Sistem Pengendalian Internal Piutang Pada KPRI INSKO Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG PADA KPRI INSKO DINAS KOPERASI DAN UMKM

PROVINSI SUMATERA UTARA

OLEH :

FERRY SATIANDRA P D 122102050

PROGRAM STUDI DIII AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

(3)

(4)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Waramatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadiran allah SWT yang telah memberikan kesehatan,rahmat dan hidayahnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. dan shalawat beserta salam penulis berikan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Sehingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini, sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara yang berjudul “Sistem Pengendalian Internal Piutang Pada KPRI INSKO Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara

Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat di dalam tugas akhir ini baik dalam segi materi maupun dari segi tata bahasa, meskipun demikian besar harapan penulis agar kiranya tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi akademis,penulis dan perusahaan yang membutuhkan. Penulisan tugas akhir ini berhasil atas dukungan berbagai pihak yang sangat berperan penting dan membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan tugas akhir ini,maka sehubungan dengan hal tersebut maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimah kasih kepada :

1. Bapak, Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(5)

2. Bapak, Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA. selaku Ketua Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

3. Bapak, Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak. selaku Sekretaris Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak, Drs. Rasdianto, M.Si, Ak. selaku Dosen Pembimbing Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

5. Kepada bapak parluhutan dalimunthe, SE selaku ketua KPRI INSKO Dinas Koperasi dan UMKM atas ketersediaannya memberikan informasi yang di perlukan dan membantu penulis dalam melakukan riset hingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

6. Teristimewa untuk orang selalu Penulis cintai, sayangi, dan hormati Ayahanda parluhutan dalimunthe,SE dan Latifa hanum siagian,SE, yang telah mendoakan dan memberikan semangat kepada Penulis.

7. Untuk kedua adik penulis Feby May Anggraini dan Fera Septiani Putri atas setiap motivasi,doa serta kasih sayangnya kepada penulis.

8. Liza dwi anggita yang selalu memberikan semangat,dorongan dan doa kepada penulis.

9. Dan sahabat-sahabatku di fakultas ekonomi khususnya angkatan 2012.

10. Teman-teman seperjuangan doni,faisal,agung,edy yang telah bersama-sama berjuang dalam menyelesaikan tugas akhir ini.


(6)

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan pengetahuan dan waktu, maka dengan kerendahan hati penulis menerima saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan Tugas Akhir ini.Semoga Allah selalu memberikan hidayah dan pertolongan – Nya kepada kita semua. Dan penulis mengharapkan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat dalam pengembangan pendidikan.

Medan, Juni 2015 Penulis

FERRY SATIANDRA P D NIM : 122102050


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN... viii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian... 4

1. Tujuan Penelitian... .. 4

2. Manfaat Penelitian... . 5

D. Rencana Penulisan... 5

1. Jadwal Survei / Observasi... 5

2. Rencana Isi... 6

BAB II : KOPERASI KPRI INSKO DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SUMATERA UTARA... 9

A. Sejarah Ringkas... 9

B. Struktur Organisasi ... 10

C. Job Description ... 12


(8)

F . Rencana Usaha ... 16

BAB III : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG PADA KPRI INSKO DINAS KOPERASI DAN UMKM

PROVINSI SUMATERA UTARA... 18

A.Pengertian Piutang dan Pengendalian Internal... 18 B. Tujuan dan Fungsi Pengendalian Internal Piutang... 21 C.Tujuan dan Fungsi Sistem Pengendalian Internal Piutang

pada KPRI INSKO Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi

Sumatera Utara... 23 D.Prosedur Pemberian Kredit dan Penerimaan Piutang

pada KPRI INSKO Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi

Sumatera Utara... 25 E. Rasio Perputaran Piutang dan Rata-Rata Periode Penerimaan

pada KPRI INSKO Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi

Sumatera Utara... 27 F. Pengaruh Sistem Pengendalian Internal Piutang Terhadap

Kelancaran Penerimaan Kas pada KPRI INSKO Dinas

Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara... 29 G. Sistem Pengendalian Internal Piutang pada KPRI INSKO

Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara ... 33

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN ... 39


(9)

B. Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 41


(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


(11)

Daftar Lampiran

No Judul Halaman


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Sampai saat ini kondisi perekonomian di indonesia belum sepenuhnya pulih.Pemerintah telah bertekad untuk melakukan langkah dan kebijaksanaan strategis, agar perekonomian nasional dapat semakin tumbuh dan berkembang secara wajar dan proporsional.Komitmen tersebut dilakukan dengan memprioritaskan pemberdayaan koperasi, pengusaha kecil dan menengah. Pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk mengembangkan usaha melalui wadah koperasi. Sebagai wadah pengembangan usaha, koperasi di harapkan dapat meningkatkan kesejahteraan anggota dan sekaligus menumbuhkan semangat kehidupan demokrasi ekonomi dalam masyarakat.

Usaha koperasi disusun oleh anggota dan untuk anggota. Pimpinan dalam koperasi di sebut pengurus yang dipilih oleh anggota dalam masa jabatan tertentu. Dikatakan bahwa koperasi tumbuh dari golongan lemah, bersatu guna memenuhi kebutuhan bersama. Usaha kopersi lebih banyak bersifat sosial menolong anggota dengan cara mencari untung sebesar-besarnya,karena tujuan utama koperasi ini didirikan adalah untuk mensejahterakan anggotanya. Tetapi sekarang motif koperasi ini mulai bergeser dari usaha yang mementingkan sosial belaka ke koperasi sebagai unit ekonomi yang harus memperhitungkan rugi dan laba. Koperasi sebagai salah unit usaha harus bisa mencari laba, tanpa laba maka


(13)

koperasi tidak akan pernah maju, karena tidak akan ada gairah anggota apabila koperasinya selalu menderita kerugian.

Penjualan kredit dan kegiatan simpan pinjam merupakan beberapa aktivitas pokok dalam koperasi dan salah satu sumber bagi koperasi untuk mendapatkan profit yang memadai, sehingga penerimaan piutang merupakan sumber bagi tersedianya modal kerja dan merupakan unsur yang paling penting dalam pengoperasian koperasi. Sehingga, kelancaran penerimaan piutang sangat penting dan sangat mempengaruhi kegiatan usaha suatu koperasi. Apabila pengelola kurang baik, maka koperasi akan mengalami kesulitan dalam menjalankan usahanya. Oleh karena itu koperasi membutuhkan penanganan yang lebih baik terhadap piutang.

Koperasi yang jumlah penjualan kreditnya dan kegiatan pinjaman anggotanya harus mampu mengendalikan piutangnya dengan baik, karena resiko yang terkandung didalamnya cukup besar yaitu kemungkinan tidak tertagihnya piutang tepat pada waktunya ataupun tidak tepatnya jumlah dalam penerimaan piutang, sehingga koperasi dapat menderita kerugian. Dengan semakin luasnya kegiatan aktivitas piutang, maka menimbulkan banyak permasalahan yang dihadapi managemen, oleh karena itu di perlukan suatu alat atau cara khusus untuk mengawasi aktivitas piutang pada koperasi, yaitu sistem pengendalian internal piutang. Dengan adanya sistem pengendalian internal yang baik terhadap piutang, maka akan mempengaruhi sistem kelancaran penerimaan piutang pada koperasi.


(14)

Pengendalian yang baik dapat menekan sekecil mungkin atau menghindari terjadinya masalah-masalah tersebut sehingga bila terjadi hal demikian dapat diketahui dan di atasi dengan tepat.

