Landasan Teori LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

6

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Landasan Teori

1.a. Pengertian Keterampilan Bertanya Bertanya Suhito, 1987,36 adalah rasa ingin tahu akan jawaban yang tidak belum diketahuinya. Rasa ingin tahu merupakan dorongan atau rangsangan yang efektif untuk belajar dan menantang untuk memberi jawaban. Dalam bertanya diperlukan keterampilan bertanya agar pengungkapan pertanyaan-pertanyaan secara jelas dan singkat, sesuai dengan materi yang diberikan. Keterampilan bertanya dibedakan atas keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut. Keterampilan bertanya dasar mempunyai beberapa kemampuan dasar yang perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan. Keterampilan bertanya lanjut merupakan keterampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir siswa, memperbesar partisipasi dan mendorong siswa agar berinisiatif sendiri. b. Pentingnya Keterampilan Bertanya Penggunaan keterampilan bertanya secara tepat dapat mencapai tujuan, yaitu 1. membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok bahasan; 2. memusatkan perhatian siswa terhadap suatu pokok bahasan atau konsep; 3. mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang menghambat siswa belajar; 4. memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi; 5. mendorong siswa mengemukakan pendapatnya dalam diskusi; 6. menguji dan mengukur hasil belajar siswa. 7 c. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Keterampilan Bertanya 1. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat. 2. Pemberian acuan. 3. Pemusatan pertanyaan. 4. Pemindahan giliran bertanya. 5. Penyebaran. 6. Pemberian waktu berpikir. 7. Pemberian tuntunan. d. Komponen-komponen Keterampilan Bertanya 1. Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan ingatan, pemahaman, penerapan, analisis sintesa dan evaluasi. 2. Urutan pertanyaan untuk mengembangkan tingkat kognitif dari yang sifatnya lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi dan kompleks. 3. Penggunaan pertanyaan pelacak dalam klasifikasi, memberikan alasan, kesepakatan pandangan ketepatan jawaban, yang lebih relevan, contoh dan jawaban yang lebih kompleks. 4. Mendorong terjadinya interaksi antar siswa dengan menghindarkan peranan guru sebagai penanya sentral agar siswa lebih terlibat secara pribadi dan lebih bertanggung jawab terhadap pertanyaan yang diajukan. 2. Pengertian Belajar Untuk menyelesaikan berbagai persoalan dalam pembelajaran matematika peneliti mengajak untuk memahami apa pengertian belajar itu. Belajar Abin Syamsuddin Makmun, 1996:157 adalah suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu. Perubahan itu mungkin merupakan suatu penemuan informasi atau penguasaan suatu keterampilan yang telah ada. Beberapa ciri perubahan yang merupakan perilaku belajar diantaranya a. perubahan intensional, dalam arti pengalaman atau praktik atau latihan itu dengan sengaja dan disadari, dilakukannya, bukan secara kebetulan; 8 b. perubahan itu positif, dalam arti sesuai seperti yang diharakan normatif; c. perubahan itu efektif, dalam arti membawa pengaruh dan makna tertentu bagi siswa itu, setidak-tidaknya sampai batas waktu tertentu relatif tetap dan setiap saat diperlukan dapat direproduksi serta dipergunakan. 3. Proses Belajar Mengajar PBM Pada umumnya Pendidikan berlangsung secara berencana di dalam kelas secara tatap muka face to face. Tujuan pendidikan itu akan tercapai jika prosesnya komunikatif Onong Uchjana Effendy, 1990:101. Minimal harus demikian. Jika proses belajar itu tidak komunikatif, tak mungkin tujuan pendidikan itu dapat tercapai. Komunikasi dalam bentuk diskusi dalam proses belajar mengajar berlangsung amat efektif, baik antara para pengajar dengan pelajar maupun diantara para pelajar sendiri sebab mekanismenya memungkinkan si pelajar terbiasa mengemukakan pendapat secara argumentatif dan dapat mengkaji dirinya, apakah yang telah diketahuinya itu benar atau tidak. Pentingnya komunikasi dalam bentuk diskusi pada proses belajar mengajar itu disebabkan oleh dua hal a. materi yang didiskusikan meningkatkan intelektualitas, b. komunikasi dalam diskusi bersifat intrakomunikasi dan interkomunikasi, artinya komunikasi yang terjadi pada diri seseorang, ia berkomunikasi dengan dirinya sendiri sebagai persiapan untuk melakukan