PENETAPAN KADAR RESIDU ANTIBIOTIK ERITROMISIN DAN DOKSISIKLIN PADA DAGING AYAM BROILER DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (Penelitian di Peternakan Ayam Broiler Kecamatan Jabung Kabupaten Malang)

(1)

1

1

SKRIPSI

CINTYA EKA SAFITRI

PENETAPAN KADAR RESIDU ANTIBIOTIK

ERITROMISIN DAN DOKSISIKLIN PADA

DAGING AYAM BROILER DENGAN METODE

KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

(Penelitian di Peternakan Ayam Broiler

Kecamatan Jabung Kabupaten Malang)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016


(2)

ii

Lembar Pengesahan

PENETAPAN KADAR RESIDU ANTIBIOTIK ERITROMISIN

DAN DOKSISIKLIN PADA DAGING AYAM BROILER

DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA

TINGGI

(Penelitian di Peternakan Ayam Broiler Kecamatan Jabung

Kabupaten Malang)

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi

pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

2016

Oleh:

CINTYA EKA SAFITRI

NIM: 201210410311166

Disetujui oleh:

Pembimbing I

Pembimbing II

Sovia Aprina B., S.Farm., M.Si., Apt. Engrid Juni A.,M.Farm.,Apt NIP : 11408040452


(3)

iii

Lembar Pengujian

PENETAPAN KADAR RESIDU ANTIBIOTIK ERITROMISIN

DAN DOKSISIKLIN PADA DAGING AYAM BROILER

DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA

TINGGI

(Penelitian di Peternakan Ayam Broiler Kecamatan Jabung

Kabupaten Malang)

SKRIPSI

Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji pada tanggal

2 Juni 2016

Oleh:

CINTYA EKA SAFITRI 201210410311166

Penguji I Penguji II

Sovia Aprina B., S.Farm., M.Si., Apt. Engrid Juni.A.,M.Farm.,Apt

NIP : 11408040452

Penguji III Penguji IV

Nailis Syifa’, S.Farm., M.Sc., Apt. Dian Ermawati, M.Farm.,Apt NIP : 11413110522 NIP-UMM : 11209070481


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah atas rahmat dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENETAPAN

KADAR RESIDU ANTIBIOTIK ERITROMISIN DAN DOKSISIKLIN

PADA DAGING AYAM BROILER DENGAN METODE

KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (Penelitian di Peternakan Ayam Broiler Kecamatan Jabung Kabupaten Malang)” untuk memenuhi salah

satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program Sarjana Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam proses penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari berbagai

pihak yang memberikan bimbingan, bantuan serta do’a sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan baik. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar besarnya kepada:

1. Yoyok Bekti P., M.Kep., Sp.Kom. selaku dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Nailis Syifa’, S.farm., M.Sc., Apt. selaku ketua Program Studi Farmasi

Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Sovia Aprina Basuki, S.Farm., M.Si., Apt. Sebagai pembimbing I dan Engrid Juni Astuti, M.Farm.,Apt. Sebagai pembimbing II yang telah tulus ikhlas dan penuh kesabaran dalam membimbing saya dan selalu meluangkan waktu untuk saya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

4. Nailis Syifa’. S.Farm., M.Sc., Apt.. dan Dian Ernawati, M.Farm., Apt.

sebagai tim penguji yang memberikan saran dan kritik yang membangun terhadap skripsi yang telah saya kerjakan.

5. Seluruh staf pengajar Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan selama saya mengikuti program sarjana farmasi.

6. Sovia Apriani Basuki, M.Si., Apt. sebagai kepala Laboratorium Farmasi yang telah memberikan bimbingan dan nasehat selama mengikuti pendidikan Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang.


(5)

iv 7. PT. Ifars Pharmaceutical yang memberikan bantuan berupa bahan baku

pembanding untuk skripsi saya.

8. Laboran Laboratorium Kimia Terpadu II Mbak Bunga yang banyak membantu saya.

9. Orang tua saya yang selalu membimbing, memberi dukungan, dan do’a

kepada saya.

10. Teman-teman: Puput Wijayanti, Ferawati Fajriyah, Anjar Dwi Artika, Bima Anestya, Evi Febry, Agung Permata, Brawijaya Tri Wicaksono serta teman teman farmasi angkatan 2012 terima kasih untuk kerjasamanya, suka duka perjuangan kita, semangat, dukungan, masukan, dan kritikan kepada saya.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terimakasih atas

bantuan, dukungan, semangat, dan do’a yang telah diberikan dalam

penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, semoga Allah membalas kebaikan Bapak, Ibu, dan Saudara sekalian. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan kita semua. Aamin.