Salah satu koperasi yang didalamnya terdapat kegiatan penjualan kredit dan juga terdapat kegiatan simpan pinjam yang dapat menimbulkan piutang adalah KPRI Insko Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara,pada KPRI Insko terdapat 3 kegiatan usaha yaitu, unit simpan pinjam,unit pertokoan dan unit fotocopy,masalah yang terjadi pada KPRI Insko adalah terjadinya rangkap tugas,piutang macet dan beberapa unsur sistem pengendalian internal piutang yang masih mengalami kelemahan. Hal ini terjadi karena KPRI Insko memiliki pengurus yang terbatas dan mengakibatkan adanya rangkap tugas,menerima pertimbangan penambahan jangka waktu pembayaran dari anggota,dimana anggota dapat menambah jangka waktu pelunasan pinjaman mereka, kurang memperbaharui dan memperketat sistem pengendalian internal piutangnya.

Untuk mengatasi masalah tersebut maka sistem pengendalian internal khususnya mengenai piutang dapat di jalankan dengan baik dalam koperasi ini. Karena jika tidak demikian maka aktivitas dalam koperasi ini akan menurun dan semakin lama akan mengalami kebangkrutan.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk meninjau permasalahan mengenai sistem pengendalian internal piutang. Untuk itu penulis melakukan penelitian atas sistem pengendalian internal piutang pada Koperasi


(15)

Pegawai Republik Indonesia INSKO(KPRI INSKO). Berdasarkan permasalahan

diatas maka penulis tertarik untuk menuangkannya dalam judul “ Sistem Pengendalian Internal Piutang Pada KPRI Insko Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara

B.Rumusan masalah

Berdasarkan masalah di atas maka perumusan masalah yang dikemukakan pada penulisan tugas akhir ini adalah :

Setiap perusahaan dalam mencapai tujuan selalu menghadapi berbagai masalah. Untuk itu di perlukan adanya pengawasan atau pengendalian yang memadai sehingga perusahaan dapat memperkecil seminimal mungkin penyalahgunaan dari prosedur yang telah ditetapkan. Sesuai dengan judul yang ditetapkan dalam penulisan tugas akhir ini, maka dapat dirumuskan

masalah yang akan di teliti adalah “Apakah Sistem Pengawasan Internal piutang yang terapkan di KPRI Insko Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara sudah berjalan dengan baik dan efektif “.

C.Tujuan penelitian dan Manfaat penelitian

1. Tujuan Penelitian

a) Untuk mengetahui sejauh mana KPRI Insko menerapkan sistem pengendalian internal piutang.


(16)

b) Untuk memahami lebih jauh lagi teori yang di dapat dalam perkuliahan dengan melihat penerapan yang dilaksanakan di KPRI Insko Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara

c) Untuk menunjukkan berapa besar pengaruh sistem pengendalian internal piutang terhadap pemberian dan kelancaran penerimaan kas.

d) Untuk mengetahui tindakan-tindakan apa yang di ambil koperasi apabila terjadi permasalahan piutang dalam operasi koperasi.

2. Manfaat penelitian

a) Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang sistem pengendalian internal piutang yang mungkin akan berguna apabila peneliti menemukan permasalahan yang berhubungan dengan permasalahan tersebut diatas.

b) Bagi instansi akademik di fakultas ekonomi usu dapat memberikan manfaat dalam mengembangkan wawasan yang dihasilkan untuk instansi akademik.

c) Bagi KPRI Insko Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara agar dapat mempertahankan atau meningkatkan pengendalian internal piutang khususnya pada pemberian dan kelancaran penerimaan piutang.


(17)

d) Bagi peneliti selanjutnya,Untuk menjadi bahan referensi bagi peneliti lainnya yang ingin meneliti mengenai sistem pengendalian internal piutang di periode yang akan datang.

D. Rencana Penulisan

1. Jadwal Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di KPRI Insko Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara jl.Gatot Subroto No.218 medan.

Tabel 1.1

Jadwal Penelitian dan Penyusunan Tugas Akhir

NO KEGIATAN

APRIL/MEI 2015

I II III IV 1 Pengesahan Tugas Akhir

2 Pengajuan Judul 3 Permohonan Izin Riset

4 Pengajuan Dosen Pembimbing 5 Pengumpulan Data

6 Penyusunan Tugas Akhir 7 Bimbingan Tugas Akhir 8 Penyelesaian Tugas Akhir


(18)

2. Rencana Isi

Untuk mempermudah dalam penulisan skripsi minor ini, penulis membuat rencana isi dalam empat bab, yang masing-masing bab terdiri dari sub-sub bab yang sesuai dengan kebutuhan penulis. Secara garis besar pokok pembahasannya adalah sebagai berikut

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, rencana penulisan yang mencakup jadwal penelitian dan rencana isi.

BAB II : KPRI INSKO DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SUMATERA UTARA

Pada bab ini meliputi sejarah ringkas instansi, struktur organisasi , job description, jaringan usaha, kinerja terkini dan rencana usaha KPRI Insko Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara

BAB III : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL

PIUTANG PADA KPRI INSKO DINAS

KOPERASI DAN UMKM PROVINSI

SUMATERA UTARA

Pada bab ini penulis mencoba menguraikan mengenai Tujuan dan Fungsi Pengendalian Internal Piutang


(19)

,Prosedur Pemberian kredit dan Penerimaan Piutang,Rasio Perputaran Piutang dan Rata-Rata Periode Penerimaan piutang,Pengaruh Sistem Pengendalian Internal Piutang Terhadap Kelancaran Penerimaan Kas,Sistem Pengendalian Internal Piutang yang di terapkan di KPRI Insko Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis mencoba mengambil kesimpulan dan memberikan saran-saran yang bertitik tolak dari pengumpulan data dan pembahasan yang dilakukan dimana diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi KPRI Insko Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara.


(20)

BAB II

KOPERASI KPRI INSKO DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SUMATERA UTARA

A. Sejarah Ringkas

Koperasi pegawai republik indonesia INSKO dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Sumatera berdiri pada tahun 1964 pada Instansi Inspektorat Koperasi yang sekarang bernama Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara. Terbentuknya koperasi ini diprakarsai oleh Raja Tindil Manik yang merupakan Kepala Inspektorat Koperasi pada masa itu.

Latar belakang berdirinya koperasi ini adalah keinginan dari para pegawai negeri di lingkungan Inspektorat Koperasi untuk meningkatkan kesejahteraan anggota sekaligus sebagai pegawai di lingkungan Inspektorat Koperasi. Selain itu sebagai instansi yang membina koperasi di sumatera utara, Inspektorat Koperasi memiliki tanggung jawab untuk membangun ekonomi rakyat yang berbentuk Koperasi. Disamping itu juga adanya pemikiran bahwa sudah sewajarnya kantor pemerintah yang membina koperasi di Sumatera Utara memiliki koperasi sendiri bagi para pegawainya.

Pada tanggal 20 April 1995 Badan Hukumnya telah diubah yaitu dengan nomor : 10/PAD/KWK.2/IV/95, dengan Klasifikasi A. Koperasi ini merupakan koperasi simpan pinjam dan berkedudukan di Jln. Jend. Gatot


(21)

Subroto No.218 Km.5,5 Medan. Anggota koperasi ini adalah pegawai negeri di lingkungan Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara.

