METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode penelitian

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif dengan analisa kuantitatif, yaitu suatu metode yang bertujuan menggambarkan apa yang saat ini terjadi. Didalamnya terdapat upaya mendeskrifsikan, mencatat, menganalisis, dan mempersentasikan data sehingga dapat ditarik kesimpulan. Metode deskriptif ini dilakukan peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif.

Kemudian diolah dengan menggunakan metode korelasi product moment. Dimana tujuan dari metode korelasi product moment adalah untuk mencari hubungan antara variabel ataupun seberapa besar kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat serta besarnya arah hubungan yang terjadi.

B. Defenisi Operasional

Definisi operasional adalah batasan tentang tujuan konsep yang telah diklasifikasikan kedalam bentuk variabel yang akan diteliti. Selain itu definisi operasional merupakan unsur penelitian yang memberikan batasan pengukuran suatu variabel.

Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel bebas (X) adalah peranan program usaha mikro kecil menengah yaitu suatu proses rangkaian kegiatan pemberian dana usaha mikro kecil menengah agar tercapainya suatu hal yang telah ditetapkan. Adapun yang merupakan indikator-indikatornya adalah :

a. Sosialisasi program adalah proses pemberitahuan kepada masyarakat akan suatu kegiatan yang telah ditetapkan agar proses tersebut dapat berjalan baik dan lancar serta dapat membantu program pemerintah dalam usaha untuk mensejahterakan masyarakat kecil.

b. Prosedur adalah proses serangkaian tatacara untuk melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan agar tidak terjadi penyimpangan baik dalam penyaluran maupun dalam pelaksanaan.

c. Besarnya dana atau jumlah dana adalah banyak dana yang diberikan oleh pemerintah dalam usaha untuk memajukan usaha kecil dan menengah di Indonesia.

2. Variabel Y ( Variabel terikat ) : kualitas pelayanan yaitu segala bentuk aktivitas yang dilakukan oleh organisasi Pemerintah atau swasta guna memenuhi harapan konsumen. Adapun yang menjadi indikator-indikatornya adalah :

a. Keterbukaan, yang menyangkut kesederhanaan dan kejelasan pelayananyang diinformasikan kepada masyarakat.

b. Efisiensi yang diartikan pelayanan yang diberikan oleh suatu organisasi hendaknya ada pembatasan terhadap persyaratan pada hal- hal yang dianggap penting saja b. Efisiensi yang diartikan pelayanan yang diberikan oleh suatu organisasi hendaknya ada pembatasan terhadap persyaratan pada hal- hal yang dianggap penting saja

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan jumlah subjek yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan jumlah pegawai yang melaksanakan program pemberian modal usaha di Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Labuhan Batu Utara yang berjumlah 53 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagaian populasi tersebut. Menurut Arikunto (2002:120, penetapan penarikan sampel penelitian adalah dengan ketentuan yaitu : apabila subjeknya kurang dari 100 orang, maka lebih baik diambil semua hingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih. Berdasarkan pedoman penarikan sampel yang dikemukakan diatas, yang menjadi sampel penelitian ini adalah jumlah keseluruhan pegawai yang melaksanakan pemberian modal usaha. Jadi total sampel dalam penelitian ini berjumlah 53 orang dan sekaligus menjadi responden dalam penelitian ini.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan kegiatan penelitian ini teknik pengumpulan data yang digumakan penulis adalah sebagai berikut :

1. Data Primer yaitu pengumpulan data dengan cara turun langsung ke lapangan yang akan diteliti untuk mempermudah dan memperoleh data- data yang di perlukan.

2. Data Sekunder, yaitu pengumpulan data yang diperoleh literature- literatur yang mempunyai reevansi langsung dan masalah yang akan diteliti.

a. Quesioner Yaitu pengumpulan data dengan cara menyebarkan angket daftar pertanyaan dimana responden memilih salah satu jawaban yang telah disediakan dalam daftar pertanyaan. Bobot nilai angket yang ditentukan yaitu :

1) Untuk jawaban “A” diberi nilai 3

2) Untuk jawaban “B” diberi nilai 2

3) Untuk jawaban “C” diberi nilai 1

b. Dokumentasi Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis (diurai), dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk suatu hasil kajian yang sistematis, padat dan utuh.

