Analisis dan Pembahasan

B. Analisis dan Pembahasan

1. Analisis LQ (Location Quotient)

a. Static Location Quotient (SLQ)

Metode SLQ berguna untuk mengidentifikasi potensi internal yang dimiliki suatu daerah dengan membaginya menjadi dua golongan yaitu sektor basis dan sektor non basis. Analisis SLQ dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan merumuskan komposisi dan pergeseran sektor-sektor basis suatu wilayah dengan menggunakan PDRB sebagai indikator pertumbuhan wilayah.

Lapangan Usaha

No Kabupaten/Kota

Listrik, Gas &

Perdag, H &

P&

Keu, P & Jasa-

JP Jasa (1)

Pertanian P & G Industri

(10) (11) 1 Lampung Barat

NB NB 2 Tanggamus*

NB NB 3 Lampung Selatan

B 4 Lampung Timur

NB NB 5 Lampung Tengah

NB NB 6 Lampung Utara

B B 7 Way Kanan

NB NB 8 Tulang Bawang**

NB NB 9 Pesawaran

NB NB 10 Bandar Lampung

B B B B B B B 11 Metro

NB

NB

B B B Jumlah Sektor

Basis 8 1 4 5 3 7 3 3 4 Keterangan : 1. P&G : Pertambangan dan Penggalian; Perdag, H&R : Perdagangan, Hotel dan Restoran; P&Kom : Pengangkutan

dan Komunikasi; Keu, P&JP : Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan.

2. B = Basis, NB = Non Basis

3. *) Mulai tahun 2009, Kabupaten Tanggamus dipisah menjadi Kabupaten Tanggamus dan Kabupaten Pringsewu. **)Mulai tahun 2009, Kabupaten Tulang Bawang dipisah menjadi Kabupaten Tulang Bawang, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten Mesuji. Sumber : Lampiran 1 diolah. Disarikan dari lampiran 4.a-k.

Berdasarkan hasil analisis SLQ terhadap kabupaten/kota di Provinsi Lampung, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Di Kabupaten Lampung Barat, yang merupakan sektor basis berdasarkan analisis SLQ meliputi : Sektor Pertanian; Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih; Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran.

2) Di Kabupaten Tanggamus, yang merupakan sektor basis berdasarkan analisis SLQ adalah Sektor Pertanian.

3) Di Kabupaten Lampung Selatan, yang merupakan sektor basis berdasarkan analisis SLQ meliputi : Sektor Pertanian; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi; Sektor Jasa-Jasa.

4) Di Kabupaten Lampung Timur, yang merupakan sektor basis berdasarkan analisis SLQ meliputi : Sektor Pertanian; Sektor Pertambangan dan Galian; Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran.

5) Di Kabupaten Lampung Tengah, yang merupakan sektor basis berdasarkan analisis SLQ meliputi : Sektor Pertanian; Sektor Industri Pengolahan; Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih; Sektor Bangunan.

6) Di Kabupaten Lampung Utara, yang merupakan sektor basis berdasarkan analisis SLQ meliputi : Sektor Industri Pengolahan; Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih; Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran; Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; Sektor Jasa-Jasa.

7) Di Kabupaten Way Kanan, yang merupakan sektor basis

berdasarkan analisis adalah Sektor Pertanian.

8) Di Kabupaten Tulang Bawang, yang merupakan sektor basis berdasarkan analisis SLQ meliputi : Sektor Pertanian; Sektor Industri Pengolahan; Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran.

9) Di Kabupaten Pesawaran, yang merupakan sektor basis berdasarkan analisis SLQ meliputi : Sektor Pertanian; Sektor Bangunan; Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran.

10) Di Kota Bandar Lampung, yang merupakan sektor basis berdasarkan analisis SLQ meliputi : Sektor Industri Pengolahan; Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih; Sektor Bangunan; Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi; Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan; Sektor Jasa-Jasa.

11) Di Kota Metro, yang merupakan sektor basis berdasarkan analisis SLQ meliputi : Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih; Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi; Sektor Keuangan dan Jasa Perusahaan; dan Sektor Jasa-Jasa.

b. Dynamic Location Quotient (DLQ)

DLQ merupakan modifikasi dari SLQ, dengan mengakomodasi faktor laju pertumbuhan keluaran sektor ekonomi dari waktu ke waktu.