Koperasi Pegawai Republik Indonesia INSKO sebagai badan usaha memiliki beberapa unit usaha perdagangan dan jasa. Bidang usaha tersebut melayani anggota maupun non anggota, antara lain sebagai berikut :

1. Usaha simpan pinjam 2. Usaha pertokoan 3. Usaha rekanan

B. Stuktur Organisasi

Organisasi merupakan wadah bagi sekelompok orang yang bekerja dalam usaha untuk mencapai tujuan tertentu. Struktur organisasi mempunyai peran yang sangat penting dalam memperlancar jalannya operasi atau kegiatan usaha. Untuk menjalankan suatu operasi atau kegiatan usaha diperlukan personil atau individu yang memegang jabatan tertentu dimana masing-masing personil diberikan tugas, wewenang, dan tanggung jawab sesuai dengan jabatannya. Struktur organisasi merupakan gambaran sistematis tengtang hubungan kerja dari orang-orang yang menggerakkan organisasi pada koperasi dalam usaha mencapai tujuan. Bentuk dan struktur organisasi Koperasi Pegawai Negeri INSKO dan UMKM Provinsi Sumatera Utara seperti disajikan pada gambar


(22)

Gambar

STRUKTUR ORGANISASI

Koperasi Pegawai Negeri INSKO dan UMKM Provinsi Sumatera Utara

Sumber : Koperasi Pegawai Negeri INSKO dan UMKM Provinsi Sumatera Utara

RAPAT ANGGOTA

DEWAN PENASEHAT

DEWAN PENGURUS

KETUA SEKRETARIS BENDAHARA

BADAN PENGAWAS

MANAJER

UNIT USAHA SIMPAN

PINJAM

UNIT USAHA KECIL UNIT USAHA

REKANAN/ ATK UNIT USAHA

PERTOKOAN

KARYAWAN KARYAWAN

KARYAWAN KARYAWAN


(23)

C. Job Desription

Berikut ini akan disajikan uraian tugas pada Koperasi Pegawai Negeri INSKO Kantor Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah Provinsi Sumatera Utara terdiri dari :

1. Rapat Anggota

Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi didalam koperasi, dimana setiap anggota mempunyai hak untuk menghadirinya. Rapat anggota yang diadakan sekurang-kurangnya satu kali setahun. Pengambilan suara dilakukan secara tertulis apabila hal ini dikehendaki oleh sekurang-kurangnya 5 (lima) orang anggota yang berhak suara di dalam rapat. Jikalau tidak, maka diambil dengan cara mengangkat tangan dan anggota yang tidak hadir tidak dapat mewakili suaranya kepada orang lain.

2. Dewan Penasehat

Pengangkatan dan pembubaran dewan penasehat disampaikan kepada yang bersangkutan dengan sepucuk surat pengangkatan yang ditandatangani oleh ketua dan sekretaris pengurus koperasi. Dewan penasehat tidak menerima gaji, akan tetapi dapat diberi uang jasa, yang disetujui oleh rapat anggota. Dewan penasehat memberi saran atau anjuran pada pengurus koperasi, baik diminta maupun tidak.

3. Ketua

Ketua bertugas memimpin Rapat-rapat Anggota dan Rapat Pengurus, menandatangani surat-surat berharga dan surat-surat lainnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan keuangan, menjalankan


(24)

tugas-tugas lainnya yang lazim dikerjakan oleh seorang ketua, atau yang dibebankan kepadanya oleh keputusan pengurus tanpa menyimpang dari ketentuan dalam Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga Koperasi.

4. Sekretaris

Bertugas untuk membuat serta memelihara berita acara yang asli dan lengkap dari Rapat-rapat Pengurus. Sekretaris bertanggungjawab atas pemberitahuan kepada para anggota sebelum rapat diadakan, sesuai dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga. Sekretaris menjalankan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan keputusan pengurus dengan tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga.

5. Bendahara

Tugasnya adalah mengurus pembukuan keuangan,membuat laporan keuangan triwulan dan tahunan,mengusahakan tambahan modal untuk koperasi,,mengurus administrasi keuangan,membuat dan mengkoordinasikan potongan gaji,bertindak sebagai kasir,memberikan kredit pinjaman

6. Badan Pemeriksa

Koperasi berkewajiban untuk mengadakan pemeriksaan atas dirinya sendiri. Pemeriksaan itu dilakukan oleh suatu badan pemeriksa yang terdiri atas tiga orang anggota koperasi yang tidak termasuk golongan pengurusan dan dipilih oleh Rapat Anggota untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun. Adapun fungsi dan tugas Badan Pemeriksa antara lain :


(25)

a. Melakukan pemeriksaan langsung secara bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan. b. Melakukan pemantauan pada setiap kegiatan pelayanan sesuai

dengan aturan dan jadwal yang telah direncanakan.

c. Mengkoordinasikan setiap jadwa pengawasan kepada ketua Dewan pimpinan.

d. Menginventarisasi temuan-temuan atas pengawasan dan menjabarkannya sebagai dasar pemberian saran kepada dewan pimpinan.

7. Manajer

Koperasi dalam memperlancar kegiatan operasional dalam suatu organisasi perlu satu orang manajer untuk mewujudkan suatu tujuan yang ditetapkan organisasi. Pada dasarnya peranan manajer adalah mengarahkan koperasi kearah pencapaian tujuan dan sasarannya. Pada umumnya organisasi didirikan berdasarkan tujuan, dan para manajer bertugas untuk menggunakan serta menggabungkan semua sumber-sumber daya koperasi untuk mencapai tujuan. Manajemen menjalankan koperasi kearah pencapaian tujuan dengan menegaskan berbagai kegiatan yang harus dilakukan oleh para anggota koperasi.

8. Karyawan Koperasi

Karyawan atau pegawai adalah orang yang diangkat atau dipilih oleh Pengurus Koperasi untuk sebagai tenaga kerja pada koperasi.


(26)

9. Anggota

Anggota koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa koperasi. Sebagai pemilik dan pengguna jasa koperasi, anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan koperasi. Setiap anggota mempunyai kewajiban dan hak yang sama terhadap koperasi sebagaimana dalam Anggaran Dasar.

D. Jaringan Usaha

KPRI Insko Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara bergerak di bidang usaha mikro kecil dan menengah yang melakukan penjualan barang dan penjualan jasa, penjualan jasa yang dilakukan oleh koperasi ini adalah unit simpan pinjam,dan koperasi ini juga bertujuan untuk mengsejahterakan seluruh anggota yang tergabung di dalamnya. Adapun jaringan usaha dalam KPRI Insko Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara adalah :

1. Mengadakan Pendidikan dan Pelatihan.

2. Menyelenggarakan Unit Usaha Fotocopy dan ATK.

3. Mengadakan Pinjaman ke BNI untuk di salurkan ke anggota. 4. Menyelenggarakan Unit Simpan Pinjam bagi anggota. 5. Mengadakan Penagihan Piutang Macet secara Intensif.

6. Menggabungkan Unit Usaha Simpan Pinjam PUK, KCK kepada Unit Usaha Simpan Pinjam Biasa.

E. Kinerja Terkini

Kinerja terkini dari KPRI Insko Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut :


(27)

1. Dinilai dari rasio : Rentabilitas menunjukkan rendahnya pencapaian SHU oleh KPRI Insko bila dibandingkan dengan suku bunga Bank.

a. Rasio likuiditas menunjukkan bahwa KPRI cukup likuid, Dimana setiap Rp 1 hutang di jamin oleh 5 harta lancar.

b. Rasio solvabilitas menunjukkan asset KPRI Insko yang bersumber dari Hutang adalah sebesar 9%

2. Meningkatkan kesejahteraan anggota dengan memberikan THR dan Natal serta memberikan Dana Sosial Kepada anggota/keluarga anggota

3. Meningkatkan kualitas maupun kuantitas anggota yang aktif dan tidak aktif dilakukan dengan melakukan seleksi anggota.

F. Rencana Kegiatan

Dalam tahun buku 2015 rencana kerja KPRI Insko akan tetap mengacu pada UU No 25 Tahun 1992. Untuk rencana kegiatan tahun buku 2015 KPRI Insko adalah sebagai berikut :

1. Bidang Kelembagaan

Dalam rangka untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas anggota yang aktif dan tidak aktif akan dilakukan seleksi keanggotaan.

