2. Jenis-jenis eksekusi
Seperti telah dijelaskan, salah satu asas eksekusi adalah hanya dapat dijalankan terhadap putusan pengadilan yang
memiliki kekuatan hukum tetap yang bersifat kondemnatoir, yakni dalam amar putusan terdapat pernyataan ”penghukuman”
terhadap tergugat untuk melakukan salah satu perbuatan yaitu : 1 Menyerahkan sesuatu barang atau eksekusi riil dalam
bentuk penjualan lelang. Pasal 200 ayat 1 HIR dan pasal 218 ayat 2 Rbg;
2 Mengosongkan sebidang tanah atau rumah, yang disebut dengan eksekusi riil. Pasal 1033 Rv;
3 Melakukan suatu perbuatan tertentu atau menghentikan suatu perbuatan atau keadaan Pasal 225 HIR, pasal 259
Rbg; 4 Membayar sejumlah uang Pasal 196 HIR, pasal 208 Rbg.
Jika ditinjau dari sasaran yang hendak dicapai oleh hubungan hukum yang tercantum berdasarkan amar putusan
pengadilan yang bersifat kondemnatoir, seperti tersebut di atas, maka jenis eksekusi dapat diklasifikasikan menjadi tiga bentuk
54
, yaitu:
54
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia Yogyakarta: Liberty, 1998, hal. 181
1 Melaksanakan suatu perbuatan Pasal 225 HIR dan pasal 259 Rbg.
2 Eksekusi Riil. Pasal 1033 RV. 3 Eksekusi membayar sejumlah uang. Pasal 196 HIR dan Pasal
208Rbg. Berikut penjelasan masing-masing :
1 Eksekusi Untuk Melakukan Suatu Perbuatan. Selain dua jenis eksekusi tersebut, masih ada satu lagi jenis
eksekusi, yaitu eksekusi untuk melakukan suatu perbuatan. Hal ini diatur dalam pasal 225 HIR, yang menyatakan yang intinya Jika
seseorang dihukum akan melakukan suatu perbuatan, dan ternyata ia tidak melakukannya, maka pihak yang dimenangkan, memiliki
wewenang untuk meminta pertolongan pada ketua Pengadilan agar kepentingannya didapatkan.
2 Eksekusi Riil Eksekusi riil yaitu melakukan suatu “tindakan nyatariil”
sepertimenyerahkan sesuatu barang, mengosongkan sebidang tanah atau rumah, melakukan suatu perbuatan tertentu, dan
menghentikan suatu perbuatan atau keadaan. Misalnya meyerahkan barang, pengkosongan sebidang tanah atau rumah,
pembongkaran, menghentikan suatu perbuatan tertentu, dan lain-
lain. Eksekusi riil ini dapat dilakukan langsung dengan perbuatan nyata, sesuai dengan amar putusan tanpa memerlukan lelang.
Sumber hubungan hukum yang disengketakan dalam eksekusi riil, pada umumnya ialah upaya hukum yang mengikuti
persengketaan hak milik atau persengketaan hubungan hukum yang didasarkan atas perjanjian jual beli, sewa menyewa, atau
perjanjian melaksanakan suatu perbuatan. Proses beracara pada eksekusi riil, Ketua Pengadilan Negeri
cukup mengeluarkan surat penetapan yang memerintahkan eksekusi atas permintaan pihak yang dimenangkan penggugat.
Dengan penetapan itu, panitera atau jurusita pergi ke lapangan melaksanakan penyerahan atau pembongkaran secara
nyata. Dengan penyerahan atau pembongkaran, eksekusi sudah sempurna dan dianggap selesai.
3 Eksekusi Pembayaran Sejumlah Uang. Yaitu eksekusi yang menghukum pihak yang dikalahkan
untuk membayar sejumlah uang pasal 196 HIR,pasal 208 RBg ini kebalikannya dari eksekusi riil dimana eksekusi tidak dapat
dilakukan langsung sesuai dengan amar putusan tanpa pelelangan terlebih dahulu. Dengan kata lain, eksekusi yang hanya dijalankan
dengan pelelangan terlebih dahulu, hal ini disebabkan nilai yang akan dieksekusi itu bernilai uang.
Sumber hubungan hukum yang disengketakan dalam eksekusi pembayaran sejumlah uang sangat terbatas sekali, yaitu
semata-mata hanya didasarkan atas persengketaan perjanjian utang piutang dan ganti rugi berdasarkan cidera janjiwanprestasi,
dan hanya dapat diperluas berdasarkan pasal 225 HIR, dengan membayar nilai sejumlah uang apabila tergugat tidak mau
menjalankan perbuatan yang dihukumkan dalam batasan jangka waktu tertentu.
3. Eksekusi Hak Tanggungan dan Ketentuan Pelaksananya