Skripsi
Nama
Nim
Departemen
Program Studi
: Pertumbuhan dan Produksi Kailan (Brassica oleraceae Var. acephala)
pada Berbagai Media Tanam dan Pemberian Pupuk
: Ruben Pahotan Tambunan
: 060301023
: Budidaya Pertanian
: Agronomi
Disetujui oleh,
Komisi Pembimbing
Prof. Dr. Ir. B. S. J. Damanik, M. Sc
Ketua
Ir. Meiriani, MP
Anggota
Mengetahui,
Ir. T. Sabrina, M AgrSc, PhD
Ketua Departemen Agroekoteknologi
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
RUBEN PAHOTAN TAMBUNAN : Pertumbuhan dan Produksi Kailan
(Brassica oleraceae Var. acephala) pada Berbagai Media dan Pemberian Pupuk.
Dibimbing oleh B. SENGLI. J. DAMANIK dan MEIRIANI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai media tanam
dan pemberian spupuk terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kailan
(Brasisca oleraceae Var. Acephala.). Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dari bulan Juni 2010
sampai September 2010 dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok
(RAK) faktorial dengan dua faktor perlakuan dan 3 ulangan. Faktor pertama
media tanam dengan 2 taraf: top soil (3,75 kg) : kompos TKKS (1,25kg), dan top
soil (3,75 kg) : kascing (1,25 kg). Faktor kedua pupuk hayati agrobost dengan 6
taraf : tanpa pupuk hayati + pupuk kimia 100% dosis anjuran; tanpa pupuk hayati
+ pupuk kimia 50% dosis anjuran; 5 ml pupuk hayati /liter air + pupuk kimia
100% dosis anjuran; 5 ml pupuk hayati /liter air + pupuk kimia 50% dosis
anjuran; 10 ml pupuk hayati /liter air + pupuk kimia 100% dosis anjuran; dan 10
ml pupuk hayati / liter air + pupuk kimia 50 % dosis anjuran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa media tanam berpengaruh nyata
terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot basah tajuk,
bobot kering tanaman, diameter batang, laju asimilasi bersih, dan laju
pertumbuhan relatif. Pupuk hayati berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi
tanaman, bobot basah tajuk, bobot kering tanaman dan laju asimilasi bersih.
Interaksi antara media tanam dan pupuk hayati berpengaruh nyata terhadap
parameter bobot basah tajuk , bobot kering tanaman dan laju asimilasi bersih.
Kata kunci : Media Tanam, Pupuk Hayati, Kailan
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
RUBEN PAHOTAN TAMBUNAN : Growth and Production of Cale
(Brassica oleraceae Var. acephala) in various planting medias and to the addition
fertilizer. Supervise by B. SENGLI. J. DAMANIK dan MEIRIANI.
The aim of this experiment was to study the effect of various planting
medias and to the addition fertilizer on the growth and production of cale
(Brasisca oleraceae Var. Acephala.). The experiment was conduted at
experimental garden Faculty of Agriculture North Sumatera University Medan, on
June 2010 to September 2010 by using a Group Random Design (RAK Factorial)
with two treatments factor and three replications. The first factor is giving various
planting medias by two levels, they were top soil (3,75 kg) : palm oil bunch fruits
compost (1,25kg), dan top soil (3,75 kg) : casting (1,25 kg).. The second factor is
dose of biofertilizer and chemistry fertilizer with six levels, they were with out
biofertilizer + chemistry fertilizer 100% recommendation dose; with out
biofertilizer + chemistry fertilizer 50% recommendation dose; 5 ml biofertilizer
/liter water + chemistry fertilizer 100% recommendation dose; 5 ml biofertilizer
/liter water + chemistry fertilizer 50% recom recommendation dose; dan 10 ml
biofertilizer / liter water + chemistry fertilizer 50 % recommendation dose. The
results showed that the various planting medias given significant effect to plant
height, leaf area, leaf number, canopy wet weight, plant dry weight, net
assimilation rate, and relative growth rate. Biofertilizer given significant effect to
plant height, canopy wet weight, plant dry weight, and net assimilation rate. The
interaction between various planting medias and biofertilizer given significant
effect to canopy wet weight, plant dry weight, and net assimilation rate.
Keyword :planting medias, biofertilizer, Cale
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Medan pada tanggal 01 November 1987, anak pertama
dari lima bersaudara, ayahanda P. Tambunan dan Ibunda B. Simangunsong.
Tahun 2006 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Kuala dan pada tahun yang
sama terdaftar sebagai mahasiswa program studi Agronomi, Departemen
Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian USU, Medan melalui jalur Seleksi
Penerimaan Mahasiswa Baru.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Himpunan
Mahasiswa Budidaya Pertanian, sebagai anggota UKM PARINTAL FP-USU
Fakultas Pertanian dan sebagai asisten Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan
Dasar Agronomi.
Penulis melaksanakan praktik kerja lapangan (PKL) di perkebunan kelapa
sawit PTPN IV unit Kebun Gunung Bayu pada bulan Juli 2009.
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala berkat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pertumbuhan dan Produksi Kailan (Brassica oleraceae Var. acephala)
pada Berbagai Media Tanam dan Pemberiaan Pupuk”
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
Prof. Dr. Ir. B. S. J. Damanik, M. Sc selaku ketua komisi pembimbing dan
Ir. Meiriani, MP selaku anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan
memberikan berbagai masukan kepada penulis dari mulai menetapkan judul,
melakukan penelitian sampai penulisan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
Ayahanda P. Tambunan dan Ibunda B. Simangunsong serta adik-adikku Damaris,
Lian, Intan, dan Elfrida yang telah memberikan doa, motivasi dan dukungan baik
secara moril maupun material selama menjani perkuliahan hingga pada akhir studi
penulis.
Di samping itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Melinsani
Manalu, rekan mahasiswa BDP 2006, AET 2009, dan PARINTAL FP USU yang
tak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab
itu penulis mengarapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata penulis
ucapkan terima kasih.
