BAGIAN KEDUA UAS Paulus.docx

Ringkasan Eksegese Paulus

BAGIAN KEDUA
SURAT PAULUS KEPADA JEMAAT DI ROMA
banyak ahli: surat ini paling penting – sulit ajaran  muncul

Pengantar:
bidaah!!!
Tuj. Penulisan: banyak ahli  sebagai persiapan pergi ke Spanyol – tak ada lahan
di Asia Kecil; menyebarluaskan ajarannya. Dalam perjalanan, singgah di Roma;
temu umat beriman.  untuk perkenalan diri & ajaran; supaya tak dicurigai,
karena sebelumnya telah diisukan sebagai penyesat. Maksud: ada yang
mengantarkan ke Spanyol [soal bahasa Latin].  untuk menguatkan iman.
Susunan Surat: skema penting!
I. Pengantar: salam pembk [- ay. 15]; ay.16-17 (ringkasan ajaran)
II. Manusia tanpa YX: (1:18 – 3:20); nasib umat tanpa iman akan YX. Paulus
buktikan nasib manusia tanpa keselamatan. Why? Karena mereka tak
beriman (berdosa)! Syukur, Allah tawarkan keselamatan lewat YX.
III. Keadaan Manusia sesudah kenal YX (3:1 – 11:36)
Skema:  indikatif (warta) = Rm 1-11 [1-4: dogma Paulus & 5-8: hasil pembenaran]
 imperatif/paraneise (ajakan) (perintah)= Rm 12-15 [nasihat]


Tafsiran:
1. Rm 1:1-7 (Salam pembukaan)
Salam pembukaan paling panjang. Skema surat Romawi-Yunani: (4 bag.):
1) Pembuka: [nama pengirim, nama si penerima dan salam pembukaan].
2) Ucap Syukur:
3) Isi surat:
4) Salam penutup:
Paulus secara kreatif menambah keterangan (mengenai jatidiri-rasul, misteri
Yesus Kristus, dll). Salam Yunani singkat, "chairein" (="Bersukacitalah"), dia
ganti corak kristen-Yahudi: "kasih-karunia (charis) dan damai (eirene)." Mirip
berkat dalam Bil 6:25-26, "TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan
memberi engkau kasih karunia. TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu
dan memberi engkau damai sejahtera"
1

Ringkasan Eksegese Paulus

Ayat 1:
- Hamba (doulos): 2 konsep [gelar hormat - pilihan diri bebas & budak YX –

pelayan].
Paulus & para penginjil=hamba Allah/YX/Injil. Spiritualitas Paulus: menjadi
kristen = menjadi hamba/budak Kristus mengabdi (douleuein) sepenuh hati;
seluruh hidup dipersembahkan kepada Kristus.
" Dipanggil menjadi rasul': inisiatif Allah; rahmat=dipilih Tuhan sendiri (para
rasul - jemaat). RASUL:  apostolos (Yun) [tak begitu cerminkan makna
kristiani].  shaliah (Ibrn): duta; utusan raja.
"Dikuduskan': "dikhususkan"  rujuk status sebelum ia lahir seperti Yeremia &
pada status sebelum tobat: orang Farisi (disendirikan, elite).
" Injil Allah” = asal-usul. "Injil Anak-Nya"= kabar gembira keselamatan Allah YX.
Ayat 2: kesinambungan/penggenapan PL dan/dalam PB. Penting pahami misteri
keselamatan Allah (Rm 4, 9). Kontras # Marcionisme tolak PL: Allah PL beda.
Ayat 3-4: Anak Allahmanusia. 2 eksistensi:
 "menurut daging" ( kata sarka)  Yesus-manusia, keturunan Daud.
 "menurut Roh (kekudusan)" (kata pneuma). YX sudah bangkit (Anak
Allah).
SULIT:
1. Horisthentos (kk. horizein); bisa diterjemahkan:
a. diungkap, dinyatakan, digelar (=manisfested, displayed)
b. ditentukan sejak semula (=predestined)

c. diangkat, ditunjuk (= appointed, installed)  OK! problem – salah
paham: seakan baru setelah bangkit= Anak Allah (adoptionisme). Anak
Allah, bukan tentang hakikat-Nya (Allah Tritunggal), tapi bersifat
fungsional.
2. Problem: frase en dunamei (harafiah: dalam kuasa) kaitan dengan?:
a. KK. “ditentukan” (horisthentos)  frase berfungsi adverb; terj:
ditentukan dengan kuasa/luar biasa sebagai Anak Allah.
2

Ringkasan Eksegese Paulus

b. Menerangkan "Anak Allah"; fungsi frase kata sifat (adjective). Terj:
"Anak Allah yang berkuasa" (terj LAI benar).  OK!  jika YX
sebagai MANUSIA & sebagai ANAK ALLAH, perbandingan
dikontraskan; benar versi ini.
Ayat 5-7: Atas dasar kasih karunia & jabatan rasul;Paulus kerja mati-matian dan
berhak menasihati jemaat. "supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya"
(harafiah: "ketaatan iman"). ketaatan = iman, (artinya iman kepada Yesus Kristus
itu sama dengan taat kepada-Nya). Jemaat Roma: banyak bukan-Yahudi. Paulus
sebut orang Israel: "saudaraku - kaum sebangsaku."