Lapangan Usaha

No Kabupaten/Kota

Listrik, Gas &

Perdag, H &

P&

Keu, P &

JP Jasa-Jasa (1)

Pertanian P & G Industri

(10) (11) 1 Lampung Barat

NB NB 2 Tanggamus*

B B NB NB 3 Lampung Selatan

B NB

B B NB

NB NB 4 Lampung Timur

B 5 Lampung Tengah

NB NB 6 Lampung Utara

B 7 Way Kanan

B Tulang 8 Bawang**

B 9 Pesawaran

B 10 Bandar Lampung

B NB 11 Metro

B B B Jumlah Sektor

Basis 4 2 7 3 5 4 4 2 6 Keterangan : 1. P&G : Pertambangan dan Penggalian; Perdag, H&R : Perdagangan, Hotel dan Restoran; P&Kom : Pengangkutan

dan Komunikasi; Keu, P&JP : Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan.

2. B = Basis, NB = Non Basis

3. *) Mulai tahun 2009, Kabupaten Tanggamus dipisah menjadi Kabupaten Tanggamus dan Kabupaten Pringsewu. **)Mulai tahun 2009, Kabupaten Tulang Bawang dipisah menjadi Kabupaten Tulang Bawang, Kabupaten

Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten Mesuji. Sumber : Lampiran 5 diolah. Disarikan dari lampiran 6.a-k.

Dari hasil analisis DLQ terhadap kabupaten/kota di Provinsi Lampung di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Di Kabupaten Lampung Barat, yang menjadi sektor basis berdasarkan analisis DLQ meliputi : Sektor Industri Pengolahan; Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih.

2) Di Kabupaten Tanggamus, yang menjadi sektor basis berdasarkan analisis DLQ meliputi : Sektor Pertanian; Sektor Industri Pengolahan; Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih; Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi.

3) Di Kabupaten Lampung Selatan, yang menjadi sektor basis berdasarkan analisis DLQ meliputi : Sektor Bangunan; Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran.

4) Di Kabupaten Lampung Timur, yang menjadi sektor basis berdasarkan analisis DLQ meliputi : Sektor Pertanian; Sektor Pertambangan dan Penggalian; Sektor Industri Pengolahan; Sektor Bangunan; Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran; Sektor Jasa-Jasa.

5) Di Kabupaten Lampung Tengah, yang menjadi sektor basis berdasarkan analisis DLQ adalah Sektor Bangunan.

6) Di Kabupaten Lampung Utara, yang menjadi sektor basis berdasarkan analisis DLQ meliputi : Sektor Bangunan; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi; Sektor Jasa-Jasa.

7) Di Kabupaten Way Kanan, yang menjadi sektor basis berdasarkan analisis DLQ meliputi : Sektor Industri Pengolahan; Sektor Jasa-Jasa.

8) Di Kabupaten Tulang Bawang, yang menjadi sektor basis berdasarkan analisis DLQ meliputi : Sektor Pertanian; Sektor Pertambangan dan Penggalian; Sektor Bangunan; Sektor Jasa- Jasa.

9) Di Kabupaten Pesawaran, yang menjadi sektor basis berdasarkan analisis DLQ meliputi : Sektor Pertanian; Sektor Industri Pengolahan; Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi; Sektor Jasa-Jasa.

10) Di Kota Bandar Lampung, yang menjadi sektor basis berdasarkan analisis DLQ meliputi : Sektor Industri Pengolahan; Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih; Sektor Keuangan dan Jasa Perusahaan.

11) Di Kota Metro, yang menjadi sektor basis berdasarkan analisis DLQ meliputi : Sektor Industri Pengolahan; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi; Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; Sektor Jasa-Jasa.

2. Analisis Gabungan SLQ dan DLQ

Gabungan antara SLQ dan DLQ dijadikan kriteria dalam menentukan apakah sektor ekonomi wilayah di Provinsi Lampung tergolong dalam sektor unggulan, prospektif, andalan, maupun tertinggal.

Lapangan Usaha

No Kabupaten/Kota

Listrik, Gas &

Perdag, H &

P&

Keu, P & Jasa-

JP Jasa (1)

Pertanian P & G Industri

(10) (11) 1 Lampung Barat

TT 2 Tanggamus*

A A T T 3 Lampung Selatan

TP 4 Lampung Timur

A 5 Lampung Tengah

TT 6 Lampung Utara

A P U 7 Way Kanan

A 8 Tulang Bawang**

A 9 Pesawaran

A 10 Bandar Lampung

UP 11 Metro

UU Jumlah Sektor

Unggulan 4 1 1 2 1 2 1 2 2 Keterangan : 1. P&G : Pertambangan dan Penggalian; Perdag, H&R : Perdagangan, Hotel dan Restoran; P&Kom : Pengangkutan

dan Komunikasi; Keu, P&JP : Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan.