Medan, Maret 2011
Penulis
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
ABSTRACT ....................................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv
DAFTAR ISI.....................................................................................................v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x
PENDAHULUAN
Latar Belakang ....................................................................................... 1
Tujuan Penelitian ................................................................................... 3
Hipotesis Penelitian................................................................................ 3
Kegunaan Penelitian............................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman .................................................................................... 4
Syarat Tumbuh
Iklim ............................................................................................. 5
Tanah ............................................................................................. 6
Media Tanam ........................................................................................ 6
Pupuk Hayati ......................................................................................... 10
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu ................................................................................. 13
Bahan dan Alat ....................................................................................... 13
Metode Penelitian .................................................................................. 13
PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Lahan ..................................................................................... 17
Perssemaian ............................................................................................ 17
Pemeliharaan Tanaman di Persemaian................................................... 17
Persiapan Media ..................................................................................... 18
Penanaman ............................................................................................ 18
Pemeliharaan .......................................................................................... 18
Penyiraman.................................................................................... 18
Penyulaman ................................................................................... 18
Penyiangan .................................................................................... 19
Pemupukan .................................................................................... 19
Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman ................................ 19
Universitas Sumatera Utara
Panen ...................................................................................................... 20
Parameter Pengamatan ........................................................................... 20
Tinggi Tanaman (cm).................................................................... 20
Jumlah Daun (helai) ...................................................................... 20
Luas Daun (mm2) .......................................................................... 20
Bobot Basah Tajuk (g) .................................................................. 20
Bobot Kering Tanaman (g) ........................................................... 21
Laju Asimilasi Bersih (g.cm2.hari-1) ............................................. 21
Laju Pertumbuhan Relatif (g.g-1.hari-1) ......................................... 21
Diameter Batang (mm2) ................................................................ 22
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ...................................................................................................... 23
Pembahasan ............................................................................................ 48
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ........................................................................................... 53
Saran ....................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
No.
Keterangan
Hal
1. Rataan tinggi tanaman kailan umur 40 hspt pada berbagai media
tanam dan pemberian pupuk ..... .....................................................
23
2. Rataan Jjumlah daun tanaman kailan umur 40 hspt pada berbagai
media tanam dan pemberian pupuk..... ...........................................
27
3. Rataan luas daun tanaman kailan umur 40 hspt pada berbagai
media tanam dan pemberian pupuk..... ...........................................
29
4. Rataan bobot basah tajuk tanaman kailan umur 40 hspt pada
berbagai media tanam dan pemberian pupuk..... ............................
31
5. Rataan berat kering tanaman kailan umur 40 hspt pada berbagai
media tanam dan pemberian pupuk ..... ..........................................
35
6. Rataan laju asimilasi bersih tanaman kalian umur 40 hspt pada
berbagai media tanam dan pemberian pupuk..... ............................
39
7. Rataan laju pertumbuhan relatif tanaman kailan umur 40 hspt
pada berbagai media tanam dan pemberian pupuk..... ....................
45
8. Rataan jumlah diameter batang tanaman kalian umur 40 hspt
pada berbagai media tanam dan pemberian pupuk..... ....................
47
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
No.
Keterangan
Hal
1. Hubungan Tinggi Tanaman 40 hspt dengan media tanam (cm).....
25
2. Hubungan Tinggi Tanaman 40 hspt dengan pupuk hayati
agrobost(cm).....................................................................................
3. Hubungan Jumlah Daun 40 hspt dengan media tanam (helai)..... .
28
4. Hubungan Luas Daun 40 hspt dengan media tanam (mm2) ..........
30
5. Hubungan Bobot Basah Tajuk 40 hspt dengan pupuk hayati dan
pemberian 100% pupuk kimia pada berbagai media (g) ................
33
6. Hubungan Bobot Kering Tanaman 40 hspt dengan pupuk hayati
dan pemberian 100% pupuk kimia pada berbagai media (g) .........
37
7. Hubungan Laju Asimilasi Bersih 40 hspt dengan pupuk hayati
dan pemberian 100% pupuk kimia pada berbagai media
(g.cm2.hari-1)..... ..............................................................................
41
8. Hubungan Laju Pertumbuhan Relatif 40 hspt dengan berbagai
media tanam (g.g-1.hari-1)..... ..........................................................
46
9. Hubungan Diameter Batang 40 hspt dengan media tanam (mm) .
48
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
No.
Keterangan
Hal
1. Data pengamatan tinggi tanaman kalian (cm) 10 HSPT..... ..........
56
2. Daftar sidik ragam tinggi tanaman kalian 10 HSPT..... .................
56
3. Data pengamatan tinggi tanaman kalian (cm) 20 HSPT..... ..........
57
4. Daftar sidik ragam tinggi tanaman kalian 20 HSPT..... .................
57
5. Data pengamatan tinggi tanaman kalian (cm) 30 HSPT..... ..........
58
6. Daftar sidik ragam tinggi tanaman kalian 30 HSPT..... .................
58
7. Data pengamatan tinggi tanaman kalian (cm) 40 HSPT .... ..........
59
8. Daftar sidik ragam tinggi tanaman kalian 40 HSPT..... .................
59
9. Data pengamatan jumlah daun tanaman kalian (helai)
10 HSPT..... ....................................................................................
60
10. Daftar sidik ragam jumlah daun tanaman kailan 20 HSPT..... ......
60
11. Data Data pengamatan jumlah daun tanaman kalian (helai)
20 HSPT..... ....................................................................................
61
12. Daftar sidik ragam jumlah daun tanaman kailan 20HSPT..... .......
61
13. Data Data pengamatan jumlah daun tanaman kalian (helai)
30 HSPT..... ....................................................................................
62
14. Daftar sidik ragam jumlah daun tanaman kailan 30 HSPT..... ......
62
15. Data Data pengamatan jumlah daun tanaman kalian (helai)
40 HSPT..... ....................................................................................
63
16. Daftar sidik ragam jumlah daun tanaman kailan 40 HSPT..... .......
63
17. Data pengamatan luas daun tanaman kailan (mm2) 10 HSPT..... ...
64
18. Daftar sidik ragam jumlah daun tanaman kailan 10 HSPT..... .......
64
19. Data pengamatan luas daun tanaman kailan (mm2) 20 HSPT..... ...
65
Universitas Sumatera Utara
20. Daftar sidik ragam jumlah daun tanaman kailan 20 HSPT..... .......
65
21. Data pengamatan luas daun tanaman kailan (mm2) 30 HSPT..... ...
66
22. Daftar sidik ragam jumlah daun tanaman kailan 30 HSPT..... .......
66
23. Data pengamatan luas daun tanaman kailan (mm2) 40 HSPT..... ..
67
24. Daftar sidik ragam jumlah daun tanaman kailan 40 HSPT..... .......
67
25. Data pengamatan bobot basah tajuk tanaman kailan (g) 10
HSPT..... .........................................................................................
68
26. Daftar sidik ragam basah tajuk tanaman kalian 10 HSPT..... .........
68
27. Data pengamatan bobot basah tajuk tanaman kailan (g) 20
HSPT..... .........................................................................................
