Merancang Kegiatan Pembelajaran

3.1. Merancang Kegiatan Pembelajaran

Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran banyak tergan- tung pada kesiapan dan cara belajar yang dilakukan oleh siswa. Guru berperan sangat penting dalam merancang pengalaman be- lajar siswa. Pengalaman belajar yang mampu mengaktifkan selu- ruh panca indera atau fisik dan psikis akan mempunyai efek luar biasa terhadap penguasaan materi pelajaran oleh siswa. Berke- naan dengan belajar aktif, setiap individu harus melaksanakan sendiri aktivitas belajar karena belajar tidak dapat diwakilkan ke- pada orang lain. Dari teori gestalt, sebagaimana ditulis oleh Slameto (2003:9), dalam belajar yang penting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight. Ciri belajar dengan insight adalah sebagai berikut (1) insight tergantung dari kemampuan dasar, (2) insight tergantung pada pengalaman masa lampau yang relevan, (3) insight hanya timbul apabila situasi belajar diatur sedemikian rupa, sehingga segala aspek yang perlu dapat diamati, (4) insight adalah hal yang harus dicari, tidak jatuh dari langit, (5) belajar dengan insight dapat diulangi, dan (6) insight sekali dapat digunakan untuk menghadapi situasi-situasi yang baru.

Dede Hermawan

Dengan berpegang pada teori belajar tersebut, penulis me- milih satu jenis kegiatan dengan memberikan pengalaman lang- sung kepada siswa. Dari pengalaman langsung yang diperoleh siswa dikembangkan dalam bentuk pengajaran Bahasa Indonesia yang kreatif dan menyenangkan. Selain mata pelajaran Bahasa Indonesia, mata pelajaran yang lain pun dapat langsung dikaitkan untuk memberikan pengetahuan yang utuh kepada siswa. Seba- gai contoh, dapat kita simak bentuk pembelajaran yang dimak- sudkan oleh penulis sebagai berikut. Pertama, siswa diperkenal- kan pada suatu jenis tumbuhan yang dapat digunakan untuk me- warnai kuku, misalnya, tumbuhan pacar air. Siswa diajak meng- amati bagian-bagian tumbuhan dan kegunaannya. Kedua, siswa diajak membuat pewarna kuku alami dari daun pacar air. Daun ditumbuk halus dan ditempelkan pada kuku jari tangan. Selang beberapa saat, daun pacar air akan mengering dan ketika diber- sihkan kuku menjadi berwarna merah. Ketiga, kegiatan dilanjut- kan dengan pemberian tugas kepada siswa untuk membuat kali- mat pendek, menjawab pertanyaan, membaca kalimat yang dibuat sendiri, membuat puisi atau cerita sederhana tentang pembuatan pewarna kuku, menceritakan pengalaman, dan masih banyak lagi bentuk-bentuk penugasan yang mampu merangsang siswa untuk aktif dan kreatif dalam pengajaran Bahasa Indonesia.

Dari langkah-langkah kegiatan tersebut, selain mata pelajaran Bahasa Indonesia, akan terkait pula mata pelajaran yang lain, se- perti SBK, IPA, PKn, Matematika, bahkan Pendidikan Lingkungan Hidup. Perhatikan bahwa dari satu bentuk kegiatan mewarnai kuku yang dirancang untuk pengajaran Bahasa Indonesia, ter- nyata tujuan pengajaran beberapa mata pelajaran dapat tercapai, yaitu: (1) SBK: siswa dapat membuat gambar ekpresi; (2) IPA : siswa dapat menunjukkan bagian-bagian tumbuhan; (3) PKn: siswa dapat bekerjasama dengan temannnya; (4) Matematika: siswa dapat menghitung biaya yang dapat di-

hemat dengan membuat pewarna kuku sendiri; dan

WAWASAN: Antologi Esai Pengajaran Bahasa dan Sastra

(5) Pendidikan Lingkungan Hidup: siswa dapat membuat pe- warna dari alam yang ramah lingkungan.

Dengan demikian, kegiatan pembelajaran di atas secara tidak langsung telah menerapkan kepada anak proses pembelajaran tematik. Proses pembelajaran seperti ini, selain dapat memberikan suatu motivasi kepada siswa, juga dapat membantu guru untuk memberikan suatu materi pelajaran secara terpadu sehingga anak dapat berfikir secara holistis terhadap materi pelajaran.

Gambar 1: contoh puisi siswa kelas II dengan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berbasis pengalaman langsung.

Pada kesempatan yang lain guru dapat memilih kegiatan, seperti menggosok gigi bersama, melaksanakan piket kelas, mem- buat telor asin, praktik menanam, membuat surat, mengirimkan surat ke kantor pos, dan banyak lagi kegiatan aktif kreatif yang dapat dilakukan siswa. Kegiatan yang memberikan pengalaman langsung kepada siswa tersebut dapat dijadikan dasar pengem- bangan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenang- kan yang di kalangan guru dikenal dengan singkatan PAKEM yang pada dasarnya menggunakan landasan teori-teori tentang belajar aktif (dalam http://sunartombs.wordpress.com).

Dede Hermawan

Yang perlu diperhatikan oleh guru adalah seluruh kegiatan diarahkan seoptimal mungkin untuk mengembangkan kemam- puan berbahasa yang mencakup aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Beragam kegiatan yang diciptakan oleh guru diharapkan akan mampu meningkatkan aktivitas siswa da- lam menemukan sendiri ilmu pengetahuan yang dibutuhkannya.