E. Teknik Analisis Data

a. Korelasi product moment Untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas (x) dan variabel (y), maka penulis menggunakan rumus korelasi product moment dan Karl Pearson yang dikutip oleh Sugiyono(2004:212) sebagai berikut :

n      xy  x y

r xy 

 X N  Y         Y  

Keterangan : = koeifisien korelasi antara x dan y adalah bilangan yang menunjukkan

besar kecilnya hubungan variabel x dan y x = variabel bebas y = variabel terikat n = jumlah responden

b. Uji Signifikan Untuk menguji tingkat signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah dengan menggunkan rumus uji Z yaitu : r

Dimana : r

: Koefisien korelasi n

: Jumlah Sampel : Jumlah Sampel

Sugiyono,( 2004: 216)

d. Uji Regresi Linier Untuk memprediksikan seberapa jumlah koefisieen variabel bebas (x) dengan variabel terikat (y) maka digunakan uji regresi liner, dengan rumus: Y= a+bx,dimana

∑ ∑ Sugiyono (2010:218)

F. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kabupaten Labuhanbatu Utara yang mengatur segala Urusan Wajib Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah di Wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara. Adapun Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah Bapak : H. Agus Aman Siregar, SE, MM.

Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah pemekaran dari Kabupaten Labuhanbatu berdasarkan Undang-undang No.23 tahun 2008 tanggal 21 Juli 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Labuhanbatu Utara di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Labuhanbatu Utara lahir dari tuntutan aspirasi Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah pemekaran dari Kabupaten Labuhanbatu berdasarkan Undang-undang No.23 tahun 2008 tanggal 21 Juli 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Labuhanbatu Utara di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Labuhanbatu Utara lahir dari tuntutan aspirasi

Kabupaten Labuhanbatu Utara memiliki luas wilayah 3.570.928 km² yang terdiri dari 8 Kecamatan, 8 Kelurahan dan 32 Desa dengan jumlah penduduk berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Labuhanbatu Utara sementara adalah 331.660 orang, yang terdiri atas 167.551 laki-laki dan 164.109 perempuan. Dari hasil Sensus Penduduk 2010 tersebut masih tampak bahwa penyebaran penduduk Labuhanbatu Utara masih bertumpu di Kecamatan Kualuh Hulu yakni sebesar 19,49%, kemudian di ikuti oleh Kecamatan Kualuh Selatan 17,06%, dan Na IX-X sebesar 15,02%, sedangkan Kecamatan lainnya di bawah 15%.

Potensi perekonomian Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah :

1. Pertanian Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah daerah Agraris, lebih 70% penduduknya bekerja pada sektor pertanian, baik pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan maupun peternakan. Begitu juga dengan usaha masyarakat pada sektor lain juga berbasis pertanian seperti periwisata dan industry kecil atau agro industry. Sebagian besar lahan di Kabupaten Labuhanbatu Utara digunakan untuk perkebunan rakyat kelapa sawit seluas 146.980 hektar (14,45%). Sementara lahan yang digunakan untuk bangunan perumahan, perkantoran, industri, pendidikan, jalan dan lain-lain seluas

9..872 hektar (2,78%) dan untuk kebutuhan pangan Kabupaten Labuhanbatu Utara memiliki areal persawahan seluas 39.147 hektar (11,04%).

2. Tanaman Bahan Pangan Kontribusi Sub sektor Tanaman Bahan Makanan pada Kabupaten labuhanbatu Utara sangat mempengaruhi perekonomian daerah tersebut dan menjadi salah satu lumbung padi di Provinsi Sumatera Utara dengan tingkat produksi padi yang dihasilkannya mencapai 104.480,00 Ton/tahun. Konsentrasi sektor pertanian tanaman pangan lainnya juga menjadi hal khusus seperti pada tanaman ubi kayu dengan hasil produksi yang mencapai 843 ton, dan jagung sebesar 163 ton yang terdapat di beberapa kecamatan seperti : Kecamatan Kualuh Hilir, Leidong, Marbau, Aek Kuo, dan Kecamatan Aek Natas.