2. Ucapan syukur (Rm 1:8-15): ada unsur: maksud penulisan - persiapan
kunjung ke sana; [Rm 1:16-17 sebenarnya bagian integral dari sini]. Jelas bahwa
ucapan syukur fungsi sebagai pengantar ke dalam seluruh surat.
Ungkapan "pertama-tama" tidak diikuti "yang kedua" bersemangat – kadang
jalan pikir terputus; terjadi beberapa kali.
"Allah yang kulayani..adalah saksi" (semacam sumpah): Paulus=hamba
"menyembah-Nya" (latreuein). Niat berkunjung selalu ada penghalang=kesibukan
(bukan setan). "Berhutang": arti Paulus wajib wartakan Injil pada mereka.
3. Ringkasan isi Surat Roma (1:16-17)
Lih. tema-temanya: kebenaran Allah/keselamatan berkat iman kepada Yesus
Kristus! Injil bukanlah pertama-tama ajaran, tapi kabar tindakan (penyelamatan)
Allah. 2 segi tindakan Allah:
a. berikan keselamatan kepada yang dinyatakan benar
b. berikan hukuman kepada mereka yang bersalah.
"Aku tidak malu akan Injil" (berita sengsara dan kematian YX: kebodohan & batu
sandungan). Paulus bangga akan Injil + salib.
"Pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani" Injil itu dipersiapkan
dalam PL; ditawarkan pertama pada Yahudi, tetapi kenyataannya justru orang
Yunani yang menerima.
3


Ringkasan Eksegese Paulus

Dalam Injil nyata "kebenaran Allah" (dikaiosunē theou).  "keadilan Allah"
[kesan: Allah hukum orang bersalah]. Perbandingan: cocok: karya penyelamatan
Allah terhadap Israel.
kebenaran [milik Allah] keselamatan
1)
2)

"Keselamatan-Ku akan berlangsung selama-lamanya, kebenaran-Ku tak akan berakhir" (Yes 51:6)
TUHAN telah memperkenalkan keselamatan yang dari pada-Nya, telah menyatakan kebenaranNya di depan mata bangsa-bangsa"

Logika: orang benar (dikaios) jika setia janji. Jika Tuhan menyelamatkan umatNya, berarti Dia setia pada janji-Nya; jadi, Dia benar.
Istilah dikaiosynē theou (kebenaran Allah) amat penting dalam teologi Paulus!!!
Banyak pendapat ahli tentang kata ini; 1x: "Righteousness"= kata PL yang berarti:
kebijaksanaan, keadilan, pembenaran, kejujuran. [iman-perjanjian-kewajiban] –
Israel dituntut: setia, mencintai & taat.
Orang dibenarkan (diselamatkan) Allah oleh iman, dan bukan oleh
perbuatan/jasanya sendiri. Kontras: Yahudi anggap keselamatan=berhasil

memenuhi tuntutan HT. Paulus wartakan: kebenaran Allah dialami manusia bila ia
beriman. Ay. 17a "kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin
kepada iman." secara harafiah berbunyi "dari iman kepada iman."
SULIT: Ada 3 terjemahan:
a. dari kesetiaan Allah menuju iman manusia
b. dari iman yang lebih rendah (PL) ke iman yang lebih besar (PB)
c. dari awal hingga akhir iman itu perlu.  OK; Artinya: dari dahulu sampai
selama-lamanya, manusia dibenarkan hanya karena imannya.  buktinya:
orang benar akan hidup oleh iman.
4. Situasi manusia bila tanpa iman kepada Kristus (1:18-3:20)
Tanpa YX seluruh umat manusia [bukan-Yahudi & Yahudi]=dosa – tanpa kecuali
perlu YX.
Awal: kata "sebab"(Yun: gar) kata sambung pelancar praktis tak punya arti. 
penting; karena tunjukkan hubungan erat 1:18-32 dan ayat sebelum. Kata
4

Ringkasan Eksegese Paulus

"dinyatakan" (Yun: apokaluptetai) sama-sama (ay.17,18) bentuk presens. Apa
hubungan?

a) di satu sisi kebenaran itu dinyatakan (keselamatan)
b) di sisi lain, murka Allah juga dinyatakan. Kalau murka Allah dapat
dibuktikan (diyakini Paulus), maka penyataan kebenaran Allah pun dapat .
Jadi, murka=tanda pewahyuan kebenaran Allah. Cara pikir berbelit. Kata
"karena" (ay.18): bagaimana keadaan manusia kalau tidak menerima iman.
[Bebas: "Sebab tanpa iman kepada YX, beginilah keadaan umat manusia].
a. Orang bukan-Yahudi = pendosa (1:18-32)
Awal: gambaran Non-Yahudi tidak kenal Taurat, kemudian situasi orang Yahudi.
Kesimpulan: semua patut dihukum karena tak ada benar di hadapan Allah!
Ay. 18: Murka Allah sedang dinyatakan (=apokaluptetai) dari surga. [Yun] orgē
arti: kemarahan, balas dendam, penghukuman. Murkareaksi-Nya atas dosa
manusia:
@ kefasikan (tak beragama, hidup tak sesuai hukum Tuhan) &
@ kelaliman (ketidakadilan, kejahatan)menindas kebenaran, artinya tak
hidup sesuai kebenaran yang dikenalnya, lakukan hal-hal bertentangan
dengan kebenaran. Kebenaran apa itu? alētheia, (not dikaiosunē)=
kenyataan, kebenaran (kebenaran di sini=kecocokan dengan kenyataan).
So, kebenaran yang ditindas Non-Yahudi: pengetahuan alami tentang
Allah. Dari alam ciptaan akal budi harusnya mencapai pengetahuan
mendasar dan terbatas tentang Allah. Yang dapat diketahui manusia (tanpa

bantuan wahyu Allah) adalah:
1) kekuasaan-Nya yang kekal
2) keilahian-Nya [yang ciptakan segalanya Allah (ay. 20)].
Orang Non-Yahudi tak dapat cari alasan benarkan diri; bertanggung jawab atas
dosa mereka, sebab tahu adanya Allah dan kekuasaan-Nya, namun gagal
memuliakan Allah benar - malah gantikan Allah dengan berhala buatan atau
hewan.
5