interkomunikasi dengan orang lain. 4. Siklus Pembelajaran Empat Tahap Seluruh kegiatan belajar manusia mempunyai empat unsur Rahmani Astuti, 2001:103. a. Persiapan Preparation b. Penyampaian Presentation c. Pelatihan Practice d. Penampilan Hasil Performance 9 Jika keempat unsur itu semuanya ada dalam satu atau lain bentuk, pembelajaran yang sebenarnya akan berlangsung. Proses empat bagian yang sederhana ini bersifat universal dan dapat diterapkan untuk belajar apa saja, di mana saja dan kapan saja. Proses ini dapat diterapkan pada bayi yang belajar bermain dengan mainannya, anak yang belajar naik sepeda, remaja yang belajar bahasa asing, orang dewasa yang belajar menari, orang yang belajar komputer, pegawai yang belajar menjadi manajer sukses semuanya. 5. Kriteria dalam Menilai Proses Belajar Mengajar PBM Salah satu dari delapan kriteria yang bisa digunakan dalam menilai proses belajar mengajar adalah adanya interaksi guru-siswa berkenaan dengan komunikasi atau hubungan timbal balik atau hubungan dua arah antara siswa dan guru dan atau siswa dengan siswa dalam melakukan PBM Nana Sudjana 1989:61. Hal ini dapat dilihat dalam a. tanya jawab atau dialog antara guru dengan siswa atau antar siswa dengan siswa; b. bantuan guru terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar, baik secara individual maupun secara kelompok; c. dapatnya guru dan siswa tertentu dijadikan sumber belajar; d. senantiasa keberadaan guru dalam situasi belajar mengajar sebagai fasilitator belajar; e. tampilnya guru sebagai pemberi jalan keluar manakala siswa menghadapi jalan buntu dalam tugas belajarnya; f. adanya kesempatan mendapat umpan balik secara berkesinambungan dari hasil belajar yang diperoleh siswa. 10 6. Uraian Materi yang Terkait dengan Penelitian Siswa mempelajari asal terjadinya bangun datar segiempat seperti jajar genjang, belah ketupat, layang-layang dan trapesium. Contoh 1 : Jajar genjang a. Pengertian jajar genjang Bila segitiga ABC diputar setengah putaran pada O O=titik tengah AC sehingga titik A di C, titik B di D, dan titik C di A, maka segitiga ABC dengan bayangannya segitiga CDA membentuk suatu bangun yang disebut jajar genjang. b. Sifat-sifat jajar genjang O D C A B t 1. Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar. AB DC dan AD BC. 2. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar. ∠BAD = ∠BCD dan ∠ABC = ∠ ADC. 3. Jumlah sudut-sudut yang berdekatan = 180º. ∠BAD + ∠ABC = 180˚C, ∠ABC + ∠BCD = 180˚C. 4. Diagonal-diagonalnya saling membagi dua sama panjang. OB = OD dan OA = OC. c. Luas daerah jajar genjang = alas x tinggi L = a x t . O D C A B 11 d. Contoh Soal Pada Jajar Genjang di samping PQRS ∠ QPS = 70º. 1. Sebutkan dua pasang garis sejajar 2. Sebutkan empat pasang garis yang sama panjang, jika titik M perpotongan kedua diagonal 3. Berapa besar ∠ PQR, ∠ QRS, dan ∠ PSR ? Jawab : 1. Dua pasang garis sejajar yaitu : PQ RS dan PS QR 2. Empat pasang garis sama panjang yaitu : PQ = RS, PS = QR, PM = RM dan QM = SM. 3. ∠ PQR = 180º - 70º = 110º ∠ QRS = ∠ QPS = 70º ∠ PSR = ∠ PQR = 110º Contoh 2 : Belah ketupat a. Pengertian belah ketupat Bila segitiga samakaki segitiga ABC dicerminkan terhadap alas AB, maka segitiga tersebut ΔABC dengan bayangannya ΔACD membentuk suatu bangun yang disebut belah ketupat belah ketupat ABCD. b. Sifat-sifat belah ketupat D C A B x x o o o o x x O O II T D C A B M R S Q P 12 1. Semua sisinya sama panjang AB = BC = CD = DA . 2. Sisi-sisi yang berhadapan sejajar AB DC dan AD BC . 3. Diagonal-diagonalnya merupakan sumbu simetri AC dan BD . 4. Sudut-sudut yang berhadapan sama besar dan dibagi dua sama besar oleh diagonalnya ∠BAD = ∠BCD dan ∠ABC = ∠ADC. 5. Kedua diagonalnya saling membagi dua sama panjang dan saling tegak lurus TA = TC dan TB = TD, AC ┴ BD. 6. Luas daerah belah ketupat = ½ dari hasil kali panjang kedua diagonalnya L = ½ AC x BD. c. Contoh Soal Perhatikan gambar disamping kiri 1. Sebutkan sisi-sisi yang sama panjang 2. Sebutkan sumbu-sumbu simetrinya 3. Adakah ruas-ruas garis yang sama panjang? 