URAIAN TEORITIS

F. Pelayanan Perkreditan

1. Pelayanan

Pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung. dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pelayanan adalah menolong menyediakan segala apa yang diperlukan orang lain seperti tamu atau pembeli. Menurut Kotler (1994), pelayanan adalah aktivitas atau hasil yang dapat ditawarkan oleh sebuah lembaga kepada pihak lain yang biasanya tidak kasat mata, dan hasilnya tidak dapat dimiliki oleh pihak lain tersebut. Hadipranata (1980) berpendapat bahwa, pelayanan adalah aktivitas tambahan di luar tugas pokok (job description) yang diberikan kepada konsumen-pelanggan, nasabah, dan sebagainya-serta dirasakan baik sebagai penghargaan maupun penghormatan.

Kep. MenPan No. 81/93 mengatakan bahwa pelayanan umum adalah segala bentuk pelayanan yang diberikan oleh pemerintah pusat/daerah, BUMN/BUMD dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Kredit

Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani (credere) yang berarti kepercayaan ( truth atau faith ). Oleh karena itu, dasar dari kredit ialah kepercayaan. Seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit (kreditur) percaya bahwa penerima kredit (debitur) di masa mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan. Apa yang telah dijanjikan itu dapat berupa barang, uang, atau jasa.

“Kredit adalah hak untuk menerima pembayaran atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu diminta, atau pada waktu yang akan datang, karena penyerahan barang- barang sekarang.” (Suyatno dkk, 2007:13).

“Definisi kredit menurut Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI) tahun 2001 mendefinisikan kredit sebagai penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam (debitur) untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasi l keuntungan.” (Fahmi dan Hadi, 2010:3).

Unsur-unsur kredit adalah sebagai berikut:

a. Kepercayaan Yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang atau jasa, akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang.

b. Waktu Yakni suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan b. Waktu Yakni suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan

c. Degree of risk (tingkat risiko) Yaitu suatu tingkat risiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima kemudian hari. Semakin lama kredit diberikan, maka semakin tinggi pula risikonya, karena sejauh kemampuan manusia untuk menerobos hari depan itu, maka masih selalu terdapat unsur ketidaktentuan yang tidak dapat diperhitungkan. Inilah yang menyebabkan timbulnya unsur risiko. Dengan adanya unsur risiko inilah maka timbullah jaminan dalam pemberian kredit.

d. Prestasi Prestasi tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dapat berbentuk barang atau jasa. Namun, karena kehidupan modern sekarang ini didasarkan pada uang, maka transaksi-transaksi kredit yang menyangkut uang lah yang sering kita jumpai dalam praktik perkreditan. (Suyatno dkk, 2007:14).

Berdasarkan hal tersebut di atas bahwa pelayanan perkreditan adalah adalah segala bentuk pelayanan yang diberikan oleh pemerintah pusat/daerah, BUMN/BUMD dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam pemberian kredit.

G. Hubungan Program Pemberian Dana Usaha Terhadap Peningkatan Kualitas Pelayanan Perkreditan

Program yaitu unsur pertama yang harus ada di dalam sebuah organisasi pemerintah atau pun organisasi swasta agar terciptanya suatu kegiatan yang di inginkan. Di dalam program ada sesuatu yang harus dijelaskan yaitu :

1. Tujuan kegiatan yang ingin di capai

2. Kegiatan yang diambil dalam mencapai tujuan

3. Aturan yang harus di pegang dan prosedur yang dilalui

4. Pemikiran anggaran yang dibutuhkan.

5. Strategi pelaksanaannya yang ingin di capai. Jadi, jika pelaksanaan program pemberian dana usaha mikro kecil menengah (UMKM) baik, maka tingkatan kualitas pelayanan perkreditan juga akan baik.

H. Anggapan Dasar dan Hipotesis

1. Anggapan Dasar

Arikunto (2010: 104) mengatakan bahwa anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh peneliti. Dikatakan selanjutnya bahwa setiap peneliti dapat merumuskan anggapan dasar yang berbeda. Seorang peneliti mungkin meragukan sesuatu anggapan dasar yang oleh orang lain diterima sebagai kebenaran.

Adapun anggapan dasar dalam penelitian ini adalah: “pelaksanaan program pemberian dana usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang dilakukan akan dapat meningkatkan kualitas pelayanan perkreditan.

2. Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu bagian yang penting dari penelitian . Rumusan hipotesis mengarahkan peneliti untuk memperkecil jangkauan penelitian, paduan untuk menguji dua atau lebih variable, mencerminkan imajinasi dan ketajaman pengamatan peneliti dalam menganalisa masalah penelitian yang menjadi variabel dalam penelitian.

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan. Menurut Sugiyono (2005:70) dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang eleven, belum didasarkan fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Berdasarkan pendapat diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “apabila pelaksanaan program pemberian dana usaha mikro kecil menengah (UMKM) dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku maka akan dapat meningkatkan kualitas pelayanan perkreditan di Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Labuhan Batu Utara ”.