Ringkasan Eksegese Paulus

Ayat 24-32: akibat berhala  jatuh; bobrok moral  istilah akatharsia
(ketidakbersihan/kecemaran moral) & istilah epithumia (keinginan dosa-seksual)
(Keb 2:16; 4:12). Paulus: Allah menyerahkan mereka kepada keinginan hati
(epithumia) mereka akan kecemaran (akatharsia) bagi non-Yahudi=hukuman
Allah. Menyerahkan (ay. 24, 26 dan 28); Allah aktif hukum manusia [bukan
penyebab langsung; tapi hanya membiarkan; biarkan manusia alami akibat dosa].
Setiap dosa akhirnya berupa pertentangan dengan Allah. So, hukuman atas dosa
bukan sekedar akibat alami dari dosa, juga diberikan Allah. NB: Allah tak
menghendaki/buat orang berdosa.

b. Orang Yahudi pun berdosa (Rm 2:1 - 3:20)
Sulit – soal kesatuan literer. Identitas “hai manusia”= Siapa?
 semua orang yang menghakimi sesamanya; bisa Yahudi, bisa juga bukan
Yahudi  {manusia secara umum}
 dia itu orang Yahudi; yang suka menghakimi sesama = orang Yahudi.
Bangga diri, lebih baik dari orang. Problem: Mengapa pada ayat 9 & 1216, Paulus masih bicara tentang orang Yahudi dan bukan-Yahudi?
Jawabannya: ay.1-16 baru persiapan, tapi sudah menyapa orang Yahudi!
"Maka dari itu" (Yun. dio) – pergantian ide. Kritik bagi orang Yahudi, suka
menghakimi tetapi mereka sendiri melakukan hal-hal sama. Menghakimi= tahu
hukum Allah (yang benar & tidak) sebenarnya menghakimi diri karena mereka
lakukan hal sama.
Daftar kejahatan bukan-Yahudi mirip Keb.14. Persamaan: ide kesabaran dan
kemurahan Allah. Allah tak pandang muka. Setiap orang diadili menurut
perbuatan; Di sini Paulus tidak menerangkan hubungan ajaran ini dengan ajaran
(manusia dibenarkan melulu karena iman, bukan karena perbuatannya).
Inti: orang Yahudi pun layak dihukum! Punya HT diadili menurut Taurat; sedang
yang tidak punya HT diadili menurut "dorongan dirinya sendiri" (alam/kodrat;
Yun. physei) dan "hati nuraninya". Soal:"prinsip-prinsip susila HT".
6


Ringkasan Eksegese Paulus

Kecaman Paulus: menghakimi orang, juga lakukan yang mereka kutuk. 3 dosa
Israel: mencuri, berzinah dan penyembahan berhala  simbolis; karena perbuatan
mereka, Allah Israel dinistakan bangsa lain.
Ayat 25-29  SUNAT: tanda perjanjian – dihargai = merasa tidak bisa masuk
neraka. KONTRAS: non-Yahudi tak bersunat, lakukan tuntutan HT (=bersunat)
mengadili orang Yahudi (tak jalankan HT). Sunat hati=rohani [Gagasan PL].
Paulus menyakitkan hati orang Yahudi. Pertanyaan: "Jika demikian, apakah
kelebihan orang Yahudi dan apakah gunanya sunat?" logikanya, tentu jawaban
negatif (Tidak ada). Namun tak terduga Paulus jawab, "Banyak sekali" sebab PL:
bangsa Israel banyak privilegi dari Allah; yakni memperoleh firman-firman Allah.
Ketidaksetiaan sebagian orang tak batalkan kesetiaan Allah. Masalah ini diuraikan
panjang-lebar; kutip Mzm 51:6, "Supaya engkau ternyata benar dalam segala
firman-Mu, dan menang, jika engkau di hakimi"  kata "supaya" obyeksikan:
kalau kebohongan Yahudi tujuan tunjukkan kebenaran Allah= berjasa? Kalau
berjasa, maka Allah tak adil hukum mereka [berlaku juga untuk dunia]. Kalau
dosa dunia akhirnya tunjukkan kebenaran, maka Allah tak pernah akan mengadili
dunia [tak masuk akal bagi orang Yahudi]. Kesimpulan keliru!!!
PROBLEM: karena dosa manusia kemuliaan Allah semakin nyata, maka baik

kalau berbuat dosa  logika keliru & tak masuk akal. Paulus tegas menolaknya,
"Orang semacam itu sudah selayaknya mendapat hukuman."
Rm 3:9 membingungkan; pada 3:2 (orang Yahudi banyak lebihnya); Mengapa di
sini tidak punya kelebihan? Maksudnya: dalam hal punyai Kitab Suci, Yahudi
YA! tapi dalam hal jatuh dalam dosa, TIDAK sama! INTI: semua berdosa.
Gambaran: dosa meresapi seluruh kepribadian manusia, [dari atas - bawah, dari
kepala – kaki].
Kesimpulan: tak ada yang mampu penuhi tuntutan Taurat yang banyak. Jadi,
ternyata KS Yahudi beri kesaksian bahwa tidak ada orang yang benar di hadapan
Allah karena melakukan hukum. Inilah situasi suram seluruh umat manusia!
c.

