27
2. Prosedur penerimaan piutang
Penerimaan angsuran di lakukan oleh bendahara yang didasarkan daftar angsuran piutang. Bendahara membuat kwitansi kas masuk rangkap
dua lembar sebagai bukti penerimaan kas. Lembar 1 diserahkan ke bendahara, sedangkan lembar 2 diserahkan pada bendahara kantor
bersamaan dengan penerimaan angsuran. Otorisasi kwitansi kas masuk dilakukan oleh bendahara dan ketua. Sebagai bukti pembayaran angsuran
oleh debitur,debitur juga menandatangani kwitansi tersebut.
E. Rasio perputaran piutang dan periode rata-rata penerimaan
Perputaran piutang memegang peranan penting terhadap jalannya usaha koperasi, karena lancarnya perputaran piutang dapat meningkatkan
kegiatan usaha koperasi. Pengelolahan piutang merupakan hal yang sangat penting dalam koperasi, karena piutang merupakan harta yang dimiliki
koperasi yang timbul karena penjualan kredit dan pemberian pinjaman kepada para anggotanya. Hal ini juga berarti jika penagihan piutang lancar, maka
perputaran uang juga akan lancar. K fred skousen mengemukakan bahwa “untuk menilai seberapa baik
perusahaan dalam mengelolah piutang, dapat digunakan metode perhitungan dua rasio,yaitu rasio perputaran piutang dan rata-
rata periode penerimaan “. Maka dari itu, kelancaran penerimaan piutang dapat terlihat dengan
besarnya rasio perputaran piutang dan dengan menilai rata-rata periode penerimaan piutang yang terjadi.
Universitas Sumatera Utara
28
Rasio perputaran piutang adalah mencoba menentukan berapa lama dalam satu periode perusahaan menerima atau membalikkan kembali
piutangnya. Rasio tersebut mengukur berapa lama piutang diterima dan diganti dengan piutang baru. Maka rasio perputaran piutang di KPRI Insko
dapat kita hitung Menurut K Fred Skouse sebagai berikut :
Rasio Perputaran Piutang =
Data KPRI Insko: Jumlah penjualan
: 1.295.471.100 Jumlah piutang Rata-rata : 1.705.105.654
Jadi Rasio Perputaran piutang KPRI Insko adalah : =
1.295.471.100 1.705.105.654
x 100
= 75,97 Periode akuntansi laporan keuangan adalah 4 tahun
Persentase ini menunjukkan perputaran piutang yang cukup efektif, dimana semakin tinggi perputaran piutang maka pengembalian modal dalam bentuk
kas semakin cepat karena periode rata-rata yang diperlukan untuk menumpulkan piutang lebih pendek, hal ini juga sesuai dengan pedoman
pemeringkatan koperasi. Sedangkan untuk mengukur rata-rata jumlah hari yang dibutuhkan untuk
menerima piutang dihitung dengan membagi jumlah hari dalam satu periode
Universitas Sumatera Utara
29
akuntansi, dalam hal ini 360 hari 1 tahun dengan perputaran piutang, dapat dihitung sebagai berikut :
Rata-rata periode penerimaan =
=
= 473 hari Dalam hal ini perputaran piutang menunjukkan hasil sebesar 0,76 kali dan
rata-rata periode penerimaan selama 473 hari dengan jangka waktu periode akuntansi selama 4 tahun.
Akan tetapi dalam hal kelancaran penerimaan piutang masih terdapat juga piutang macet yang tentunya menghambat penerimaan kas, namun di
KPRI Insko piutang macet yang terdapat disini tidak terlalu besar sehingga perputaran piutang tetap berjalan dengan baik, adapun piutang macet terjadi
pada jasa fotocopy koperasi ini sebesar Rp. 4.691.250 dan penjualan barang ATK sebesar Rp. 13.524.550,hal ini disebabkan karena adanya anggota
yang meminta perpajangan waktu pelunasan hutang-hutang tersebut namun hal ini dapat tertutupi dengan lancarnya penerimaan-penerimaan piutang
yang berasal dari pinjaman anggota. Namun penagihan tetap terus dilaksanakan oleh pengurus agar KPRI Insko tidak menderita kerugian.