2. U = Unggulan, P = Prospektif, A = Andalan, T = Tertinggal

3. *) Mulai tahun 2009, Kabupaten Tanggamus dipisah menjadi Kabupaten Tanggamus dan Kabupaten Pringsewu.

**)Mulai tahun 2009, Kabupaten Tulang Bawang dipisah menjadi Kabupaten Tulang Bawang, Kabupaten

Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten Mesuji.

Sumber : Lampiran 4 dan 6 diolah. Disarikan dari lampiran 7.a-k.

Dilihat dari tabel di atas, dapat dijelaskan keberadaan sektor unggulan di Provinsi Lampung sebagai berikut :

a. Di Kabupaten Lampung Barat, yang merupakan “Sektor Unggulan” berdasarkan analisis gabungan SLQ dan DLQ

adalah Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih.

b. Di Kabupaten Tanggamus, yang merupakan “Sektor Unggulan” berdasarkan analisis gabungan SLQ dan DLQ adalah Sektor Pertanian.

c. Di Kabupaten Lampung Selatan, tidak terdapat sektor yang merupakan “Sektor Unggulan” berdasarkan analisis gabungan

SLQ dan DLQ.

d. Di Kabupaten Lampung Timur, yang merupakan “Sektor Unggulan” berdasarkan analisis gabungan SLQ dan DLQ

meliputi : Sektor Pertanian; Sektor Pertambangan dan Penggalian; Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran.

e. Di Kabupaten Lampung Tengah, yang merupakan “Sektor Unggulan” berdasarkan analisis gabungan SLQ dan DLQ adalah Sektor Bangunan.

f. Di Kabupaten Lampung Utara, yang merupakan “Sektor Unggulan” berdasarkan analisis gabungan SLQ dan DLQ

adalah Sektor Jasa-Jasa.

g. Di Kabupaten Way Kanan, tidak terdapat sektor yang merupakan “Sektor Unggulan” berdasarkan analisis gabungan

SLQ dan DLQ.

h. Di Kabupaten Tulang Bawang, yang merupakan “Sektor Unggulan” berdasarkan analisis gabungan SLQ dan DLQ adalah Sektor Pertanian.

i. Di Kabupaten Pesawaran, yang merupakan “Sektor Unggulan” berdasarkan analisis gabungan SLQ dan DLQ meliputi : Sektor Pertanian; Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran.

j. Di Kota Bandar Lampung, yang merupakan “Sektor Unggulan” berdasarkan analisis gabungan SLQ dan DLQ meliputi : Sektor Industri Pengolahan; Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih; Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan.

k. Di Kota Metro, yang merupakan “Sektor Unggulan” berdasarkan analisis gabungan SLQ dan DLQ meliputi : Sektor Pengangkutan dan Komunikasi, Sektor Keuangan dan Jasa Perusahaan; Sektor Jasa-Jasa.

3. Analisis Shift Share (SS)

Analisis shift share digunakan untuk menganalisis dan mengetahui pergeseran dan peranan perekonomian di daerah. Metode ini dipakai untuk mengamati struktur perekonomian dan pergeserannya dengan cara menekankan pertumbuhan sektor di daerah, yang dibandingkan dengan sektor yang sama pada tingkat daerah yang lebih tinggi atau nasional.

Analisis tersebut dapat digunakan untuk mengkaji pergeseran struktur perekonomian daerah dalam kaitannya dengan peningkatan perekonomian daerah yang bertingkat lebih tinggi. Perekonomian Analisis tersebut dapat digunakan untuk mengkaji pergeseran struktur perekonomian daerah dalam kaitannya dengan peningkatan perekonomian daerah yang bertingkat lebih tinggi. Perekonomian

Pertumbuhan ekonomi dan pergeseran struktural suatu perekonomian daerah ditentukan oleh tiga komponen yaitu :

d. Pertumbuhan ekonomi daerah diukur dengan cara menganalisis perubahan pengerjaan agregat secara sektoral dibandingkan dengan perubahan pada sektor yang sama yang dijadikan acuan.

e. Pergeseran proporsional (proportional shift) mengukur perubahan relatif, pertumbuhan atau penurunan, pada daerah dibandingkan dengan perekonomian yang lebih besar yang dijadikan acuan. Pengukuran ini memungkinkan kita mengetahui apakah perekonomian daerah terkonsentrasi pada industri-industri yang tumbuh lebih cepat daripada perekonomian yang dijadikan acuan.

f. Pergeseran diferensial (differential shift) membantu kita dalam menentukan seberapa jauh daya saing industri daerah (lokal) dengan perekonomian yang diajadikan acuan. Oleh karena itu, jika pergeseran diferensial dari suatu industri adalah positif, maka industri tersebut lebih tinggi daya saingnya daripada industri yang sama pada perekonomian yang dijadikan acuan.