69
28. Daftar sidik ragam basah tajuk tanaman kalian 20 HSPT..... .........
69
29. Data pengamatan bobot basah tajuk tanaman kailan (g) 30
HSPT..... .........................................................................................
70
30. Daftar sidik ragam basah tajuk tanaman kalian 30 HSPT..... .........
70
31. Data pengamatan bobot basah tajuk tanaman kailan (g) 40
HSPT..... .........................................................................................
71
32. Daftar sidik ragam basah tajuk tanaman kalian 40 HSPT..... .........
71
33. Data pengamatan bobot kering tanaman kalian (g) 10 HSPT..... ...
72
34. Daftar sidik ragam bobot kering tanaman kailan 10 HSPT..... .......
72
35. Data pengamatan bobot kering tanaman kalian (g) 20 HSPT..... ...
73
36. Daftar sidik ragam bobot kering tanaman kailan 20 HSPT..... .......
73
37. Data pengamatan bobot kering tanaman kalian (g) 30 HSPT..... ...
74
38. Daftar sidik ragam bobot kering tanaman kailan 30 HSPT..... .......
74
39. Data pengamatan bobot kering tanaman kalian (g) 40 HSPT..... ...
75
40. Daftar sidik ragam bobot kering tanaman kailan 40 HSPT..... .......
75
Universitas Sumatera Utara
41. Data pengamatan laju asimilasi bersih tanaman kalian
(g.cm2.hari-1) 10-20 HSPT..... .........................................................
76
42. Daftar Sidik Ragam Laju Asimilasi Bersih 10-20 HSPT..... ..........
76
43. Data pengamatan laju asimilasi bersih tanaman kalian
(g.cm2.hari-1) 20-30 HSPT..... .........................................................
77
44. Daftar Sidik Ragam Laju Asimilasi Bersih 20-30 HSPT..... ..........
77
45. Data pengamatan laju asimilasi bersih tanaman kalian
(g.cm2.hari-1) 30-40 HSPT..... .........................................................
78
46. Daftar sidik ragam laju asimilasi bersih tanaman kailan 30-40
HSPT..... .........................................................................................
78
47. Data pengamatan diameter batang tanaman kailan (mm2) 40
HSPT..... .........................................................................................
79
48. Daftar sidik ragam diameter batang tanaman kailan 40 HSPT..... .
79
49. Rangkuman Data Pengamatan Parameter.......................................
80
50. Deskripsi Kailan Varietas Tropika Sensation..... ...........................
81
51. Bagan Penelitian..... .......................................................................
82
52. Bagan Plot Penelitan..... .................................................................
83
53. Jadwal Kegiatan Penelitian.............................................................
84
54. Kandungan Kompos TKKS..... ......................................................
85
55. Foto Lahan Penelitian ....................................................................
86
56. Foto Sampel Tanaman ...................................................................
87
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
RUBEN PAHOTAN TAMBUNAN : Pertumbuhan dan Produksi Kailan
(Brassica oleraceae Var. acephala) pada Berbagai Media dan Pemberian Pupuk.
Dibimbing oleh B. SENGLI. J. DAMANIK dan MEIRIANI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai media tanam
dan pemberian spupuk terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kailan
(Brasisca oleraceae Var. Acephala.). Penelitian dilaksanakan di lahan percobaan
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara Medan, dari bulan Juni 2010
sampai September 2010 dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok
(RAK) faktorial dengan dua faktor perlakuan dan 3 ulangan. Faktor pertama
media tanam dengan 2 taraf: top soil (3,75 kg) : kompos TKKS (1,25kg), dan top
soil (3,75 kg) : kascing (1,25 kg). Faktor kedua pupuk hayati agrobost dengan 6
taraf : tanpa pupuk hayati + pupuk kimia 100% dosis anjuran; tanpa pupuk hayati
+ pupuk kimia 50% dosis anjuran; 5 ml pupuk hayati /liter air + pupuk kimia
100% dosis anjuran; 5 ml pupuk hayati /liter air + pupuk kimia 50% dosis
anjuran; 10 ml pupuk hayati /liter air + pupuk kimia 100% dosis anjuran; dan 10
ml pupuk hayati / liter air + pupuk kimia 50 % dosis anjuran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa media tanam berpengaruh nyata
terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot basah tajuk,
bobot kering tanaman, diameter batang, laju asimilasi bersih, dan laju
pertumbuhan relatif. Pupuk hayati berpengaruh nyata terhadap parameter tinggi
tanaman, bobot basah tajuk, bobot kering tanaman dan laju asimilasi bersih.
Interaksi antara media tanam dan pupuk hayati berpengaruh nyata terhadap
parameter bobot basah tajuk , bobot kering tanaman dan laju asimilasi bersih.
Kata kunci : Media Tanam, Pupuk Hayati, Kailan
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
RUBEN PAHOTAN TAMBUNAN : Growth and Production of Cale
(Brassica oleraceae Var. acephala) in various planting medias and to the addition
fertilizer. Supervise by B. SENGLI. J. DAMANIK dan MEIRIANI.
The aim of this experiment was to study the effect of various planting
medias and to the addition fertilizer on the growth and production of cale
(Brasisca oleraceae Var. Acephala.). The experiment was conduted at
experimental garden Faculty of Agriculture North Sumatera University Medan, on
June 2010 to September 2010 by using a Group Random Design (RAK Factorial)
with two treatments factor and three replications. The first factor is giving various
planting medias by two levels, they were top soil (3,75 kg) : palm oil bunch fruits
compost (1,25kg), dan top soil (3,75 kg) : casting (1,25 kg).. The second factor is
dose of biofertilizer and chemistry fertilizer with six levels, they were with out
biofertilizer + chemistry fertilizer 100% recommendation dose; with out
biofertilizer + chemistry fertilizer 50% recommendation dose; 5 ml biofertilizer
/liter water + chemistry fertilizer 100% recommendation dose; 5 ml biofertilizer
/liter water + chemistry fertilizer 50% recom recommendation dose; dan 10 ml
biofertilizer / liter water + chemistry fertilizer 50 % recommendation dose. The
results showed that the various planting medias given significant effect to plant
height, leaf area, leaf number, canopy wet weight, plant dry weight, net
assimilation rate, and relative growth rate. Biofertilizer given significant effect to
plant height, canopy wet weight, plant dry weight, and net assimilation rate. The
interaction between various planting medias and biofertilizer given significant
effect to canopy wet weight, plant dry weight, and net assimilation rate.
