61
Berdasarkan pendapat para petani dalam FGD mengenai program ini akan terbagi dalam 2 dua sub program, yang masing-masing terbagi dalam beberapa
kegiatan.
A. Sub Program Peningkatan Kapasitas SDM Petani
1. Mengadakan pelatihan langsung pendampingan Tujuan dari kegiatan pendampingan ini adalah agar program dengan pola
partisipatif ini dapat terlaksana dengan baik dan sekaligus dapat menumbuhkan motivasi dan peran serta para petani.
Pendamping hanya berperan sebagai motivator dan fasilitator. Sebagai motivator, Pendamping harus berusaha untuk dapat menumbuhkan
motivasi dan inisiatif petani agar para petani dapat berpartisipasi secara aktif. Pendamping sebagai fasilitator diharapkan dapat memberikan arahan
dan bimbingan teknis tentang pengembangan usaha tani, mulai dari pengenalan kegiatan, penjelasan manfaat serta tujuan dari pelaksanaan
program, dan penjelasan tentang perlunya kelompok tani sebagai langkah awal membangun kebersamaan dan kekuatan petani setempat.
Dalam proses pendampingan, materi yang disampaikan adalah mengenai teknik pengembangan usaha tani sayur di lahan terbatas, pengenalan
teknologi pertanian sederhana, pengenalan teknik tumpang sari dan pengolahan pupuk secara sederhana.
Harapan yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah agar nantinya petani dapat lebih mandiri dalam mengembangkan usaha tani dan akhirnya tidak
semata-mata bergantung dengan bantuan dari pemerintah. 2. Pengadaan bibit dan pupuk gratis
Kegiatan kedua ini dilaksanakan disaat kegiatan pertama sedang berjalan. Hal ini dimaksudkan agar dengan adanya bibit dan pupuk gratis pada
tahapan pendampingan ini, petani tidak hanya memperoleh pengetahuan teoritis, tetapi sekaligus dapat mempraktekkan secara nyata dan mampu
mengenali setiap permasalah yang mungkin terjadi, dan bersama-sama dengan pendamping menemukan solusi untuk mengatasinya. Pengadaan
bibit dan pupuk ini dilakukan pada bagian awal dan akhir dari kegiatan pendampingan dan tidak berkelanjutan, dengan harapan setelah adanya
kegiatan pendampingan,
petani dapat
mengembangkannya secara
mandiri.
62
B. Sub Program Peningkatan Kapasitas Kelompok Tani
1. Dinamika kelompok sederhana Tujuan dilaksanakan kegiatan dinamika kelompok ini adalah sebagai
langkah awal dalam mengenalkan pentingnya kerja sama dalam sebuah kelompok. Petani yang telah mempunyai bekal dari kegiatan pertama
pendampingan diharapkan juga dapat memadukannya dengan petani lainnya dalam sebuah kelompok. Kegiatan yang dilakukan berupa
permainan-permainan sederhana yang menggunakan fasilitas yang ada di sekitar tempat latihan.
2. Pelatihan manajemen sederhana termasuk masalah teknik pemasaran Kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan sebelumnya. Adanya
kegiatan ini diharapkan para petani dapat memahami tentang kegiatan dalam sebuah organisasi, dalam hal ini adalah kelompok tani. Petani
diberikan penyuluhan tentang administrasi sederhana dan melakukan penyadaran tentang pentingnya bermusyawarah dalam mencari solusi
terhadap sebuah masalah. 3. Sosialisasi dengan Pihak Ketiga Koperasi Pertanian dan Instansi Teknis
lainnya seperti Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kegiatan ketiga dari sub program peningkatan kapasitas kelompok tani ini
merupakan bagian
akhir kegiatan
dari program
selama proses
pendampingan dan awal dari praktek nyata petani setelah mendapatkan tambahan pengetahuan dan keterampilan dari para pendamping. Dalam
kegiatan ini, para petani dan kelompoknya mulai dikenalkan dengan pihak- pihak ketiga yang ada di luar wilayahnya, dengan harapan dapat
mengembangkan jejaring dan bahkan dapat mengembangkan kerja sama dalam rangka pengembangan usaha tani.