Jika

(proportional share) > 0, maka wilayah (kabupaten/kota) di Provinsi Lampung akan berspesialisasi pada sektor yang di tingkat provinsi tumbuh lebih cepat. Sebaliknya jika

(differential shift) > 0, maka pertumbuhan sektor i di wilayah (kabupaten/kota) lebih cepat dari pertumbuhan sektor yang sama di Provinsi Lampung dan bila

< 0, maka pertumbuhan sektor

i di wilayah (kabupaten/kota) relatif lebih lambat dari pertumbuhan sektor yang sama di Provinsi Lampung. Dari Tabel 4.8 di bawah, dapat diketahui bahwa komponen proportional shift di wilayah (kabupaten/kota) di Provinsi Lampung terdapat 3 (tiga) sektor ekonomi yang menunjukkan nilai > 0 (positif) yaitu : Sektor Industri Pengolahan; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi; serta Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan. Sedangkan 6 (enam) sektor ekonomi lainnya menunjukkan nilai < 0 (negatif), yaitu : Sektor Pertanian; Sektor Pertambangan dan Penggalian; Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih; Sektor Bangunan; Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran; dan Sektor Jasa-Jasa.

Sektor ekonomi yang menunjukkan nilai > 0 (positif) menandakan bahwa sektor ekonomi di wilayah (kabupaten/kota) berspesialisasi pada sektor ekonomi yang sama dengan sektor ekonomi yang tumbuh lebih cepat di Provinsi Lampung. Sektor ekonomi yang menunjukkan nilai < 0 (negatif) berarti wilayah (kabupaten/kota) berspesialisasi pada sektor yang tumbuh lebih lambat di Provinsi Lampung.

Tabel 4.8. Hasil Analisis Shift Share Kabupaten / Kota di Provinsi

Lampung Tahun 2005-2009

Kabupaten Lampung Barat

No Lapangan Usaha Provincial Share Proportional Shift Differential Shift Total

4 Listrik, Gas & Air

6 Perdag, H & R

8 Keu, P & JP

Kabupaten Tanggamus*

4 Listrik, Gas & Air

6 Perdag, H & R

8 Keu, P & JP

Kabupaten Lampung Selatan

4 Listrik, Gas & Air

6 Perdag, H & R

8 Keu, P & JP

Kabupaten Lampung Timur

4 Listrik, Gas & Air

6 Perdag, H & R

8 Keu, P & JP

Kabupaten Lampung Tengah

No Lapangan Usaha Provincial Share Proportional Shift Differential Shift Total

4 Listrik, Gas & Air

6 Perdag, H & R

8 Keu, P & JP

Kabupaten Lampung Utara

4 Listrik, Gas & Air

6 Perdag, H & R

8 Keu, P & JP

Kabupaten Way Kanan

4 Listrik, Gas & Air

6 Perdag, H & R

8 Keu, P & JP

Kabupaten Tulang Bawang**

4 Listrik, Gas & Air

6 Perdag, H & R

8 Keu, P & JP

9 Jasa-Jasa

Kabupaten Pesawaran

No Lapangan Usaha Provincial Share Proportional Shift Differential Shift Total

4 Listrik, Gas & Air

6 Perdag, H & R

8 Keu, P & JP

Kota Bandar Lampung

4 Listrik, Gas & Air

6 Perdag, H & R

8 Keu, P & JP

Kota Metro

4 Listrik, Gas & Air

6 Perdag, H & R

8 Keu, P & JP

22.693,74 Keterangan : 1. P&G : Pertambangan dan Penggalian; Perdag, H&R : Perdagangan, Hotel dan Restoran; P&Kom : Pengangkutan dan Komunikasi; Keu, P&JP : Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan.

2. *) Mulai tahun 2009, Kabupaten Tanggamus dipisah menjadi Kabupaten Tanggamus dan Kabupaten Pringsewu.

**) Mulai tahun 2009, Kabupaten Tulang Bawang dipisah menjadi Kabupaten Tulang Bawang, Kabupaten Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten Mesuji.