Keyword :planting medias, biofertilizer, Cale
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kubis-kubisan (cruciferae) merupakan salah satu jenis sayuran utama di
dataran tinggi bahkan sayuran penting di Indonesia, disamping kentang dan tomat.
Kailan adalah salah satu jenis sayuran daun yang termasuk keluarga kubiskubisan. Kailan merupakan sayuran yang relatif baru (Widadi, 2009).
Tanaman kalian (Brassica oleraceae Var. Acepaphala) merupakan salah
satu jenis sayuran family kubis-kubisan (Brassicaceae) yang diduga berasal dari
negeri Cina. Kailan masuk ke Indonesia sekitar abad ke-17, namun sayuran ini
sudah cukup populer dan diminati di kalangan masyarakat (Darmawan, 2009).
Mula-mula tanaman kubis-kubisan hanya ditanam di daerah dingin, tetapi
sekarang sudah mulai banyak kubis yang ditanam di daerah sejuk, dan di daerah
dataran rendah (Pracaya, 1999).
Kailan (Brassica oleraceae Var. achepala) termasuk dalam kelompok
tanaman sayuran daun yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Karena itu, kailan
memiliki prospek yang cukup menawan untuk dibudidayakan sebagai sayuran
untuk macam-macam masakan Cina dan Jepang, Kailan juga bisa dikonsumsi
mentah sebagai lalapan karena batangnya memiliki rasa agak manis dan empuk
serta daunnya sangat enak dan legit di lidah. Selain sebagai bahan sayuran yang
mengandung zat gizi cukup lengkap, kailan sangat baik untuk kesehatan karena
kaya vitamin A, kalsium dan zat besi (http://agroindonesia.co.id., 2009).
Menurut Balai Pusat Statistik produksi kalian yang tergolong tanaman
kubis mengalami pasang surut. Pada tahun 1998 merupakan puncak produksi
yaitu 1,45 juta ton dan terus menurun sampai tahun 2002 menjadi 1,23 juta ton
Universitas Sumatera Utara
dan meningkat kembali pada tahun 2008 mencapai 1,32 juta (www.bps.go.id,
2009).
Untuk itu maka perlu dilakukan inovasi teknologi dalam membudidayakan
tanaman kalian agar produksinya dapat terus meningkat. Karena hasil yang
dipanen pada kailan adalah daunnya maka peningkatan hara untuk perkembangan
vegetatif lebih diutamakan. Salah satunya yaitu dengan menggunakan pupuk
hayati sehingga diharapkan pertumbuhan daun meningkat dan menghemat
penggunaan pupuk kimia.
Pupuk hayati adalah mikroorganisme hidup yang ditambahkan ke dalam
tanah dalam bentuk inokulan atau dalam bentuk lain untuk memfasilitasi atau
menyediakan hara tertentu bagi tanaman (Hasibuan, B.E.,2009).
Teknologi yang semakin berkembang memberikan dampak negatif bila
secara terus menerus digunakan dalam pertanian. Pencemaran lingkungan,
penurunan kualitas lahan, dampak residu serta kandungan dari hasil produksi
dapat membahayakan kesehatan konsumen. Pertanian organik merupakan
jawaban untuk terus membudidayan hasil pertanian secara berkelanjutan, salah
satunya yaitu dengan penggunaan pupuk hayati maupun pupuk kompos.
Media tanam yang baik merupakan salah satu syarat untuk meningkatkan
produksi tanaman. Banyak jenis media tanam yang baik untuk pertumbuhan dan
produksi tanaman, seperti top soil, maupun menggunakan bahan organik yang
bertujuan untuk meningkatkan kesuburan tanah baik dari segi fisika, biologi
maupun kimia tanah. Dan dengan mengkombinasikan media tanam dengan pupuk
hayati maka tanaman
dapat tumbuh baik karena hara yang dibutuhukan ada
dalam bentuk tersedia dan dalam jumlah yang cukup.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
guna mengetahui pertumbuhan dan produksi kailan pada berbagai media tanam
dan pupuk hayati.
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi kailan (Brassica oleraceae
Var. acephala) pada berbagai media tanam dan pemberian pupuk.
Hipotesis Penelitian
1. Ada perbedaan respon yang nyata pada pertumbuhan dan produksi kailan pada
berbagai media tanam.
2. Peningkatan dosis pupuk akan meningkatkan pertumbuhan dan produksi
kailan.
3. Ada interaksi antara berbagai media tanam dan dosis pupuk terhadap
pertumbuhan dan produksi kailan.
Kegunaan Penelitian
1. Hasil penelitian dapat digunakan untuk menentukan media tanam dan dosis
pupuk yang tepat dalam budidaya kailan.
2. Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusunan skripsi yang
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas
Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan serta sebagai bahan informasi
bagi pihak yang memerlukan.
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Menurut Rukmana (1995), klasifikasi tanaman kailan adalah sebagai
berikut:
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio
: Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Ordo
: Papavorales
Famili
: Cruciferae (Brassicaceae)
Genus
: Brassica
Spesies
: Brassica oleraceae Var. acephala
Tanaman kailan yang dibudidayakan umumnya tumbuh semusim (annual)
ataupun dwimusim (biennual) yang berbentuk perdu. Sistem perakaran relative
dangkal, yakni menembus kedalaman tanah antara 20-30 cm (Rukmana, 1995).
Batang tanaman kailan umumnya pendek dan banyak mengandung air
(herbaceous). Di sekeliling batang hingga titik tumbuh terdapat tangkai daun yang
bertangkai pendek (Rukmana, 1995).
Tanaman ini dikenal dengan daun roset yang tersusun spiral kearah puncak
cabang tak berbatang. Sebagian besar sayuran kailan memiliki ukuran daun yang
lebih besar, dan permukaan serta sembir daun yang rata. Pada tipe tertentu, daun
yang tersusun secara spiral ini selalu bertumpang tindih sehingga agak mirip
kepala longgar (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998)
Universitas Sumatera Utara
Umumnya bunga berwarna kuning namun ada pula yang berwarna putih.
Bunganya terdapat dalam tandan yang muncul dari ujung batang/tunas. Kailan
berbunga sempurna dengan enam benang sari yang terdapat dalam dua lingkaran.
Empat benang sari dalam lingkaran dalam, sisanya dalam lingkaran luar
(Sunarjono, 2003).
Buah kailan berbentuk polong, panjang dan ramping berisi biji. Bijibijinya bulat kecil berwarna coklat sampai kehitam-hitaman. Biji-biji inilah yang
digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman kailan (Rukmana, 1995).
