akan menyebabkan kekuatan beton turun, juga akibat kegagalan mencapai reaksi hidrasi kimiawi penuh.
5. Umur Beton
Kuat tekan beton mengalami peningkatan seiring dengan bertambahnya umur beton. Kuat tekan beton dianggap mencapai 100 setelah beton berumur 28 hari. Menurut SNI T-15-1991,
perkembangan kekuatan beton dengan bahan pengikat PC type 1 berdasarkan umur beton disajikan pada Tabel 2.4 sebagai berikut:
Tabel 2.4 Perkembangan Kekuatan Beton dengan bahan pengikat PC type 1
II.3.2.2 Kuat Tarik Beton S
alah satu kelemahan beton adalah mempunyai kuat tarik yang sangat kecil dibandingkan dengan kuat tekannya yaitu 10
–15 f’c. Kuat tarik beton berpengaruh terhadap kemampuan beton di dalam mengatasi retak awal sebelum dibebani. Pengujian terhadap Kekuatan tarik
beton dapat dilakukan dengan cara: 1.
Pengujian tarik langsung,untuk menguji tarik langsung pada spesimen silinder maupun prisma dilakukan dengan menempelkan benda uji pada suatu pelat besi dengan lem
epoxy. Tepi benda uji harus digergaji dengan gerinda intan untuk menghilangkan pengaruh pengecoran atau vibrasi. Beban kecepatan 0,005 MPadetik sampai runtuh.
2. Pengujian tarik belah pengujian tarik beton tak langsung dengan menggunakan “Split
cylinder test”. Dengan membelah silinder beton terjadi pengalihan tegangan tarik melalui bidang tempat kedudukan salah satu silinder dan silinder beton tersebut terbelah
Umur beton hari
3 7
14 21
28 90
365
PC Type 1 0.44
0.65 0.88
0.95 1.0
- -
Universitas Sumatera Utara
sepanjang diameter yang dibebaninya. Tegangan tarik tidak langsung dihitung dengan persamaan :
� = �
�� Dimana :
T = kuat tarik beton MPa P = beban hancur N
l = Panjang spesimen mm d = diameter spesimen mm
II.3.2.2 Uji peredaman suara
Kebisingan merupakan suara yang tidak dikehendaki, kebisingan yaitu bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat
menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan atau semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja
pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran. peredam suara adalah bahan yang dapat mengurangi kebocoran suara di sebuah ruangan.
Uji peredaman suara atau uji kebisingan ini dilakukan dengan menggunakan alat impedance tube dengan ASTM 1050, ISO 10543-2:1998.
Sumber kebisingan dalam pengendalian kebisingan lingkungan dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a Bising interior,
Bising yang berasal dari manusia, alat-alat rumah tangga atau mesin mesin gedung yang antara lain disebabkan oleh radio, televisi, alat-alat musik, dan juga bising yang
ditimbulkan oleh mesin-mesin yang ada digedung tersebut seperti kipas angin, motor kompresor pendingin, pencuci piring dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
b Bising eksterior,
Bising yang dihasilkan oleh kendaraan transportasi darat, laut, maupun udara, dan alat- alat konstruksi.Sifat suatu kebisingan ditentukan oleh intensitas suara, frekuensi suara,
dan waktu terjadinya kebisingan. Reduksi Faktor-Faktor alami penyebab kebisingan, yakni :
a Jarak
Gelombang bunyi memerlukan waktu untuk merambat. Dalam kasus di permukaan bumi, gelombang bunyi merambat melalui udara. Dalam perjalanannya, gelombang bunyi akan
mengalami penurunan intensitas karena gesekan dengan udara. b
Serapan Udara Udara mempunyai massa. Udara mengisi ruang kosong diatas bumi dan digunakan oleh
suara untuk merambat. Namun adanya udara juga sebagai penghambat gelombang suara. Gelombang suara akan mengalami gesekan dengan udara. Udara yang kering akan lebih
menyerap udara daripada udara lembab, karena adanya uap air akan memperkecil gesekan antara gelombang bunyi dengan massa udara. udara yang bersuhu rendah akan lebih
menyerap suara daripada udara bersuhu tinggi, karena suhu rendah membuat udara menjadi lebih rapat sehingga gesekan terhadap gelombang bunyi akan lebih besar.
c Angin
Arah angin akan mempengaruhi besarnya frekuensi bunyi yang diterima oleh pendengar. Arah angin yang menuju pendengar akan mengakibatkan suara terdengar lebih keras,
begitu juga sebaliknya. d
Permukaan Bumi Permukaan bumi yang berupa tanah dan rumput, merupakan barrier yang sangat alami.