Komoditas di Kabupaten Labuhanbatu Utara pada tahun 2009 memanfaatkan lahan seluas 57.769 ha yang menghasilkan 254.334 ton padi, sedangkan padi ladang sebesar 4.453 ton dengan luas panen 1.759 ha. Kabupaten Labuhanbatu Utara sangat berpotensi menjadi salah satu daerah agrarian di Sumatera Utara yang terdapat dibebarapa Kecamatan separti : Kecamatan Kualuh Hilir, Leidong, Marbau, Aek Kuo dan Kecamatan Aek Natas.

Komoditas jagung di Kabupaten Labuhanbatu Utara pada tahun 2009 memanfaatkan lahan seluas 40.369 ha yang menghasilkan 170.388 ton jagung atau senilai Rp. 281.140.200,- dengan tingkat produktivitas sebesar 42,21ton/ha. Wilayah pengembangan komoditas jagung pada tahun 2009 Komoditas jagung di Kabupaten Labuhanbatu Utara pada tahun 2009 memanfaatkan lahan seluas 40.369 ha yang menghasilkan 170.388 ton jagung atau senilai Rp. 281.140.200,- dengan tingkat produktivitas sebesar 42,21ton/ha. Wilayah pengembangan komoditas jagung pada tahun 2009

Selain padi, dan jagung Kabupaten labuhanbatu Utara juga sangat potensial dalam pemberdayaan tanaman pangan seperti ubi kayu yang dapat dilihat pada tahun 2008 dengan memanfaatkan lahan seluas 4.963 ha yang menghasilkan 6.721 ton ubi kayu atau senilai Rp. 91.588.700,- dengan tingkat produksi sebesar 101,37 ton/ha. Adapun wilayah pengembangan komoditas ubi kayu pada tahun 2008 di Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah : tersebar di 7 Kecamatan dengan jumlah petani sebanyak 167 kepala keluarga. Jangkauan wilayah pemasaran untuk komoditas ubi kayu adalah pasar local, antar dalam Kabupaten.

3. Perkebunan Kabupaten Labuhanbatu Utara merupakan salah satu sentra perkebunan di Sumatera Utara. Komoditi penting yang dihasilkan perkebunan di Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah Kelapa sawit. Produksi kelapa sawit (perkebunan rakyat) tahun 2009 sebesar 819.363 ton dengan total luas tanaman 63.061 ha. Kecamatan penghasil kelapa sawit terbesar adalah Kecamatan Aek Natas, Kualuh Hulu dan Aek Kuo dimana kontribusi ketiga kecamatan tersebut masing-masing untuk produksi kelapa sawit sebesar 22,97%, 17,08%, 16,19%.

Perkembangan sektor perkebunan yang terdapat di Kabupaten Labuhanbatu Utara sangat menopang produksi karet dan kelapa sawit di Provinsi Sumatera Utara, hal tersebut dapat dilihat dari luas daerah keseluruhan kelapa sawit yang mencapai 146.980 ha dan luas lahan karet seluas 53.88 ha. Produksi perkebunan tersebut merupakan pilar utama dalam pengembangan sektor industri pengolahan sawit dan karet. Besarnya potensi dapat terlihat dari pasokan bahan baku untuk industri pengolahan dan hasil tingkat produksi perkebunan kelapa sawit yang mencapai 168.504,00 ton/tahun dan tingkat produksi perkebunan karet yang mencapai 18.656,00 ton/tahun. Hal ini memberikan gambaran bahwa sector perkebunan merupakan salah satu komoditas unggulan di Kabupaten Labuhanbatu Utara.

4. Perikanan Produksi perikanan di Kabupaten Labuhanbatu Utara pada tahun 2009 sebesar 7.729.10 ton yang berasal dari 259,50 ton perikanan darat dan 7.469,60 ton perikanan laut. Perahu yang digunakan untuk menangkap ikan terdiri dari perahu tanpa motor sebanyak 78 buah dan dengan perahu motor sebanyak 1.134 buah. Perahu tanpa motor yang dipergunakan terdiri dari 75 perahu kecil dan 3 perahu sedang. Sementara perahu yang digunakan terbagi menjadi 998 perahu motor dengan kekuatan mesin < 5 GT, 125 perahu motor dengan kekuatan mesin 5-9 GT, dan 11 perahu motor dengan kekuatan mesin 10-19 GT. Produksi ikan di Kabupaten Labuhanbatu Utara menurut kecamatan terbesar dihasilkan di kecamatan KualuhnLeidong pada wilayah pesisir barat.