4. Adakah sudut-sudut yang sama besar ? Sebutkan jika ada 5. Adakah garis-garis yang saling tegak lurus ? Sebutkan jika ada Jawab : 1. AB = BC = CD = DA 2. AC dan BD 3. Ada, AS = CS dan BS = DS 4. Ada, ∠ ABC = ∠ ADC ∠ BAD = ∠ BCD ∠ BAS = ∠ DAS ∠ BCS = ∠ DCS ∠ ABS = ∠ CBS ∠ ADS = ∠ CDS 5. Ada, yaitu : AC ┴ BD B D A C S 13 Contoh 3 : Layang-layang a. Pengertian layang-layang Layang-layang adalah suatu segiempat yang dibentuk dari dua segitiga sama kaki yang alasnya sama panjang dan berimpit. Gbr. 3a b. Sifat-sifat layang-layang lihat gbr no.3a 1. Mempunyai dua pasang sisi yang sama panjang BA=BC dan DA=DC. 2. Sepasang sudut yang berhadapan sama besar ∠BAD = ∠BCD . 3. Salah satu diagonalnya merupakan sumbu simetri BD = Sumbu simetri. 4. Salah satu diagonalnya membagi dua sama panjang dan tegak lurus diagonal yang lain TA = TC dan BD ┴ AC. c. Luas layang-layang = ½ dari hasil kali panjang kedua diagonalnya L = ½ x AC x BD. d. Contoh Soal Dipunyai sebuah layang-layang ABCD, ∠ABCD, ∠ACB = 60º dan AB ┴ CB, Tentukan besar sudut-sudut yang tampak pada gambar disamping C A D B D B C A O 14 Jawab : - Dari ∆ ABC, ∠ ABC = 90 º ∠ BAC = 90º - 60º = 30º ∠ DAC = ∠ BAC = 30º ∠ ACD = ∠ ACB = 60º ∠ ADC = ∠ ABC = 90º - Dari ∆ ABO ∠ AOB = 90º ∠ ABO = 90º - 30º = 60º ∠ ADO = ∠ ABO = 60º ∠ AOD = ∠ AOB = ∠ BOC = ∠ DOC = 90º - Dari ∆ BCO ∠ BCO = 60º ∠ CBO = 90º - 60º = 30º ∠ CDO = ∠ CBO = 30 ∠ DCO = ∠ BCO = 60º - ∠ BAD = 30º + 30º = 60º - ∠ BCD = 60º + 60º = 120º Contoh 4 : Trapesium a. Pengertian trapesium Traspesium adalah suatu segiempat yang mempunyai tepat satu pasang sisi yang berhadapan sejajar. Gb. 4 a b. Sifat-sifat trapesium lihat gbr no.4a 2. Sepasang sisi yang berhadapan sejajar AB DC 3. Jumlah sudut antara sisi yang sejajar = 180º ∠BAD + ∠ADC = 180 º dan ∠ ABC + ∠BCD = 180º. c. Luas daerah trapesium = ½ tinggi x jumlah sisi yang sejajar L = ½ x t AB + DC. C E D A B t 15 d. Contoh soal : Dipunyai trapesium ABCD samakaki, diagonal AC dan BD berpotongan di T, tunjukkan sisi-sisi panjang dan sudut-sudut yang sama besar Jawab : ∠ BAD = ∠ ABC, ∠ ACD = ∠ BCD ∠ T 1 = T 3 dan ∠ T 2 = ∠ T 4 sudut-sudut bertolak belakang Dari Δ ABC dan Δ BAD : ∠ BAD = ∠ ABC AB = BC AB = AB Jadi diagonal AC = BD ∠ A 1 = ∠ B 1 dan Δ ABT samakaki ∠ C 1 = ∠ D 1 Dari Δ ACD dan Δ BDC : AD = BC AC = BD CD = CD Jadi ∠ A 2 = ∠ B 2 dan ∠ C 2 = ∠ D 2 dan Δ CDT samakaki Dari Δ ADT dan Δ BCT : ∠ A 2 = ∠ B 2 AD = BC ∠ D 1 = ∠ C 1 Jadi DT = CT A B C D 1 2 3 T 1 2 1 2 1 2 1 2 4 } Δ ABC dan Δ BAD kongruen S, Sd, S } Δ ACD dan Δ BDC kongruen S, S, S } Δ ADT dan Δ BCT kongruen Sd, S, Sd 16 AT = BT ∠ A 1 = ∠ C 2 Sudut dalam bersebarangan ∠ B 1 = ∠ D 2 Sudut dalam bersebarangan oleh karena, ∠ A 1 = ∠ B 1 maka, ∠ A 1 = ∠ B 1 = ∠ C 2 = ∠ D 2 Contoh 5 : Cara menyelesaikan soal tentang luas daerah segiempat Diketahui sebuah layang-layang ABCD dengan panjang AE = 9 cm, BD = 24 cm dan CD = 20 cm. Tentukan luas layang-layang tersebut Jawab : Panjang DE = ½ x panjang BD = ½ x 24 cm = 12 cm CE 2 = CD 2 – DE 2 CE 2 = 20 2 – 12 2 CE 2 = 400 – 144 CE 2 = 256 Maka panjang CE = √ 256 = 16 cm = panjang EC + panjang AE = 16 cm + 9 cm = 25 cm Dengan demikian, luas daerah layang-layang = ½ x BD x AC = ½ x 24 x 25 x 1 cm 2 = ½ x 600 cm 2 = 300 cm 2 E D B C A 17 7. Model Pembelajaran Tutor Sebaya dalam Kelompok Kecil Pemilihan model dan metode pembelajaran secara tepat merupakan suatu hal yang sangat penting yang harus dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada para siswanya. Hisyam Zaini dalam Amin Suyitno,2002:60 metode belejar yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran tutor sebaya sebagai strategi pembelajaran akan sangat membantu siswa di dalam mengajarkan materi kepada teman- temannya. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut : a. Dipilih materi yang memungkinkan materi tersebut dapat dipelajari siswa secara mandiri. Materi pelajaran dibagi dalam sub bab materi Segmen materi. b. Para siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen, sebanyak sub-sub materi yang akan disamapaikan guru. Siswa-siswa pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor sebaya. c. Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu sub materi. Setiap kelompok dipandu oleh siswa yang pandai sebagai tutor sebaya. d. Mereka diberi waktu yang cukup untuk persiapan, baik dalam kelas maupun di luar kelas. e. Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi sesuai dengan tugas yang diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber utama. f. Setelah semua kelompok menyampaikan tugasnya secara berurutan sesuai dengan urutan sub materi, beri kesimpulan dan klarifikasi seandainya ada pemahaman siswa yang perlu diluruskan. 18

B. Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

Keefektifan Model Pembelajaran Tutor Sebaya terhadap Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Persamaan Garis Lurus Siswa Kelas VIII SMP Negeri 36 Semarang

1 16 87

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III G SMP Negeri 1 Ketanggungan Brebes pada Pokok Bahasan Operasi pada Bentuk Aljabar Melalui Model Pembelajaran Tutor Sebaya dalam Kelompok Kecil

1 38 126

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri Dukuhwaru 01 pada Pokok Bahasan Pecahan Melalui Pembentukan Pembelajaran Tutor Sebaya

0 12 127

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri Gumalar 01 Adiwerna, Tegal dalam Materi Menentukan KPK dan FPB Melalui Pembelajaran Tutor Sebaya dalam Kelompok Kelompok Belajar

0 16 58

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII A SMP Negeri 01 Dukuhwaru Kabupaten Tegal Dalam Pokok Bahasan Operasi Pada Bilangan Pecahan Melalui Model Pembelajaran Diskusi Kelompok

2 17 96

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII F SMP Negeri 01 Ketanggungan Brebes pada Pokok Bahasan Teorema Pythagoras Melalui Diskusi Dalam Kelompok Kelompok Kecil

0 21 52

UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Upaya Meningkatkan Kerjasama Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Model Pembelajaran Tutor Sebaya (PTK Pada Siswa Kelas VIII A Semester Genap SMP Negeri 1 Karangnongko Tahun Ajaran 2

0 2 13

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III G SMP Negeri 1 Ketanggungan Brebes pada Pokok Bahasan Operasi pada Bentuk Aljabar Melalui Model Pembelajaran Tutor Sebaya dalam Kelompok Kecil.

0 0 1

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri Dukuhwaru 01 pada Pokok Bahasan Pecahan Melalui Pembentukan Pembelajaran Tutor Sebaya.

0 0 1

Metode Penelitian - MENINGKATKAN HASIL BELAJAR POKOK BAHASAN FAKTORISASI SUKU ALJABAR MELALUI PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA (sahara)

0 0 8