Keadaan keanggotaan KPRI Insko per 31 desember 2014. Tergambar sebagai berikut :


(28)

b. Anggota tidak aktif sebanyak : 16 orang

Jumlah : 127 orang

2. Bidang Usaha

a. Unit Toko JL.Gatot Subroto b. Unit Toko Helvetia

c. Unit Usaha Resto

d. Unit Usaha Simpan Pinjam

3. Bidang Permodalan

a. Simpanan wajib anggota tetap dikenakan sebesar RP. 100.000 per bulan.

b. Simpanan pokok anggota baru tetap dikenakan RP. 500.000 dan rencana peminjaman ke bank BNI dibatalkan karena di cannelling kena bunga 1,5% per bulan.

4. Kesehatan Anggota

a. Tunjangan THR/Natal b. Dana Sosial


(29)

BAB III

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG PADA KPRI INSKO DINAS KOPERASI DAN UMKM PROVINSI SUMATERA UTARA

A. Pengertian piutang dan pendendalian internal

1. piutang

Piutang merupakan harta perusahaan atau koperasi yang timbul karena terjadinya transaksi penjualan secara kredit atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Menurut Rusdi Akbar (2004:199) menyatakan bahwa pengertian piutang meliputi semua hak atau klaim perusahaan pada organisasi lain untuk menerima sejumlah kas, barang, atau jasa di masa yang akan datang sebagai akibat kejadian pada masa yang lalu.

Menurut warren reeve dan fess (2005:404) menyatakan bahwa

yang dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut : “piutang meliputi

semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk

individu, perusahaan atau organisasi lainnya”. Menurut Mohammad

Muslich (2003:109) mengemukakan yang dimaksud dengan piutang

adalah sebagai berikut : “ piutang terjadi karena penjualan barang dan jasa

tersebut dilakukan secara kredit yang umumnya dilakukan untuk

memperbesar penjualan”.

Sedangkan menurut M.Munandar (2006:77) yang dimaksud


(30)

perusahaan kepada pihak lain yang nantinya akan dimintakan pembayarannya bilamana telah sampai jatuh tempo”. Dari beberapa defenisi yang telah diungkapkan diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan piutang adalah semua tuntutan atau tagihan kepada pihak lain dalam bentuk uang atau barang yang timbul dari adanya penjualan secara kredit.

Piutang merupakan aktiva lancar yang diharapkan dapat dikonversi piutang pada umumnya timbul dari hasil usaha pokok perusahaan, namun selain itu, piutang pada umumnya timbul dari adanya usaha dari luar kegiatan pokok perusahaan.jenis-jenis piutang adalah sebagai berikut :

a. Piutang dagang (usaha) piutang dagang atau piutang usaha menunjukkan piutang yang timbul dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan perusahaan. Biasanya piutang dagang akan dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun sehingga dikelompokkan dalam aktiva lancar. Yang termasuk dalam piutang ini hanyalah tagihan-tagihan yang akan dilunasi dengan uang. Oleh karena itu pengiriman barang untuk dititipkan tidak dicatat sebagai piutang sampai saat dimana barang-barang tadi sudah dijual.

b. Piutang bukan dagang,piutang bukan dagang adalah piutang yang timbul bukan dari penjualan barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan. Piutang bukan dagang akan dilaporkan dalam kelompok aktiva lancar apabila akan dilunasi dalam jangka waktu kurang dari


(31)

satu tahun atau dalam siklus usaha yang normal akan dikelompokkan dalam aktiva lain-lain.

c. Piutang penghasilan penggunaan dasar waktu (accrual basis) dalam akuntansi mengakibatkan adanya pengakuan terhadap penghasilan yang masih akan diterima. Penghasilan seperti ini diperoleh atas dasar waktu sehingga pada akhir periode dihitung berapa jumlah yang sudah menjadi pendapatan dan jumlah tersebut dicatat sebagai piutang penghasilan. Akan diterima uangnya dalam waktu yang relatif pendek sehingga dimasukkan dalam kelompok aktiva lancar

2. Pengertian pengendalian internal

Pengendalian internal merupakan kegiatan yang sangat penting sekali dalam pencapaian tujuan usaha. Demikian pula dunia usaha mempunyai perhatian yang makin meningkat terhadap pengendalian

intern. Sawyers (2005 : 58) mendefinisikan pengendalian internal “ suatu

proses yang dipengaruhi oleh aktivitas dewan komisaris, manajemen atau pegawai lainnya yang didesain untuk memberikan keyakinan yang wajar tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : a. Kehandalan pelaporan keuangan, b. efektivitas dan efisensi operasi, c. kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yg berlaku.

Menurut mulyadi (2001 : 167) “sistem pengendalian internal

meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang di kordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan


(32)

kehandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong

dipatuhinya kebijakan managemen”. Sistem pengendalian internal pada

hakekatnya adalah suatu mekanisme yang di desain untuk menjaga (preventif), mendeteksi (detectif), dan memberikan mekanisme pembetulan

(corectif) terhadap potensi terjadinya kesalahan

(kekeliruan,kesalahan,error) maupun penyalagunaan (kecurangan,fraud)

B. Tujuan dan Fungsi pengendalian internal piutang 1. Tujuan dan fungsi pengendalian internal piutang

Alasan perusahaan untuk menerapkan sistem pengendalian intern adalah untuk membantu pimpinan agar perusahaan dapat mencapai tujuan dengan efisien. Tujuan pengendalian intern adalah untuk memberikan keyakinan memadai dalam pencapaian tiga golongan tujuan: keandalan informasi keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, efektifitas dan efisiensi operasi.Menurut Mulyadi tujuan pengendalian intern akuntansi adalah sebagai berikut:

a. Menjaga kekayaan perusahaan:

1) Penggunaan kekayaan perusahaan hanya melalui sistem otorisasi yang telah diterapkan,

2) Pertanggungjawaban kekayaan perusahaan yang dicatat dibandingkan dengan kekayaan yang sesungguhnya ada.

b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi:

1) Pelaksanaan transaksi melalui sistem otorisasi yang telah ditetapkan. 2) Pencatatan transaksi yang telah terjadi dalam catatan akuntansi.


(33)

2. Tujuan dan fungsi tersebut dirinci lebih lanjut sebagai berikut:

a. Penggunaan kekayaan perusahaan hanya melalui sistem otorisasi yang telah ditetapkan:

1) Pembatasan akses langsung terhadap karyawan, 2) Pembatasan akses tidak langsung terhadap karyawan.

b. Pertanggungjawaban kekayaan perusahaan yang dicatat dibandingkan dengan kekayaan yang sesungguhnya ada:

1) Pembandingan secara periodik antara catatan akuntansi dengan kekayaan yang sesungguhnya ada,

2) Rekonsiliasi antara catatan akuntansi yang diselenggarakan, c. Pelaksanaan transaksi melalui sistem otorisasi yang telah ditetapkan:

1) Pemberian otorisasi oleh pejabat yang berwenang,

2) Pelaksanaan transaksi sesuai dengan otorisasi yang diberikan oleh pejabat yang berwenang.

d. Pencatatan transaksi yang terjadi dalam catatan akuntansi: 1) Pencatatan semua transaksi yang terjadi,

2) Transaksi yang dicatat adalah benar-benar terjadi, 3) Transaksi dicatat dalam jumlah yang benar,

4) Transaksi dicatat dalam periode akuntansi yang seharusnya, 5) Transaksi dicatat dengan penggolongan yang seharusnya, 6) Transaksi dicatat dan diringkas dengan teliti.