Pada tahun 2009 jumlah rumah tangga budi daya perikanan yang terdapat di Kabupaten Labuhanbatu Utara sebanyak 192 rumah tangga yang terdiri dari 190 rumah tangga budi daya kolam dan 2 rumah tangga budi daya tambak. Daerah Kabupaten Labuhanbatu Utara merupakan salah satu komoditi unggulan dalam perkembangan sektor ekonomi dalam perikanan, daerah ini memiliki wilayah laut yang cukup luas dengan panjang garis pantai

75 km serta berbatas dengan perairan selat malaka. Disamping itu, juga terdapat tiga sungai besar yang cukup potensial untuk sub sektor perikanan. Potensi tersebut terus dikelola secara tradisional (non teknologi) dan masih ditingkatkan dan dioptimalkan, terutama pada kawasan pantai/laut yang cukup potensial untuk pembudidayaan Udang dan Ikan Kerapu.

5. Kehutanan Kabupaten Labuhanbatu Utara terdapat kawasan hutan seluas 270.156,35 ha. Dari seluruh hutan tersebut, yang terluas merupakan hutan produksi yaitu seluas 135.827,70 ha, sedangakan yang terkecil merupakan hutan konvensi seluas 1.993 ha. Hutan-hutan tersebut tersebar hamper di seluruh kecamatan. Tiga kecamatan dengan hutan terluas adalah Torgamba dengan hutan seluas 40.155,07 ha, Kualuh Hulu dengan hutan seluas 32.238,

72 ha, dan Aek Natas dengan hutan seluas 31.648,76 ha. Meskipun kawasan hutan di daerah ini semakin menurun luasnya karena beralih fungsi menjadi kawasan budidaya non kehutanan, namun potensi dibidang kehutanan masih cukup besar dalam menunjang sektor perekonomian Kabupaten Labuhanbatu Utara. Hal tersebut dapat dilihat pada 72 ha, dan Aek Natas dengan hutan seluas 31.648,76 ha. Meskipun kawasan hutan di daerah ini semakin menurun luasnya karena beralih fungsi menjadi kawasan budidaya non kehutanan, namun potensi dibidang kehutanan masih cukup besar dalam menunjang sektor perekonomian Kabupaten Labuhanbatu Utara. Hal tersebut dapat dilihat pada

6. Peternakan Sektor peternakan sangat potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Labuhanbatu Utara, hal ini didukung dengan luasnya hamparan lahan perkebunan besar yang dapat dijadikan sumber pakan ternak dan pengembalaan. Peternakan juga memberikan kontribusi yang sangat besar sebagai sumber (pemasok) kebutuhan sembilan bahan pokok dan hal ini dapat menjadi penunjang tersendiri pada peningkatan sektor perekonomian peternakan di Kabupaten Labuhanbatu Utara.

Tahun 2009 jumlah sapi tercatat sebanyak 24.321 ekor. Sedangkan jumlah kerbau sebanyak 553 ekor. Sementara itu jumlah ternak kecil seperti kambing 46.775 ekor, domba 27.116 ekor dan babi 15.703 ekor. Populasi ternak unggas ayam kampung 529.557 ekor, ayam ras petelur 20.000 ekor, dan itik manila 64.407 ekor. Produksi daging ternak pada tahun 2009 tercatat sebanyak 149.991 ton daging sapi, 7.191 ton daging kerbau, 22.050 ton kambing, 11.410 daging domba dan 121.264 ton daging babi. Sedangkan jumlah ternak daging yang dipotong di dalam RPH ada 580 ekor sapi, 25 ekor kerbau, 100 ekor kambing, dan 217 ekor babi.

Berdasarkan banyaknya perekonomian masyarakat dari sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan maka sangat dibutuhkan Berdasarkan banyaknya perekonomian masyarakat dari sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan maka sangat dibutuhkan

Adapun struktur organisasi Dinas Koperasi dan UMKM Labuhanbatu Utara adalah sebagai berikut: