Sumber Pendapatan Negara dari Pariwisata

q. Sumber Pendapatan Negara dari Pariwisata

”Dibidang jasa (services) dalam Neraca Pembayaran Indonesia (Indonesia Balance of Payments) hingga sekarang hanya industri pariwisata (travel) yang masih selalu surplus.

Devisa pariwisata yang dengan susah payah kita peroleh, tentunya harus kita jaga agar RUPIAH tidak mudah keluar dibelanjakan ke luar negeri. Justru kebalikannya, kita harus mengupayakan bagaimana para pendatang/wisatawan MAU membelanjakan uangnya di negara kita. Kalau wisatawan domestik lebih menyukai berwisata ke luar negeri membelanjakan uangnya, tentunya neraca pembayaran untuk jasa pariwisata bisa minus,” (Jero Wacik, budpar).

Sebagai gambaran dari kegiatan kepariwisataan dalam perekonomian nasional 2004 memberikan dampak hingga 5,43% pada produksi nasional, 5,01% pada PDB Indonesia, dan 9,06% pada kesempatan kerja. Sedangkan dampaknya terhadap pajak mencapai 7,81%. Perhatikan bagaimana dampak ekonomi nasional dengan kedatangan wisatawan (yang membelanjakan uang yang dibawa dari tempat asalnya) dapat mempengaruhi laju perputaran uang dan perkembangan ekonomi masyarakat.

Peristiwa pahit yang dirasakan oleh bangsa Indonesia saat peristiwa ”Bom Bali” membawa dampak perekonomian dan penghasilan penduduk Bali pada khususnya dan sebagian masyarakat Indonesia yang terkait dengan bisnis pariwisata. Kejadian tersebut membuktikan betapa besar dampak keberadaan pariwisata terhadap devisa negara dan kesejahteraan masyarakat.

Pengeluaran wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia tahun 2006 mengalami kenaikkan cukup signifikan. Tercatat rata-rata pengeluaran (average of expenditure) mereka per kunjungan mencapai US$913,09 atau naik 1,01% dibanding tahun 2005 sebesar US$904,00 per kunjungan.

Kenyamanan dan keamanan bandara juga menjadi daya tarik para wisatawan

0,62% dibanding tahun sebelumnya US$99,86. Kelompok wisman yang mempunyai maksud kunjungan berolahraga tercatat mempunyai pengeluaran yang paling tinggi, yakni mencapai US$1.273,87/orang per kunjungan.

Sebelumnya pengeluaran wisman terbesar itu diraih kelompok wisman yang bermaksud untuk pemeliharan kesehatan dan kecantikan yang kini menduduki posisi kedua. Kelompok wisman yang berlibur rata-rata mempunyai pengeluaran sebesar US$1.024,30/orang per kunjungan atau mengalami kenaikan sebesar 2,55% dibanding tahun 2005.

Survey tersebut juga menemukan bahwa pengeluaran wisman terbesar masih digunakan untuk akomodasi (hotel), yakni 34,48%. Sedangkan makan minum dan cenderamata mencapai 19,33% dan 7,83%.

– Pariwisata sebagai Multi Bisnis Skema di bawah ini menggambarkan bahwa pariwisata memiliki ruang lingkup luas dan saling terkait. Penghasilan yang didapat oleh pekerja yang terkait langsung/”direct involvement sector” (hotel, tour operation, restoran, transportasi, objek wisata) dan yang tidak terkait langsung (laundry, airline, café, souvenir, bakery, fashion, artis, pemusik, penari budaya, penjual bensin, percetakan, wartel, money changer, dan lain-lain.).

– Dampak Perkembangan Pariwisata Pengembangan industri pariwisata berdampak langsung kepada masyarakat selaku tuan rumah (host). Dampak positif sangat diharapkan, tetapi pemerintah dan masyarakat harus mampu mengantisipasi dampak negatif yang dapat merugikan masyarakat.

Berbeda dengan penambahan devisa melalui penambangan ataupun pabrik- pabrik, pengembangan industri pariwisata tidak akan pernah surut ”bahan baku” bahkan dapat diperkaya dengan kreativitas para generasi muda selaku host dengan memperhatikan dan mengantisipasi dampak negatif yang mungkin timbul.

Dampak negatif harus diantisipasi, kalau tidak, akan rusak dan hancurlah aset industri pariwisata Indonesia dengan musnahnya budaya, hilangnya bangunan bersejarah, rusaknya lingkungan alam.

Direct Involvement Sector

Airline Worker

Marketing Company

Crafts

The

Petrol Persons

Retail

Tourist’s

Hire Car

Ship/Ferry

Bus/Coach

Cafes Gardeners

Tourism Object

Dock Govt. Fees Workers

Tour Operator

Souvenir

Direct Involvement Sector

Tour Guide

Graphic Artist

Printers

Newspapers

Sumber: Tourism Introduction, Ian Jackson

Perputaran uang merata pada setiap lapisan masyarakat Devisa negara meningkat

Peningkatan sarana kebersihan dan kelestarian Kesadaran masyarakat setempat untuk memelihara alam flora/ fauna

Bertambahnya kesempatan kerja dan peningkatan mutu kinerja Kesejahteraan masyarakat meningkat

Terpeliharanya sarana budaya/ adat istiadat setempat/komersial Meningkatnya kreativitas seni (handycraft/souvenir)

Meningkatnya sistem keamanan demi menjaga kenyamanan wisatawan Kesadaran masyarakat untuk menjaga kestabilan keamanan

Masyarakat mengenal secara langsung dengan karakteristik bangsa lain selaku tamu Perhatian masyarakat internasional terhadap aset wisata kita

Ketergantungan yang tinggi pada kedatangan wisatawan

Pengrusakan lingkungan oleh pengunjung yang destruktif

Cenderung lebih menghargai orang asing

Masuknya perilaku asing yang mempengaruhi kaum muda

Penyalahgunaan visa tourist untuk tujuan lain (intel, narkoba)

Exploitasi bangsa asing terhadap pengelolaan aset wisata bila pemerintah tidak tanggap/peduli