Gambar 2.2 Alur Permintaan Fogging focus
2.1.6 Faktor yang Berhubungan dengan Permintaan Fogging Focus
2.1.6.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang overt behaviour.
Menurut Soekidjo Notoatmojo 2003: 128, pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yakni:
Adanya kasus DBD
Laporan kasus
masuk
Pelaksanaan fogging focus
Kelurahan
Puskesmas Melakukan PE +
PJB + Abatisasi selektif
Pemberitahu an ke
masyarakat Hasil PE
dilaporkan ke DKK
RTRW setempat
Penetapan fogging
focus oleh
DKK Jika sesuai protap
fogging focus Adanya
kasus DBD Laporan
kasus masuk
Pelaksanaan fogging focus
Kelurahan
Puskesmas Melakukan PE +
PJB + Abatisasi selektif
Pemberitahu an ke
masyarakat Hasil PE
dilaporkan ke DKK
RTRW setempat
Penetapan fogging
focus oleh
DKK Jika sesuai protap
fogging focus
1. Tahu know
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
recall terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.
2. Memahami Comprehension
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.
Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek
yang dipelajari. 3.
Aplikasi Application Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4.
Analisis Analysis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat
dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan membuat bagan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
5. Sintesis Synthesis
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan
kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi- formulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat
meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
6. Evaluasi Evaluation
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu
kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Sebelum seseorang mengadopsi perilaku berperilaku baru, ia harus tau
terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya. Orang akan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk PSN apabila ia tahu apa
tujuan dan manfaatnya bagi kesehatan atau keluarganya, dan apa bahaya-bahayanya bila tidak melakukan PSN tersebut Soekidjo Notoatmodjo,
2007: 146. Pengetahuan tentang fogging focus sangat diperlukan agar masyarakat menjadi
lebih tahu bahwa fogging focus bukan merupakan upaya penanggulangan penyakit Demam Berdarah Dengue yang efektif. Fogging focus hanya menekan
perkembangbiakan nyamuk dewasa sementara jentiknya tidak diberantas. Fogging focus
merupakan penanggulangan seperlunya sebagai upaya membatasi penularan penyakit demam berdarah dengue di rumah penderita tersangka penyakit.
2.1.6.2 Persepsi