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman kalian sesuai ditanam di kawasan yang mempunyai suhu antara
23-350C. Kelembaban udara yang sesuai bagi pertumbuhan kalian berkisar antara
80-90% (Sunarjo, 2004).
Kailan yang ditanam di daerah yang bersuhu di atas 25oC, terutama untuk
varietas-varietas dataran tinggi akan gagal krop. Demikian pula untuk penanaman
yang kurang mendapat sinar matahari (terlindung), pertumbuhan kailan akan
kurang baik dan mudah terserang penyakit, dan pada waktu masih kecil sering
terjadi pertumbuhan terhenti (stagnasi, etiolasi) (Rukmana, 1995).
Pada umumnya kalian baik ditanam di dataran tinggi dengan ketinggian
1000-3000meter di atas permukaan laut, seperti halnya kubis tunas yang hanya
baik ditanam pada ketinggian lebih dari 800 meter di atas permukaan laut.
Beberapa varietas kubis-kubisan (brassicaoleraceae) ada yang dapat ditanam di
dataran rendah, seperti kalian mampu beradaptasi dengan baik pada dataran
rendah (Sunarjono,2004).
Universitas Sumatera Utara
Tanaman kalian memerlukan curah hujan berkisar 1000-1500 mm/tahun,
keadaan curah hujan ini berhubungan erat dengan ketersediaan air bagi tanaman.
Kalian termasuk tanaman yang toleran terhadap kekeringan atau ketersediaan air
yang terbatas. Curah hujan terlalu banyak dapat menurunkan kualitas sayur,
karena kerusakan daun yang diakibatkan oleh hujan deras (Cahyono, 2001).
Tanah
Kailan menghendaki keadaan tanah yang gembur dengan pH 5,5 – 6,5.
Tanaman kailan dapat tumbuh dan beradaptasi di semua jenis tanah, baik tanah
yang bertekstur ringan sampai berat (Tim Penulis PS, 1992).
Pada tanah-tanah yang masam (pH kurang dari 5,5), pertumbuhan kailan
sering mengalami hambatan, mudah terserang penyakit akar bengkak atau “Club
root” yang disebabkan oleh cendawan Plasmodiophora brassicae Wor.
Sebaliknya pada tanah yang basa atau alkalis (pH lebih besar dari 6,5) tanaman
terserang penyakit kaki hitam (blackleg) akibat cendawan Phoma lingam.
(Rukmana, 1995).
Media Tanam
Media tanam memiliki fungsi yang cukup penting bagi tanaman, yaitu
sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya tanaman dan penyedia air dan unsur
hara bagi tanaman. Secara umum, media tanam dapat dikategorikan menjadi dua,
yaitu media tanam tanah dan nontanah (http://www.agromedia.net, 2009).
Media tanam yang termasuk dalam kategori bahan unsur umumnya
berasal dari komponen organisme hidup, misalnya bagian dari tanaman seperti
daun, batang, bunga, buah, atau kulit kayu. Bahan media tanam juga memiliki
pori-pori makro dan mikro yang unsur haranya seimbang sehingga sirkulasi udara
Universitas Sumatera Utara
yang dihasilkan cukup baik serta memiliki daya serap air yang tinggi
(http://www.agromedia.net, 2009).
Top soil
adalah lapisan tanah bagian atas. Istilah ini lazim digunakan di
dunia pertanian. Di bidang pertanian, top soil mempunyai peranan yang sangat
penting karena di lapisan itu terkonsentrasi kegiatan-kegiatan mikroorganisme
yang secara alami mendekomposisi serasah pada permukaan tanah yang pada
akhirnya akan meningkatkan kesuburan tanah
(Andy, 2009).
Bahan organik umumnya ditemukan di permukaan tanah, dengan jumlah
yang tidak besar (sekitar 3 – 5 %), namun pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah
sangat besar. Adapun pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah dan akibat terhadap
pertumbuhan tanaman adalah :
•
•
•
•
Sebagai granulator (memperbaiki struktur tanah)
Sumber unsur hara makro maupun unsur hara mikro
Menambah kemampuan tanah untuk menahan air
Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur hara (kapasitas tukar
kation tanah menjadi tinggi)
•
Sumber energi bagi mikroorganisme.
(Rosdianti, 2009).
Keberadaan bahan unsur di dalam tanah ditunjukkan oleh lapisan berwarna
gelap atau hitam, biasanya pada lapisan atas setebal 10-15 cm. Jumlah dan
ketebalan lapisan ini bergantung pada proses yang terjadi seperti pelapukan,
penambahan, mineralisasi, erosi, pembongkaran dan pencucian (leaching), serta
Universitas Sumatera Utara
pengaruh lingkungan seperti drainase, kelembapan, suhu, ketinggian tempat, dan
keadaan geologi (Suhardjo et al. 1993).
Kompos merupakan media tanam yang bahan dasarnya berasal dari proses
fermentasi tanaman atau limbah unsur, seperti jerami, sekam, daun, rumput, dan
sampah kota. Kelebihan dari penggunaan kompos sebagai media tanam adalah
sifatnya yang mampu mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifatsifat tanah, baik fisik, kimiawi, maupun biologis. Selain itu, kompos juga menjadi
fasilitator dalam penyerapan unsur nitrogen (N) yang sangat dibutuhkan oleh
tanaman (http://www.kebonkembangs.com, 2009).
Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan kompos 27% dari berat
tandan buah segar. TKKS ini sebagai lirnbah menjadi masalah dalam industri
minyak sawit. Limbah ini akan terus bertambah berkaitan dengan peningkatan
produksi minyak kelapa sawit atau meluasnya areal kelapa sawit. Luas
perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada tahun 1993 adalah 1.636.986 ha. Dari
areal tersebut diperoleh TKKS sebanyak 4.321.321 ton (Ibnusantosa, 1994).
Kompos TKS adalah salah satu limbah padat yang dihasilkan dari
pengolahan pabrik kelapa sawit. TKS merupakan bahan organik yang
mengandung unsur hara utama N, P, K dan Mg. Selain diperkirakan mampu
memperbaiki sifat fisik tanah, kompos tandan kosong sawit diperkirakan mampu
meningkatkan efisiensi pemupukan sehingga pupuk yang digunakan untuk
pembibitan kelapa sawit dapat dikurangi (Lalang Buana dkk, 2003 dalam
Suherman, 2007).
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisis di Laboratorium PPKS kompos tandan kosong kelapa sawit
mengandung unsur N 2,0-3,0%; P 0,2-0,4%; K 4,0-6%; Ca 1,0-2,0%; Mg 0,81,0% dan bahan organik >50%.