Malang, 17 Mei 2016


(6)

vi

RINGKASAN

PENETAPAN KADAR RESIDU ANTIBIOTIK ERITROMISIN

DAN DOKSISIKLIN PADA DAGING AYAM BROILER

DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA

TINGGI

(Penelitian di Peternakan Ayam Broiler Kecamatan Jabung

Kabupaten Malang)

SKRIPSI

Ayam broiler merupakan jenis ayam yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Konsumsi daging ayam broiler yang terus meningkat menjadi penyebab peterrnak ayam broiler menggunakan antibiotik sebagai growth promoter di samping sebagai pencegahan dan pengobatan penyakit. Pemberian antibiotik yang tidak sesuai aturan menimbulkan adanya residu antibiotik pada organ-organ ayam broiler termasuk pada daging. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian analisis kadar residu antibiotik yang terdapat pada daging ayam broiler dengan menggunakan KCKT. Melalui hasil observasi, peternakan ayam broiler di Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang menggunakan antibiotik kombinasi eritromisin dan doksisiklin selama masa pemeliharaan ayam broiler. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya dan besar kadar residu antibiotik eritromisin dan doksisiklin pada daging ayam broiler di peternakan ayam broiler tersebut.

Penelitian ini diawali dengan membuat larutan baku tunggal eritromisin dan doksisiklin kemudian dilanjutkan dengan melakukan optimasi terhadap kondisi KCKT. Kondisi optimum KCKT yang memberikan profil puncak eritromisin dan doksisiklin yang baik adalah fase gerak asetonitril : metanol : NH4CH2COOH : air

(45 : 10 : 10 : 35) pH 7,00, dengan kecepatan alir 1,000 ml/menit, suhu 27oC, dan panjang gelombang 210 nm.

Tahap selanjutnya yaitu ekstraksi sampel daging ayam broiler. Daging ayam broiler dipisahkan dengan organ ayam lainnya kemudian diekstraksi dan diinjeksikan ke dalam sistem KCKT. Sampel dilakukan pengujian sebanyak 3 kali. Setelah itu, dilakukan pembuatan baku kerja eritromisin. Pada penelitian ini


(7)

vii tidak dibuat baku kerja doksisiklin disebabkan standar doksisiklin yang didapatkan tidak stabil akibat penyimpanan yang tidak terlindung dari cahaya sehingga untuk residu doksisiklin tidak dapat ditentukan kadarnya.

Pada penelitian ini dilakukan uji kualitatif dan uji kuantitatif. Uji kualiatif meliputi retention time (Rt), peak purity, peak impurity, match factor, dan λmaks. Sedangkan untuk uji kuantitatif meliputi penentuan linieritas dan perhitungan kadar residu antibiotik eritromisin pada daging ayam broiler. Dari hasil uji kualitatif, semua replikasi sampel eritromisin memiliki retention time dikisaran 4,3 menit yang tidak jauh berbeda dengan baku kerja dan baku tunggal eritromisin yaitu di dikisaran 4,8 menit. Sedangkan untuk retention time replikasi sampel doksisiklin berada dikisaran 6,8 menit yang tidak jauh berbeda dengan retention time baku tunggal doksisiklin yaitu dikisaran 6,2 menit Semua replikasi eritromisin dan doksisiklin memenuhi persyaratan λmaks 210 nm, peak purity, dan match factor yang berada pada rentang 0,9000-1,0000. Namun pada replikasi sampel 1 dan 3 eritromisin terdapat peak impurity. Pada uji linieritas didapatkan persamaan regresi dari baku kerja eritromisin y = 214,20x – 2568 dengan nilai koefisien korelasi 0,9907 yang memenuhi persyaratan lebih dari r tabel yaitu 0,959. Kadar rata-rata residu eritromisin dalam sampel daging ayam broiler adalah

39,5008 ± 0,1318 mg/kg.

Dari hasil analisis menunjukkan bahwa sampel daging ayam broiler pada peternakan ayam broiler di Kecamatan Jabung Kabupaten Malang positif mengandung residu antibiotik eritromisin dan diperlukan penelitian lebih lanjut tentang residu antibiotik pada produk olahan daging ayam broiler.


(8)

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vi

ABSTRACT ... viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

DAFTAR SINGKATAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Hipotesis ... 3

1.5 Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Ayam Broiler ... 5

2.1.1 Deskripsi Ayam Broiler ... 5

2.1.2 Pemeliharaan Ayam Broiler ... 5

2.2 Antibiotik ... 7

2.2.1 Deskripsi Antibiotik ... 7


(9)

xi

2.2.3 Doksisiklin ... 11

2.3 Instrumen Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)... 13

2.3.1 Deskripsi KCKT ... 13

2.3.2 Cara Kerja KCKT ... 13

2.3.3 Komponen KCKT ... 15

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 19

3.1 Kerangka Konseptual ... 19

3.2 Penjelasan dari Kerangka Konseptual... 20

BAB IV METODE PENELITIAN ... 22

4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ... 22

4.2 Sampel ... 22

4.3 Metode Sampling ... 22

4.3.1 Teknik Sampling ... 22

4.3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 22

4.4 Prosedur Kerja ... 22

4.4.1 Alat ... 22

4.4.2 Bahan ... 23

4.4.3 Pembuatan Fase Gerak ... 23

4.4.4 Pembuatan Baku Pembanding ... 23

4.4.5 Preparasi Sampel ... 25

4.5 Kondisi KCKT ... 26

4.6 Analisis Uji Kualitatif ... 26

4.6.1 Waktu Tambat (Retention time) ... 26

4.6.2 λmaks ... 27

4.6.3 Pola Spektra ... 27


(10)

