Hubungan antara Motivasi Melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk Hubungan antara Intensitas Penyuluhan Pemberantasan Sarang Nyamuk

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa dari 14 responden yang memiliki persepsi negatif tentang fogging focus, terdapat 9 responden 9.5 yang memiliki permintaan fogging focus rendah dan 5 responden 5.3 yang memiliki permintaan fogging focus tinggi. Sedangkan dari 81 responden yang memiliki persepsi positif tentang fogging focus, terdapat 27 responden 28.4 yang memiliki permintaan fogging focus rendah dan 54 responden 56.8 yang memiliki permintaan fogging focus tinggi. Hasil analisis dengan menggunakan uji Chi Square dengan taraf kepercayaan 95 diperoleh P value = 0,027 dimana itu kurang dari 0,05 0,027 0,05 berarti Ho ditolak atau dapat dikatakan ada hubungan antara persepsi tentang fogging focus dengan permintaan fogging focus. Dilihat dari hasil nilai Coefisient Contingency sebesar 0,221 yang menunjukkan bahwa hubungan tersebut rendah.

4.2.2.3 Hubungan antara Motivasi Melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk

Demam Berdarah Dengue PSN DBD dengan Permintaan Fogging Focus Pengujian motivasi responden dalam melakukan PSN DBD dengan permintaan fogging focus menggunakan uji Chi-Square. Hasil uji dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.11 Tabulasi Silang antara Motivasi Responden Melakukan PSN DBD dengan Permintaan Fogging Focus. Motivasi Melakukan PSN DBD Permintaan Fogging Focus Jumlah P value Rendah Tinggi n N N Rendah + Cukup 19 20 40 42.11 59 62.11 0.143 Tinggi 17 17.89 19 20 36 37.89 Jumlah 36 37.89 59 62.11 95 100 Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui bahwa dari 60 responden yang memiliki motivasi melakukan PSN DBD rendah dan cukup, ada 19 responden 20 yang memiliki permintaan fogging focus rendah dan 40 responden 42,11 yang memiliki permintaan fogging focus tinggi. Sedangkan dari 36 responden 37,89 yang memiliki motivasi melakukan PSN DBD tinggi, ada 17 responden 17,89 yang memiliki permintaan fogging focus rendah dan 19 responden 20 yang memiliki permintaan fogging focus tinggi. Hasil analisis dengan menggunakan uji Chi Square dengan taraf kepercayaan 95 diperoleh P value = 0,038 dimana itu kurang dari 0,05 0,143 0,05 berarti Ho diterima atau dapat dikatakan tidak ada hubungan antara motivasi melakukan PSN DBD dengan permintaan fogging focus.

4.2.2.4 Hubungan antara Intensitas Penyuluhan Pemberantasan Sarang Nyamuk

Demam Berdarah Dengue PSN DBD dengan Permintaan Fogging Focus Pengujian intensitas penyuluhan PSN DBD dengan permintaan fogging focus menggunakan uji Chi-Square. Hasil uji dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.12 Tabulasi Silang antara Intensitas Penyuluhan PSN DBD dengan Permintaan Fogging Focus. Intensitas Penyuluhan PSN DBD Permintaan Fogging Focus Jumlah P value Rendah Tinggi n n N Sedikit 18 18.95 37 38.9 55 57.85 0.223 Banyak 18 18.95 22 23.2 40 42.15 Jumlah 36 37.9 59 62.1 95 100 Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa dari 55 responden yang menyatakan intensitas penyuluhan PSN DBD sedikit, ada 18 responden 18.95 yang memiliki permintaan fogging focus rendah dan 37 responden 38.9 yang memiliki permintaan fogging focus tinggi. Sedangkan dari 40 responden yang menyatakan intensitas penyuluhan PSN DBD banyak , ada 18 responden 18.95 yang memiliki permintaan fogging focus rendah dan 22 responden 23.2 yang memiliki permintaan fogging focus tinggi. Hasil analisis dengan menggunakan uji Chi Square dengan taraf kepercayaan 95 diperoleh P value = 0,223 dimana itu lebih dari 0,05 0,223 0,05 berarti Ho diterima atau dapat dikatakan tidak ada hubungan antara intensitas penyuluhan PSN DBD dengan permintaan fogging focus. 71

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan

5.1.1 Analisis Univariat

5.1.1.1 Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian di Kelurahan Panggung, diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup baik tentang fogging focus yaitu sebanyak 56 responden dengan persentase 58,9 , sedangkan 37 responden 39 memiliki pengetahuan baik tentang fogging focus dan 2 responden 2,10 memiliki pengetahuan kurang tentang fogging focus. Menurut Soekidjo Notoatmojo 2003: 128, pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang overt behaviour. Kedalaman pengetahuan yang diperoleh seseorang terhadap suatu rangsangan diklasifikasikan berdasarkan Pengukuran enam tingkatan yaitu tahu know, memahami comprehension, aplikasi application, analisis analysis, sintesis synthesis, dan evaluasi evaluation. Pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.