Kualitas Fisik Kulit Jadi dari Kulit Biawak Awet Kering yang Mendapat Perlakuan Beberapa Konsentrasi Pankreas, Papain, Ragi Tempe

Sabrina (D04496034). 2001. Kualitns Fisik Kulit Jadi dari Kulit Biawak Awet
Icering Yang Mendapat Perlalruan Beberapa Konsentrasi Pankreas, Papain,
Ragi Tempe. Skripsi. Jurusail Ilillu Produksi Teinak. Institut Pertanian Bogor.
Pemnbimbing Utalua : Dr. Ir. Tantan R. Wiradalya, MSc.
Pembinlbing Anggota : Ir. Sri Uutari
hdustri pel-kulitan di Indonesia pada dewasa ini se~nakinberkenlbang d m
junllah pabrik penyamaka11 kulit terns beltambah. Pertwnbuhan industri penya~nakan
tersebut belunl dapat mengimbangi pertumbuhan industri kulit karena sebagian besar
pasoltan bahan baku, alat-alat dan bahan penyalnak kulit berasal dari inlpor. Peluang
baru ~u~tulc
melnenuhinya adalah dengan nlenlallfaatkan kulit reptil (biawak) dan
bahan-bahan proses baling dari alam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetal~uikualitas fisik kulit jadi dari lculit
biawalc awet kcriug yang inengalatni proses bating dengan beberapa konsentrasi
panlueas, papaill dan ragi tempe. Penelitian ini dilaksanaltan di Balai Dcsar Kulit,
Icaret dan Plastik (BBKKP) Yogyakarta pada bulan Agustus-Septe~nber 1999 dan
I'usat Peng~iji,mMulu Barang pada bulan Mei-Juni 2000.
Ballan baku yang digunakan dalaln penelitian ini adalah kulit biawak Va~.antrs
snlvcrtor awet ltering sebmyak 36 leinbar. Rancangan penelitian yang dig~ulakan
adalali Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 3x3 dengan faktor jenis bahan
bating (paikrcas, papain, ragi teinpe) dan konsentrasi bahan bating (I%, 1,5%, 2%)

sebagai perlakuan dengall 4 kali ulangan. Data yang diperoleli diolah deilgan
inenggunaka~~
uji sidik raga111 dan jika terdapat berbeda nyata dilakukan uji Duncan.
Peubah yang dianlati meliputi kekuatan tarik (kg/cmn2), kenluluran (%) dan
keltuatan jahit (lcg/cn~).
I-Iasil pcnelitian ~netlunjukkan ballwa perbedaan jenis enzinl yailg diberikan
dalanl proses bating tidak nlenitnbulkan perbedaan tingkat kekuatan tarik, keinuluran
dan lcekuatan jahit kulit biawak (P>0,05).
Penggunaan konsentrasi erlziin
menunjulckan adanya perbedaan pada tingkat kekuatan jahit (P