xii

4.6.5 Match Factor ... 27

4.7 Analisis Uji Kuantitatif ... 27

4.7.1 Linieritas ... 27

4.7.2 Penentuan Kadar Eritromisin dan Doksisiklin dalam Sampel Daging Ayam Broiler ... 28

BAB V HASIL PENELITIAN ... 29

5.1 Jumlah Sampel dan Cara Pengambilan Sampel ... 29

5.2 Hasil Pembuatan Baku Pembanding ... 29

5.2.1 Hasil Pembuatan Baku Tunggal ... 29

5.2.2 Hasil Pembuatan Baku Kerja Eritromisin ... 30

5.3 Hasil Ekstraksi dan Pembuatan Sampel ... 30

5.4 Hasil Optimasi Kondisi KCKT ... 31

5.5 Hasil Analisis Data ... 35

5.5.1 Data Hasil Uji Kualitatif ... 35

5.8.2 Data Hasil Uji Kuantitatif ... 37

BAB VI PEMBAHASAN ... 39

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 47

7.1 Kesimpulan ... 47

7.2 Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48


(11)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

II.1 Beberapa Golongan Antibiotik yang Sering Digunakan oleh

Peternak ... 7

II.2 Perbedaan Rumus Molekular dan Berat Molekul Jenis Eritromisin .... 9

II.3 Karakteristik Detektor pada KCKT ... 18

V.1 Hasil Penimbangan Sampel Daging Ayam Broiler... 30

V.2 Hasil Optimasi Kondisi KCKT ... 32

V.3 Data Hasil Uji Kualitatif Baku Tunggal ... 36

V.4 Data Hasil Uji Kualitatif Baku Kerja Eritromisin ... 36

V.5 Data Hasil Uji Kualitatif Eritromisin pada Sampel Daging Ayam Broiler ... 36

V.6 Data Hasil Uji Kualitatif Doksisiklin pada Sampel Daging Ayam Broiler ... 36

V.7 Konsentrasi dan Area Puncak Baku Kerja Eritromisin ... 37

V.8 Data Hasil Analisis Uji Kuantitatif Eritromisin pada Sampel Daging Ayam Broiler ... 38


(12)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Struktur Kimia Beberapa Jenis Eritromisin ... 10

2.2 Struktur Kimia Eritromisin Tiosianat ... 11

2.3 Struktur Kimia Doksisiklin Hidroklorida ... 13

2.4 Komponen-Komponen pada KCKT ... 15

3.1 Kerangka Konseptual ... 19

5.1 Kromatogram Eritromisin pada Kondisi Optimum ... 34

5.2 Kromatogram Doksisiklin pada Kondisi Optimum ... 34

5.3 Spektra Eritromisin pada Panjang Gelombang 208 nm ... 35

5.4 Spektra Doksisiklin pada Panjang Gelombang 274 nm ... 35


(13)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ... 52

2. Perhitungan Kadar Baku Tunggal Eritromisin dan Doksisiklin, Kadar Baku Induk Eritromisin dan Kadar Baku Kerja Eritromisin ... 53

3. Kromatogram Hasil Optimasi Beberapa Fase Gerak ... 55

4. Kromatogram Hasil Penginjeksian Baku Kerja Eritromisin ... 67

5. Kromatogram Hasil Penginjeksian Sampel Daging Ayam Broiler ... 71

6. Kromatogram Hasil Peak Purity dari Baku Tunggal ... 75

7. Kromatogram Hasil Peak Purity dari Baku Kerja Eritromisin ... 76

8. Kromatogram Hasil Peak Purity dari Sampel Daging Ayam Broiler dengan 3 kali Replikasi ... 80

9. Kromatogram Hasil Match Factor dari Sampel Daging Ayam Broiler dengan 3 kali Replikasi ... 83

10. Perhitungan Kadar Residu Eritromisin dalam Sampel Daging Ayam Broiler ... 85

11. Dokumentasi Penelitian ... 86

12. Metode Farmakope Indonesia Untuk Fase Gerak Eritromisin... 89

13. Nilai r Tabel ... 90


(14)

xvi

DAFTAR SINGKATAN

BBB : Blood Brain Barrier

CRD : Chronic Respiratory Disease

CYP3A4 : Cytochrome P450 3A4 DAD : Diode Array Detector

Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia FDA : Food Drug Administration

GIT : Gastrointestinal Tract

HPLC : High Performance Liquid Chromatography

KCKT : Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

LC-MS/MS : Liquid Chromatography-Mass Spectrometry and tandem Mass

Spectrometry

LOD : Limit of Detection

LOQ : Limit of Quantification

ODS : Oktadesil Silika pH : Potential of Hydrogen

RP : Reverse Phase

rpm : rotation per minute

Rt : Retention Time

SD : Standard Deviation


(15)

48

DAFTAR PUSTAKA

Adewuyi, G.O., Olatoye, O.I., Abafe, A.O., Otokpa, M.O., and Nkukut, N.K., 2011. High Performance Liquid Chromatographic Method for Evaluation of Two Antibiotic Residues in Liver and Muscle of Broilers in Ibadan City, Southern Nigeria. Journal of Pharmaceutical and Biomedical Sciences, Vol. 11 Issue 11, pp. 1-4.