Pelaksanaan kegiatan selanjutnya dari program ini adalah kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap hasil dari pelaksanaan program. Kegiatan
monitoring dan evaluasi ini dilakukan oleh petani itu sendiri, petugas pendamping dan beberapa orang masyarakat sekitar para tokoh masyarakat. Adanya
kegiatan ini diharapkan dapat lebih memacu semangat para petani dalam meningkatkan hasil usahanya dan dapat meminimalisir segala permasalahan
yang mungkin terjadi dalam pelaksanan program. Kegiatan dari program ini secara ringkas adalah sebagaimana tercantum
pada Tabel 10.
63
Tabel 10 Rencana Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia SDM Petani dan Kelompok Tani di RT 24 Kelurahan
Nunukan Timur
No. Sub Program
Kegiatan Pelaksana
Penanggung Jawab
Waktu Pelaksanaan Keterangan
1. Peningkatan kapasitas
SDM Petani Pendampingan teknis
Pengadaan bibit dan pupuk gratis
PPK Kecamatan Nunukan dan PPL
Kelurahan Nunukan Timur
Camat Nunukan Maret – Juni 2007
2. Peningkatan kapasitas
penguatan kelompok Dinamika kelompok
sederhana Pelatihan manajemen
sederhana Sosialisasi dengan pihak
ketiga LSM dan swasta PPK Kecamatan
Nunukan dan PPL Kelurahan Nunukan
Timur Camat Nunukan
Juli – Agustus 2007 Dana berasal dari
bantuan Dispertanak Kecamatan Nunukan,
Kelurahan Nunukan Timur, dan swadaya
masyarakat
Sumber : Hasil Olah Data FGD, 2006.
6 3
64
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada bagian terdahulu dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Petani miskin yang ada di RT 24 Kelurahan Nunukan TImur dikategorikan sebagai petani peisan dan petani penggarap. Sebagian besar para petani
memiliki lahan sendiri dan rata-rata mereka mengusahakan lahan 0,35 Ha setiap petani. Produksi pertanian mereka adalah sayur-sayuran. Berkaitan
dengan penguasaan ternak, para petani saat ini telah ada yang memelihara ternak seperti ayam, itik, babi dan usaha perikanan. Namun usaha ternak ini
belum dapat menambah pendapatan mereka. Pendapatan para petani berkisar antara Rp 500.000,- hingga Rp 900.000,- per bulan. Pendapatan ini
sifatnya fluktuatif
tergantung bagaimana
hasil panen
sayur. Kondisi
perumahan mereka sebagian ada yang sudah semi permanen dan sebagian besar terbuat dari kayu dengan ukuran yang bervariasi dari ukuran 8 x 9 m
2
hingga 10 x 18 m
2
. Kondisi perumahan ini menurut mereka tidak dapat dijadikan sebagai tolak ukur kemiskinan mereka saat ini. Mengenai
pendidikan, walaupun para petani masih dalam kondisi miskin, mereka tetap berupaya bagaimana agar anak-anak mereka tetap dapat mengenyam
pendidikan. 2. Berdasarkan
hasil diskusi
bersama dengan
para petani
diketahui permasalahan yang dihadapi oleh para petani miskin adalah hasil tani yang
tidak optimal, biaya produksi tinggi, kerja sama dalam kelompok masih lemah, jaringan pemasaran belum ada, modal kecil dan lahan sempit. Dari beberapa
permasalahan tersebut diketahui bahwa masalah ini para petani adalah rendahnya pendapatan para petani. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu rendahnya sumber daya petani, kebijakan pemerintah yang belum berpihak kepada para petani, lemahnya kerja sama dan koordinasi antar
anggota kelompok, masalah modal yang minim dan belum adanya jaringan pemasaran.
3. Dalam rangka upaya pemberdayaan para petani miskin sangat memerlukan peran stakeholders yang ada. Berdasarkan hasil analisis stakeholders
65
diketahui bahwa sebagian besar para stakeholders yang terkait langsung dengan kegiatan pemberdayaan petani sangat mendukung, dan terdapat juga
beberapa stakeholders yang berposisi netral terhadap upaya pemberdayaan. Hal ini dikarenakan yang bersangkutan belum terkait langsung dengan
kegiatan ini, namun pada prinsipnya sepanjang untuk kemajuan masyarakat mereka tetap akan mendukung.
4. Setelah dianalisis faktor internal dan eksternal yang ada diketahui prioritas masalah yang harus diatasi, yaitu berkaitan dengan kualitas sumber daya
manusia petani yang masih rendah, kerja sama kelompok belum optimal, harga pupuk dan obat-obatan yang tinggi, serta masalah pemasaran.