Orang dibenarkan melulu karena iman (Rm 3:21-31)
7

Ringkasan Eksegese Paulus

Babak baru: pembenaran cuma-cuma [lewat iman kepada Yesus].  semuanya –
tak beda – berdosa, hilang kemuliaan Allah  oleh kasih dibenarkan YX!
Keadaan manusia: sesudah Kristus wafat & bangkit. Pembandingan keadaan
"dahulu"  "sekarang". "Dan beberapa orang di antara kamu demikianlah dahulu.
Kamu telah beri dirimu disucikan, dikuduskan, dibenarkan dalam nama YX dan
Roh Allah".
"Iman dalam YX" aslinya (Yunani): pistis Iesou Christouhurufiah "iman Yesus
Kristus." 2 persoalan dari frasa:
1) Problem makna pistis; bisa berarti:
 iman kepercayaan (faith)
 kesetiaan (fidelity), atau "sifat bisa dipercaya/diandalkan."
2) Soal fungsi genitif dari "Iesou Christou":
 iman (milik) YX  genitif subyektif
 iman akan YX  genitif obyektif
Alasan mendukung tafsirkan Iesou Christou genitif subyektif:
@ dari sudut tata bahasa Yunani hal itu mungkin
@ yang penting dalam proses penyelamatan manusia adalah iman
YX, sebab kalau yang menyelamatkan, iman manusia, maka
keselamatan tergantung pada perbuatan manusia[imanku];
padahal Paulus meragukan kemampuan manusia.
@ kata pistis berlatar belakang kata Ibrani 'aman dan 'emunah yang
makna dasarnya: sifat bisa dipercaya, kokoh dsb. Nah sifat itu
hanya cocok dikenakan pada Allah. Terj. iman ganti “kesetiaan”.
@ Abraham percaya pada Tuhan, yang dapat berkat Israel & bangsa2. Idenya: iman A selamatkan yang lain.
Yesus Kristus adalah sasaran atau obyek dari iman manusia lebih masuk akal,
(tinjauan gramatikal-sintaksis & konteksnya). Alasan ikut tafsir Iesou Christou
sebagai genitif obyektif:
@ jika Paulus mau katakan pemilik (GS), pasti caranya lain, yakni
misal: iman milik Abraham= pistis tou Abraam, kesetiaan (milik)
8

Ringkasan Eksegese Paulus

Allah= pistis tou Theou. Kalau tak ada kata “tou” = GO. Sebab
dalam surat lainnya, Paulus banyak pakai kata “tou”!
@ kata aman dan emunah juga dikenakan pada manusia. Jika hanya
menekankan iman/kesetiaan YX; Apa peranan manusia? Ini
meremehkan peran manusia dalam karya keselamatan.
@ Gal 2:16 = frasa pistis Iesou Christou paralel/sejajar dengan frasa
"kami pun telah percaya kepada YX" - argumen paling
meyakinkan! So, bisa terj. dengan GO!
@ dari segi ekesegetis, logis jika iman itu milik manusia, bukan
dimiliki YX. Ingat: kebenaran lewat pelaksanaan hukum VS
kebenaran diperoleh lewat iman. Jadi, istilah "iman" di sini milik
manusia yang percaya kepada YX.
@ Dalam seluruh PB kata kerja pisteuein (akar kata sama dengan
pistis) tidak pernah dipakai untuk Yesus sebagai subyek. Ada satu
perkecualian, yaitu Yoh 2:24, "Yesus tidak mempercayakan diriNya kepada mereka karena ia mengenal mereka semua." Namun
sasaran kata "percaya" adalah manusia, bukan Allah; lagi pula
bentuknya negatif, artinya (Yesus) tidak percaya kepada manusia.
JADI: lebih cocok kalau pistis Christou itu diartikan “iman akan Kristus”.
2 hal menarik dalam Rm. 3:24, yaitu:
a) Kata “kasih karunia” (Yun. Charis), dari (Ibrani) “hen”(KK) “khinnan”
arti: membungkuk/mengasihani, menolong! Gambaran: seorang ibu
membungkuk menolong anaknya. Allah terdorong kasih keibuan.
b) Frase: “dengan cuma-Cuma”, Ibrani dorean=gratis (Yunani: dōrea); punya
arti sama dengan “kasih karunia”; membungkuk (Ibrani=khinnan)  tanpa
imbalan. Pembenaran "oleh kasih karunia [semua orang] telah dibenarkan
dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus
ditentukan Allah  jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya."
Karya keselamatan Allah dijelaskan dengan 3 metafora/kategori:
 Pembenarandunia pengadilan (istilah forensik)
9

Ringkasan Eksegese Paulus




penebusan  dunia perdagangan atau dunia perang
pendamaian - "jalan pendamaian" (kaitannya dengan "darah")  dunia
kultis-liturgis.

Catatan:
"Jalan pendamaian" ada problem. Yun: hilasterion bisa diterjemahkan:
1)
"jalan pendamaian" (Inggris: means of propitiatio), arti cara meredakan
amarah Allah atau mendamaikan Allah dengan manusia. Dalam arti ini
hilasterion ="kurban pendamaian."
2)
tempat terjadinya pendamaian itu (Inggris: place of propitiation), yakni
tempat yang dianggap takhta kerahiman Allah, tempat terjadi pendamaian.
Allah mendamaikan manusia dengan diri-Nya dengan jalan menjadikan
Kristus pembayar "hutang" manusia; artinya, manusia "berhutang" pada
Allah, dan Allah yang berinisiatif membayar hutang tersebut. Sejauh YX
manusia, maka dikatakan korban-Nya itu silih/pembayar hutang manusia.
Oleh Kristus dan berkat kurban-Nya terjadilah pendamaian antara Allah dan
manusia yang terjadi di dalam diri Kristus. Maka tepatlah kalau Kristus
disebut "Imam, altar dan kurban."
Masalah terjemahan/gagasan hilasterion
Hilasterion aslinya berarti pendamaian. Kata kerja: hilaskesthai ="meredakan
amarah, mendamaikan" (to propiatiate, kata bendanya: propitiation).
Dalam LXX kata hilaskestai terjemahan dari kata Ibrani kipper ["menghapus,
menutupi, menyucikan"]. Kalau hilaskesthai dikaitkan dengan dosa, maka terj.
lebih tepat: "memberi silih atas dosa" (to expiate), praktis berarti "menghapus
dosa." Dalam terj. ini juga terkandung gagasan "pendamaian" (propiatiation).
Macam-macam makna istilah "kebenaran"
Manusia yang beriman dibenarkan Allah secara cuma-cuma; itu berarti kebenaran
itu diberikan kepadanya (bukan arti moral).
10