Anonim, 2009. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Jakarta: Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Anonim, 2013. Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan. Jakarta: Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Block, J.H., and Beale, J.M., 2007. Wilson and Gisvold: Buku Ajar Kimia Medisinal Organik dan Kimia Farmasi. Edisi ke-11, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Brunton, L.L., Parker, L.K., Blumenthal, D.K,, and Buxton, L.O., 2008.

Goodman and Gilman: Manual Farmakologi dan Terapi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Cao, Z., Liu, B., Liu, W., Su, Y., Bo, W., and Yao, G., 2013. A Validated RP-LC Method for the Determination of Erythromycin an Oxime and Related Substances. Advance Journal of Food Sciemce and Technology, Vol 5 Issue 1, p 68.

Crawford Scientific, 2016. Quantitative and Qualitative HPLC. http://www.chromacademy.com. Diakses pada tanggal 17 Februari 2016. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1979. Farmakope Indonesia. Edisi

ke-3, Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995. Farmakope Indonesia. Edisi ke-4, Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2014. Farmakope Indonesia. Edisi ke-5, Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1995. Farmakope Indonesia. Edisi ke-4, Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Dolan, J., 2016. A Guide to HPLC and LC-MS Buffer Selection. http://www.ace-hplc.com. Diakses pada tanggal 8 Februari 2016.

Europe Medicine Agency, 2002. Comiittee for Veterinary Medicinal Products .

EuropeUnion: Europe Medicine Agency.

Europe Medicine Agency, 2015. European Public MRL Assesment Report.


(16)

49 Ermer J., and Miller, J.H., 2005. Method Validation in Pharmaceutical Analysis: a guide to Best Practice. Weinheim: WILEY-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA.

Fadilah, R., 2000. Kunci Sukses Beternak Ayam Broiler di Daerah Tropis. Jakarta: PT. AgroMedia Pustaka.

Fadilah, R., 2013. Beternak Ayam Broiler. Jakarta: PT AgroMedia Pustaka. Food and Drug Administration, 2015. Tolerances for Residues of New Animal

Drugs in Food. Silver Spring: Food and Drug Administration.

Gandjar, I.T., dan Rohman, A., 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ghasemi, F., Fathi, B., and Jamshidi, A., 2014. Detection of antibiotic residues in poultry carcasses in Mashhad poultry abattoir. Iranian Journal of Veterinary Science and Technology, Vol. 6 No. 1, pp. 30-36.

Gunawan, S.G., Setiabudy, R., Nafriadi, dan Elysabeth, 2012. Farmakologi dan Terapi. Edisi Ke-5, Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Hassib, S.T., Farag, E.F., and Ehab F.E., 2011. Liquid Chromatographic and Spectrophotometric Methods for the Determination of Erythromycin Stearate and Trimethoprim in Tablets. Bulletin of Faculty of Phamacy Cairo University, Vol. 49 No. 2, pp. 81-89.

Injac, R., Milic, V.D., and Srdjenovic, B., 2007. Thermostability Testing and Degradation Profile of Doxycycline Bulk, Tablets, and Capsule by HPLC.

Journal of Chromatographic Science, Vol 45 pp. 623-628.

Jean, Bellard. 1957. Erythromycin Thiocyanate and Compositions Containing Same. United State: United State Patent Office.

Kazakevich, Y., and Lobrutto, R., 2007. HPLC for Pharmaceutical Scientists. Kanada: John Wiley and Sons.

Kusumaningsih, A., 2012. Faktor Pemicu Kasus Foodborne Disease Asal Ternak.

Wartazoa, Vol. 22 No. 3, hal 107-112.

Lancini, G., Parenti, F., and Gallo, G.G., 1995. Antibiotics a Multidisciplinary Approach. New York: Plenum Press.

Marlina, L., Zubaidah, E., dan Aji, S., 2015. Pengaruh Pemberian Antibiotika Saat Budidaya Terhadap Keberadaan Residu Pada Daging dan Hati Ayam Pedaging dari Peternakan Rakyat. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan, Vol. 25 No. 2, hal 10–19.

McPolin, O., 2009. An Introduction to HPLC for Pharmaceutical Analysis. Northern Ireland: Mourne Training Service.


(17)

50 Medline Plus, 2016. Eritromisin . https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/meds/a682381.html. Diakses pada tanggal 27 Mei 2016.

Meyer, V.R., 2010. Practical High Performance Liquid Chromatography. 5th Edition. Switzerland: John Willey and Sons.

Mohsein, H.S.A., Mahmoud, M.A.M., and Ibrahim, A.A.H., 2015. Tetracycline Residue in Intensive Broiler Farms in Upper Egypt: Hazards and Risks.

Journal of World’s Poultry Research, Vol. 5 No. 3, pp. 45-58.