Kascing atau vermikompos adalah kompos yang diperoleh dari hasil
perombakan bahan-bahan organik yang dilakukan oleh cacing tanah. Kascing
merupakan campuran kotoran cacing tanah dengan sisa media atau pakan dalam
budidaya cacing tanah. Oleh karena itu, kascing merupakan pupuk organik yang
ramah lingkungan dan memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan
kompos lain (Mashur, 2001).
Kascing adalah pupuk organik yang diperoleh melalui proses yang
melibatkan cacing tanah dalam proses penguraian atau dekomposisi bahan
organiknya. Walaupun sebagian besar penguraian dilakukuan oleh jasad renik,
kehadiran cacing justru membantu memperlancar proses dekomposisi. Pasalnya,
bahan yang akan diurai oleh jasad renik pengurai, telah diurai terlebih dahulu oleh
cacing. Proses pengomposan dengan melibatkan cacing dikenal dengan istilah
vermi-composting. Sementara hasilnya disebut kascing (Agromedia, 2007).
Jenis cacing tanah yang biasa digunakan pada pembuatan kompos adalah
Lumbricus rubellus. Cacing ini dapat hidup dalam populasi yang padat. Jenis
cacing Lumbricus rubellus sering ditemukan di bawah timbunan dedaunan atau
timbunan kotoran ternak. Cacing ini tidak hidup jauh didalam tanah seperti jenis
cacing lainnya, tetapi lebih sering hidup dilapisan yang mendekati permukaan
tanah
(Djuarnani, dkk, 2005).
Kotoran cacing (kascing) mengandung nutrisi yang dibutuhkan tanaman.
Penambahan kascing pada media tanam akan mempercepat pertumbuhan,
Universitas Sumatera Utara
meningkatkan tinggi dan berat tanaman. Jumlah optimal kascing yang dibutuhkan
untuk mendapatkan hasil positif hanya 10-20% dari volume media tanam
(Mashur, 2006).
Kascing memiliki tekstur yang didominasi ukuran pasir (diameter 0,05-2
mm), sehingga kascing bersifat remah. Kascing juga mempunyai kemampuan
menahan air yang besar, yakni sekitar 145-168%. Artinya berat air yang tertahan
disimpan dalam kascing sebesar 1,45-1,68 kali berat kascingnya. Dengan
demikian kascing dapat meningkatkan penyimpanan air dalam tanah, sagar tanah
tidak mudah mengalami kekeringan.
Dalam pembuatan kascing, banyaknya
cacing yang dibutuhkan adalah 0,5 kg per 2 kg bahan organik yang dapat berupa
sisa bahan sayuran, dedaunan dan sisa buah-buahan dan mengandung 20,20% C;
1,58% N;
C/N 13; 70,30 mg P/100g; 21,8 mg K/100g; 34,99 mg Ca/100g;
21,43 mg Mg/100g; 153,7 mg S/100 kg; dan 13,5 mg Fe/kg (Mulat, 2003).
Pupuk Hayati
Pupuk hayati atau biofertilizer dalah semua bentuk bahan organik yang
dapat meningkatkan ketersediaan unsure hara bagi tanaman sebagai akibat dari
aktifitas
mikroorganisme
di
dalamnya.
Pupuk
hayati
mengandung
mikroorganisme hidup (laten) penambat N2, pelarut fosfat, selulotik dan
sebagainya yang diberi pada benih, tanah, atau areal pengomposan untuk
meningkatkan jumlah dan aktifitas mikroorganisme (Zulkarnain, 2009).
Pupuk hayati Agrobost adalah pupuk hayati yang berbahan aktif
mikrobakteri indigenous asli Indonesia yang ramah lingkungan karena tidak
mengandung logam berat dan mikroba patogen. Pupuk hayati Agrobost
diaplikasikan ke dalam tanah atau media tanam yang di dalamnya terkandung
Universitas Sumatera Utara
inokulan bakteri dan beberapa unsur hara makro maupun mikro. Kandungan
pupuk hayati Agrobost yaitu:
•
•
•
•
•
•
Azotobacter sp
2,0 x 107-105 sel/ml
Azospirilium sp
2,3 x 108-105 sel/ml
Mikroba pelarut fosfat
3,0 x 107-105 sel/ml
Mikroba Pendegradasi Selulose 3,5 x 107-104 sel/ml
Lactobacilus sp
1,5 x 104-103 sel/ml
Pseudomonas sp
1,7 x 106-104 sel/ml
P = 34,70 ppm, K = 1700 ppm, N = 0,04 %, C organik = 0,92 %, Fe = 44,3
ppm,
Mn
=
0,23
ppm,
Cu
=
0,85
ppm,
Zn
=
3,7
ppm
(www. Agrobost.net, 2008).
Banyak manfaat yang diperoleh dari penggunaan pupuk hayati, antara lain:
(1) menyediakan sumber hara bagi tanaman; (2) melindungi akar dari gangguan
hama dan penyakit; (3) menstimulir sistem perakaraan tanaman agar berkembang
sempurna; (4) memacu pertumbuhan jaringan meristem pada titik tumbuh, pucuk,
kuncup bunga, dan stolon; (5) sebagai penawar racun beberapa logam berat; (6)
sebagai metabolik
pengatur tumbuh dan; (7) sebagai bioaktifator. Dengan
lengkapnya fungsi pupuk hayati tersebut maka pupuk hayati sering dikenal
sebagai Bio Regulator of Soil (Hasibuan, 2009).
Kebutuhan tanaman akan bermacam-macam pupuk selama pertumbuhan
dan perkembangannya (terutama dalam hal penyerapannya) adalah tidak sama.
Tanaman membutuhkan waktu (fase) berbeda dan jumlah unsur hara yang
dibutuhkan. Selama pertumbuhan dan perkembangannya (sejak kecambah hingga
tanaman tersebut dapat dipanen) terhadap berbagai proses pertumbuhan yang
Universitas Sumatera Utara
intensitasnya berbeda-beda. Pada
setiap
fase pertumbuhannya,
tanaman
membutuhkan pemupukan (penambahan unsur hara) yang sesuai dengan
kebutuhan tanaman tersebut (Sutedjo, 2001).
Universitas Sumatera Utara
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara, Medan yang berada pada ketinggian ± 25 meter di atas
permukaan laut. Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2010 hingga bulan Juli
2010.