Suara yang datang akan terserap langsung. Sebaliknya, permukaan yang tertutup aspal jalan atau konblok akan langsung memantulkan bunyi.
Universitas Sumatera Utara
Bahan peredam suara untuk mengurangi kebisingan dapat menggunakan bahan-bahan jadi yang sudah ada ataupun membuatnya sendiri, diantara bahan-bahan yang sudah ada
tersebut antara lain adalah bahan berpori, resonator dan panel Lee, 2003, sementara material yang sering digunakan adalah glasswool dan rockwool, namun dapat juga diganti dengan gabus
maupun bahan yang berkomposisi serat. Kualitas dari bahan peredam suara ditunjukkan dengan harga α koefisien penyerapan bahan
terhadap bunyi, semakin besar α maka semakin baik digunakan sebagai peredam suara. Nilai α berkisar antara 0 sampai 1, jika α bernilai 0, artinya tidak ada bunyi yang diserap, sedangkan
jika α bernilai 1 artinya 100 bunyi yang datang diserap oleh bahan. Material komposit alami indigenous materials seperti serat batang kelapa sawit oil palm
frond fiber, sekam padi rice husk, serabut kelapa coconut fiber, eceng gondok eichhornia crassipes, dan serat nenas mempunyai potensi komersial yang sangat baik untuk dimanfaatkan
sebagai material pengganti komposit serat kaca glass fiber. Hal ini dikarenakan harga yang relative rendah, proses yang sederhana dan juga jumlahnya yang melimpah di sekitar
lingkungan kita Serat-serat yang telah digunakan dan diteliti untuk meredam kebisingan bunyi antara lain
serat bamboo, serabut kelapa. Dalam penelitian ini menggunakan serabut kelapa sebagai tambahan di dalam campuran beton sebagai benda uji pada uji peredaman suara atau
kebisingan. Pengurangan kebisingan pada sumber suara dapat dilakukan dengan memodifikasi mesin atau
menempatkan peredam pada sumber bising. Pengurangan kebisingan pada media transmisi dapat dilakukan dengan modifikasi ruangan dan penyusunan panel-panel partisi absorber yang
baik antara sumber bising dan manusia. Pengendalian kebisingan pada penerima dilakukan dengan memproteksi telinga. Salah satu metode reduksi bising seperti yang telah disebutkan di
atas adalah dengan menggunakan bahan penyerap suaraabsorber. Penggunaan material
Universitas Sumatera Utara
absorber menjadi solusi paling baik dalam penerapan metode pengendalian bising. Selama ini panel penyerap suara yang dikembangkan menggunakan serat absorber sintetis yang diimpor
sehingga harganya menjadi mahal. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengembangkan material absorber yang mempunyai kualitas baik dengan bahan baku yang
terbuat dariserat alami dan tersedia melimpah di sekeliling kita. Karakteristik akustik dan mekanis suatu material komposit dapat diketahui dengan melakukan suatu pengujian.
Pengujian akustik suatu material merupakan suatu proses untuk menentukan sifat-sifat akustik, yang berupa koefisien penyerapan, refleksi, impedansi, dan transmission loss suara. Untuk
menghasilkan produk yang rendah bising maka pengujian karakteristik akustik suatu material menjadi langkah utama dalam menentukan karakteristik akustik suatu bahan. Metode yang
dapat digunakan untuk menentukan sifat akustik dari bahan komposit adalah pengujianpenelitian dengan menggunakan tabung impedansi.
II.3.3 Bahan Tambahan II.3.3.1 Umum
Bahan tambah admixture adalah bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam campuran beton pada saat atau selama percampuran berlangsung. Fungsi dari bahan ini adalah
untuk mengubah sifat-sifat dari beton agar menjadi lebih cocok untuk pekerjaan tertentu, atau untuk menghemat biaya.