Berdasarkan hal ini maka telah dirumuskan sebuah strategi pemberdayaan petani miskin di RT 24 Kelurahan Nunukan Timur melalui Program
Peningkatan Kapasitas SDM Petani dan Kelompok Tani. Keberhasilan program pemberdayaan masyarakat ini sangat tergantung dari kesadaran
para petani sebagai subyek sekaligus obyek dari program, adanya dukungan dari para stakeholders dan pemahaman pemerintah terhadap potensi dan
sumber daya lokal untuk dijadikan sebagai dasar pengembangan masyarakat, serta sinergisitas dari berbagai pihak termasuk seluruh komponen masyarakat
yang ada. 5. Program yang dilaksanakan terdiri dari 2 dua sub program, dengan kegiatan-
kegiatan, yaitu pelatihan langsung pendampingan, pengadaan bibit dan pupuk gratis, dinamika kelompok sederhana, pelatihan manajemen sederhana
dan sosialisasi dengan pihak ketiga, serta monitoring dan evaluasi. Keterlibatan dan partisipasi masyarakat dalam program, mulai dari
perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi sangat diperlukan dan harus dilakukan secara konsekuen. Keterlibatan masyarakat ini merupakan tonggak
awal dari keberhasilan sebuah program. Program Peningkatan Kapasitas SDM Petani dan Kelompok Tani di RT 24, akan berhasil terlaksana jika didukung
seluruh pihak, termasuk para pemegang kebijakan, agar nantinya program tersebut dapat berkesinambungan dan berguna bagi seluruh masyarakat, tidak
hanya bagi petani di RT 24 Kelurahan Nunukan Timur, tetapi seluruh masyarakat Nunukan.
66
Rekomendasi
Program yang telah berhasil dirumuskan dan akan dilaksanakan tetap akan mengupayakan
partisipasi dan
kemandirian bagi
para petani.
Adanya kemandirian ini, nantinya akan menurangi secara perlahan ketergantungan para
petani terhadap pemerintah. Berkaitan hal tersebut, terdapat beberapa upaya yang perlu menjadi perhatian bagi pihak terkait, agar program ini benar-benar
dapat berjalan sesuai dengan harapan bersama, yaitu sebagai berikut. 1. Pemerintah
a. Memfasilitasi para petani dalam membangun jaringan berkaitan dengan usaha tani dan akses terhadap informasi, serta pemberikan perlindungan
terhadap usaha dan hasil tani. b. Meningkatkan peran sesuai dengan tanggung jawab yang diemban kepada
masyarakat. c. Menjadikan proses pengembangan masyarakat sebagai sebuah langkah
dalam perumusan program-program selanjutnya. d. Lebih memperhatikan kebutuhan riil masyarakat, agar segala program
yang ditetapkan tidak menjadi sia-sia. e. Khususnya kepada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan
Kabupaten Nunukan, kiranya dapat menjadikan program pemberdayaan petani sayur miskin ini sebagai salah satu kegiatan pada Tahun Anggaran
2007 yang akan datang. 2. PPK Kecamatan Nunukan
a. Membantu memfasilitasi para petani dalam mengembangkan usahanya. b. Menjadi mediator antara petani dengan pemerintah.
c. Lebih bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas yang diemban bersama dengan seluruh PPL yang ada.
3. Lembaga Swadaya Masyarakat dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat a. Meningkatkan peran serta masyarakat di setiap kegiatan yang melibatkan
dan berkaitan dengan masyarakat. b. Membantu para petani untuk mengembangkan usaha dan membangun
jaringan usahanya. c. Menjadi
mediator antara
petani dan
masyarakat dalam
rangka pengembangan usaha dan hasilnya.
67
DAFTAR PUSTAKA
Adimiharja, Kusnaka dan Harry Hikmat. 2004. Partisipatory Research Appraisal dalam
Pelaksanaan Pengabdian
kepada Masyarakat.
Bandung :
Humaniora. Hikmat, Harry. 2004, Strategi Pemberdayaan Masyarakat, Bandung : Humaniora
Utama. Kelurahan Nunukan Timur. 2005. Monografi Kelurahan Nunukan Timur Tahun
2005. Nunukan : Kelurahan Nunukan Timur. Kelurahan Nunukan Timur. 2005. Laporan Kependudukan Nunukan Timur Tahun
2005. Nunukan : Kelurahan Nunukan Timur. Mikkelsen, Britha. 2003. Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-upaya
Pemberdayaan, sebuah Buku Pegangan bagi para Praktisi Lapangan. Matheos
Nalle, penerjemah.
