2.6 Modifikasi Dan Prinsip Modifikasi
Modifikasi adalah pendekatan yang didesain dan disesuaikan dengan kondisi kelas yang menekankan kepada kegembiraan dan pengayaan
perbendaharaan gerak, agar sukses dalam mengembangkan keterampilan. Modifikasi artinya adalah merekayasa sesuatu agar lebih sederhana, lebih
mudah, lebih efektif dan lebih efisien dalam pelaksanaannya. Modifikasi merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh para guru
agar pembelajaran mencerminkan “DAP” Developmentally Appropriate
Practice, istilah ini merupakan sebuah konsep yang melandaskan proses belajar mengajar pendidikan jasmani yang berpusat pada peserta didik, dan dalam
pelaksanaannya dilandaskan pada pendekatan pengajaran yang berorientasi pada taraf pertumbuhan dan perkembangan anak.
Konsep “DAP” ini menunjukkan suatu pengertian bahwa dalam praktek pengajaran pendidikan jasmani penyelenggaraannya selalu memperhatikan pada
perbedaan yang terpangkal pada usia dan kemampuan fisik. Dengan kata lain, penyelenggaraan pendidikan jasmani disesuaikan dengan perkembangan siswa.
Modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani dapat dikaitkan dengan kondisi lingkungan pembelajarannya. Modifikasi lingkungan pembelajaran ini dapat
diklasifikasikan ke dalam beberapa klasifikasi seperti yang diuraikan dibawah ini: 1. Peralatan
Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk
melakukan skill itu. Misal; berat-ringannya, besar-kecilnya, tinggi-rendahnya, panjang-pendeknya, peralatan yang digunakan.
2. Penataan Ruang Gerak Dalam Berlatih Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan
tugas ajar dengan cara menata ruang gerak siswa dalam berlatih. Misal memperluas atau mempersempit lapangan yang digunakan.
3. Jumlah Siswa Yang Terlibat Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan
tugas ajar dengan cara mengurangi atau menambah jumlah siswa yang terlibat dalam melakukan tugas ajar.
4. Organisasi atau Formasi Berlatih Formasi belajar juga dapat dimodifikasi agar lebih berorientasi pada curahan
waktu aktif belajar. Usahakan agar informasi formasi tidak banyak menyita waktu, namun masih tetap memperhatikan produktivitas belajar dan tingkat
perkembangan belajar siswanya. Formasi formal, kalau belum dikenal siswa, biasanya cukup banyak menyita waktu sehingga waktu aktif belajarnya
berkurang. Formasi berlatih ini sangat banyak ragamnya tergantung kreativitas guru.
Modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan, dengan tujuan agar:
1. Siswa memperoleh kepuasaan dalam mengikuti pelajaran; 2. Siswa meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi;
3. Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar. Dengan demikian seorang guru pendidikan jasmani harus mampu
menciptakan bentuk permainan yang disesuaikan bagi anak SD, dari permainan orang dewasa dengan mengingat karakteristik anak SD.
2.7 Karakteristik Siswa Sekolah Dasar