Admixture atau bahan tambah yang didefenisikan dalam Standard Definitions of terminology Relating to Concrete and Concrete Aggregates ASTM C.125-1995:61 dan
dalam Cement and Concrete Terminology ACI SP-19 adalah sebagai material selain air, agregat dan semen hidrolik yang dicampurkan dalam beton atau mortar yang ditambahkan
sebelum atau selama pengadukan berlangsung. Bahan tambah digunakan untuk memodifikasi sifat dan karakteristik dari beton misalnya untuk dapat dengan mudah dikerjakan, mempercepat
Universitas Sumatera Utara
pengerasan, menambah kuat tekan, penghematan, atau untuk tujuan lain seperti penghematan energi.
Bahan tambah biasanya diberikan dalam jumlah yang relatif sedikit, dan harus dengan pengawasan yang ketat agar tidak berlebihan yang justru akan dapat memperburuk sifat
beton. Di Indonesia bahan tambah telah banyak dipergunakan. Manfaat dari penggunaan bahan
tambah ini perlu dibuktikan dengan menggunakan bahan agregat dan jenis semen yang sama dengan bahan yang akan dipakai di lapangan. Dalam hal ini bahan yang dipakai sebagai bahan
tambah harus memenuhi ketentuan yang diberikan oleh SNI. Untuk bahan tambah yang merupakan bahan tambah kimia harus memenuhi syarat yang diberikan dalam ASTM C.494,
“Standard Spesification for Chemical Admixture for Concrete”. Untuk memudahkan pengenalan dan pemilihan admixture, perlu diketahui terlebih dahulu
kategori dan penggolongannya, yaitu : 1.
Air entraining Agent ASTM C 260, yaitu bahan tambah yang ditujukanuntuk membentuk gelembung-gelembung udara berdiameter 1 mm atau lebih kecil
didalam beton atau mortar selama pencampuran, dengan maksud mempermudah pengerjaan beton pada saat pengecoran dan menambah ketahanan awal pada beton.
2. Chemical admixture ASTM C 494, yaitu bahan tambah cairan kimia yang
ditambahkan untuk mengendalikan waktu pengerasan memperlambat atau mempercepat, mereduksi kebutuhan air, menambah kemudahan pengerjaan beton,
meningkatkan nilai slump dan sebagainya. 3.
Mineral admixture bahan tambah mineral, merupakan bahan tambah yang dimaksudkan untuk memperbaiki kinerja beton. Pada saat ini, bahan tambah
mineral ini lebih banyak digunakan untuk memperbaiki kinerja tekan beton, sehingga bahan ini cendrung bersifat penyemenan.
Universitas Sumatera Utara
Keuntungananny antara lain : memperbaiki kinerja workability, mempertinggi kuat tekan dan keawetan beton, mengurangi porositas dan daya serap air dalam beton. Beberapa bahan tambah
mineral ini adalah pozzolan, fly ash, slang, dan silica fume. 4.
Miscellanous admixture bahan tambah lain, yaitu bahan tambah yang tidak termasuk dalam ketiga kategori diatas seperti bahan tambah jenis polimer
polypropylene, fiber mash, serat bambu, serat kelapa dan lainnya, bahan pencegah pengaratan dan bahan tambahan untuk perekat bonding agent.
II.3.3.2 Alasan Penggunaan Bahan Tambahan
Penggunaan bahan tambahan harus didasarkan pada alasan-alasan yang tepat misalnya untuk memperbaiki sifat-sifat tertentu pada beton. Pencapaian kekuatan awal yang
tinggi, kemudahan pekerjaan, menghemat harga beton, memperpanjang waktu pengerasan dan pengikatan, mencegah retak dan lain sebagainya. Para pemakai harus menyadari hasil yang
diperoleh tidak akan sesuai dengan yang diharapkan pada kondisi pembuatan beton dan bahan yang kurang baik.
Keuntungan penggunaan bahan tambah pada sifat beton, antara lain : a.
Pada beton segar fresh concrete
Memperkecil faktor air semen
Mengurangi penggunaan air.
Mengurangi penggunaan semen.
Memudahkan dalam pengecoran.
Memudahkan finishing. b.
Pada beton keras hardened concrete
Meningkatkan mutu beton
Kedap terhadap air low permeability.
Meningkatkan ketahanan beton durability.
Universitas Sumatera Utara
Berat jenis beton meningkat.
II.3.3.3 Perhatian Penting dalam Penggunaan Bahan Tambahan