Pekerjaan Pelaksanaan
Pekerjaan Pelaksanaan
Untuk pabrikasi tulangan dilakukan di los tulangan. Pabrikasi di los tulangan dilakukan manual menggunakan bar bender dan bar cutter. Diameter tulangan utama 8 mm dan diameter sengkang 5 mm, kedua tulangan ini adalah tulangan polos. Dengan jarak antar sengkang 10 cm. Pertama kedua tulangan ini di potong sesuai gambar kerja, kemudian tulangan diameter 5 mm dibengkokkan untuk membuat sengkang. Apabila semua sudah selesai, lakukan perangkaian tulangan utama dengan sengkang menggunakan kawat bendrat dengan ikatan silang.
Setelah tulangan selesai di pabrikasi di los tulangan, bawa tulangan tersebut ke lokasi kerja. Saat dilokasi kerja baca dan pahami gambar kerja. Lalu, mulai pengukuran sesuai dengan gambar kerja. Setelah pengukuran, bor sebanyak 4 titik yang akan dipasang kolom praktis dengan kedalaman +/- 10 cm.
Gambar 3.69 Pengeboran lantai
menggunakan bor
Lalu, masukkan tulangan sambungan yang panjangnya 20 cm kedalam lubang yang sudah di bor tadi.
Gambar 3.70 Penyambungan antar tulangan
dengan menggunakan kawat bendat
Kemudian, tempatkan tulangan kolom praktis yang sudah di rakit diatas tulangan sambungan dan ikat menggunakan kawat bendrat dengan ikatan silang. Lakukan cara yang sama pada pekerjaan kolom praktis berikutnya.
Gambar 3.71 Tulangan kolom praktis telah di
pasang
Untuk pekerjaan pasangan bata, hal pertama yang harus dilakukan dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan bata adalah taruh dan susun bata tanpa spesi sesuai gambar sebagai patokan pasangan pada awal dan akhir pasangan. Lalu Buatlah adukan sesuai takaran yang telah ditentukan.
Pasang benang yang kencang membentang dari tulangan kolom praktis awal sampai tulangan kolom praktis akhir, pastikan benang tersebut datar dan rata.
Gambar 3.73 Pemasangan pasangan bata lapis
pertama
Setelah itu, Hamparkan adukan pada lantai dan ratakan setiap pemasangan satu bata. Pasang bata diawal dan diakhir pasangan bata yang terlah direncanakan diatas adukan. Lihat kedataran menggunakan waterpas. Kemudian, Untuk lapisan kedua dimulai dengan pemasangan bata secara memanjang pada pinggir pasangan bata diawal dan diakhir. Lihat kedataran serta ketegakan bata yang dipasang menggunakan waterpass, untuk melihat kedataran bata yang berada dimasing-masing ujung simpan tongkat ukur diatasnya kemudian lihat kedataran menggunakan waterpass. Setelah selesai pasang kembali benang pada masing-masing tulangan kolom praktis. Susun bata yang lain sehingga berselang-seling dengan lapisan bata pertama.
Gambar 3.74 Pemasangan pasangan sampai lapis
terakhir
Selain itu, ada hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan pasangan bata. Yaitu, ketinggian maksimal dari pasangan bata setinggi 2 m. Karena apabila dipasang hingga lapis terakhir dalam satu waktu, maka dinding tersebut akan runtuh karena pasangan dinding belum mampu menahan berat sendiri. Maka, setiap ketinggian 2 m, dinding tersebut dibiarkan kering terlebih dahulu, lalu dilanjutkan lagi ke lapisan berikutnya.
Demikian seterusnya sampai lapisan terakhir dan pastikan juga bahwa pasangan bata siku. Selain itu cek ketegakan setiap pemasangan bata di empat titik berbeda menggunkan waterpass.
Setelah bata tersusun sampai lapisan kesepuluh, bersihkan pasangan bata, lokasi pekerjaan, dan peralatan yang telah digunakan sewaktu bekerja, kemudian dikembalikan ke tempat semula.
Pada proyek yang kami tinjau pekerjaan plesteran ini mulai dikerjakan dengan sistem finish to start, maksudnya adalah setelah pekerjaan bata hebel selesai langsung dikerjakan pekerjaan plesteran dan tidak menunggu sampai keseluruhan gedung tertutup oleh dinding
Dalam pekerjaan plesteran ini yang pertama dilakukan persiapan bahan dan peralatan kerja, selanjutnya pembersihan pasangan bata hebel terlebih dahulu dengan sikat kawat, kemudian basahi pasangan bata hebel secara merata dengan air agar adukan semen bisa menempel sempurna ke dinding.
Setalah itu pasang patokan yaitu dengan papan kayu yang dipaku dibagian samping dinding dan ukur sejarak 1cm dari pasangan dinding. Selanjutnya buat kepalaan plesteran tiap jarak persatu meter setebal patokan papan yang sudah dibuat. Pembuatan kepala plerster ini diawali dengan pengkamprotan bagian atas dan bawah, lalu terakhir kamprotkan diantara keduanya, pastikan kepala plesteran benar-benar rata dan seukuran.
Gambar 3.76 Kepala plester telah terpasang Pengkamprotan dilakukan dengan berbagai cara yaitu back hand, for hand dan over hand. Setelah kepala plester mengering kemudian kamprotkan adukan diantara kepala plester dari bawah ke atas dan secara bertahap ratakan dengan papan kayu dan sesuaikan ketebalannya dengan kepala plesteran. Setelah dinding tertutup plester kemudian ratakan permukaannya lagi dengan ruskam.
Gambar 3.77 Pengkamprotan adukan plester ke dinding Setelah plestran rapih dan rata, kemudian bersihkan sekitar lokasi kerja dan pasangan dinding hebel siap dilakukan pekerjaan berikutnya.
Pekerjaan acian yaitu mengoleskan dan menghaluskan semen di permukaan dinding. Di proyek yang kami amati, pekerjaan ini terdiri dari beperapa pekerjaan. Pertama adalah persiapkan peralatan serta adukan semennya. Selanjutnya permukaan dinding yang sudah di plester dibasahi. Kemudian pasang patokan dengan papan kayu dan diukur setebal maksimal 0,5 cm.
Gambar 3.79
Pembasahan dinding Gambar 3.80 agar plester menempel Pemasangan patokan
sempurna papan kayu
Kemudian setelah patok terpasang lakukan pengacian, pengacian dimulai dari bawah ke atas. Cara pengaciannya dilakukan dengan sendok spesi lalu oleskan ke dinding dan ratakan dengan ruskam plastik. Ulangi pekerjaan tersebut sampai dinding terisi penuh dengan acian. Kemudian cek kedatarannya dengan waterpass, untuk permukaan yang belum rata gunakan ruskam karet dan ratakan. Setelah acian rata dan rapih maka di tunggu hingga kering dan bereskan peralatan agar rapih.
Gambar 3.81 Pengolesan Gambar 3.82 Hasil
adukan semen sudah
pengaciaan setelah merata
mengering
103