Jakarta :
Yayasan Obor
Indonesia. Terjemahan dari : Methods for Development Work and Research : a Guide
for Practitioners. Moleong, Lexy J. 1998. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda
Karya. Ndraha,
Taliziduhu. 1990.
Pembangunan Masyarakat,
Mempersiapkan Masyarakat Tinggal Landas. Jakarta : Rineka Cipta.
Patilima, Hamid. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta. Prayitno, Hadi. 1987. Petani Desa dan Kemiskinan. Yogyakarta : BPFE.
Roesmidi dan Riza Risyanti. 2006. Pemberdayaan Masyarakat. Sumedang : Alqaprint.
Setiana, Lucie. 2005. Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Bogor : Ghalia Indonesia.
Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung : Alfabeta. Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian
Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung : PT Refika Aditama.
Sumodiningrat, Gunawan. 2004. Pembangunan Wilayah, Perspektif Ekonomi, Sosial dan Lingkungan. Jakarta : LP3S.
68
LAMPIRAN
69
Sumber : Monografi Kelurahan Nunukan Timur Tahun 2005.
Lampiran 1 Peta Administratif Kelurahan Nunukan Timur
70
Komunitas Petani
1. Apa sajakah mata pencaharian masyarakat di komunitas ini ? 2. Bagaimanakah keterkaitan sumber daya lokal dengan mata pencaharian
anggota komunitas ? 3. Jenis usaha ekonomi apa sajakah yang ada ?
4. Bagaimana ketersediaan tenaga kerja di sini ? 5. Bagaimanakah pelapisan sosial dan pola kepemimpinan di sini ?
6. Bagaimanakah hubungan antarpelapisan masyarakat yang ada ? 7. Siapa sajakah tokoh yang menjadi panutan di daerah ini ?
8. Siapa sajakah tokoh informal yang disegani oleh masyarakat ? 9. Bagaimanakah jejaring sosial yang ada dengan pihak-pihak lain ?
10. Bagaimanakah lembaga yang ada menjalankan fungsi dan tugasnya ? 11. Bagaimanakah hubungan antar anggota komunitas dalam kelompok yang
ada ? 12. Sumber daya lokal apa sajakah yang ada di sekitar komunitas Anda ?
13. Masalah apa sajakah yang dihadapi oleh komunitas ? 14. Faktor apa sajakah yang menurut Anda menyebabkan timbulnya masalah
yang ada ? 15. Adakah sumber daya di komunitas yang dapat digunakan untuk mengatasi
masalah tersebut ? 16. Bagaimanakah keinginan anggota komunitas terhadap upaya pengentasan
kemiskinan di daerah ini ? 17. Bagaimanakah dukungan dari para pengambil keputusan ?
18. Upaya-upaya apa sajakah yang pernah dilakukan oleh stakeholders atau instansi terkait terhadap komunitas ?
19. Upaya-upaya apa yang menurut Anda yang harus ditempuh dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat ?
Stakeholders termasuk instansi terkait
1. Apa sajakah usaha-usaha yang pernah dilakukan dalam pengentasan kemiskinan di komunitas petani miskin ?
2. Bagaimanakah peran serta dukungan anggota komunitas ? Lampiran 2
Pedoman Wawancara Mendalam
71
3. Masalah-masalah apa yang dihadapi dalam pelaksanaannya ? 4. Bagaimana cara mengatasi masalah tersebut ?
5. Bagaimanakah rentang kendali dan kerja sama lintas sektoral yang diterapkan ?
6. Strategi apa yang menurut Anda layak diterapkan dalam memberdayakan petani miskin ?
72
I. IDENTITAS RESPONDEN
Nomor Responden :
.............................................................. Tanggal
: ..............................................................
Nama :
.............................................................. Usia
: ..............................................................
Tempat :
.............................................................. II.
DATA KELUARGA
Pekerjaan No.
Nama Status
Suami IstriAnak
dll
Usia Pendidikan
Utama Sampingan
Ket
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
9.
III. PENGUASAAN MODAL
A. Penguasaan Tanah No.