Mulja, M., dan Suharman, 1995. Analisis Instrumental. Surabaya: Universitas Airlangga.

Murtidjo, B.A., 1987. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Yogyakarta: Kanisius. Mycek, M.J., Harvey, R.A., dan Champe, P.C., 2001. Farmakologi Ulasan

Bergambar. Edisi ke-2. Jakarta: Widya Medika.

Papadoyannis, I.N., and Gika, H.G., 2004. Peak Purity Determination with a Diode Array Detector. Journal of Liquid Chromatography and Related Technologies, Vol 27 Issue 6, pp. 1-5.

Plumb, D.C., 2008. Plumb’s Veterinary Drug Handbook. Edisi ke-6. Stockholm: Pharmavet Inc.

Pubchem, 2015. Eritromisin Tiosianat dan Doksisiklin Hidroklorida. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/. Diakses pada tanggal 22 November 2015. Rasyaf, M., 2004. Beternak Ayam Pedaging. Jakarta: Penebar Swadaya.

Sahu, R., Saxena, P., Mathur, H.B., and Agarwal, H.C., 2014. Antibiotics in Chicken Meat. New Delhi: Centre for Science and Environment.

Suhaeni, N., 2007. Petunjuk Praktis Beternak Ayam Broiler. Bandung: Nuansa Cendekia.

Standar Nasional Indonesia, 2000. Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan Batas Maksimum Residu dalam Bahan Makanan Asal Hewan. Jakarta: Standar Nasional Indonesia

Sweetman, S.C., 2009. Martindale the Complete Drug Reference. Edisi ke-36, London: Pharmaceutical Press.

Tamalludin, F., 2014. Panduan Lengkap Ayam Broiler. Tasikmalaya: Penebar Swadaya.

Tanai, T., 1999. HPLC a Practical Guide. Cambridge: The Royal Society of Chemistry.

Tjay, T.T., dan Rahardja, K., 2007. Obat-Obat Penting. Jakarta: Elex Media Komputindo. Tsuji, K., and Kane, M.P., 1982. Improved High-Pressure Liquid Chromatographic Method for the Analysis of Erythromycin in Solid


(18)

51 Dosage Form. Journal of Pharmaceutical Sciences, Vol. 71 No. 10, pp. 1160-1164.

Tsuji, K., and Goetz, J.F., 1978. High Performanced Liquid Chromatographic Determination of Erythromycin. Journal of Chromatography, Vol. 147, pp. 359-367.

Wang, J., MacNeil, J.D., and Kay, J.F., 2012. Chemical Analysis of Antibiotic Residues in Food. United State: A John Wiley and Sons.

Weston, A., and Brown, P.R., 1997. HPLC and CE Principles and Practice. California: Academic Press.

Winda, A., Tawaf, R., dan Sulistyati, M., 2016. Pola Konsumsi Daging Ayam Broiler Berdasarkan Tingkat Pengetahuan dan Pendapatan Kelompok Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran. Jurnal Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran, Vol. 5, No 2.


(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Ayam broiler merupakan salah satu jenis ayam pedaging dengan karakteristik pertumbuhan yang cepat dan memiliki timbunan daging yang banyak. Pada umur 3 minggu tubuh ayam broiler sudah padat dan diumur 6 minggu ukuran tubuh ayam broiler sama besar dengan ayam kampung dewasa. Kelebihan lain dari ayam broiler yaitu dapat dipanen pada usia 5-6 minggu (Rasyaf, 2004).

Harga daging ayam broiler yang relatif lebih murah dibandingkan dengan daging ayam kampung menjadikan masyarakat cenderung mengonsumsi ayam broiler. Konsumsi daging ayam broiler di Indonesia pada tahun 2009-2012 menduduki peringkat pertama jika dibandingkan dengan konsumsi daging hewan ternak lainnya. Konsumsi daging ayam broiler yang meningkat ditandai dengan meningkatnya produksi daging ayam broiler, yaitu 1.101,8 ton pada tahun 2009 menjadi 1.479,8 ton pada tahun 2013 (Anonim, 2013).

Penggunaan antibiotik dalam usaha peternakan hampir tidak dapat dihindarkan karena ternak diharapkan berproduksi secara optimal sehingga dapat memenuhi tuntutan produksi ternak yang tinggi. Selain digunakan untuk pencegahan atau pengobatan penyakit, antibiotik juga digunakan untuk memacu pertumbuhan ternak (growth promoter) yang umumnya ditambahkan dalam pakan (Sahu et al., 2014).

Pemakaian antibiotik yang tidak tepat dan tidak wajar baik dalam pemilihan jenis antibiotik, dosis maupun lama pemakaian dapat menimbulkan residu antibiotik pada produk ayam broiler. Apabila masyarakat mengonsumsi produk ayam broiler yang mengandung residu antibiotik dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan reaksi alergi, kerusakan jaringan, gangguan GIT (gastrointestinal tract), karsinogenik, gangguan neurologi dan terjadi resistensi antibiotik (Adewuyi et al., 2011).