Universitas Sumatera Utara
30
F. Pengaruh sistem pengendalian internal piutang terhadap kelancaran penerimaan kas di KPRI INSKO Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi
Sumatera Utara
Kegiatan koperasi yang memerlukan sistem pengendalian internal yang baik adalah kegiatan penjualan kredit dan pinjaman dari anggota, karena
dengan berlangsungnya kegiatan ini maka akan menimbulkan piutang bagi koperasi. Dengan semakin meningkatnya penjualan kredit dan pinjaman dari
anggota, maka perkiraan piutang dalam neraca koperasi akan semakin besar. Ini dapat mempengaruhi kelancaran penerimaan piutang pada koperasi,
karena semakin besar perkiraan piutang maka semakin besar pula bagian modal kerja yang kurang efektif dan dapat dikatakan kurang lancar.
Kolektibilitas pengembalian piuitang merupakan tahap setelah realisasi piutang diberikan dan pengembalian nilai pokok piutang. Keharusan
mengembalikan piutang merupakan ketentuan yang sudah disepakati antara kedua belah pihak, yaitu kreditur koperasi dengan debitur anggota, yang
dituangkan dalam surat perjanjian piutang. Setelah piutang dicairkan, akan terjadi beberapa kemungkinan dalam
pengembaliannya, yaitu pengembalian sesuai dengan jadwal yang telah disepakati piutang berjalan lancar, pengembalian yang menyimpang dari
jadwal yang telah disepakati namun masih dapat diharapkan akan dilunasi piutang tidak berjalan lancar, atau tidak dapat dibayar dilunasi sampai saat
jatuh tempo kredit macet.
Universitas Sumatera Utara
31
Untuk menilai kelancaran penerimaan piutang pada koperasi, dapat dilihat dari sejauh mana realisasi pengembalian piutang dibandingkan dengan
sasaranrencana pengembalian itu sendiri, yang dapat dilihat dari aspek waktu pengembalian dan aspek nilai pengembalian piutang. Aspek waktu antara lain
dapat diukur dari ketepatan waktu pengembalian piutang oleh anggota, kedisiplinan anggota dalam mematuhi jadwal pengembalian dan kebijakan-
kebijakan yang telah ditetapkan dalam mengatasi permasalahan yang timbul dalam kaitannya dengan waktu pengembalian piutang. Aspek nilai
pengembalian piutang berupa ketepatan jumlah piutang pokok yang diterima koperasi, dapat dilihat dari besarnya piutang yang diberikan dibandingkan
dengan besarnya piutang yang diterima. Maka dari itu KPRI Insko yang juga memiliki kegiatan simpan pinjam
dan beberapa penjualan kredit seperti alat tulis kantorATK dan fotocopy ini juga pastinya memerlukan sistem pengendalian internal piutang untuk
mengatasi kelancaran penerimaan kasnya, dikarenakan koperasi ini banyak melakukan kegiatan pemberian kredit. Untuk itu maka KPRI Insko memiliki
sistem pengendalian internal piutang dengan komponen-komponen sebagai berikut :
1. Lingkungan Pengendalian
2. Penilaian Resiko
3. Aktivitas Pengendalian
4. Informasi dan Komunikasi
5. Pengawasan
Universitas Sumatera Utara
32
Sistem pengendalian internal ini bertujuan agar penerimaan kas di KPRI Insko dapat berjalan lancar dan tepat waktu, sistem pengendalian
internal piutang ini berjalan dengan efektif di koperasi ini, walaupun masih terdapatnya kredit macet yang menghambat penerimaan piutang namun
dilihat dari rasio perputaran piutangnya sebesar 75,97 persentase ini menunjukkan perputaran piutang yang cukup efektif dimana semakin tinggi
perputaran maka pengembalian modal dalam bentuk kas semakin cepat karena periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang
lebih pendek, hal ini juga sesuai dengan pedoman pemeringkatan koperasi. Untuk menilai seberapa besar pengaruh sistem pengendalian internal
piutang ini terhadap kelancaran penerimaan kas harus dinilai juga dengan efektivitas pengendalian piutang , karena efektivitas pengendalian piutang
memegang peranan dalam menunjang aktivitas koperasi dalam melaksanakan kegiatan koperasi.
Efektivitas pengendalian internal piutang di KPRI insko telah tercapai tujuannya,inila kondisi tujuan pengendalian yang telah tercapai :
1. Para pengurus KPRI INSKO telah mendapatkan pemahaman akan arah
tercapainya tujuan KPRI INSKO, hal ini berarti pengurus telah mencapai tujuan dan target KPRI INSKO, termasuk juga dalam meningkatkan
kinerja para pengurus, tingkat profitabilitas dan keamanan sumber daya KPRI INSKO.