(34)

3. Tujuan Sistem Pengendalian Intern atas Piutang

Pemberian piutang dimaksudkan untuk meningkatkan volume penjualan bagi sebuah perusahaan. Diharapkan dengan meningkatnya volume pejualan, maka sebuah perusahaan dapat memperoleh keuntungan. Namun ada beberapa resiko atas keberadaan piutang itu sendiri yang dapat merugikan perusahaan. Oleh karena itu perlu adanya pengendalian terhadap piutang tersebut.

Untuk mengendalikan piutang, sebuah perusahaan perlu menetapkan kebijakan kreditnya. Kebijakan ini kemudian berfungsi sebagai standar. Apabila kemudian dalam pelaksanaan penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak dilakukan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, maka perusahaan perlu melakukan perbaikan.

Adapun tujuan melakukan pengendalian intern piutang adalah sebagai berikut :

a.Meyakini kebenaran jumlah piutang yang ada yang benar-benar menjadi hak milik perusahaan,

b.Meyakini bahwa piutang yang ada dapat ditagih (collectable), c.Ditaatinya kebijakan-kebijakan mengenai piutang,

d.Piutang aman dari penyelewengan.

C. Tujuan dan Fungsi Pengendalian Internal Piutang di KPRI Insko Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara

1. Tujuan


(35)

a) Otoritas (wewenang) b) Pencatatan

c) Perlindungan

d) Rekonsiliasi (verifikasi) e) Penilaian

Efektifnya pengendalian internal apabila ketiga kategori tujuan KPRI dapat dicapai, yaitu dengan kondisi :

Pengelola KPRI mendapat pemahaman akan arah pencapain tujuan KPRI, dengan, meliputi pencapaian tujuan atau target KPRI, termasuk juga kinerja, tingkat profitabilitas, dan keamanan sumberdaya KPRI.

Laporan Keuangan yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya.

Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh KPRI sudah ditaati dan dipatuhi dengan semestinya

2. Fungsi

a) Melindungi harta kekayaan perusahaan.

b) Pemeliharaan kecermatan dan ketelitian data akuntasi, informasi keuangan serta laporan-laporan.

c) Menanamkan dan meningkatkan efisiensi dalam operasi.

d) Mendorong dipatuhinya peraturan kebijakan manajemen yang telah ditetapkan untuk memenuhi tujuan di atas terdapat beberapa elemen


(36)

yang merupakan ciri-ciri pokok dari suatu sistem pengendalian intern

D. Prosedur pemberian kredit dan penerimaan piutang di KPRI Insko Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara

Adapun prosedur-prosedur yang berlaku mengenai pemberian kredit dan penerimaan piutang di KPRI Insko Dinas koperasi dan UMKM provinsi sumatera utara adalah sebagai berikut :

1. Prosedur pemberian kredit a. Permohonan dari anggota :

Prosedur permohonan kredit dimulai dengan kedatangan pemohon kredit ke KPRI Insko yang ditemui oleh bendahara. Pemohon kredit kemudian mengisi surat permohonan kredit,kecuali rincian gaji karena yang berhak mengisinya adalah bendahara gaji kantor Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara.

b. Verifikasi permohonan

Di bagian ini maka calon pemohon kredit akan melakukan verifikasi dulu untuk ditetapkan sebagai calon pemohon kredit, verifikasi yang dilakukan adalah mengisi formulir yang di berikan oleh pengurus , dan pengurus memeriksa perlengkapan berkas calon pemohon kredit yang harus sesuai dengan persyaratan.

c. Penetapan calon pemohon kredit

Setelah calon pemohon kredit melakukan verifikasi, di tahap inilah calon pemohon kredit ditetapkan sebagai calon pemohon


(37)

kredit yang sah oleh pengurus karena telah melengkapi persyaratan kelengkapan berkas.

d. Persetujuan dari pengurus

Keputusan pemberian kredit didasarkan pada rincian gaji pemohon kredit yang dimintakan bendahara ke bendahara kantor. Jika pemohon kredit dapat membayar angsuran kredit, maka pemberian kredit akan disetujui.

e. Realisasi pinjaman

Prosedur realisasi pencairan kredit dilakukan oleh bendahara. Otoritas kwitansi kas keluar dilakukan oleh bendahara dan ketua. Sebagai bukti atas pemberian kredit oleh koperasi, debitur juga menandatangani kwitansi tersebut. Bendahara melakukan perhitungan pemberian kredit. Penghitungan pemberian kredit dilakukan dengan cara mengurangi jumlah pinjaman yang diberikan dengan sisa pinjaman sebelumnya dan potongan-potongan yang harus di bayar oleh debitur. Potongan-potongan itu adalah simpanan wajib kredit dan dana resiko kredit. Setelah perhitungan dilakukan , bendahara membuat kwitansi kas keluar rangkap dua lembar, lembar 1 diserahkan untuk bendahara sedangkan lembar 2 untuk debitur bersamaan dengan penyerahan uang. Surat permohonan kredit dan rincian gaji di arsip oleh bendahara.


(38)

2. Prosedur penerimaan piutang

Penerimaan angsuran di lakukan oleh bendahara yang didasarkan daftar angsuran piutang. Bendahara membuat kwitansi kas masuk rangkap dua lembar sebagai bukti penerimaan kas. Lembar 1 diserahkan ke bendahara, sedangkan lembar 2 diserahkan pada bendahara kantor bersamaan dengan penerimaan angsuran. Otorisasi kwitansi kas masuk dilakukan oleh bendahara dan ketua. Sebagai bukti pembayaran angsuran oleh debitur,debitur juga menandatangani kwitansi tersebut.

E. Rasio perputaran piutang dan periode rata-rata penerimaan

Perputaran piutang memegang peranan penting terhadap jalannya usaha koperasi, karena lancarnya perputaran piutang dapat meningkatkan kegiatan usaha koperasi. Pengelolahan piutang merupakan hal yang sangat penting dalam koperasi, karena piutang merupakan harta yang dimiliki koperasi yang timbul karena penjualan kredit dan pemberian pinjaman kepada para anggotanya. Hal ini juga berarti jika penagihan piutang lancar, maka perputaran uang juga akan lancar.

K fred skousen mengemukakan bahwa “untuk menilai seberapa baik

perusahaan dalam mengelolah piutang, dapat digunakan metode perhitungan dua rasio,yaitu rasio perputaran piutang dan rata-rata periode penerimaan “. Maka dari itu, kelancaran penerimaan piutang dapat terlihat dengan besarnya rasio perputaran piutang dan dengan menilai rata-rata periode penerimaan piutang yang terjadi.


(39)

Rasio perputaran piutang adalah mencoba menentukan berapa lama dalam satu periode perusahaan menerima atau membalikkan kembali piutangnya. Rasio tersebut mengukur berapa lama piutang diterima dan diganti dengan piutang baru. Maka rasio perputaran piutang di KPRI Insko dapat kita hitung Menurut K Fred Skouse sebagai berikut :

Rasio Perputaran Piutang =

Data KPRI Insko:

Jumlah penjualan : 1.295.471.100 Jumlah piutang Rata-rata : 1.705.105.654

Jadi Rasio Perputaran piutang KPRI Insko adalah : = 1.295.471.100

1.705.105.654

x 100

= 75,97 %

Periode akuntansi laporan keuangan adalah 4 tahun

Persentase ini menunjukkan perputaran piutang yang cukup efektif, dimana semakin tinggi perputaran piutang maka pengembalian modal dalam bentuk kas semakin cepat karena periode rata-rata yang diperlukan untuk

menumpulkan piutang lebih pendek, hal ini juga sesuai dengan pedoman pemeringkatan koperasi.

