Tujuan dan fungsi tersebut dirinci lebih lanjut sebagai berikut: Tujuan Sistem Pengendalian Intern atas Piutang

22

2. Tujuan dan fungsi tersebut dirinci lebih lanjut sebagai berikut:

a. Penggunaan kekayaan perusahaan hanya melalui sistem otorisasi yang telah ditetapkan: 1 Pembatasan akses langsung terhadap karyawan, 2 Pembatasan akses tidak langsung terhadap karyawan. b. Pertanggungjawaban kekayaan perusahaan yang dicatat dibandingkan dengan kekayaan yang sesungguhnya ada: 1 Pembandingan secara periodik antara catatan akuntansi dengan kekayaan yang sesungguhnya ada, 2 Rekonsiliasi antara catatan akuntansi yang diselenggarakan, c. Pelaksanaan transaksi melalui sistem otorisasi yang telah ditetapkan: 1 Pemberian otorisasi oleh pejabat yang berwenang, 2 Pelaksanaan transaksi sesuai dengan otorisasi yang diberikan oleh pejabat yang berwenang. d. Pencatatan transaksi yang terjadi dalam catatan akuntansi: 1 Pencatatan semua transaksi yang terjadi, 2 Transaksi yang dicatat adalah benar-benar terjadi, 3 Transaksi dicatat dalam jumlah yang benar, 4 Transaksi dicatat dalam periode akuntansi yang seharusnya, 5 Transaksi dicatat dengan penggolongan yang seharusnya, 6 Transaksi dicatat dan diringkas dengan teliti. Universitas Sumatera Utara 23

3. Tujuan Sistem Pengendalian Intern atas Piutang

Pemberian piutang dimaksudkan untuk meningkatkan volume penjualan bagi sebuah perusahaan. Diharapkan dengan meningkatnya volume pejualan, maka sebuah perusahaan dapat memperoleh keuntungan. Namun ada beberapa resiko atas keberadaan piutang itu sendiri yang dapat merugikan perusahaan. Oleh karena itu perlu adanya pengendalian terhadap piutang tersebut. Untuk mengendalikan piutang, sebuah perusahaan perlu menetapkan kebijakan kreditnya. Kebijakan ini kemudian berfungsi sebagai standar. Apabila kemudian dalam pelaksanaan penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak dilakukan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, maka perusahaan perlu melakukan perbaikan. Adapun tujuan melakukan pengendalian intern piutang adalah sebagai berikut : a. Meyakini kebenaran jumlah piutang yang ada yang benar-benar menjadi hak milik perusahaan, b.Meyakini bahwa piutang yang ada dapat ditagih collectable, c. Ditaatinya kebijakan-kebijakan mengenai piutang, d.Piutang aman dari penyelewengan. C. Tujuan dan Fungsi Pengendalian Internal Piutang di KPRI Insko Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara 1. Tujuan Lima tujuan pengendalian internal atas transaksi yaitu: Universitas Sumatera Utara 24 a Otoritas wewenang b Pencatatan c Perlindungan d Rekonsiliasi verifikasi e Penilaian Efektifnya pengendalian internal apabila ketiga kategori tujuan KPRI dapat dicapai, yaitu dengan kondisi : Pengelola KPRI mendapat pemahaman akan arah pencapain tujuan KPRI, dengan, meliputi pencapaian tujuan atau target KPRI, termasuk juga kinerja, tingkat profitabilitas, dan keamanan sumberdaya KPRI. Laporan Keuangan yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya. Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh KPRI sudah ditaati dan dipatuhi dengan semestinya 2. Fungsi a Melindungi harta kekayaan perusahaan. b Pemeliharaan kecermatan dan ketelitian data akuntasi, informasi keuangan serta laporan-laporan. c Menanamkan dan meningkatkan efisiensi dalam operasi. d Mendorong dipatuhinya peraturan kebijakan manajemen yang telah ditetapkan untuk memenuhi tujuan di atas terdapat beberapa elemen Universitas Sumatera Utara 25 yang merupakan ciri-ciri pokok dari suatu sistem pengendalian intern D. Prosedur pemberian kredit dan penerimaan piutang di KPRI Insko Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara Adapun prosedur-prosedur yang berlaku mengenai pemberian kredit dan penerimaan piutang di KPRI Insko Dinas koperasi dan UMKM provinsi sumatera utara adalah sebagai berikut : 1. Prosedur pemberian kredit a. Permohonan dari anggota : Prosedur permohonan kredit dimulai dengan kedatangan pemohon kredit ke KPRI Insko yang ditemui oleh bendahara. Pemohon kredit kemudian mengisi surat permohonan kredit,kecuali rincian gaji karena yang berhak mengisinya adalah bendahara gaji kantor Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara. b. Verifikasi permohonan Di bagian ini maka calon pemohon kredit akan melakukan verifikasi dulu untuk ditetapkan sebagai calon pemohon kredit, verifikasi yang dilakukan adalah mengisi formulir yang di berikan oleh pengurus , dan pengurus memeriksa perlengkapan berkas calon pemohon kredit yang harus sesuai dengan persyaratan. c. Penetapan calon pemohon kredit Setelah calon pemohon kredit melakukan verifikasi, di tahap inilah calon pemohon kredit ditetapkan sebagai calon pemohon Universitas Sumatera Utara 26 kredit yang sah oleh pengurus karena telah melengkapi persyaratan kelengkapan berkas. d. Persetujuan dari pengurus Keputusan pemberian kredit didasarkan pada rincian gaji pemohon kredit yang dimintakan bendahara ke bendahara kantor. Jika pemohon kredit dapat membayar angsuran kredit, maka pemberian kredit akan disetujui. e. Realisasi pinjaman Prosedur realisasi pencairan kredit dilakukan oleh bendahara. Otoritas kwitansi kas keluar dilakukan oleh bendahara dan ketua. Sebagai bukti atas pemberian kredit oleh koperasi, debitur juga menandatangani kwitansi tersebut. Bendahara melakukan perhitungan pemberian kredit. Penghitungan pemberian kredit dilakukan dengan cara mengurangi jumlah pinjaman yang diberikan dengan sisa pinjaman sebelumnya dan potongan-potongan yang harus di bayar oleh debitur. Potongan-potongan itu adalah simpanan wajib kredit dan dana resiko kredit. Setelah perhitungan dilakukan , bendahara membuat kwitansi kas keluar rangkap dua lembar, lembar 1 diserahkan untuk bendahara sedangkan lembar 2 untuk debitur bersamaan dengan penyerahan uang. Surat permohonan kredit dan rincian gaji di arsip oleh bendahara. Universitas Sumatera Utara 27 2. Prosedur penerimaan piutang Penerimaan angsuran di lakukan oleh bendahara yang didasarkan daftar angsuran piutang. Bendahara membuat kwitansi kas masuk rangkap dua lembar sebagai bukti penerimaan kas. Lembar 1 diserahkan ke bendahara, sedangkan lembar 2 diserahkan pada bendahara kantor bersamaan dengan penerimaan angsuran. Otorisasi kwitansi kas masuk dilakukan oleh bendahara dan ketua. Sebagai bukti pembayaran angsuran oleh debitur,debitur juga menandatangani kwitansi tersebut.

E. Rasio perputaran piutang dan periode rata-rata penerimaan