2. Dapat membuat laporan keuangan yang handal untuk dipublikasikan.
Universitas Sumatera Utara
33
3. Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh KPRI INSKO sudah
ditaati dan dipenuhi sebagaimana mestinya 4.
Kelancaran penerimaan kas dinilai dari perputaran piutangnya cukup efektif karena pengembalian modal dalam bentuk kas semakin cepat.
Dengan demikian terlihat sudah bahwa sistem pengendalian internal piutang membawah pengaruh yang positif terhadap penerimaan kas
dikarenakan rasio perputaran piutang yang cukup efektif terjadi di koperasi ini dimana pengembalian modalnya cukup cepat, dan telah di taati dan
dipenuhinya segala prosedur dan peraturan yang berlaku di KPRI INSKO yang bertujuan untuk pencapaian tujuan dan target sesuai yang di harapkan
KPRI INSKO.
G. Sistem pengendalian internal piutang pada KPRI INSKO Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara
KPRI INSKO Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara menetapkan suatu sistem pengawasan internal piutang dalam instansinya guna
memperlancar semua kegiatan organisasi serta untuk menghindari berbagai macam tindakan yang tidak wajar atau kecurangan-kecurangan. Pengawasan
dapat dilakukan secara aktif melalui pemeriksaan dan laporan. Pemeriksaan dan pelaporan pada umunya bersifat represif, yaitu apabila
suatu kecurangan telah terjadi dan diketahui, maka kejadiannya telah berlalu.
Untuk memperoleh sistem pengawasan yang bersifat preventatif, maka diperlukan suatu cara tertentu. Pengawasan yang bersifat preventatif ini adalah
seperti yang terdapat dalam ilmu akuntansi yang disebut sistem pengawasan
Universitas Sumatera Utara
34
internal. Suatu pengawasan internal yang baik diharapkan akan memperkecil kesalahan yang terjadi dalam perusahaan.
1. Prinsip-prinsip sistem pengendalian piutang di KPRI INSKO Dinas
Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut : a.
Perencanaan Organisasi yang baik. b.
Penetapan tanggung jawab perseorangan. c.
Sistem otorisasi dan prosedur akuntansi. d.
Praktek yang sehat. e.
Pengurus yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab. f.
Pengawasan oleh atasan. g.
Penciptaan situasi dan kondisi kerja yang kondusif positif.
2. Sistem pengawasan internal piutang yang diterapkan KPRI INSKO Dinas
Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut : a.
Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.
1 Manager sebagai fungsi pembukuan terpisah dengan bendahara
sebagai fungsi kredit. pemisahan kedua fungsi tersebut mengakibatkan setiap
transaksi piutang pada pemberian kredit dilaksanakan dan dicatat oleh fungsi yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga
kekayaan koperasi dan menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi. Suatu fungsi yang menggabungkan fungsi pembukuan
dengan fungsi pokok lain akan membuka kesempatan bagi pengurus untuk melakukan kecurangan.
Universitas Sumatera Utara
35
2 Bendahara tidak terpisah dengan fungsi kredit dan kasir
Bendahara sebagai fungsi kredit dan kasir dalam transaksi piutang pada pemberian kredit. Tidak adanya pemisahaan dari ke
tiga fungsi tersebut menyebabkan tidak dapat dilaksanakannya internal check dari fungsi yang berbeda. Hal ini dapat
memungkinkan terjadinya penyalahgunaan wewenang dari bendahara. Penyalahgunaaan wewenang dapat berupa pemberian
kredit untuk kepentingan pribadi dengan tidak mematuhi kewajiban sebagai pemohon kredit atau penggunaan kas untuk
kepentingan pribadi. b.
Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang pendapatan, dan
biaya Dokumen merupakan media yang digunakan untuk merekam
penggunaan wewenang untuk memberikan otorisasi terlaksananya transaksi dalam koperasi. manager melakukan pencatatan terjadinya
piutang dalam catatan akuntansi didasarkan pada dokumen yang telah diotorisasi. Otorisasi yang digunakan dalam sistem akuntansi piutang
pada pemberian kredit adalah otorisasi dari ketua terhadap kwitansi dan otorisasi dari bendahara gaji Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi
Sumatera Utara terhadap rincian gaji pemohon kredit. c.
Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
Universitas Sumatera Utara
36
1 Penggunaan dokumen yang belum benomor urut cetak
Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi piutang pada pemberian kredit KPRI INSKO adalah surat permohonan kredit,
rincian gaji,formulir, kwitansi kas masuk atau keluar. Dokumen tersebut belum bernomor urut cetak.