Bahan dan Alat
Bahan
yang
digunakan
pada
penelitian
adalah
benih
tanaman
kailan (Brassica oleraceae Var. acephala), pupuk hayati Agrobost dan berbagai
media tanam yaitu top soil, kascing (kotoran cacing dari jenis cacing
Lumbricus rubellus, dan kompos tandan kosong kelapa sawit, insektisida Decis,
fungisida Dithane M-45, polibek berukuran 5 kg, dan bahan-bahan lain yang
mendukung penelitian ini.
Alat yang digunakan pada penelitian adalah cangkul, meteran, gembor,
jangka sorong, timbangan analitik, handsprayer, knapsack, gelas ukur, pipet skala,
leaf area meter, oven, kalkulator, pacak sampel, alat tulis, dan alat lain yang
membantu dalam penelitian ini.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial
dengan 2 faktor perlakuan yaitu :
Faktor I : Media Tanam dengan 2 taraf, yaitu:
M1 = Top soil : kompos TKKS (3,75 kg:1,25kg)
M2 = Top soil : kascing (3,75 kg : 1,25 kg)
Universitas Sumatera Utara
Faktor II : Pemberian pupuk dengan 6 taraf, yaitu :
P1 = tanpa pupuk hayati + pupuk kimia 100% dosis anjuran ( Urea 4,8 g/
tanaman (300 Kg/Ha), SP-36 2,4 g/ tanaman (150 Kg/ Ha), dan
Kcl 2,4 g/ tanaman (150 Kg/Ha),
P2
= 5 ml pupuk hayati Agrobost /liter air + pupuk kimia 100% dosis
anjuran ( Urea 4,8 g/ tanaman (300 Kg/Ha), SP-36 2,4 g/ tanaman
(150 Kg/ Ha), dan Kcl 2,4 g/ tanaman (150 Kg/Ha),
P3 = 10 ml pupuk hayati Agrobost /liter air + pupuk kimia 100% dosis
anjuran ( Urea 4,8 g/ tanaman (300 Kg/Ha), SP-36 2,4 g/ tanaman
(150 Kg/ Ha), dan Kcl 2,4 g/ tanaman (150 Kg/Ha),
P4 = tanpa pupuk hayati + pupuk kimia 50% dosis anjuran ( Urea 2,4 g/
tanaman (150 Kg/Ha), SP-36 1,2 g/ tanaman (75 Kg/ Ha), dan
Kcl 1,2 g/ tanaman (75 Kg/Ha),
P5 = 5 ml pupuk hayati Agrobost /liter air + pupuk kimia 50% dosis
anjuran ( Urea 2,4 g/ tanaman (150 Kg/Ha), SP-36 1,2 g/ tanaman
(75 Kg/ Ha), dan Kcl 1,2 g/ tanaman (75 Kg/Ha),
P6 = 10 ml pupuk hayati Agrobost / liter air + pupuk kimia 50 % dosis
anjuran ( Urea 2,4 g/ tanaman (150 Kg/Ha), SP-36 1,2 g/ tanaman
(75 Kg/ Ha), dan Kcl 1,2 g/ tanaman (75 Kg/Ha),
Sehingga diperoleh12 kombinasi yaitu:
M1P1
M1 P 2
M1 P 3
M1P4
M1P5
M1P6
M2P1
M2 P 2
M2 P 3
M2 P 4
M2P5
M2P6
Universitas Sumatera Utara
Jumlah ulangan
: 3 ulangan
Jumlah plot/blok
: 12 plot
Jumlah plot seluruhnya
: 36 plot
Panjang plot
: 200 cm
Lebar plot
: 200 cm
Jarak antar plot
: 50 cm
Jarak antar blok
: 50 cm
Jumlah polibek/plot
: 16 polibek
Jumlah tanaman/polibek
: 1 tanaman
Jumlah sampel destruktif/plot
: 12 tanaman
Jumlah sampel nondestruktif/plot
: 3 tanaman
Jumlah sampel seluruhnya
: 540 tanaman
Jumlah tanaman seluruhnya
: 576 tanaman
Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam
berdasarkan model linier sebagai berikut :
Yijk = µ+ρi+αj+βk+(αβ)jk+εijkl
Yijk : hasil pengamatan untuk unit percobaan ke-i dengan perlakuan pemberian
media tanam taraf ke-j, dan perlakuan pupuk hayati pada taraf ke-k.
µ
: nilai tengah perlakuan
ρi
: pengaruh blok ke-i
αj
: pengaruh perlakuan berbagai media tanam pada taraf ke-j
βk
: pengaruh perlakuan pupuk organik cair pada taraf ke-k
εijk
: galat pada blok ke-i yang mendapat perlakuan berbagai media tanam
taraf ke-j, perlakuan pupuk organik cair taraf ke-k.
Terhadap sidik ragam yang nyata, maka dilanjutkan analisis lanjutan
dengan menggunakan Uji Rata-Rata Uji Duncan berjarak ganda dengan taraf 5%
(Steel dan Torrie, 1995).
Universitas Sumatera Utara
PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Lahan
Lahan dibersihkan dari gulma dan sisa-sisa akar tanaman, kemudian tanah
diratakan dengan menggunakan cangkul. Kemudian dibuat plot percobaan dengan
ukuran 200 cm x 200 cm. Dibuat parit drainase dengan jarak antar plot 50 cm dan
jarak antar blok 50 cm. Selain itu, juga dibuat naungan yang terbuat dari pelepah
kelapa sawit untuk persemaian benih kailan dengan ketinggian ± 1 meter yang
menghadap ke timur dan ± 50 cm yang menghadap ke bagian barat.
Persemaian
Sebelum ditanam benih kailan disemaikan dahulu agar diperoleh bibit
tanaman yang baik dan seragam. Benih disemai pada bedengan khusus
persemaian dengan ukuran 100 cm x 200 cm yang diberi naungan pelepah kelapa
sawit. Media persemaian berupa campuran top soil, kompos, dan pasir dengan
perbandingan (3:1:1). Untuk menghindari agar benih tidak saling berlekatan,
sehingga memudahkan penebaran maka digunakan abu gosok atau pasir,
dilakukan 2 minggu sebelum tanam.
Pemeliharaan Tanaman di Persemaian
Bibit yang ditanam di persemaian dipelihara dengan melakukan
penyiraman pada pagi dan sore hari sampai kondisi kapasitas lapang, yaitu dengan
memperhatikan media tanam, jika air sudah merembes maka media sudah pada
kondisi kapasitas lapang.