Residu antibiotik tersebut akan terakumulasi pada beberapa organ ayam broiler. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, residu antibiotik ditemukan pada organ hati, ginjal dan daging ayam broiler (Sahu et al., 2014). Kadar residu


(20)

2 antibiotik yang ditemukan pada masing-masing organ bergantung pada waktu penarikan (withdrawal time) antibiotik sebelum ayam broiler tersebut dipanen (Ghasemi et al., 2014).

Beberapa peraturan telah ditetapkan untuk mengatur penggunaan antibiotik dalam peternakan, Amerika Serikat melalui komite Food Drug Administration

(FDA) menetapkan batas maksimal residu antibiotik pada produk hewan ternak. Pada tahun 1977 FDA melarang penggunaan tetrasiklin dan penisilin sebagai imbuhan pakan ternak dan September 2005 melarang penggunaan enrofloksasin untuk mengobati infeksi bakteri pada unggas. Di Indonesia, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang melarang penggunaan antibiotik golongan tetrasiklin dan kloramfenikol yang digunakan sebagai antibiotik imbuhan pakan (FDA, 2015; Anonim, 2009).

Metode yang digunakan untuk penetapan kadar residu antibiotik sudah pernah dilakukan pada ayam broiler antara lain metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), LC-MS/MS dan kromatografi sungsang (reverse phase HPLC). Di Indonesia terdapat jurnal ilmiah tentang penetapan kadar residu antibiotik dalam daging ayam broiler dengan menggunakan metode KCKT, namun untuk penetapan kadar residu antibiotik dalam daging ayam broiler di daerah Malang terutama di Kecamatan Jabung belum ada yang melakukan penelitian. Alasan pemilihan metode KCKT karena memungkinkan untuk dilakukan analisis beberapa residu antibiotik pada suatu sampel dalam jumlah banyak maupun sedikit (Gandjar dan Rohman, 2007). Selain itu, merupakan sistem yang fully automated dan full scale computerized system (Tanai, 1999).

Analisis residu antibiotik eritromisin dan doksisiklin pada daging ayam broiler dengan menggunakan metode KCKT telah dilakukan di daerah Bogor, Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan sampel yang positif doksisiklin 1 dari 24 sampel daging paha dan sampel negatif pada pengujian residu antibiotik eritromisin (Marlina dkk., 2015). Pada penelitian ini dilakukan penetapan kadar residu antibiotik pada daging ayam broiler di Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang dengan menggunakan metode KCKT. Antibiotik yang akan dianalisis adalah eritromisin dan doksisiklin dikarenakan peternakan ayam broiler di


(21)

3 Kecamatan Jabung Kabupaten Malang menggunakan antibiotik tersebut selama proses pemeliharaan ayam broiler.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat residu antibiotik eritromisin dan doksisiklin pada daging ayam broiler di peternakan ayam broiler Kecamatan Jabung Kabupaten Malang ? 2. Berapa kadar residu antibiotik eritromisin dan doksisiklin yang terkandung

pada daging ayam broiler di peternakan ayam broiler Kecamatan Jabung Kabupaten Malang ?

1.3Tujuan Penelitian

1. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis residu antibiotik eritromisin dan doksisiklin pada daging ayam broiler di peternakan ayam broiler Kecamatan Jabung dengan menggunakan metode KCKT.

2. Untuk mengetahui kadar residu antibiotik eritromisin dan doksisiklin yang terkandung pada daging ayam broiler di peternakan ayam broiler Kecamatan Jabung.

1.4Hipotesis

Pemberian antibiotik eritromisin dan doksisiklin secara berkala selama masa pemeliharaan ayam broiler berpotensi terkandungnya residu antibiotik pada daging ayam broiler. Pemberian antibiotik tersebut pada jangka waktu yang panjang dan dosis yang tidak sesuai aturan menyebabkan antibiotik tersebut terakumulasi dan terdepo di dalam daging ayam broiler.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi tentang adanya residu antibiotik pada daging ayam broiler akibat kurangnya pengetahuan peternak tentang penggunaan antibiotik sehingga menyebabkan terjadinya penyalahgunaan antibiotik.


(22)

4 2. Bagi Penulis

a. Untuk meningkatkan produktivitas kinerja penulis agar dapat meningkatkan kemampuan dalam bereksperimen.

b. Untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang dengan menyusun laporan penelitian secara ilmiah dan sistematis tentang adanya residu antibiotik dalam daging ayam broiler.

c. Untuk menambah ilmu pengetahuan tentang residu antibiotik yang terkandung dalam daging ayam broiler.

3. Bagi Pemerintah

Sebagai informasi tentang adanya residu antibiotik pada daging ayam broiler, sehingga pemerintah dapat merancang regulasi yang lebih ketat tentang penggunaan antibiotik pada hewan ternak.


(1)

Medline Plus, 2016. Eritromisin . https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/meds/a682381.html. Diakses pada tanggal 27 Mei 2016.

Meyer, V.R., 2010. Practical High Performance Liquid Chromatography. 5th Edition. Switzerland: John Willey and Sons.