2 Pemeriksaan mendadak
Pemeriksaan mendadak tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak yang akan di periksa, pemberitahuan secara
mendadak ini bertujuan agar pihak-pihak yang diperiksa tidak dapat mengubah catatan-catatan yang berhubungan dengan
transaksi piutang dan dapat mengungkap kecurangan yang terjadi dan mendorong karyawan untuk melaksanakan tugasnya
sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. 3
Perputaran jabatan Perputaran jabatan di KPRI INSKO dilaksanakan setiap 2 tahun
sekali. Perputaran jabatan yang diadakan secara rutin ini dapat menjaga independensi pengurus dalam melaksanakan tugasnya,
sehingga persekongkolan diantara mereka pun dapat dihindari. Perputaran
jabatan juga
memungkinkan terbongkarnya
penyimpangan yang dilaksanakan oleh pengurus sebelumnya dan menghindarkan pengurus dari kejenuhan dari aktivitas
rutinnya.
Universitas Sumatera Utara
37
4 Secara periodik diadakan pencocokan fisik dengan catatan
akuntansi Pencocokan fisik dengan catatan akuntansi pada KPRI INSKO
dilaksanakan dua kali sebulan. Pencocokan dilaksanakan dengan mencocokan jumlah kas yang ada dengan catatan
akuntansinya.
5 Sistem pengawas internal
KPRI INSKO memiliki pengawas yang selalu memantau dan mengecek kegiatan koperasi termasuk sistem akuntansi piutang
pada pemberian kredit dan penerimaan piutang.
d. Pengurus yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya
Perekrutan pengurus pada KPRI INSKO dilakukan melalui pemilihan dalam rapat anggota. Pemilihan calon pengurus didasarkan
kepercayaan anggota koperasi terhadap calon pengurus tersebut. Latar belakang calon pengurus menjadi pertimbangan berdasarkan
pendidikan dan pengalamannya agar pengurus tersebut memiliki kualitas yang baik dan dapat melaksanakan tanggung jawabnya
e. Pengawasan yang dilakukan oleh pengawas
Pengawasan sangat diperlukan untuk mengetahui apakah suatu pelaksanaan sudah sesuai dengan perencanaan serta untuk mengetahui
Universitas Sumatera Utara
38
hambatan yang dialami sebagai dasar untuk melaksanakan perubahan ke arah yang lebih baik di masa depan. Sebagai suatu badan usaha,
koperasi juga
memerlukan pengawasan
untuk membantu
melaksanakan kebijakan yang ditetapkan demi mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efisien. Pengawasan atas
pelaksanaan program kerja yang mencakup organisasi, usaha dan keuangan serta mereview kebijakan untuk memastikan adanya upaya
yang intensif dari pengurus untuk memajukan koperasi dan kepentingan anggotanya.
Pengawasan juga meliputi pelaporan hasil pengawasan internal dengan format sebagai berikut :
1 Tiga hal penting dalam pelaporan Pelaksanaan Pengawasan
Intern a
Pelaporan b
Penyusunan Laporan c
Bertanggung Jawab Terhadap Hasil Pelaksanaan 2
Syarat-syarat pelaporan a
Isi laporan harus terperinci dan jelas. b
Harus mengandung data dan fakta serta informasi yang diperlukan.
c Isi laporan tidak boleh berbelit-belit
Universitas Sumatera Utara
39
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang dilakukan penulis pada KPRI INSKO Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara maka
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1.
Sistem pengawasan internal belum melakukan pemisahan fungsi kredit dan kasir yang dimana fungsi kredit dan kasir masih
dilakukan oleh satu bendahara. Hal ini dapat memungkinkan terjadinya
penyalahgunaan wewenang
dari bendahara.
Penyalahgunaaan wewenang dapat berupa pemberian kredit untuk kepentingan pribadi dengan tidak mematuhi kewajiban sebagai
pemohon kredit atau penggunaan kas untuk kepentingan pribadi. 2.
Prosedur-prosedur yang ditetapkan oleh KPRI Insko telah mampu dilaksanakan dengan baik oleh para pengurus KPRI insko,
sehingga efektifitas pengendalian internal terhadap piutang di Koperasi ini berjalan dengan baik.
3. Sistem otorisasi yang baik telah dilakukan di koperasi ini dimana
otorisasi pemberian kredit langsung dilakukan oleh ketua KPRI Insko sebagai pemilik wewenang dan tanggung jawab dalam hal
ini.
Universitas Sumatera Utara