Persiapan media
Persiapan media meliputi penyediaan top soil, kascing dan kompos tandan
kosong kelapa sawit yang dilakukan satu minggu sebelum pindah tanam.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian, media tanam dicampur rata menurut perlakuan yaitu M1 (Top soil :
kompos TKKS) (3,75 kg : 1,25kg) dan M2 (Top soil : kascing )(3,75 kg : 1,25
kg) lalu dimasukkan pada polibek ukuran 5 kg.
Penanaman
Penanaman dilakukan setelah bibit berumur 15 hari atau telah tumbuh 2
helai daun pada persemaian. Penanaman dilakukan dengan memindahkan bibit
dari persemaian ke polibek yang telah diberi perlakuan. Dengan cara membuat
lubang tanam kira-kira 3 cm dan bibit ditanam 1 bibit per lubang tanam.
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari dan disesuaikan dengan
kondisi lapangan dengan menggunakan gembor dengan jumlah air yang sama tiap
tanaman sampai kondisi media kapasitas lapang. Sebelumnya dilakukan kalibrasi
kebutuhan air sampai media pada kapasitas lapang, kemudian takaran jumlah air
yang sudah diperoleh dijadikan patokan untuk penyiraman selanjutnya.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan apabila ada tanaman rusak atau mati dan dilakukan
seminggu setelah pindah tanam ke lapangan agar diperoleh tanaman yang
seragam. Tanaman yang digunakan pada penyulaman adalah tanaman cadangan
yang di tanam pada polibag yang sudah disiapkan.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan bila terlihat ada gulma yang tumbuh pada polibek,
dengan cara mencabut gulma yang ada dalam polibek dan menyiangi plot dengan
cangkul. Gulma yang tumbuh pa da media tanam umumnya adalah gulma daun
Universitas Sumatera Utara
lebar seperti babandotan ( Ageratum conyzoides) . Penyiangan dilakukan 2
minggu sekali.
Pemupukan
Pupuk hayati Agrobost diaplikasikan sebanyak dua kali yaitu pada saat
sebelum pindah tanam ( minimal 3 hari sebelum pemupukan pupuk kimia) dan
setelah pindah tanam yaitu pada saat tanaman berumur 15 hari setelah pindah
tanam. Pupuk hayati agrobost diaplikasikan ke media tanam dengan dosis sesuai
dengan perlakuan. Pupuk kimia diaplikasikan pada saat sebelum pindah tanam
pada media tanam dan sesuai dengan perlakuan. Pupuk kimia yang digunakan
adalah Urea,
SP-36, dan KCl sesuai dengan dosis perlakuan.
Untuk
pemupukan kimia dilaksanakan minimum tiga hari setelah aplikasi pupuk hayati
yang pertama.
Pengendalian hama dan penyakit tanaman
Pengendalian hama dilakukan dengan penyemprotan insektisida Decis
dengan dosis 2 cc/liter air, sedangkan pengendalian penyakit dilakukan
penyemprotan fungisida Dithane M-45 dengan dosis 2 g/liter air. Penyemprotan
dilakukan sesuai dengan kondisi serangan hama dan penyakit pada tanaman
dengan menggunakan handsprayer. Hama yang sering mengganggu adalah hama
ulat garayak dan ulat tentara. Penyakit berupa jamur.
Panen
Panen dilakukan sebanyak 4 tahap yaitu pada umur 10, 20, 30, dan 40
HSPT (hari setelah pindah tanam), bertujuan untuk mengukur parameter
desktruktif tanaman. Pemanenan dilakukan dengan hati-hati yaitu dengan cara
mencabut tanaman beserta akarnya.
Universitas Sumatera Utara
Parameter Pengamatan
Tinggi Tanaman (cm)
Pengukuran parameter tinggi tanaman kailan dilakukan dengan mengukur
panjang mulai dari pangkal batang yang berada di permukaan tanah sampai bagian
tanaman tertinggi, pengukuran dilakukan saat tanaman berumur 10, 20, 30, 40 hari
setelah pindah tanam.
Jumlah Daun (helai)
Penghitungan jumlah daun kailan dilakukan dengan menghitung jumlah
helai daun yang telah membuka sempurna, pengamatan dilakukan saat tanaman
berumur 10, 20, 30, 40 hari setelah pindah tanam.
Luas Daun (mm2)
Pengukuran luas daun kailan dilakukan dengan alat leaf area meter,
dilakukan dengan mengukur luas daun tanaman yang berada pada urutan tengah,
dilaksanakan pada saat tanaman berumur 10, 20, 30, 40 hari setelah pindah tanam.
Bobot Basah Tajuk (g)
Penghitungan bobot basah tajuk dilakukan dengan menimbang seluruh
bagian tanaman kailan kecuali akar, pengamatan dilakukan saat tanaman berumur
10, 20, 30, 40 hari setelah pindah tanam.
Bobot Kering Tanaman (g)
Bobot kering tanaman ( akar + tajuk) ditimbang setelah melalui proses
pengovenan pada suhu 65o C sampai bobot tanaman stabil. Pengamatan parameter
ini dilakukan pada saat tanaman berumur 10, 20, 30, 40 hari setelah pindah tanam.
Universitas Sumatera Utara
Laju Asimilasi Bersih (g.cm2.hari-1)
Nilai laju assimilasi bersih merupakan pertambahan material tanaman dari
assimilasi persatuan waktu (Sitompul dan Guritno, 1995). Dihitung pada umur 10,
20, 30, 40 hari setelah pindah tanaman, dengan persamaan sebagai berikut :
LAB =
Dimana : W1 dan W2 = Bobot kering tanaman pengamatan ke-1 dan ke-2
A1 dan A2 = Luas daun tanaman pengamatan ke -1 dan ke-2
T1 dan T2 = Waktu pengamatan ke-1 dan ke-2
Laju Pertumbuhan Relatif (g.g-1.hari-1)
Laju pertumbuhan relatif merupakan penambahan berat kering tanaman
dalam interval waktu terhadap berat permulaan (Sitompul dan Guritno,1995).
Dihitung pada umur 10, 20, 30, 40 hari setelah pindah
tanaman, dengan
persamaan sebagai berikut :
LPR=
Dimana : W1 = Bobot kering tanaman pengamatan ke-1
W2 = Bobot kering tanaman pengamatan ke-2
T1 = Waktu pengamatan ke-1
T2 = Waktu pengamatan ke-2
Diameter Batang (mm2)
Pengamatan parameter diameter batang kailan, dilakukan
dengan
mengambil 3 sampel per plot, dilaksanakan pada saat tanaman berumur 40 hari
setelah pindah tanam atau pada saat panen t