Sedangkan untuk mengukur rata-rata jumlah hari yang dibutuhkan untuk menerima piutang dihitung dengan membagi jumlah hari dalam satu periode


(40)

akuntansi, dalam hal ini 360 hari (1 tahun) dengan perputaran piutang, dapat dihitung sebagai berikut :

Rata-rata periode penerimaan =

=

= 473 hari

Dalam hal ini perputaran piutang menunjukkan hasil sebesar 0,76 kali dan rata-rata periode penerimaan selama 473 hari dengan jangka waktu periode akuntansi selama 4 tahun.

Akan tetapi dalam hal kelancaran penerimaan piutang masih terdapat juga piutang macet yang tentunya menghambat penerimaan kas, namun di KPRI Insko piutang macet yang terdapat disini tidak terlalu besar sehingga perputaran piutang tetap berjalan dengan baik, adapun piutang macet terjadi pada jasa fotocopy koperasi ini sebesar Rp. 4.691.250 dan penjualan barang ATK sebesar Rp. 13.524.550,hal ini disebabkan karena adanya anggota yang meminta perpajangan waktu pelunasan hutang-hutang tersebut namun hal ini dapat tertutupi dengan lancarnya penerimaan-penerimaan piutang yang berasal dari pinjaman anggota. Namun penagihan tetap terus dilaksanakan oleh pengurus agar KPRI Insko tidak menderita kerugian.


(41)

F. Pengaruh sistem pengendalian internal piutang terhadap kelancaran penerimaan kas di KPRI INSKO Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara

Kegiatan koperasi yang memerlukan sistem pengendalian internal yang baik adalah kegiatan penjualan kredit dan pinjaman dari anggota, karena dengan berlangsungnya kegiatan ini maka akan menimbulkan piutang bagi koperasi. Dengan semakin meningkatnya penjualan kredit dan pinjaman dari anggota, maka perkiraan piutang dalam neraca koperasi akan semakin besar. Ini dapat mempengaruhi kelancaran penerimaan piutang pada koperasi, karena semakin besar perkiraan piutang maka semakin besar pula bagian modal kerja yang kurang efektif dan dapat dikatakan kurang lancar.

Kolektibilitas / pengembalian piuitang merupakan tahap setelah realisasi piutang diberikan dan pengembalian nilai pokok piutang. Keharusan mengembalikan piutang merupakan ketentuan yang sudah disepakati antara kedua belah pihak, yaitu kreditur (koperasi) dengan debitur (anggota), yang dituangkan dalam surat perjanjian piutang.

Setelah piutang dicairkan, akan terjadi beberapa kemungkinan dalam pengembaliannya, yaitu pengembalian sesuai dengan jadwal yang telah disepakati (piutang berjalan lancar), pengembalian yang menyimpang dari jadwal yang telah disepakati namun masih dapat diharapkan akan dilunasi (piutang tidak berjalan lancar), atau tidak dapat dibayar / dilunasi sampai saat jatuh tempo (kredit macet).


(42)

Untuk menilai kelancaran penerimaan piutang pada koperasi, dapat dilihat dari sejauh mana realisasi pengembalian piutang dibandingkan dengan sasaran/rencana pengembalian itu sendiri, yang dapat dilihat dari aspek waktu pengembalian dan aspek nilai pengembalian piutang. Aspek waktu antara lain dapat diukur dari ketepatan waktu pengembalian piutang oleh anggota, kedisiplinan anggota dalam mematuhi jadwal pengembalian dan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan dalam mengatasi permasalahan yang timbul dalam kaitannya dengan waktu pengembalian piutang. Aspek nilai pengembalian piutang berupa ketepatan jumlah piutang pokok yang diterima koperasi, dapat dilihat dari besarnya piutang yang diberikan dibandingkan dengan besarnya piutang yang diterima.

Maka dari itu KPRI Insko yang juga memiliki kegiatan simpan pinjam dan beberapa penjualan kredit seperti alat tulis kantor(ATK) dan fotocopy ini juga pastinya memerlukan sistem pengendalian internal piutang untuk mengatasi kelancaran penerimaan kasnya, dikarenakan koperasi ini banyak melakukan kegiatan pemberian kredit. Untuk itu maka KPRI Insko memiliki sistem pengendalian internal piutang dengan komponen-komponen sebagai berikut :

1. Lingkungan Pengendalian 2. Penilaian Resiko

3. Aktivitas Pengendalian 4. Informasi dan Komunikasi 5. Pengawasan


(43)

Sistem pengendalian internal ini bertujuan agar penerimaan kas di KPRI Insko dapat berjalan lancar dan tepat waktu, sistem pengendalian internal piutang ini berjalan dengan efektif di koperasi ini, walaupun masih terdapatnya kredit macet yang menghambat penerimaan piutang namun dilihat dari rasio perputaran piutangnya sebesar 75,97 persentase ini menunjukkan perputaran piutang yang cukup efektif dimana semakin tinggi perputaran maka pengembalian modal dalam bentuk kas semakin cepat karena periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang

lebih pendek, hal ini juga sesuai dengan pedoman pemeringkatan koperasi.

Untuk menilai seberapa besar pengaruh sistem pengendalian internal piutang ini terhadap kelancaran penerimaan kas harus dinilai juga dengan efektivitas pengendalian piutang , karena efektivitas pengendalian piutang memegang peranan dalam menunjang aktivitas koperasi dalam melaksanakan kegiatan koperasi.

Efektivitas pengendalian internal piutang di KPRI insko telah tercapai tujuannya,inila kondisi tujuan pengendalian yang telah tercapai :

1. Para pengurus KPRI INSKO telah mendapatkan pemahaman akan arah

tercapainya tujuan KPRI INSKO, hal ini berarti pengurus telah mencapai tujuan dan target KPRI INSKO, termasuk juga dalam meningkatkan kinerja para pengurus, tingkat profitabilitas dan keamanan sumber daya KPRI INSKO.


(44)

3. Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh KPRI INSKO sudah

ditaati dan dipenuhi sebagaimana mestinya

4. Kelancaran penerimaan kas dinilai dari perputaran piutangnya cukup

efektif karena pengembalian modal dalam bentuk kas semakin cepat. Dengan demikian terlihat sudah bahwa sistem pengendalian internal piutang membawah pengaruh yang positif terhadap penerimaan kas dikarenakan rasio perputaran piutang yang cukup efektif terjadi di koperasi ini dimana pengembalian modalnya cukup cepat, dan telah di taati dan dipenuhinya segala prosedur dan peraturan yang berlaku di KPRI INSKO yang bertujuan untuk pencapaian tujuan dan target sesuai yang di harapkan KPRI INSKO.

G. Sistem pengendalian internal piutang pada KPRI INSKO Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara

KPRI INSKO Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara menetapkan suatu sistem pengawasan internal piutang dalam instansinya guna memperlancar semua kegiatan organisasi serta untuk menghindari berbagai macam tindakan yang tidak wajar atau kecurangan-kecurangan. Pengawasan dapat dilakukan secara aktif melalui pemeriksaan dan laporan.

Pemeriksaan dan pelaporan pada umunya bersifat represif, yaitu apabila suatu kecurangan telah terjadi dan diketahui, maka kejadiannya telah berlalu. Untuk memperoleh sistem pengawasan yang bersifat preventatif, maka diperlukan suatu cara tertentu. Pengawasan yang bersifat preventatif ini adalah seperti yang terdapat dalam ilmu akuntansi yang disebut sistem pengawasan


(45)

internal. Suatu pengawasan internal yang baik diharapkan akan memperkecil kesalahan yang terjadi dalam perusahaan.

1. Prinsip-prinsip sistem pengendalian piutang di KPRI INSKO Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan Organisasi yang baik. b. Penetapan tanggung jawab perseorangan. c. Sistem otorisasi dan prosedur akuntansi. d. Praktek yang sehat.

e. Pengurus yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab. f. Pengawasan oleh atasan.

g. Penciptaan situasi dan kondisi kerja yang kondusif / positif.