Mohsein, H.S.A., Mahmoud, M.A.M., and Ibrahim, A.A.H., 2015. Tetracycline Residue in Intensive Broiler Farms in Upper Egypt: Hazards and Risks. Journal of World’s Poultry Research, Vol. 5 No. 3, pp. 45-58.

Mulja, M., dan Suharman, 1995. Analisis Instrumental. Surabaya: Universitas Airlangga.

Murtidjo, B.A., 1987. Pedoman Beternak Ayam Broiler. Yogyakarta: Kanisius. Mycek, M.J., Harvey, R.A., dan Champe, P.C., 2001. Farmakologi Ulasan

Bergambar. Edisi ke-2. Jakarta: Widya Medika.

Papadoyannis, I.N., and Gika, H.G., 2004. Peak Purity Determination with a Diode Array Detector. Journal of Liquid Chromatography and Related

Technologies, Vol 27 Issue 6, pp. 1-5.

Plumb, D.C., 2008. Plumb’s Veterinary Drug Handbook. Edisi ke-6. Stockholm: Pharmavet Inc.

Pubchem, 2015. Eritromisin Tiosianat dan Doksisiklin Hidroklorida. https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/. Diakses pada tanggal 22 November 2015. Rasyaf, M., 2004. Beternak Ayam Pedaging. Jakarta: Penebar Swadaya.

Sahu, R., Saxena, P., Mathur, H.B., and Agarwal, H.C., 2014. Antibiotics in

Chicken Meat. New Delhi: Centre for Science and Environment.

Suhaeni, N., 2007. Petunjuk Praktis Beternak Ayam Broiler. Bandung: Nuansa Cendekia.

Standar Nasional Indonesia, 2000. Batas Maksimum Cemaran Mikroba dan

Batas Maksimum Residu dalam Bahan Makanan Asal Hewan. Jakarta:

Standar Nasional Indonesia

Sweetman, S.C., 2009. Martindale the Complete Drug Reference. Edisi ke-36, London: Pharmaceutical Press.

Tamalludin, F., 2014. Panduan Lengkap Ayam Broiler. Tasikmalaya: Penebar Swadaya.

Tanai, T., 1999. HPLC a Practical Guide. Cambridge: The Royal Society of Chemistry.

Tjay, T.T., dan Rahardja, K., 2007. Obat-Obat Penting. Jakarta: Elex Media Komputindo. Tsuji, K., and Kane, M.P., 1982. Improved High-Pressure Liquid Chromatographic Method for the Analysis of Erythromycin in Solid


(2)

51

Dosage Form. Journal of Pharmaceutical Sciences, Vol. 71 No. 10, pp. 1160-1164.

Tsuji, K., and Goetz, J.F., 1978. High Performanced Liquid Chromatographic Determination of Erythromycin. Journal of Chromatography, Vol. 147, pp. 359-367.

Wang, J., MacNeil, J.D., and Kay, J.F., 2012. Chemical Analysis of Antibiotic

Residues in Food. United State: A John Wiley and Sons.

Weston, A., and Brown, P.R., 1997. HPLC and CE Principles and Practice. California: Academic Press.

Winda, A., Tawaf, R., dan Sulistyati, M., 2016. Pola Konsumsi Daging Ayam Broiler Berdasarkan Tingkat Pengetahuan dan Pendapatan Kelompok Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Padjajaran. Jurnal Fakultas


(3)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Ayam broiler merupakan salah satu jenis ayam pedaging dengan karakteristik pertumbuhan yang cepat dan memiliki timbunan daging yang banyak. Pada umur 3 minggu tubuh ayam broiler sudah padat dan diumur 6 minggu ukuran tubuh ayam broiler sama besar dengan ayam kampung dewasa. Kelebihan lain dari ayam broiler yaitu dapat dipanen pada usia 5-6 minggu (Rasyaf, 2004).

Harga daging ayam broiler yang relatif lebih murah dibandingkan dengan daging ayam kampung menjadikan masyarakat cenderung mengonsumsi ayam broiler. Konsumsi daging ayam broiler di Indonesia pada tahun 2009-2012 menduduki peringkat pertama jika dibandingkan dengan konsumsi daging hewan ternak lainnya. Konsumsi daging ayam broiler yang meningkat ditandai dengan meningkatnya produksi daging ayam broiler, yaitu 1.101,8 ton pada tahun 2009 menjadi 1.479,8 ton pada tahun 2013 (Anonim, 2013).

Penggunaan antibiotik dalam usaha peternakan hampir tidak dapat dihindarkan karena ternak diharapkan berproduksi secara optimal sehingga dapat memenuhi tuntutan produksi ternak yang tinggi. Selain digunakan untuk pencegahan atau pengobatan penyakit, antibiotik juga digunakan untuk memacu pertumbuhan ternak (growth promoter) yang umumnya ditambahkan dalam pakan (Sahu et al., 2014).

Pemakaian antibiotik yang tidak tepat dan tidak wajar baik dalam pemilihan jenis antibiotik, dosis maupun lama pemakaian dapat menimbulkan residu antibiotik pada produk ayam broiler. Apabila masyarakat mengonsumsi produk ayam broiler yang mengandung residu antibiotik dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan reaksi alergi, kerusakan jaringan, gangguan GIT (gastrointestinal tract), karsinogenik, gangguan neurologi dan terjadi resistensi antibiotik (Adewuyi et al., 2011).