Ringkasan Eksegese Paulus

Istilah "kebenaran":
 Arti moral=keutamaan-keutamaan moral/rohani seseorang. Keutamaan
rohani tidak diberikan secara cuma-cuma kepada seseorang. Allah tidak
begitu saja memberikan kesucian/keutamaan kepada seseorang. Manusia
harus berusaha suci dengan usaha sendiri. Kebenaran moral tidak bisa
dirampas dari seseorang. Bagaimana orang bisa merampas kepandaian,
kesabaran, kesucian seseorang?
 "kebenaran" itu dianugerahkan oleh Allah, dalam arti yuridis-forensik,
yakni status hukum sebagai orang benar. Seseorang bisa berstatus hukum
"orang bersalah" atau "orang benar," sesuai dengan vonis yang dijatuhkan
oleh hakim. Kebenaran dalam arti yuridis-forensik ini bisa diberikan
kepada seseorang, tetapi bisa juga dirampas dari seseorang.
Allah membenarkan manusia dengan jalan "membiarkan dosa-dosa" yang telah
terjadi dahulu. Dalam bahasa Yunaninya ungkapan itu berbunyi dia ten paresin,
suatu ungkapan yang bisa diterjemahkan dengan:
 pengampunan
 "tindakan tidak mengacuhkan sesuatu".  OK, kalau maksud Paulus adalah
pengampunan, mengapa tidak pakai kata biasa, yakni aphesis?
Allah menunjukkan kebenaran-Nya dengan jalan tidak memperhitungkan
dosa-dosa manusia di masa lalu. Manusia yang percaya divonis sebagai
orang yang benar di hadapan Allah, meskipun sebenarnya pada saat vonis
itu dijatuhkan dia itu orang berdosa.
Pembenaran orang yang beriman itu terjadi melulu karena kebenaran Allah (TBLAI: keadilan-Nya (kurang konsisten) karena kata yang sama diterjemahkan
dengan "kebenaran [Allah]").
6. Abraham bukti & contohnya: dibenarkan karena iman (Rm 4)
Ajaran tentang iman sebagai jalan pembenaran untuk semua orang  Adakah HT
dibatalkan karena iman? TIDAK! Justru HT tegaskan ajaran Paulus ini bahwa
manusia itu dibenarkan melulu karena iman, bukan karena perbuatan. Abraham &
Daud sama tak punya jasa, sebagai perhitungan kepada Tuhan ini secara gratis.
11

Ringkasan Eksegese Paulus

Abraham, bapa iman bangsa Israel dan semua orang – tak sombong di hadapan
Tuhan. Abraham tidak berbuat apa-apa, hanya percaya  “diperhitungkan Tuhan
sebagai kebenaran”. Kebenaran dihubungkan dengan Abraham, maka artinya:
Allah memberi vonis bahwa Abraham itu orang benar di hadapan-Nya, bukan
karena Abraham dari dirinya sendiri sudah benar!
Abraham dibenarkan sebelum disunat, maka menjadi bapa semua yang tak sunat
maupun yang bersunat [demikian YX=Tuhan bagi yang hidup & mati Logika
JELAS]. A=bapa (orang beriman): bapa jasmani (tak sunat) & rohani (yang
sunat). Syarat: beriman seperti Abraham ketika ia belum disunat! Janji Allah
bahwa bapa bangsa besar tidak berdasarkan jasa atau perbuatan Abraham,
melainkan janji cuma-cuma. Karena itu, bukan hanya orang Yahudi, tapi semua
orang diselamatkan.
HT mendatangkan hukuman, [membuat tahu mana yang baik dan yang jahat] tapi
tak mampu menolong manusia untuk selalu memilih yang baik. Jadi, malah
membuat pelanggaran manusia bertambah. Sebelum Taurat, dosa-dosa tertentu
belum diperhitungkan Allah.
Pada ay. 17 dan 23-24 tema ini disinggung kembali secara sedikit lain, karena
iman sudah dihubungkan dengan YX. Iman Abraham tampak: ketekunan harap
janji Allah. Usia 100 tahun: anak? Secara manusiawi NO, apalagi isteri tua &
mandul. NO HOPE! Namun ternyata dalam kepercayaan teguh kepada janji Allah.
Itulah yang membuat Allah menganggap benar Abraham.
Sekarang, pembenaran kita terjadi berkat wafat dan kebangkitan YX. Itu yang
membuat hidup Paulus berubah total.
7. Rm 5:1-11 (Hasil pembenaran)
Bagian baru: ide baru – peralihan! Buah pembenaran dinikmati orang beriman.
Berkaitan dengan Rm 8: hasil/buah pembenaran (karya Roh Kudus).
Ay.1: Karena dibenarkan karena iman, hidup dalam damai. Ide damai (eirene) =
berkat Allah yang luar biasa! Ide damai sejahtera dalam Ef. 2 [hubungan dengan
sesama]. Arti dulu berseteru rekonsiliasi!!!
12

Ringkasan Eksegese Paulus

Ay.2: jalan masuk kepada kasih karunia = jalan/kemungkinan untuk dinyatakan
benar, didamaikan dan dipersatukan dengan Allah.
Ay.3-4-5: tentang bermegah dalam pengharapan bahkan di tengah penderitaan,
bdk. Rm 12:12  pengharapan dan kesabaran dalam deritasebagai nasihat. Kasih
Allah sebagai sumber atau dasar pengharapan dan penghiburan.
Ay.6-11 =kasih Allah yang sudah nyata pada saat masih berdosa, akan bertambah
besar dan nyata lagi ketika kita sudah didamaikan dengan-Nya oleh Kristus! Cara
pikir Paulus khas: oleh dosa satu orang, maut berkuasa, VS oleh satu orang,
menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran. Oleh pelanggaran
mereka [bangsa Israel], keselamatan sampai kepada bangsa-bangsa lain, supaya
mereka cemburu. Jika pelanggaran & kekurangan mereka =kekayaan bagi dunia
& bangsa-bangsa lain, lebih-lebih lagi kesempurnaan mereka".
Secara negatif: menyingkirkan murka Allah & secara positif: menghasilkan
damai.
8. Rm 5:12-21 Tipologi Adam - Kristus
SULIT: jadi perdebatan DOSA ASAL (dogma).
Dosa= hamartia (tunggal: bukan tindak lawan hukum) tapi belenggu/kekuatan
jahat.
Adam =gambaran Kristus yang akan datangdalam arti bertentangan:
Dosa/mati 1 # 1benar/hidup bagi semua
Sebelum HT, sudah ada dosa. Ketika HT ada, maut sudah berkuasa; dosa tambah
banyak. Sulit: kontras dengan dosa yang diperhitungkan sebelum adanya HT 
bagaimana orang non-Yahudi bisa dihukum, padahal tidak mengenal Taurat? Jadi
pada perikop ini fungsi Taurat itu ganda:
a. karena adanya Taurat manusia malah mengetahui bahwa perbuatannya
selama ini adalah dosa; dan sejak itu dosanya memang dihitung. Jadi, dalam
arti ini Taurat "menambah" dosa orang. Kalau manusia belum pernah
melakukan dosa, larangan Taurat malah menimbulkan ide dan dorongan
melakukannya.
13

Ringkasan Eksegese Paulus

b. karena itu Taurat pada akhirnya mau menyadarkan manusia akan
ketidakberdayaannya akan dosa, supaya manusia menyerahkan diri melulu
pada kasih YX. Hidup kekal adalah hasil terakhir keselamatan yang dibawa
Kristus.
9. Rm 6:1-14 (Mati dan bangkit bersama Kristus)
Misteri persatuan orang Kristen dengan Kristus  terjadi waktu pembaptisan. Kata
“membaptis”(=menenggelamkan mencelupkan). Konteks ini sebagai peneggelaman. Lelaki
dilayani lelaki, perempuan dilayani perempuan. Dramatisasi baptis; lepas pakaian – ganti pakaian
baru (hidup baru). Ditenggelamkan supaya mati terhadap dosa, hidup untuk Allah.
Kalau orang mati  dosa dihapus  kawin lagi  hidup untuk Allah.
Konsekuensi: dosa tak boleh berkuasa lagi; sudah cerai! Putus hubungan dosa = tak boleh balik!
Tubuh  senjata kebenaran, di bawah kasih karunia (bukan HT)

10. Rm 6:15-23 (dua macam perhambaaan) - Cukup jelas/mudah!
11. Fungsi Hukum Taurat (Rm 7:1-25)
Apakah arti "hukum"? Ada beberapa pendapat:
a. hukum Romawi
b. hukum pada umumnya atau semua hukum
c. hukum Taurat  OK
Apa yang dapat diketahui oleh hati nurani sebagai jahat dihitung sebagai
pemberontakan dan pelanggaran formal karena hukum Taurat.
"suami kedua" atau laki-laki lain =Kristus.
Kematian orang kristen terhadap dosa sekarang diterangkan dengan gambar yang
"dipinjam" dari dunia hukum. Isteri hanya terikat pada suaminya selama suaminya
masih hidup. Orang kristen bebas dari hukum Taurat karena telah mati bersama
Kristus. Yang mati adalah orang kristen, bukan Taurat).
Keadaan orang kristen sebelum dibaptis itu suram, bahkan mati. Nafsu dosa
dirangsang hukum Taurat, bekerja dalam anggota-anggota tubuh kita, agar kita
berbuah bagi maut. Mengapa? Sebab "mereka yang hidup dalam daging, tidak
14

Ringkasan Eksegese Paulus

mungkin berkenan kepada Allah." Setelah mati terhadap dosa, orang kristen hidup
kembali bersama Kristus. Menjadi milik Kristus, menyalibkan daging dengan
segala hawa nafsu dan keinginannya. Setelah dibaptis orang kristen =hamba Roh
Kudus. Taurat fungsi ganda (Rm 5).
Ay. 7-25: ada perdebatan mengenai kata "aku"  tidak mengacu pada Paulus
sendiri melainkan pada Adam (dan semua keturunan Adam).
Struktur 5:12 - 7:25 menurut Ellis adalah sbb:
1.
2.
3.
4.
5.

5:12-21: The Adam-face of humanity proves that all need Christ and experience
liberation through him .
6:1-14: Christians through baptism are dead to Lord Sin and alive to serve Lord Christ
6:15-23: Christians are no longer slaves obedient to sin but slaves obedient to God
7:1-6: Like a wife whose husband has died, Christians are dead to the law and free to give
themselves to another -Christ
7:7-25: The Adam-face of humanity shows that all need Christ and experience liberation
through him

7:10 hukum dan peraturan Tuhan memberi hidup.
7:12 Hukum Taurat in se sebenamya baik, benar, kudus dan juga rohani.
7:16 Di satu sisi manusia ada kehendak baik menaati hukum dan peraturan Allah;
di sisi lain manusia tidak berdaya melakukan hal-hal baik yang dikehendaki.
Nasib "tawanan hukum dosa” atau "terjual di bawah kuasa dosa" dan budak dosa
memang "melayani" hukum dosa. Kuasa dosa begitu memperbudak manusia.
Namun tanggung jawab pribadi manusia tentu tidak disangkal. Paulus tidak
menyangkal "aku" sendiri yang hidup dan tetap bertanggung jawab di hadapan
Tuhan. Amat ditekankan pengaruh Kristus dalam hidupnya. Dosa begitu
menguasai manusia sehingga perbuatan jahatnya seakan-akan dilakukan bukan
oleh dirinya sendiri, melainkan oleh dosa yang menguasai dirinya.

Fungsi Hukum Turat menurut surat Galatia
Gal. 2:16 "Kamu tahu, bahwa tidak seorang pun yang dibenarkan oleh karena
melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus."
Sebagai Yahudi, Paulus tahu tujuan hukum Taurat yang diberikan Allah kepada
15

Ringkasan Eksegese Paulus

Israel? Menurut Gal. 3:19, hukum taurat "ditambahkan karena pelanggaranpelanggaran sampai datang keturunan yang dimaksud oleh janji itu dan ia
disampaikan dengan perantaraan malaikat-malaikat ke dalam tangan seorang
pengantara." Frasa "oleh karena pelanggaran-pelanggaran" dapat diterjemahkan
"untuk (menghasilkan) pelanggaran-pelanggaran." Fungsi hukum Taurat (atau
Kitab Suci): "mengurung segala sesuatu di bawah kekuasaan dosa", mengawal
kita, dan menuntun kita sampai Kristus datang. Fungsi HT sebagai penuntun atau
penjaga rupanya negatif, yakni menjadikan orang budak atau mengikat orang.
"Roh-roh dunia" disejajarakan (tetapi tidak berarti disamakan) dengan "Taurat";
hidup menurut daging disejajarkan (tetapi tidak disamakan) dengan hidup di
bawah hukum Taurat.
12. Rm 8:1-39
Sekarang [keadaan orang benar karena iman] tidak ada penghukuman bagi yang
ada dalam Kristus. Gagasan pembebasan manusia dari HT pada 7:6 diulang
kembali pada 8:2, dan gagasan cara hidup lama (7:5) diulang kembali pada
8:2dst). Di samping itu, tiga kata kunci yang ada pada Rm 8 (yakni "hukum",
"dosa" dan "maut").
Ayat 2:
"hukum" di sini bukanlah hukum Musa lagi; hukum yang dimaksud=HT. Kata
"hukum" yang dipakai dalam ayat 2 harus mempunyai arti yang sama. Karena
kata "hukum" dalam frasa "hukum Roh kehidupan" tentunya tidak bisa berarti
hukum/peraturan, maka istilah "hukum"=prinsip, cara hidup (way of life,
religion).
Ayat 3b:
"Dengan jalan mengutus AnakNya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang

(TBLAI) dapat diterjemahkan secara lain: "Dengan jalan mengutus AnakNya sendiri
dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa; untuk menangani
dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging ..."
Ayat 4:
dikuasai dosa karena dosa, Ia telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging..."

16

Ringkasan Eksegese Paulus

Kata "roh" muncul 29 kali dalam Rm, tetapi hanya 5 kali muncul pada bab 1-7.
Ayat 26: itu adalah karunia bahasa roh (gift of tongues).
Ayat 28: Menurut The New Jerome Biblical Commentary ada 3 kemungkinan
terjemahan:
a. Allah bekerja sama dalam segala hal dengan mereka yang mengasihi-Nya"
b. Allah membuat segala-galanya bekerja sama demi kebaikan mereka yang
mengasihi-Nya"
c. "Segala-galanya bekerja sama demi kebaikan mereka yang mengasihi Allah"
(kata Allah dalam beberapa manuskrip memang tidak ada).
13. Rm 12:1-21
Ayat 1:
"Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu,
supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup,
yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati."
Kata sambung "karena itu" (Yunani: oun) dapat mempunyai dua arti:
a) arti yang sesungguhnya, yakni menunjukkan hubungan sebab-akibat
b) kata pelancar saja (semacam basa-basi), yang tidak mempunyai banyak arti.
"Tubuh" dapat diartikan secara sempit (bdk. 13:13-14 - nasehat untuk menjauhi
percabulan dan perawatan tubuh secara berlebihan), dapt juga diartikan secara
luas dalam arti keseluruhan pribadi manusia (bdk. 6:6.12).
"Persembahan yang hidup" (aslinya logike latreia) dapat diterjemahkan dengan
"persembahan rohani" (Barrett). Gagasan tentang persembahan rohani yang
kontras dengan persembahan lahiriah sudah lama dikenal dalam PL (bdk. Mzm
51:17; Ul 11:13).
Menurut C.K. Barrett, oun di sini dipakai dalam arti yang sesungguhnya. Hal ini
cocok dengan kata "oleh kerahiman Allah" (TB-LAI: "demi kemurahan Allah"),
yang meringkas isi seluruh Rm 1-11. Jadi, tingkah-laku yang baik atau etika

17

Ringkasan Eksegese Paulus

kristen benar-benar berdasar pada keselamatan yang merupakan anugerah
kerahiman Allah.
Namun, Rm 12:1 menunjukkan juga bagaimana iman yang menyelamatkan
manusia itu tidak bisa dilepaskan dari cara hidup yang baik yang dituntut Allah.
Menurut Barrett, ketaatan adalah unsur hakiki dari iman (bdk. Rm 1:5). Jika
demikian, maka keselamatan adalah hasil kerja-sama antara Allah dan manusia.
Memang pertama-tama keselamatan itu adalah anugerah cuma-cuma dari Allah,
namun begitu manusia diselamatkan, Allah menuntut kerja-sama dari pihak
manusia, dengan cara berusaha hidup baik.
Pada kesempatan ini baiklah kami coba menguraikan masalah yang sering
menimbulkan salah paham di antara orang katolik dan orang-orang Protestan
tertentu. Cukup sering orang katolik dicurigai sebagai penganut paham
"keselamatan melalui perbuatan" dan bukan "keselamatan melalui iman saja"
seperti nyata dari tulisan-tulisan Paulus! Bagaimana masalah hubungan iman dan
perbuatan? Dengan kata lain, siapa yang menyelamatkan manusia: imannya atau
perbuatannya? Jawabannya sudah kami berikan secara singkat dalam buku
pertama. Di sini kami berikan pokok-pokok penting secara lebih lengkap:
IMAN SEJAUH MERUPAKAN ANUGERAH (KARYA ALLAH)
a. Allah lebih dahulu mengasihi manusia (1 Yoh 4:19). la mengasihi dan
menebus kita pada waktu kita ini masih musuh-musuh-Nya. Kata Paulus,
"Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita oleh karena Kristus telah mati
untuk kita, ketika kita masih berdosa" (Rm 5:8). Jadi, keselamatan itu
anugerah cuma-cuma yang diberikan oleh Allah dari kelimpahan kasih-Nya,
bukan karena jasa kita.
b. Allah mendorong kita untuk beriman kepada Putera-Nya. Yesus sendiri
bersabda, "Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia
tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku" (Yoh 6:44). Lagi, Paulus
berkata, "Tidak ada seorang pun yang dapat mengaku, "Yesus adalah Tuhan,"

