serbuk kelapa dan serat jerami dicampur dan di buat perbandingan massa bahan antara serat kelapa dan jerami yaitu 1 : 1, 1 : 2 dan 2 : 1. Pengujian yang
dilakukan pada serat jerami dan kelapa adalah uji absorpsi dengan menggunakan tabung impedansi. Hasil dari penelitian ini adalah Pada frekuensi
di atas 350 pencampuran jerami dan sabut kelapa mampu sebagai penganti bahan absorber yang terbuat dari rockwool.
1.2. Batasan Masalah
1. Mutu Beton f’c = 20 Mpa
2. Benda uji yang digunakan adalah silinder dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi
30 cm untuk pengujian tekan dan tarik. 3.
Benda uji yang digunakan untuk uji kebisingan mempunyai diameter 11,2 cm dan tinggi 2 cm.
4. Benda Uji dikeringkan di bawah sinar matahari yang sebelumnya sudah di cacah
dan dibersihkan. 5.
Pengujian : Kuat tekan
Kuat tarik Kebisingan Peredam Suara
6. Material tambahan penyusun beton terdiri dari sabut kelapa pendek dengan ukuran
sekitar 3 cm. Komposisi serat yang digunakan pada masing-masing benda uji adalah 5,10,15 dan 20 .
1.3. Maksud Dan Tujuan Penelitian
Adapun maksud dan tujuan penelitian ini adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Mengetahui dan memanfaatkan limbah pertanian dalam hal ini sabut kelapa sebagai
bahan pengisi pada beton terhadap kuat tekan, dan kuat tarik beton. 2.
Mengetahui perbedaan kuat tekan, dan kuat tarik dan peredaman suara dari beton normal dengan beton yang ditambah dengan sabut kelapa.
1.4. Metodologi
Metode yang akan digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah uji eksperimental di laboratorium.
Adapun karakterisitik material yang digunakan adalah sebagai berikut : a.
Sabut kelapa Sabut kelapa yang digunakan adalah sabut kelapa yang di cacah dan yang
dikeringkan terlebih dahulu. Metode pencacahan sabut kelapa ini dilakukan secara manual, untuk membuat sabut dengan serat panjang dan serat pendek dilakukan
pemotongan sabut, pemotongan sabut kelapa dilakukan dengan menggunakan pisau atau gunting. Ukuran pemotongan sabut kelapa sekitar 3 cm
b. Benda uji
Dalam penelitian ini yang akan diuji adalah benda uji berbentuk silinder dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm untuk pengujian kebisingan digunakan
benda uji tebal 2 cm dan diameter 11,2 cm. Pengujian dilakukan setelah umur beton mencapai 28 hari. Variasi serat kelapa dan jumlah benda uji yang di digunakan
dapat dilihat pada tabel.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.1 variasi sabut kelapa dan jumlah benda uji
Fas
variasi penambahan
sabut kelapa banyaknya benda uji
jumlah Tekan
tarik belah
kebisingan D15 x
30 cm D15 x
30 cm D11,2 x 2
cm 0,55
Beton Normal 5
5 4
14 0,55
5 5
5 4
14 0,55
10 5
5 4
14 0,55
15 5
5 4
14 0,55
20 5
5 4
14 ∑ =
70 Jadi banyaknya benda uji yang digunakan :
1. Untuk uji Kuat Tekan sebanyak 25 silinder.
2. Untuk uji Kuat Tarik Belah sebanyak 25 silinder. .
3. Untuk uji Kebisingan sebanyak 20 silinder.
Adapun variasi yang digunakan adalah
1. Variasi 1, tanpa penambahan serat kelapa.
2. Variasi 2, Penambahan serat kelapa sebesar 5
3. Variasi 3, Penambahan serat kelapa sebesar 10.
4. Variasi 4, Penambahan serat kelapa sebesar 15.
5. Variasi 5, Penambahan serat kelapa sebesar 20
Universitas Sumatera Utara
1.5 Tempat Penelitian
Laboratorium Teknologi Beton dan Bahan Rekayasa Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara untuk pengujian tarik dan tekan. Laboratorium Noise Vibration
Program Magister Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara untuk pengujian kebisingan.
1.6 Sistematika Penulisan
BAB. I Pendahuluan Bab ini mencangkup latar belakang penelitian,perumusan masalah,batasan
masalah,maksud dan tujuan penelitian,tempat penelitian dan sistematika penulisan. BAB. II dasar teori
Pada bab ini berisikan tentang dasar-dasar teori yang berkaiatan tentang penelitian BAB. III Metode penelitian
Pada bab
ini berisikan
tentang prosedur
percobaan yang
meliputi pendahuluan,sistematika penelitian,peralatan,pembuatan benda uji dan pengujian.
BAB. IV Hasil dan Pembahasan Pada bab ini membahas tentang hasil dari percobaan kuat tekan dan tarik belah dan
menganalisis data yang diperoleh. BAB. V Kesimpulan dan Saran
Pada bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian yang diperoleh dan saran-saran dari penulis mengenai penelitian yang dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Umum
Dalam konstruksi, beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi aggregat dan pengikat semen. Bentuk paling umum dari beton adalah beton semen
Portland, yang terdiri dari agregat mineral biasanya kerikil dan pasir, semen dan air. Kata beton dalam bahasa inggris berasal dari bahasa Latin concretus yang berarti
tumbuh bersama atau menggabungkan menjadi satu. Dalam bahasa Jepang digunakan kata kotau-zai, yang arti harafiahnya material-material seperti tulang; mungkin karena agregat
mirip tulang-tulang hewan. Teknologi Beton, 2007 Beton merupakan pencampuran dari semen, agregat halus, agregat kasar dan air dengan suatu
perbandingan tertentu. Perbandingan ini tentu saja tidak sembarangan dikarenakan kekuatan yang diinginkan, karakteristik bahan dan fungsi bangunan menjadi salah satu faktor yang
dipertimbangkan dalam pembuatan beton. Sifat
–sifat dan karakteristik material penyusun beton akan mempengaruhi kinerja dari beton yang dibuat. Kinerja dari beton beton tersebut berdampak pada kekuatan yang diinginkan,
kemudahan dalam pengerjaannya dan keawetannya dalam jangka waktu tertentu. Jika ingin membuat beton berkualitas baik, dalam arti memenuhi persyaratan yang lebih
ketat karena tuntutan yang lebih tinggi, maka harus diperhitungkan dengan seksama cara-cara memperoleh adukan betonbeton segarfresh concrete yang baik dan beton beton keras
hardened concrete yang dihasilkan juga baik. Beton yang baik ialah beton yang kuat, tahan lamaawet, kedap air, tahan aus, dan sedikit mengalami perubahan volume kembang susutnya
kecil.
Universitas Sumatera Utara