Sumber : Lampiran 1 diolah. Disarikan dari lampiran 8.a-k.

a. Di Kabupaten Lampung Barat, komponen differential shift sektor ekonomi yang menunjukkan > 0 (positif) meliputi : Sektor Pertambangan dan Penggalian; Sektor Industri Pengolahan; Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih; Sektor Bangunan; Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi; serta Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan.

b. Di Kabupaten Tanggamus, komponen differential shift sektor ekonomi yang menunjukkan > 0 (positif) meliputi : Sektor Pertanian, Sektor Pertambangan dan Penggalian; Sektor Industri Pengolahan; Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi.

c. Di Kabupaten Lampung Selatan, komponen differential shift sektor ekonomi yang menunjukkan > 0 (positif) meliputi : Sektor Pertambangan dan Penggalian; Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi.

d. Di Kabupaten Lampung Timur, komponen differential shift sektor ekonomi yang menunjukkan > 0 (positif) meliputi : Sektor Industri Pengolahan; Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih; Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi.

e. Di Kabupaten Lampung Tengah, komponen differential shift sektor ekonomi yang menunjukkan > 0 (positif) meliputi : Sektor Pertambangan dan Penggalian; Sektor Listrik, Gas, dan

Air Bersih; Sektor Bangunan; Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi; serta Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan.

f. Di Kabupaten Lampung Utara, komponen differential shift sektor ekonomi yang menunjukkan > 0 (positif) meliputi : Sektor Pertambangan dan Penggalian; Sektor Industri Pengolahan; Sektor Bangunan; Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi; serta Sektor Jasa-Jasa.

g. Di Kabupaten Way Kanan, komponen differential shift sektor ekonomi yang menunjukkan > 0 (positif) meliputi : Sektor Pertambangan dan Penggalian; Sektor Industri Pengolahan; Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih; Sektor Jasa-Jasa.

h. Di Kabupaten Tulang Bawang, komponen differential shift sektor ekonomi yang menunjukkan > 0 (positif) meliputi : Sektor Pertanian; Sektor Pertambangan dan Penggalian; Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih; Sektor Bangunan; serta Sektor Jasa-Jasa.

i. Di Kabupaten Pesawaran, komponen differential shift sektor ekonomi yang menunjukkan > 0 (positif) meliputi : Sektor Pertambangan dan Penggalian.

j. Di Kota Bandar Lampung, komponen differential shift sektor ekonomi yang menunjukkan > 0 (positif) meliputi : Sektor

Pertambangan dan Penggalian; Sektor Industri Pengolahan; serta Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan.

k. Di Kota Metro, komponen differential shift sektor ekonomi yang menunjukkan > 0 (positif) meliputi : Sektor Pengangkutan dan Komunikasi; Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan.

4. Analisis Tipologi Klassen

Alat analisis tipologi klassen digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dibandingkan dengan perekonomian daerah referensinya. Analisis tipologi klassen menghasilkan empat klasifikasi sektor dengan karakteristik yang berbeda sebagai berikut (Sjafrizal, 2008: 180) :

e. Sektor yang maju dan tumbuh pesat / developed sector (Kuadran I) Kuadran ini merupakan kuadran yang laju pertumbuhan sektor tertentu dalam PDRB (si) yang lebih besar dibandingkan laju pertumbuhan sektor tersebut dalam PDRB daerah yang menjadi referensi (s) dan memiliki nilai kontribusi sektor terhadap PDRB (ski) yang lebih besar dibandingkan kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi referensi (sk).

f. Sektor maju tapi tertekan / stagnant sector (Kuadran II) Kuadran ini merupakan kuadran yang laju pertumbuhan sektor tertentu dalam PDRB (si) yang lebih kecil dibandingkan laju pertumbuhan sektor tersebut dalam PDRB daerah yang menjadi referensi (s), tetapi memiliki nilai kontribusi sektor terhadap PDRB

(ski) yang lebih besar dibandingkan kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi referensi (sk).

g. Sektor potensial atau masih dapat berkembang / developing sector (Kuadran III)

Kuadran ini merupakan kuadran yang laju pertumbuhan sektor tertentu dalam PDRB (si) yang lebih besar dibandingkan laju pertumbuhan sektor tersebut dalam PDRB daerah yang menjadi referensi (s), tetapi memiliki kontribusi sektor terhadap PDRB (ski) yang lebih kecil dibandingkan kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi referensi (sk).

h. Sektor relatif tertinggal / underdeveloped sector (Kuadran IV) Kuadran ini merupakan kuadran yang laju pertumbuhan sektor tertentu dalam PDRB (si) yang lebih kecil dibandingkan laju pertumbuhan sektor tersebut dalam PDRB daerah yang menjadi referensi (s) dan sekaligus memiliki nilai kontribusi sektor terhadap PDRB (ski) yang lebih kecil dibandingkan kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi referensi (sk).