Residu antibiotik tersebut akan terakumulasi pada beberapa organ ayam broiler. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, residu antibiotik ditemukan pada organ hati, ginjal dan daging ayam broiler (Sahu et al., 2014). Kadar residu


(4)

2

antibiotik yang ditemukan pada masing-masing organ bergantung pada waktu penarikan (withdrawal time) antibiotik sebelum ayam broiler tersebut dipanen (Ghasemi et al., 2014).

Beberapa peraturan telah ditetapkan untuk mengatur penggunaan antibiotik dalam peternakan, Amerika Serikat melalui komite Food Drug Administration

(FDA) menetapkan batas maksimal residu antibiotik pada produk hewan ternak. Pada tahun 1977 FDA melarang penggunaan tetrasiklin dan penisilin sebagai imbuhan pakan ternak dan September 2005 melarang penggunaan enrofloksasin untuk mengobati infeksi bakteri pada unggas. Di Indonesia, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2009 Tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan yang melarang penggunaan antibiotik golongan tetrasiklin dan kloramfenikol yang digunakan sebagai antibiotik imbuhan pakan (FDA, 2015; Anonim, 2009).

Metode yang digunakan untuk penetapan kadar residu antibiotik sudah pernah dilakukan pada ayam broiler antara lain metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT), LC-MS/MS dan kromatografi sungsang (reverse phase HPLC). Di Indonesia terdapat jurnal ilmiah tentang penetapan kadar residu antibiotik dalam daging ayam broiler dengan menggunakan metode KCKT, namun untuk penetapan kadar residu antibiotik dalam daging ayam broiler di daerah Malang terutama di Kecamatan Jabung belum ada yang melakukan penelitian. Alasan pemilihan metode KCKT karena memungkinkan untuk dilakukan analisis beberapa residu antibiotik pada suatu sampel dalam jumlah banyak maupun sedikit (Gandjar dan Rohman, 2007). Selain itu, merupakan sistem yang fully

automated dan full scale computerized system (Tanai, 1999).

Analisis residu antibiotik eritromisin dan doksisiklin pada daging ayam broiler dengan menggunakan metode KCKT telah dilakukan di daerah Bogor, Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukkan sampel yang positif doksisiklin 1 dari 24 sampel daging paha dan sampel negatif pada pengujian residu antibiotik eritromisin (Marlina dkk., 2015). Pada penelitian ini dilakukan penetapan kadar residu antibiotik pada daging ayam broiler di Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang dengan menggunakan metode KCKT. Antibiotik yang akan dianalisis adalah eritromisin dan doksisiklin dikarenakan peternakan ayam broiler di


(5)

Kecamatan Jabung Kabupaten Malang menggunakan antibiotik tersebut selama proses pemeliharaan ayam broiler.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah terdapat residu antibiotik eritromisin dan doksisiklin pada daging ayam broiler di peternakan ayam broiler Kecamatan Jabung Kabupaten Malang ? 2. Berapa kadar residu antibiotik eritromisin dan doksisiklin yang terkandung

pada daging ayam broiler di peternakan ayam broiler Kecamatan Jabung Kabupaten Malang ?

1.3Tujuan Penelitian

1. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis residu antibiotik eritromisin dan doksisiklin pada daging ayam broiler di peternakan ayam broiler Kecamatan Jabung dengan menggunakan metode KCKT.

2. Untuk mengetahui kadar residu antibiotik eritromisin dan doksisiklin yang terkandung pada daging ayam broiler di peternakan ayam broiler Kecamatan Jabung.

1.4Hipotesis

Pemberian antibiotik eritromisin dan doksisiklin secara berkala selama masa pemeliharaan ayam broiler berpotensi terkandungnya residu antibiotik pada daging ayam broiler. Pemberian antibiotik tersebut pada jangka waktu yang panjang dan dosis yang tidak sesuai aturan menyebabkan antibiotik tersebut terakumulasi dan terdepo di dalam daging ayam broiler.

1.5 Manfaat Penelitian 1. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi tentang adanya residu antibiotik pada daging ayam broiler akibat kurangnya pengetahuan peternak tentang penggunaan antibiotik sehingga menyebabkan terjadinya penyalahgunaan antibiotik.


(6)

4

2. Bagi Penulis

a. Untuk meningkatkan produktivitas kinerja penulis agar dapat meningkatkan kemampuan dalam bereksperimen.

b. Untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Malang dengan menyusun laporan penelitian secara ilmiah dan sistematis tentang adanya residu antibiotik dalam daging ayam broiler.

c. Untuk menambah ilmu pengetahuan tentang residu antibiotik yang terkandung dalam daging ayam broiler.

3. Bagi Pemerintah

Sebagai informasi tentang adanya residu antibiotik pada daging ayam broiler, sehingga pemerintah dapat merancang regulasi yang lebih ketat tentang penggunaan antibiotik pada hewan ternak.