KETENTUAN UMUM Kepja No. Kep-115J.A101999 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia

KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: KEP- 115J.A101999 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 tahun 1999 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia, maka Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia sebagaimana diatur dalam Keputusan Jaksa Agung Nomor: KEP-035 J.A 3 1992 perlu disempurnakan guna menunjang kelancaran pelaksanaan tugas dan wewenang serta fungsi Kejaksaan Republik Indonesia; b. bahwa sehubungan dengan hal tersebut diatas, dipandang perlu untuk menetapkan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia dengan Keputusan Kejaksaan Agung. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1991 tentang Kejaksaan Republik Indonesia Lembaran Negara Tahun 1991 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara nomor 3451; 2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 196 M Tahun 1999 Pengangkatan Pejabat Sementara sebagai Jaksa Agung Republik Indonesia; 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 Tahun 1999 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kejaksaan Republik Indonesia Memperhatikan : Persetujuan Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara dalam suratnya Nomro: 459 MK.WASPAN 10 1999 tanggal 14 Oktober 1999 MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1 Kejaksaan Republik Indonesia, selanjutnya dalam Keputusan Jaksa Agung ini disebut Kejaksaan, adalah lembaga pemerintah yang melaksanakan kekuasaan negara terutama di bidang penuntutan dalam tata susunan kekuasaan badan-badan penegak hukum dan keadilan. Pasal 2 Kejaksaan mempunyai tugas melaksanakan kekuasaan negara dibidang penuntutan dan tugas- tugas lain berdasarkan peraturan perundang-undangan serta mengawasi jalannya penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan di bidang hukum. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 2, Kejaksaan menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijaksanaan pelaksanaan dan kebijaksanaan teknis, pemberian bimbingan dan pembinaan serta pemberian perizinan berdasarkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan umum yang ditetapkan Presiden; b. penyelenggaraan pembangunan prasarana dan sarana, pembinaan manajemen, administrasi, organisasi dan ketatalaksanaan serta pengelolaan atas kekayaan milik negara yang menjadi tanggungjawabnya; c. pelaksanaan penegakan hukum baik preventif maupun represif yang berintikan keadilan di bidang pidana, penyelenggaraan intelijen yustisial di bidang ketertiban umum, pemberian bantuan, pertimbangan, pelayanan dan penegakan hukum di bidang perdata dan tata usaha negara serta tindakan hukum dan tugas lain, untuk menjamin kepastian hukum, kewibawaan pemerintah dan penyelamatan kekayaan negara, berdasarkan peraturan perundang-undangan dan kebijkasanaan umum yang ditetapkan oleh Presiden; d. penempatan seorang tersangka atau terdakwa di rumah sakit atau tempat perawatan jiwa atau tempat lain yang layak berdasarkan penetapan Hakim karena tidak mampu berdiri sendiri atau disebabkan hal-hal yang dapat membahayakan orang lain, lingkungan atau dirinya sendiri; e. pemberian pertimbangan hukum kepada instansi di pusat dan di daerah dan turut menyusun peraturan perundang-undangan serta peningkatan kesadaran hukum masyarakat; f. penyelenggaraan koordinasi, bimbingan dan petunjuk teknis serta pengawasan baik ke dalam maupun dengan instansi terkait atas pelaksanaan tugas berdasarkan peraturan perundang-undangan dan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Presiden Pasal 4 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 dan 3, Kejaksaan dituntut mampu mewujudkan kepastian hukum, ketertiban hukum, keadilan dan kebenaran berdasarkan hukum, mengindahkan norma-norma keagamaan, kesopanan dan kesusilaan serta wajib menggali nilai-nilai kemanusiaan, hukum dan keadilan yang hidup dalam masyarakat Pasal 5 1 Pelaksaan kekuasaan negara sebagimana dimaksud pada Pasal 1, diselenggarakan oleh : a. Kejaksaan Agung; b. Kejaksaan Tinggi c. Kejaksaan Negeri. 2 Kejaksaan Agung, Kejaksaan Tinggi dan Kejaksaan Negeri sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 adalah satu dan tidak terpisah-pisahkan Pasal 6 1 Untuk kepentingan pelaksanaan tugas dan fungsi, daerah hukum Kejaksaan terdiri dari Wilayah I , Wilayah II dan Wilayah III 2 Wilayah I meliputi daerah hukum Kejaksaan Tinggi Daerah Istimewa Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur. 3 Wilayah II meliputi Kejaksaan Agung, daerah hukum Kejaksaan Tinggi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur 4 Wilayah III meliputi daerah hukum Kejaksaan Tinggi Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Maluku dan Irian Jaya.

BAB II KEJAKSAAN AGUNG