2. Sistem pengawasan internal piutang yang diterapkan KPRI INSKO Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut :

a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.

1) Manager sebagai fungsi pembukuan terpisah dengan bendahara sebagai fungsi kredit.

pemisahan kedua fungsi tersebut mengakibatkan setiap transaksi piutang pada pemberian kredit dilaksanakan dan dicatat oleh fungsi yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kekayaan koperasi dan menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi. Suatu fungsi yang menggabungkan fungsi pembukuan dengan fungsi pokok lain akan membuka kesempatan bagi pengurus untuk melakukan kecurangan.


(46)

2) Bendahara tidak terpisah dengan fungsi kredit dan kasir

Bendahara sebagai fungsi kredit dan kasir dalam transaksi piutang pada pemberian kredit. Tidak adanya pemisahaan dari ke tiga fungsi tersebut menyebabkan tidak dapat dilaksanakannya internal check dari fungsi yang berbeda. Hal ini dapat memungkinkan terjadinya penyalahgunaan wewenang dari bendahara. Penyalahgunaaan wewenang dapat berupa pemberian kredit untuk kepentingan pribadi dengan tidak mematuhi kewajiban sebagai pemohon kredit atau penggunaan kas untuk kepentingan pribadi.

b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang pendapatan, dan biaya

Dokumen merupakan media yang digunakan untuk merekam penggunaan wewenang untuk memberikan otorisasi terlaksananya transaksi dalam koperasi. manager melakukan pencatatan terjadinya piutang dalam catatan akuntansi didasarkan pada dokumen yang telah diotorisasi. Otorisasi yang digunakan dalam sistem akuntansi piutang pada pemberian kredit adalah otorisasi dari ketua terhadap kwitansi dan otorisasi dari bendahara gaji Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara terhadap rincian gaji pemohon kredit.

c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.


(47)

1) Penggunaan dokumen yang belum benomor urut cetak

Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi piutang pada pemberian kredit KPRI INSKO adalah surat permohonan kredit, rincian gaji,formulir, kwitansi kas masuk atau keluar. Dokumen tersebut belum bernomor urut cetak.

2) Pemeriksaan mendadak

Pemeriksaan mendadak tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak yang akan di periksa, pemberitahuan secara mendadak ini bertujuan agar pihak-pihak yang diperiksa tidak dapat mengubah catatan-catatan yang berhubungan dengan transaksi piutang dan dapat mengungkap kecurangan yang terjadi dan mendorong karyawan untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

3) Perputaran jabatan

Perputaran jabatan di KPRI INSKO dilaksanakan setiap 2 tahun sekali. Perputaran jabatan yang diadakan secara rutin ini dapat menjaga independensi pengurus dalam melaksanakan tugasnya, sehingga persekongkolan diantara mereka pun dapat dihindari. Perputaran jabatan juga memungkinkan terbongkarnya penyimpangan yang dilaksanakan oleh pengurus sebelumnya dan menghindarkan pengurus dari kejenuhan dari aktivitas rutinnya.


(48)

4) Secara periodik diadakan pencocokan fisik dengan catatan akuntansi

Pencocokan fisik dengan catatan akuntansi pada KPRI INSKO dilaksanakan dua kali sebulan. Pencocokan dilaksanakan dengan mencocokan jumlah kas yang ada dengan catatan akuntansinya.

5) Sistem pengawas internal

KPRI INSKO memiliki pengawas yang selalu memantau dan mengecek kegiatan koperasi termasuk sistem akuntansi piutang pada pemberian kredit dan penerimaan piutang.

d. Pengurus yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya

Perekrutan pengurus pada KPRI INSKO dilakukan melalui pemilihan dalam rapat anggota. Pemilihan calon pengurus didasarkan kepercayaan anggota koperasi terhadap calon pengurus tersebut. Latar belakang calon pengurus menjadi pertimbangan berdasarkan pendidikan dan pengalamannya agar pengurus tersebut memiliki kualitas yang baik dan dapat melaksanakan tanggung jawabnya

e. Pengawasan yang dilakukan oleh pengawas

Pengawasan sangat diperlukan untuk mengetahui apakah suatu pelaksanaan sudah sesuai dengan perencanaan serta untuk mengetahui


(49)

hambatan yang dialami sebagai dasar untuk melaksanakan perubahan ke arah yang lebih baik di masa depan. Sebagai suatu badan usaha, koperasi juga memerlukan pengawasan untuk membantu melaksanakan kebijakan yang ditetapkan demi mencapai tujuan yang telah direncanakan secara efektif dan efisien. Pengawasan atas pelaksanaan program kerja yang mencakup organisasi, usaha dan keuangan serta mereview kebijakan untuk memastikan adanya upaya yang intensif dari pengurus untuk memajukan koperasi dan kepentingan anggotanya.

Pengawasan juga meliputi pelaporan hasil pengawasan internal dengan format sebagai berikut :

1) Tiga hal penting dalam pelaporan Pelaksanaan Pengawasan Intern

a) Pelaporan

b) Penyusunan Laporan

c) Bertanggung Jawab Terhadap Hasil Pelaksanaan 2) Syarat-syarat pelaporan

a) Isi laporan harus terperinci dan jelas.

b) Harus mengandung data dan fakta serta informasi yang

diperlukan.


(50)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang dilakukan penulis pada KPRI INSKO Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem pengawasan internal belum melakukan pemisahan fungsi

kredit dan kasir yang dimana fungsi kredit dan kasir masih dilakukan oleh satu bendahara. Hal ini dapat memungkinkan terjadinya penyalahgunaan wewenang dari bendahara. Penyalahgunaaan wewenang dapat berupa pemberian kredit untuk kepentingan pribadi dengan tidak mematuhi kewajiban sebagai pemohon kredit atau penggunaan kas untuk kepentingan pribadi. 2. Prosedur-prosedur yang ditetapkan oleh KPRI Insko telah mampu

dilaksanakan dengan baik oleh para pengurus KPRI insko, sehingga efektifitas pengendalian internal terhadap piutang di Koperasi ini berjalan dengan baik.

3. Sistem otorisasi yang baik telah dilakukan di koperasi ini dimana otorisasi pemberian kredit langsung dilakukan oleh ketua KPRI Insko sebagai pemilik wewenang dan tanggung jawab dalam hal ini.


(51)

4. Adanya perputaran jabatan yang berfungsi untuk melakukan penyegaran dilingkungan pengurus agar dapat lebih baik lagi dalam meningkatkan kinerja KPRI Insko

5. KPRI Insko juga melakukan pemilihan pengurus lebih mementingkan mutu dan tanggung jawab yang dimiliki pengurusnya lewat rapat anggota, hal ini bertujuan agar pengurus dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan baik.

6. Kelancaran penerimaan kas di KPRI Insko juga berjalan dengan baik walaupun masih terdapat piutang macet di koperasi ini tetapi tidak terlalu mempengaruhi kelancaran penerimaan kas yang dinilai dari rasio perputaran piutang di koperasi ini.

7. Dokumen yang digunakan dikoperasi ini belum bernomor urut cetak sehingga dokumen tidak dapat dipertanggung jawabkan oleh pihak yang berwenang, menyulitkan pengawasan dokumen yang hilang dan memperlambat waktu mencari kembali dokumen apabila di perlukan.

8. Adanya pengawasan yang baik tanpa pemberitahuan terlebih dahulu yang berfungsi agar tidak ada perubahan pencacatan transaksi-transaksi dan dapat membuktikan ada atau tidak penyimpangan yang terjadi di KPRI Insko.