18

Ringkasan Eksegese Paulus

selain oleh Roh Kudus" (1 Kor 12:3). Jadi, iman sebagai syarat menerima
keselamatan dari Allah itu pun adalah anugerah Allah.
c. Bahkan untuk mengamalkan iman dalam hidup sehari-hari orang perlu
dibimbing oleh Allah sendiri, seperti kata Paulus dalam Flp 2:13, "Allahlah
yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut
kerelaan-Nya." Tidak perlu diuraikan lagi perlunya bantuan Allah agar kita
mampu hidup dengan baik. Jadi, beriman adalah anugerah Allah.
IMAN SEJAUH MERUPAKAN KARYA MANUSIA (KERJASAMA DARI
PIHAK MANUSIA)
1. Iman adalah kepercayaan manusia kepada Allah, penyerahan diri kepada-Nya
sebagai jawaban manusia kepada panggilan Allah. Jadi, didorong oleh rahmat
Allah, manusia bisa beriman.
2. Iman itu, harus diamalkan dalam hidup sehari-hari, dalam perbuatan nyata. Itu
adalah perbuatan manusia tetapi berkat bantuan rahmat Allah. Nah, dalam arti ini
manusia bekerja-sama dengan Tuhan. Tuhan tidak mau memaksa manusia. Tuhan
memberi iman yang menyelamatkan, sedang manusia berjuang untuk menerima
dan menghayati iman itu. Dalam arti inilah, keselamatan adalah GANJARAN
ATAU UPAH atas perjuangan manusia yang bersedia bekerja sama dengan Allah.
Injil penuh dengan paham tentang upah atau ganjaran. Kepada para pengikut-Nya
yang tetap setia dalam penganiayaan Yesus bersabda, "Besarlah upahmu di surga"
(Mat 5:12). Setiap perbuatan baik akan diberi ganjaran oleh Tuhan (bdk Mat
10:41-42; bdk 5:46; 6:1.4.6 dll). Bahkan kepada orang yang rela meninggalkan
segala-galanya Tuhan akan memberikan ganjaran yang melimpah sampai "seratus
kali lipat" dan memperoleh hidup kekal (Mat 19:29). Pada hari penghakiman
orang akan diadili sesuai dengan perbuatannya (Mat 25:14-46; Rm 2:6). Nah,
dalam arti ini juga dapat dikatakan bahwa keselamatan manusia itu hams
diperjuangkan sendiri oleh manusia, seperti sabda Yesus, "Masuklah melalui pintu
yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada

19

Ringkasan Eksegese Paulus

kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya" (Mat 7:13), atau seperti kata
Paulus, "Tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar" (Flp 2:12).
Dari pokok-pokok di atas menjadi jelas bahwa manusia harus berjuang juga untuk
bisa selamat. Dalam arti dan batas-batas tertentu keselamatan itu memang jerihpayahnya sendiri. Tetapi manusia tidak pernah boleh sombong. Mengapa? Sebab
sebelum manusia bisa ber-juang menyelamatkan diri sendiri, Allah lebih dahulu
telah menebusnya, Allah lebih dahulu telah mendorong manusia untuk beriman
dan Allah telah lebih dahulu membantu manusia untuk menghayati iman. JADI,
PERTAMA-TAMA DAN TERUTAMA KESELAMATAN ITU ADALAH
KARYA ALLAH, BARU SESUDAH ITU KERJA-SAMA DARI PIHAK
MANUSIA. Tetapi dalam praktik atau kenyataannya, begitu Allah
menganugerahkan iman kepada manusia, begitu juga manusia harus aktif
menjawabnya. Kata pepatah Jerman, "Gabe ist Aufgabe," yang artinya "Anugerah
itu adalah suatu tugas."
Dari uraian di atas menjadi jelas bahwa tidak benar, jika orang katolik dicurigai
sebagai penganut paham "keselamatan karena perbuatan, bukan karena iman."
Agak mengherankan mengapa perbuatan-perbuatan baik yang diusahakan orang
katolik cepat dicurigai. Asal orang mengerti dengan baik skema di atas, tidak ada
bahaya orang jatuh ke paham "keselamatan karena perbuatan." Untuk menjaga
diri dari bahaya semacam itu, setiap kali kita selesai berbuat baik, janganlah kita
mengira bahwa kita berhak menuntut ganjaran dari Tuhan, melainkan dengan
rendah hati berkata kepada Tuhan, "Kami adalah hamba-hamba yang tidak
berguna; kami hanya melakukan apa yang harus kami lakukan" (Luk 17:10).
Ayat 2:
"Budi baru" = budi/pikiran yang disesuaikan dengan pikiran Kristus. Paulus dapat
berkata, "Tetapi kami memiliki pikiran Kristus".

20