Dalam penelitian ini, tipologi klassen digunakan untuk meneliti posisi perekonomian kabupaten/kota di Provinsi Lampung dibandingkan dengan perekonomian Provinsi Lampung. Berikut adalah hasil analisis tipologi klassen di Provinsi Lampung.

Lapangan Usaha

No Kabupaten/Kota

P&

Listrik, Gas &

Perdag, H &

P&

Keu, P & Jasa-

JP Jasa (1)

Pertanian

G Industri

(10) (11) 1 Lampung Barat

PT 2 Tanggamus*

PP 3 Lampung Selatan

MTU

T MTT 4 Lampung Timur

MTT

MTU

TT 5 Lampung Tengah

PT 6 Lampung Utara

MTT MTU 7 Way Kanan

TP 8 Tulang Bawang**

MTT

TP 9 Pesawaran

TP 10 Bandar Lampung

MTU MTT 11 Metro

Jumlah Sektor

Maju dan Tumbuh Pesat 2 0 2 2 1 4 2 2 1 Keterangan : 1. P&G : Pertambangan dan Penggalian; Perdag, H&R : Perdagangan, Hotel dan Restoran; P&Kom : Pengangkutan

dan Komunikasi; Keu, P&JP : Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan.

2. MTU = Maju dan Tumbuh Pesat, MTT = Maju Tapi Tertekan, P = Potensial, T = Tertinggal

3. *) Mulai tahun 2009, Kabupaten Tanggamus dipisah menjadi Kabupaten Tanggamus dan Kabupaten Pringsewu. **)Mulai tahun 2009, Kabupaten Tulang Bawang dipisah menjadi Kabupaten Tulang Bawang, Kabupaten

Tulang Bawang Barat, dan Kabupaten Mesuji.

Sumber : Lampiran 1 dan 2 diolah. Disarikan dari lampiran 9.a-k.

Hasil analisis tipologi klassen di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Di Kabupaten Lampung Barat, yang merupakan sektor maju dan tumbuh pesat berdasarkan analisis tipologi klassen meliputi: Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih; Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran.

b. Di Kabupaten Tanggamus, yang merupakan sektor maju dan tumbuh pesat berdasarkan analisis tipologi klassen adalah Sektor Pertanian.

c. Di Kabupaten Lampung Selatan, yang merupakan sektor maju dan tumbuh pesat berdasarkan analisis tipologi klassen adalah Sektor Pengangkutan dan Komunikasi.

d. Di Kabupaten Lampung Timur, yang merupakan sektor maju dan tumbuh pesat berdasarkan analisis tipologi klassen adalah Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran.

e. Di Kabupaten Lampung Tengah, yang merupakan sektor maju dan tumbuh pesat berdasarkan analisis tipologi klassen meliputi : Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih; Sektor Bangunan.

f. Di Kabupaten Lampung Utara, yang merupakan sektor maju dan tumbuh pesat berdasarkan analisis tipologi klassen meliputi: Sektor Industri Pengolahan; Sektor Perdagangaan, Hotel, dan Restoran; Sektor Jasa-Jasa.

g. Di Kabupaten Way Kanan, tidak terdapat sektor yang merupakan sektor maju dan tumbuh pesat berdasarkan analisis tipologi klassen .

h. Di Kabupaten Tulang Bawang, yang merupakan sektor maju dan tumbuh pesat berdasarkan analisis tipologi klassen adalah Sektor Pertanian.

i. Di Kabupaten Pesawaran, yang merupakan sektor maju dan tumbuh pesat berdasarkan analisis tipologi klassen adalah Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran.

j. Di Kota Bandar Lampung, yang merupakan sektor maju dan tumbuh pesat berdasarkan analisis tipologi klassen meliputi : Sektor Industri Pengolahan; Sektor Keuangan dan Jasa Perusahaan.

k. Di Kota Metro, yang merupakan sektor maju dan tumbuh pesat berdasarkan analisis tipologi klassen meliputi : Sektor Pengangkutan dan Komunikasi; Sektor Keuangan dan Jasa Perusahaan.