(52)

B. Saran

Berdasarkan penelitian dan analisa penulis yang telah dilakukan di KPRI Insko Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara penulis memiliki beberapa saran sebagai berikut :

1. Sebaiknya perlu dilakukan pemisahan fungsi kredit dan kasir di

koperasi ini agar tidak terjadi penyelewengan wewenang untuk kepentingan pribadi dan keuntungan pribadi.

2. Sebaiknya dilakukan koordinasi yang baik antar pengurus agar

dapat mengatasi piutang macet yang terdapat di koperasi ini.

3. Sebaiknya dilakukan penomor urutan dokumen karena dokumen

yang tidak bernomor urut cetak dalam sistem akuntansi piutang menyebabkan penggunaan dokumen tidak dapat

dipertanggungjawabkan oleh pihak yang berwenang.penggunaan dokumen bernomor urut cetak sangat dibutuhkan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dari kelemahan penggunaan


(53)

DAFTAR PUSTAKA

http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_pe_032737_chapter1.pdf

http://repository.widiatama.ac.id/bitstream/handle/10364/591/bab1.pdf?sequence7

Saraswati. 2012. Analisis Efektivitas Penerepan Struktur Pengendalian Intern Piutang Usaha Dalam Meminimalkan Kerugian Dan Memberikan Informasi Yang Relevan Dalam Penyajian Laporan Keuangan. Skripsi. Fakultas Ekonomi Sam Ratulangi. Manado.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Cetakan Ketiga. Edisi Ketiga. Salemba Empat. Jakarta.

Papers.gunadarma.ac.id/files/journals/2/articles/.../17611-49410-1-PB.pdf

Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba. 2001. Koperasi Teori dan Praktik. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Hartati, Bambang. 1990. Sistem Pengendalian Intern dalam Hubungannya dengan Manajemen dan Audit. Yogyakarta: penerbit BPFE.

Mutis, Thoby. 1992. Pengembangan Koperasi. Jakarta: penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Umar, Husein.2001. Riset Akuntansi. Jakarta: Penerbit Pustaka Utama. Widiyati, Ninik. 1992. Manajemen Koperasi. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Kastasapoetra, A.G.2003. Praktek Pengelolahan Koperasi. Jakarta: Rineka Cipta.


(54)

Saputri, Utami 2011. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Piutang Terhadap Kelancaran Penerimaan Piutang Pada Koperasi Karyawan Omedata(kko).

Skripsi Pendidikan ekonomi UPI.

Anthony, dkk. 1992. Sistem Pengendalian Manajemen. Jakarta : Bina Rupa Aksara.

Dewi, Yunita. 2011. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Penjualan Terhadap Efektivitas Penjualan” Studi pada PT. Agronesia Divisi Makanan dan Minuman (Bandoengsche Melk Centrale) Bandung. SkripsiUPI.


(55)

(1)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang dilakukan penulis pada KPRI INSKO Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Sistem pengawasan internal belum melakukan pemisahan fungsi kredit dan kasir yang dimana fungsi kredit dan kasir masih dilakukan oleh satu bendahara. Hal ini dapat memungkinkan terjadinya penyalahgunaan wewenang dari bendahara. Penyalahgunaaan wewenang dapat berupa pemberian kredit untuk kepentingan pribadi dengan tidak mematuhi kewajiban sebagai pemohon kredit atau penggunaan kas untuk kepentingan pribadi. 2. Prosedur-prosedur yang ditetapkan oleh KPRI Insko telah mampu

dilaksanakan dengan baik oleh para pengurus KPRI insko, sehingga efektifitas pengendalian internal terhadap piutang di Koperasi ini berjalan dengan baik.

3. Sistem otorisasi yang baik telah dilakukan di koperasi ini dimana otorisasi pemberian kredit langsung dilakukan oleh ketua KPRI Insko sebagai pemilik wewenang dan tanggung jawab dalam hal ini.


(2)

4. Adanya perputaran jabatan yang berfungsi untuk melakukan penyegaran dilingkungan pengurus agar dapat lebih baik lagi dalam meningkatkan kinerja KPRI Insko

5. KPRI Insko juga melakukan pemilihan pengurus lebih mementingkan mutu dan tanggung jawab yang dimiliki pengurusnya lewat rapat anggota, hal ini bertujuan agar pengurus dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan baik.

6. Kelancaran penerimaan kas di KPRI Insko juga berjalan dengan baik walaupun masih terdapat piutang macet di koperasi ini tetapi tidak terlalu mempengaruhi kelancaran penerimaan kas yang dinilai dari rasio perputaran piutang di koperasi ini.

7. Dokumen yang digunakan dikoperasi ini belum bernomor urut cetak sehingga dokumen tidak dapat dipertanggung jawabkan oleh pihak yang berwenang, menyulitkan pengawasan dokumen yang hilang dan memperlambat waktu mencari kembali dokumen apabila di perlukan.

8. Adanya pengawasan yang baik tanpa pemberitahuan terlebih dahulu yang berfungsi agar tidak ada perubahan pencacatan transaksi-transaksi dan dapat membuktikan ada atau tidak


(3)

B. Saran

Berdasarkan penelitian dan analisa penulis yang telah dilakukan di KPRI Insko Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sumatera Utara penulis memiliki beberapa saran sebagai berikut :

1. Sebaiknya perlu dilakukan pemisahan fungsi kredit dan kasir di koperasi ini agar tidak terjadi penyelewengan wewenang untuk kepentingan pribadi dan keuntungan pribadi.

2. Sebaiknya dilakukan koordinasi yang baik antar pengurus agar dapat mengatasi piutang macet yang terdapat di koperasi ini. 3. Sebaiknya dilakukan penomor urutan dokumen karena dokumen

yang tidak bernomor urut cetak dalam sistem akuntansi piutang menyebabkan penggunaan dokumen tidak dapat

dipertanggungjawabkan oleh pihak yang berwenang.penggunaan dokumen bernomor urut cetak sangat dibutuhkan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan dari kelemahan penggunaan


(4)

DAFTAR PUSTAKA

http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_pe_032737_chapter1.pdf

http://repository.widiatama.ac.id/bitstream/handle/10364/591/bab1.pdf?sequence7

Saraswati. 2012. Analisis Efektivitas Penerepan Struktur Pengendalian Intern Piutang Usaha Dalam Meminimalkan Kerugian Dan Memberikan Informasi Yang Relevan Dalam Penyajian Laporan Keuangan. Skripsi. Fakultas Ekonomi Sam Ratulangi. Manado.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Cetakan Ketiga. Edisi Ketiga. Salemba Empat. Jakarta.

Papers.gunadarma.ac.id/files/journals/2/articles/.../17611-49410-1-PB.pdf Sitio, Arifin dan Halomoan Tamba. 2001. Koperasi Teori dan Praktik. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Hartati, Bambang. 1990. Sistem Pengendalian Intern dalam Hubungannya dengan Manajemen dan Audit. Yogyakarta: penerbit BPFE.

Mutis, Thoby. 1992. Pengembangan Koperasi. Jakarta: penerbit PT Gramedia Widiasarana Indonesia.


(5)

Saputri, Utami 2011. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Piutang Terhadap Kelancaran Penerimaan Piutang Pada Koperasi Karyawan Omedata(kko). Skripsi Pendidikan ekonomi UPI.

Anthony, dkk. 1992. Sistem Pengendalian Manajemen. Jakarta : Bina Rupa Aksara.

Dewi, Yunita. 2011. Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Penjualan Terhadap Efektivitas Penjualan” Studi pada PT. Agronesia Divisi Makanan dan Minuman (Bandoengsche Melk Centrale) Bandung. SkripsiUPI.


(6)