2. Bagaimana kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran
Osborn dengan pendekatan saintifik yang memiliki Adversity Quotient dengan level climber, camper atau quitter?
3. Bagaimana kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran
konvensional yang memiliki Adversity Quotient dengan level climber, camper atau quitter?
4. Bagaimanakah kesalahan – kesalahan matematis siswa pada pembelajaran
Osborn dengan pendekatan saintifik berdasarkan penilaian diagnostik?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan umum dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk menganalisis kemampuan komunikasi matematis siswa
SMA Negeri Banyumas kelas XI semester genap dan secara khusus penulis bertujuan untuk;
1. menguji pembelajaran Osborn dengan pendekatan saintifik efektif dalam
meningkatkan komunikasi matematis dan Adversity Quotient. 2.
memperoleh gambaran tentang kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran Osborn dengan pendekatan saintifik pada siswa yang memiliki
Adversity Quotient dengan level climber, camper atau quitter. 3.
memperoleh gambaran tentang kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran konvensional pada siswa yang memiliki Adversity Quotient
dengan level climber, camper atau quitter.
4. memperoleh gambaran tentang kesalahan – kesalahan matematis siswa pada
pembelajaran Osborn berpendekatan saintifik berdasarkan penilaian diagnostik.
1.6 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis.
a. Manfaat teoritis
1. Hasil penelitian ini dapat menambah khasanah karya ilmiah dalam bidang
pendidikan matematika. 2.
Hasil penelitian dapat menjadi bahan referensi bagi peneliti lai yang berkaitan dengan penelitian mengenai komunikasi matematis dan
Adversity Quotient. b. Manfaat praktis
1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang
kemampuan komunikasi matematis dengan penilaian diagnostik berdasarkan AQ siswa.
2. Bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan
kontribusi dalam mengembangkan pembelajaran matematika yang berkualitas.
3. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan pedoman dalam
memberikan pembelajaran kepada siswanya agar selalu memperhatikan kesulitan – kesulitan siswa dalam meningkatkan kemampuan komunikasi
matematis dengan penilaian diagnostik berdasarkan AQ siswa.
4. Bagi siswa, yaitu terciptanya pembelajaran matematika mampu mengembangkan kemampuan komunikasi matematis siswa.
1.7 Penegasan Istilah